Buku Sekolah Sehat 2020 - Rev 12 - 17 Okt
Buku Sekolah Sehat 2020 - Rev 12 - 17 Okt
Buku Sekolah Sehat 2020 - Rev 12 - 17 Okt
PETUNJUK TEKNIS
PEMBINAAN PENERAPAN
SEKOLAH/MADRASAH SEHAT
TIM PELAKS
KESEHATAN ANA USAHA
SEKOLAH/M
ADRASAH
UKS/M
2021
Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI
ISBN: xxx-xxx-xxx-xxx-x
1. JUDUL
I. PENDAHULUAN
II. SEKOLAH/MADRASAH SEHAT
III. PERSIAPAN SEKOLAH/MADRASAH SEHAT
IV. PELAKSANAAN KEGIATAN SEKOLAH/MADRASAH SEHAT
V. MONITORING DAN EVALUASI
VI. PEMBINAAN
VII. RENCANA TINDAK LANJJUT
VIII. PEMBIAYAAN
Petunjuk Teknis
Pembinaan Penerapan
Sekolah/Madrasah Sehat
Jakarta
2021
BAB VI PEMBINAAN...............................................................59
BAB VII RENCANA TINDAK LANJUT..............................................65
7.1 Tindak Lanjut Sekolah/Madrasah Sehat oleh Tim Pembina UKS/M........65
7.2 Tindak Lanjut oleh Sekolah/Madrasah.........................................65
DAFTAR PUSTAKA...................................................................70
LAMPIRAN...........................................................................71
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kegiatan UKS/M Berdasarkan Tingkatan Satuan Pendidikan........................19
Tabel 2. Contoh Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Sekolah/Madrasah Sehat Tingkat SMP/MTs
dan SMA/SMK/MA..........................................................................20
Tabel 3. Contoh Jadwal dan Topik Literasi Kesehatan.........................................23
Tabel 4. Jenis Pemeriksaan Kesehatan...........................................................34
Tabel 5. Jadwal Bulan Imunisasi Anak Sekolah untuk Jenjang Pendidikan SD/MI..........39
Tabel 6. Rincian Tugas dan Fungsi Pelaksana Sekolah/Madrasah Sehat dalam Kerangka
UKS/M.......................................................................................60
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Stratifikasi UKS/M....................................................................72
Lampiran 2 Instrumen Penilaian Pengetahuan dan Sikap Peserta Didik.................. 109
Lampiran 3 Contoh Agenda Orientasi Sekolah/Madrasah Sehat........................... 113
Lampiran 4 Contoh Pelatihan Pendidikan Gizi dan Kesehatan Remaja untuk Tim Pembina
UKS/M................................................................................ 115
Lampiran 5 Contoh Jadwal Pelaksanaan Sekolah/Madrasah Sehat ....................... 117
Lampiran 6 Contoh Pembinaan dan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas.............. 118
Lampiran 7 Contoh Rencana Kegiatan Kader Kesehatan Sekolah/Madrasah............. 119
Lampiran 8 Form Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Sekolah/Madrasah Sehat...... 121
2. Kesehatan Sekolah (Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 79)
diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam
lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik belajar, tumbuh dan berkembang secara
harmonis dan setinggi-tingginya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
3. Sekolah Sehat adalah sekolah yang bersih, hijau, rindang, aman, dan nyaman, peserta
didiknya sehat, aktif dan bugar, serta berperilaku hidup bersih dan sehat.
5. Anak usia sekolah dan remaja. Definisi anak usia sekolah adalah anak dan remaja
yang wajib melaksanakan wajib belajar 12 tahun dan termasuk dalam kelompok umur
7-18 tahun.
6. Peserta Didik adalah semua anak yang mengikuti pendidikan melalui pembelajaran
yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
8. Tim Pembina UKS/M, Tim yang dibentuk untuk melaksanakan tugas pembinaan
dan pengembangan UKS/M secara terpadu dan terkoordinasi baik di tingkat pusat,
provinsi, kabupaten/kota dan kecamatan.
9. Tim Pelaksana UKS/M, Tim yang dibentuk untuk melaksanakan program UKS/M yang
berkedudukan di sekolah.
10. Trias UKS/M, Trias UKS adalah tiga program pokok UKS yang terdiri dari pendidikan
kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan Sekolah/Madrasah Sehat.
14. Manajemen UKS/M adalah kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan tata kelola
pelaksanaan Trias UKS/M.
15. Stratifikasi UKS/M. Alat ukur pelaksanaan Trias UKS/M dan manajemen UKS/M di
sekolah yang terdiri dari strata minimal, standar, optimal dan paripurna.
16. Dokter kecil (Dokcil). Dokter kecil adalah kader UKS/M mulai dari PAUD (TK/RA/BA)
dan SD/MI yang memenuhi kriteria dan terlatih untuk ikut melaksanakan sebagian
usaha pemeliharaan dan peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri, teman,
keluarga dan lingkunganya dibina oleh Puskesmas setempat.
17. Kader Kesehatan Sekolah/Madrasah adalah kader UKS/M mulai dari SMP/MTs dan SMA/
SMK/MA yang dipilih atau secara sukarela mengajukan diri untuk ikut melaksanakan
upaya pelayanan kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga serta masyarakat
yang dibina oleh Puskesmas setempat.
© Kementerian Kesehatan
BAB I
PENDAHULUAN
merubah perilaku dan kebiasaan hidup sehat karena anak usia sekolah sangat peka untuk
mulai menanamkan pengertian dan kebiasaan hidup sehat.
Beberapa isu kesehatan yang sering terjadi pada kelompok anak usia sekolah dan
menjadi prioritas dalam penanggulangannya yaitu masalah gizi, penyakit tidak menular,
kesehatan reproduksi, HIV, Napza, kesehatan mental, sanitasi, kekerasan dan cedera
(Permenko PMK No 1 /2018 tentang Rencana Aksi Nasional Kesehatan Anak Usia Sekolah
dan Remaja). Terdapat 5 strategi yang disepakati bersama untuk menjawab berbagai
permasalahan anak usia sekolah dan remaja yaitu peningkatan keterampilan hidup
sehat, penguatan akses dan kualitas layanan kesehatan yang komprehensif, penguatan
kelembagaan dan kemitraan, pengadaan dan penguatan informasi strategis serta pelibatan
anak usia sekolah dan remaja yang bermakna. Kelima strategi ini mengacu pada berbagai
kebijakan, sumber daya, program dan layanan yang sudah ada di Indonesia, salah satunya
adalah Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M).
Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah telah dikembangkan sejak tahun 1956.
Sekolah/Madrasah Sehat adalah langkah konkrit pelaksanaan pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sehat yang didukung oleh tata kelola/
manajemen sekolah sehat yang baik. Dari sisi kelembagaan, sudah banyak daerah yang
memiliki kebijakan, mekanisme perencanaan dan pembiayaan, koordinasi, peningkatan
kapasitas dan monitoring serta evaluasi UKS/M yang baik. Begitu pula dari sisi program,
banyak daerah yang sudah menjalankan Sekolah/Madrasah Sehat sesuai dengan Trias
UKS/M. Akan tetapi, kondisi ideal ini masih belum terjadi di semua sekolah/madrasah,
Trias UKS/M masih dilakukan secara parsial.
UKS/M seringkali identik dengan Lomba Sekolah Sehat (LSS), padahal UKS/M
adalah identitas yang didapat dari pembiasaan hidup bersih dan sehat dari warga sekolah
termasuk peserta didik, guru dan warga sekolah/madrasah lainnya. Optimalisasi UKS/M
juga diperlukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 di sekolah dan mendukung peserta
didik dan sekolah dalam pembelajaran tatap muka. Oleh karena itu, dalam rangka
menyempurnakan Petunjuk Teknis Pembinaan Sekolah/Madrasah Sehat yang telah terbit
sebelumnya serta untuk menjawab kebutuhan persiapan, pelaksanaan dan monitoring
evaluasi Sekolah/ Madrasah Sehat yang terintegrasi dan menyeluruh, maka disusun
petunjuk teknis Sekolah/Madrasah Sehat yang dapat digunakan untuk jenjang Pendidikan
Dini, Dasar dan Menengah agar penerapan Sekolah/Madrasah Sehat sesuai dengan kaidah
yang berlaku.
29. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.19 tahun 2020 tentang
Petunjuk Teknis Penggunaan Dana BOS
30. Keputusan Menteri Kesehatan No. 942 tahun 2003 tentang Persyaratan Hygiene
Sanitasi Makanan Jajanan
31. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah
1.3. Tujuan
Tujuan Umum
Tercapainya status kesehatan sekolah/madrasah yang paripurna dalam
mendukung proses belajar dan mengajar di satuan pendidikan.
Tujuan Khusus
1. Memberikan acuan untuk persiapan Sekolah/Madrasah Sehat.
2. Memberikan acuan untuk pelaksanaan Sekolah/Madrasah Sehat.
3. Memberikan acuan untuk monitoring dan evaluasi Sekolah/Madrasah Sehat.
1.4. Sasaran
Sasaran Langsung
1. Tim Pembina UKS/M di tingkat Pusat, Propinsi, Kota/Kabupaten dan Kecamatan
2. Tim Pelaksana UKS/M di Puskesmas
3. Tim Pelaksana UKS/M di Sekolah/Madrasah
© UNICEF
BAB II
SEKOLAH/MADRASAH SEHAT
2.4.1. Persiapan
Tahapan persiapan Sekolah/Madrasah Sehat, Puskesmas:
a. Bersama Tim Pembina UKS/M lainnya melakukan advokasi kebijakan
untuk mendukung pelaksanaan kegiatan Sekolah/Madrasah Sehat.
b. Dibantu sekolah/madrasah melakukan penilaian awal status kesehatan
sekolah/madrasah dengan menggunakan instrumen stratifikasi
UKS/M dan status kesehatan peserta didik dari hasil penjaringan
kesehatan, pemeriksaan berkala, dan penilaian pengetahuan dan
sikap peserta didik (melalui kuesioner). Hasil asesmen sebagai dasar
menyusun kegiatan prioritas sesuai kebutuhan sekolah/madrasah.
c. Melaksanakan orientasi Sekolah/Madrasah Sehat berupa:
• Orientasi umum kegiatan umum dan kegiatan Sekolah/Madrasah
Sehat.
• Orientasi khusus untuk kegiatan yang akan menjadi prioritas
sekolah/madrasah.
d. Bersama dengan sekolah melakukan koordinasi dengan mitra terkait
untuk pelaksanaan Sekolah/Madrasah Sehat.
e. Melakukan sosialisasi untuk pelaksanaan Sekolah/Madrasah Sehat
kepada guru dan orangtua melaui komite sekolah/madrasah.
2.4.2. Pelaksanaan
Pelaksanaan Sekolah/Madrasah Sehat berupa:
a. Pendidikan Kesehatan
b. Pelayanan Kesehatan
c. Pembinaan Lingkungan Sehat
d. Manajemen Sekolah/Madrasah Sehat
Selanjutnya sekolah/madrasah mulai melaksanakan intervensi secara
bertahap berdasarkan hasil temuan asesmen awal dengan mengidentifikasi
prioritas kegiatan Trias UKS/M yang telah disepakati bersama oleh Tim Pelaksana
dan Tim Pembina UKS/M.
2.4.5. Pembinaan
Pembinaan Sekolah/Madrasah Sehat dilakukan mulai dari persiapan,
pelaksanaan, monitoring evaluasi dan rencana tindak lanjut. Pembinaan
bertujuan untuk membantu sekolah mengetahui tingkat implementasi dan
kemajuan pelaksanaan Sekolah/Madrasah Sehat. Pembinaan juga membantu
sekolah untuk dapat melaksanan tahapan-tahapan Sekolah/Madrasah
Sehatdengan baik.
© UNICEF
© Kementerian Kesehatan
BAB III
PERSIAPAN
SEKOLAH/MADRASAH SEHAT
3.1. Advokasi
Advokasi merupakan upaya memengaruhi dan memotivasi para pengambil
kebijakan dalam penerapan Sekolah/Madrasah Sehat mulai dari perencanaan,
anggaran, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta keberlanjutannya. Dengan
advokasi, strategi dapat disesuaikan dengan kondisi lokal, kondisi sosial politik,
budaya setempat dan kondisi riil lainnya.
Tujuan
1. Pemahaman dari pengambil kebijakan tentang Sekolah/Madrasah Sehat.
2. Komitmen dan dukungan dari pengambil kebijakan untuk Sekolah/Madrasah
Sehat.
Sasaran
• Primer : Pemerintah Daerah (Gubernur/Walikota/Bupati)
• Sekunder : Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas Pendidikan, Kepala
Kanwil Kementerian Agama, Sekretaris Daerah
• Tersier : Tokoh agama, tokoh masyarakat, media massa, akademisi,
lembaga donor, sektor swasta, LSM.
Pelaksana
Advokasi Sekolah/Madrasah Sehat dilaksanakan oleh Tim Pembina UKS/M,
kepala sekolah/madrasah, guru bahkan peserta didik sesuai dengan kegiatan dan
pesan-pesan advokasi yang akan disampaikan.
Materi
• Situasi kesehatan anak prasekolah, anak usia sekolah dan remaja.
• Pentingnya Sekolah/Madrasah Sehat untuk meningkatkan kualitas pendidikan
dan kesehatan anak usia prasekolah, anak usia sekolah dan remaja.
• Pembelajaran Sekolah/Madrasah Sehat.
• Pentingnya dukungan kebijakan multisektor untuk terlaksananya program
Sekolah/Madrasah Sehat dalam bentuk Pergub/Perwal/Perbup, surat
edaran, pendanaan, dll.
• Pentingnya akselerasi UKS/M, dsb.
Langkah-Langkah
1. Menyusun rencana advokasi yang meliputi sasaran spesifik advokasi, media
dan kegiatan advokasi.
2. Melaksanakan strategi atau kegiatan advokasi yang dapat berupa lobi,
audiensi atau seminar.
3. Melaksanakan evaluasi bersama.
4. Menyusun rencana tindak lanjut.
Hasil
Advokasi Sekolah/Madrasah Sehat diharapkan menghasilkan dukungan untuk:
1. Kebijakan Sekolah/Madrasah Sehat
2. Anggaran Sekolah/Madrasah Sehat
3. Pembinaan Sekolah/Madrasah Sehat
4. Keberlanjutan Sekolah/Madrasah Sehat
3.2. Asesmen
Asesmen atau penilaian merupakan penggunaan berbagai cara dan alat untuk
mendapatkan informasi tentang kondisi kesehatan sekolah/madrasah dan peserta
didik. Hasil asesmen digunakan sebagai dasar pelaksanaan intervensi kegiatan
Sekolah/Madrasah Sehat secara bertahap dengan menentukan prioritas sesuai
situasi dan kebutuhan sekolah/madrasah.
Tujuan
1. Mendapatkan informasi awal tentang status kesehatan sekolah/madrasah
dan peserta didik.
2. Mendapatkan informasi akhir tentang status kesehatan sekolah/madrasah
dan peserta didik.
Sasaran
1. Kepala sekolah/madrasah
2. Komite sekolah/madrasah
3. Guru
4. Peserta didik
Pelaksana
Asesmen Sekolah/Madrasah Sehat dilakukan oleh Tim Pelaksana, tim pembina
UKS/M serta Puskesmas menggunakan instrumen yang disepakati.
Jenis-Jenis Asesmen
1. Asesmen awal merupakan penilaian awal untuk mendapatkan data dasar
kondisi kesehatan sekolah/madrasah dan kondisi kesehatan peserta didik,
serta dilaksanakan awal tahun ajaran sebelum pelaksanaan Sekolah/
Madrasah Sehat.
