Magang Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Pt. Pamapersada Nusantara Jobsite Adaro Kalimantan Selatan
Magang Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Pt. Pamapersada Nusantara Jobsite Adaro Kalimantan Selatan
Magang Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Pt. Pamapersada Nusantara Jobsite Adaro Kalimantan Selatan
uk
Provided by Sebelas Maret Institutional Repository
LAPORAN UMUM
Oleh :
Simson Rosidi
R 0007080
i
PENGESAHAN
dengan peneliti :
Simson Rosidi
NIM R0007080
Pembimbing I Pembimbing II
Ketua Program
D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja FK UNS
ii
KATA PENGANTAR
Penulisan ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dari
penulisan yang penulis tempuh yaitu jurusan Hiperkes dan Keselamatan Kerja
Fakultas Kedokteran UNS. Sesuai pendidikan yang penulis tempuh maka penulis
Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak akan berhasil tanpa bantuan
dari semua pihak. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. A.A. Subijanto, dr. Selaku Dekan Fakultas Kedokteran
2. Bapak. Putu Suriyasa, dr, PKK, SpOK. Selaku Ketua Progam D.III
Maret Surakarta.
Pamapersada Nusantara.
iii
6. Bapak Benny Priyatna, Bapak Ridha, Bapak Riskan, Bapak Bambang Aji,
Ridwan, Bapak Robby, bapak Adi selaku jajaran staff SHE Departemen
kepada penulis.
8. Bapak Agus Siswanto, Bapak Heri, Bapak Azizi, Bapak Guruh, Bapak
Sugiyanto, Bapak Iip, Bapak Adi, Mbak Tya, Tyas, selaku jajaran staff
SHE Departermen Jobsite Adaro tempat magang kedua penulis yang telah
9. Bapak Dani Satiri, Bapak Benny, Bapak Kolonel, Bapak Sigit, Bapak Eko,
Bapak Sinyo, Winda, Pi’i, Iksan selaku jajaran staff SHE Departemen
penulis.
iv
11. “My Best Friend” yang tergabung dalam “Gendhon team”, Terima kasih
12. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan magang dan
penulisan laporan ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
diberikan oleh semua pihak dan semoga Allah SWT membalas semua budi baik
dan bantuan yang telah diberikan, AMIN. Akhir kata penulis mengharap saran
dan kritik yang bersifat membangun demi sempurnanya laporan ini, sehingga
Penulis,
Simson Rosidi
v
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
D. Pelaksanaan.................................................................................... 7
vi
F. Organisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja ................................ 27
O. Audit .............................................................................................. 45
BAB IV PEMBAHASAN
vii
L. Investigasi dan Analisa Kecelakaan ................................................ 69
M. Audit .............................................................................................. 69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 71
B. Saran ........................................................................................ 73
LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Tantangan dunia industri kian hari kian pesat, tidak hanya berbentuk
dalam persaingan merebut pasar dalam negeri tapi juga pasar luar negeri menjadi
alat-alat industri mulai dari paling sederhana sampai yang sangat canggih.
keselamatan dan kesehatan kerja maka yang sering terjadi adalah dampak buruk
operasional perusahaan.
kesinambungan proses produksi. Dimana sudah kita ketahui banyak sekali usaha
manusia termasuk didalamnya melindungi keselamatan kerja dari tenaga kerja dan
memberikan kesehatan yang memadai. Selain itu sekarang banyak dari konsumen
ix
yang sudah jeli dalam mencari produk yang mereka kehendaki termasuk menuntut
produk yang ramah lingkungan dan yang aman baik material maupun proses
produksinya
pesawat, alat kerja, bahan, proses pengolahannya, landasan tempat kerja, dan
bersasaran segala tempat kerja baik didarat, sisalam tanah, dipermukaaan air,
Dari definisi diatas untuk menekan dan mencegah terjadinya dampak yang
dan kesehatan kerja serta lingkungan hidup dalam setiap kegiatan industri.
Isu Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau yang sering disebut K3 adalah
salah satu yang cukup banyak dibicarakan dalam kurun waktu terakhir. Bidang
kerja seperti eksplorasi minyak dan gas alam, penambangan mineral, Manufaktur
dan lain sebagainya merupakan sektor kerja yang mempunyai bahaya dan resiko
x
Pemerintah telah membuat sistem untuk memenuhi kebutuhan akan pentingnya
antara lain seperti Undang- undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja,
di sektor tambang.
Sinergis dengan peraturan yang dibuat oleh pemerintah, para pelaku usaha
juga termotivasi dan tergerak untuk menciptakan iklim kerja yang selamat dan
sehat untuk pekerja. Selain untuk memenuhi kewajiban, aplikasi keselamatan dan
kesehatan kerja ternyata penting guna kelanjutan dan kesinambungan usaha yang
dijalankan. Oleh karena itu, Tidak salah menjalankan K3 sebagai salah satu cara
hidup dalam bekerja guna mencapai keselamatan dan kesehatan kerja yang
Hal ini dikarenakan kondisi dan proses kerja di pertambangan yang mempunyai
bahaya dan resiko besar untuk pekerja sehingga sudah menjadi keharusan bagi
keselamatan dan kesehatan kerja. Seperti yang telah menjadi visi PT.
xi
Pamapersada Nusantara yaitu Menjadi kontraktor pertambangan terkemuka di
Kalimantan Selatan.
B. Tujuan Magang
jobsite Adaro.
Kerja.
C. Manfaat Magang
xii
1. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam bidang
mahasiswa lakukan.
