Implementasi Patrol She Dan 5M Dengan Metode Di Pt. Denso Indonesia Sunter Plant Jakarta Utara
Implementasi Patrol She Dan 5M Dengan Metode Di Pt. Denso Indonesia Sunter Plant Jakarta Utara
Implementasi Patrol She Dan 5M Dengan Metode Di Pt. Denso Indonesia Sunter Plant Jakarta Utara
Oleh:
dengan peneliti :
Pembimbing I Pembimbing II
Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas
rahmat, rizki, berkah, karunia, kekuatan, kemudahan dan kelancaran serta kesehatan
khusus yang berjudul “Implementasi Patrol SHE dan 5M Dengan Metode Stop Six
Untuk Mencegah Kecelakaan Kerja Di PT. Denso Indonesia Sunter Plant, Jakarta
Utara”.
Laporan ini disusun sebagai tugas akhir dan syarat kelulusan di Program
Maret Surakarta.
Tersusunnya laporan ini tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Bapak Prof, Dr. H. AA. Subijanto, dr.MS., selaku Dekan FK UNS Surakarta.
2. Bapak Putu Suriyasa, dr. MS, PKK, Sp.Ok selaku Ketua Program D.III Hiperkes
laporan ini.
4. Ibu Devi Aliyani, SKM selaku Pembimbing II dalam menyelesaikan laporan ini.
8. Neisya dan Suci selaku staf SHE yang selalu memberi semangat dan dukungan.
9. Bapak, Ibu, kakak dan adik tercinta yang selalu memberikan kasih sayang,
10. Resti Setyorini, Indah Ratnasari, Ika Wahyuni, Indah Listyaningrum, Anindiya
11. Seluruh teman-teman Hiperkes dan Keselamatan Kerja angkatan 2007 UNS yang
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu terima kasih atas
Penulis menyadari dalam penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
penulis mengaharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan laporan ini. Penulis
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Penulis
Lampiran 14. Layout Setelah Penambahan Speed Trap dan Lampu Flashing
Lampiran 15. Gambar Spefikasi Zebra Cross,Stop Line,Solid Line dan Speed trap
ABSTRAK ........................................................................................................ iv
C. Tujuan ........................................................................................ 3
D. Manfaat ...................................................................................... 4
A. Hasil ............................................................................................ 26
B. Pembahasan ................................................................................ 45
A. Kesimpulan ................................................................................. 46
B. Implikasi .................................................................................... 47
C. Saran ........................................................................................... 48
actions).
(Suma’mur, 1996).
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas permasalahan yang timbul dan akan dibahas oleh
penulis adalah sebagai berikut:
1. Apakah PT. Denso Indonesia Sunter Plant Jakarta Utara telah melaksanakan
2. Untuk mengetahui bagaimana usaha yang dilakukan sebagai tindak lanjut dari
D. Manfaat Penelitian
kecelakaan kerja.
2. Dapat membantu dalam monitoring jalannya safety patrol di lapangan dari bulan
A. Tinjauan Pustaka
1. Definisi-definisi penting
a. Safety Patrol
Stop Six merupakan aktivitas atau usaha untuk mencegah kecelakaan kerja
yang berakibat luka serius/cacat/meninggal yang digolongkan menjadi “Enam Tipe
Kecelakaan”
c. Finding Patrol
Finding Patrol merupakan hasil temuan dari patrol yang direcord oleh SHE
departement dan diinformasikan kepada pihak manajemen setiap bulan pada saat
SHE Metting.
d. Non Conformance
2. Tempat Kerja
5
Peningkatan teknologi dan industrialisasi sering disertai meningkatnya
dampak lingkungan serta resiko dan bahaya ditempat kerja karena itu perlu upaya
pencegahan dan evaluasi dampak bahaya potensial dan dimana perlu dilakukan
upaya pengendalian. Menurut ketentuan Undang-undang No. 1 tahun 1970, yang
dimaksud dengan tempat kerja adalah suatu ruangan atau lapangan, baik terbuka atau
tertutup, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja melakukan pekerjaannya atau
sering dimasuki tenaga kerja untuk melakukan usaha dan terdapat sumber-sumber
bahaya.