Instrumen Asesmen
Asesmen awal dan akhir dilakukan dengan menggunakan instrumen yang
sama, yaitu:
1. Instrumen stratifikasi UKS/M
Merupakan instrumen untuk menilai status pelaksanaan Sekolah/
Madrasah Sehat yang terdiri dari pendidikan kesehatan, pelayanan
kesehatan, pembinaan lingkungan sehat dan manajemen Sekolah/
Madrasah Sehat. Instrumen ini diisi melalui dua cara yaitu melalui:
a. Pengisian langsung oleh kepala sekolah/madrasah, peserta didik,
Puskesmas dan Tim Pembina UKS/M.
b. Melalui observasi tim penilai pusat atau daerah.
Setiap indikator memiliki strata yang terdiri dari minimal, standar,
optimal dan paripurna yang memiliki perbedaan di setiap jenjang
pendidikan. Stratifikasi UKS/M dan penjelasan indikator setiap strata
dapat dilihat dalam lampiran.
2. Instrumen penilaian pengetahuan dan sikap peserta didik
Merupakan instrumen untuk menilai sikap dan pengetahuan peserta didik
sebelum dan sesudah pelaksanaan Sekolah/Madrasah Sehat. Instrumen
berupa kuesioner tentang pengetahuan kesehatan dan pertanyaan
tentang perilaku kesehatan yang diisi secara mandiri oleh peserta didik
sesuai dengan situasi dan kebiasaan mereka (instrumen terlampir).
Instrumen ini merupakan instrumen tambahan untuk mendukung
instrumen lainnya yang dapat digunakan bersamaan dengan kegiatan
penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala atau disesuaikan dengan
kebijakan sekolah/madrasah.
3. Instrumen penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala
Merupakan instrumen untuk menilai kondisi fisik dan mental peserta
didik yang terdiri dari 7 (tujuh) bagian:
a. Identitas peserta didik
b. Riwayat kesehatan
c. Riwayat imunisasi
d. Penggunaan zat adiktif dan perilaku berisiko
e. Kesehatan reproduksi
f. Kesehatan intelegensia
g. Kesehatan mental.
Untuk asesmen awal, Instrumen ini bisa didapatkan dari Puskesmas
jika sudah pernah melakukan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan
berkala.
Langkah-Langkah
1. Menyiapkan instrumen asesmen (stratifikasi UKS/M, penilaian pengetahuan
dan penjaringan kesehatan).
2. Menyiapkan sumber daya pelaksana asesmen.
3. Mengatur waktu pelaksanaan asesmen.
4. Melaksanakan asesmen.
5. Menganalisa hasil asesmen.
6. Melakukan validasi hasil asesmen bersama Tim Pembina UKS tingkat
kecamatan dan Tim Pelaksana UKS di satuan pendidikan.
7. Menyosialisasikan hasil asesmen kepada pihak terkait dan komite sekolah/
madrasah atau orang tua.
8. Memutuskan intervensi kegiatan Sekolah/Madrasah Sehat yang sesuai dengan
hasil asesmen.
Hasil
Asesmen Sekolah/Madrasah Sehat diharapkan dapat menghasilkan:
1. Data status kesehatan sekolah/madrasah dan peserta didik
2. Rekomendasi tahapan dan prioritas kegiatan dalam mewujudkan
Sekolah/Madrasah Sehat
3.3. Orientasi
Orientasi merupakan kegiatan yang bersifat pengenalan manajemen dan
pelaksanaan kegiatan Sekolah/Madrasah Sehat. Orientasi terbagi menjadi orientasi
umum yang ditujukan untuk pengenalan konsep, manajemen dan kegiatan-
kegiatan Sekolah/Madrasah Sehat, dan orientasi khusus yang ditujukan untuk
memberikan peningkatan kapasitas untuk kegiatan tertentu yang membutuhkan
pemahaman dan keterampilan lebih dalam seperti pelatihan pendidikan gizi,
pelatihan pendidikan kesehatan reproduksi, pelatihan kader kesehatan sekolah/
madrasah dll. Setelah mendapatkan orientasi, semua pihak dapat ikut mendukung
dan menerapkan kegiatan Trias UKS/M secara terintegrasi dengan kegiatan sekolah/
madrasah sesuai dengan peran masing-masing.
Tujuan
1. Meningkatkan pemahaman tentang pelaksanaan Sekolah/Madrasah Sehat.
2. Memperoleh dukungan konkrit lintas program dan sektor dalam pelaksanaan
kegiatan Sekolah/Madrasah Sehat.
3. Merencanakan pelaksanaan Sekolah/Madrasah Sehat.
Sasaran
Sasaran orientasi Sekolah/Madrasah Sehat disesuaikan dengan tingkatan
pelaksanaan orientasi secara berjenjang.
Pelaksana
Pelaksana orientasi Sekolah/Madrasah Sehat adalah tim pembina dan
pelaksana UKS/M tingkat Kecamatan dan Puskesmas.
Materi
1. Analisis situasi dan program anak prasekolah, anak usia sekolah dan remaja
2. Persiapan Sekolah/Madrasah Sehat
3. Pendidikan kesehatan
4. Pelayanan kesehatan
5. Pembinaan lingkungan sehat
6. Monitoring dan evaluasi Sekolah/Madrasah Sehat
7. Rencana tindak lanjut
Langkah-Langkah
1. Menyusun rencana orientasi umum dan orientasi teknis.
2. Melakukan koordinasi dengan Puskesmas dan pihak lainnya untuk pelaksanaan
orientasi umum dan orientasi teknis.
3. Menyusun rencana tindak lanjut untuk kegiatan Sekolah/Madrasah Sehat.
4. Melakukan evaluasi bersama untuk pelaksanaan orientasi umum dan orientasi
teknis.
5. Sosialisasi ke orang tua/komite sekolah/madrasah. Kegiatan sosialisasi
bertujuan untuk memberikan informasi dan pemahaman yang sama kepada
orang tua/komite sekolah/madrasah sehingga mendukung pelaksanaan
kegiatan Sekolah/Madrasah Sehat serta membantu memantau penerapan
perilaku kesehatan peserta didik di rumah.
Hasil
• Pembagian peran Tim Pembina UKS/M dalam pelaksanaan dan manajemen
Sekolah/Madrasah Sehat.
• Rencana pelaksanaan Sekolah/Madrasah Sehat.
• Daftar sekolah/madrasah di tingkat Kota/Kabupaten yang akan melaksanakan
program Sekolah/Madrasah Sehat.
• Persetujuan dan dukungan dari komite/orang tua peserta didik.
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN
SEKOLAH/MADRASAH SEHAT
Waktu
Pelaksanaan pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan melalui 3 cara dan
waktu pemberian, yaitu:
• Intrakurikuler yakni terintegrasi dengan kurikulum atau mata
pelajaran sekolah/madrasah seperti pelajaran olahraga dan gizi
seimbang pada mata pelajaran guru PJOK, sesi pelajaran dengan guru
BK, IPA/Biologi, pelajaran muatan lokal dan lain-lain. Untuk jenjang SD,
materi pendidikan kesehatan terintegrasi dengan pelajaran tematik di
sekolah/madrasah, sedangkan untuk jenjang PAUD (TK/RA/KB/BA/TPA/
SPS) terintegrasi dengan aktifitas belajar dan bermain yang disampaikan
oleh guru pendamping.
• Kokurikuler yakni sebagai tambahan mata pelajaran atau kurikulum
yang diberikan namun masih dalam jam pelajaran sekolah/madrasah.
Kegiatan kokurikuler merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk
penguatan atau pendalaman kompetensi dasar atau indikator pada
mata pelajaran/bidang sesuai dengan kurikulum yang meliputi kegiatan
pengayaan mata pelajaran, kegiatan ilmiah, pembimbingan seni dan
budaya, dan/atau bentuk kegiatan lain untuk penguatan karakter
peserta didik.
• Ekstrakurikuler yakni diberikan di luar jam mata pelajaran atau
kurikulum sekolah/madrasah dengan mengundang lintas sektor
terkait untuk memberikan materi kesehatan tertentu kepada
peserta didik atau guru di sekolah/madrasah. Contoh penyuluhan
pencegahan NAPZA dari BNN, penyuluhan tentang pencegahan HIV AIDS
dari Puskesmas, pencegahan kekerasan dari Kepolisian dan lain-lain.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan di bawah bimbingan dan
pengawasan sekolah/madrasah yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerja sama, dan
kemandirian peserta didik secara optimal untuk mendukung pencapaian
tujuan pendidikan.
• Belajar mandiri/ berkelompok, menggunakan teknologi yang ada baik
berupa pengetahuan atau media KIE kesehatan yang dikeluarkan oleh
Kementerian Kesehatan utamanya untuk anak usia sekolah dan remaja
yang bisa diakses melalui www.kesga.kemkes.go.id, twitter/instagram/
Tempat
• Pendidikan kesehatan secara Intrakurikuler dan Kokurikuler dilaksanakan di
kelas masing-masing.
• Pendidikan kesehatan secara Ekstrakurikuler dilaksanakan di aula atau
tempat lainnya yang dimungkinkan untuk dilaksanakan penyuluhan kesehatan
di sekolah/madrasah dan dapat didengar/disimak oleh peserta dengan baik.
Pelaksana
• Pendidikan kesehatan secara Intrakurikuler dan Kokurikuler dilaksanakan
oleh guru mata pelajaran PJOK, IPA/Biologi, Agama, BK dan lainnya.
• Pendidikan kesehatan secara Ekstrakurikuler dilaksanakan oleh perwakilan
Puskesmas, BPOM, BNN, Kepolisian, orang tua peserta didik dengan latar
belakang kesehatan, dan lain-lain.
Sarana
Buku pelajaran, buku-buku terkait kesehatan, leaflet atau brosur terkait
kesehatan, sound system jika diperlukan, dan lain-lain.
Langkah-Langkah
• Pendidikan kesehatan secara Intrakurikuler dilaksanakan seperti alur
pemberian pelajaran seperti biasanya seperti pembuatan SAP, materi ajar
dan lain-lain.
• Pendidikan kesehatan secara Kokurikuler dilaksanakan seperti alur pemberian
pelajaran melalui Kokurikuler seperti biasanya.
• Pendidikan kesehatan secara Ekstrakurikuler:
- Sekolah/madrasah mengidentifikasi materi kesehatan yang perlu
diberikan ke peserta didik yang tidak terdapat dalam sesi kurikuler/
kokurikuler peserta didik atau masih diperlukan pendalaman materi.
- Sekolah/madrasah berkoordinasi dengan Puskesmas, BPOM, BNN,
Kepolisian, dan lain-lain untuk memberikan materi kesehatan yang
diinginkan.
- Sekolah/madrasah melakukan sosialisasi pendidikan kesehatan yang
akan dilaksanakan sesuai prioritas dan mengalokasikan waktu untuk
pelaksanaan pendidikan kesehatan.
- Sekolah/madrasah membantu, memfalisitasi dan mengawasi pelaksanaan
pemberian materi kesehatan.
Waktu
Literasi kesehatan dilakukan secara rutin dalam jam literasi minimal 1 minggu
1 kali selama 15 menit. Akan tetapi, waktu pelaksanaan literasi kesehatan dapat
ditambah dan disesuaikan dengan kebijakan masing-masing sekolah/madrasah.
Tempat
Masing-masing kelas atau luar kelas.
Pelaksana
Guru kelas, guru mata pelajaran pada sesi literasi sekolah/madrasah, peserta
didik.
Sarana
Buku Rapor Kesehatanku seri Informasi Kesehatan, Buku Aksi Bergizi dan
Buku/Media KIE kesehatan lainnya, permainan-permainan bertema kesehatan,
aplikasi dan media KIE yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan yang bisa diakses
melalui www.kesga.kemkes.go.id, twitter/instagram/facebook ditkesga, Youtube
Direktorat Kesehatan Keluarga, www.kemkes.go.id, dan www.promkes.kemkes.
go.id, dan lain-lain.
Langkah-Langkah
• Sekolah/madrasah mengalokasikan waktu dan jam literasi kesehatan minimal
1 (satu) kali seminggu.
• Guru UKS/M membuat jadwal literasi kesehatan berdasarkan topik-topik
dalam Buku Rapor Kesehatan Seri Informasi Kesehatan atau materi kesehatan
lainnya yang dibutuhkan. Topik literasi kesehatan juga dapat ditambahkan
dengan topik kesehatan kekinian.
Kegiatan
Kegiatan pendidikan gizi di Sekolah/
Madrasah terdiri dari:
1. Pemahaman akan gizi seimbang
atau Isi Piringku, termasuk contoh
pada saat acara-acara yang diselenggarakan di sekolah (rapat komite
sekolah, acara kesenian, ulang tahun sekolah, Hari Guru, dsb).
2. Sarapan bersama dengan gizi seimbang. Umpan balik dari guru kelas
terhadap sarapan bersama yang dibawa peserta didik.
3. Konsumsi tablet tambah darah.
4. Menghindari/meminimalisir makanan siap saji, makanan/minuman yang
berpemanis, pengawet, kurang serat, tinggi gula, garam, dan lemak.
5. Pendidikan gizi diberikan kepada petugas kantin, pedagang kaki lima,
dan warung di sekitar sekolah untuk menghindari menjajakan makanan
siap saji, makanan/minuman yang berpemanis, pengawet, kurang serat,
tinggi gula, garam, dan lemak.
Peserta didik diminta untuk membawa bekal dari rumah sesuai dengan
prinsip Isi Piringku dan membawa air putih secukupnya. Sarapan bersama dilakukan
sebelum atau sekitar pukul 07.00 pagi agar dapat mendukung proses pembelajaran.
Aktivitas fisik diajarkan dan diaktifkan kepada semua peserta didik untuk mencegah
dan meminimalisir kelebihan berat badan termasuk obesitas.
Waktu
Kegiatan sarapan bersama dilaksanakan minimal satu kali dalam seminggu
sebelum jam pelajaran pertama. Kegiatan ini dilaksanakan berurutan pada hari
yang sama dengan kegiatan cuci tangan pakai sabun, pemberian tablet tambah
darah bagi peserta didik puteri tingkat SMP/MTs dan SMA/SMK/MA dan sikat gigi
bersama.
Tempat
Pendidikan gizi bisa dilaksanakan di kelas masing-masing atau di luar kelas
yang kondusif untuk bisa melakukan sarapan bersama. Namun untuk pelaksanaan
yang lebih tertib dan cepat (efisiensi waktu) disarankan untuk dilaksanakan di kelas
masing-masing dengan pengawasan guru kelas.
Pelaksana
Guru kelas, kader kesehatan sekolah/madrasah, peserta didik.
Sarana
• Bekal sarapan menu bergizi seimbang yang dibawa oleh masing-masing
peserta didik dan makanan atau minuman pada acara sekolah.
• Sarana cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
• Materi edukasi gizi seperti modul Aksi Bergizi untuk fasilitator dan Buku
Saku Aksi Bergizi untuk peserta didik, atau materi edukasi gizi lainnya yang
dikeluarkan Kemenkes/ sumber lainnya yang diakui kebenarannya (digital/
bahan cetak).
Langkah-Langkah
• Orang tua/wali menyiapkan bekal sarapan dengan menu gizi seimbang untuk
dibawa ke sekolah/madrasah sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
• Peserta didik melaksanakan sarapan di kelas masing-masing didampingi oleh
guru kelas. Pada saat pelaksanaan, guru meminta peserta didik untuk:
- Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum makan
- Berdoa
- Sarapan bersama dengan menu bergizi seimbang
- Diakhiri minum tablet tambah darah khusus bagi remaja putri
- Minum air putih
- Membuang sampah pada tempatnya
- Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah sarapan
• Pada saat peserta didik melaksanakan sarapan bersama, guru memantau
menu makanan yang dibawa oleh peserta didik dan memastikan menu yang
dibawa adalah menu gizi seimbang sesuai dengan ketentuan “Isi Piringku”.
• Dalam memantau pelaksanaan sarapan bersama, guru kelas dapat dibantu
oleh kader kesehatan sekolah/madrasah pokja gizi di masing-masing kelas.