BAB II
A. Metodologi Penelitian
dan data yang diperoleh digunakan sebagai bahan penulisan laporan tanpa
B. Persiapan Magang
xiii
C. Lokasi Penelitian
hazard yaitu noise, lighting, heatstress, kemudian sanitasi mess, HACCP dan gizi
Rantau Nangka, Kec. Sungai Pinang, Kab. Banjar, Kalimantan Selatan, dan
D. Pelaksanaan
keselamatan dan kesehatan kerja Safety Departement. Disamping itu penulis juga
Adapun kegiatan yang diikuti penulis menurut program kerja Safety Departement
Departement jobsite.
3. Ikut serta dalam kegiatan safety talk yang dilaksanakan setiap departemen
yang waktu pelaksanaannya bergilir dan diikuti oleh seluruh staf dan
4. Ikut serta dalam kegiatan General safety talk yang diikuti oleh seluruh
xiv
5. Pemantauan Higiene Perusahaan dan monitoring physical hazard, Sanitasi
berikut:
a. Observasi
b. Wawancara
pegawai atau karyawan yang berwenang dan berkaitan langsung dengan masalah
c. Pengukuran
d. Inspeksi
sanitasi mess.
xv
Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara menganalisa data yang
sudah ada.
3. Metode Kepustakaan
HACCP dan Gizi Kerja untuk dipresentasikan pada akhir magang di setiap
jobsite.
BAB III
HASIL MAGANG
pembangunan bangsa ke masa depan yang sarat dengan cita – cita dan impian. PT.
memantapkan jati dirinya untuk ikut serta berperan dalam proses pembangunan
produktifitas nasional. PT. Pamapersada Nusantara yang kini menjadi salah satu
xvi
membuat insan PAMA lupa akan sejarah masa lalunya yang dimulai sejak tahun
1974. Pada tahun 1974 inilah dibentuk suatu divisi Rental Heavy Equipment yang
kemudian berubah menjadi Plant Hire and Mining Division atau lebih dikenal
dengan PHM Division dari PT United Tractors pada tahun 1988, sebagai anak
perusahaan dari kelompok usaha PT Astra Internasional yang telah dikenal luas di
bumi nusantara ini. PT United Tractors atau Astra Heavy Industry (Astra Heavy
Pamapersada Nusantara pada tahun 1993 yang secara resmi menggantikan PHM
Division PT United Tractors sebagai salah satu unit usaha strategis ( Strategic
(Gold Mine), Tambang Batubara (Coal Mining) dan penambangan bahan galian
tahun 1996 PAMA mulai merintis kegiatan di Vietnam, langkah ini ditempuh
xvii
sebagai terobosan untuk mengukuhkan diri menjadi salah satu perusahaan
Dari jumlah karyawan sekitar 3.755 orang di tahun 1997, saat ini PAMA
tersebar di Indonesia. Hal yang khas dari komunitas karyawan PAMA, sejak
berdiri sampai saat ini, polanya selalu memberdayakan sumber tenaga kerja lokal
sehingga tidak pernah terbersit kabar bahwa PAMA perusahaan pusat yang tidak
mendukung Otonomi Daerah. Tidak heran PAMA telah menempatkan diri sebagai
beberapa system, diantaranya ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001 dan sistem –
sistem internal PAMA seperti Pama Safety Management System (PSMS), Pama
(PHRMS). Hal ini semata - mata karena perusahaan ingin memfokuskan diri
SITE ADARO
xviii
Jobsite Adaro merupakan site terbesar yang dimiliki PT Pamapersada
dengan Tanjung adalah kota terdekatnya. Memiliki karyawan sekitar 3797 dengan
Kerja & Lingkungan Hidup (Safety Health & Environment). Untuk Area Km.35
Pasar Panas memiliki sekitar 30% (1139 orang termasuk subkon) dari jumlah
keseluruhan karyawan.
xix
B. Proses Produksi
pemindahan tanah dari satu tempat ke tempat yang lain untuk mendapatkan
Lan d Cl earin g
PIT ROM -
18.2 Mton/Year 74 KM C r u sh i n g
Plan t
1. Land Clearing
xx
Land Clearing merupakan tahap awal sebelum dilakukan proses
belukar yang telah diketahui mengandung batubara, Tindakan seperti ini disebut
land clearing yang merupakan tahap awal untuk pembukaan suatu areal tambang
(humus) yang disebut sering top soil yang kemudian dipindahkan ke area disposal
(area untuk tempat penimbunan top soil dan over borden) yang bisa dimanfaatkan
excavator.
3. Excavating
tanahnya yaitu:
a. Cutting, cara ini bisa dilakukan pada struktur tanah yang lunak. Alat yang
xxi
c. Blasting atau peledakan, proses peledakan ini menggunakan bahan peledak
yang berasal dari campuran Amonium, Nitrat, Fuel dan Oli (ANFO). Blasting
digunakan apabila didapat struktur tanah yang berbatu sehingga lapisannya sangat
keras yang tidak bisa dihancurkan hanya dengan cutting dan ripping. Dengan
blasting akan dapat hasil yang banyak serta waktu yang lebih singkat. Waktu
yaitu excavating for overburden (pengaruan tanah penutup) dan excavating for
coal (penggaruan batubara). Alat yang sering digunakan adalah bulldozer dan
4. Loading
dalam dump truck. Alat yang sering digunakan adalah excavator dan shovel untuk
5. Hauling
6. Dumping
xxii
Dumping merupakan proses menurunkan muatan hauling di stockpile
batubara dibawa menuju dumping bin dengan menggunakan trailer dan dump
7. Spreading
disposal dengan menggunakan bull dozer, kegiatan ini juga merupakan salah satu
8. Maintenance
pengeringan tanah serta water spraying (penyiraman jalan) dengan water truck.