Tempat kerja adalah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya
yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut.
Dalam penjelasan pasal 1 ayat 1 dan perumusan ini maka ruang lingkup untuk
berlakunya undang-undang ini ditentukan oleh 3 unsur, antara lain:
a. Tempat dimana dilakukan pekerjaan untuk suatu usaha.
4) Penurunan konsentrasi
5) Stres
8) Belum adanya adaptasi antara pekerja dengan mesin-mesin atau peralatan kerja
b. Lingkungan
Ruang lingkup lingkungan tidak hanya pada lingkungan fisik, tetapi juga
faktor-faktor yang berkaitan dengan penyediaan fasilitas, pengalaman manusia
sebelum dan saat bekerja, pengaturan organisasi kerja, hubungan sesama pekerja,
kondisi ekonomi dan politik yang dapat mengganggu konsentrasi (Tarwaka, 2008).
c. Bangunan, Peralatan dan Instalasi
Tingkat dan pengaruh yang ditimbulkan dari bahan dan material berbeda-
beda. Dapat berupa tingkat bahaya tinggi dapat juga rendah, pengaruhnya juga ada
yang dapat segera dilihat tetapi ada juga yang bertahun-tahun baru dapat diketahui.
Oleh karena itu maka pihak perusahaan harus tahu sifat dari bahan yang digunakan
dalam produksi sehingga dapat mengambil langkah-langkah pencegahan terhadap
terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang ditimbulkan oleh bahan
tersebut yang dapat merugikan perusahaan. Seperti untuk bahan kimia berbahaya
harus dilengkapi dengan Material Safety Data Sheet (MSDS) yang dapat diminta
pada pemasok atau produsen dengan memasukannya pada kontrak pembelian bahan
(Syukri Syahab, 1997).
Bahaya yang ditimbulakan dari bahan atau material tersebut mencakup
berbagai resiko yang sesuai dengan sifat bahan, antara lain:
1) Mudah terbakar
2) Mudah meledak
3) Menimbulkan alergi
4) Menyebabkan kanker
5) Bersifat racun
7) Radioaktif
e. Proses
Cara Kerja yang salah dapat membahayakan orang itu sendiri dan orang lain
sekitarnya. Dalam bekerja perlu dan harus memperhatikan dan menerapkan cara
kerja yang benar. Dalam rangka menghindari terjadinya kecelakaan kerja maupun
insiden di tempat kerja, maka perlu memperhatikan hal-hal seperti berikut:
1) Cara mengangkat dan mengangkut, apabila dilakukan dengan cara yang salah
2) Cara kerja yang salah mengakibatkan kecelakaan dan cidera terutama yang sering
3) Pemakaian APD yang semestinya dan dengan cara pemakaian yang benar
Bahaya yang bersifat fisik seperti ruangan yang terlalu panas, terlalu dingin,
bising, kurang penerangan, getaran yang berlebih dan radiasi.
2) Faktor Lingkungan Kimia
b. Peralatan dan metode pengujian yang memadai harus digunakan untuk menjamin
telah dipenuhinya standar keselamatan dan kesehatan kerja dari hasil inspeksi
dipelihara dan tersedia bagi manajemen, tenaga kerja dan kontraktor kerja yang
terkait.
Kondisi yang tidak aman adalah kondisi yang mengandung bahaya potensial
yang dapat mengakibatkan kecelakaan, misalnya penempatan barang/alat pekerjaan
yang tidak pada tempatnya, pakaian kerja yang tidak sesuai atau tempat kerja yang
tidak bersih dan tidak teratur.
b. Tindakan Tidak Aman
Tindakan tidak aman adalah setiap tindakan yang tidak sesuai dengan aturan
yang dibuat, sehingga dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan di tempat kerja.