• Guru menyampaikan pendidikan gizi kepada peserta didik sesuai topik yang
ada di buku Aksi Bergizi, buku rapot seri informasi dan buku lainnya.
Kegiatan
Kegiatan kebersihan diri atau personal higiene dilakukan di sekolah/
madrasah antara lain:
1. Cuci tangan pakai sabun bersama
Cuci tangan bertujuan untuk menghilangkan kuman dan bakteri yang
terdapat di tangan. Kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan langkah-
langkah mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir. Untuk meningkatkan
pencegahan penyakit menular seperti COVID-19, diare, dll diharapkan
frekuensi cuci tangan dengan benar diperbanyak, antara lain:
• Sebelum masuk kelas
• Sebelum makan di kantin
• Sebelum dan setelah menggunakan toilet.
• Setelah menggunakan fasilitas bersama
• dan lain-lain.
2. Sikat gigi bersama
Sikat gigi bersama adalah kegiatan menyikat gigi secara berkelompok
atau bersama-sama di sekolah/madrasah. Sikat gigi bersama bertujuan
untuk melakukan pembiasaan sikat gigi setelah sarapan. Kegiatan
sikat gigi bersama dilakukan pada semua tingkatan sekolah/madrasah
dikarenakan masih tingginya angka karies di Indonesia yakni 70-90%. Hal
tersebut menandakan diperlukannya pembiasaan yang konkrit sejak di
sekolah/madrasah sehingga kebiasaan itu dapat dilanjutkan di rumah.
Waktu
Kegiatan cuci tangan dan sikat gigi bersama secara berurutan dilaksanakan
pada hari yang sama dengan pelaksanaan sarapan/kudapan bersama.
• Kegiatan cuci tangan bersama dilaksanakan sebelum pelaksanaan
sarapan/kudapan bersama.
• Kegiatan sikat gigi bersama dilaksanakan pada jam istirahat pertama.
Tempat
Di sekolah/madrasah.
Pelaksana
Peserta didik, kader kesehatan sekolah/madrasah, guru kelas dan pokja
PHBS.
Sarana
Agar kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik, maka sekolah/madrasah
disarankan memiliki:
• Air bersih yang cukup
• Tempat cuci tangan untuk masing-masing kelas
• Saluran pembuangan limbah
• Sabun
• Petunjuk langkah-langkah cuci tangan yang ditempelkan pada sarana
cuci tangan
• Sikat gigi, gelas kumur, dan pasta gigi dibawa oleh peserta didik.
Apabila tempat cuci tangan belum tersedia, maka sekolah/madrasah dapat
berinovasi membuat tempat cuci tangan mulai dari tempat cuci tangan sederhana
sampai bentuk permanen yang disesuaikan dengan anggaran sekolah/madrasah. Bagi
sekolah/madrasah yang tidak memiliki akses terhadap air bersih agar melaporkan
kondisi tersebut ke Dinas Pendidikan dan Kanwil Kementerian Agama setempat.
Air bersih merupakan hal minimal yang harus tersedia di sekolah/madrasah untuk
menghindarkan diri dari penularan penyakit.
Langkah-Langkah
• Pelaksanaan kegiatan:
1. Cuci tangan bersama
- Guru, kader kesehatan sekolah/madrasah, dan pokja PHBS
memastikan ketersediaan air bersih, sabun dan tempat cuci tangan.
- Guru kelas meminta peserta didik melakukan cuci tangan bersama
sebelum dan sesudah kegiatan sarapan bersama.
- Guru kelas mengawasi pelaksanaan kegiatan secara tertib dibantu
dengan kader kesehatan sekolah/madrasah.
- Untuk efisiensi waktu, bagi peserta didik yang telah mencuci tangan
dapat mulai sarapan.
2. Gosok gigi bersama
- Guru, kader kesehatan sekolah/madrasah, dan pokja PHBS
memastikan ketersediaan air bersih.
- Pada jam istirahat pertama, guru kelas meminta peserta didik
melakukan mengambil air bersih untuk kumur pada masing-masing
gelas kumur peserta didik dan melakukan sikat gigi secara mandiri.
- Sikat gigi tidak dilakukan di depan keran air untuk efisiensi waktu.
Sisa kumur dibuang pada saluran pembuangan sekolah/madrasah.
Kegiatan
1. Gerakan peregangan pada pergantian jam pelajaran.
2. Optimalisasi 4 (empat) L (Lompat, Lari, Lempar, Loncat) pada jam
istirahat khusus bagi peserta didik SD/MI.
3. Ekstrakurikuler wajib olahraga/ beladiri/ kesenian bagi peserta didik
SMP/MTs dan SMA/SMK/MA.
4. Optimalisasi jam pelajaran olahraga.
Waktu
1. Peregangan pada pergantian jam pelajaran atau pada saat peserta didik
sudah mulai merasa bosan dan lelah di kelas. Peregangan dilakukan minimal
1 (satu) kali perhari.
2. Optimalisasi 4 (empat) L dilaksanakan minimal 1 (satu) kali perhari pada jam
istirahat untuk jenjang SD/MI.
3. Optimalisasi olahraga dilaksanakan sesuai jam mata pelajaran olahraga di
sekolah/madrasah.
4. Ekstrakurikuler wajib olahraga/ beladiri/ kesenian dilaksanakan minimal
satu kali perminggu.
Tempat
• Kegiatan peregangan dilaksanakan di kelas.
• Sedangkan kegiatan optimalisasi aktivitas fisik lainnya dilaksanakan di
lapangan sekolah/madrasah atau di lingkungan sekolah/madrasah yang
kondusif untuk pelaksanaan aktifitas fisik.
Pelaksana
Peserta didik, guru kelas, guru mata pelajaran, dan guru PJOK.
Sarana
1. Kreasi gerakan peregangan yang dapat dibuat oleh guru atau peserta didik
misalnya gerak kapiten, gerak penguin, dll. Kreasi gerakan peregangan dapat
dilakukan dengan diiringi lagu melalui sound system atau dengan bernyanyi
sendiri.
2. Halaman sekolah/madrasah atau aula yang dapat digunakan sebagai tempat
bermain/olahraga.
3. Sarana dan prasarana olahraga.
Langkah-Langkah
1. Guru dan peserta didik melakukan kreasi gerakan peregangan.
2. Guru meminta peserta didik untuk memimpin peregangan secara bergantian
ditandai dengan bunyi bel atau lonceng menandakan waktu pelaksanaan
peregangan bersama.
3. Sekolah/madrasah mendorong peserta didik untuk bermain dan berolahraga
yang mengandung gerakan 4 L saat jam istirahat.
4. Sekolah/madrasah menginformasikan dan mendorong ektrakurikuler
olahraga/ beladiri/ kesenian sebagai ekstrakurikuler wajib.
5. Guru PJOK mendorong peserta didik untuk melaksanakan olahraga secara
optimal minimal pada jam pelajaran olahraga.
6. Sekolah/madrasah menyediakan sarana dan prasarana untuk mendukung
peningkatan olahraga berprestasi di sekolah/madrasah.
Kegiatan
Pendidikan keterampilan hidup sehat dilakukan dengan cara pemberian
informasi dan keterampilan melalui metode-metode partisipatif yang dapat
mendorong peserta didik memahami dan mempraktikan keterampilan hidup sehat.
PKHS dilaksanakan secara terintegrasi dengan mata pelajaran yang sesuai seperti
pelajaran bimbingan dan konseling di tingkat SMP atau SMA atau sederajatnya, di
setiap pelajaran tematik di tingkat PAUD (TK/RA/KB/BA/TPA/SPS) dan SD, atau
sesi khusus guru kelas. PKHS juga dapat dilakukan terintegrasi, contohnya dengan
pendidikan kesehatan reproduksi, pendidikan gizi dan PHBS, dan lain lain.
1
Pendidikan Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) berdasarkan WHO
Waktu
Sekolah/madrasah dapat memilih waktu pelaksanaan PKHS sebagai berikut:
• Intrakurikuler: dilaksanakan sedikitnya 1 kali setiap minggu pada jam
pelajaran Guru BK/Guru kelas atau terintegrasi pada mata pelajaran
guru lainnya yang sesuai.
• Kokurikuler: dilaksanakan sedikitnya 1 kali setiap minggu.
• Ekstrakurikuler: dilaksanakan sedikitnya 1 kali setiap minggu melalui
kegiatan secara interaktif/dalam bentuk permainan.
Tempat
PKHS dilaksanakan di kelas atau di luar kelas yang kondusif untuk pelaksanaan
PKHS.
Pelaksana
Guru kelas, guru mata pelajaran, guru UKS/M, peserta didik.
Sarana
• Buku pedoman PKHS Kementerian Kesehatan.
• Buku Petunjuk Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Jiwa di Sekolah Kementerian
Kesehatan.
• Buku Pendidikan Keterampilan Hidup Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
• Beberapa media KIE dan video tutorial yang digunakan untuk mendukung
pembelajaran terkait konten PKHS.
Langkah-Langkah
• Intrakurikuler
• Kokurikuler
• Ekstrakurikuler
2
Pengertian kesehatan reproduksi berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 61 tentang
Kesehatan Reproduksi
Materi kesehatan reproduksi yang diberikan bagi anak usia sekolah antara lain:
1. Konsep dasar pendidikan kesehatan reproduksi
2. Nilai, norma, batasan diri dan hubungan dengan orang lain
3. Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
4. Masalah kesehatan reproduksi peserta didik
5. Gender dan kekerasan
6. Teknologi, informasi dan komunikasi
7. Dukungan dan layanan masalah kesehatan reproduksi di sekolah
Kegiatan
Pemberian materi kesehatan reproduksi kepada peserta didik disesuaikan
dengan usia, tingkat pendidikan dan terintegrasi dengan mata pelajaran
(diberikan dalam bentuk permainan dan diskusi kasus) secara intrakurikuler,
kokurikuler dan ekstrakurikuler.
Waktu
Sekolah/madrasah dapat memilih waktu pelaksanaan Pendidikan kesehatan
reproduksi sebagai berikut:
• Intrakurikuler: dilaksanakan sedikitnya 1 kali setiap minggu pada jam
pelajaran Guru BK/Guru kelas atau terintegrasi pada mata pelajaran guru
lainnya seperti IPA atau PJOK yang sesuai. Kegiatan dilaksanakan di kelas
masing-masing.
• Kokurikuler: dilaksanakan sedikitnya 1 kali setiap minggu.
• Ekstrakurikuler: dilaksanakan sedikitnya 1 kali setiap minggu melalui
kegiatan secara interaktif/dalam bentuk permainan.
Pelaksana
Guru kelas, guru mata pelajaran IPA, PJOK, guru UKS/M, peserta didik.
Sarana
• Buku-buku pedoman/panduan kesehatan reproduksi/rencana aksi guru.
• Video tutorial dan media KIE lainnya.
Langkah-Langkah
• Intrakurikuler: Pendidikan kesehatan reproduksi diberikan melalui
program Aksi Guru secara berjenjang dari Direktorat GTK (Guru & Tenaga
Kependidikan) Kemendikbud.
• Kokurikuler: dilaksanakan seperti alur pemberian pelajaran melalui
Kokurikuler seperti biasanya.
• Ekstrakurikuler: dilaksanakan sedikitnya 1 kali setiap minggu dengan
memberikan pemahaman dan keterampilan terkait kesehatan reproduksi.
Guru menyampaikan pendidikan kesehatan reproduksi melalui diskusi,
bermain peran, studi kasus dan permainan.
Kegiatan
Pembinaan kader kesehatan sekolah/madrasah dilakukan di jenjang
pendidikan PAUD (TK/RA/KB/BA/TPA/SPS), SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA oleh
guru pembina UKS/M, pelatih PMR, Pelatih Pramuka dan lain lain. Tugas kader
kesehatan sekolah/madrasah dapat berbeda-beda disesuaikan dengan umur dan
jenjang pendidikan. Kader kesehatan sekolah/madrasah terbagi dalam berbagai
kelompok yang pada prinsipnya merupakan kader yang terkait kesehatan atau
tergabung dalam ekstrakurikuler terkait kesehatan sebagai berikut:
• Kader Pokja Gizi
• Kader Pokja PHBS
• Dokter Kecil
• PMR
• Pramuka Saka Bakti Husada
• Kader Pokja Tanaman
• Kader Penerapan KTR, KTN, KTP, KTK
• Detektif Kantin
• Duta Pencegahan NAPZA
• Duta Lingkungan
• Kader Pokja 3R
• Juru Pemantau Jentik
• Konselor Sebaya
• dan lain lain
Waktu
Kegiatan pendidikan dan pembinaan kader kesehatan sekolah/madrasah
dilakukan oleh guru UKS/M atau pelatih minimal satu kali setiap minggu, dilakukan
di luar jam pelajaran sekolah/madrasah (ekstrakurikuler).
Sarana
Buku KIE Kader Kesehatan Sekolah/Madrasah, Buku KIE kader kesehatan
sekolah/Madrasah Tingkat SD/MI, Buku Pedoman Teknik Konseling bagi Konselor
Sebaya, Pedoman Dokter Kecil, Buku/ KIE kesehatan lainnya, serta video tutorial
dan media KIE kesehatan lainnya terkait anak sekolah dan remaja.
Langkah-Langkah
• Guru UKS/M merekrut kader kesehatan sekolah/madrasah minimal 10%
dari jumlah peserta didik di sekolah/madrasah, dan dimasukkan ke dalam
kelompok/pokja sesuai peminatan peserta didik.
• Setelah mendapatkan pelatihan, kader kesehatan sekolah/madrasah
membantu kegiatan Sekolah/Madrasah Sehat.
• Guru memberikan penugasan kepada kader kesehatan sekolah/madrasah,
seperti:
- Pemantauan jentik di sekolah/madrasah 1 kali/minggu.
- Dokter Kecil dan PMR piket di ruang UKS/M.
- Kader Pokja Gizi membantu pelaksanaan sarapan bersama dan pemberian
tablet tambah darah bagi peserta didik putri.
- Saka Bakti Husada memberikan informasi kesehatan kepada 2 orang
teman setiap minggunya.
• Guru pembina UKS/M melakukan pembinaan kader kesehatan sekolah/
madrasah seminggu sekali dengan cara:
- Menanyakan hasil pemantauan atau penugasan yang diberikan.
- Menanyakan kendala pelaksanaan.
- Mengulangi informasi kesehatan yang diperlukan dan lain lain.
• Guru pembina UKS/M melaksanakan evaluasi kegiatan kader kesehatan
sekolah/madrasah.
Kegiatan
Penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala dilakukan melalui:
• Pemeriksaan kesehatan menggunakan kuesioner. Kuesioner berisi
pertanyaan mengenai riwayat kesehatan keluarga, diri, imunisasi
dan perilaku terkait kesehatan lainnya. Kuesioner diisi oleh
masing-masing peserta didik. Bagi peserta didik kelas 1-3 SD/MI
atau peserta didik di SLB pengisian kuesioner ini dapat dibantu
dengan orang tua/wali/guru.
• Pemeriksaan kesehatan secara fisik oleh sekolah/madrasah (guru
dan kader kesehatan sekolah) dan petugas Puskesmas
Pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh sekolah/madrasah antara lain:
pengukuran tinggi badan, berat badan, tekanan darah (menggunakan pengukur
tekanan darah digital bila tersedia) pemeriksaan ketajaman penglihatan dan
pemeriksaan kebersihan diri (kuku, rambut) serta pemeriksaan kebugaran
jasmani.
Sedangkan pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh Puskesmas
meliputi pemeriksaan klinis yang harus dilakukan tenaga kesehatan seperti
pemeriksaan gigi dan mulut, pemeriksaan telinga, denyut jantung dan
pernapasan dan lain lain.