1. Workshop
2. Warehouse / gudang
3. Training Center
xxiii
Jenis kegiatannya antara lain pendidikan operator dan training yang
dilakukan tiap hari sedangkan untuk siswa yang dirasa sudah siap langsung dilatih
di lapangan dengan didampingi oleh pekerja yang sudah mahir. Training center
1. Potensi Bahaya
Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang ada di tempat kerja yang
a. Peledakan
keras sepeti batu-batu yang keras dan alat sudah tidak mampu lagi untuk
membuka lahan, dalam melakukan blasting manusia dan alat harus berada
dalam jarak aman yaitu 300 meter untuk alat dan 500 untuk manusia.
b. Kebakaran
Fuel oil, instalasi listrik bertekanan tinggi. Tempat yang berpotensi terjadi
c. Terjatuh
xxiv
Terjatuh terjadi karena pagar yang rusak pada silo-silo. Dapat juga
peringatan tersebut tidak jelas terlihat atau terbaca. Untuk itu, setiap bulan
masing area. Inspeksi dilakukan oleh tim inspeksi dari masing-masing unit
kerja dan dipimpin pekerja di Seksi K3. Dan kemudian ditindaklanjuti dengan
d. Terpeleset
Terpeleset terjadi karena genangan air hujan, oli dan bahan bakar
untuk penggerak mesin yang tercecer di sekitar mesin. Hal ini seringkali tidak
diperhatikan oleh tenaga kerja. Pada genangan air ketika hujan para tenaga
apapun kecuali pada pekerja yang memakai unit grader, karena unit grader ini
e. Tertimpa
karyawan atau orang lain yang masuk ke area perusahaan. Seluruh karyawan
xxv
dan orang lain yang masuk ke area perusahaan telah mentaati peraturan
tersebut.
2. Faktor Bahaya
Faktor bahaya adalah segala sesuatu yang ada di tempat kerja yang
dapat menimbulkan terjadinya suatu penyakit akibat kerja. Faktor bahaya yang
a. Faktor Kimia
produksi dan peledakan, bahan – bahan yang digunakan mengandung bahan kimia
b. Faktor Fisika
1) Kebisingan
dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu
produksi, dari mesin boiler, mesin-mesin yang sedang dalam perbaikan di plant,
xxvi
crusher saat memecahkan batu bara. Serta kebisingan yang terjadi di jalan hauling
Nusantara yang dilakukan oleh penulis pada titik-titik tertentu yang dirasa
2) Penerangan
karyawan berasal dari cahaya buatan atau lampu yang dipasang, cahaya buatan
berasal dari sinar matahari dan cahaya buatan dari lampu yang di pasang, sinar
yang dipancarkan oleh monitor komputer, serta cahaya langsung bagi yang meja
3) Tekanan Panas
Panas yang terjadi ini berasal dari sinar matahari yang langsung ke area
kerja baik itu pada operator maupun pada tyre dan workshop. Dari hasil
pengukuran yang dilakukan untuk tekanan panas (heat stess) di kantor rata – rata
memenuhi standar akan tetapi ada beberapa kabin unit, workshop dan tyre shop
yang masih melebihi NAB untuk waktu kerja 8 jam sehari atau 40 jam seminggu.
Untuk kabin unit, hal ini disebabkan oleh AC pada kabin telah rusak sehingga
tekanan panasnya tinggi. Unit yang mengalami hal ini biasanya ditemukan pada
unit – unit yang lama. Untuk unit–unit yang baru tidak ada masalah karena pada
xxvii
Untuk tyre dan workshop hal ini disebabkan karena letak tyre dan
workshop pada ruang terbuka dan tidak dilengkapi dengan artificial ventilation.
Di gudang juga mengalami deviasi, hal ini disebakan karena ruangan yang sangat
biasanya membawa minum sendiri, dan pemakain baju dari bahan cotton, hal ini
dimaksudkan agar keringat mudah menyerap, dan hal ini sudah terealisasi dengan
baik.
dalam rangka untuk melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dan kesehatan
kerjannya serta menjamin agar peralatan produksi dapat dipergunakan secara baik,
aman dan efisien. Tujuan dikeluarkannya kebijakan ini adalah untuk memberikan
oleh direksi pada tanggal 14 Pebruari 1997. Kebijakan dasar tersebut telah diganti
dengan kebijakan baru yang disahkan pada tanggal 1 Januari 2000 dengan
xxviii
Leader Mining Contractor With The Best PRESENT (Productivity,
1. Tujuan kebijakan
TERBAIK.
memelihara lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi seluruh karyawan,
Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup sebagai salah satu prioritas utama. Untuk
mencapai hal ini, seluruh aspek K3LH harus terintegrasi dalam aktivitas sehari-
karena itu untuk memastikan tercapainya tujuan dan sasaran ini yang harus
xxix
b Melaksanakan dan mempertahankan ke-15 elemen Pama Safety Management
karyawan untuk memastikan tujuan kebijakan ini dan standar PSMS dapat
a. Keselamatan :
b. Kesehatan :
dengan efektif
c. Lingkungan Hidup :
Lingkungan”.
xxx
E. Sistem Manajemen K3
Dalam rangka mencapai lingkungan kerja yang aman dan sehat maka PT.
yang diberi nama PSMS (Pama Safety Management System) yang digunakan
merupakan instrumen atau alat yang dapat digunakan untuk membantu staff dan
kerugian harta benda, dan juga insiden memburuknya lingkungan hidup. Sistem
Pama Safety Management System ini telah diteliti, didesign, dan disusun
khusus untuk PT. Pamapersada Nusantara oleh Pieter J.Van der Westhuizen.
