Good 1

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 165

IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DALAM

PENGELOLAAN LINGKUNGAN SEKOLAH


MENENGAH PERTAMA NEGERI 4
KOTA JAMBI

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh


Gelar Magister Pendidikan Islam dalam Konsentrasi
Manajemen Pendidikan Islam

OLEH:
WILDA FAHLIZA
NIM:MMP. 182890

PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2021
KEMENTERIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
PASCASARJANA

Jl. ArifRahman Hakim Telanaipura Jambi, Telp. (0741) 60731Fax (0741)


60649 Email: [email protected]

PERSETUJUAN PEMBIMBING UNTUK TESIS

PembimbingI Pembimbing II

Dr. Raudhoh, M.Pd.I Dr. Siti Raudhatul Jannah, M. Pd.I


NIP. NIP.

Mengetahui,
Wakil Direktur

Dr. Badarussyamsi,S.Ag, M.A


NIP. 19760210 200901 1 009

Nama : WILDA FAHLIZA


Nim : MMP. 182890
Judul: IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DALAM

PENGELOLAAN LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

NEGERI 4 KOTA JAMBI.

i
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
PASCASARJANA
Jln. Arif Rahman Hakim Telanaipura Jambi Telp. (0741) 60731 e-mail :[email protected]

Jambi, 23 November 2020


Nama Pembimbing I : Dr. Raudhoh, M.Pd.I
Nama Pembimbing II : Dr. Siti Raudhatul Jannah, M.Pd.I

Alamat : Pascasarjana UIN STS Jambi Kepada Yth.


Jln. Arif Rahman Hakim Bapak Direktur
Telanaipura Jambi Pascarjana UIN STS Jambi
Di-
Jambi

NOTA DINAS

Assalamualaikum Wr. wb.


Setelah membaca dan mengadakan perbaikan sesuai dengan
persyaratan yang berlaku di Pascasarjana UIN STS Jambi, maka kami
berpendapat bahwa tesis saudara Wilda Fahliza, NIM: MMP 182890 konsentrasi
Manajemen Pendidikan Islam dengan judul “Implementasi Program Adiwiyata
Dalam Pengelolaan Lingkungan Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Kota
Jambi” telah dapat diajukan untuk mengikuti sidang Pra Tesis sebagai syarat
untuk memperoleh gelar Magister (S2) Program Studi Manajemen Pendidikan
dalam konsentrasi Manajemen Pendidikan Islam pada Pascasarjana UIN STS
Jambi.
Demikian yang dapat kami sampaikan kepada bapak, semoga
bermanfaat bagi kepentingan agama, nusa dan bangsa.
Assalamualaikum, Wr. wb.

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Raudhoh, M. Pd.I Dr. Siti Raudhatul Jannah, M.Pd.I

M.Si

ii
KEMENTERIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
PASCASARJANA
Jl. ArifRahman Hakim Telanaipura Jambi, Telp. (0741) 60731Fax (0741)
60649 Email: [email protected]

PENGESAHAN PERBAIKAN UJIAN TESIS


Tesis dengan judul “Implementasi Program Adiwiyata Dalam Pengelolaan
Lingkungan Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Kota Jambi” yang telah
dimunaqasyahkan oleh Tim Sidang Pascasarjana UIN Sultan Thaha Saifuddin
Jambi, pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 10 Februari 2021
Jam : 09.30-11.00
Tempat : Ruang Sidang (Aplikasi Zoom) Online
NIM : MMP. 182890
Judul : Implementasi Program Adiwiyata Dalam Pengelolaan Lingkungan
Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Kota Jambi.
Telah diperbaiki sebagaimana rekomendasi dari hasil sidang diatas, sebagai
bagian persyaratan Tesis dalam Konsentrasi Manajemen Pendidikan Islam pada
Pascasarjana UIN STS Jambi.

TIM PENGUJI
NO Nama Tanda Tangan Tanggal
1 Dr. Badarussyamsi, S.Ag., M.A
(Ketua Sidang)
2 Dr. Raudhoh, M.Pd
(Pembimbing I)
3 Dr. Siti Raudhatul Jannah, M.Pd.I
(Pembimbing II)
4 Dr. Kasful Anwar, Us, M.Pd
(Penguji I)
5 Dr. Minnah El Widdah, M.Ag
(Penguji II)

Direktur Pascasarjana

Prof.Dr. H. Ahmad Syukri, SS.,M.Ag


NIP.19671021 199503 1 001

iii
PERNYATAAN ORISINALITAS TESIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Wilda Fahliza


NIM : MMP. 182890
Tempat/Tanggal Lahir : Jambi, 13 Oktober 1996
Konsentrasi : Manajemen Pendidikan Islam
Alamat : Jl. Tp. Sriwijaya, Perum Mandasari Blok. A. 06, Rt. 015
Kec. Alam Barajo Kota. Jambi
Dengan ini menyatakan bahwa sesungguhnya tesis yang berjudul
“Implementasi Program Adiwiyata Dalam Pengelolaan Lingkungan Sekolah
Menengah Pertama Negeri 4 Kota Jambi” adalah benar karya asli saya,
kecuali kutipan-kutipan yang telah disebutkan sumbernya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Apabila dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak
benar, maka saya sepenuhnya bertanggung jawab sesuai dengan hukum yang
berlaku di Indonesia dan ketentuan Pascasarjana UIN STS Jambi, termasuk
pencabutan gelar yang saya peroleh melalui tesis ini.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jambi, 23 November 2020


Penulis

Wilda Fahliza
MMP. 18.2890

iv
MOTTO
‫ض الَّذِي َع َملُوا‬ ِ َّ‫ت أَ ْيدِي الن‬
َ ‫اس ِليُ ِذ ْيقَ ُه ْم بَ ْع‬ َ ‫سا ُد فِي ْالبَ ِ ِّر َو ْالبَ ْح ِر بِ َما َك‬
ْ َ‫سب‬ َ َ‫ظ َه َر ْالف‬
َ
﴾41﴿ َ‫لَ َع َّل ُه ْم َي ْر ِجعُ ْون‬
Artinya : “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia,supaya Allah merasakan kepada mereka
sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan
yang benar).” (Qs. Ar-Rum : 41)1

1
Anonim Al-Quran dan Terjemahnya (Jakarta: Departemen Agama RI, 2015), hlm.406

v
PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmanirrohim

Ku persembahkan sebuah karya Tulis Ilmiah dalam bentuk tesis ini untuk Mama
Farida Hanum dan Ayah Achmadi tercinta dan juga untuk kedua Adikku Luthfi
Chairi dan Chaira Annazwa, yang selalu memberiku Do’a, dukungan baik
secara moril maupun materil secara ikhlas dan semangat. Dan teman-teman MPI
angkatan 2018 yang selalu memberi semangat, motivasi dan dorongan dalam
setiap proses perkuliahan hingga saat penyusunan tesis ini.

vi
ABSTRAK

IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DALAM


PENGELOLAAN LINGKUNGAN SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA NEGERI
4 KOTA JAMBI

Oleh: Wilda Fahliza (MMP.182890)

Penenlitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang


implementasi program Adiwiyata dalam pengelolaan lingkungan Sekolah
Menengah Pertama Negeri 4 Kota Jambi. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif deskriptif, pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian
ini menunjukkan bahwa Implementasi program Adiwiyata dalam
Pengelolaaan Lingkungan Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Kota
Jambi melakukan empat pilar besar untuk mendapatkan gelar Adiwiyata.
Adapun faktor pendukung yang pertama adalah Kepemimpinam, kedua
partisipatif, ketiga kekompakan yaitu kekompakan seluruh warga sekolah,
Keempat Pembangunan berkelanjutan. Implikasinya setelah membuat
programnya, kita bisa lihat implikasinya dari lingkungan yang sudah
tertata. RTH nya (Ruang Terbuka Hijaunya ) yang tampak, hampir 30 %
dari seluruh areal sekolah ada RTH nya, ada taman, kemudian Tong
Sampah juga lengkap dan ada dimana-mana, kantin yang bersih dan wc
yang bersih, karena semuanya peduli.

Kata Kunci : Implementasi, Program Adiwiyata

vii
ABSTRACK

THE IMPLEMENTATION OF ADIWIYATA PROGRAMME IN


MANAGEMENT SCHOOL ENVIRONMENT OF STATE
JUNIOR HIGH SCHOOL 4 JAMBI CITY

Wilda Fahliza (MMP,182890)

This research is aimed to know about The Implementation of Adiwiyata


Programme in Management School Environment of State Junior High
School 4 Jambi City. This research is qualitative descriptive, The
researcher used observation method, interview and documentaion in order
to collecting the data. This research showed that The Implementation of
Adiwiyata Programme in Management School Environment of State Junior
High School 4 Jambi City did four big pillar to get the Adiwiyata tittle.
There are some supporting factors such as, leadership, participative,
compactness which is the compactness of all of the people in State Junior
High School 4 Jambi City, the last is suistinable development. The
implication of this programme is that the environment becomes more
presentable, GOS (Green Open Space) is almost 30% from the whole
school area. There is Garden and then we can find rubbish bin in
everywhere also clean canteen and water closet, because everyone is
care.

Keywords: Implementation, Adiwiyata Program

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha


Esa yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkan-Nya, atas
ridho-Nya, tesis ini dapat diselesaikan. Judul tesis ini adalah
“Implementasi Program Adiwiyata Dalam Pengelolaan Lingkungan
Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Kota Jambi”. Sholawat teruntuk
Baginda Nabi Muhammad SAW.
Penulisan tesis ini untuk memenuhi salah satu syarat guna
memperoleh gelar Magister (S2) konsentrasi Manajemen Pendidikan
Islam (MPI) pada Pascasarjana UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa menyelesaikan tesis ini banyak
melibatkan pihak yang telah memberikan motivasi baik moril maupun
materil, untuk itu melalui kolom ini penulis menyampaikan terima kasih
dan penghargaan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’adi Asy’ari MA Ph.D selaku Rektor Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Syukri, SS, M.Ag dan Bapak Dr.
Badarussyamsi, S.Ag, MA selaku Direktur dan Wakil Direktur
Pascasarjana UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Dr. Minnah El-Widdah, M.Ag dan Dr. Muhammad Fadhil, M.Ag
selaku ketua dan sekretaris jurusan Manajemen Pendidikan Islam UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Ibu Dr. Raudhoh, M. Pd selaku pembimbing I dan Ibu Dr. Siti
Raudhatul Jannah, M.Pd.I selaku pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan dan
membantu penulis dalam penyusunan tesis.
5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staff Pascasarjana UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
6. Bapak Budiyanto, M.Pd selaku kepala sekolah dan Bapak Siswanto,
S.Pd selaku Waka Humas, serta guru, staf dan siswa/I SMP N 4 Kota

ix
Jambi yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam
memperoleh data dilapangan.
7. Semua Pihak yang telah berpartisipasi dalam penulisan tesis ini,
penulis mengucapkan terimakasih.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan, saran dan
tanggapan guna penyempurnaan tesis ini, akan penulis terima. Semoga
tesis ini dapat berguna bagi pembaca sekalian. Akhirnya penulis ucapkan
terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jambi, 23 November 2020

Penulis

Wilda Fahliza
NIM. MMP. 18.2890

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................


LEMBAR LOGO ..................................................................................

PERSETUJUAN PEMBIMBING UJIAN PRATESIS........................... i


HALAMAN NOTA DINAS.................................................................. ii
PENGESAHAN PERBAIKAN PROPOSAL TESIS .......................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS TESIS......................... iv
MOTTO .............................................................................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................... vi

ABSTRAK ....................................................................................... vii


ABSTRACT .................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................ ix
DAFTAR ISI ..................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................ xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... xvi


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................... 1


B. Fokus Penelitian ..................................................................... 7
C. Rumusan Masalah .................................................................. 7
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................... 8

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

A. Landasan Teori, Konstruksi dan Indikator Masing-Masing


Tema ............................................................................................. 9
1. Manajemen Program .............................................................. 9

xi
2. Pelaksanaan Program Adiwiyata .......................................... 11
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pengimplementsian .... 21
4. Tujuan Pendidikan Lingkungan Hidup .................................. 28
5. Penyusunan Kurikulum Berbasis Lingkungan ....................... 29
6. Program Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif .............. 31
7. Dasar Kerjasama Pendidikan................................................ 31
8. Pembinaan Peserta Didik ..................................................... 32
9. Penyusunan Kegiatan Lingkungan ........................................ 35
10. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan ........... 36
11. Tujuan Pengelolaan Sarana dan Prasarana .......................... 37
12. Pengelolaan Sarana dan Prasarana ...................................... 38
13. Pengelolaa sarana dan Prasarana pendukung Ramah ......... 44
14. Kerangka Berfikir ................................................................... 47
B. Studi Relevan ........................................................................... 49

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ............................................................... 53


B. Situasi Sosial dan Subjek Penelitian .......................................... 54
C. Jenis dan Sumber Data .............................................................. 55
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 57
E. Teknik Analisis Data ................................................................... 59
F. Uji Keterpercayaan Data ............................................................ 60
G. Rencana dan Waktu Penelitian .................................................. 63

BAB IV DESKRIPSI PENELITIAN, HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS


HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ...................................................... 64


1. Sejarah Singkat SMP Negeri 4Kota Jambi ............................. 64
2. Visi dan Misi ............................................................................ 65
3. Struktur Organisasi ................................................................. 66
4. Keadaan Guru dan Peserta Didik............................................ 68

xii
5. Keadaan Sarana dan Prasarana ............................................. 77
6. Keadaa Pengurus/Pembinaan Tim Adiwiyata ......................... 87
B. Temuan Penelitian dan Analisis Hasil Penelitian ................... 91
1. Kebijakan Pelaksanaan Program Adiwiyata Dalam Pengelolaan
Lingkungan SMP Negeri 4 Kota Jambi ................................... 91
2. Factor-faktor dan Nilai Dominan Dalam Pengelolaan Lingkungan
SMP Negeri 4 Kota Jambi ..................................................... 113
3. Implikasi Program Adiwiyata Dalam Pengelolaan Lingkungan
SMP Negeri 4 Kota Jambi ..................................................... 118

BAB V PENUTUP ................................................................................ 122

A. Kesimpulan ........................................................................... 122


B. Rekomendasi ....................................................................... 123
C. Implikasi ............................................................................... 124
D. Saran..................................................................................... 125

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 132


LAMPIRAN-LAMPIRAN

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 bagian kerangka berfikir .................................................. 45

Gambar 41 Struktur Organisasi ........................................................... 67

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rencana dan Waktu Penelitian........................................ 63

Tabel 4.1 Profil SMP Negeri 4 Kota Jambi ...................................... 68

Tabel 4.2 Keadaan Guru SMP Negeri 4 Kota Jambi ....................... 70

Tabel 4.3 Keadaan Peserta Didik .................................................... 75

Tabel 4.4 Rombel SMP Negeri 4 Kota Jambi .................................. 76

Tabel 4.5 Sarana SMP Negeri 4 Kota Jambi ................................... 78

Tabel 4.6 Prasarana SMP Negeri 4 Kota Jambi .............................. 85

Tabel 4.7 Daftar Nama Pembina Adiwiyata SMP Negeri 4 Kota Jambi
......................................................................................................... 88

Tabel 4.8 Panitia Pelaksana Kegiatan Adiwiyata Tingkat SD,SMP,

SMA ................................................................................................. 89

Tabel 4.9 Daftar Nama Pembina Adiwiyata SMP Negeri 4 Kota JambI
......................................................................................................... 95

Tabel 4.10 Hari Lingkungan.................................................................

xv
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Beberapa tahun terakhir, pendidikan lingkungan menjadi tema
penting dalam literatur pembangunan berkelanjutan. Masalah lingkungan
adalah perhatian dunia bersama dengan terjadinya berbagai masalah
lingkungan seperti pemanasan global, kebakaran hutan, limbah industri,
polusi udara dan sebagainya. Sejak 1960, perhatian dunia terhadap
lingkungan terus berkembang dan saat ini berkembang menuju
pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan. Konsep pendidikan untuk
keberlanjutan bertujuan untuk membantu orang memahami saling
ketergantungan kehidupan di Bumi.Membina atau menghambat
pembangunan berkelanjutan, ini berkaitan dengan pengembangan
kesadaran, nilai-nilai dan sikap masyarakat, sehingga memungkinkan
mereka untuk terlibat secara efektif dalam pembangunan berkelanjutan. 2
Kurangnya pemahaman akan pentingnya lingkungan hidup
mengakibatkan manusia memanfaatkan sewenang-wenang terhadap
sumber daya alam yang menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan
berupa pencemaran lingkungan dan berkurangnya sumber daya alam.
Pendidikan lingkungan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW berdasarkan
wahyu, sehingga banyak kita jumpai ayat-ayat ilmiah Al-Qur’an dan As
Sunnah yang membahas tentang lingkungan.Pesan-pesan Al-Qur’an
mengenai lingkungan sangat jelas dan prospektif. Ada beberapa ayat
tentang lingkungan dalam Al-Qur’an, antara lain : lingkungan sebagaii
suatu sistem, tanggung jawab manusia untuk memelihara lingkungan
hidup, larangan merusak lingkungan, sumber daya vital dan
problematikanya, peringatan mengenai kerusakan lingkungan hidup yang

2
J.A. Palmer, Environmental education in the 21st century: Theory, practice, progress,
and promise. Routledge, 2002.

1
2

terjadi karena ulah tangan manusia dan pengelolaan yang mengabaikan


petunjuk Allah serta solusi pengelolaan lingkungan.3
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan
Nasional No.KEP-07/MENLH/06/2005 dan No. 05/VI/KB/2005 tentang
Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup.
Kesepakatan ini merupakan pembaharuan dari kesepakatan terdahulu (21
Mei 1996, No. 0142/u/1996 dan KEP-89/MENLH,5/1996, diharapkan
menjadi panduan yang baru bagi seluruh kegiatan pendidikan lingkungan
hidup, maupun oleh Kementerian Pendidikan Nasional serta pihak-pihak
terkait lainya. Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, definisi lingkungan
hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan
mahkluk hidup, termasuk manusia, dan perilakunya, yang mepengaruhii
kelangsungan perikehidupannya dan kesejahteraan manusia serta
mahkluk hidup lainnya.4
Adanya beberapa masalah lingkungan yang semakin hari semakin
bertambah banyak dan beragam. Kegiatan pengembangan pesatnya
kemajuan teknologi di berbagai bidang telah dan akan terus menimbulkan
dampak positif maupun negatif pada lingkungan, yang berupa
pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang pada akhirnya akan
berakibat pada penurunan kualitas lingkungan. Terkait dengan hal
tersebut, sangat diperlukan kebijakan pengelolaan lingkungan guna
menekan angka kerusakan lingkungan agar tidak semakin parah.Adanya
kebijakan terkait pengelolaan lingkungan diharapkan dapat memperbaiki
kualitas lingkungan.Pembangunan nasional diarahkan untuk menerapkan
konsep pembangunan berwawasan lingkungan atau pembangunan
berkelanjutan.Salah satu unsur dalam konsep pembangunan