Waktu
Penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala dilaksanakan minimal
1 (satu) kali dalam setahun dimulai pada awal tahun ajaran baru. Sekolah/
madrasah membagikan kuesioner dan mengumpulkan kuesioner yang telah
terisi serta melakukan pemeriksaan kesehatan fisik yang dapat dilakukan
sekolah/madrasah beberapa hari sebelum hari pelaksanaan pemeriksaan
fisik oleh Puskesmas.
Tempat
Penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala dilakukan di kelas
atau ruangan lain yang kondusif.
Pelaksana
• Sekolah/madrasah (kepala sekolah/madrasah, guru UKS/M, guru
kelas, guru PJOK, kader kesehatan sekolah)
• Puskesmas
Sarana
• Puskesmas
−− Kit UKS Puskesmas
−− Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan dan Pemeriksaan Berkala
−− Form rujukan
−− Form rekapitulasi pemeriksaan kesehatan di sekolah/madrasah
−− E-kohort anak usia sekolah dan remaja
• Sekolah
−− Sarana dan prasarana UKS/M sekolah/madrasah (Pengukur tinggi
badan, timbangan berat badan, meja, kursi, snellen chart/kartu
E, tensimeter digital, pengukur suhu badan)
−− Buku Rapor Kesehatanku
−− Kuesioner pemeriksaan kesehatan
−− Aplikasi Aku Keren sekolah/madrasah
Langkah-Langkah
1. Sekolah/madrasah berkoordinasi dengan Puskesmas untuk menentukan
jadwal pelaksanaan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala.
• Sekolah/Madrasah menginformasikan kegiatan penjaringan
kesehatan dan pemeriksaan berkala pada Masa Orientasi Sekolah/
Madrasah.
• Menggandakan dan membagikan kuesioner pemeriksaan kesehatan
untuk diisi oleh peserta didik atau dibantu orang tua apabila
peserta didik masih kelas 1-3 SD/MI atau jenis sekolah adalah SLB.
• Menugaskan kader kesehatan sekolah/madrasah untuk membantu
kegiatan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala seperti
pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lain lain.
• Mengumpulkan kembali kuesioner yang telah terisi.
2. Puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan secara fisik melalui
kunjungan ke sekolah/madrasah.
• Guru UKS/M dan kader kesehatan sekolah memfasilitasi dan
membantu pelaksanaan pemeriksaan kesehatan secara fisik.
• Melaporkan hasil penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala
melalui rekapitulasi hasil penjaringan kesehatan kepada sekolah/
madrasah.
• Memberikan daftar nama peserta didik yang direkomendasikan
dirujuk ke Puskesmas untuk pemeriksaan lebih lanjut.
• Memberikan rekomendasi tindak lanjut yang perlu dilakukan
sekolah/madrasah untuk meningkatkan kesehatan peserta didik.
Kegiatan
Kegiatan pemantauan tumbuh kembang yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Pengukuran pertumbuhan untuk mengetahui/menentukan status gizi
(apakah berat badan normal, kurang, sangat kurang atau risiko berat
badan lebih, pendek atau sangat pendek) dan mikro/makrosefali yang
dilakukan melalui kegiatan pengukuran berat badan, tinggi badan, dan
lingkar kepala dan penilaian berat badan terhadap umur (BB/U), tinggi
badan terhadap umur (TB/U), berat badan terhadap tinggi badan (BB/
TB), Indeks Massa Tubuh terhadap Umur (IMT/U) dan lingkar kepala
terhadap umur.
2. Kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya masalah
perilaku emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas.
3. Penilaian pertumbuhan dan status gizi untuk mengetahui anak umur
dibawah 5 tahun dengan melihat Bb/U dan perlambatan pertumbuhan
dengan melihat PB/U serta pengukuran lingkar lengan atas. Anak umur
diatas 5 tahun dengan melihat IMT/ untuk menentukan status gizinya.
4. Pemantauan perkembangan untuk mengetahui perkembangan
anak dengan melihat kelengkapan ceklis perkembangan pada buku
Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) yang dilakukan oleh tenaga pendidik
atau dengan instrumen SDIDTK (Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang) oleh tenaga kesehatan.
Waktu
Jadwal pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak dilakukan
sesuai dengan jadwal pada buku KIA atau ketika ada kecurigaan atau keluhan
peserta didik mengalami gangguan tumbuh kembang.
4
Definisi SDIDTL berdasarkan Permenkes No. 66 tahun 2014 tentang Pemantauan Pertumbuhan,
Perkembangan, dan Gangguan Tumbuh Kembang Anak
Tempat
Kegiatan deteksi tumbuh kembang peserta didik dilaksanakan di
fasilitas Kesehatan dan jalur pendidikan formal yaitu PAUD (TK/RA/KB/BA/
TPA/SPS).
Sarana
• Timbangan dacin atau timbangan digital (untuk anak >5 tahun)
• Alat ukur tinggi badan/panjang badan
• Buku KIA
Jika pemantauan tumbuh kembang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan
maka sarana yang diperlukan sesuai dengan instrumen SDIDTK.
• Kuesioner KPSP
• Formulir DDTK
• Instrumen TDD
• Snellen E untuk TDL
• Kuesioner KMPE
• Skrining Kit SDIDTK
Pelaksana
Tenaga pendidik PAUD (TK/RA/TPA/SPS), kader terlatih bekerja sama
dengan tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat dan petugas gizi, dokter
gigi dan perawat gigi).
Langkah-Langkah
• Puskesmas berkoordinasi dengan sekolah/madrasah untuk
menyampaikan kegiatan pemantauan tumbuh kembang dan melakukan
inventarisasi sarana dan prasarana:
1. Jumlah sasaran: balita dan anak prasekolah
2. Jumlah sarana pelayanan: PAUD (TK/RA/KB/BA/TPA/SPS)
3. Jumlah tenaga kesehatan: terlatih
4. Jumlah kader: terlatih/terorientasi dan belum terlatih/terorientasi
5. Jumlah guru PAUD (TK/RA/KB/BA/TPA/SPS): terlatih/terorientasi
dan belum terlatih/terorientasi
6. Jumlah logistik: SDIDTK Kit, Pedoman SDIDTK, Formulir DDTK dan
buku KIA
• Puskesmas memastikan ketersediaan Buku Pedoman Pelaksanaan
SDIDTK, SDIDTK Kit, Buku KIA, Formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang
(DDTK), Register DDTK, Formulir rekapitulasi DDTK dan formulir
rujukan.
• Sekolah/madrasah menyiapkan ruangan yang memungkinkan untuk
menyampaikan KIE pertumbuhan dan perkembangan kepada orang
tua/pengasuh balita.
• Pembagian peran antara Pendidik PAUD (TK/RA/KB/BA/TPA/SPS),
Petugas Kesehatan, dan Kader, yaitu:
4.2.2. Imunisasi
Imunisasi adalah upaya menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan dengan
penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan5. Anak usia
0-11 bulan mendapatkan imunisasi dasar lengkap, sedangkan anak usia 18 bulan
mendapatkan imuniasasi lanjutan. Anak usia sekolah dasar perlu mendapatkan
imunisasi lanjutan untuk mempertahankan tingkat kekebalan dan untuk
memperpanjang masa perlindungan anak. Adapun imunisasi yang diberikan kepada
anak usia sekolah adalah imunisasi campak rubella, difteri, tetanus dan HPV (HPV
baru diberikan di beberapa provinsi dan kabupaten/kota).
Kegiatan
Program imunisasi lanjutan ini dinamakan Bulan Imunisasi Anak Sekolah
(BIAS) yang ditujukan untuk peserta didik di jenjang SD/MI.
5
Pengertian imunisasi berdasarkan Permenkes No. 12 tahun 2017 tentang
penyelenggaraan imunisasi.
Tabel 5. Jadwal Bulan Imunisasi Anak Sekolah untuk Jenjang Pendidikan SD/MI
Kelas Jenis Vaksin Bulan Pemberian
Campak/MR Agustus 1 kali
Kelas 1
DT November 1 kali
Kelas 2 Td November 1 kali
Td November 1 kali
Kelas 5
HPV dosis 1*) Agustus 1 kali
Kelas 6 HPV dosis 2*) Agustus 1 kali
*) Hanya untuk peserta didik perempuan dan baru dilaksanakan di beberapa
provinsi dan kabupaten/kota
Waktu
Bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) diintegrasikan dengan usaha kesehatan
sekolah dilaksanakan setiap tahun pada bulan Agustus dan November.
Tempat
BIAS dilaksanakan di sekolah/madrasah. Apabila peserta didik berhalangan
hadir saat pemberian imunisasi di sekolah/madrasah, maka imunisasi dapat
diberikan di Puskesmas dengan surat pengantar dari sekolah/madrasah. Pada
masa pandemi, BIAS dapat dipertimbangkan dilaksanakan di sekolah/madrasah,
Puskesmas atau melalui Puskesmas keliling sesuai kebijakan pemerintah daerah
setempat.
Pelaksana
Puskesmas dibantu oleh sekolah/madrasah atau guru dan orang tua peserta
didik. Petugas Puskesmas memasukkan hasil imunisasi di kohort Anak Usia Sekolah
dan Remaja.
Sarana
Sekolah/madrasah menyediakan daftar absensi peserta didik dan membantu
menggerakkan peserta didik mendapatkan pelayanan essensial. Puskesmas
menyediakan Vaksin, Auto Dysable Syiringe (ADS), Safety Box, Vaccine Carrier,
peralatan anafilaktik, dan dokumen pencatatan pelayanan imunisasi.
Langkah-Langkah
• Puskesmas berkoordinasi dengan sekolah/madrasah di wilayah kerjasanya
menyepakati pelaksanaan jadwal imunisasi di masing-masing sekolah/
madrasah.
• Puskesmas menghitung kebutuhan dan menyiapkan kebutuhan vaksin, ADS,
Safety Box, peralatan anafilaktik dll.
• Sekolah/madrasah memberikan surat pemberitahuan kepada orang tua
peserta didik mengenai pemberian imunisasi/BIAS.
• Puskesmas memberikan penyuluhan kepada guru, orang tua dan peserta
didik sebelum dan sesudah pelaksanaan imunisasi.
• Puskesmas melaksanakan kegiatan imunisasi dibantu dengan sekolah/
madrasah.
Kegiatan
Pemberian suplementasi Vitamin A kapsul biru untuk anak berusia 6 - 11
bulan satu tahun sekali di Bulan Februari atau Agustus dan kapsul merah untuk anak
usia 1 - 5 tahun dua kali dalam setahun di Bulan Februari dan Agustus.
Waktu
Untuk anak usia 6 – 11 bulan sekali setahun pada bulan Februari atau Agustus,
sementara untuk anak usia 1 – 5 tahun dua kali dalam setahun di bulan Februari
dan Agustus.
Tempat
Vitamin A diberikan di sarana fasilitas pelayanan kesehatan (rumah sakit,
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), puskesmas pembantu, polindes/Pos
Kesehatan, Desa (Poskesdes), balai pengobatan, praktek dokter/bidan swasta,
Posyandu, PAUD (Taman Kanak-Kanak, kelompok bermain, tempat penitipan anak,
dll).
Pelaksana
Petugas kesehatan dibantu oleh guru, kader atau pendamping balita.
Sarana
• Kapsul Vitamin A Biru untuk anak usia 6 – 11 bulan dan Kapsul Vitamin A
Merah untuk anak usia 1 – 5 tahun.
• Buku KIA atau lembar pencatatan pemberian Vitamin A yang disediakan oleh
Puskesmas.
Langka-Langkah
• Petugas Puskesmas berkoordinasi dengan kepala sekolah/madrasah dan
guru PAUD untuk menetapkan sasaran dan jadwal pemberian suplementasi
vitamin A kepada peserta didik.
• Pada hari pelaksanaan pemberian suplementasi vitamin A, guru membantu
petugas Puskesmas untuk mengatur peserta didik.
• Petugas Puskesmas melakukan pencatatan dan pelaporan.
Pastikan:
1. Dosis kapsul vitamin A yang diberikan pada Balita sesuai dengan umur.
2. Anak tidak menerima kapsul vitamin A satu bulan terakhir.
3. Pada saat pemberian anak tidak sedang mengalami sesak nafas berat.
Kegiatan
Pemberian tablet tambah darah kepada peserta didik putri di tingkat SMP/MTs
dan SMA/SMK/MA 1 tablet/minggu, setelah sarapan bersama untuk meminimalisir
efek mual dan ditindaklanjuti dengan pendidikan gizi.
Tempat
Di kelas masing-masing yang dikoordinir atau di lingkungan luar kelas yang
kondusif yang dikoordinir oleh guru kelas/guru mata pelajaran/guru UKS/M.
Pelaksana
Guru kelas, guru mata pelajaran, guru UKS/M, kader kesehatan sekolah/
madrasah, peserta didik.
Sarana
• Tablet tambah darah
• Air putih/minum yang cukup
• Buku Rapor Kesehatanku (seri Catatan Kesehatan) atau kartu suplementasi
TTD
• Aplikasi CERIA
Langkah-Langkah
• Puskesmas mengalokasikan kebutuhan tablet tambah darah bagi seluruh
peserta didik putri SMP dan SMA baik di sekolah/di luar sekolah di wilayah
kerja selama 1 (satu) tahun dan mendistribusikan secara berkala.
• Kepala sekolah/madrasah dan guru mensosialisasikan pemberian tablet
tambah darah kepada orang tua/wali peserta didik melalui rapat komite
atau kegiatan lainnya.
• Pemberian tablet tambah darah dilaksanakan 1 kali seminggu setelah
pelaksanaan kegiatan sarapan bersama/kudapan bersama disertai pendidikan
gizi di bawah pengawasan guru dan kader kesehatan sekolah/madrasah.
Waktu
POPM Cacingan dilaksanakan di kelas masing-masing dua kali dalam 1 (satu)
tahun untuk daerah kabupaten/kota dengan prevalensi tinggi dan satu kali dalam
1 (satu) tahun untuk daerah kabupaten/kota dengan prevalensi sedang. Pemberian
obat cacing diberikan pada peserta didik tingkat PAUD (TK/RA/KB/BA/TPA/SPS)
dan SD/MI. Obat cacing diberikan sejak anak umur 1 tahun lanjut sampai umur 12
tahun. Pemberian 1 kali per tahun sesuai dosis.
Pelaksana
Puskesmas, guru UKS/M, kader kesehatan sekolah/madrasah, peserta didik.
Sarana
• Obat cacing.
• Buku Rapor Kesehatanku atau form pencatatan pemberian obat cacing yang
disediakan oleh Puskesmas.
• Buku KIA atau lembar pencatatan pemberian obat cacing yang disediakan
oleh Puskesmas.
Langkah-Langkah
• Petugas Puskesmas berkoordinasi dengan kepala sekolah/madrasah dan guru
untuk menjadwalkan POPM Cacingan kepada peserta didik.
• Pada hari pelaksanaan POPM Cacingan, guru membantu petugas Puskesmas
untuk mengatur peserta didik.
• Petugas Puskesmas melakukan pencatatan dan pelaporan.
Kegiatan
• P3K
Cedera seperti jatuh, luka, patah tulang dan lain-lain dapat saja terjadi di
sekolah/madrasah apabila peserta didik tidak berhati-hati dalam beraktifitas.
Penanganan P3K yang diberikan disesuaikan dengan jenis cedera yang terjadi.
Penanganan diberikan oleh petugas terlatih.
• P3P
Kejadian sakit juga bisa terjadi di sekolah/madrasah seperti demam, diare,
sakit maag, nyeri haid, pingsan, sakit kepala dan lain lain. Penanganan segera
yang diberikan berupa pengobatan sederhana untuk mengatasi gejala awal
yang ringan. Setelah mendapatkan pengobatan awal, peserta didik yang sakit
diminta untuk beristirahat di ruang UKS/M. Apabila sakit masih berlanjut
atau jenis sakit tidak ringan maka sekolah/madrasah harus menginformasikan
kondisi tersebut ke orang tua, menyarankan dan merujuk peserta didik
tersebut ke Puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya.