Sistem ini pada intinya bersumber pada 3 sistem Keselamatan dan Kesehatan
(MSMS)
Sistem ini didasarkan pada resiko dan menempatkan perhatian yang besar
xxxi
pengendalian yang sesuai, yang tidak hanya membuatnya memungkinkan
K3LH yang tepat dapat memberikan banyak keuntungan baik bagi perusahaan
aktivitas di PT. Pamapersada Nusantara. PSMS terdiri dari 15 elemen dan 118 sub
2. Elemen 2 : Komunikasi
3. Elemen 3 : Inspeksi
xxxii
7. Elemen 7 : Kesiapan Dalam Keadaan Darurat
8. Elemen 8 : Pelatihan
Metode Pengendalian
F. Organisasi K3 Perusahaan
Kotak Harian Formal yang telah memiliki struktur dan keanggotaan yang jelas. Di
xxxiii
mengarahkan fungsi K3LH, meninjau PSMS dan standar-standar pendukungnya,
di Head Office PT. Pamapersada Nusantara Jakarta. Dewan K3LH terdiri dari :
2. Direktur-direktur perusahaan.
3. Manajer-manajer operasi
1. Komite K3LH jobsite, merupakan komite tingkat pertama yang diketahui oleh
pihak project manager dan membawahi semua kepala bagian yang ada di
2. Komite K3LH departemen, adalah komite tingkat kedua. Komite ini diketuai
oleh kepala bagian yang membawahi semua section head yang ada di
3. Komite K3LH seksi, sebagai komite tingkat ketiga yang dikepalai oleh section
head dan membawahi semua pengawas lapangan yang ada di seksi tersebut.
xxxiv
Komite ini juga terdapat wakil-wakil K3LH (K3LH representative) yang
G. Inspeksi K3
kesehatan kerja serta pengelolaan lingkungan hidup adalah salah satu landasan
utama dalam kegiatan operasi. Dalam rangka mendukung hal tersebut dilakukan
inspeksi yang pro-aktif agar kondisi berbahaya dapat diidentifikasi dan diperbaiki
PSMS (Pama Safety Management System). Adapun jenis inspeksi K3 yang ada di
PAMA meliputi :
xxxv
Inspeksi ini merupakan suatu kegiatan untuk memastikan kondisi fisik,
house keeping, penumpukan dan penyimpanan yang baik serta pemenuhan pada
inspeksi standar dan spesifik per area yang meliputi daerah-daerah berikut :
b Produksi
c Workshop plant
untuk memantau kegiatan pembersihan di semua toilet dan kamar mandi yang
ada, serta lembar deviasi, ralat dan tindak lanjut dari inspeksi yang di dapat.
terhadap kondisi yang sub-standar dan juga terhadap masalah kesehatan kerja
b Untuk memastikan bahwa hal – hal yang sub-standar masih dalam batas yang
dapat diterima.
xxxvi
d Untuk memastikan dilakukan inspeksi terhadap hal - hal yang kritis dan
Inspeksi ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua bagian atau barang
kritikal diinspeksi secara reguler agar kegagalan yang tidak direncanakan dapat
diminimalisir. Inspeksi ini di lengkapi dengan daftar bagian/ barang kritikal tiap
peralatan diinspeksi secara rutin agar kegagalan atau kerusakan yang tidak
direncanakan dapat diminimalisir. Inspeksi ini sering disebut P2H, inspeksi ini
dilengkapi dengan daftar seluruh kendaraan dan peralatan dimana inspeksi P2H
dibutuhkan dan harus terus di up date sesuai kebutuhan. Daftar ini berisi :
xxxvii
Inspeksi P2H juga di lengkapi form laporan harian operator standar bagi
pengemudi kendaraan atau peralatan tambang (A2B dan dump truck) dan
peralatan ringan yang digunakan banyak orang serta kartu inspeksi P2H
peralatan, bangunan, mesin dan lain-lain, dirawat secara baik untuk meminimalisir
kegagalan atau kerusakan yang tidak terduga. Inspeksi ini dilengkapi dengan
peralatan dan aset yang memerlukan jadwal perawatan terencana dan harus selalu
perawatan terencana.
xxxviii
mempunyai ijin menambang di area Adaro misalnya PT. Bukit Makmur serta PT.
kontrakor.
Dari hasil temuan Inspeksi tersebut akan ditindak lanjuti (follow up) untuk
ditindak lanjuti :
1. Pengukuran Kebisingan
alat-alat berat (A2B) dan lokasi kerja di workshop. Untuk waktu papar tenaga
kerja di lokasi genset waktu paparnya kira-kira 30 menit sedang kebisingan yang
xxxix
disebabkan oleh alat-alat workshops (welder, gaughing) tergantung pada alat-alat
Pada Operator A2B mereka terpapar 12 jam tiap shifnya akan tetapi pada
waktu running awal operator A2B terpapar kurang dari 12 jam. Pengukuran
dilakukan dengan cara mengukur secara langsung ditempat tenaga kerja tersebut
terpapar dari sumber bising. Pemantauan dilakukan pada dua lokasi yaitu area
Pasar Panas dan area Tutupan. Pemantauan kebisingan menggunakan alat Sound
Level Meter Type RION NA-60 (lampiran 6). Hasil pengukuran dapat dilihat pada
lampiran 2.
2. Pengukuran Penerangan
hari disemua area kerja yang ada. Pemantauan dilakukan pada ruang kantor,
dilakukan pada dua lokasi yaitu area Pasar Panas dan area Tutupan.
tekanan panas yang berlebih. Seperti : workshop, dapur, dan warehouse. Adapun
waktu pemaparan setiap tenaga kerja rata-rata 12 jam sehari. Pemantauan tekanan
(lampiran 2). Pemantauan dilakukan pada dua lokasi yaitu area Pasar Panas dan
xl
I. Pelayanan Kesehatan dan Gizi Kerja
1. Pelayanan Kesehatan
Save Our Soul atau sering disebut ISOS . Pemeriksaan ini dilakukan 1
ini dilakukan pada saat khusus atau tertentu. Sebagai contoh apabila
xli
terdapat tenaga kerja yang sakit maka dilakukan pemeriksaan khusus
Pamapersada Nusantara.