3
Abdul Majid bin Aziz Al-Qur’an Zindani, Aan Najib, Nilai-nilai peduli lingkungan hidup
dalam Al Quran (prosiding halaqoh nasional dan seminar internasional Pendidikan islam,
FTK UINBY 2015), hlm.331
4
Riza, Teguh, Wildan.,”Manajemen program pendidikan kependudukan dan lingkungan
hidup (pklh) guna mewujudkan sekolah adiwiyata”. (Malang: 2017)
3

berkelanjutan tersebut adalah pendidikan lingkungan hidup di lingkungan


sekolah.
Dalam hal itu pendidikan masih dipercaya sebagai salah satu
media yang ampuh dalam membangun kecerdasan dan kepribadian
manusia menjadi lebih baik. Pendidikan diarahkan terhadap proses
pembelajaran dan pembentukkan kepribadian yang bertanggung jawab.
Oleh karena itu, sekolah sebagai institusi diharapkan mampu memberi
kontribusi dalam penyelenggaraan pendidikan lingkungan hidup kepada
peserta didik sehingga akan menumbuhkan kepedulian tehadap
lingkungan.
Pasal 65 poin ke 4 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009
Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup disebutkan
bahwa “setiap orang berhak untuk beperan dalam perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-
undangan”.5Dengan hal ini, institusi pendidikan diharapkan juga turut serta
mengambil peran dalam pengelolaan lingkungan hidup tersebut.Sekolah
dijadikan wadah yang tepat untuk menumbuhkan kepedulian lingkungan
sejak dini. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional mengatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, bagi kemakmuran masyarakat, bangsa, dan negara. Pemahaman
akan pentingnya menjaga, melestarikan dan mengelola lingkungan
sehingga tetap terjaga keberlangsungannya dan menjadi seimbang dalam

5
Undang-undang RI, No.32 tahun 2009, perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, bab X
pasal 65poin 4, hlm.44
4

kehidupan di bumi ini perlu dipahami oleh manusia dan hal ini harus
ditanamkan pemahamannya.6
Peran lembaga pendidikan dalam menumbuhkan kepedulian
lingkungan generasi muda memang sangat diharapkan.Sekolah tidak
hanya dituntut untuk fokus pada pengembangan aspek kognitif saja,
seperti yang terjadi dilapangan.Akan tetapi sekolah juga dituntut untuk
mengembangkan kebijakan sekolah yang terkait pada pengembangan
peduli lingkungan. Karena itu sekolah sebagai institusi pendidikan dan
juga merupakan wadah pendidikan bagi manusia merupakan target utama
untuk dilibatkan dalam upaya pengelolaan lingkungan hidup lewat
implementasi dalam setiap mata pelajaran yang ada dalam dunia
pendidikan. Sekolah harus menciptakan suasana sekolah yang kondusif
dengan memperhatikan aspek cinta lingkungan. Kebijakan seperti ini
tentunya akan membentuk efektivitas pembelajaran dan iklim sekolah
yang kondusif. Iklim yang baik dan positif akan menciptakan sekolah yang
baik dan efektif pula yaitu meliputi lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan
lingkungan budaya.7
Dengan demikian pada tahun 1996 sebagaimana penjabaran
sebelumnya, telah disepakati kerjasama pertama antara Departemen
Pendidikan Nasional dan Kementerian Negara Lingkungan Hidup yang
diperbaharui pada tahun 2005 dan 2010. Sebagai tindak lanjut dari
kesepakatan tahun 2005, pada tahun 2006 Kementerian Lingkungan
Hidup mengembangkan program pendidikan lingkungan hidup pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah melalui program Adiwiyata yaitu
sekolah peduli dan berbudaya lingkungan.8
Adiwiyata merupakan sebuah penghargaan bagi sekolah yang
telah menerapkan pendidikan lingkungan hidup.Pengharagaan Adiwiyata

6
Lina, M., Suib, M., Radiana,U. “Pengelolaan sekolah Adiwiyata oleh kepala sekolah”.
Jurnal pendidikan dan pembelajaran 5(10) 2016. Retrieved from http//media.neliti.com
7
Supardi, Sekolah Efektif (Konsep Dasar dan Praktiknya), (Jakarta: Rajawal Press,2013) hlm.207
8
E-book: Anonimous, Panduan Adiwiyata Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan 2013
(Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup,2012) hlm.14
5

diberikan sebagai bentuk apresiasi kepada sekolah yang mampu


melaksanakan upaya peningkatan pendidikan lingkungan hidup secara
benar, sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.Penghargaan
diberikan pada tahapan pemberdayaan (selama kurun waktu kurang dari 3
tahun) dan tahap kemandirian (selama kurun waktu lebih dari 3 tahun).
9
Dasar pelaksanaan program Adiwiyata adalah; (1) Surat
Keputusan bersama antara Menteri Negara Lingkungan Hidup dengan
Menteri Pendidikan Nasional No. KEP-07/MENLH/06/2005 dan No.
05/VI/KB/2005 diperbaharui 1 februari 2010 tentang Pembinaan dan
Pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH). (2) sebagai tindak
lanjut tahun 2006 dicanangkan Tahun Adiwiyata (Program Sekolah Peduli
dan Berbudaya Lingkungan). (3) Surat Deputi Menteri Negara Lingkungan
Hidup Bidang Komunikasi Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat
tanggal 30 Oktober 2009 Nomor B8126/Dep.VI/LH/10/2009 tentang
Program Adiwiyata tahun 2010.
Sekolah yang ingin memperoleh penghargaan Adiwiyata Harus
mengembangkan kebijakan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan.
Buku panduan Adiwiyata tahun 2013 menyebutkan beberapa aspek yang
dijadikan indikator untuk mewujudkan sekolah Adiwiyata, yaitu
pengembangan kebijakan sekolah berwawasan lingkungan, pelaksanaan
kurikulum berbasis lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif,
dan pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan. Jika melihat
meningkatnya tingkat kerusakan lingkungan dan rendahnya kepedulian
lingkungan, program Adiwiyata menjadi suatu program yang penting untuk
membentuk generasi yang cinta dan peduli terhadap lingkungan.
Pada tahun 2016 di Provinsi Jambi hanya ada beberapa sekolah
yang mendapat penghargaan sebagai Sekolah Adiwiyata, baik itu tingkat
Kota, Provinsi, Nasional dan Mandiri. SMP Negeri 4 Kota Jambi
merupakan satu-satunya yang terpilih sebagai sekolah Adiwiyata Mandiri.

9
Tim MKU PLH, Buku Ajar Pendidikan Lingkungan Hidup, (Semarang: Universitas Negeri
Semarang, 2014) hlm. 4
6

Penghargaan bidang lingkungan hidup yang diperoleh SMP Negeri 4 Kota


Jambi dimulai sejak tahun 2011.
Dalam perjalanan menuju Sekolah Adiwiyata secara ideal
berkemungkinan membutuhkan waktu relatif panjang, sehingga butuh
kepeloporan dan perencanaan matang serta kesinambungan upaya kerja
keras segenap warga sekolah. Langkah awal kearah ini ialah penataan
komponen program-program yang menjadi satu kesatuan utuh dalam
mencapai sekolah Adiwiyata dan perlunya dibangun rasa kepedulian
warga sekolah untuk menyelamatkan lingkungan sekolah berupa
menciptakan perilaku warga sekolah yang berbudaya terhadap
lingkungan.Peningkatan pengetahuan siswa tentang lingkungan hidup
melalui mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup dan integrasi materi
Lingkungan Hidup pada materi lain, serta sekolah mengembangkan
pengelolaan sarana prasarana yang ramah lingkungan.
Usaha dan kerjasama dari warga sekolah untuk mempersiapkan
penyusunan program serta memberikan kepedulian terhadap lingkungan
yang akan dikerjakan, khususnya dalam pengelolaan lingkungan hidup
dan pembenahan di lingkungan sekolah sampai akhirnya di tahun 2016
SMP Negeri 4 Kota Jambi memperoleh penghargaan sebagai Sekolah
Adiwiyata Mandiri.
Program-program yang telah dilaksanakan oleh SMP Negeri 4 Kota
Jambi saling mendukung untuk mewujudkan program sekolah Adiwiyata.
Hal tersebut dinilai sudah baik karena tidak ada program yang telah
dilaksanakan tidak sesuai dengan visi ataupun misi SMP Negeri 4 Kota
Jambi sebagai Sekolah Adiwiyata. Tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah mengetahui implementasi program adiwiyata, perilaku
warga sekolah dalam kegiatan pengelolaan lingkungan sekolah di SMP
Negeri 4 Kota Jambi. Pada penelitian ini penulis mencoba meneliti
program Adiwiyata selama ini yang memiliki komponen dan standar,
perilaku warga sekolah dalam kegiatan pengelolaan lingkungan sekolah
serta pengetahuan lingkungan hidup siswa. Karena keterlibatan pada
7

program tersebut merupakan upaya salah satu pelaksanaan program


Sekolah Adiwiyata yang selanjutnya menjadi tolak ukur untuk menjadikan
SMP Negeri 4 Kota Jambi dalam meraih penghargaan Asean Eco School.
Namun pada kenyataan dilapangan untuk mengikuti program Asean Eco
School tidak semudah yang dibayangkan selain SMP Negeri 4 Kota Jambi
telah memiliki kriteria sebagai sekolah adiwiyata mandiri SMP tersebut
juga harus dituntut untuk menciptakan inovasi terbaru yang dapat
bermanfaat bagi lingkungan. Berdasarkan wawancara dilapangan oleh
kepala SMP Negeri 4 Kota Jambi, kami sedang berupaya menuju Asean
Eco School dengan cara membudidayakan tanaman jahe merah. Akan
tetapi itu baru dicanangkan dan akan segera direalisasikan setelah
mendapatkan persetujuan dari seluruh warga sekolah, dan akan segera di
diskusikan bersama tim Adiwiyata Sekolah.
Dari pemaparan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang: “Implementasi Program Adiwiyata
Dalam Pengelolaan Lingkungan Sek olah Menengan Pertama Negeri
4 Kota Jambi.”
B. Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada kebijakan program Adiwiyata yang
dibuat oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan yang bekerjasama
dengan kementerian lingkungan hidup dalam pelaksanaan implementasi
program Adiwiyata dalam pengelolaan lingkungan sekolah SMP Negeri 4
Kota Jambi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan
sebelumnya, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana kebijakan pelaksanaan program adiwiyata dalam
pengelolaan lingkungan SMP Negeri 4 Kota Jambi?
2. Faktor-faktor dan nilai dominan apa saja dalam pengelolaan
lingkungan SMP Negeri 4 Kota Jambi
8

3. Bagaimana Implikasi Program Adiwiyata dalam pengelolaan


lingkungan SMP Negeri 4 Kota Jambi?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
a) Untuk mengetahui kebijakan pelaksanaan program adiwiyata
dalam pengelolaan lingkungan SMP Negeri 4 Kota Jambi.
b) Untuk mengetahui faktor-faktor dan nilai dominanapa saja dalam
pengelolaan lingkunganSMP Negeri 4 Kota Jambi.
c) Untuk mengetahui implikasi Program Adiwiyata dalam
pengelolaan Lingkungan SMP Negeri 4 Kota Jambi.
2. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang dicapai maka penelitian ini
diharapkan memiliki kegunaan yaitu:
a) Sebagai bahan masukan bagi pihak yang bersangkutan dalam
mengelolah sekolah adiwiyata SMP Negeri 4 Kota Jambi.
b) Untuk memperkaya pengetahuan penulis dalam implementasi
program adiwiyata dalam pengelolaan lingkungan hidup dan
penelitian lapangan.
c) Sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program
studi strata dua (S2) dalam Manajemen Pendidikan Islam (MPI)
Pascasarjana UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

A. Landasan Teori, Konstruksi dan Indikator Masing-Masing Tema


1. Manajemen Program
a) Konsep Manajemen
Sebuah program dapat berjalan dengan baik apabila ada
suatu upaya untuk mengaturnya, mulai dari perencanaan hingga
pelaksanaan. Kegiatan ini disebut dengan istilah manajemen.
Stoner menjelaskan bahwa “management is the process of
planning, leading, and controlling the effors of organizing members
and of using all other organizational resources to achieve stated
organizational goals”. 10 dari pernyataan Stoner dapat diartikan
bahwa manajemen adalah suatu proses perencanaan, penyusunan
dan pengontrolan anggota organisasi dan menggunakan
sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Menurut Fayol kegiatan manajemen dilakukan dengan
tahapan kegiatan (proses): “(1) merencanakan(planning), yaitu
merencanakan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan
organisasi, (2) mengorganisasikan (organizing) atau menata
berbagai kegiatan tersebut menjadu unit-unit kegiatan organisasi,
(3) merekrut personil (staffing) pada unit-unit kegiatan organisasi
ataujabatan tersebut, (4) memberikan perintah atau arahan kerja
pada unit dan staf-staf tersebut(commanding – kemudian dirubah
menjadi directing),(5) menyatakan bahasa dan langkahkegiatan
staf dan unit-unit organisasi (coordinating), dan (6) mengendalikan
kegiatan staf dan unit-unit organisasi (controlling)”.11
Dari kedua pernyataan diatas dapat diperhatikan bahwa
dalam manajemen terdapat beragam serangkaian kegiatan. Dapat

10
Sudjana. Penilaian hasil proses belajar mengajar. PT: Remaja Rosdakarya :2006. hlm.2
11
Tim Dosen AP UPI. Manajemen pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2009. hlm.13

9
10

kita jabarkan bahwa manajemen adalah serangakain kegiatan dari


perencanaan, pengorganisasian, perekrutan, pengerahan,
koordinasi, hingga control terhadap unit kerja agar dapat mencapai
tujuan yang telah ditentukan.
b) Konsep Program
Program adalah sederetan kegiatan yang dilakukan untuk
mencapai suatu tujan tertentu. 12 Suatu program adalah sebuah
sistem, maka dapat dikatakan bahwa didalam program terdapat
beragam komponen yang saling berkaitan dan bekerja yang satu
dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Komponen program ini adalah bagian-bagian atau
unsur-unsur yang membangun sebuah dari program. Selain
pembangun sebuah program, komponen ini merupakan faktor
13
penentu keberhasilan program. Arikunto juga mengatakan
program merupakan suatu sistem, dimana rangkaian kegiatan
dilaksanakan tidak hanya satu kali namun berkesinambungan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa program merupakan
sederetan kegiatan yang dilaksanakan lebih dari satu kali namun
berkesinambungan dalam rangka untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan.14
c) Konsep Manajemen Program
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan
Indonesia berpendapat bahwa manajemen perlu dilakukan agar
pelaksanaan suatu usaha dapat terencana secara sistematis serta
dapat dievaluasi secara benar, akurat, dan lengkap sehingga
dapat mencapai tujuan secara produktif, berkualitas, efektif, dan

12
Suharsimi Arikunto. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka
Cipta. hlm.1
13
Suharsimi Arikunto. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka
Cipta, 2014. hlm.9
14
Ibid
11

efisien.15 Program adalah sebuah sistem, maka dapat dikatakan


bahwa didalam program terdapat beragam komponen yang saling
berkaitan dan bekerja yang satu dengan yang lainnya untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Komponen program ini
adalah bagian-bagian atau unsur-unsur yang membangun sebuah
dari program. Selain pembangun sebuah program, komponen ini
16
merupakan faktor penentu keberhasilan program. Terdapat
enam komponen utama yang menentukan keterlaksananya
sebuah program, yaitu (1) siswa, (2) guru, (3) materi/kurikulum, (4)
sarana dan prasarana, (5) manajemen atau pengelolaan dan (6)
lingkungan. Dapat disimpulkan bahwa suatu program dapat
mencapai tujuan yang telah ditentukan, maka diperlukan suatu
upaya manajemen. Upaya manajemen tersebut untuk mengatur
komponen program dengan efektif dan efisien. 17
2. Pelaksanaan Program Adiwiyata
Surah Al A’raf Ayat 56-58 tentang Peduli Lingkungan

15
Tim Dosen AP UPI. Manajemen pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2009. hlm.88
16
Suharsimi Arikunto. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka
Cipta, 2014. hlm.9
17
Ibid
12

Artinya : “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi


sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah
kepadanya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan
harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah
amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. Dan
dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita
gembira sebelum kedatangan rahma Nya (hujan) hingga
apabila angin itu telah membawa awan mendung, kami
halau ke suatu daerah yang tandus, lalu kami turunkan
hujan di daerah itu. Maka kami keluarkan dengan sebab
hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah
kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-
mudahan kamu mengambil pelajaran. Dan tanah yang
baik, tanam-tanamannya tumbuh dengan seizin Allah, dan
tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya
tumbuh merana. Demikianlah kami mengulangi tanda-
tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang
bersyukur.” (QS Al A’raf : 56-58)18

Isi Kandungan; Bumi sebagai tempat tinggal dan tempat


hidup manusia dan makhluk Allah lainnya sudah dijadikan Allah
dengan penuh rahmat Nya. Gunung-gunung, lembah-lembah,
sungai-sungai, lautan, daratan dan lain-lain semua itu diciptakan
Allah untuk diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya
oleh manusia, bukan sebaliknya dirusak dan dibinasakan.
Hanya saja ada sebagian kaum yang berbuat kerusakan
di muka bumi. Mereka tidak hanya merusak sesuatu yang
berupa materi atau benda saja, melainkan juga berupa sikap,
perbuatan tercela atau maksiat serta perbuatan jahiliyah
lainnya. Akan tetapi, untuk menutupi keburukan tersebut sering
kali merka menganggap diri mereka sebagai kaum yang
melakukan perbaikan di muka bumi, padahal justru merekalah
yang berbuat kerusakan di muka bumi.
Allah SWT melarang umat manusia berbuat kerusakan
dimuka bumi karena Dia telah menjadikan manusia sebagai
khalifahnya. Larangan berbuat kerusakan ini mencakup semua
bidang, termasuk dalam hal muamalah, seperti mengganggu
penghidupan dan sumber-sumber penghidupan orang lain (lihat
QS Al Qasas: 4).
Allah menegasakan bahwa salah satu karunia besar
yang dilimpahkan kepada hambanya ialah Dia menggerakkan