Pelaksana
Guru UKS/M dan guru lainnya yang terlatih, Pelatih PMR, PMR, kader
kesehatan sekolah/madrasah terlatih lainnya.
Tempat
Ruang UKS/M atau lokasi kondusif lainnya di sekolah/madrasah.
Sarana
• Peralatan P3K di ruang UKS/M sesuai Pedoman Tim Pembina UKS/M
• Obat-obatan sederhana di ruang UKS/M sesuai Pedoman Tim Pembina UKS/M
Langkah-Langkah
1. Sekolah/Madrasah
a. Mengidentifikasi kebutuhan dan menyediakan sarana prasarana
(peralatan dan obat-obatan sederhana) untuk P3K dan P3K.
b. Berkoordinasi dengan dengan Puskesmas melatih guru UKS/M dan kader
kesehatan sekolah/madrasah untuk memberikan P3K dan P3P.
c. Apabila memiliki kegiatan ekstrakurikuler PMR, maka berkoordinasi
dengan pelatih untuk pemberian materi P3K dan P3P bagi PMR.
d. Menyusun jadwal piket guru UKS/M dan kader kesehatan sekolah/
madrasah atau PMR.
4.2.7. Konseling
Konseling merupakan komunikasi antara dua orang (konselor dan klien) untuk
membantu klien memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan
keadaannya di masa depan dalam upaya memecahkan masalah yang sedang ia
hadapi. Sebagian sekolah/madrasah memiliki guru Bimbingan Konseling (BK),
namun sebagian sekolah/madrasah lainnya biasanya memanfaatkan guru kelas
untuk memberikan konseling bagi peserta didik. Masalah yang dikonselingkan bisa
beragam (masalah kesehatan atau belajar) yang berpotensi dapat mempengaruhi
kesehatan fisik, mental, sosial peserta didik.
Pelaksana
Guru BK, Guru Kelas, Guru UKS/M terlatih atau konselor sebaya.
Sarana
• Ruang konseling
• Buku pencatatan pelayanan konseling
• Buku pedoman konseling peserta didik
Langkah-Langkah
1. Sekolah/Madrasah:
a. Mengidentifikasi pendidik yang dapat memberikan konseling pada
peserta didik.
b. Bekerjasama dengan Puskesmas dan lintas sektor lainnya memberikan
pelatihan konselor peserta didik kepada Guru UKS/M dan kader
kesehatan sekolah/madrasah.
2. Guru BK/Guru Kelas/Guru UKS/M atau konselor sebaya
a. Melakukan konseling pada peserta didik.
b. Melakukan pencatatan konseling kesehatan peserta didik.
c. Merujuk kasus konseling yang tidak dapat ditangani kepada Puskesmas
atau lintas sektor lainnya.
Kegiatan
1. Pelaksanaan inspeksi kesehatan lingkungan sekolah/madrasah oleh Puksesmas
dan pihak sekolah/madrasah.
2. Penilaian mandiri kesehatan lingkungan dilakukan setiap bulan oleh sekolah/
madrasah.
3. Pembersihan dan desinfeksi ruang kelas, ruang guru, laboratorium, kantin
dan semua ruangan yang terdapat di sekolah/madrasah setiap hari.
4. Pembersihan dan desinfeksi sarana yang sering tersentuh dengan tangan
seperti pegangan pintu, tombol lampu, meja/kursi setiap hari.
5. Pembersihan sarana luar kelas seperti lapangan.
6. Pembuangan sampah ke tempat sampah tertutup dan terpilah setiap hari.
7. Pengumpulan sampah dari berbagai lokasi tempat sampah di sekolah/
madrasah ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS) sementara setiap hari atau
kurang dari setiap hari apabila sampah sudah mencapai ¾ dari isi.
8. Kerja bakti.
9. Pelaksanaan 3R (reuse, reduce, recycle).
a. Reuse : Menggunakan kembali.
b. Reduce : Berupaya mengurangi sampah.
c. Recycle : Mendaur ulang.
6
Definisi pembinaan lingkungan sehat berdasarkan Peraturan Bersama Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam
Negeri Nomor 6/X/PB Tahun 2014, Nomor 73 Tahun 2014, Nomor 41 Tahun 2014, Nomor
81 Tahun 2014 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah/
Madrasah
Pelaksana
Kepala sekolah/madrasah, guru dan wali kelas, peserta didik, orang tua/
wali, masyarakat sekolah/madrasah lainnya dan masyarakat sekitar sekolah/
madrasah termasuk sanitarian di Puskesmas.
Sarana
• Surat Edaran/Peraturan penerapan dari sekolah/madrasah.
• Tempat sampah tertutup dan terpilah di setiap kelas. Tiap tempat sampah
dilapisi plastik.
• Alat-alat kebersihan: sapu, plastik.
• Cairan pembersih/desinfektan.
• Tempat pembuangan sampah sementara terbuat dari bata atau drum yang
disertai tutup.
• Lokasi pengumpulan sampah untuk di gunakan kembali/Bank Sampah.
• Tempat pengolahan sampah/sarana pembuatan pupuk.
Langkah-Langkah
• Sekolah/madrasah bekerjasama dengan Puskesmas dan Dinas Kebersihan/
Lingkungan hidup mengorientasikan kegiatan sanitasi sekolah/madrasah dan
pengelolaan sampah, pengenalan daur ulang sampah dan pembuatan pupuk.
• Sekolah/madrasah menunjuk guru yang akan menjadi pembimbing dalam
pengelolaan dan daur ulang sampah hingga pembuatan pupuk.
• Guru membuat jadwal pelaksanaan pengelolaan sampah.
• Kader kesehatan sekolah/madrasah pokja sanitasi dan 3R membantu
pelaksanaan pengawasan sanitasi, kerja bakti dan melaksanakan 3R.
−− Reduce: Tim pengelola sampah menggunakan wadah atau tempat
makanan/minuman yang tidak sekali pakai sehingga dapat mengurangi
volume sampah plastik bungkus makanan/minuman di sekolah/madrasah.
−− Reuse: Guru UKS/M membimbing kader kebersihan untuk menggunakan
dan memanfaatkan kembali barang-barang yang sudah tidak terpakai
menjadi sesuatu yang baru.
−− Recycle: Dengan mendaur ulang sampah organik menjadi kompos ataupun
sampah anorganik menjadi bahan baru yang bernilai ekonomis. Dalam
hal belum memiliki ketrampilan tersebut, kepala sekolah/madrasah
dapat meminta bantuan atau bimbingan dari dinas kebersihan atau PKK.
Kegiatan
1. Penyuluhan higiene sanitasi pangan untuk food handler (penjamah makanan
di kantin) oleh sekolah/madrasah bekerjasama dengan Puskesmas, BPOM
atau lembaga lainnya.
2. Penyuluhan makanan bergizi seimbang untuk food handler dan pengelola
kantin sekolah/madrasah.
3. Pengawasan kantin sehat dan pengisian buku rapor kantin oleh sekolah/
madrasah (kepala sekolah/madrasah, guru UKS/M).
4. Inspeksi kantin sekolah/madrasah oleh Puskesmas.
5. Pemberian stiker kepada kantin yang memenuhi syarat.
6. Pemberdayaan kader kesehatan sekolah/madrasah untuk melakukan kegiatan
peningkatan dan pengawasan kantin sehat di sekolah/madrasah.
Sasaran
Pengelola kantin dan pedagang kaki lima serta peserta didik.
Pelaksana
Kepala sekolah/madrasah, Guru UKS/M, Puskesmas, pengelola kantin, kader
kesehatan sekolah/madrasah.
Sarana
Buku Rapor Penilaian Mandiri Kesehatan Lingkungan, tempat pengelolaan
pangan kantin/ pangan jajanan, stiker, APD (celemek, tutup kepala, sarung tangan
dan masker).
Langkah-Langkah
• Sekolah/madrasah bekerjasama dengan Puskesmas dan BPOM mengadakan
penyuluhan tentang higiene sanitasi pangan dan makanan jajanan sehat yang
bergizi dan tidak mengandung bahan dan zat berbahaya.
• BPOM mengambil sampel makanan yang dijual untuk diteliti apakah
mengandung zat berbahaya atau tidak.
• Kepala sekolah/madrasah, guru dan pembina UKS/M melakukan pembinaan
keamanan pangan dan pengawasan secara berkala mengenai pengelolaan
makanan dan jajanan sehat pada kantin dan pangan jajanan dengan
menggunakan rapor penilaian mandiri kesehatan lingkungan.
• Kader kesehatan sekolah/madrasah sebagai detektif kantin melaporkan
kepada guru atau kepala sekolah/madrasah jika di kantin terdapat makanan
atau minuman yang kurang sehat (yaitu yang tinggi garam gula dan lemak/
menggunakan bahan dan zat berbahaya). Kader kesehatan sekolah/
madrasah ikut menggerakkan peserta didik serta penjamah makanan untuk
meningkatkan kebersihan, keamanan dan kualitas gizi dari makanan yang
dijajakan di sekolah/madrasah.
Kegiatan
1. Memanfaatkan halaman atau lahan sekolah/madrasah yang masih kosong
untuk ditanami tanaman obat, sayuran, buah serta tanaman pengusir
nyamuk.
2. Memberi label pada tanaman sebagai sarana edukasi (nama latin
tanaman, nama Indonesia, nama daerah serta manfaatnya).
3. Tanaman obat
• Tanaman obat jenis temu-temuan (empon-empon): jahe, kunyit, kencur,
temulawak, dll.
• Tanaman obat jenis daun: kelor, katuk, kumis kucing, lidah buaya,
meniran, pegagan, seledri, dll.
• Tanaman obat jenis biji: jintan hitam, dll.
• Tanaman obat jenis buah: jeruk nipis, lemon, jambu biji, dll.
• Tanaman obat jenis batang: serai dapur, sereh, dll.
• Tanaman obat pengusir nyamuk: lavender, zodiac, merygold, serai wangi,
kecombrang, rosemary, geranium, dll.
Catatan: atau tanaman obat yang ditanam disesuaikan dengan kearifan
lokal masing-masing daerah.
4. Kompos dan atau pupuk organik
Langkah-Langkah
• Setiap peserta didik pada saat memasuki tahun ajaran baru diwajibkan
membawa satu bibit tanaman sayuran dan atau tanaman obat kemudian
ditanam di taman/kebun sekolah/madrasah. Selain kebun sekolah/madrasah,
penanaman tanaman juga bisa dilakukan dengan memanfaatkan botol/kaleng
plastik sebagai wadah tanam terutama untuk sekolah/madrasah dengan
lahan yang terbatas. Bila sekolah/madrasah memiliki sarana pengairan/
dekat dari sumber air tawar peserta didik diwajibkan untuk membawa benih
ikan tawar yang akan dibudidayakan di empang/ kolam/ embung/ dan lain-
lain, yang dimiliki oleh sekolah/madrasah.
• Setiap kelas memiliki kewajiban untuk membentuk taman kelas.
• Perawatan budidaya di taman/kebun/kolam dilakukan oleh peserta didik
secara bergilir setiap minggunya. Perawatan yang dilakukan antara lain
menyiram tanaman setiap hari dan memberi pupuk atau kompos pada
tanaman, pakan bagi budidaya ikan tawar.
• Guru UKS/M melakukan pembinaan kepada kader kesehatan Pokja Toga
sedikitnya 1 kali seminggu.
• Sekolah/madrasah dapat melakukan kemitraan dengan KLHK untuk
pemanfaatan pekarangan sekolah/madrasah.
Kegiatan
Kegiatan PSN anak sekolah/madrasah meliputi pengamatan jentik dan
kegiatan 3M (menutup, menguras, memanfaatkan barang-barang bekas yang
masih bernilai ekonomis) serta mencegah gigitan nyamuk. PSN 3M Plus merupakan
kegiatan terencana secara terus-menerus dan berkesinambungan. Gerakan ini
merupakan kegiatan yang paling efektif untuk mencegah terjadinya penyakit DBD
serta mewujudkan kebersihan lingkungan dan perilaku hidup sehat.
Sarana
Senter, meja jalan, formulir, gayung.
Langkah-Langkah
• Guru PJ mengajarkan kegiatan PSN 3M Plus kepada peserta didik.
• Setiap minggu peserta didik melakukan pemantauan jentik dan PSN 3M
Plus di sekolah/madrasah dan rumah/tempat tinggalnya masing-masing
serta melakukan pencatatan hari dan tanggal pelaksanaan, jenis tempat
perkembangbiakan nyamuk, ada tidaknya jentik dan kegiatan PSN 3M Plus
yang dilakukan.
• Pengamatan jentik dilakukan sebagai berikut:
- Mencari semua tempat perkembangbiakan jentik nyamuk di area sekolah/
madrasah.
- Setelah didapatkan, maka dilakukan penyenteran untuk mengetahui ada
tidaknya jentik dan mencatat ada tidaknya jentik dan jenis kontainer
yang diperiksa pada formulir pencatatan. Formulir pencatatan dilaporkan
setiap minggu ke guru Penanggung Jawab (PJ) dan diparaf.
- Guru PJ memeriksa formulir tersebut, apabila laporan ditemukan jentik
maka guru wajib memberikan arahan kepada peserta didik.
Kegiatan
Untuk Kawasan Tanpa Rokok dan Napza di sekolah/madrasah:
1. Memasukkan larangan terkait rokok dan Napza dalam aturan tata tertib
sekolah/madrasah.
2. Melakukan penolakan terhadap penawaran iklan, promosi, pemberian
sponsor, dan/atau kerja sama dalam bentuk apapun yang dilakukan
oleh perusahan rokok dan/atau organisasi yang menggunakan merek
dagang, logo, semboyan, dan/atau warna yang dapat diasosiasikan
sebagai ciri khas perusahan rokok, untuk keperluan kegiatan kurikuler
atau ekstrakulikuler yang dilaksanakan di dalam dan di luar sekolah/
madrasah.
3. Memberlakukan larangan pemasangan papan iklan, reklame, penyebaran
pamflet, dan bentuk-bentuk iklan lainnya dari perusahaan atau yayasan
rokok yang beredar atau dipasang di lingkungan sekolah/madrasah.
4. Melarang penjualan rokok di kantin/warung sekolah/madrasah, koperasi
atau bentuk penjualan lain di lingkungan sekolah/madrasah dan tidak
ada asbak di ruang tamu atau ruang guru.
5. Memasang tanda kawasan tanpa rokok dan Napza di lingkungan sekolah/
madrasah.
Kegiatan Kawasan Tanpa Kekerasan dan Kawasan Tanpa Pornografi
1. Membiasakan warga satuan pendidikan (guru, peserta didik, karyawan
sekolah/madrasah lainnya termasuk satpam dan petugas kebersihan)
melaksanakan senyum, sapa, salam, sopan dan santun setiap hari di
dalam lingkungan sekolah/madrasah.
2. Membiasakan membaca doa setiap mulai jam pelajaran sesuai dengan
agama dan kepercayaannya.
3. Sekolah/Madrasah:
a. Mengembangkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang aktif,
interaktif, dan menyenangkan misalnya penggunaan multimedia
untuk materi pelajaran atau materi kesehatan, berlatih peran,
bernyayi, belajar di alam terbuka (outbond), bercocok tanam
bersama, dll.
b. Menerapkan metode penghargaan dan hukuman (reward and
punishment) yang mendidik dengan memperhatikan kesehatan fisik
dan mental peserta didik.
c. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan keagamaan/ibadah misalnya
sholat dzuhur/jumat bersama dilanjutkan kultum, misa, dll.
d. Mengembangkan kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler yang
menyenangkan untuk menjadi tempat pembelajaran materi-materi
kesehatan fisik dan mental misalnya Pramuka, PMR.
e. Mengembangkan kegiatan yang bersifat gotong royong dan setia
kawan misalnya piket kelas, jumat bersih, menengok teman yang
sakit (mengajarkan empati).
f. Menyelenggarakan lomba-lomba yang dapat meningkatkan
semangat, pengetahuan dan kerja sama peserta didik misalnya
Sasaran
Kepala sekolah/madrasah, guru, tenaga kependidikan, peserta didik dan
pihak lain di dalam lingkungan sekolah/madrasah serta satgas KTR, KTN, KTK dan
KTP.