Perlu perhatian dan pemantauan pada pelaksanaan hal-hal yang tidak sesuai
peraturan, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti tidak memakai
APD saat bekerja, menjalankan peralatan tanpa ijin, melepas safety device,
menggunaknn peralatan yang rusak, bersendau gurau berlebihan saat bekerja, berlari
dengan tergesa-gesa di tempat kerja, melakukan pekerjaan tidak sesuai dengan
tugasnya dan tanpa SOP, dan lain-lain.
c. Klasifikasi Bahaya
2) Bahaya Kelas B
Yaitu mengganti proses, cara kerja atau bahan yang berbahaya dengan yang
tingkat bahaya lebih rendah. Misalnya Hydrocarbon disubtitusikan dengan wather
brass, yaitu mengganti dengan bahan yang tidak mudah terbakar.
c. Engginering (Rekayasa teknis)
Adalah alat yang digunakan untuk melindungi anggota tubuh kita dari
sumber bahaya. Contoh penggunaan masker khusus diarea painting untuk
mengurangi paparan cat pada saluran napas. Penggunaan ear plug/sumbat telinga
untuk melindungi telinga dari paparan kebisingan.
8. Kebutuhan Inspeksi
e. Laporkan/Komunikasikan
f. Tentukan Penyebabnya
a. Kelayakan Peralatan/Bangunan.
Pada saat bekerja posisi karyawan pada saat bekerja harus ergonomis.
Sehingga tidak menimbulakan penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja dapat
diminimalisir.
e. Perkakas.
Tempat kerja yang baik dengan kondisi house keeping yang bagus bisa
menempatkan perkakas pada tempatnya. Apakah sudah sesuai pertauran yang
berlaku ditempat kerja tersebut apa belum. Misalnya penempatan material dan lain
sebagainya.
12. Tahapan Inspeksi
b. Standar Kerja.
B. Kerangka Pemikiran
Tempat Kerja:
Manusia
Mesin
Metode Kerja
Lingkungan
Proses Kerja
Tidak Kecelakaan
Berhasil Meningkat
Efektif
Ya
Kecelakaan Kerugian
Menurun
Zerro Accident
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu suatu metode dalam
meneliti status kelompok manusia, objek, kondisi, sistem pemikiran, maupun kelas
peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat
deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual, akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-
sifat serta hubungan antar fenoma yang diselidiki.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk memberikan
gambaran yang jelas mengenai Pelaksanaan Safety Patrol dan 5M dengan metode
stop six dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja di PT. Denso Indonesia Sunter
Plant.
B. Lokasi Penelitian
C. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja di PT.
Denso Indonesia Sunter Plant yang antar lain meliputi:
1. Safety Patrol dan 5M
dengan laporan
5. Tingkat kecelakaan.
D. Sumber Data
a. Observasi
a. Dokumen Perusahaan
1. Tahap Persiapan
Jakarta Utara.
2. Tahap Pelaksanaan
Lapangan.
3. Tahap Pengolahan
F. Analisa Data
Lingkungan)
BAB IV
A. Hasil Penelitian
ditemukan potensi bahaya dan faktor bahaya yang dapat menyebabkan terjadinya
kecelakaan kerja. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya pencegahan sedini
mungkin untuk mendeteksi potensi dan faktor bahaya yang ada dan segera
kerja.
a. Definisi
Safety Patrol dan 5M adalah inspeksi safety dan 5M patrol yang melibatkan
semua manager. Atau bisa didefinisikan kegiatan patroli terhadap pelaksanaan K3L
di semua area oleh kelas Manager up bersama dengan wakil serikat pekerja. Safety
patrol dilaksanakan dengan dua tipe yaitu daily patrol dan monthly patrol.
bertujuan untuk mencari kesalahan, akan tetapi maksud utamanya adalah untuk
menyakinkan apakah semua tata cara kerja dilaksanakan sesuai dengan norma-norma
26
Masalah ini sering terjadi terutama karena lepas dari antisipasi yang dilakukan
peralatan, salah pakai atau pemakaian yang disalahkan gunakan inspeksi ini
dioperasikan.
Untuk mengetahui adanya perubahan akibat pergantian bahan kimia lama oleh
bahan baru.
Inspeksi akan memeberikan umpan balik tentang masalah terdahulu telah diatasi.
Inspeksi merupakan kesempatan yang baik bagi manajemen untuk menilai sendiri
kemampuannya.