18
Al- Quran surah Al- A’raf, Ayat 56-58
13

angin sebagai tanda kedatangan rahmat Nya. Angin yang


membawa awan tebal, di halau ke negeri yang kering dan telah
rusak tanamannya karena tidak ada air, sumur yang menjadi
kering karena tidak ada hujan, dan kepada penduduk yang
menderita lapar dan haus. Lalu dia menurunkan hujan yang
lebat di negeri itu sehingga negeri yang hampir mati tersebut
menajdi subur kembali dan penuh berisi air. Dengan demikian,
dia telah menghidupkan penduduk tersebut dengan penuh
kecukupan dan hasil tanaman-tanaman yang berlimpah ruah.19
a) Latar belakang Pendidikan Hidup di Indonesia
Perkembangan penyelenggaraan pendidikan lingkungan
hidup di Indonesia pada jalur formal sudah dimulai sejak tahun
1975 oleh Institut Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta. Pada tahun
1977/1978 rintisan Garis-garis Besar Program Pengajaran
Lingkungan Hidup diujicobakan di 15 Sekolah Dasar Jakarta.
Pada tahun 1979 di bawah koordinasi kantor Menteri Negara
Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup (Meneg
Pendidikan Lingkungan Hidup) dibentuk Pusat Studi
Lingkungan (PSL) di berbagai perguruan tinggi negeri dan
swasta, dimana pendidikan Analisa Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL mulai dikembangkan). Sampai tahun
2010, jumlah Pusat Studi Lingkungan yang menjadi Anggota
Badan Koordinasi Pusat Studi Lingkungan (BKPSL) telah
berkembang menjadi 101 Pusat Studi Lingkungan.20
Pada tahun 1996 disepakati kerjasama pertama antara
Departemen Pendidikan Nasional dan Kementerian Negara
Lingkungan Hidup, yang diperbaharui pada tahun 2005 dan tahun
2010. Sebagai tindak lanjut dari kesepakatan tahun 2005, pada
tahun 2006 Kementerian Lingkungan Hidup mengembangkan

19
Bustamin, I. Dorongan Al-Quran dalam menjaga lingkungan. (2007)
Diaksesdari:http://hbis.wordpress.com/2007/11/23/perintah-al-qur%E2%80%99an-
tentang-menjaga/
20
Panduan Pelatihan Dan Penilaian Pelaksanaan Program Adiwiyata yang dikeluarkan
oleh Kementerian Lingkungan Hidup (2012)
14

program pendidikan lingkungan hidup pada pendidikan dasar dan


menengah melalui program Adiwiyata. Program ini dilaksanakan
di 10 sekolah di Pulau Jawa sebagai contoh model sekolah
dengan melibatkan perguruan tinggi dan LSM yang bergerak di
bidang Pendidikan Lingkungan Hidup.
b) Latar Belakang Program Adiwiyata
Program adiwiyata adalah salah satu program
Kementerian Lingkungan Hidup yang merupakan implementasi
Permen Lingkungan Hidup No. 2 Tahun 2009. Program ini
merupakan suatu bentuk penghargaan yang diberikan oleh
pemerintah kepada lembaga pendidikan formal yang dinilai
berjasa dalam mengembangkan pendidikan lingkungan
hidup.21Saat ini perhatian dunia terhadap pendidikan lingkungan
untuk keberlanjutan menjadi semakin parah karena penanganan
kerusakan lingkungan semakin meluas.Oleh karena itu,
pemerintah Indonesia telah meluncurkan program Adiwiyata yang
bertujuan untuk membangun kesadaran lingkungan di antara
anggota sekolah.22
Secara etimologi Adiwiyata berasal dari kata sansekerta
yaitu “Adi” bermakna: besar, agung, baik, sempurna. “Wiyata”
bermakna: tempat dimana seseorang mendapat ilmu
pengetahuan, norma. Jadi Adiwiyata mempunyai pengertian
tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu
pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi
dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan
menuju cita-cita pembangunan berkelanjutan. Adiwiyata
dicanangkan untuk mendorong dan membentuk sekolah-sekolah
di Indonesia agar dapat turut melaksanakan upaya pemerintah

21
Kementerian Lingkungan Hidup, (2012)
22
Jamaluddin, Wilda, F.et all., Adiwiyata school: between promoting environmental
awareness and winning awards (3rd Asian Education Symposium (AES 2018), p.64.
15

menuju pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan


bagi kepetingan generasi sekarang maupun yang akan datang.23
Penanaman etika lingkungan di lingkungan sekolah secara
berkelanjutan diharapkan akan dapat tertanam kuat pada hati
para siswa sehingga akan berbuah perilaku-perilaku yang
24
mencintai alam berserta isinya. Program Adiwiyata
dilaksanakan guna mewujudkan warga sekolah yang
bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk
mendukung pembangunan berkelanjutan. Program Adiwiyata
menggabungkan pembelajaran dan tindakan, sehingga
memberikan metode yang efektif untuk mengubah perilaku.
Sekolah Adiwiyata diharapkan dapat menjadi agen perubahan
bagi masyarakat di lingkungan sekitar sekolah. Sekolah harus
menjadi model dalam mewujudkan lingkungan yang sehat dan
nyaman serta menjadi model dalam mewujudkan warga sekolah
yang peduli dan berbudaya lingkungan. Warga sekolah
selanjutnya diharapkan dapat menjadi contoh dan menularkan
karakter peduli lingkungan kepada masyarakat. 25
Program Adiwiyata berupa perubahan perilaku warga
sekolah yang sadar akan kebutuhan lingkungan. Mereka
menyadari bahwa lingkungan bersih, aman bencana, sanitasi
lancar merupakan tempat yang nyaman dalam hidup. Guru dan
teman tanpa segan dan bosan untuk selalu menegur dan

23
E-Journal;Tri Rismawati., Efektivitas Program Adiwiyata Sebagai Upaya Penanaman
Rasa Cinta Lingkungan di SMP Negeri 3 Malang, (Malang: Universitas Negeri
Malang,2013) hlm.15
24
Gunawan, Z. Pengembangan program Adiwiyata dalam mewujudkan sekolah dan
berbudaya lingkungan. Pedagogik; jurnal pendidikan.3(2), (2016), hlm. 82-95. Retrieved
from http//pedagogik.jurnal.iainuruljadid.ac.id (font dan size beda, cek jg halaman yang
lainnya)
25
Desfandi,M.Mewujudkan masyarakat berkarakter peduli lingkungan melalui program
adiwiyata.SOSIO DIDAKTIKA: Social Science EducationJournal.(1), 2015, 31-37.
doi:10.15408/ sd.v2i1.1661
16

menasehati siswa atau warga sekolah lain yang berkontribusi


merusak lingkungan. Pedoman dari program Adiwiyata tersebut
berupa kebijakan sekolah berwawasan lingkungan, kurikulum
berwawasan lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif
serta sarana prasarana pendukung yang ramah lingkungan. 26
Program Adiwiyata adalah langkah nyata sebagai kerjasama
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan untuk menciptakan pembangunan berwawasan
lingkungan hidup.
Program adiwiyata diharapkan dapat menciptakan kondisi
yang nyaman dalam pembelajaran serta timbulnya tanggung
jawab lingkungan dalam rangka pembangunan
berkelanjutan.Sebab lingkungan yang bersih, nyaman akan
menambah semangat belajar serta menciptakan kondisi yang
tidak membosankan. Adapun indikator sekolah adiwiyata meliputi
(1) Pengembangan kebijakan sekolah yang berwawasan
lingkungan, yang meliputi filosofi, visi misi sekolah yang peduli
dan berbudaya lingkungan, kebijakan tentang peningkatan
kapasitas SDM, kebijakan penghematan sumber daya alam,
kebijakan untuk mengalokasikan dana bagi kegiatan lingkungan
hidup, kebijakan yang mendorong terwujudnya sekolah peduli
dan berbudaya lingkungan; (2) Pengembangan kurikulum
berbasis lingkungan yang meliputi pengembangan model
pembelajaran lingkungan hidup (intregasi atau monolitik),
penggalian dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan
hidup yang ada di masyarakat sekitar, pengembangan kegiatan
kurikuler bertema lingkungan hidup, dan pengembangan metode
pembelajaran; (3) Pengembangan kegiatan berbasis partispatif

26
Hidayati, N., Taruna,T., Purnaweni, H. (2013). Perilaku Warga Sekolah Dalam Program
Adiwiyata.Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan
Lingkungan.ISBN 978-602-17001-1-2
17

yang meliputi penciptaan kegiatan ekstrakulikuler atau kurikuler


yang mendukung pengembangan PLH, partisipatif aktif dalam
kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan pihak luar
sekolah, membangun kemitraan dengan pemerintah, swasta dan
LSM dalam pengembangan pendidikan lingkungan hidup; (4)
Pengembangan dan pengelolaan sarana pendukung sekolah
yang meliputi; pengembangan fungsi kualitas sarana pendukung
sekolah yang ada untuk PLH, peningkatan kualitas pengelolaan
lingkungan di dalam dan di luar kawasan sekolah, peningkatan
upaya penghematan energi, air, alat tulis, pengembangan sistem
pengelolaan sampah dan pengembangan apotik hidup serta
taman sekolah.27
Sekolah adiwiyata adalah sekolah yang dinilai telah
berhasil dalam melaksanakan pendidikan lingkungan hidup.Calon
sekolah adiwiyata adalah sekolah yang dinilai telah berhasil
dalam pengembangan lingkungan hidup.Capaian akhir program
adiwiyata adalah diharapkan terbentuk sekolah berwawasan
lingkungan.Sekolah berwawasan lingkungan hidup adalah
sekolah yang menerapkan nilai-nilai cinta dan peduli lingkungan
pada sekolahnya. Pengajaran yang berbasis lingkungan dan
kesadaran warga sekolah akan pentingnya lingkungan
merupakan bagian terpenting dari sekolah berwawasan
lingkungan hidup.28
Pada sekolah adiwiyata, pendidikan lingkungan hidup
dijadikan sebagai muatan lokal.Menciptakan lingkungan yang
bersih dan nyaman merupakan harapan setiap sekolah. Peserta
didik beserta warga sekolah lainnya diharapkan mampu
mengelola lingkungan sekolah dengan baik mulai dari proses

27
Kementerian Lingkungan Hidup, (2012)
28
Landriany, Implementasi kebijakan Adiwiyata dalam upaya mewujudkan pendidikan
lingkungan hidup. Jurnal kebijakan dan pengembangan Pendidikan,20142, 82-88.
ISSN:2337-7623; EISSN: 2337-7615
18

perencanaan sampai dengan evaluasi. Lingkungan sekolah yang


bersih, akan memberikan kenyamanan pserta didik untuk belajar
dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran baik di dalam
maupun diluar kelas. Manfaat tersebut bukan hanya diterima oleh
peserta didik saja, tetapi juga semua warga sekolah.
Adiwiyata mempunyai pengertian atau makna sebagai
tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu
pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi
dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan
menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan. 29 Istilah
adiwiyata lebih luas dan menyeluruh dibandingkan dengan
pendidikan lingkungan hidup, sekolah hijau, dan sekolah sehat,
karena adiwiyata mencakup seluruh elemen, baik yang terkait
langsung ataupun tidak. adiwiyata juga menghimbau agar
seluruh warga sekolah bersikap hemat terhadap sumber daya
alam.30 Adiwiyata merupakan starting point dalam pembelajaran
yang memberikan efek positif bagi siswa sehingga dengan
adiwiyata siswa dapat menentukan konsep pengolahan data.31
c) Tujuan Adiwiyata
Tujuan program adiwiyata adalah mewujudkan warga
sekolah yang bertanggungjawab dalam upaya perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang
baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. 32
Pelaksanaan program adiwiyata didasarkan pada dua
prinsip utama;

29
Panduan Adiwiyata (2012), hlm. 3
30
Binekdita, L.S. Pelaksanaan manajemen berbasis lingkungan. Seminar Nasional
evaluasi pendidikan (SNEP, 2014) hlm 784. ISBN 978-602-14215-5-0.
31
Haritini, S., Somakim., Kesumawati,N. Desain Pembelajaran Materi Pengolahan Data
Menggunakan Konteks Adiwiyata Melalui Pendekatan PMRI. Pembelajaran Materi
Pengolahan. II (2), (2015). ISSN 2355-0074

32
Panduan Adiwiyata (2012), hlm. 3
19

(1) Parsipatif
Komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah
yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi sesuai tanggung jawab dan peran. Keterlibatan
warga sekolah dalam implementasi program Adiwiyata menjadi
poin penting guna mensukseskan program tersebut.Warga
sekolah dalam hal ini adalah seluruh komponen sekolah yang
meliputi kepala sekolah, guru, pegawai, karyawan bahkan
karyawan kantinpun dituntut berperan aktif dalam menciptakan
budaya peduli terhadap lingkungan.
(2) Berkelanjutan
Seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan
terus menerus secara komprehensif.Pelaksanaan Program
Adiwiyata harus didasarkan pada manajemen yang baik.Baik
itu dari segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
monitoring, dan evaluasi.Seluruh kegiatan harus dilakukan
secara terencana dan berkelanjutan. Oleh karena itu, perlu
adanya monitoring dan evaluasi dari setiap proses yang
dilaksanakan. Monitoring dan evaluasi berfungsi untuk
memantau dan memberikan penilaian terhadap implementasi
program Adiwiyata sehinggan ada masukan dan perbaikan ke
depannya.
Dengan demikian proses pelaksanaan Adiwiyata di tingkat
satuan pendidikan harus memperhatikan dan mengacu pada kedua
prinsip tersebut. Hal ini penting demi kelancaran pelaksanaan
hingga sampai pada keberhasilan sebagaimana tujuan dan
harapan program Adiwiyata ini.33

33
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kemendikbud (2012), hlm. 3
20

d) Komponen, standar, dan implementasi


Untuk mencapai tujuan program Adiwiyata maka ditetapkan
empat komponen program yang menjadi satu kesatuan utuh dalam
mencapai sekolah Adiwiyata. Berdasarkan Panduan Adiwiyata
(Kementerian Lingkungan Hidup dan Kemendikbud, 2012, hlm. 10)
keempat komponen tersesbut adalah sebagai berikut:
(1) Kebijakan dan Berwawasan Lingkungan, memiliki
standadar;
(a) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memuat
upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
(b) RKAS memuat program dalam upaya perlindungan dan
pegelolaan lingkungan hidup.
(2) Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan memilki
standar;
(a) Tenaga pendidik memiliki kompetensi dalam
mengembangkan kegiatan pembelajaran lingkungan
hidup.
(b) Peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran
tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup.
(3) Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif memiliki standar;
(a) Melaksanakan kegiatan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup yang terencana bagi warga sekolah.
(b)Menjalin kemitraan dalam rangka perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup dengan berbagai pihak
(masyarakat, pemerintah, swasta, media, sekolah lain).
(4) Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan
memiliki standar;
(a) Ketersediaan sarana prasarana pendukung yang ramah
lingkungan.
21

(b) Peningkatan kualitas pengelolaan sarana dan


prasarana yang ramah lingkungan disekolah.
e) Keuntungan Mengikuti Program Adiwiyata
Adapun keuntungan dari mengikuti kegiatan program
adwiyata adah sebagai berikut:
(1) Mendukung pencapaian standar kompetensi/ kompertensi
dasar dan standar kompetensi lulusan (SKL) pendidikan
dasar dan menengah.
(2) Meningkatkan efesiensi penggunaan dana operasional
sekolah melalui penghematan dan pengurangan konsumsi
dari berbagai sumber daya dan energi.
(3) Menciptakan kebersamaan warga sekolah dan kondisi
belajar mengajar yang lebih nyaman dan kondusif.
(4) Menjadi tempat pembelajaran tentang nilai-nilai
pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik
dan benar bagi warga sekolah dan masyarakat sekitar.
(5) Meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup meIalui kegiatan pengendalian
pencemaran, pengendalian kerusakan dan pelestarian
fungsi lingkungan di sekolah.34
3. Faktor pendukung dan Penghambat Pengimplementasian
Sekolah Adiwiyata
a) Implementasi Program Adiwiyata di Sekolah
Pengembangan Program Adiwiyata dalam Mewujudkan
sekolah Peduli dan berbudaya lingkungan di sekolah sebagai
wujud dari pencapaian visi dan misi sekolah diimplementasikan
secara terencana dan sistematis.35
Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya
lingkungan di sekolah, maka diperlukan beberapa kebijakan

34
Panduan Adiwiyata, (2012), hlm.4
35
Kementerian Lingkungan Hidup, (2012)
22

sekolah yang mendukung dilaksanakannya kegiatan-kegiatan


pendidikan lingkungan hidup oleh semua warga sekolah.36
Adapun kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh Kepala
Sekolah dalam mensukseskan Program Adiwiyata tersebut
adalah;
(1) Pembuatan visi dan misi sekolah yang peduli dan
berbudaya lingkungan
Visi dan misi sekolah yang berorientasi kepada penyiapan
seluruh komponen sekolah untuk memiliki tingkat kepedulian dan
kepekaan terhadap lingkungannya nampak dalam formulasi visi
dan misi sekolah sebagai berikut ;
Visi :
“Terwujudnya kecerdasan yang relegius menguasai IPTEK
dan keterampilan berbudaya peduli lingkungan menuju
prestasi yang kompetitif berlandaskan imam dan
taqwa.Sedangkan misi sekolah adalah: .”
Misi :
(a) Menerapkan dan mengembangkan nilai-nilai
berkarakterdalam kegiatan pembelajaran dan ekstra
kurikuler.
(b) Melaksanakan dan meningkatkan capaian delapan
standar nasional pendidikan (Standar isi kurikulum,
kelulusan, proses, penilaian, pendidik dan tenaga
kependidikan, pengelolaan, pembiayaan, sarana dan
prasarana).
(c) Menumbuhkembangkan kesadaran warga sekolah untuk
melestarikan budaya kearifan local dan peduli
lingkungan hidup

36
Ibid
23

(2) Kebijakan sekolah dalam mengembangkan pembelajaran


pendidikan lingkungan hidup.
(3) Kebijakan peningkatan kapasitas sumber daya manusia
(tenaga kependidikan dan non-kependidikan) di bidang
pendidikan lingkungan hidup.
(4) Kebijakan sekolah dalam upaya penghematan sumber
daya alam.
(5) Kebijakan sekolah yang mendukung terciptanya
lingkungan sekolah yang bersih dan sehat.
(6) Kebijakan sekolah untuk pengalokasian dan penggunaan
dana bagi kegiatan yang terkait dengan masalah
lingkungan hidup. 37
b) Hambatan Implementasi Program Adiwiyata di Sekolah
Program Adiwiyata yang dikembangkan di sekolah
bertujuan untuk menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah agar
dapat menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga
sekolah (guru, murid dan karyawan sekolah) sehingga di
kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung
jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan.38
Dalam pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup selama
ini, pada sekolah masih dijumpai berbagai situasi permasalahan
yang menghambat pelaksanaan Adiwiyata yaitu:
(1) Masalah pendanaan
Pendanaan atau aspek financial merupakan faktor
penghambat dalam pelakasanaan program Adiwiyata di
sekolah. Untuk memenuhi berbagai kebutuhan dalam
pelaksanaan program peduli lingkungan, maka prinsip
pendanaan yang digunakan adalah prinsip skala prioritas,
artinya pihak sekolah dalam mengalokasikan dana