Pelaksana
Kepala sekolah/madrasah, guru dan wali kelas, orang tua, peserta didik dan
kader kesehatan sekolah/madrasah.
Sarana
• Surat Edaran/peraturan penerapan KTR, KTN, KTK dan KTP di sekolah/
madrasah, spanduk/poster pemberitahuan penerapan KTR, KTN, KTK dan
KTP di sekolah/madrasah.
• CCTV di tempat strategis di lingkungan sekolah.
Langkah-Langkah
• Pembuatan peraturan dari kepala sekolah/madrasah terkait penerapan KTR,
KTN, KTK dan KTP di sekolah/madrasah.
• Sosialisasi kepada kepala sekolah/madrasah, guru, tenaga kependidikan,
peserta didik, orang tua, seluruh warga sekolah/madrasah (termasuk pegawai
warung/kantin di sekolah), RT/RW di sekitar sekolah/madrasah tentang KTR,
KTN, KTK dan KTP.
• Pembentukan satuan tugas (satgas) termasuk peer educator diantara peserta
didik yang akan melakukan pengawasan KTR, KTN, KTK dan KTP di lingkungan
sekolah/madrasah.
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI
5.1. Monitoring
Monitoring Sekolah/Madrasah Sehat merupakan serangkaian kegiatan mengumpulkan
dan menganalisis data secara rutin pelaksanaan Program Sekolah/Madrasah Sehat untuk
memastikan program berada di jalur yang tepat. Dengan monitoring diketahui sumber
daya yang tersedia secara memadai untuk mendukung pelaksanaan keagiatan, apakah
kegiatan telah dilaksanakan dan apakah kegiatan tersebut mencapai hasil yang telah
direncanakan sebelumnya. Informasi pada monitoring juga dapat mengidentifikasi
tantangan, potensi masalah dan pembelajaran program Sekolah/Madrasah Sehat.
Instrumen monitoring Sekolah/Madrasah Sehat difokuskan mengamati dan
memantau pelaksanaan kegiatan pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan,
pembinaan lingkungan sehat serta manajemen Sekolah/Madrasah Sehat. Hasil
monitoring dapat dijadikan bahan untuk evaluasi pelaksanaan Sekolah/Madrasah Sehat.
Monitoring dilakukan oleh Tim Pembina UKS/M tingkat kecamatan kepada Tim Pelaksana
UKS/M di tingkat sekolah/madrasah termasuk kepala sekolah/madrasah dan guru UKS/M,
setiap bulan dengan mengisi form monitoring secara deskriptif (lampiran 8), meliputi:
1. Literasi kesehatan
2. Pendidikan Gizi
3. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
4. Pembiasaan aktivitas fisik
5. Pendidikan Kesehatan Reproduksi
6. Pendidikan Keterampilan hidup sehat
7. Pembinaan kader kesehatan remaja
8. Pemeriksaan kesehatan
9. Imunisasi
10. Pemberian suplementasi vitamin A
11. Pemberian tablet tambah darah
12. Pemberian obat cacing
13. P3K dan P3P
14. Konseling
15. Pemeliharaan sanitasi sekolah dan pengelolaan sampah
16. Pembinaan kantin sehat
17. Pemanfaatan pekarangan sekolah/madrasah
18. Pemberantasan sarang nyamuk
19. Penerapan KTR, KTN, KTK, KTP
20. Manajemen UKS/M
5.2. Evaluasi
Evaluasi Sekolah/Madrasah Sehat adalah proses penilaian yang sistematis untuk
melihat pencapaian sekolah/Madrasah Sehat, mengetahui sejauh mana kegiatan Trias
UKS/M dilaksanakan serta mengetahui permasalahan, solusi dan rencana tindak lanjut
untuk meningkatkan cakupan dan kualitas pelaksanaan Sekolah/Madrasah Sehat. Proses
evaluasi dapat dilakukan baik dengan pendekatan kuantitatif maupun kualitatif. Evaluasi
menggunakan data monitoring, bersifat analitik dan dapat dijadikan acuan untuk kegiatan
replikasi sekolah/madrasah sehat ke sekolah/madrasah lainnya. Evaluasi bertujuan untuk
memberikan umpan balik sebagai dasar penyempurnaan.
Evaluasi Sekolah/Madrasah Sehat ditujukan kepada peserta didik, kepala sekolah/
madrasah, guru, Puskesmas dan Tim Pembina UKS/M. Evaluasi Sekolah/Madrasah Sehat
disusun dan diberikan target pencapaian jangka pendek (6 bulan pelaksanaan), jangka
menengah (1 tahun ajaran) dan jangka panjang (3 tahun pelaksanaan).
Evaluasi Sekolah/Madrasah Sehat mengacu pada indikator Sekolah/Madrasah Sehat
yang bersumber dari:
• Hasil pengisian instrumen monitoring penerapan Sekolah/Madrasah Sehat.
• Hasil kegiatan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala dan tindak
lanjut yang dilaksanakan Puskesmas dan sekolah/madrasah.
• Hasil penilaian stratifikasi UKS/M setelah kegiatan-kegiatan Sekolah/Madrasah
Sehat.
• Integrasi kegiatan UKS/M dengan kegiatan belajar mengajar dan kegiatan
sehari-hari di sekolah.
• Analisis data asesmen awal dan asesmen akhir yang bersumber dari hasil
stratifikasi UKS/M, hasil penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala serta
hasil penilaian pengetahuan, sikap dan perilaku.
Evaluasi Sekolah/Madrasah Sehat menjadi tanggung jawab Tim Pembina UKS/M.
Secara umum, pelaksanaan evaluasi akan mengikuti proses sebagai berikut:
1. Tahap perencanaan. Pada tahap ini biasanya diawali dengan pelaksanaan
asesmen awal, penetapan tujuan, indikator dan target indikator yang akan
dievaluasi. Selain itu, pada tahap ini tim evaluasi mulai mempersiapkan
metode/cara, alat evaluasi, jadwal dan tim yang akan bertugas melaksanakan
evaluasi.
2. Tahap pelaksanaan. Pada tahap ini, tim yang bertanggung jawab melaksanakan
evaluasi mulai melakukan pengumpulan data baik kuantitatif maupun kualitatif.
Hasil pengumpulan data kemudian dianalisis dan disusun dalam laporan
evaluasi. Pada tahap ini bisa diawali dengan mempelajari hasil dari monitoring
yang dilaksanakan secara rutin. Harus ada kesinambungan dari hasil monitoring
ke evaluasi sehingga ada penekanan yang harus ditindaklanjuti.
3. Tahap tindak lanjut, dimana tim menyampaikan hasil evaluasi:
• Dilaporkan baik secara tertulis (dalam bentuk laporan) maupun secara
verbal (dipresentasikan dan didiskusikan) kepada pihak-pihak terkait. Hasil
evaluasi diharapkan dapat menjadi acuan bagi Tim Pembina UKS/M dan
satuan pendidikan untuk meningkatkan kualitas Sekolah/Madrasah Sehat
ke depan.
© UNICEF
BAB VI
PEMBINAAN
60
Tim Pembina Tim Pelaksana Satuan
No Tim Pembina Pusat Tim Pembina Propinsi Tim Pembina Kab/Kota
Kecamatan Pendidikan
1 Merumuskan Menyusun rencana Menyusun rencana Menyusun rencana Kepala Sekolah/
kebijakan dan dan kerja pembinaan kerja pembinaan kerja pembinaan Madrasah dan Guru
pedoman umum di dan pengembangan dan pengembangan dan pengembangan Menyusun rencana
bidang pembinaan UKS/M yang meliputi UKS/M yang meliputi UKS/M yang meliputi kegiatan pembinaan dan
dan pengembangan pendidikan kesehatan, pendidikan kesehatan, pendidikan kesehatan, pengembangan UKS/M.
UKS/M yang bersifat pelayanan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pelayanan kesehatan
nasional. dan pembinaan pembinaan lingkungan dan pembinaan
lingkungan Sekolah/ sekolah/madrasah sehat. lingkungan sekolah/
Madrasah Sehat. madrasah sehat.
Persiapan Sekolah/Madrasah Sehat
61
Persiapan Sekolah/Madrasah Sehat
lainnya.
62
Warga sekolah/madrasah
lainnya
Mengikuti aturan yang
telah ditetapkan serta
mendukung kegiatan Trias
UKS/M.
5 Melaporkan
pelaksanaan tugas
kepada Menteri
Pendidikan dan
Kebudayaan, Menteri
Persiapan Sekolah/Madrasah Sehat
Kesehatan, Menteri
Agama dan Menteri
Dalam Negeri.
6 Melaksanakan
Rakernas, Festival,
penilaian-penilaian,
lomba dan Jambore.
7 Melaksanakan
pertemuan/rapat
koordinasi tingkat
daerah, Nasional dan
Internasional.
© UNICEF
BAB VII
RENCANA TINDAK LANJUT
Tindak lanjut Sekolah/Madrasah Sehat dilakukan baik oleh Tim Pembina UKS/M
maupun oleh sekolah/madrasah bertujuan memastikan sekolah/madrasah dapat mencapai
status kesehatan sekolah/madrasah dan peserta didik yang paripurna.
BAB VIII
PEMBIAYAAN
8.1. APBN
8.1.1. Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 26 Tahun
2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
No 8 Tahun 2017 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah, bahwa
pembiayaan BOS juga dapat digunakan untuk kegiatan UKS/M melalui kegiatan
yang tertera dalam Petunjuk Teknis Penggunaan BOS sebagai berikut:
• Pendidikan dan pengembangan Sekolah/Madrasah Sehat, aman, ramah
dan menyenangkan termasuk penyediaan buku, sarana atau alat peraga
untuk pelaksanaan trias UKS/M.
• Pengelolaan Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M).
• Perbaikan sanitasi sekolah/madrasah seperti toilet, urinoir dan keran air
agar bisa berfungsi kembali.
• Perbaikan saluran pembuangan dan saluran air hujan/drainase.
• Pembangunan jamban/WC beserta sanitasinya (bagi sekolah/madrasah
yang belum memilikinya).
• Pembangunan kantin sehat (bagi sekolah/madrasah yang belum
memilikinya).
• Pembelian alat-alat kebersihan.
• Penyediaan sumber air bersih.
• Kegiatan ekstrakurikuler UKS/M.
Kebijakan BOS pada masa pandemi COVID-19 tertuang dalam Permendikbud
Nomor 19 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Permendikbud Nomor 8 Tahun 2020
tentang Juknis BOS Reguler dan Permendikbud Nomor 20 Tahun 2020 tentang
Perubahan Petunjuk Teknis BOP PAUD dan Pendidikan Kesetaraan. BOS dan BOP
juga dapat digunakan untuk membeli penunjang kebersihan di masa COVID-19,
seperti sabun cuci tangan, cairan disinfektan, dan masker.
8.1.4. Dekonsentrasi
Dana dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan
oleh Gubernur sebagai wakil pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan
pengeluaran dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi, tidak termasuk dan yang
dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah. Dana Dekonsentrasi dapat
digunakan diantaranya untuk::
• Dana untuk kelembagaan .
• Pelatihan pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan remaja bagi
pengelola UKS/M dan PKPR di Puskesmas.
• Pembinaan kesehatan anak usia sekolah dan remaja termasuk penerapan
Sekolah/Madrasah Sehat.
8.2. APBD
Berdasarkan Permendagri No 31 Tahun 2019, APBD dapat digunakan untuk:
• Kegiatan UKS/M juga dapat dianggarkan melalui pembiayaan dana daerah
antara lain perencanaan anggaran untuk peningkatan dan pengembangan
UKS/M lingkup Provinsi/Kabupaten/Kota.
• Pertemuan yang sifatnya mendorong pemerintah daerah memasukkan
UKS/M dalam perencanaan tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan.
• Pertemuan-pertemuan koordinasi dan evaluasi Tim Pembina UKS/M.
• Monitoring dan evaluasi secara satu pintu melalui Biro Kesra atau melalui
pembiayaan di masing-masing SKPD.
Badan POM RI, 2013. Pedoman Pangan Jajanan Anak Sekolah untuk Pencapaian Gizi Seimbang
AHRQ, 2011. Health Literacy Intervention and Outcomes: An Updated Systematic Review
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018. Pedoman Pengembangan Sanitasi Sekolah Dasar.
Kementerian Kesehatan, 2010. Pedoman Teknik Konseling Kesehatan Remaja
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2019. Pedoman Pembinaan dan Pengembangan UKS.
Kementerian Kesehatan, 2018. Buku KIE Kader Kesehatan Remaja.
Kementerian Kesehatan, 2019. Strategi Komunikasi UKS/M.
Kementerian Kesehatan, 2015. Pedoman Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS.
Arianto, I., Ajisuksmo, C., Husen, A., Widiastuti, & Rusdi. (2019). Pedoman Sekolah Sehat
Berkarakter Sekolah Menengah Pertama.
Bartelink, N. H. M., Van Assema, P., Jansen, M. W. J., Savelberg, H. H. C. M., Moore, G. F., Hawkins,
J., & Kremers, S. P. J. (2019). Process evaluation of the healthy primary School of the
Future: The key learning points. BMC Public Health, 19(1), 698. https://doi.org/10.1186/
s12889-019-6947-2
Bassett-, Gunter, R., Yessis, J., Manske, S., & Stockton, L. (2012). Healthy School Communities
Concept Paper (Issue August). http://www.phecanada.ca/programs/health-promoting-
schools/concept-paper
Fathi, B., Allahverdipour, H., Shaghaghi, A., Kousha, A., & Jannati, A. (2014). Challenges in
developing health promoting schools’ project: application of global traits in local realm.
Health Promotion Perspectives, 4(1), 9–17. https://doi.org/10.5681/hpp.2014.002
Guertin, M. (2007). An examination of the effect of a comprehensive school health model on
academic achievement: The effect of living school on EQAO test scores. Ontario Institute for
Studies in Education.
IUPHE. (2008). Achieving health promoting schools: guidelines for promoting health in schools.
IUPHE, 4. http://www.iuhpe.org/images/PUBLICATIONS/THEMATIC/HPS/HPSGuidelines_
ENG.pdf
Lee, A., Tsang, C., Lee, S. H., & To, C. Y. (2003). A comprehensive “healthy schools programme”
to promote school health: The Hong Kong experience in joining the efforts of health and
education sectors. Journal of Epidemiology and Community Health, 57(3), 174–177. https://
doi.org/10.1136/jech.57.3.174
London Assembly. (n.d.). School Awards | Healthy Schools. Retrieved November 6, 2020, from
https://www.london.gov.uk/what-we-do/health/healthy-schools-london/awards/about/
school-awards
Ontario Ministry of Education. (2014). Foundations for a healthy school: Promoting well-being
is part of Ontario’s Achieving Excelence vision. 1–37. http://www.edu.gov.on.ca/eng/
healthyschools/resourceF4HS.pdf
Schwartz, P. J. V. and M. E. (2010). Comprehensive School Health in Canada. Canadian Journal of
Public Health, 101(2), S5–S8.
World Health Organization. (2008). School policy framework : implementation of the WHO global
strategy on diet, physical activity and health. WHO Press.
World Health Organization. (2015). Global School Health Initiatives: Achieving Health and Education
Outomes.