2. Gizi Kerja
yang didapat dari menu makanan setiap hari dari tenaga kerja yang sangat
xlii
akan pentingnya penerapan gizi kerja bagi tenaga kerja. Berhubungan dengan hal
kebutuhan kalori dari masing-masing tenaga kerja dan perusahaan telah bekerja
perusahaan catering RTP dan perusahaan catering PBU. Kedua catering ini
menyediakan menu makan untuk makan pagi, siang dan malam. Catering RTP
dan PBU masing-masing bergiliran seminggu sekali untuk memberikan nasi kotak
untuk shift II dan shitf III yaitu untuk karyawan lapangan (operator, mekanik
lapangan, surveyor, blaster dan pos checker catering). Sedang untuk karyawan
kantor disediakan kantin yang dikelola oleh catering PBU dimana nasi dan lauk
karena prinsip dari jenis penambangan ini adalah memindahkan tanah dari satu
lokasi ke lokasi lain, sehingga lahan yang dikerjakan sangat luas. Tujuan dari
jobsite Adaro tanah yang telah diambil batu baranya dilakukan program
xliii
owner, yaitu PT. Adaro Indonesia sebagi pihak pemegang hak lahan. Akan tetapi
dengan adanya program ” Go Green With Astra ”, PT. Pama Persada Nusantara
juga berperan untuk melakukan penghijauan yaitu dengan cara menanam seribu
pohon. Hal ini juga dilakukan oleh perusahaan-perusahaan Astra Group lainnya.
antara lain :
Untuk usaha dan pencegahan yang dilakukan terhadap hasil limbah yang
penuh, oli bekas yang berada ditempat penampungan dibeli oleh perusahaan
dengan sampah organikyang lain seperti bekas ban lalu dibuang ke disposal.
tong sampah untuk sampah organik yang berwarna hitam dan tong sampah
dibuang ke tempat pembuangan akhir sampah (TPA) dan disposal dan untuk
xliv
K. Sistem Keselamatan Kerja
2. Pemberian kode-kode warna untuk semua mesin, pipa, alat-alat listrik,air, air
minum dan bagian mesin. Yang digunakan untuk identifikasi dan pengenalan
secara tepat.
3. Pelatihan dan ijin pengoperasian alat bertujuan agar semua pengemudi dan
mengurangi cedera pada personil serta insiden dan kerusakan harta. Pelatihan
hauling.
a Perawatan terencana
xlv
c Larangan pengoperasian kendaraan tanpa ijin (tidak layak pakai). Alat
boleh digunakan apabila telah dicomisioning oleh team secara terpadu dan
1. Klakson
5. Rotary lamp
7. Alat Pelindung Diri (APD), dalam hal ini APD yang digunakan di area
tambang adalah mengacu pada PSMS elemen 12. Macamnya anatara lain:
a. Safety helmet
b. Safety shoes
c. Safety Belt
d. Masker
f. Sarung tangan
xlvi
h. Kaca mata (las, gerinda, lapangan)
i. Tameng muka
department.
yang dari elemen ini terdapat pedoman dalam persiapan untuk menghadapi
1. First Aid Ticker yaitu orang yang pertama kali diberikan informasi.
c. Jalur informasi.
xlvii
d. Laporan tertulis.
baru, karyawan datang dari cuti, maupun bagi para pengunjung (visitor)
kontraktor. safety talk ini merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menilai
performa keselamatan dan kesehatan kerja di setiap departemen. Safety talk ini
dilakukan oleh setiap departemen pada waktu yang tidak bersamaan yaitu
secara bergantian. Kegiatan safety talk ini biasanya dilakukan pukul 06.30
WITA. Dalam kegiatan ini diisi dengan pemberian informasi mengenai K3,
xlviii
5. Untuk setiap bulannya dilaksanakan general safety talk. Kegiatan ini dihadiri
Sarana)
9. Meeting K3LH dari lini yang paling bawah sampai atas yang meliputi:
a Meeting level 1, dilakukan oleh project manager dan seluruh kepala bagian
terjadi.
telah dilakukan oleh PT. Pamapersada Nusantara dapat dikelola secara teratur.
xlix
Pengelolaan administrasi ini dalam rangka kelancaran komunikasi untuk
kerja tersebut dan untuk melakukan tindakan perbaikan agar kejadian serupa tidak
terulang lagi. Tujuan dari program ini adalah memastikan bahwa semua insiden
dicatat dengan baik, agar dapat dianalisa dan dinilai dalam usaha untuk mencegah
l
2. Pelaporan dan penyelidikan insiden, untuk memastikan insiden diselidiki
dengan benar dan diadakan tindakan perbaikan yang sesuai. Semua karyawan
O. Audit
li
Audit yang telah dilakukan jobsite Adaro adalah audit internal oleh Head
Identification and Corective Action). Hal ini dilakukan bukan untuk penilaian
ulang atas tercapainya sistem akan tetapi untuk melihat progress temuan pada
waktu audit. Dan untuk audit eksternal yang dilakukan oleh NOSA dan badan
audit internasional IRCA setiap 1 tahun sekali. Selain itu juga dilaksanakan
eksternal audit integral yaitu ISO 9001, ISO 14001 dan OSHAS 18001.
lii
1 Bintang 45-54 <5
Dalam hal ini tujuan paling utama dari masing-masing jobsite tersebut
telah mencapai pemenuhan atau telah berhasil menerapakan PSMS di tempat kerja
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Identifikasi Bahaya
Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang ada di tempat kerja yang
lahan yang keras sepeti batu-batu yang keras dan alat sudah tidak mampu lagi
untuk membuka lahan, dalam melakukan blasting manusia dan alat harus
berada dalam jarak aman yaitu 300 meter untuk alat dan 500 untuk manusia.