37
Ibid
38
Ibid
24

pengembangan Adiwiyata berdasarkan pada kebutuhan


yang sangat mendesak.
(2) Dukungan masyarakat yang belum optimal
Pelaksanaan untuk mewujudkan sekolah yang peduli
dan berbudaya lingkungan, warga sekolah perlu dilibatkan
dalam berbagai aktivitas pembelajaran lingkungan hidup.
Selain itu sekolah juga diharapkan melibatkan masyarakat
disekitarnya dalam melakukan berbagai kegiatan yang
memberikan manfaat baik bagi warga sekolah, masyarakat
maupun lingkungannya.39
Namun dalam pelaksanaannya, masih saja terdapat
hambatan ini, seperti kurang pendapat informan yang mengatakan
bahwa masyarakat kurang maksimalnya peran masyarakat dalam
menciptakan peduli lingkungan, sehingga perlu dilakukan
pembinaan dan kerjasama yang lebih intens dengan masyarakat
sekitar demi terwujudnya program Adiwiyata secara
berkelanjutan.40Untuk mewujudkan program Adiwiyata sekolah
harus berusaha memenuhi empat indikator yaitu:
a) Penyusunan Program Berwawasan Lingkungan
Menurut Van Meter dan Van Horn implementasi kebijakan
dimaksudkan sebagai keseluruhan tindakan yang dilakukan oleh
individu-individu/pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok
pemerintah atau swasta yang diarahkan kepada pencapaian tujuan
kebijakan yang telah ditentukan terlebih dahulu. Tindakan-tindakan
tersebut merupakan usaha sesaat untuk menstransformasikan
keputusan ke dalam istilah operasional, maupun usaha

39
Ibid
40
Gunawan, Z. Pengembangan program adiwiyata dalam mewujudkan sekolah peduli
dan berbudaya lingkungan. Jurnal Pendidikan (2016), hlm.90
25

berkelanjutan untuk mencapai perubahan perubahan besar dan


kecil yang diamanatkan oleh keputusan-keputusan kebijakan.41
Menurut James E. Anderson (Sudiyono, 2007: 81)
menyatakan, bahwa implementasi kebijakan mencakup empat
aspek, yaitu: (1) siapa yang terlibat dalam implementasi kebijakan;
(2) esensi proses administratif; (3) kepatuhan terhadap kebijakan;
(4) pengaruh implementasi pada isi dan dampak kebijakan. 42
Menurut buku Panduan Adiwiyata terdapat enam (6)
indikator kebijakan yang harus terus menerus diusahakan untuk
dipenuhi. Yang pertama adalah pengembangan visi misi yang
tertuang dalam dokumen yang mencerminkan adanya upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Yang kedua,
Visi misi tersebut selanjutnya diuraikan dalam rencana program,
kegiatan sekolah dan diketahui/dipahami oleh semua warga
sekolah. Kriteria selanjutnya adalah adanya kebijakan mengenai
pengembangan materi pembelajaran pendidikan lingkungan hidup
yang tertuang dalam dokumen KTSP dan terdapat ketuntasan
minimal belajar. Kriteria yang terakhir adalah adanya kebijakan
alokasi Rencana Kegitan dan Anggaran Sekolah (RKAS minimal
10% dan dialokasikan secara proporsional untuk upaya
pengelolaan lingkungan sekolah.43
b) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan
Implementasi suatu kebijakan akan menghasilkan
keberhasilan yang diharapkan oleh pembuat kebijakan dan
kelompok yang menjadi sasaran kebijakan tersebut. Ada tiga faktor
yang yang dapat menentukan kegagalan dan keberhasilan dalam
implementasi kebijakan yaitu:

41
Arif Rohman. (2009). Politik Ideologi Pendidikan. Yogyakarta: LaksBang Mediatama
Yogyakarta. Hlm. 134
42
Sudiyono. (2007). Dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan Pendidikan. Buku
Ajar. Tidak diterbitkan. Yogyakarta: FIP UNY, hlm. 81
43
Panduan Adiwiyata (2012)
26

(1) Faktor yang terletak pada rumusan kebijakan yang telah


dibuat oleh para pengambil keputusan, menyangkut
kalimatnya jelas atau tidak, sasarannya tepat atau tidak,
mudah dipahami atau tidak, mudah diinterpretasikan atau
tidak, dan terlalu sulit dilaksanakan atau tidak.
(2) Faktor yang terletak pada personil pelaksana, yakni yang
menyangkut tingkat pendidikan, pengalaman, motivasi,
komitmen, kesetiaan, kinerja, kepercayaan diri, kebiasaan-
kebiasaan, serta kemampuan kerjasama dari para pelaku
pelaksana kebijakan. Termasuk dalam personil pelaksana
adalah latar belakang budaya, bahasa, serta ideologi
kepartaian masingmasing.semua itu akan sangat
mempengaruhi cara kerja mereka secara kolektif dalam
menjalankan misi implementasi kebijakan.
(3) Faktor yang terletak pada sistem organisasi pelaksana, yakni
menyangkut jaringan sistem, hirarki kewenangan masing-
masing peran, model distribusi pekerjaan, gaya
kepemimpinan dari pemimpin organisasinya, aturan main
organisasi, target masing-masing tahap yang ditetapkan,
model monitoring yang biasa dipakai, serta evaluasi yang
dipilih.44
c) Program Kurikulum Berbasis Lingkungan
Kurikulum berbasis lingkungan adalah kurikulum yang
memuat tentang matei pengelolaan dan perlindungan terhadap
lingkungan hidup yang disampaikan dengan beragam cara dalam
upaya memberikan pemahaman tentang lingkungan hidup.
kurikulum adalah segala pengalaman pendidikan yang diberikan
oleh sekolah kepada seluruh anak didiknya, baik dilakukan di

44
Arif Rohman. (2009). Politik Ideologi Pendidikan. Yogyakarta: LaksBang Mediatama
Yogyakarta. Hlm. 147
27

dalam sekolah maupun diluar sekolah. 45 Rusman berpendapat


bahwa kurikulum adalah perangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pmbelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. 46 Sementara Harold B. Alberty memandang kurikulum
sebagai semua kegiatan yang diberikan kepada siswa dibawah
tanggung jawab sekolah (all of the activities that are provided for
the students by the school).47
Dari pendapat diatas dapat diuraikan bahwa kurikulum
adalah serangkain kegiatan pengalaman pendidikan untuk peserta
didik yang diberikan kepada sekolah untuk mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditentukan.
d) Latar Belakang Pendidikan Lingkungan Hidup
UU Pasal 65 ayat 2 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (PPLH) menyebutkan “setiap orang berhak
mendapatkan pendidikan lingkungan hidup, akses informasi, dan
hak atas lingkungan yang baik dan sehat keadilan dalam memenuhi
hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat”. Dari amanat
undang-undang tersebut telah dinyatakan dengan jelas bahwa
setiap Warga Negara memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan
lingkungan hidup selain juga akses partisipasi dan akses keadilan
dalam memenuhi hak atas lingkungan yang baik dan sehat.
Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) adalah “upaya mengubah
perilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen
masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
keterampilan dan kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai
lingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang pada akhirnya

45
Suryosubroto. (2004). Manajemen Pendidikan Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta, hlm.
42
46
Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, hlm.3
47
Ibid.hlm. 3
28

dapat menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya


pelestarian dan keselamatan lingkungan untuk kepentingan
generasi sekarang dan yang akan datang”.48

4. Tujuan Pendidikan Lingkungan Hidup


Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) adalah untuk mendorong
serta memberikan masyarakat kesempatan untuk memperoleh
beragam keterampilan dan pengetahuan dengan harapan bahwa
masyarakat memiliki kesadaran untuk melindungi, memperbaikii
serta memanfaatkan lingkungan hidup secara bijaksana untuk
kepentingan jangka pendek dan jangka panjang.49
Muftach Yusuf menambahkan bahwa tujuan pokok yang
hendak dalam pendidikan lingkungan hidup adalah (1) membantu
anak didik memahami lingkungan hidup dengan tujuan akhir agar
mereka memiliki kepedulian dalam menjaga dan melestarikan
lingkungan hidup serta sikap yang bertanggungjawab, dan (2)
memupuk keinginan serta memiliki keterampilan untuk melestarikan
lingkungan hidup dapat melestarikan lingkungan hidup dalam sistem
kehidupan bersama dengan bekerja secara rukun dan aman. 50
Konferensi Tbilisi 1977 lebih lanjut merinci tujuan yang ingin
dicapai dalam pendidikan lingkungan hidup adalah (1) untuk
membantu menjelaskan masalah kepedulian serta perhatian tentang
saling keterkaitan anatara ekonomi. Social, politik dan eoklogi di kota
maupun di wilayah pedesaan; (2) untuk memberikan kesempatan
pada setiap orang untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap,
komitmen,dan kemampuan yang dibutuhkan untuk melindungi dan
memperbaiki lingkungan hidup; dan (3) untuk menciptakan pola

48
Panduan Pelatihan dan Penilaian Pelaksanaan Program Adiwiyata Tahun 2012
49
Ibid, hlm.3
50
Syukri Hamzah. (2013). “Pendidikan Lingkungan Sekelumit Wawasan Pengantar.
Bandung: PT Rafika Aditama.
29

perilaku yang baru pada individu, kelompok, dan masyarakat sebagai


suatu keseluruhan terhadap lingkungan hidup. 51
5. Penyusunan Kurikulum Berbasis Lingkungan
Kurikulum berbasis lingkungan secara sederhana dapat
diimplementasikan dengan cara penyampaian materi lingkungan
hidup melalui kurikulun yang beragam variasi untuk memberikan
pemahaman tentang lingkungan hidup yang dikaitkan dalam
kehidupan sehari-hari.52
Didalam pedoman Adiwiyata (dijelaskan bahwa, indikator
yang harus dikembangkan dengan pengembangan kurikulum
berbasis lingkungan yaitu mengintegrasikan pendidikan lingkungan
hidup pada mata pelajaran dan monolitik sebagai mata pelajaran
tersendiri atau muatan local dengan menyusun kurikulum, silabus
pendidikan lingkungan hidup yang monolitik dan terintegrasi. Hal ini
bisa dibuktikan dengan jumlah guru yang mengampu pendidikan
lingkungan hidup baik monolitik maupun terintegrasi dengan
memiliki pendidikan lingkungan hidup sesuai beban materi yang
diajarkan. Pengembangan kurikulum berbasis lingkungan juga
ditandai dengan tersedianya bahan ajar/literatur/referensi sekurang-
kurangnya 10 judul yang relevan dengan isu lingkungan. Yang
tidak kalah pentingnya adalah adanya dokumentasi hasil belajar
pendidikan lingkungan hidup setiap peserta didik. Pengembangan
Kurikulum berbasis lingkungan juga harus ditandai dengan
teridentifikasinya isu lingkungan lokal yang dapat mendukung
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Kriteria yang ke tiga adalah pengembangan metode
belajar berbasis lingkungan dan budaya ditandai dengan adanya aksi

51
Ibid
52
Adam, Ahmad Fajarisma Budi.(2014). “Analisis Implementasi Kebijakan Kurikulum
Berbasis Lingkungan Hidup Pada Program Adiwiyata Mandiri di SDN Dinoyo Malang”.
Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan (Volume 2, Nomor 2, Juli 2014) Hlm.
167
30

provokatif yang mendorong terciptanya karakter peduli dan


berbudaya lingkungan, dilakukannya pendidikan lingkungan hidup
secara proporsional antara teori dan praktik, penerapan secara
variatif metode pembelajaran yang berfocus pada siswa sesuai
dengan kebutuhan antara lain FGD (Focus Group Discussion),
penugasan, observasi, project work, dll, pemanfaatan nara sumber
antara lain tokoh masyarakat, pakar lingkungan hidup, orang
tua peserta didik secara terencana, dan terkait dengan mata
pelajaran, pemanfaatan nilai kearifan dan budaya lokal dalam
pembelajaran lingkungan hidup, pemanfaatan lingkungan sekitar
dalam pengembangan metoda belajar baik biotik maupun abiotik.
Kriteria yang terakhir adalah pengembangan kegiatan
kurikuler untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran siswa
tentang lingkungan hidup yang ditandai dengan terlaksananya
kegiatan perlindungan dan pengelolaan pendidikan lingkungan
hidup yang terkait dengan pelaksanaan kurikulum, dan hasil
kegiatannya yang mendukung peningkatan pengetahuan dan
kesadaran tentang pendidikan lingkungan hidup sesuai dengan 50%
dari jumlah mata pelajaran yang diintegrasikan dan monolitik,
mengimplementasikan hasil pembelajaran pendidikan lingkungan
hidup secara terbuka bagi masyarakat melalui pameran, seminar
atau workshop minimal dua(2) kegiatan per tahun.53
Dapat diuraikan bahwa implementasi kurikulum berbasis
lingkungan dapat dilakukan dengan penerapan metode belajar
dengan mengaitkan nilai-nilai pengelolaan lingkungan hidup,
pengembangan isu pembelajaran lingkungan hidup dan adanya
literaturr atau referensi yang mendukung pengelolaan lingkungan
hidup.

53
Panduan Adiwiyata, 2012, hlm.20
31

6. Program Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif


Kegiatan lingkungan berbasis partisipasif adalah kegiatan
yang melibatkan warga sekolah dan masyarakat di sekitarnya
dalam melakukan berbagai kegiatan dengan bentuk kerjasama
yang memberikan manfaat baik bagi warga sekolah,
masyarakat maupun lingkungannya dalam rangka kegiatan
pengelolaan lingkungan hidup.

7. Dasar Kerjasama Kegiatan


a) Bentuk-bentuk Kerjasama Lembaga Pendidikan dengan
Masyarakat
Seperti yang telah disebutkan bahwa kegiatan lingkungan
berbasis partisipasif bertujuan menjalin kerjasama dengan
masyarakat. Bentuk kerjasama antara sekolah dengan
masyarakat dapaat dilakukaan dalam berbagai bidang.
Suryosubroto menyebutkan bidang kerjasama tersebut
Contohnya: bidang pendidikan moral, bidang pendidikan
olahraga, bidang pendidiikan kesenian, bidang anak
berkebutuhan khusus, dan bidang keterampilan.54
Dengan beragamnya kemungkingan bidang kerjasama
yang dapat dijalin, tentunya dalam setiap bidang menggunakan
teknik kerjasama yang berbeda. Teknik kerjasama dengan
masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
(1) Melalui Komite Sekolah
(2) Melalui Konsutasi
(3) Melalui Surat Menyurat
(4) Melalui Rapat bersama
(5) Melalui Bazar Sekolah
(6) Melalui Penyusunan Program Bersama

54
Suryosubroto. (1998). Humas Dalam Dunia Pendidikan: Suatu Pendekatan Praktis.
Yogyakarta: Mitra Gama Widya.hlm.63
32

(7) Melalui kegiatan ilmiah, dan


(8) Melalui radio.55
Dasar kerjasama yang dibentuk antara masyarakat dan
sekolah merupakan atas dasar kesamaan tanggung jawab dan
kesamaan tujuan. 56
8. Pembinaan Peserta Didik
a) Pengertian peserta didik
Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendikan
Nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat yang
berusaha mngembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jelur, jenjang, dan jenis
pendidikan tertentu.Peserta didik merupakan individu yang
memiliki keperibadian, tujuan, cita-cita hidup dan potensi diri.57
Oemar Hamalik berpendapat bahwa peserta didik sebagai suatu
komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya
diproses dalam proses penidikan, sehingga menjadi manusia
yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.58
Dari pengertian diatas dapat diuraikan bahwa peserta
didik adalah individu yang memiliki kepribadian, tujuan dan cita-
cita yang sedang mengembangkan potensi diri melalui proses
pendidikan sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional.
b) Manajemen peserta didik
Knezevich mengatakan manajemen peserta didik dapat
diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai
dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan

55
Tim Dosen AP. (2010). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.hlm.108
56
Ibid. hlm.107
57
Eka Prihatin. (2011). Manajemen peserta didik. Bandung: Alfabeta., hlm.3
58
Tim Dosen administrasi pendidikan universitas pendidikan indonesia. (2013).
Manajemen Pendidikan. Bandung:Alfabeta.hlm.205
33

mereka lulus sekolah.59Manajemen peserta didik dapat diartikan


sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari
peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka
lulus sekolah. 60 Manajemen peserta didik atau Pupil Personnel
Administration adalah layanan yang memusatkan perhatian pada
pengaturan, pengawasan, dan layanan siswa dikelas dan diluar
kelas seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan individuan
seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat,
kebutuhan sampai ia matang.61
Sehingga dari uraian diatas dapat ditarik makna bahwa
manajemen peserta didik adalah usaha pengaturan peserta didik
untuk membantu kelancaran dalam upaya perkembangan
melalui proses pendidikan.
c) Tujuan Manajemen Peserta Didik
Beberapa ahli berpendapat bahwa tujuan manajemen
peserta didik adalah untuk menciptakan kondisi lingkungan
sekolah yang baik serta agar siswa dapat belajar dengan tertib
sehingga tercapai tujuan pengajaran yang efektif dan efisien.
Pendapat tersebut senada bahwa tujuan umum dari manajemen
peserta didik adalah “mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik
agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar
mengajar di sekolah; lebih lanjut, proses belajar mengajar di
sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat
memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan
tujuan pendidikan secara keseluruhan”.62
d) Pembinaan dan Pengembangan Peserta Didik

59
Eka Prihatin. (2011). Manajemen peserta didik. Bandung: Alfabeta., hlm.4
60
Ibid.hlm.4
61
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. (2013).
Manajemen Pendidikan. Bandung:Alfabeta.hlm.205
62
Eka Prihatin. (2011). Manajemen peserta didik. Bandung: Alfabeta., hlm.9
34

Semua kegiatan di sekolah pada akhirnya ditujukan untuk


membantu peserta didik mengembangkan potensi diri. Upaya
tersebut akan optimal apabila peserta didik secara sendiri
berupaya aktif mengembangkan diri sesuai dengan
programprogram yang dilakukan sekolah.
Program yang dimaksud adalah kegiatan yang disebut
kegiatan ekstra kurikuler. Kegiatan ekstrakulikuler adalah semua
kegiatan yang telah ditentukan di dalam kurikulum yang
pelaksanaannya dilakukan pada luar jam-jam pelajaran.
Kegiatan kurikuler dalam bentuk proses belajar-mengajar dikelas
dengan nama mata pelajaran atau bidang studi yang ada di
sekolah. Kegiatan ekstra kurikuler biasanya terbentuk
berdasarkan bakat dan minat yang dimiliki oleh peserta didik,
sehingga tidak harus mengikuti kegiatan. Bagi siswa yang
memiliki bakat dan minat dapat mengikuti dan memilih kegiatan
mana yang dapat mengembangkan potensi di dalam dirinya.
Contoh kegiatan kurikuler tersebut adalah: OSIS, ROHIS,
Kelompok Basket, Pramuka, PMR dan lain-lain. Dalam kegiatan
pembinaan dan pengembangan inilah peserta didik diproses
untuk menjadi manusia yang diharapkan sesuai dengan tujuan
pendidikan. Bakat, minat dan kemampuan peserta didik harus
ditumbuhkembangkan secara optimal melalui kegiatan yang
positif seperti kegiatan ekstra kurikuler. Dalam manajemen
peserta didik, tidak boleh ada anggapan bahwa kegiatan ekstra
kurikuler lebih penting daripada kegiatan kurikuler. Kedua
kegiatan ini harus dilaksanakan karena saling menunjang dalam
proses pembinaan dan pengembangan kemampuan peserta
didik.63