Hal ini akan tampak jelas terhadap karyawan akan adanya perhatian manajemen
di seluruh area perusahaan setiap akhir bulan yang waktunya ditentukan oleh
SHE Departement.
2) Pelaksaan patrol juga mencari masukan dari petugas yang berkerja di tempat
yang diperiksa.
3) Group patrol ditentukan oleh SHE Departement beserta wilayah patrolnya. Setiap
menggunakan formulir.
6) SHE Departement akan melakukan penilaian kepada setiap temuan safety dan
5M Patrol.
7) Seksi menyerahkan kembali lembar hasil patrol yang sudah diisi rencana
9) Hasil patrol akan dipakai sebagai bahan presentasi oleh SHE Departement pada
2) Summary report akan diinformasikan kepada pihak manajemen setiap bulan pada
3) Hasil patrol akan di record oleh SHE departement dan digunakan sebagai salah
e. Pengertian 5M
1) M1: Memilah-milah barang yang diperlukan dan yang tidak, lalu membuang
yang tidak diperlukan. Misalnya: memilahkan spark plug yang sudah jadi
jenis atau besarnya dan diberi tanda yang jelas. Misalnya: mengatur dan
merapikan dokumen.
sampai M4.
berikut:
PT. Denso Indonesia Sunter Plant dalam melaksanakan patrol dibagi menjadi
a) Daily Patrol
diserahkan paa departemen terkait pada area ditemukannya substandart action dan
b) Monthly Patrol
dilaksanakan setiap satu bulan sekali pada area plant yang telah ditetapkan
sebelumnya. Sebelum melakukan patrol, ditentukan thema atau focus patrol yang
dikaitkan dengan issue safety terhangat saat itu., misal terhadap potensi bahaya pada
penumpukan barang di gudang, pelaksanaan larangan masuk di area tertentu seperti
c) Pelaksana
program monthly patrol menjadi tugas dan tanggung jawab dari SHE Department.
Untuk mendapatkan hasil yang baik dan efektif, maka pihak-pihak pelaksana
(4) Kemampuan untuk dapat melakukan pengisian dan penilaian dari soal.
d) Waktu
Program Daily Patrol dilakukan setiap hari pada pukul 08.15 setelah
monthly patrol dilaksanakan tiap satu bulan sekali pada jam 15.15-15.30.
e) Pelaksanaan
Kegiatan monthly patrol dilakukan 1 kali sebulan setiap jum’at akhir bulan
pada jam 15.15 – 16.30. Sedangkan untuk daily patrol dilaksanakan setiap hari
setelah asakai dan pada jam 8.15. Sebelum melakukan monthly patrol, ditentukan
tema atau fokus patrol yang dikaitkan dengan issue safety terhangat saat itu.
larangan masuk di area tertentu seperti gudang, ruang trafo, pemakaian APD dan
lain-lain. Adapun pihak-pihak yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini, antara
lain:
2. Wakil seksi,
3. Manager,
4. Foreman,
5. Team leader.
h. Objek Inspeksi
dilaksanakan PT. Denso Indonesia Sunter Plant ditujukan pada objek yang sama.
1) Manusia
Objek yang dimaksud disini adalah personal atau orang yang melakukan
pekerjaan maupun tenaga kerjanya. Dengan dilakukan inspeksi terhadap objek ini,
dapat diketahui apakah pekerjaan atau tenaga kerja telah memenuhi ketentuan-
ketentuan persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja yang telah ditetapkan dalam
melaksanakan pekerjaannya atau tata cara kerjanya telah sesuai dengan Standart
yang berlaku dan telah ditetapkan sebelumnya oleh pihak perusahaan. Pada umunya
yang sering dijumpai adalah pelanggaran mengenai pemakaian alat pelindung diri
yang diwajibkan pada saat memasuki tempat kerja ataupun melaksanakan pekerjaan,
antara lain tidak mamakai safety belt pada waktu pekerja ketinggian, tidak memakai
Inspeksi pada objek ini bertujuan untuk memastikan bahwa kondisi dilingkungan
tempat kerja dalam kondisi yang aman dan tidak mengandung potensi bahaya yang
berupa faktor fisik, kimia, biologi, mekanik, misalnya: kondisi pelindung atau isolasi
Pemeriksaan terhadap alat pemadam api ringan (APAR), peralatan kerja lain
peralatan untuk proses perbaikan dan alat pendukung proses produksi lainnya. Hal
ini dilaksanakan untuk memastikan bahwa fasilitas tersebut selalu dalam kondisi baik
tata letak ruang, misalnya kondisi lantai bersih atau tidak, licin atau tidak. Kondisi
ruangan baik dinding maupun atap bersih atau tidak, alat kerja bantu dalam kondisi
layak pakai atau tidak dan juga mengenai kerapian, baik disemua tempat.