g. Kebakaran
liii
Kebakaran dapat ditimbulkan dari pemakaian batu bara, pengisian
fuel oil, instalasi listrik bertekanan tinggi. Tempat yang berpotensi terjadi
pemadam kebakaran, APAR, hydrant, dan fire alarm system selain itu,
liv
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal
i. Terpeleset
lv
Penerangan di Tempat Kerja pasal 2 (c) yaitu setiap bangunan harus
j. Tertimpa
apabila terjatuh dapat mengenai pekerja atau orang lain yang berada di
helm untuk seluruh karyawan atau orang lain yang masuk ke area
Kerja pasal 13 yang berbunyi ”Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat
Faktor bahaya adalah segala sesuatu yang ada di tempat kerja yang dapat
menimbulkan terjadinya suatu penyakit akibat kerja. Faktor bahaya yang terdapat
lvi
Adanya beberapa jenis bahan kimia yang digunakan dalam proses
Material Safety Data Sheet (MSDS) dan dilaporkan ke Depnaker maupun BPLHD
Banjarmasin.
bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada
mesin grader di drilling line, mesin crusher saat memecahkan batu bara.
Nusantara yang dilakukan oleh penulis pada titik-titik tertentu yang dirasa
lvii
bawah nilai ambang batas, di mana pekerja dapat bekerja dengan nyaman
cahaya buatan atau lampu yang dipasang, sinar yang dipancarkan oleh
monitor komputer, serta cahaya langsung bagi yang meja kerja karyawan
pengukuran lokal dengan satu kali pembacaan skala pada Lux meter.
lviii
pengukuran reflaktan, serta pengukuran tidak dilakukan pada perbedaan
3. Tekanan Panas
bahwa NAB tekanan panas untuk pekerja berat adalah 25º C, untuk kerja sedang
adalah 26,7º C dan kerja ringan adalah 30 º C, Bekerja secara terus menerus 8
Dari hasil pengukuran yang di lakukan untuk tekanan panas (heat stess) di
kantor rata – rata memenuhi standar akan tetapi ada beberapa kabin unit,
workshop dan tyre shop yang masih melebihi NAB untuk waktu kerja 8 jam
sehari atau 40 jam seminggu. Untuk kabin unit, hal ini disebabkan oleh AC pada
kabin telah rusak sehingga tekanan panasnya tinggi. Unit yang mengalami hal ini
biasanya ditemukan pada unit – unit yang lama. Untuk unit–unit yang baru tidak
ada masalah karena pada unit ini dilengkapi dengan AC dalam kabinnya.
Untuk tyre dan workshop hal ini disebabkan karena letak tyre dan
workshop pada ruang terbuka dan tidak dilengkapi dengan artificial ventilation.
Di gudang juga mengalami deviasi, hal ini disebakan karena ruangan yang sangat
dilakukan oleh perusahaan sudah berjalan yaitu tenaga kerja diwjibkan untuk
lebih banyak minum air putih, dan pemakaian baju yang berasal dari bahan cotton
juga sudah dilaksanakan, dan perusahaan setiap 6 bulan sekali memberi pekerja
lix
B. Kebijakan Dasar dan Tanggung Jawab Masalah K3
kesehatan kerja sesuai yang tercantum dalam visi perusahaan yaitu menjadi
dan bertekad untuk mengelola keselamatan dan kesehatan kerja secara maksimal
tugas dan tanggung jawab dalam pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja
kerja yang telah ditetapkan dilanggar. Dengan adanya kebijakan ini berarti telah
lx
C. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
adalah bahwa kecelakaan memerlukan biaya yang cukup besar. Saat ini dimana
yang harus dihadapi perusahaan secara fluktuasi pasar uang yang meningkat
secara cepat, beban dari kerugian tidak terencana akibat dari kecelakaan akan
terus berlipat ganda jika tidak dikelola secara efektif (Frank E. Bird, Jr dan
George L. Germain, 1990). Oleh karena itu pencegahan insiden yang merugikan
Pilihan telah diprioritaskan pada beberapa elemen sistem pro-aktif yang penting
dalam mendesain dan menyusun ini, rujukan diambil dari tiga sistem yang telah
disebutkan sebelumnya dan juga berbagai tulisan oleh orang – orang atau badan
merupakan sistem pencegahan kerugian yang mendasar. Sistem ini terdiri atas 15
elemen yang utama dengan jumlah sub-elemen yang berjumlah 118. Sistem ini
manajemen lini, dukungan dan nasehat dari staf yang memadai akan diberikan
lxi
oleh tenaga keselamatan baik dari Head Office maupun di setiap jobsite. (PT.
1. Implementasi sistem ini menguntungkan dari segi financial, moral, dan legal.
2. Resiko tidak dapat dihilangkan, tetapi dapat direduksi secara pro-aktif dan
3. Hasil yang terukur menimbulkan partisipasi dan motivasi pada semua tingkat.
hubungan atasan dan bawahan atau antar karyawan, menunjukkan niat yang
6. Sistem ini diarahkan untuk mengurangi kerugian dan jika secara sukses
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/MEN/1996 Bab III pasal 2 tentang Sistem
kerja yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang atau lebih dan
lxii
kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan Sistem
Manajemen K3”.
dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
kerja serta pengelolaan lingkungan hidup adalah salah satu landasan utama dalam
kegiatan operasi. Dalam rangka mendukung hal tersebut dilakukan inspeksi yang
(Pama Safety Management System). Adapun jenis inspeksi K3 yang ada di PAMA
meliputi :
lxiii
1. Inspeksi Umum Terencana
terhadap bagian – bagian kritis yaitu, barang atau bagian yang sangat menentukan
dalam proses produksi, sehingga dengan tidak adanya barang atau bagian tersebut
lxiv
Kerja No. 05/MEN/1996 tentang SMK3 lampiran I 4.1 yang menyatakan bahwa
pemantauan yang berkaitan dengan tujuan dan sasaran keselamatan dan kesehatan
kerja. Frekuensi inspeksi dan pengujian harus sesuai dengan objeknya”. Akan
tetapi dalam hal administrasi hasil pelaksanaan inspeksi masih perlu perbaikan.