63
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. (2013).
Manajemen Pendidikan. Bandung:Alfabeta.hlm.212
35

9. Penyusunan Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipasif


Kegiatan lingkungan berbasis partisipasif dapat dilakukan
dengan pengembangan kegiatan kurikuler untuk peningkatan
pengetahuan dan kesadaran siswa tentang lingkungan hidup,
mengikuti kegiatan aksi lingkungan yang dilakukan oleh pihak
luar dan membangun kegiatan kemitraan atau memprakarsai
pengembangan pendidikan lingkungan hidup di sekolah.64Menurut
Pedoman Adiwayata (dijelaskan bahwa pengembangan kegiatan
berbasis partisipatif ditandai dengan menciptakan berbagai
kegiatan ekstra kurikuler dalam pembelajaran persoalan
lingkungan hidup bagi warga sekolah minimal 1 kegiatan secara
rutin yang bertema lingkungan hidup pada setiap program ekstra
kurikuler/kokurikuler dan terlaksananya kegiatan lingkungan
berbasis partisipasif yang diprakarsai oleh sekolah dengan
melibatkan masyarakat sekitar lebih dari 4 kegiatan per tahun.
Menurut Kedua adalah dengan mengikuti kegiatan aksi
lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar dengan telah
mengikuti lebih dari empat(4) kegiatan aksi lingkungan hidup yang
diprakarsai oleh pihak luar sebagai kegiatan ekstrakurikuler
siswa. Kriteria yang terakhir adalah membangun kegiatan
kemitraan atau memprakasai pengembangan pendidikan
lingkungan hidup dengan melakukan lebih dari lima(5) kegiatan
kemitraan dan memprakarsai berbagai kegiatan aksi lingkungan
hidup dan senantiasa membangun kerjasama jangka panjang
dan berkelanjutan untuk pengembangan program lingkungan hidup
dengan berbagai pihak.65

64
Adam, Ahmad Fajarisma Budi.(2014). “Analisis Implementasi Kebijakan Kurikulum
Berbasis Lingkungan Hidup Pada Program Adiwiyata Mandiri di SDN Dinoyo Malang”.
Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan (Volume 2, Nomor 2, Juli 2014) Hlm.
167
65
Pedoman Adiwiaya, hlm.42
36

Dengan demikian dapat ditarik makna bahwa kegiatan


berbasis partisipasi dapat dilaksanakan melalui pengembangan
kegiatan ekstrakurikuler dengan tema pengelolaan lingkungan hidup
yang diprakarsai oleh mitra maupun masyarakat sekitar dengan
tujuan menambah wawasan mengenai pengelolaan lingkungan hidup
10. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan
Menurut Juhairyah manajemen sarana dan prasarana adalah
semua komponen yang secara langsung maupun tidak langsung
menunjang jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan itu sendiri. 66 Suharno juga mengatakan manajemen
sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga
sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikankontribusi
secara optimal dan berarti pada jalannya proses endidikan. 67Ibrahim
mengatakan bahwa manajemen perlengkapan sekolah adalah
proses kerja sama pendayagunaan semuaperlengkapan pendidikan
secara efektif dan efisien.68 Eka mendefinisikan manajemen sarana
dan prasarana pendidikan adalahsebagai proses kerjasama
pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan secara
69
efektif dan efisien. Manajemen sarana dan prasarana dapat
diartikan sebagai kegiatan menata, mulai dari merencanakan
kebutuhan, pengadaan, inventarisasi, penyimpanan, pemeliharaan,
penggunaan, dan penghapusan serta penataanlahan, bangunan,
perlengkapan, dan perabot sekolah secara tepat guna dan tepat
sasaran. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen
saran prasarana adalah pendayagunaan seluruh kegiatan
pendidikan agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Adapun proses
pendayagunaan tersebut meliputi pengadaan, pendistribusian,

66
Tim Dosen AP UPI.. Manajemen pendidkan. Bandung: Alfabeta, 2011, hlm.79
67
Suharno. (2008). Manajemen Pendidikan. Surakarta: UNS Press,hlm.30
68
Ibrahim Bafadal. (2008). Manajemen Perlengkapan Sekolah: Teori dan aplikasinya.
Jakarta: Bumi aksara, hlm2
69
Eka Prihatin. (2011). Teori Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Hlm,57
37

penggunaan dan pemanfaatan, pemeliharaan, inventarisasi, dan


penghapusan.
11. Tujuan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Tujuan manajemen sarana dan prasarana pendidikan di
sekolah adalah untuk memberikan layanan secara profesional di
bidang sarana dan prasara pendidikan dalam rangka
terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan efisien. 70
Tujuan manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah
sebagai berikut.
a) Mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana sekolah
melalui sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati
dan saksama, sehingga sekolah memiliki sarana dan
prasarana yang baik, yang sesuai dengan kebutuhan
sekolah, dan dengan dana yang efisien.
b) Mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah
secara tepat dan efisien.
c) Mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan sehingga keberadaannya selalu dalam kondisi
siap pakai dalam setiap diperlukan oleh semua personel
sekolah.71
Dapat ditarik makna bahwa tujuan dari pengelolaan saran dan
prasarana sekolah adalah untuk mengupayakan sarana dan prasarana
sekolah yang disesuaikan dengan dana dan kebutuhan sekolah,
mengupayakan ketersediaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
sehingga keberadaan sarana dan prasaran selalu dalam siap kondisi
dipakai.

70
Eka Prihatin. (2011). Teori Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Hlm,57
71
Ibid.hlm.57
38

12. Pengelolaan Sarana dan Prasarana


Saran dan prasarana sekolah dalam program Adiwiyata
memiliki fungsi sebagai media pembelajaran lingkungan hidup.
Dengan demikian diperlukan kegiatan pengelolaan saran dan
prasarana. Menurut pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan
meliputi: perencanaan, pengadaan, inventarisasi, penyimpanan,
penataan, penggunaan, pemeliharaan, dan penghapusan.72Suharno
menambahkan dalam kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana
pendidikan meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan,
pengawasan, penyimpanan, inventarisasi, dan penghapusan serta
penataan.73 Tim Dosen AP mengatakan bahwa pengelolaan sarana
dan prasarana meliput pengadaan, pendistribusian, penggunaan dan
pemanfaatan, pemeliharaan, inventarisasi dan penghapusan.74
Dari pendapat diatas dapat dikatakan bahwa kegiatan umum
dalam pengelolaan sara dan prasarana adalah pengadaan,
pendistribusian, penggunaan dan pemanfaatan, pemeliharaan,
inventarisasi dan penghapusan.
a) Pengadaan
Menurut Tim Dosen AP mengatakan bahwa pengadaan
adalah menghadirkan alat atau media dalam menunjang
pelaksanaan proses pembelajaran.Pengadaan dapat dilakukan
75
dalam berbagai cara. Suryosubroto) mengemukakan
beberapa cara yang dapat ditempuh dalam pengadaan sarana
dan prasarana pendidikan, yaitu: (1) pembelian dengan biaya
pemerintah, (2) pembelian dengan biaya dari SPP, (3) bantuan
dari BP3 dan, (4) bantuan dari masyarakat lainnya.76 Pendapat
tersebut hamper sama dengan pendapat Ary H Gunawan dalam

72
Ibid. hlm.57
73
Suharno. (2008). Manajemen pendidikan. Surakarta: UNS Press . hlm.30
74
Tim Dosen AP UPI.. Manajemen pendidkan. Bandung: Alfabeta, 2011, hlm.79-87
75
Ibid. hlm.80
76
Suryosubroto. (2004). Manajemen Pendidikan Sekolah. Jakarta: PT RINEKA
CIPTA.hlm.116
39

Tim Dosen AP bahwa pengadaan saran dan prasaran dapat


dilakukan dengan cara: (1) Pembelian tanpa lelang atau dengan
dellang, (2) membuat sendiri, (3) menerima bantuan atau hibah,
dan (4) dengan cara menukar.77
Eka mengemukakan hal yang sama mengenai cara-cara
pengadaan yaitu misalnya untuk pengadaan tanah bisa
dilakukan dengan cara membeli, menerima hibah, menerima
hak pakai, menukar dan sebagainya. Dalam pengadaan
gedung/bangunan dapat dilakukan dengan cara membangun
baru, membeli, menyewa, menerima hibah dan menukar
bangunan. Untuk pengadaan perlengkapan atau perabot dapat
dilakukan dengan jalan membeli. Perabot yang akan dibeli
dapat berbentuk yang sudah jadi, atau yang belum jadi. Dalam
pengadaan perlengkapan ini juga dapat dilakukan dengan jalan
membuat sendiri atau menerima bantuan dari instansi
pemerintah, badan-badan swasta, masyarakat, perorangan, dan
sebagainya. 78 Dari pendapat diatas dapat dikatakan bahwa
kegiatan pengadaan dapat dilakukakan dengan berbgai cara,
antara lain: pembelian (baik dari dana pemerintah atau SPP),
membuat sendiri, hibah , menyewa dan menukar.
b) Pendistributian
Bafadal berpendapat bahwa pendistribusian
perlengkapan merupakan kegiatan pemindahan barang dan
tanggung jawab dari seseorang penanggung jawab
penyimpanan kepada unit-unit atau orang-orang yang
membutuhkan barang tersebut. 79 Bafadl juga menambahkan
bahwa sistem pendistibusian barang dapat ditempuh dalam 2

7777
Tim Dosen AP UPI.. Manajemen pendidkan. Bandung: Alfabeta, 2011, hlm.23
78
Eka Prihatin. (2011). Teori Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Hlm,59
79
Tim Dosen AP UPI.. Manajemen pendidkan. Bandung: Alfabeta, 2011, hlm.81
40

80
cara, yaitu sistem langsung dan tak langsung. Sistem
pendistribusian langsung berarti barang-barang yang sudah
diterima dan diinventarisasikan langsung disalurkan pada
bagian-bagian yang membutuhkan tanpa melalui proses
penyimpanan terlebih dahulu. Kemudian sistem pendistribusian
tidak langsung berarti barang-barang yang sudaha diterima dan
sudah diinventarisasikan tidak secara langsung disalurkan,
melainkan harus disimpan terlebih dahulu di gudang
penyimpanan dengan teratur. Dari uraian diatas dapat ditarik
makna bahwa kegiatan pendistribusian merupakan kegiatan
pemindahan barang kepada yang membutuhkan. Pemindahan
tersebut memiliki dua sistem, yaitu: sistem langsung dan sistem
tidak langsung.
c) Penggunaan dan Pemanfaatan
Ada 2 prinsip yang harus diperhatikan dalam pemakaian
perlengkakapan pendidikan, yaitu prinsip efektifitas dan
efisiensi, Prinsip efektifitas dala arti segala pemakain
perlengkapan pendidikan digunakan semata-mata untuk meraih
tujuan pendidikan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Sementara. Efisiensi berearti dalam setiap
penggunaan perlengkapan sekolah harus hemat dan dengan
81
hati-hati. Suryosubroto menambahkan bahwa dari segi
pemakaian (penggunaan) sarana dan perlengkapan dibedakan
atas:barang habis pakai, dan barang tidak habis pakai.82
Dari uraian diatas dapat ditarik makna bahwa setiap
penggunaan perlengkapan sekolah harus menerapkan prinsip
efektifitas dan efisiensi. Dan dalam segi pemakaian,

80
Ibid.hlm.81
81
Tim Dosen AP UPI.. Manajemen pendidkan. Bandung: Alfabeta, 2011, hlm.82
82
Suryosubroto. (2004). Manajemen Pendidikan Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta,
hlm.116
41

perlengkapan pendidikan dibedakan menjadi barang habis


pakai dan tidak habis pakai.
d) Pemeliharaan
Eka Prihatin mendefinisikan pemeliharaan merupakan
suatu kegiatan yang kontinu untuk mengusahakan agar sarana
dan prasaran pendidikan yang ada tetap dalam keadaan baik
83
dan siapdipergunakan. Wahyuningrum mendefinisikan
pemeliharaan perlengkapan adalah suatu kegiatan
pemeliharaan yang terus menerus untuk mengusahakan agar
setiap jenis barang tetap berada dalam keadaan baik dan siap
pakai.84
Agar setiap barang yang dimiiki sekolah senantiasa
dapat berfungsi, maka barang-barang tersebut perlu dirawat
secara baik dan continew untuk menghindarkan adanya unsur-
unsur pengganggu/perusaknya. Dengan demikian kegiatan
rutin untuk mengusahakan agar barang tetap dalam keadaan
baik dan berfungsi baik, disebut pemeliharaan atau perawatan.
Menurut Bafadal ada beberapa macam pemeliharaan
perlengkapan disekolah, yaitu: pemeliharaan yang bersifat
ringan, pemeliharaan yang bersifat pencegahan, pemeliharaan
yang bersifat ringan, pemeliharaan yang bersifat perbaikan
berat.Dan ditinjau dari perbaikan berat, ada dua macam
pemeliharaan, yaitu pemeliharaan sehari-hari dan
pemeliharaan berkala.85 Dari uraian diatas dapat ditarik makna
bahwa pemeliharaan dilakukan untuk menjaga kondisi
perlengkapan sekolah, sehingga perlengkapan dapat
digunakan secara terus-menerus.
e) Inventarisasi

83
Eka Prihatin. (2011). Teori Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Hlm,60
84
Tim Dosen AP UPI.. Manajemen pendidkan. Bandung: Alfabeta, 2011, hlm.83
85
Ibrahim Bafadal. (2008). Manajemen Perlengkapan Sekolah: Teori dan aplikasinya.
Jakarta: Bumi aksara, hlm.49
42

Sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah


atau lembaga pendidikan lainnya ada yang berasal dari
pemerintah ada juga yang berasal dari usaha sendiri, seperti:
membeli, membuat sendiri, sumbangan, dan sebagainya.
Semua barang yang ada tersebut hendaknya diinventarisir,
melalui inventarisasi memungkinkan dapat diketahui jumlah,
jenis barang, kualitas, tahun pembuatan, ukuran, harga dan
sebagainya. Khususnya untuk sarana dan prasarana yang
berasal dari pemerintah (milik negara) wajib diadakan
inventarisasi secara cermat, dengan menggunakan format-
format yang telah ditetapkan. Atau mencatat semua barang
inventarisasinya di dalam Buku Induk Barang Inventarisasi dan
Buku Golongan Barang Inventaris. Buku inventaris ini mencatat
semua barang inventaris milik Negara menurut urutan tanggal,
sedangkan buku golongan barang inventaris mencatat barang
inventaris menurut golongan barang yang telah ditentukan.86
Menurut Bafadal inventarisasi adalah penyatatan dan
penyusunan daftar barang milik Negara secara sistematis, tertib
dan teratur berdasarkan ketentuan-ketentuan pedoman yang
berlaku. Kegiatan inventarisasi perlengkapan pendidikan
meliputi dua kegiatan yaitu :
(1) kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan dan
pembuatan kode barang perlengkapan,
(2) kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan
laporan.87
Menurut Langgeng daftar alat inventarisasi yang harus
digunakan atau diisi adalah sebagai berikut: (1) buku induk
barang inventaris, (2) buku catatan inventaris, (3) buku

86
Eka Prihatin. (2011). Teori Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Hlm,59
87
Ibrahim Bafadal. (2008). Manajemen Perlengkapan Sekolah: Teori dan aplikasinya.
Jakarta: Bumi aksara, hlm.55
43

golongan inventaris, (4) laporan triwulan mutasi barang, (5)


daftar isian barang, dan (6) daftar rekapitulasi barang
88
inventaris. Suryosubroto menambahkan hal yang sama
bahwa untuk keperluan pengurusan dan pencatatan barang-
barang pendidikan ini disediakan instrumen administrasi, antara
lain: 1) buku inventaris, 2) buku pembelian, 3) buku
penghapusan, dan 4)kartu barang.89
Dari uraian di atas, dapat ditarik makna bahwa sarana
dan prasarana yang berasal dari barang milik negara
hendaknya dilakukan inventarisasi berdasarkan ketentuan-
ketentuan dan pedoman yang berlaku. Dengan inventarisasi
saran dan prasaran sekolah dapat mempermudah pengelolaan.
f) Penghapusan
Menurut Wahyuningrum yang dimaksud dengan
penghapusan adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk
menghapus barang-barang milik Negara/kekayaan Negara dari
daftar inventarisasi berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, dimana sarana dan prasarana yang
sudah tidak sesuai lagi bagi pelaksanaan pembelajaran, yang
kemudian untuk diganti atau disingkirkan.90
Ibrahim Bafadal mengemukakan langkah-langkah
penghapusan perlengkapan pendidikan disekolah adalah:
(1) mengelompokkan perlengkapan yang akan dihapus,
(2) menginventarisasi perlengkapan yang akan dihapus,
(3) mengajukan usulan penghapusan barang dan panitia
penghapusan,
(4) panitia pengahapusan memeriksa kembali barang yang
rusak beratdengan membuat berita acara pemeriksaan,

88
Tim Dosen AP UPI.. Manajemen pendidkan. Bandung: Alfabeta, 2011, hlm.85
89
Suryosubroto. (2004). Manajemen Pendidikan Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta,
hlm.116
90
Tim Dosen AP UPI.. Manajemen pendidkan. Bandung: Alfabeta, 2011, hlm.86
44

(5) panitia mengusulkan penghapusan barang-barang yang


terdaftar dalam berita acara pemeriksaan, dan
(6) begitu surat penghapusan datang, bisa segera dilakukan
penghapusan terhadap baranng-barang tersebut.91
Dari uraian di atas dapat ditarik makna bahwa
penghapusan sarana dan prasarana berarti menghapus sarana
dan prasarana milik Negara dari daftar inventaris.
13. Pengelolaan sarana dan prasarana pendukung ramah
lingkungan
Ahmad Fajarisma mengatakan pengelolaan sarana dan
prasarana pendukung lingkungan dapat dilakukan dengan
memaksimalkan pengelolaan dan atau pengembangan sarana
pendukung baik di dalam dan di luar kawasan sekolah, peningkatan
kualitas pelayanan makanan sehat, pengembangan sistem
pengelolaan sampah.92
Menurut buku Pedoman Adiwiyata yang diperlukan sekolah
dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendukung adalah dengan
menyediakan sarana dan prasarana untuk mengatasi
permasalahanlingkungan dan mendukung pembelajaran lingkungan
hidup di sekolah. 93 Kriteria selanjutnya adalah sekolah melakukan
peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan di dalam dan di luar
kawasan sekolah dengan menyediakan dan memelihara dengan baik
semua sarana dan prasarana sekolah yang ramah lingkungan yang
meliputi:
a) Pengaturan cahaya ruang
b) Ventilasi udara secara alami

91
Ibrahim Bafadal. (2008). Manajemen Perlengkapan Sekolah: Teori dan aplikasinya.
Jakarta: Bumi aksara, hlm.63
92
Adam, Ahmad Fajarisma Budi.(2014). “Analisis Implementasi Kebijakan Kurikulum
Berbasis Lingkungan Hidup Pada Program Adiwiyata Mandiri di SDN Dinoyo Malang”.
Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan (Volume 2, Nomor 2, Juli 2014) Hlm.
167
93
Pedoman Adiwiyata, hlm.45
45

c) Pemeliharaan dan pengaturan pohon peneduh atau


penghijau,94
pemanfaatan sumur resapan dan atau biopori serta
pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas sanitasi sekolah. Sekolah
juga terus berupaya untuk melakukan penghematan terhadap
efisiensi penggunaan air,listrik, alat tulis kantor, plastik dan bahan
lainnya. Kriteria yang lain adalah adanya peningkatan kualitas
pelayanan makanan sehat ditandai dengan adanya:
a) Lokasi kantin yang memenuhi syarat kebersihan dan
ramah lingkungan
b) Pemeriksa berkala minimal 1 kali setahun terhadap
kualitas makanan kantin
c) Pemantauan terhadap jenis, kemasan makan dan
kebersihan kantin secara rutin minimal 1 kali sebulan
d) Penggunaan kemasan ramah lingkungan
e) Pemberian penyuluhan secara rutin kepada pedagang
minimal 1 kali setahun
f) Guru penanggung jawab kantin atau pengelola/penyedia
makanan.95
Sekolah mengembangkan pengelolaan sampah dan
bertanggung jawab dalam peningkatan kualitas pengelolaan
sampah dengan cara:
a) Praktek pemilahan sampah
b) Pengelolaan sampah yang memenuhi syarat dengan
menyediakan tempat sampah terpisah minimal dua
jenis organic dan anorganik, melakukan kegiatan 3R
dan pengomposan, menyediakan jumlah tenaga
kebersihan yang mencukupi, adanya mekanisme
keterlibatan peserta didik dan guru

94
Ibid. hlm.45
95
Ibid. hlm.45
46

c) Perubahan perilaku warga sekolah dalam memperlakukan


sampah.96
Dapat ditarik makna bahwa pengelolaan sarana dan
prasarana lingkungan hidup dengan cara menyediakan fasilitas
ramah lingkungan, meningkatkan kualitas fasilitas, efisiensi
penggunaan listrik,air, kantung plastic dan pengelolaan sampah
sekolah.