STRATIFIKASI UKS/M
PADA JENJANG PENDIDIKAN DINI, DASAR DAN MENENGAH
Tahun 2021
TABEL RANGKUMAN
TABEL STRATIFIKASI
RANGKUMAN UKS/M
STRATIFIKASI UKS/M
Keterangan
Keterangan:
Minimal
M= Minimal M = O= Optimal O = Optimal
S= Standar S = P= Paripurna
Standar P = Paripurna
10 Tes kebugaran √ √ √ √ √ √ √ √
13
1 Memfasilitasi
Adanya rencanaPuskesmas melaksanakan
pembelajaran pendidikan √√ √√ √√ √√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Deteksi Dini
kesehatan Tumbuh Kembang
14
2 Memfasilitasi Puskesmas
Pendidikan kesehatan dandalam pemberian
jasmani dilaksanakan √√ √√ √√ √√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
vitamin A kepada
secara kurikuler peserta didik
15
3 Menindaklanjuti hasil Deteksi
Pendidikan kesehatan Dini Tumbuh
dan jasmani dilaksanakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kembang
secara ekstrakulikuler
III
4 PEMBINAAN
Literasi LINGKUNGAN
dengan SEKOLAH/MADRASAH SEHAT
materi kesehatan √ √ √ √ √ √ √ √ √
15 Memiliki sumber
Pembinaan kader air layak, tersedia
kesehatan (untuk di lingkungan
PAUD dokter √ √√ √√ √√ √ √√ √√ √√ √ √√ √√ √√ √ √√ √√ √√
satuan
kecil) pendidikan dalam jumlah cukup
2 Memiliki sarana cuci tangan dengan sabun √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6 CTPS bersama √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dan air mengalir
7 Sarapan bersama dengan gizi seimbang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3 Memiliki toilet dengan kondisi baik dan terpisah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
8 Sikat gigi bersama √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 Memiliki saluran drainase √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
9 Peregangan di antara jam pelajaran √ √ √ √ √ √ √ √
5 Memiliki kantin √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
10 Tes kebugaran √ √ √ √ √ √ √ √
6 Memiliki lahan/ruang terbuka hijau √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
11 Pendidikan kesehatan (kespro, NAPZA, sanitasi, √ √ √ √ √ √ √ √
7 Memiliki tempat sampah yang terutup √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
gizi) terintegrasi dengan mata pelajaran lain
8
12 Memiliki
Penerapan tempat pembuangan
pendidikan karaktersampah
dan √ √ √ √ √ √ √ √√ √ √ √ √√ √ √ √ √√
sementara yang tertutup
9 Ruang kelas dalam keadaan bersih √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
10 Melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
11 Memiliki aturan KTR, KTN, KTK, KTP √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
12 Memiliki rasio toilet sesuai dengan standar √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Permendikbud 24/2007
13 Memiliki tempat sampah yang terpilah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1
15 Adanya rencana
Menerapkan KTRpembelajaran pendidikan √ √ √ √ √ √ √ √√ √ √ √ √ √ √ √√ √√
kesehatan
16
2 Memanfaatkan
Pendidikan pekarangan
kesehatan dan jasmani dilaksanakan √ √ √ √ √ √ √ √√ √ √ √ √ √ √ √√ √√
sekolah/madrasah
secara kurikuler dengan menanam
3 tanaman obat dan pangan
Pendidikan kesehatan dan jasmani dilaksanakan √ √ √ √ √ √ √ √ √
17 Melakukan
secara 3R (Reduce, Reuse, Recycle)
ekstrakulikuler √ √ √ √ √ √ √ √
4 Literasi dengan materi kesehatan √ √ √ √ √ √ √ √ √
18 Tersedia toilet MKM (Manajemen √ √ √ √ √ √
5 Kebersihan Menstruasi)
Pembinaan kader kesehatan (untuk PAUD dokter √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
19 Disediakan air minum
kecil) √ √ √ √
6 CTPS bersama √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
20 Memiliki rasio toilet sesuai dengan standar √ √ √
7 Sarapan bersama dengan gizi seimbang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kepmenkes 1429/2006
8 Sikat gigi bersama √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
21 Kantin telah mendapatkan stiker tanda laik √ √ √
9 higiene sanitasi
Peregangan di antara jam pelajaran √ √ √ √ √ √ √ √
22 Tersedia toilet untuk peserta didik disabilitas √ √ √
10 Tes kebugaran √ √ √ √ √ √ √ √
23
11 Bekerja sama
Pendidikan dengan puskesmas
kesehatan melakukan
(kespro, NAPZA, sanitasi, √ √ √ √√ √ √√ √ √√
pemeriksaan kualitas udara dan skrining peserta
gizi) terintegrasi dengan mata pelajaran lain
didik perokok
12 Penerapan pendidikan karakter dan √ √ √
24 Bekerjasama dengan pihak lain untuk √ √ √ √
menyediakan bank sampah
25 Melakukan kegiatan pengolahan tanaman √ √ √ √
obat dan pangan
IV MANAJEMEN UKS/M
1. Buku pegangan kesehatan (Buku UKS/M, gizi
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
seimbang, kespro, sanitasi, Napza dll)
2. Ada penanggungjawab UKS/M
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
DAFTAR
DAFTAR TILIK
TILIK STRATIFIKASI
STRATIFIKASIUKS/M PAUD
UKS/M PAUD
Nama Sekolah
Nama Sekolah : :
Sekolah
AlamatAlamat Sekolah : :
Nama Kepala
Nama Kepala :
Sekolah Sekolah:
Isilah daftar
Isilah daftar tilik stratifikasi
tilik stratifikasi UKS/M berikut berikut
UKS/Mdengan dengan memberikan
memberikan tanda
tanda ceklis (v) ceklis
untuk (v) untuk
jawaban YA dan jawaban
tanda silang
YA (x) tanda
danuntuk jawaban
Pastikan
TIDAK.silang jawaban sesuai dengan kondisi yang ada di sekolah supaya dapat mendapatkan hasil asesmen
(x) untuk jawaban TIDAK. Pastikan jawaban sesuai dengan kondisi yang ada di sekolah supaya dapat dan evaluasi yang tepat.
mendapatkan hasil asesmen dan evaluasi yang tepat.
No Indikator Ya Tidak No Indikator Ya Tidak
PENDIDIKAN KESEHATAN PELAYANAN KESEHATAN
1 Adanya rencana pembelajaran pendidikan kesehatan 1 Memfasilitasi puskesmas melaksanakan
penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala
2 Pendidikan kesehatan dan jasmani dilaksanakan secara 2 Membantu pelaksanaan imunisasi anak sekolah
kurikuler
3 Pendidikan kesehatan dan jasmani dilaksanakan secara 3 Memeriksa kebersihan diri peserta didik
ekstrakulikuler
4 Literasi dengan materi kesehatan 4 Melaksanakan pelayanan P3K (pertolongan
pertama pada kecelakaan) dan P3P (pertolongan
pertama pada penyakit)
5 Pembinaan kader kesehatan (untuk PAUD dokter kecil) 5 Melibatkan Puskesmas dalam penanganan
rujukan jika diperlukan
6 CTPS bersama 6 Memberikan obat cacing
7 Sarapan bersama dengan gizi seimbang 7 Membantu pemberian tablet tambah darah
(TTD) bagi remaja putri
8 Sikat gigi bersama 8 Melaksanakan layanan konseling
9 Peregangan di antara jam pelajaran 9 Kader kesehatan melakukan konseling sebaya
DAFTAR
DAFTAR TILIK
TILIK STRATIFIKASI
STRATIFIKASIUKS/M SD
UKS/M SD
Nama Sekolah
Nama Sekolah : :
Sekolah
AlamatAlamat Sekolah : :
Nama Kepala
Nama Kepala :
Sekolah Sekolah:
Isilah daftar
Isilah daftar tilik stratifikasi
tilik stratifikasi UKS/M berikut berikut
UKS/Mdengan dengan memberikan
memberikan tanda
tanda ceklis (v) ceklis
untuk (v) untuk
jawaban YA dan jawaban
tanda silang
YA (x) tanda
danuntuk jawaban
Pastikan
TIDAK.silang jawaban sesuai dengan kondisi yang ada di sekolah supaya dapat mendapatkan hasil asesmen
(x) untuk jawaban TIDAK. Pastikan jawaban sesuai dengan kondisi yang ada di sekolah supaya dapat dan evaluasi yang tepat.
mendapatkan hasil asesmen dan evaluasi yang tepat.
No Indikator Ya Tidak No Indikator Ya Tidak
PENDIDIKAN KESEHATAN PELAYANAN KESEHATAN
1 Adanya rencana pembelajaran pendidikan kesehatan 1 Memfasilitasi puskesmas melaksanakan
penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala
2 Pendidikan kesehatan dan jasmani dilaksanakan secara 2 Membantu pelaksanaan imunisasi anak sekolah
kurikuler
3 Pendidikan kesehatan dan jasmani dilaksanakan secara 3 Memeriksa kebersihan diri peserta didik
ekstrakulikuler
4 Literasi dengan materi kesehatan 4 Melaksanakan pelayanan P3K (pertolongan
pertama pada kecelakaan) dan P3P (pertolongan
pertama pada penyakit)
5 Pembinaan kader kesehatan (untuk PAUD dokter kecil) 5 Melibatkan Puskesmas dalam penanganan
rujukan jika diperlukan
6 CTPS bersama 6 Memberikan obat cacing
7 Sarapan bersama dengan gizi seimbang 7 Membantu pemberian tablet tambah darah
(TTD) bagi remaja putri
8 Sikat gigi bersama 8 Melaksanakan layanan konseling
9 Peregangan di antara jam pelajaran 9 Kader kesehatan melakukan konseling sebaya
DAFTAR
DAFTAR TILIK
TILIKSTRATIFIKASI
STRATIFIKASIUKS/M SMP
UKS/M SMP
Nama Sekolah
Nama Sekolah : :
Sekolah
AlamatAlamat Sekolah : :
Nama Kepala
Nama Kepala :
Sekolah Sekolah:
DAFTAR
DAFTAR TILIK
TILIKSTRATIFIKASI
STRATIFIKASIUKS/M SMA
UKS/M SMP
Nama Sekolah
Nama Sekolah : :
Sekolah
AlamatAlamat Sekolah : :
Nama Kepala
Nama Kepala :
Sekolah Sekolah:
No Indikator/Komponen Penjelasan
1 PENDIDIKAN KESEHATAN
A Penilaian Minimal
Atau latihan dengan baik, benar, terukur dan teratur dengan intensitas ringan-
sedang
B Penilaian Standar
1.1 Dipenuhinya strata Seluruh indikator pada strata minimal telah terpenuhi
minimal
1.4 Sekolah/madrasah Kader Kesehatan Sekolah/Madrasah adalah peserta didik yang telah mendapatkan
melaksanakan orientasi tentang kesehatan, ditugaskan untuk membantu pelaksanaan kegiatan
pembinaan kader UKS/M di sekolah/madrasah, melaporkan kegiatan yang telah dilaksanakan dan
kesehatan sekolah/ memberikan informasi serta mendorong teman sebaya untuk ikut berperilaku sehat.
madrasah Kader kesehatan sekolah/madrasah dapat terdiri dari duta gizi, duta kebersihan,
jumantik, detektif kantin, konselor sebaya, dokter kecil, PIKR, PMR, dll.
Pembinaan kader kesehatan sekolah/madrasah:
1. Terjadwal dan dilaksanakan minimal 1 kali / bulan
2. Terdapat pembagian tugas untuk kader dan guru pembina
3. Terdapat 10% kader kesehatan sekolah/madrasah
4. Selama pembelajaran jarak jauh, kegiatan pembinaan kader kesehatan
Sekolah/madrasah dilaksanakan melalui pembelajaran jarak jauh terjadwal
1.5 Sekolah/madrasah Kegiatan CTPS (Cuci tangan pakai sabun) yang dilaksanakan sebagai berikut :
melaksanakan kegiatan 1. Terjadwaldan dilaksanakan rutin minimal 1 kali/minggu
CTPS bersama 2. Dilaksanakan oleh seluruh peserta didik di sekolah/madrasah
3. Dilaksanakan sebelum kegiatan makan/sarapan bersama
4. Bagi sekolah/madrasah/madrasah yang melakukan pembelajaran tatap muka,
kegiatan CTPS dilaksakan setiap hari mulai dari gerbang, saat KBM, sebelum
makan, setelah dari toilet, setelah selasai KBM dll sesuai kebutuhan
5. Bagi sekolah/madrasah/madrasah yang melaksanakan pembelajaran jarak jauh,
dilakukan kegiatan penerapan pembiasaan praktik CTPS di rumah
C Penilaian Optimal
1.1 Dipenuhinya strata Seluruh indikator pada strata standard telah terpenuhi
standar
1.4 Pendidikan kesehatan Pendidikan kesehatan (kespro, napza, kesehatan lingkungan, gizi, dll)
terintegrasi dengan mata 1. Terintegrasi mata pelajaran / sesi guru BK / sesi Guru Kelas dll
pelajaran lain 2. Tercantum di RPP mata pelajaran yang terintegrasi
D Penilaian Paripurna
1.1 Dipenuhinya strata Seluruh indikator pada strata optimal telah terpenuhi
optimal
1.3 Adanya forum Terdapat forum komunikasi pendidik dan konselor sebaya 1 kali/bulan
komunikasi pendidik dan Selama pembelajaran jarak jauh, kegiatan dilakukan secara daring
konselor sebaya
(KHUSUS UNTUK SMP/
MTs DAN SMA/SMK/MA)