dilaksanakan di PT. Denso Indonesia Sunter Plant meliputi tiga tahapan yaitu:
1) Tahap Persiapan
yang akan diperiksa serta personal yang akan terlibat dan safety coordinator.
b) Setelah semua personal dan tim berkumpul ditempat yang telah ditentukan,
kerja/patrol safety.
2) Tahap Pelaksanaan
berupa potensi dan faktor bahaya yang ada ditempat kerja baik berupa
tindakan tidak aman, kondisi tidak aman, maupun tata letak ruang/house
Check Point yang harus diamati pada saat patrol harus sesuai standard yaitu sebagai
berikut:
a. Fatality
b. Physical defect
Ketika kecelakaan kerja menyebabkan hilangnya hari kerja, oleh karena korban
mengalami luka yang serius atau masuk rumah sakit, sehingga tidak bisa
melanjutkan pekerjaannya.
serius.
e. Injury Minor
Ketika luka dari kecelakaan kerja membutuhkan waktu 10 hari untuk sembuh
f. Nearmiss Acident
Adalah keadaan nyaris kecelakaan, yang tidak menimbulkan korban namun bisa
Stop six merupakan aktivitas atau usaha untuk mencegah kecelakaan kerja
Klasifikasi potensi bahaya berdasarkan tipe kecelakaan Stop Six dan Ranking,
sebagai berikut:
Tabel. 4 Rank Tipe Kecelakaan.
STOP 6
A B C D E F
Ranking Alat/Mesin Benda Menyentuh Jatuh/ Meninggal Api/Benda
Besar/Berat kendaraan Kejatuh tersengat Panas
an Listrik
A 1. Meninggal a. Seluruh Tinggi dan a. Forklift Tinggi Tegangan a. Seluruh
dunia Snggota b. Trailer anggota
Berat ≥2m >3m > 220V
2. Cacat Tubuh tubuh
Permanen. b. Lengan dan b. Lengan
3. Kehilangan c. Kaki c. kaki
20kg<2m
anggota
tubuh dan 100 kg
B 1. Luka a. Bagian Tinggi dan Towing Tinggi Tegangan a. Bgian
2. Stop tubuh Tubuh
Berat (Kereta 2-3m 110-220 V
produksi b. Lengan b. Lengan
3. Kehilangan c. Kaki ≥2m dan Pengantar c. Kaki
hari kerja
15-20 Barang)
<2m dan
50-100kg
Indonesia Sunter Plant dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu: tindakan tidak aman,
Temuan tindakan tidak aman dapat ditemukan baik pada karyawan PT. Denso
Indonesia maupun para pekerja kontraktor. Tindakan tidak aman tersebut dapat
berupa melakukan pekerjaan tidak sesuai dengan prosedur dan tata cara yang aman
atau tidak mematuhi aturan prosedur yang berlaku, misalnya tidak memakai
kacamata pelindung pada saat bekerja di laboratorium, memakai alat pelindung diri
tidak sesuai cara penggunaan yang tepat, bekerja diatas gedung tapi tidak
Temuan kondisi tidak aman ini merupakan temuan yang menyangkut kondisi
peralatan kerja maupun tempat kerja tidak aman, yang dapat menyebabkan
kecelakaan kerja. Kondisi tersebut dapat berupa mekanik maupun elektrik. Misalnya,
box pelindung atau isolasi kabel yang sudah rusak, lampu petunjuk keluar yang telah
mati, kipas angin yang telah rusak tapi masih terpasang, APAR yang terpasang sudah
Summary temuan patrol pada bulan maret pada pelaksanaan monthly patrol
pada tanggal 29 maret tahun 2010 dengan tema Keamanan Bekerja dan Safety
Tindak lanjut dari hasil temuan selama patrol yang dilaksanakan dimasukan
dalam form safety patrol yang merupakan monitoring terhadap tindakan perbaikan
dilakukan oleh safety coordinator meeting yang dilaksanakan pada awal bulan.