96
Ibid. hlm.46
47

14. Kerangka Berfikir

Kesepakatan Bersama Antara Menteri Negara


Lingkungan Hidup Dengan Menteri Pendidikan

No 03/MenLH/02/2010,No.01/II/KB/2010 tanggal 1

Program Adiwiyata

Sekolah Peduli

Kebijakan Kurikulum Kegiatan Pengelolaa


Bewawasan Berbasis Lingkungan n Sarana
Lingkungan Lingkungan Berbasis Pendukung
Ramah
Lingkungan

Pengelolaan Program Sekolah

1. Kebijakan Pendidkan
2. Manajemen Kurikulum
3. Manajemen Peserta Didik
4. Kehumasan

Gambar 2.1. Bagian Kerangka Berfikir

Penyelenggaraan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) di


Indonesia sebenarnya sudah terlaksana sejak tahun 1975 oleh
Institut Ilmu Kependidikan (IKIP) Jakarta. Kemudian dalam upaya
48

mengatasi permasalahan lingkungan dalam tingkat pendidikan,


Kementerian Lingkungan Hidup bersama dengan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan suatu program
pengelolaan lingkungan, yaitu Program Adiwiyata. Program
Adiwiyata bertujuan untuk meweujudkan sekolah yang bertanggung
jawab dalam upaya pengelolaan dan perlindungan lingkungan
hidup.97
Adapun untuk mencapai tujuan tersebut, sekolah harus
mengimplemetasikan 4 komponen kebijakan untuk menjadi sekolah
Adiwiyata, yaitu a) Kebijakan Berwawasan Lingkungan, b)
Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan, c) Kegiatan
Lingkungan Berbasis Parstisipasif dan d) Pengelolaan Sarana
Pendukung Ramah Lingkungan.
Keempat komponen tersebut dapat terlaksana dengan cara
melaksanakan suatu kegiatan untuk mengaturnya. Dalam bidang
Manajemen Pendidikan, terdapat lima bidang yang bersinggungan
dengan komponen Program Adiwiyata, yaitu Manajemen Sarana
dan Prasarana, Manajemen Kurikulum, Manajemen Peserta Didik
,Kehumasan dan Kebijakan Pendidikan. Selain itu dalam Panduan
Adiwiyata disebutkan bahwa partisipasi aktif terutama peserta didik
sebagai elemen penting dalam pelaksanaan Program Adiwiyata.
Untuk mewujudkan sekolah yang peduli lingkungan, maka
sekolah tidak hanya menerapkan empat komponen program
Adiwiyata saja, namun juga harus mengajak peserta didik untuk
berperan aktif dalam pelaksanaan Program Adiwiyata di SMP
Negeri 4 Kota Jambi.

97
Pedoman Adiwiyata (2012)
49

B. Penelitian Yang Relevan


Muhammad Wildan Habibi dalam tesisnya yang berjudul:
“Implementasi Program Adiwiyata Dalam Membentuk Karakter
Peduli Lingkungan Pada Siswa (Studi Multisitus di SD Insan Amanah
Dan SDU Al-Ya’lu Kota Malang Tahun 2018)”. Menyimpulkan bahwa
hasil penelitian menunjukkan bahwa: implementasi program
Adiwiyata di SD Insan Amanah dan SDU Al-Ya’lu Kota Malang dalam
membentuk karakter peduli lingkungan pada siswa berhasil dengan
menggunakan dua prinsip dasar, yakni: 1. Prinsip partisipatif:
komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi
keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai
tanggung jawab dan peran; dan 2. Prinsip kontinuitas: seluruh
kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menuerus
secara komprehensif.98
Theresia Melania Sudarwati dalam tesisnya yang berjudul:
“Implementasi Kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup Sekolah
Menengah Atas Negeri 11 Semarang Menuju Sekolah Adiwiyata
Tahun 2012”. Menyimpulkan hasil penelitian menunjukkan bahwa
Implementasi Kebijakan sekolah berbudaya melalui program
Adiwiyata tidak berjalan sesuai dengan standar program Adiwiyata
disebabkan rendahnya kegiatan komunikasi dalam bentuk koordinasi
di dalam manajemen sekolah yang meliputi koordinasi antara kepala
sekolah dan para penanggung jawab program dan Tim Pengembang
Sekolah, dan koordinsai Tim Pengembang Sekolah dengan para
pendidik atau guru. Rendahnya koordinasi mengakibatkan persepsi
yang salah tentang program Adiwiyata. Sumberdaya manusia yang
menguasai program Adiwiyata perlu ditingkatkan. Disposisi untuk
mendukung program Adiwiyata masih rendah. Sumber dana untuk
melaksanakan program tidak cukup tersedia meskipun manajemen
98
Muhammad Wildan Habibi. Implementasi Program Adiwiyata Dalam Membentuk
Karakter Peduli Lingkungan Pada Siswa. Tesis Magister Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang, Tahun 2018. Hlm.xvii
50

sekolah sudah melakukan kerja sama untuk menggalang dana dari


masysarakat. Dalam penelitian ini tidak diperoleh informasi baru
yang dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya tentang
Implementasi Kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup Di Tingkat
Sekolah Menengah Atas. Saran untuk memperbaiki pelaksanaan
Pendidikan Lingkungan Hidup untuk menuju sekolah Adiwiyata
adalah dengan meningkatkan keterbukaan untuk mengurangi
resistensi yang melibatkan partisipasi seluruh warga sekolah melalui
forum-forum yang terencana secara terinci dan didokumentasikan
dalam kurikulum, memberikan kesempatan para implementor
meningkatkan kemampuan mereka tentang pendidikan lingkungan
hidup, memberikan alokasi dana sesuai dengan tuntutan program
menuju Sekolah Adiwiyata.99
Untung Wahyuhadi dalam tesisnya yang berjudul
“Pengelolaan Sekolah Adiwiyata Di SMK Negeri Salatiga Tahun
2012”, menyimpulkan hasil penelitian menunjukkan bahwa: Hasil
penelitian menunjukkan: 1. Karakteristik kebijakan sekolah adiwiyata
di SMK Negeri 1 Salatiga dapat dilihat dalam a) visi dan misi SMK
Negeri 1 Salatiga; b) pelaksanaan pembelajaran lingkungan hidup
yang terintegrasi ke dalam mata pelajaran; c) kegiatan tahunan yang
bertema lingkungan hidup; d) peningkatan sumber daya manusia
yang berwawasan lingkungan hidup; e) kebijakan sekolah
mensosialisasikan penerapan pendidikan lingkungan hidup; f)
kebijakan sekolah dalam upaya penghematan sumber daya alam; g)
kebijakan sekolah yang mendukung terciptanya lingkungan sekolah
yang bersih dan sehat; h) kebijakan sekolah untuk
mengalokasikan anggaran; 2. Sekolah mengimplementasikan
Pendidikan Lingkungan Hidup dalam silabus dan RPP. Penyampaian

99
Theresia Melania Sudarwati. Implementasi Kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup
Sekolah Menengah Atas Negeri 11 Semarang Menuju Sekolah Adiwiyata. Tesis Magister
Universitas Diponegoro Semarang Tahun 2012. Hlm.vii
51

materi lingkungan hidup kepada para peserta didik dilakukan melalui


kurikulum secara terintegrasi dalam beberapa mata pelajaran, yaitu
Bahasa Inggris, IPA, Agama, IPS, dan Penjaskes. Pengorganisasian
pengembangan kurikulum berbasis lingkungan berkaitan dengan
komponen organisasi, terdiri dari tiga komponen diantaranya tim
adiwiyata dari guru, tim adiwiyata OSIS, serta tim motivator kelas; 3.
Kegiatan berbasis partisipatif yang dilakukan antara lain a) petugas
piket membersihkan ruangan sebelum KBM dimulai dan setelah jam
pelajaran berakhir; b) guru tidak merokok di lingkungan sekolah
terutama saat mengajar di dalam kelas; c) guru menyisipkan materi
PLH pada saat KBM; d) melaksanakan Jumat bersih dengan
pembagian kapling yang telah disediakan oleh tim PLH; e)
perawatan tanaman yang berada di Greeen House mulai dari
pembibitan, penanaman, pemupukan, pengenalan hama sampai
pada penyiraman dan pengenalan karakter tanaman; f) mengikuti
event yang bertema “green”; g) merencanakan program “Nandur
Kanggo Urip” bekerjasama dengan DPLH Kota Salatiga; h)
pemanfaatan kertas bekas untuk berbagai jenis kerajinan tangan; i)
pemanfaatan botol aqua bekas. Pihak yang bekerjasama adalah
Grand Wahid Hotel Salatiga, FKSS Salatiga, DPLH Kota Salatiga,
Bank Salatiga, Dinas Tata Kota Salatiga, DPU Kota Salatiga, dan PT
Kievit Indonesia.100
Ellen Landriany dalam jurnalnya yang berjudul “Implementasi
Kebijakan Adiwiyata Dalam Upaya Mewujudkan Pendidikan
Lingkungan Hidup Pada Sekolah Menengah Atas Kota Malang
Tahun 2014”, menyimpulkan hasil penelitian yang menunjukkan
bahwa: kebijakan lingkungan hidup di sekolah sudah dituangkan
dalam surat keputusan dan terintegrasi dalam masing-masing mata
pelajaran. Kemudian mensosialisasikan beberapa kegiatan utama

100
Untung Wahyuhadi. Pengelolaan Sekolah Adiwiyata Di SmkNegeri 1 Salatiga. Tesis Magister
Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun 2012. Hlm.ix
52

dengan pendekatan pada siswa guna mendapatkan dukungan yang


sempurna sehingga menciptakan kesepakatan yang mutlak bahwa
sekolah tersebut benar-benar sekolah berwawasan lingkungan.
Selanjutnya masih dijumpai berbagai situasi permasalahan yang
menghambat pelaksanaan adiwiyata, seperti satuan tugas yang tidak
tepat waktu serta ada sekelompok siswa yang masih belum sadar
dalam memahami konsep sekolah berwawasan lingkungan hidup,
masalah pendanaan, dan dukungan masyarakat serta instansi lain
yang masih rendah. Sekolah sudah melakukan langkah-langkah
strategi guna mengatasi hambatan.101
Ika Maryani dalam jurnalnya yang berjudul “Evaluasi
Pelaksanaan Program Sekolah Adiwiyata Ditinjau Dari Aspek
Kegiatan Partisipatif Di Sdn Ungaran I Yogyakarta”, menyimpulkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa: pelaksanaan program sekolah
Adiwiyata di SDN Ungaran I Yogyakarta berjalan baik. Hal ini
ditunjukkan dengan capaian rerata pada aspek context, input,
process, dan product pada penilaian siswa dan guru menunjukkan
kriteria sangat tinggi. Hambatan yang muncul antara lain: adanya
merger sekolah yang menyebabkan sulitnya manajemen PLH,
kurangnya monev terkait kegiatan siswa dan guru dalam PLH,
minimnya bahan ajar PLH, kurangnya kesadaran guru untuk
melakukan penelitian terkait dengan PLH, serta rotasi guru yang
menyebabkan program PLH kurang maksimal. 102
Yuni Krisnawati dalam jurnalnya yang berjdul “The
Implementation of 6M Based Waste Management Module to Support
Adiwiyata School Program”, menyimpulkan bahwa asil penelitian

101
Ellen Landriany. Implemetasi Kebijakan Adiwiyata Dalam Upaya Mewujudkan Pendidikan
Lingkungan Hidup Pada Sekolah Menengah Atas Kota Malang Tahun 2014. (Jurnal Kebijakan dan
Pengembangan Pendidikan Volume 2, Nomor 1, Januari 2014; 82-88 ISSN: 2337-7623; EISSN:
2337-761). Hlm.82
102
Ika Maryani. Evaluasi Pelaksanaan Program Sekolah Adiwiyata Ditinjau Dari Aspek Kegiatan
Partisipatif Di Sdn Ungaran I Yogyakarta Tahun 2014. (Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD,
Jilid 1, Nomor 3, April 2014). Hlm.170
53

menunjukkan bahwa nilai rata-rata sikap siswa pada siklus I 79,8


meningkat menjadi 88,5; sedangkan pada siklus II meningkat dari
78.0 menjadi 92.0. Skor N-gain siklus I meningkat dari 0,4 (sedang)
menjadi 0,6 (sedang). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata
skor perilaku siswa pada siklus I sebesar 50,6 meningkat menjadi
56,2; sedangkan pada siklus II meningkat dari 59,2 menjadi 81,9.
Skor N-gain siklus I meningkat dari 0,1 (rendah) menjadi 0,6
(sedang). Hal tersebut menunjukkan bahwa penerapan strategi
Problem Based Learning (PBL) berbantuan modul pengelolaan
sampah berbasis 6M dapat meningkatkan sikap dan perilaku siswa
dalam mengelola sampah.
Susi J Silaban dalam jurnalnya yang berjudul: “Implementasi
Program Adiwiyata (Studi pada SMP Negeri 20 Pekan Baru)”,
menunjukkan bahwa implementasi program adiwiyata di SMP Negeri
20 Pekanbaru sudah berjalan dengan optimal. Implementasi program
Adiwiyata di SMP Negeri 20 Pekanbaru dilaksanakan secara
partisipatif dan melibatkan peran serta seluruh warga sekolah dan
mitra instansi terkait pengelolaan lingkungan.Program tersebut
disosialisasikan kepada kepada seluruh warga sekolah.Implementasi
program tersebut sesuai dengan empat komponen yaitu
pengembangan kebijakan berwawasan lingkungan, pelaksanaan
kurikulumberwawasan lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis
partisipatif, dan pengelolaan sarana pendukung ramah
lingkungan.Sekolah membuat program-program yang bertujuan
untuk menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan berbudaya
lingkungan.Program itu adalah perumusan visi, misi berbudaya
lingkungan, implementasi kurikulum berwawasan lingkungan secara
integralistik, program pengelolaan sampah, Sabtu bersih,
penghematan penggunaan listrik, air, dan ATK, pengelolaan layanan
kantin sekolah. Target group (kelompok sasaran) yang sudah sesuai
dengan sasaran yaitu dengan adanya program adiwiyata
54

menunjukkan perubahan dan peningkatan bagi sekolah maupun


seluruh warga sekolah. Serta unsur pelaksana (implementor) yang
sudah mengerti dengan kebijakan program adiwiyata. Dan juga
seluruh implementor sudah bekerja sama dalam melaksanakan
keempat indikator program sesuai dengan buku pedoman program
adiwiyata.103
Berdasarkan ketujuh studi relevan diatas memang ada
relevansinya dengan penelitian yang penulis lakukan, tetapi secara
substansinya masih banyak perbedaan-perbedaannya. Arah yang
diinginkan dari kondisi ini, yaitu bagaimana seluruh warga sekolah
menjalankanProgram Adiwiyata dalam Pengelolaan Lingkungan
SMP Negeri 4 Kota Jambi. Keunikan penelitian ini adalah lebih
terfokus pada Implementasi Program Adiwiyata Dalam Pengelolaan
Lingkungan SMP Negeri 4 Kota Jambi.