1. Kebisingan
faktor fisik di tempat kerja, NAB kebisingan untuk waktu pemaparan kebisingan
selama 8 jam sehari atau 40 jam seminggu adalah 85 dBA (Depnaker, 1999).
sudah berada dibawah NAB yang ditetapkan. Tetapi ada beberapa unit yang sudah
tua dan sebagian tempat – tempat tertentu yang mempunyai intensitas kebisingan
2. Pencahayaan
a. Kadar penerangan diukur dengan alat pengukur cahaya yang baik setinggi
tempat kerja yang sebenarnya atau setinggi perut untuk penerangan umum.
lxv
b. Penerangan darurat harus mempunyai kekuatan paling sedikit 5 lux (0,5 kaki
lilin).
4) Pembuatan tepung.
5) Penyelesaian kulit dan perimaan bahan – bahan katun atau wol berwarna
muda.
6) Pekerjaan kantor yang berganti – ganti dan membaca, pekerjaan arsip dan
lxvi
Dari hasil pengukuran yang telah penulis lakukan di ruangan kantor PT.
ruangan yang kurang memenuhi standar untuk aktivitas baca tulis atau pekerjaan
kantor. Hal ini disebabkan oleh tata letak lampu dan tata letak meja kerja yang
kurang sesuai sehingga cahaya lampu terhalang oleh pembatas atau tiang. Di
beberapa tempat juga ditemukan lampu yang telah mati tidak segera diganti
yaitu untuk intensitas cahaya tower lamp dan lampu unit. Pada intensitas cahaya
pada towerlamp masih ada beberapa penerangan yang masih belum memadai pada
malam hari, hal ini dikarenakan kurangnya lampu dan sudut derajat kemiringan
pada lampu yang masih belum sesuai, untuk pengendaliannya pada lampu kantor
yang sudah mati segera diganti dan pada towerlamp lebih didekatkan lagi dengan
3. Tekanan Panas
bahwa NAB tekanan panas untuk pekerja berat adalah 25º C, untuk kerja sedang
Dari hasil pengukuran yang penulis lakukan untuk tekanan panas (heat
stess) di kantor rata – rata memenuhi standar akan tetapi ada beberapa kabin unit,
workshop dan tyre shop yang masih melebihi NAB untuk waktu kerja 8 jam
sehari atau 40 jam seminggu. Untuk kabin unit, hal ini disebabkan oleh AC pada
kabin telah rusak sehingga tekanan panasnya tinggi. Unit yang mengalami hal ini
lxvii
biasanya ditemukan pada unit – unit yang lama. Untuk unit–unit yang baru tidak
ada masalah karena pada unit ini dilengkapi dengan AC dalam kabinnya.
Untuk tyre dan workshop hal ini disebabkan karena letak tyre dan
workshop pada ruang terbuka dan tidak dilengkapi dengan artificial ventilation.
Di gudang juga mengalami deviasi, hal ini disebakan karena ruangan yang sangat
dilakukan oleh perusahaan sudah berjalan yaitu tenaga kerja diwajibkan untuk
lebih banyak minum air putih, dan pemakaian baju yang berasal dari bahan cotton
juga sudah dilaksanakan, dan perusahaan setiap 6 bulan sekali memberi pekerja
1. Pelayanan Kesehatan
Head. Dengan adanya pemeriksaan berkala oleh PT. Pamapersada Nusantara ini,
maka adanya penyakit akibat kerja (PAK) dapat dideteksi dan dicegah sedini
lxviii
mungkin. Hal ini telah sesuai dengan Permenakertrans RI No. Per. 03/MEN/1982
2. Gizi Kerja
Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi tahun 1983, kebutuhan
kalori yang dibutuhkan oleh seorang tenaga kerja adalah 2380 kalori/hari untuk
pekerjaan ringan, 2650 kalori/hari untuk pekerjaan sedang, dan 3400 kalori/hari
untuk pekerjaan berat. Sedangkan untuk kalori kerja di perusahaan adalah 2/5 dari
kebutuhan kalori tersebut. Yaitu 950 kalori/hari untuk pekerjaan ringan, 1060
kalori/hari untuk pekerjaan sedang, dan 1360 kalori/perhari untuk pekerjaan berat.
Berdasarkan sampel nasi kotak yang telah dihitung nilai kalorinya ternyata nilai
kalorinya sudah mencukupi kebutuhan kalori yang dibutuhkan oleh tenaga kerja.
Hal ini sudah sesuai dengan peraturan Kepmenkes no. 1593/ MENKES/ SK/
XI/2005 Tentang angka kecukupan gizi yang dianjurkan bagi bangsa Indonesia.