Stopkontak
Stopkontak sudah
41 Utility Kantin atas menggantung tidak
menempel pada dinding
permanen
Kipas angin tidak ada
Kantin Kipas angin diganti
42 Utility baling-baling dan
bawah dengan yang baru
covernya tidak ada
Sumber: PT. Denso Indonesia, 2010
B. Pembahasan
kerja yang dilakukan oleh para manager area secara rutin sebulan sekali. Tujuannya
dapat diketahui besarnya potensi bahaya dan resiko bahaya yang ada ditempat kerja.
Patrol dilaksanakan terhadap semua aspek keselamatan dan kesehatan kerja yang
(unsafe condition) dan tata letak ruang (house keeping) disemua area produksi,
kerja dilaksanakan secara teratur dan terjadwal, semua program itu dikelompokan
sesuai waktu pelaksanaan patrol dan pihak yang terlibat dalam patrol tersebut. Hal
tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. 05/
lampiran II bagian 7 yang menyatakan bahwa inspeksi tempat kerja dan cara kerja
kecelakaan. Dengan menganalisa resiko atau potensi bahaya baik dari kondisi tidak
aman (unsafe condition ) maupun tindakan tidak aman (unsafe action). Hal ini sudah
sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. 05/
berkaitan dengan tujuan serta sasaran Keselamatan dan kesehatan kerja. PT. Denso
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan metode Stop Six yang disusun oleh Safety
Seorang pelaksana atau inspektor harus menguasai dengan baik tehnik patrol,
adapun tehnik itu didapat dari pelatihan atau pendidikan. Ia juga harus
dari tempat kerja, peralatan atau instalasi yang akan diperiksa. Informasi tersebut
dapat berasal dari pemeriksaan terdahulu, hasil pemeriksaan pada objek yang hampir
tentang objek yang akan diperiksa, dapat merencanakan hal-hal penting yang perlu
diperoleh. PT. Denso Indonesia Sunter Plant sebelum melaksanakan patrol semua
tim yang terlibat dikumpulkan dalam satu ruangan untuk pembagian kelompok tim
patrol dan dilaksanakan pengarahan dan breafing mengenai area jalur yang akan
dilaksanakan patrol.
temuan yang berupa kondisi tidak aman dan tindakan tidak aman ditempat kerja yang
berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja yang dicatat dalam form Safety Patrol dan
5M.
keahlian yang cukup. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
personel yang terlibat harus mempunyai pengalaman dan keahlian yang cukup.
3. Pelaksanaan Patrol
Dalam pelaksanaan Safety Patrol terdapat tiga tahapan yaitu tahap persiapan,
dengan teratur dan terarah, persiapan yang dilakukan antara lain meliputi penyusunan
jadwal, penentuan area /lokasi tempat yang akan dilaksanakan patrol, serta
Jadwal disusun agar patrol dilaksanakan secara rutin, jadwal ini disusun oleh
Staff Health & Safety Departement. Jalur patrol ditentukan sebelumnya agar
pelaksanaan patrol dapat berjalan dengan teratur dan lebih cermat sehingga tidak ada
mengindentifikasi ada atau tidaknya potensi bahaya dan faktor bahaya ditempat kerja
tersebut, yang disebabkan karena unsafe action dan unsafe condition. Semua
4. Hasil Patrol
Hasil temuan patrol yang ditemukan dilapangan adalah berupa tindakan tidak
aman (unsafe action), kondisi tidak aman (unsafe condition) serta tata letak ruang
(house keeping). Untuk hasil temuan tindakan dan kondisi tidak aman ditulis dalam
form safety patrol. Hasil temuan patrol tersebut perlu ditindaklanjuti dengan tindakan
perbaikan sehingga potensi dan faktor bahaya yang ada dapat dikendalikan dan tidak
Hasil periksa yang ditemukan pada saat patrol diserahkan kepada staff health
and safety departement yang ikut melaksanakan patrol dan ditanda tangani oleh
pemeriksa kemudian dilaporkan kepada unit kerja terkait untuk menindaklanjuti hasil
temuan patrol tersebut. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
laporan inspeksi diajukan kepada pengurus dan P2K3 sesuai dengan kebutuhan,
dalam hal ini Health & Safety Departement. Isi laporan tersebut telah dicantumkan
tersebut. Jika statusnya telah lengkap hal ini berati temuan telah ditanda-tangani.