II PELAYANAN KESEHATAN
A Penilaian Minimal
1.3 Sekolah/madrasah Bagi SD/MI Pemeriksaan yang dilakukan meliputi kuku, rambut, pakaian.
memeriksa kebersihan Bagi TK/RA Pemeriksaan yang dilakukan meliputi gigi, kuku, kulit, telinga dan hidung
diri peserta didik
(KHUSUS UNTUK TK/RA Pemeriksaan dilaksanakan :
dan SD/MI) 1. Terjadwal dan dilaksanakan 1 kali /minggu
2. Dilaksanakan bagi seluruh peserta didik
3. Tersedia pencatatan dan pelaporan
4. Selama masa pembelajaran di rumah, pemantauan dilaksanakan oleh orang tua,
dan dilakukan pengecekkan laporan orang tua oleh guru
B Penilaian Standar
1.2 Sekolah/madrasah 1. Terdapat jadwal piket pelayanan P3K dan P3P di ruang UKS/M
melaksanakan pelayanan 2. Terdapat pencatatan peserta didik yang sakit dan penanganan/obat yang
P3K (pertolongan diberikan
pertama pada 3. Selama proses pembelajaran jarak jauh, orang tua melaporkan ke sekolah/
kecelakaan) dan P3P madrasah jika peserta didik mengalami sakit
(pertolongan pertama
pada penyakit)
C Penilaian Optimal
1.2 Sekolah/madrasah 1. Dilaksanakan oleh guru BK / Guru Kelas / Guru lainnya yang ditunjuk dan
melaksanakan layanan terlatih kepada peserta didik
konseling 2. Terdapat pencatatan peserta didik yang dikonseling
(KHUSUS UNTUK SD/MI, 3. Selama pembelajaran jarak jauh, konseling dilakukan secara daring
SMP/MTs DAN SMA/SMK/
MA)
D Penilaian Paripurna
1.2 Sekolah/madrasah 1. Sekolah/madrasah memberitahukan kepada orang tua peserta didik yang
menindaklanjuti memiliki masalah kesehatan berdasarkan hasil penjaringan kesehatan dan
hasil penjaringan dan pemeriksaan berkala
pemeriksaan berkala 2. Sekolah/madrasah melaksanakan rekomendasi Puskesmas terkait hasil
(KHUSUS UNTUK SD/MI, penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala
SMP/MTs DAN SMA/SMK/ 3. Sekolah/madrasah melaksanakan inovasi kegiatan sesuai masalah kesehatan
MA) terbanyak berdasarkan hasil penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala
4. Jika ditemukan masalah kesehatan yang membutuhkan tindaklanjut, dilakukan
mekanisme rujukan dengan menerapkan protokol kesehatan
1.3 Menurunnya jumlah hari 1. Terdapat penurunan jumlah hari tidak masuk sekolah/madrasah karena sakit
tidak masuk sekolah/ tahun ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya
madrasah karena sakit 2. Jumlah hari sakit tidak melebihi 5% dari total hari masuk sekolah/madrasah
1.4 Peserta didik memiliki Minimal 60% peserta didik memiliki status gizi baik (Indeks Massa Tubuh berdasarkan
status gizi baik umur)
A Penilaian Minimal
1.1 Sekolah/madrasah 1. Air yang layak : tidak berasa, berbau dan berwarna
dengan sumber air 2. Tersedia air minimal 15 liter/orang/hari
layak,tersedia di 3. Tersedia tempat penyimpanan air yang tertutup
lingkungan sekolah/ 4. Tersedia sepanjang waktu
madrasah dan cukup
1.3 Sekolah/madrasah 1. Toilet sekolah/madrasah terpisah antara toilet laki-laki dan toilet perempuan
memiliki toilet dengan 2. Tersedia air bersih dan sabun
kondisi baik dan terpisah 3. Tersedia tempat sampah tertutup
4. Toilet sekolah/madrasah tidak licin dan tidak terdapat genangan air
5. Toilet sekolah/madrasah memiliki ventilasi dan penerangan yang cukup
6. Kondisi toilet bersih dan tidak berbau
7. Saluran pembuangan menuju septik tank dalam kondisi baik dan tidak bocor
8. Toilet bisa dikunci
1.4 Sekolah/madrasah 1. Saluran drainase permanen dan terbuka serta tersambung ke drainase umum
memiliki saluran 2. Tidak ada air yang tergenang di saluran drainase (kering/mengalir)
drainase
1.9 Sekolah/madrasah Sekolah/madrasah memiliki tempat pembuangan sampah sementara yang permanen,
memiliki tempat tertutup dan mudah dibersihkan
pembuangan sampah
sementara tertutup
1.10 Ruang kelas dalam 1. Semua ruang kelas di sekolah/madrasah dalam kondisi bersih
keadaan baik 2. Ruang kelas memiliki ventilasi udara memadai
3. Ruang kelas memiliki pencahayaan memadai
4. Bagi sekolah/madrasah yang dibuka pada masa pandemi COVID-19 dilakukan
desinfeksi rutin minimal 2 kali/hari
5. Bagi sekolah/madrasah yang dibuka pada masa pandemi COVID-19 dilakukan
pengaturan meja/bangku berjarak masing masing 1,5 meter
B Penilaian Standar
1.2 Sekolah/madrasah Sekolah/madrasah memiliki rasio toilet sesuai standar kesehatan untuk peserta
memiliki rasio toilet didik
sesuai dengan standar (Permendikbud 24/2007)
(Permendikbud 1 :60 peserta didik laki-laki
24/2007) 1 : 50 peserta didik perempuan
1.3 Sekolah/madrasah Setiap kelas memiliki tempat sampah tertutup dan terpilah di sekolah/madrasah
memiliki tempat sampah
terpilah
C Penilaian Optimal
1.2 Sekolah/madrasah Sekolah/madrasah menanam berbagai tanaman pangan: tanaman obat, sayur dan
memanfaatkan buah
pekarangan sekolah/
madrasah dengan
menanam tanaman obat
dan pangan
D Penilaian Paripurna
1.2 Air minum disediakan Sekolah/madrasah menyediakan/ memfasilitasi penyediaan air minum yang aman
oleh sekolah/madrasah bagi peserta didik
1.2 Sekolah/madrasah Sekolah/madrasah memiliki rasio toilet sesuai standar kesehatan untuk peserta
memiliki rasio toilet didik
sesuai dengan standar (Kepmenkes 1429/2006)
(Kepmenkes 1429/2006) 1 :40 peserta didik laki-laki
1 : 25 peserta didik perempuan
1.4 Tersedia toilet untuk Terdapat toilet di sekolah/madrasah yang mudah digunakan oleh disabilitas
peserta didik yang 1. Terdapat pegangan di dalam toilet
disabilitas 2. Mudah dijangkau peserta didik yang disabilitas
IV MANAJEMEN UKS/M
A Penilaian Minimal
1.5 Tersedia dana untuk Sekolah/madrasah mengalokasikan/menggunakan dana BOS atau sumber dana lainnya
kegiatan UKS/M dan untuk pemeliharaan kebersihan sekolah/madrasah (toilet, kelas, dll), penggandaan
pemeliharaan sanitasi kuesioner pemeriksaan kesehatan, kegiatan UKS/M lainnya
sekolah/madrasah
1.6 Terdapat kemitraan 1. Terdapat jadwal kegiatan UKS/M yang disusun dengan berkonsultasi dengan
dengan Puskesmas Puskesmas
2. Terdapat pembagian tugas di sekolah/madrasah untuk membantu apabila
terdapat pemeriksaan kesehatan di sekolah/madrasah
3. Terdapat pencatatan hasil koordinasi dengan Puskesmas
B Penilaian Standar
1.3 Sekolah/madrasah 1. Terdapat pencatatan hasil konsultasi / koordinasi dengan Tim Pembina UKS/M
melakukan konsultasi / 2. Dilaksanakan minimal 1 kali /6 bulan
koordinasi dengan Tim
Pembina UKS/M
1.2 Adanya kemitraan 1. Terdapat perjanjian kerja sama dengan pihak lain (selain Puskesmas) terkait
dengan instansi terkait UKS/M /peningkatan perilaku sehat peserta didik dan sekolah/madrasah
(contoh BNN, BPOM, Polri, BKKBN, LSM, perusahaandll)
2. Sekolah/madrasah memetakan kebutuhan UKS/M untuk ditingkatkan melalui
kemitraan dengan pihak lain
D Penilaian Paripurna
1.3 Seluruh guru terorientasi 1. Seluruh guru (Guru Kelas, Guru matapeljaran) tersosialisasi UKS/M
UKS/M 2. Guru kelas membantu pelaksanaan kegiatan kegiatan UKS/M
1.4 Sekolah/madrasah 1. Tersedia Buku Rapor Kesehatan Lingkungan dan Buku Rapor Kantin
menggunakan Rapor 2. Sekolah/madrasah mengisi Buku Rapor Kesehatan Lingkungan
Kesehatan Lingkungan 3. Sekolah/madrasah mengisi Buku Rapor Kantin
dan Kantin 4. Sekolah/madrasah melakukan tindak lanjut dari hasil penilaian di buku rapor
kesehatan lingkungan dan kantin sekolah/madrasah
Lampiran 2
Instrumen Penilaian Pengetahuan dan Sikap Peserta Didik
Instrumen penilaian pengetahuan dan sikap peserta didik adalah penilaian yang
dilakukan sebelum kegiatan sekolah/madrasah sehat dilaksanakan (pretest) dan setelah
kegiatan sekolah/madrasah sehat dilaksanakan (post test). Pertanyaan dapat disesuaikan
sesuai tingkat satuan pendidikan namun tetap mengacu pada kegiatan Trias UKS/M.
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Sekolah/Madrasah :
Kelas :
Tanggal Pengisian :
A. Instrumen pengetahuan
Lingkarilan jawaban yang benar pada setiap pertanyaan dibawah ini.
1. Apa yang kamu ketahui tentang kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah
(UKS/M)?
a. Pendidikan kesehatan
b. Penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala
c. Pembinaan lingkungan sehat
d. Semua benar
2. Berikut ini adalah bentuk perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah/madrasah,
kecuali
a. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
b. Membuang sampah tidak pada tempatnya
c. Buang air besar di jamban
d. Tidak jajan di sembarang tempat
3. Kapan saja waktu yang diharuskan untuk mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir?
a. Setelah buang air besar
b. Sebelum makan
c. Sebelum tidur
d. a dan b benar
4. Urutkanlah langkah - langkah mencuci tangan di bawah ini:
1) Bersihkan bagian bawah kuku dengan sabun
2) Bilas tangan dengan air bersih dan mengalir
3) Basahi tangan dengan air bersih mengalir
4) Gosok sabun ke telapak tangan, punggung tangan dan sela jari-jari
5) Keringkan dengan handuk bersih / tisu
12. Cara menghindarkan diri terhadap HIV AIDS bagi remaja antara lain, KECUALI
a. Tidak melakukan hubungan seksual pranikah
b. Membekali diri dengan informasi mengenai cara menghindarkan diri dari HIV
AIDS
c. Menjauhkan diri dari Orang dengan HIV AIDS (ODHA)
d. Tidak menggunakan NAPZA
13. Pernyataan tentang Napza di bawah ini benar KECUALI
a. Napza adalah Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
b. Stimulan, Depresan dan Halusinogen adalah jenis-jenis Napza yang
menimbulkan banyak risiko
c. Penggunaan jarum suntik tidak steril dalam penyalahgunaan Napza dapat
menularkan HIV AIDS
d. Napza dapat di gunakan untuk menyelesaikan masalah remaja
14. Berikut ini dampak buruk penyalahgunaan NAPZA, KECUALI
a. Kehidupan sosial memburuk
b. Kerusakan organ vital
c. Prestasi meningkat
d. Ketagihan
15. Berikut ini adalah penyakit yang bukan termasuk penyakit tidak menular
a. Kanker
b. Pegal-pegal
c. Hipertensi
d. Diabetes Melitus
16. Pencegahan penyakit tidak menular dapat di atasi dengan cara CERDIK. Pernyataan
salah tentang CERDIK adalah
a. C = Cek kesehatan secara berkala
b. R = Rajin melakukan diet ketat
c. I = Istirahat yang cukup
d. K = Kelola stress
17. Berikut pernyataan yang tepat tentang kekerasan
a. Kekerasan dapat berupa kekerasan verbal, fisik dan seksual
b. Kekerasan selalu terjadi pada anak-anak dan perempuan
c. Jangan laporkan kasus kekerasan jika di lakukan oleh orang dekat
d. Kekerasan dalam pacaran dapat di selesaikan sendiri
18. Pernyataan SALAH tentang aktifitas fisik yang baik adalah:
a. Berolahraga hanya pada jam pelajaran olahraga
b. Membantu orang tua membersihkan rumah
c. Melakukan peregangan di sela jam belajar
d. Mengikuti ekstrakurikuler beladiri di sekolah
B. Instrumen Sikap
Pernyataan di bawah ini merupakan kegiatan terkait perilaku kesehatan. Berikanlah
tanda ceklist pada skala yang sesuai dengan kegiatan yang kamu lakukan yaitu 1
(tidak pernah), 2 (kadang-kadang) dan 3 (selalu).
No Kegiatan 1 2 3
1 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
2 Menyikat gigi minimal 2 kali sehari
3 Menu makan terdiri dari nasi, lauk, sayur dan buah
4 Minum air putih minimal 7-8 gelas sehari
5 Melakukan aktifitas fisik 60 menit setiap hari
6 Mengganti celana dalam 2 kali sehari
7 BAK dan BAB di Jamban
8 Membuang sampah pada tempatnya
9 Tidak merokok dan mengkonsumsi alkohol
10 Berani berkata tidak kepada teman yang mengajak untuk
melakukan perilaku berisiko
11 Tidak melakukan bullying
12 Mandi dua kali sehari
13 Sarapan sebelum jam 9 pagi
14 Melakukan pemeriksaan kesehatan berkala
15 Tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah
16 Tidak menggunakan gadget untuk hal2 yang tidak perlu
lebih dari 2 jam
17 Tidak terlibat perkelahian
18 Membaca informasi kesehatan
19 Menerapkan keterampilan hidup sehat
20 Merencanakan masa depan
Bulan
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1. Asesmen Sekolah/Madrasah √ √
Sehat
Orientasi Sekolah/Madrasah
Sehat bagi pembina UKS/M/
guru/ komite sekolah/
madrasah
2. Pelatihan kader kesehatan √ √
sekolah/madrasah
3. Sosialisasi UKS/M pada Masa √
Orientasi Sekolah/Madrasah
4. Memfasilitasi Puskesmas √ √
untuk Penjaringan kesehatan
dan pemeriksaan berkala
5. Penerapan Sekolah/Madrasah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Sehat yang terintegrasi
dengan mata pelajaran
dan kegiatan sehari-hari di
sekolah/madrasah
6. Melakukan tindak lanjut hasil √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
penjaringan kesehatan dan
pemeriksaan berkala dan
menginformasikan kepada
orang tua
7. Dan lain lain, sebutkan ........ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
....................................
sebutkan .........................
....................................
sebutkan .........................
....................................
Bulan
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1. Orientasi/Pembinaan UKS/M √ √
bagi Kepala Sekolah/Madrasah
dan Guru
2. Sosialisasi UKS/M pada Masa √
Orientasi Sekolah/Madrasah
3. Penjaringan kesehatan dan √ √
pemeriksaan berkala
4. Pembinaan dan pengawasan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
kantin dan PKL
5. Pemberian tablet tambah darah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6. Pemberian obat cacing √ √
7. Imunisasi √ √
8. Penyuluhan kesehatan dan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
konseling
9. Pembinaan kader kesehatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
sekolah/madrasah
10. Dan lain lain, sebutkan
....................
Nama :
Sekolah/Madrasah :
Asesmen Asesmen
No Nama Kegiatan / Indikator Juli Ags Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei KETERANGAN
Awal Akhir
Pendidikan Kesehatan
1 Jam Literasi Kesehatan
a. Rata-rata Pretest
b. Penyusunan Jadwal Topik
Literasi Kesehatan
c. Pelaksanaan Literasi Kesehatan
1 kali/minggu
d. Rata-rata Post Test
2 Pembiasaan PHBS
a. Cuci tangan bersama 1 kali/
minggu
b. Sikat gigi bersama 1 kali/
minggu
c. Pengawasan kegiatan PHBS
oleh Guru dan Kader kesehatan
sekolah/madrasah bagian PHBS
3 Pendidikan Gizi
a. Penerapan Sarapan Bersama 1
kali/minggu
b. Pengawasan Menu Bekal Siswa
apakah sudah bergizi seimbang
oleh Seluruh Guru Kelas
4 Aktifitas Fisik
a. Peregangan di sela jam belajar
1 kali/hari
b. Senam Bersama 1 kali/minggu
c. Optimalisasi olahraga
(peserta didik diperbolehkan
berolahraga pada jam istirahat)
d. Ekstrakurikuler wajib olahraga/
beladiri/seni
5 Pendidikan Kesehatan Reproduksi
a. Pendidikan Kesehatan
Reproduksi Terintegrasi
Kurikulum
b. Pendidikan Kesehatan
Reproduksi melalui kegiatan
ekstrakurikuler (penyuluhan
dsb)
c. Pendidikan Kesehatan
Reproduksi oleh Guru BK/Guru
Kelas
6 Pendidikan Keterampilan Hidup
Sehat (PKHS)
a. PKHS Terintegrasi Kurikulum
b. PKHS melalui kegiatan
ekstrakurikuler (penyuluhan
dsb)
c. PKHS oleh Guru BK/Guru Kelas
14 Konseling
a. Pelatihan terkait konseling
kepada guru UKS/M dan Kader
kesehatan remaja
b. Adanya kegiatan konseling
kesehatan khususnya untuk
jenjang pendidikan menengah
c. Pencatatan terkait konseling
20 Manajemen UKS/M
a. Terdapat dokumen dan kegiatan
terkait perencanaan UKS/M
b. Terdapat dokumen dan kegiatan
terkait penganggaran UKS/M
c. Terdapat koordinasi terkait
UKS/M
d. Terdapat pelatihan terkait
UKS/M
e. Terdapat sarana dan prasarana
terkait UKS/M
f. Terdapat kemitraan terkait
UKS/M
g. Terdapat monitoring dan
evaluasi terkait UKS/M