1. Pembuatan oil trap (penampungan oli) sudah terlaksana dengan baik dan bila
lxix
2. Potongan-potongan logam dari proses repair pambuangannya sudah
dilaksanakan dengan baik dan dikumpulkan menjadi satu dengan limbah yang
tersebut yaitu tong sampah untuk sampah organik yang berwarna hitam dan
tong sampah untuk sampah non-organik yang berwarna kuning sudah dibuang
ke tempat pembuangan akhir sampah (TPA) dan disposal dan untuk sampah
besar, karena mengunakan alat – alat berat sehingga berdampak pula terhadap
berikut:
lxx
2. Perancangan menjauhkan bahaya, yaitu mendesain peralatan atau perkakas
3. Substitusi bahaya, yaitu mengganti bahan, zat, atau proses dengan yang
yang terpisah.
paparan).
seluruh tenaga kerja yang disesuaikan dengan tingkat dan jenis bahaya yang
dihadapi. Hal ini telah sesuai dengan Undang–undang No.1 Tahun 1970 tentang
lxxi
menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang diwajibkan
tambang, di office, area tambang, workshop, dan area diluar tambang telah sesuai
dengan Undang – undang No. 1 Tahun 1970 pasal 14 ayat 2 tentang keselamatan
dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan
pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut
kartu identitas diri, ijin masuk lokasi tambang dan surat ijin mengemudi di lokasi
tambang. Hal ini memperlihatkan bahwa tidak semua orang boleh memasuki area
Untuk memperoleh ijin ini harus melalui tes baik teori maupun praktek yang
pengemudi mengetahui aturan tentang keselamtan dan kesehatan kerja. Tes yang
secara umum.
lxxii
terjadinya kebakaran harus direduksi dan jika memungkinkan dihilangkan sama
sekali.
emergency response yaitu suatu tindakan yang diperlukan bila terjadi suatu
terhadap harta benda dan peralatan. Adanya pelaporan berarti telah sesuai dengan
Dalam hal ini penanganan bahaya kebakaran diperlukan peran aktif dari
Ringan) serta mampu melakukan tindakan pemadaman dini secara benar dan tidak
membahayakan diri mereka bila terjadi kebakaran. Hal ini telah sesuai dengan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum pasal 103 ayat 1 yaitu,
dilakukan telah berjalan dengan baik. Pada dasarnya pembinaan keselamatan dan
lxxiii
kesadaran karyawan akan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja didalam
berarti telah sesuai dengan Undang – undang No. 1 Tahun 1970 pasal 9 Tentang
yang dilakukan PT. Pamapersada Nusantara telah berjalan cukup baik akan tetapi
manajemen K3.
lingkungan yang berubah serta keakuratan data baik dari saksi maupun dari
korban.
lxxiv
Setiap satu bulan sekali data yang ada disusun dalam suatu laporan untuk
dianalisa dan dibandingkan dengan analisa kecelakaan bulan sebelumnya. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui keadaan kecelakaan apakah naik, tetap atau turun.
M. Audit
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Dan juga telah sesuai dengan Permenaker No.
Kesehatan Kerja”.
BAB V
lxxv
PENUTUP
A. Kesimpulan
analisa data yang penulis lakukan maka penulis dapat mengambil kesimpulan
Nusantara terdapat potensi bahaya yang tinggi dan untuk mengatasi hal
3. Telah disusun suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja dan dapat
lxxvi
suhunya masih melebihi nilai kenyamanan, dan juga kebisingan yang
ambang batas.
perundangan.
9. Telah disusun sistem keselamatan dan kesehatan kerja yang baik yang
berlaku.
12. Telah dilakukan audit keselamatan dan kesehatan kerja baik dari internal
lxxvii
B. Saran
Dari hal – hal yang penulis sampaikan diatas maka, secara umum penulis
System)
berkesinambungan.
5. Penyediaan air minum yang cukup pada tempat – tempat yang mempunyai
lxxviii
6. Penambahan artificial ventilation yang ada agar panas yang tinggi dapat
dikendalikan.
sudut kemiringan 30° - 60°, jumlah lampu 6, jenis lampu Halogen atau
Mercury 1000 - 1500 Watt, dan arah sinar ke obyek yang paling bagus dari
lxxix
DAFTAR PUSTAKA
Barbara Skurr, 1993. Audiometri klinis, Kumpulan Kuliah, LAB/UPF THT Fakultas
Kedokteran UNPAD/RS DR. Hasan Sadikin , Bandung.
Budiono, dkk, 2003. Bunga Rampai Hiperkes & KK. Badan penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang.
Chadwick, 1977 dalam, Hardjanto, Ms., dkk, 1997. Laporan Bantuan Pelaksanaan
Penelitian “Pengaruh Faktor – Faktor Eksternal terhadap Gangguan
Pendengaran pada Frekuensi 500, 1000, dan 2000 Hz pada Tenaga Kerja yang
Terpapar Bising”, Fakultas Kedokteran Program DIII Hiperkes dan Keselamatan
Kerja Universitas sebelas Maret Surakarta.
Emil Salim, 2002. Green Company. Pedoman Pengelolaan Lingkungan, Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, PT. Astra International Tbk, Jakarta.
Habsary, 2003. Teknik Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Bina Sumber
Daya Manusia, Jakarta.
lxxx
Hardjanto, Ms., dkk, 1997. Laporan Bantuan Pelaksanaan Penelitian “Pengaruh Faktor –
Faktor Eksternal terhadap Gangguan Pendengaran pada Frekuensi 500, 1000,
dan 2000 Hz pada Tenaga Kerja yang Terpapar Bising”, Fakultas Kedokteran
Program DIII Hiperkes dan Keselamatan Kerja Universitas sebelas Maret
Surakarta.
Rambe, 2003. Teknik Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT. Bina
SDM.
Singgih Santoso, 2004. SPSS Versi 10. Mengolah Data Statistik Secara Profesional, PT.
Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.
Suharsini Arikunto, 1998. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi IV,
Rineka Cipta, Jakarta.
Suma’mur P.K., 1996. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, CV. Gunung Agung,
Jakarta.
Suma’mur P.K., 1996. Keselamatan dan Pencegahan Kecelakaan , CV. Gunung Agung,
Jakarta.
Suma’mur P.K, 2009, Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Jakarta : PT. Toko
Gunung Agung.
lxxxi
Syukri Sahab, 1997. Teknik Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Bina
Sumber Daya Manusia, Jakarta.
Tarwaka, dkk, 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas,
UNIBA PRESS, Surakarta.
lxxxii