Tetapi jika statusnya menyatakan belum ada tindakan, Health & Safety Departement
petugas yang petugas mengisi kolom keterangan dengan menerangkan tindakan yang
Semua hasil temuan patrol yang dilaporkan kepada unit kerja terkait
dipelihara oleh bagian kerja terkait, sesuai dengan Permenaker No.05/ MEN/1996
pemantauan yang sedang berlangsung harus dipelihara dan tersedia bagi manajemen,
bahaya ditempat kerja. Health and safety akan mencatat hasil patrol dengan lengkap,
temuan-temuan patrol yang didaftar dimasukan kedalam pusat data komputer.
Departement akan menugaskan staff nya untuk memeriksa temuan tersebut. Jika
tidak ada tindakan yang diambil maka Health and Safety akan memberikan
peringatan kepada seksi terkait tentang penanganan yang belum dilaksanakan. Hasil
A. Kesimpulan
perundangan dan teori tentang inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja atau safety
1. PT. Denso Indonesia Sunter Plant telah melaksanakan safety patrol dan 5M
sebagai salah satu upaya pencegahan terhadap kecelakaan kerja, hal ini sesuai
2. PT. Denso Indonesia Sunter Plant telah membuat dan menetapkan prosedur tata
cara pelaksanaan safety patrol yang dibuat oleh SHE Departement, hal ini sesuai
secara teratur dan terjadwal. Yang meliputi daily patrol dan monthly patrol.
perbaikan.
B. Implikasi
sangat besar, baik pihak perusahaan, maupun pekerja. kecelakaan kerja ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor pekerjaan, pekerja, mesin atau peralatan dan
lingkungan kerja.
penanaman kesadaran akan pentingnya bekerja dengan benar dan selamat. Hal ini
pengawasan dalam cara kerja dan pemakaian alat pelindung diri dan standar
operasional prosedur ataupun instruksi kerja yang ada ditempat kerja. Disamping itu
perlu dilaksanakan safety patrol dan 5M. Sehingga akan bekerja dengan benar dan
selamat.
pengawasan terhadap mesin atau peralatan serta dilengkapi dengan safety device
pada masing-masing mesin dan diadakan isolasi terhadap mesin dan peralatan yang
diciptakan lingkungan kerja yang aman, rapi, dan ringkas sehingga tidak
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan mengenai pelaksanaan safety patrol di PT. Denso
Indonesia Sunter Plant maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:
disarankan oleh inspektor dari hasil temuan patrol supaya tidak menyebabkan
kecelakaan kerja.
3. Setiap karyawan baik PT. Denso Indonesia maupun kontraktor yang masuk area
kerja PT. Denso Indonesia diharuskan memakai alat pelindung diri termasuk
helmet.
DAFTAR PUSTAKA
Bird, Jr., Frank E., and Germain, Germain, George L., 1990 Practical Loss Control
Leadership. George: Institute Publishing George.
PT. Denso Indonesia, 2009. Denso Safety Standart. Jakarta: PT. Denso Indonesia.
PT. Denso Indonesia, 2009. Manual Safety Guidance. Jakarta: PT. Denso Indonesia.
Suma’mur, 2009. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Toko
Gunung Agung.
Syukri Sahab, 1997. Teknik Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta:
PT Bina Sumber Daya Manusia.