103
Susi J Silaban. Implementasi Program Adiwiyata (Studi Pada Smp Negeri 20 Pekan Baru).Jom
FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017. Hlm.8
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini termasuk pendekatan kualitatif dengan
desain penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengungkap masalah
yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subyek atau obyek
penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau
sebagaimana adanya. Penelitian ini mendeskripsikan data yang telah
diterima, menghimpun data yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai
“Implementasi Program Adiwiyata Dalam Pengelolaan Lingkungan
Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Kota Jambi.”
Lodico, Spaulding, dan Voegtled menjelaskan penelitian kualitatif,
yang juga disebut penelitian interpretif atau penelitian lapangan adalah
suatu metodologi yang dipinjam dari disiplin ilmu seperti sosiologi dan
antropologi dan diadaptasi ke dalam seting pendidikan. 104 Penggunaan
pendekatan kualitatif dalam penelitian ini juga didasarkan pada suatu
alasan tertentu. Pada umumnya alasan menggunakan metode kualitatif
karena, permasalahan belum jelas, holistik, kompleks, dinamis dan penuh
makna sehingga tidak mungkin data pada situasi sosial tersebut dijaring
dengan metode penelitian kuantitatif dengan instrumen seperti test,
kuesioner, pedoman wawancara. Selain itu, peneliti bermaksud
memahami situasi sosial secara mendalam, menemukan pola, hipotesis
dan teori.105
Metodologi ini merupakan sesuatu yang sangat penting karena
berhasil tidaknya, demikian juga tinggi rendahnya kualitas hasil

104
Emzir. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.hlm.2
105
Sugiyono. Metode penelitian pendidkan. (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 292

53
penelitiannya sangat ditentukan oleh ketetapan peneliti dalam memilih
metodologi penelitiannya.106

B. Situasi Sosial dan Subjek Penelitian


1. Situasi Sosial
Obyek penelitian dapat dinyatakan sebagai situasi sosial
penelitian yang ingin diketahui apa yang terjadi di dalamnya. Pada
obyek penelitian ini, peneliti dapat mengamati secara mendalam
aktivitas orang-orang yang ada pada tempat tertentu.107
Obyek dari penelitian ini adalahImplementasi Program Adiwiyata
Dalam Pengelolaan Lingkungan Sekolah Menengah Pertama Negeri 4
Kota Jambi. Dalam penelitian ini, peneliti akan melihat Program
Adiwiyata Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Kota Jambi. Dikaitkan
dengan penelitian ini, maka tempat penelitian dilaksanakan di SMP
Negeri 4 Kota Jambi. Alasan pengambilan tempat penelitian adalah:
pertama, Sekolah ini merupakan salah satu sekolah yang berwawasan
lingkungan, sekolah sehat dan sudah mendapatkan penghargaan
Adiwiyata Kota, Provinsi, Nasional dan Mandiri. Kedua, tersedia
dokumen yang memadai sehingga memudahkan peneliti. Ketiga, lokasi
sekolah tidak terlalu jauh sehingga dapat dijangkau oleh peneliti.
2. Subjek Penelitian
Adapun subjek penelitian ini adalah Kepala Sekolah Menengah
Pertama Negeri 4 Kota Jambi sebagai Key Informan. Sedangkan Wakil
Kepala, guru, siswa, masyarakat sebagai informan tambahan, yang
dalam penetapannya peneliti mengacu pada pendapat Sanafiah Faisal
yang mengatakan bahwa pertama, subjek telah lama menyatu dengan
medan aktifitas penelitian; kedua subjek masih melibatkan diri dalam
lingkungan pendidikan; ketiga subjek mempunyai banyak waktu dan

106
Arikunto, S. Manajemen peneleitian. (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2005) hlm, 17
107
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2010) hlm. 215.
kesempatan untuk dimintai informasi. 108 Hal ini dilakukan untuk
penyesuain informasi atau data yang diperoleh melalui observasi
melalui teknik triangulasi data, sehingga data atau informasi sampai
pada titik jenuh.
Berdasarkan kepada pengetahuan obyektif berkaitan dengan
ciri-ciri sampel yang diketahui sebelumnya, serta pertimbangan pada
hambatan-hambatan teknik yang terjadi seperti banyaknya responden,
maka teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling
atau pengambilan sampe responden yang di rasa sesuai dengan
pertimbangan peneliti. purposive sampling juga dikenal sebagai
sampel pertimbangan, hal ini terjadi apabila pengambilan sampel
dilakukan berdasarkan pertimbangan perorangan atau pertimbangan
peneliti. Pertimbangan tersebut lebih tepat berasal dari ahli untuk
memberi pertimbangan dalam pengambilan sampel yang diperlukan,
pendekatan tersebut sangat tepat untuk studi kasus karena banyak
aspek yang bisa dijadikan bahan refresentatif untuk diamati dan
dianalisa. 109 Adapun cara kerja purposive sampling adalah pertama,
pra penelitian, melihat komunikasi secara efektif, empatik dan santun
dengan Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Kota Jambi.
Kedua, peneliti menemui responden yang betul-betul menguasai
tentang Implementasi Program Adiwiyata Dalam Pengelolaan Sekolah
Menengah Pertama Negeri 4 Kota Jambi.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Untuk mempermudah pengumpulan data dalam penelitian maka
penulis menggolongkan data menjadi dua golongan yaitu:
a) Data Primer
Data primer adalah data yang diambil langsung dari peneliti
kepada sumbernya. Sumber yang dimaksud dapat berupa benda-
108
Sanafiah Faisal. Penelitian Kualitatif. Dasar-Dasar dan Aplikasi (Malang: Yayasan Asah Asih,
2006), hlm. 25.
109
Sudjana, Metoda Statistika (Bandung: Tarsito, 2005) hlm. 168.
benda , situs atau manusia. Teknik pengumpulan data primer ini
tergantung dari jenis data yang diperlukan adalah manusia, maka
peneliti dapat memperolehnya dengan menyiapkan seperangkat alat
instrument melakukan observasi langsung terhadap subjek atau
setting yang diteliti). 110 Data primer yang dimaksud penulis disini
adalah data “Implementasi Program Adiwiyata Dalam Pengelolaan
Lingkungan Sekolah Menengah Pertam Negeri 4 Kota Jambi
”meliputi:
(1) Proses program Adiwiyata dalam pengelolaan lingkungan
sekolah.
(2) Sikap dan persepsi warga sekolah terhadap program
Adiwiyata dalam pengelolaan lingkungan Sekolah.
(3) Budaya dan nilai-nilai yang melandasi program Adiwiyata
dalam Pengelolaan Lingkungan Sekolah.
b) Data Sekunder
Data sekunder, dalam penelitian merupakan data yang
diperoleh dari sumber kedua dalam bentuk 111 , meliputi dokumen-
dokumen yang memperkaya dan menguatkan hasil pengamatan dan
wawancara. Dokumen-dokumen tersebut meliputi; sejarah dan letak
geografis Sekolah, struktur organisasi, sarana dan prasarana
Sekolah, ceklis pemeriksaan peralatan, dokumen hasil audit sekolah
adiwiyata, fhoto-fhoto kegiatan, piagam penghargaan, dan lain-lain.
2. Sumber Data
Sumber data primer diperoleh dari hasil pengamatan terhadap
prilaku subjek penelitian, pengamatan terhadap simbol-simbol, tanda-
tanda dan lambang yang digunakan Sekolah, dan wawancara kepada
sejumlah informan terkait pengelolaan sekolah berbasis lingkungan.
Sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen
yang tersedia di Sekolah.

110
Arikunto, S . Prosedur penelitian. ( Jakarta : Rhineka Cipta, 2010) hlm. 172
111
Moleong. Metodologi penelitian kualitatif. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010),
hlm. 112
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh
informasi data-data yang diinginkan, peneliti dalam hal ini menerapkan
beberapa metode sebagai berikut:
1. Observasi (Pengamatan)
Observasi sebagai suatu proses melihat, mengamati, serta
merekam perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu.
Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan
112
untuk memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis. Kegiatan
observasi meliputi melakukan perentatan secara stematik kejadian-
kejadian, perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal lain yang
diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan.Pada
tahap awal observasi dilakukan secara umum, penelitian
mengumpulkan data atau informasi sebanyak mungkin.Tahap
selanjutnya peneliti harus melakukan observasi yang terfokus, yaitu
mulai menyempitkan data atau informasi yang diperlukan sehingga
peneliti dapat menemukan pola-pola perilaku dan hubungan yang terus
menerus terjadi. Jika hal itu sudah diketemukan, maka peneliti dapat
menemukan tema-tema yang akan diteliti.113
Teknik pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi non partisipan114,dimana peneliti tidak terlibat lansung dalam
aktivitas setting, tetapi berada di luar sebagai pengamat independen.
Teknik ini peneliti gunakan dengan cara melakukan pengamatan secara
langsung baik terhadap setting maupun subjek penelitian. Dengan
menggunakan teknik ini diperolah data penelitian meliputi; prilaku
subjek penelitian dalam proses pengelolaan Sekolah berbasis

112
Emzir. (2012). Metodologi penelitian kualitatif analisis data. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.hlm.131-132
113
Jonathan Sarwono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta:
Graha Ilmu.hlm..224
114
Sugiyono. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta, 2011),
hlm.145
lingkungan, prilaku dan sikap warga Sekolah menyikapi program
Sekolah berbasis lingkungan, simbol-simbol atau tanda-tanda yang
digunakan dalam proses sosialisasi sekolah berbasis lingkungan,
budaya Sekolah sebagai implikasi dari sekolah berbasis lingkungan.
2. Interview (Wawancara)
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara (interview) untuk memperoleh informasi dari
115
terwawancara (interviewer). Teknik wawancara yang digunakan
dalam penelitian adalah wawancara tidak terstruktur dimana peneliti
tidak terikat pada daftar wawancara yang baku, namun menggunakan
pedoman wawancara (terlampir) yang lebih fleksibel sesuai dengan
kebutuhan lapangan. Teknik wawancara ini dilakukan dengan
cara mengajukan pertanyaan secara lansung kepada informan terkait
informasi yang dibutuhkan kemudian mencatatnya pada catatan
lapangan.
Melalui teknik ini diperoleh sejumlah informasi terkait; dasar
kebijakan sekolah berbasis lingkungan, pertimbangan dalam penentuan
pengelola, dan respon warga sekolah dan masyarakat terhadap
program sekolah berbasis lingkungan.
3. Studi Dokumentasi
Salah satu informasi bernilai dalam penelitian kualitatif adalah
dokumen, sumber ini membantu peneliti memahami fenomena dalam
penelitian kualitatif. 116 Studi dokumen peneliti gunakan dengan cara
mengumpulkan dan mengamati arsif Sekolah terkait program Sekolah
berbasis lingkungan, seperti struktur pengelola, notulen rapat, laporan
kegiatan, hasil audit /visitasi, serta gambar/fhoto-fhoto terkait.

115
Arikunto, S. Prosedur penelitian. ( Jakarta: Rhineka Cipta, 2010), hlm.198
116
Creswell, J. W. Educational research design pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan
mixed. Edisi Ketiga. (Bandung: Pustaka Pelajar,2008), hlm. 231-232
E. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,
dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun
kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun
orang lain. 117 Adapun tahap-tahap teknik analisis data yang digunakan
meliputi:
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila
diperlukan. 118 Permasalahan yang diangkat oleh peneliti mengenai
“Implementasi Program Adiwiyata Dalam Pengelolaan Lingkungan
SMP 4 Kota Jambi.”, diambil melalui cara wawancara dan observasi
yang kemudian peneliti menganalisis dengan menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan dan membuang data yang dianggap
kurang penting bagi penelitian ini, serta mengorganisasikan data-data
tersebut sehingga dapat disajikan sebagaimana mestinya.
2. Penyajian Data
Setelah melalui reduksi data, langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Kalau dalam penelitian kualitatif, penyajian data
bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
kategori, flowchart dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut,
maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga

117
Sugiyono. Memahami penelitian kualitatif. (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm.89
118
Sugiyono. Memahami penelitian kualitatif. (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm.90
akan semakin mudah dipahami. 119 Penyajian data terkait dengan
penelitian peneliti“Implementasi Program Adiwiyata Dalam
Pengelolaan Lingkungan SMP 4 Kota Jambi”,yang telah direduksi
sebelumnya melalui yang sudah tersedia.
3. Verifikasi
Mengambil kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang
kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. 120
Hasil dari penyajian data dapat diambil kesimpulan tentang
“Implementasi Program Adiwiyata Dalam Pengelolaan Lingkungan
SMP 4 Kota Jambi.”
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Pemeriksaan keabsahan data yang penulis gunakan ialah teknis
triangulasi data. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan pengabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik
triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui
sumber lainnya.121
Uji keabsahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Uji Kredibilitas
Kredibilitas merupakan validitas internal dalam penelitian
kualitatif. Uji kredibilitas atau kepercayaan terhadap hasil penelitian
kualitatif dilakukan dengan enam teknik yaitu perpanjangan
pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi,
diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif,
menggunakan bahan referensi dan member check.122

119
Sugiyono. Metode penelitian Pendidikan. (Bandung: Alfabeta,2013) hlm. 249.
120
Sugiyono. Memahami penelitian kualitatif. (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm.99
121
Moleong, Op. Cit., Hlm. 21.
122
Sugiyono, Op.Cit., Hlm. 270.
a) Peningkatan ketekunan
Dalam peningkatan ketekunan dilakukan secara lebih
cermat dan berkesinambungan agar kepastian data dan urutan
peristiwa dapat di rekam secara pasti dan sistematis. Selain itu
dengan meningkatkan ketekunan, peneliti dapat melakukan
pengecekan kembali apakah data yang ditemukan itu salah atau
tidak dan juga peneliti dapat memberikan deskripsi data yang
akurat dan sistematis tentang apa yang di amati.
b) Triangulasi
Triangulasi bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
peneliti terhadap apa yang telah di temukan. Dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan triangulasi teknik. Triangulasi teknik
dilakukan untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan
cara mengecek data yang di peroleh dengan wawancara dari
sumber data yang di cek kembali dengan teknik observasi atau
dokumentasi.
Langkah yang digunakan dalam teknik triangulasi data ini
adalah dengan menggunakan sumber dan metode. Triangulasi
dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui
waktu dan alat yang berbeda. Dengan menggunakan teknik ini
peneliti dapat membandingkan data hasil pengamatan dengan
data hasil wawancara. Membandingkan apa yang dikatakan
orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara
pribadi, membandingkan apa yang dikatakan orang-orang
tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang
waktu, membandingkan keadaan dan perspektif seseorang
dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat
biasa, orang berada, orang pemerintahan, dan membandingkan
hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.123
c) Menggunakan bahan referensi
Penggunaan bahan referensi dalam penelitian ini adalah
sebagai pendukung untuk membuktikan data yang telah
ditemukan oleh peneliti.124
Adapun bahan referensi yang digunakan peneliti berupa
wawancara, observasi, atau pengamatan melalui indera
penglihatan dan pendengar, serta catatan hasil wawancara dan
lain sebagainya.
2. Uji Dependality
Uji dependality adalah uji keabsahan data dengan
melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian oleh
auditor independen.125 Dalam penelitian ini, peneliti melakukan uji
dependality dengan di audit secara langsung oleh pembimbing
mulai dari menentukan masalah atau fokus, memasuki lapangan,
menentukan sumber data, melakukan analisis, melakukan uji
keabsahan data sampai membuat kesimpulan.

123
Moleong, Op. Cit, Hlm, 330-331.
124
Sugiyono, Op.Cit., Hlm. 275.
125
Sugiyono, Op.Cit., Hlm. 277.
6-17.docx
G. Rencana dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:

Tabel 3.1: Jadwal Penelitian

Jenis kegiatan Bulan


No
Penelitian
Jan- 20 Feb-20 Mar-20 Ags-20 Sep-20 Okt-20 Nov-20
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembuatan √√
Proposal
2 Seminar √
Proposal
3 Perbaikan Hasil √
Seminar
4 Pengumpulan √√
Data
5 Pengesahan √
Judul dan
Izin Riset
6 Pengumpulan √√√√√
dan
Penyusunan
7 Analisa
Data dan √√√√√√ √ √√
Penyempurnaa
n Draft
8 Ujian Pra Tesis √

Penyempurnaa √√√
n dan
9
Penggandaan
1 Ujian Tesis √
0
0
64

BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN, TEMUAN PENELITIAN
DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian


1. Sejarah Singkat SMP Negeri 4 Kota Jambi
SMP Negeri 4 Kota Jambi di resmikan pada tanggal 20 Juli
1964 di tengah pusat Kota Jambi dengan status gedung hak pakai.
Dalam perkembangan sekolah selanjutnya, setelah melihat keramaian
pembangunan di sekitar sekolah, suasana sekitar sekolah dirasa
sudah tidak memungkinkan untuk dapat melaksanakan proses belajar
dengan tenang. Karena itu dibangun gedung baru di pinggir Kota yaitu
di Jln. Abdul Muis RT. 16 No. 28 Kelurahan Lingkar Selatan
Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi. Pada masa kepemimpinan
Bapak Ahmad. S gedung baru resmi ditempati pada tahun 1989 di
atas tanah seluas 10.005 M2 dengan luas bangunan 2229 M2, luas
lapangan olah raga 1.378 M2 dan luas halaman 6398 M2 dengan
status tanah bersertifikat
SMP Negeri 4 Kota Jambi berada di bawah naungan Kantor
Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jambi dan
telah mengalami pergantian Kepala Sekolah:
a) Mainar 1964 – 1968
b) H. Nasution 1970 – 1973
c) Drs. M. Simatupang 1973 – 1981
d) Drs. Fauzi Sulaiman 1982 – 1986
e) Ismail MD. BA 1986 – 1989
f) S. Parno 1989 – 1994
g) Ahmad. S 1994 – 1996
h) Drs. Edi Erizon 1996 – 1998
i) Amril Husni, S.Pd 1998 – 2001
j) Sahril Munir, S.Pd 2001 – 2003
k) Drs. Zulfahmi Ismail 2003 – 2007

64
l) Zainal Husin, S.Pd 2007 – 2010
m) Drs. Pirdaus 2010 – 2017
n) Budiyanto, M.Pd 2017 - sekarang126
2. Visi dan Misi

Sekolah Menengah Pertam Nrgeri 4 Kota Jambi memiliki Visi,

Misi dan target yang ingin dicapai sebagai berikut:

a) Visi

Terwujudnya kecerdasan yang relegius menguasai IPTEK

dan keterampilan berbudaya peduli lingkungan menuju prestasi

yang kompetitif berlandaskan imam dan taqwa.Sedangkan misi

sekolah adalah:

b) Misi

(1) Menerapkan dan mengembangkan nilai-nilai

berkarakterdalam kegiatan pembelajaran dan ekstra

kurikuler.

(2) Melaksanakan dan meningkatkan capaian delapan

standar nasional pendidikan (Standar isi kurikulum,

kelulusan, proses, penilaian, pendidik dan tenaga

kependidikan, pengelolaan, pembiayaan, sarana dan

prasarana).

(3) Menumbuhkembangkan kesadaran warga sekolah untuk

melestarikan budaya kearifan local dan peduli lingkungan

hidup.127

126
Dokumentasi, SMPN 4 Kota Jambi Tahun 2020
3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi sangatlah diperlukan, didalam kegiatan

apapun lembaga instasnsi pemerintah maupun di masyarakat, harus

mempunyai struktur organisasi. Dengan adanya struktur organisasi

diharapkan apa yang menjadi tujuannya dapat tercapai dengan

baik.Dengan adanya struktur organisasi pula dapat memberikan

kejelasan tanggung jawab, kejelasan kedudukannya, kejelasan

mengenai jalur hubungan, dan kejelasan uraian tugas.

Dengan demikian adanya struktur organisasi didalam

lembaga pendidikan dapat memberikan kelancaran tujuan pendidikan.

Proses belajar mengajar juga dapat berjalan lancar sesuai dengan

pembagian tugas kerjanya.Berikut struktur organisasi Sekolah

Menengah Pertama Negeri 4 Kota Jambi, dapat dilihat pada gambar

berikut:

127
Dokumentasi, SMPN 4 Kota Jambi Tahun 2020
67

KOMITE SEKOLAH KEPALA SEKOLAH


KETUA
HAMSAR BUDIYANTO, M.Pd

W. UR KURIKULUM W. UR SAPRAS W. UR KESISWAAN WK. UR HUMAS &


LING. SEKOLAH
ZURESMAYETI, S.Pd SUMARNI, S.Pd SISWANTO, S.Pd
ANGGRAINI, M.Pd

PEMBINA OSIS
PWKS. EVALUASI PWKS. PWKS HUMAS &
DAN PENILAIAN PEMBELAJARAN HENGKY C. SAING LING. SEKOLAH
SUSANTO, S.Pd

KEPALA PERPUSTAKAAN KEPALA LABOR


KEPALA LABOR IPA
KOMPUTER
ANGGRAINI, M.Pd ISTINDA, S.Pd

WALI KELAS
KOORDINATOR MATA PELAJARAN

GURU MATA PELAJARAN SISWA GURU BK

67
68

Seluruh rangkaian tersebut yang dapat menghatarkan pendidikan


serta kerja sama yang baik. Yang menyebabkan pendidikan di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 4 Kota Jambi dapat meningkat secara baik
dan mampu meraih prestasi-prestasi yang memuaskan, karena semua
komponen bekerja berdasarkan tanggung jawab dan tugas pokoknya
masing-masing.Berikut profil SMP Negeri 4 Kota Jambi :
Tabel. 4.1 profil SMP Negeri 4 Kota Jambi
1. Identitas Sekolah
1 Nama Sekolah : SMP NEGERI 004 JAMBI
2 NPSN : 10504637
3 Jenjang Pendidikan : SMP
4 Status Sekolah : Negeri
5 Alamat Sekolah : Jl. Abdul Muis No. 28 RT. 016
RT / RW : 16 / 0
Kode Pos : 36139
Kelurahan : Paal Merah
Kecamatan : Kec. Paal Merah
Kabupaten/Kota : Kota Jambi
Provinsi : Prov. Jambi
Negara :
6 Posisi Geografis : -1 Lintang
103 Bujur
2. Data Pelengkap
7 SK Pendirian Sekolah : 80/SK/B.III/64
8 Tanggal SK Pendirian : 1964-07-20
9 Status Kepemilikan : Pemerintah Pusat
10 SK Izin Operasional : 80/SK/B.III/64
11 Tgl SK Izin Operasional : 1964-07-20
12 Kebutuhan Khusus Dilayani : Tidak ada
13 Nomor Rekening : 1000359738
14 Nama Bank : BPD JAMBI...
BPD JAMBI CABANG ANGSO
15 Cabang KCP/Unit : DUO...
16 Rekening Atas Nama : DNBOSSMPNEGERI004JAMBI...
17 MBS : Ya
18 Luas Tanah Milik (m2) : 10005
19 Luas Tanah Bukan Milik (m2) : 2372
20 Nama Wajib Pajak : SMP NEGERI 004 JAMBI
21 NPWP : 2147483647

68
3. Kontak Sekolah
20 Nomor Telepon : 741570073
21 Nomor Fax : 741570073
22 Email : [email protected]
23 Website : http://smpnegeri4.kotajambi.jbisch.net/
4. Data Periodik
Waktu
24 Penyelenggaraan : Sehari penuh (5 h/m)
Bersedia Menerima
25 Bos? : Bersedia Menerima
26 Sertifikasi ISO : Belum Bersertifikat
27 Sumber Listrik : PLN
28 Daya Listrik (watt) : 10699
29 Akses Internet : Lainnya (Serat Optik)
30 Akses Internet Alternatif :
5. Data Lainnya
31 Kepala Sekolah : Budiyanto
32 Operator Pendataan : Siti Rodiah
33 Akreditasi : B
34 Kurikulum : Kurikulum 2013

4. Keadaaan Guru dan Peserta Didik


a) Keadaan Guru
Guru merupakan unsur terpenting di dalam keseluruhan
sistem pendidikan dan guru juga sebagai pendidik yang menjadi
sumber pengetahuan bagi pesrta didik, karena gurulah yang akan
mentransfer pengalaman dan pengetahuannya kepada peserta didik
secara langsung baik teori maupun praktek pada proses belajar
mengajar. Perkembangan peserta didik disekolah terdapat pada
guru, karena guru juga yang akan menjadi panutan pada peserta
didik dan masyarakat untuk itu tanggung jawab guru sangatlah
besar, daftar pendidik dan tenaga pendidik dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:

Tabel. 4.2 Keadaan Guru SMP Negeri 4 Kota Jambi


No NAMA,NIP,GOL Jabatan

Budiyanto, M.Pd Kepala Sekolah


1 NIP 19680604 199103 1 005
PNS. IV/a
Zuresmayeti, S.Pd. Waka. Kurikulum
2 NIP 19630413 198412 2 002
PNS. IV/a
Saiful Aswar,S.Pd. Waka. Kesiswaan
3 NIP 19600608 198302 1 003
PNS. IV/a
SR. Tampubolon, S.Pd. Waka. Humas
4 NIP 19580904 197803 1 001
PNS. III/d
Sugiyanto, S.Pd. Waka. Sarpra
5 NIP 19600416 198103 1 009
PNS. IV/a
Sumarni, S.Pd. PWKS. Kurikulum
6 NIP 19681207 199003 2 004
PNS. III/d
Siswanto, S.Pd.I PWKS. Kesiswaan
7 NIP 19790304 200701 1 002
PNS. III/b
Hj. Mardiah, S.Pd. Guru
8 NIP 19590214 198111 2 001
PNS. IV/a
Masrawiyah, S.Pd. Guru
9 NIP 19560822 197711 2 001
PNS. IV/a
Norma Napitupulu Guru
10 NIP 19561001 197503 2 001
PNS. IV/a
Tiurlan Simalango Guru
11 NIP 19561222 197903 2 004
PNS. IV/a
Rajin Tarigan, S.Pd. Guru
12 NIP 19570507 198103 1 012
PNS. IV/a
Harian Lumbanraja, S.Pd. Guru
13
NIP 19600722 198111 1 001
PNS. IV/a
Rosita, S.Pd. Guru
14 NIP 19600914 198203 2 004
PNS. IV/a
Hj. Juniar Sianipar, S.Pd. Guru
15 NIP 19630616 198310 2 002
PNS. IV/a
Mariati Silitonga, S.Pd. Guru
16 NIP 19610518 198302 2 002
PNS. IV/a
Masita, S.Pd. Guru
NIP 19611110 198403 2 003
17
PNS. IV/a

Jumhuriah, S.Pd. Guru


18 NIP 19590417 198403 2 004
PNS. IV/a
Kamenora Manurung, S.Pd. Guru
19 NIP 19611015 198503 2 004
PNS. IV/a
Alawiyah, S.Pd. I. Guru
20 NIP 19591216 1985032 010
PNS. IV/a
Yuliar, S.Pd. Guru
21 NIP 19600101 198610 2 002
PNS. IV/a
Anggraini, S.Pd. Guru
22 NIP 19640515 198601 2 003
PNS. IV/a
Dra. Tetty Suarni Dongoran Guru
23 NIP 19580325 198603 2 003
PNS. IV/a
Murdiastuti, S. Pd. Guru
24 NIP 19561225 198003 2 004
PNS. IV/a
Kartini Tampubolon, S.Pd. Guru
25 NIP 19610615 198302 2 001
PNS. IV/a
Nazrimal Guru
26 NIP 19540915 197903 1 005
PNS. IV/a
27 Rosiana Br. Bangun Guru
NIP 19570610 198403 2 002
PNS. IV/a
Dra. Nani Lidya Guru
28 NIP 19630407 199403 2 004
PNS. IV/a
Gusnidar, S.Pd. Guru
29 NIP 19590818 198302 2 004
PNS. IV/a
Dra. Fatinia Harefa Guru
30 NIP 19641121 199702 2 001
PNS. IV/a
Istinda, S.Pd. Guru
31 NIP 19680825 199703 2 006
PNS. IV/a
Nurefli, S.Pd. Guru
32 NIP 19651231 198812 2 003
PNS. IV/a
Nurbahra, S. Pd. Guru
33 NIP 19660920 199303 2 004
PNS. IV/A
Siti, A.Md. Pd. Guru
34 NIP 19640320 198412 2 001
PNS. IV/a
Patima Hutapea Guru
35 NIP 19630519 198412 2 002
PNS. IV/a
Fatmawati, S.Ag. Guru
NIP 19680414 199703 2 004
36
PNS.IV/a

Rimpian Br. Bangun Guru


37 NIP 19640816 199203 2 005
PNS. IV/a
Tirama Simanjuntak, S.Pd. Guru
38 NIP 19640816 199203 2 004
PNS. IV/a
Lasmiati, S.Pd. Guru
39 NIP 19641118 198903 2 003
PNS. IV/a
Nurul Hikmawati, S.Pd. Guru
40 NIP . 19710922 199602 001
PNS. IV/a
Suryani, S. Pd. Guru
41 NIP 19660922 199203 2 008
PNS. III/d
Fery Ekowati, S.Pd. Guru
42 NIP 19800213 200501 2 006
PNS. III/c
Sulistyadmi, S.Pd. Guru
43 NIP 19720124 200501 2 005
PNS. III/b
M. Sofianasauri, S.Pd. Guru
44 NIP 19650815 200701 1 003
PNS. III/b
Ulfa, S.Pd. Guru
45 NIP 19690119 200701 2 002
PNS. III/b
Yun Ardinasari, S.Pd. Guru
46 NIP 19750606 200701 2 009
PNS. III/b
Syofmitra, S.Pd Guru
47 NIP 19700721 200801 2 001
PNS. III/a
Amilia Yusfasari, S.Pd. Guru
48 NIP 19820103 200804 2 002
PNS. III/a
Adi Erma Rosinai, S.Ag Guru
49 NIP 19741016 200801 2 004
PNS III/a
Akhmad Jumadi, S. Pd. Guru
50 NIP 19780630 200903 1 005
PNS III/a
Nelly Pane, S.Pd Guru
51 NIP19650429 200701 2 006
PNS. III/a
Nurlela Hadi, S.Pd Guru
52 NIP 19720524 200701 2 003
PNS. II/d
Megawati, SE Guru
53 NIP 19740111 200501 2 006
PNS. III/b
SUSANTO GTT
54
SITI RODIAH GTT
55

HENGKY C. SAING, S.Th GTT


56

ARI WARDANI, S.Pd GTT


57

Purman Koordinator TU
58 NIP 19580424 198003 1 009
PNS. III/ b
Leo Merawati Tata Usaha
59 NIP 19570715 198101 2 002
PNS. III/ b
Julhelmidawati Tata Usaha
60 NIP 19620705 198101 2 002
PNS. III/b
Sugeng Tata Usaha
61 NIP 19600117 198602 1 003
PNS. III/b
A. Samosir Tata Usaha
62 NIP 19621130 198603 1 007
PNS. III/b
ELLYSA TATINIA PTT
63

SUSILAWATI PTT
64

NURDONA PTT
65

ROSDIANA PTT
66

TRI AGUSTIAN PTT

67
MARTINUS JONO SATPAM
68

SALIM RALIM KEBERSIHAN


69

SYAFI'I KEBERSIHAN
70

b) Keadan Peserta Didik


Didalam pendidikan terdapat faktor utama yang menjadi
penunjang di dalam proses belajar mengajar yaitu peserta didik.
Dimana ada pendidik disitulah ada peserta didik. Rangkaian
pendidikan tidak dapat terpisahkan oleh peserta didik. Karena
proses belajar mengajar disekolah tidak akan terlaksana tanpa
adanya peserta didik di sekolah. Berikut keadaan peserta didik dan
data rombongan belajar di SMP N 4 Kota Jambi dapat terlihat pada
tabel 4.4 dan tabel 4.5:

Tabel. 4.3 Keadaan Peserta Didik

1. Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Jenis Kelamin


Laki-laki Perempuan Total
474 631 1105

2. Jumlah peserta Didik Berdasarkan Usia


Usia L P Total
< 6 tahun 1 1 2
6 - 12 tahun 160 200 360
13 - 15 tahun 313 429 742
16 - 20 tahun 0 1 1
> 20 tahun 0 0 0
Total 474 631 1105

3. Jumlah Siswa Berdasarkan Agama


Agama L P Total
Islam 446 590 1036
Kristen 25 35 60
Katholik 2 5 7
Hindu 0 0 0
Budha 1 1 2
Konghucu 0 0 0
Lainnya 0 0 0
Total 474 631 1105

4. Jumlah Siswa Berdasarkan Penghasilan Orang


Tua/Wali
Penghasilan L P Total
Tidak di isi 148 203 351
Kurang dari Rp. 500,000 1 1 2
Rp. 500,000 - Rp. 999,999 8 17 25
Rp. 1,000,000 - Rp. 1,999,999 53 83 136
Rp. 2,000,000 - Rp. 4,999,999 249 318 567
Rp. 5,000,000 - Rp. 20,000,000 15 8 23
Lebih dari Rp. 20,000,000 0 1 1
Total 474 631 1105

5. Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Tingkat Pendidikan L P Total
Tingkat 9 146 207 353
Tingkat 7 178 197 375
Tingkat 8 150 227 377
Total 474 631 1105

Tabel 4.4
1. Rombongan Belajar Smp Negeri 4 Kota Jambi
Jumlah Wali Kurikulum Ruangan
Nama Tingkat
No Siswa Kelas
Rombel Kelas
L P Total

1 7-A 7 20 12 32 K13 VII A

2 7-B 7 17 15 32 K13 VII B

3 7-C 7 20 16 36 K13 VII C


4 7-D 7 20 16 36 K13 VII D

K13 VII E
5 7-E 7 18 17 35

6 7-F 7 17 19 36 K13 VII F

7 7-G 7 13 22 35 K13 VII G

8 7-H 7 15 20 35 K13 VII H

9 7-I 7 14 20 34 K13 VII I

10 7-J 7 7 26 33 K13 VII J

11 7-K 7 19 14 33 K13 VII K

12 8-A 8 14 17 31 K13 VIII A

13 8-B 8 13 15 28 K13 VIII B

14 8-C 8 14 16 30 K13 VIII C

15 8-D 8 15 15 30 K13 VIII D

16 8-E 8 14 17 31 K13 VIII E

17 8-F 8 15 20 35 K13 VIII F

18 8-G 8 13 23 36 K13 VIII G

19 8-H 8 14 22 36 K13 VIII H

20 8-I 8 16 20 36 K13 VIII I

21 8-J 8 13 14 27 K13 VIII J

22 8-K 8 5 31 36 K13 VIII K

23 8-L 8 5 18 23 K13 VIII L

24 9-A 9 18 17 35 K13 IX A

25 9-B 9 16 17 33 K13 IX B

26 9-C 9 17 20 37 K13 IX C

27 9-D 9 17 20 37 K13 IX D

28 9-E 9 14 20 34 K13 IX E
29 9-F 9 10 25 35 K13 IX F

30 9-G 9 14 22 36 K13 IX G

31 9-H 9 12 24 36 K13 IX H

32 9-I 9 15 21 36 K13 IX I

33 9-J 9 13 21 34 K13 IX J

5. Keadaan Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasana menjadi penunjang dalam pendidikan
karena sarana dan prasarana inilah yang akan memfasilitasi proses
pembelajaran. Sarana prasarana merupakan segala perangkat baik
yang bergerak maupun tidak bergerak, yang secara langsung
ataupun tidak langsung berpengaruh terhadap tujuan pendidikan.
Sarana dan prasarana sekolah yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah semua peralatan dan perlengkapan yang
membantu menjalankan proses pembelajaran guna mencapai
tujuan pendidikan di Madrasah. Semakin lengkapnya sarana dan
prasarana pendidikan maka semakin mudah untuk mencapai tujuan
pendidikan dan berkualitasnya pendidikan. Karena tanpa adanya
sarana dan prasarana yang memadai maka tujuan pendidikan tidak
akan tercapai dengan baik.
Adapun sarana dan prasarana yang terdapat dan membantu
dalam proses belajar mengajar di SMP Negeri 4 Kota Jambi dapat
dilihat pada tabel 4.5 dan tabel 4.6 dibawah ini:

Tabel 4.5 .Sarana SMP Negeri 7 Kota Jambi


No Jenis Sarana Letak Kepemilikan Spesifikasi Jumlah Status
1 Meja Guru Ruang UKS 2 Laik
2 Kursi Guru Ruang UKS 2 Laik
3 Lemari Ruang UKS Milik 1 Laik
4 Tempat cuci tangan Ruang UKS Milik 1 Laik
5 Tempat Tidur UKS Ruang UKS Milik 3 Laik
Ruang Tata
6 Meja TU Usaha 7 Laik
Ruang Tata
7 Kursi TU Usaha 7 Laik
Ruang Tata
8 Lemari Usaha 9 Laik
Ruang Tata
9 Komputer TU Usaha 4 Laik
Ruang Tata
10 Mesin Ketik Usaha 1 Laik
Ruang Tata
11 Printer Usaha 1 Laik
Ruang Tata
12 Jam Dinding Usaha Milik 2 Laik
Kursi dan Meja Ruang Tata
13 Tamu Usaha Milik 2 Laik
Ruang Tata
14 Brangkas Usaha Milik 1 Laik
15 Meja Siswa KELAS VIII K Milik Meja Kayu 25 Laik
16 Kursi Siswa KELAS VIII K Milik Kursi Kayu 25 Laik
Meja
Setengah
17 Meja Guru KELAS VIII K Milik Biro 1 Laik
18 Kursi Guru KELAS VIII K Milik Kursi Biasa 1 Laik
19 Papan Tulis KELAS VIII K Milik Whiteboard 1 Laik
20 Meja Siswa KELAS IX G Milik 40 Laik
21 Kursi Siswa KELAS IX G Milik 40 Laik
22 Meja Guru KELAS IX G Milik 1 Laik
23 Kursi Guru KELAS IX G Milik 1 Laik
24 Papan Tulis KELAS IX G Milik 1 Laik
25 Meja Siswa KELAS VII H Milik 36 Laik
26 Kursi Siswa KELAS VII H Milik 36 Laik
27 Meja Guru KELAS VII H Milik 1 Laik
28 Kursi Guru KELAS VII H Milik 1 Laik
29 Papan Tulis KELAS VII H Milik 1 Laik
Ruang Pengelola
30 Meja Guru CI/BI 2 Laik
Ruang Pengelola
31 Kursi Guru CI/BI 2 Laik

Ruang Pengelola
32 Lemari CI/BI 3 Laik
Ruang Pengelola
33 Komputer CI/BI 1 Laik
Ruang Pengelola
34 Printer CI/BI 1 Laik
35 Meja Siswa KELAS IX E Milik 30 Laik
36 Kursi Siswa KELAS IX E Milik 30 Laik
37 Meja Guru KELAS IX E Milik 1 Laik
38 Kursi Guru KELAS IX E Milik 1 Laik
39 Papan Tulis KELAS IX E Milik 1 Laik
40 Meja Siswa KELAS IX C Milik 32 Laik
41 Kursi Siswa KELAS IX C Milik 32 Laik
42 Meja Guru KELAS IX C Milik 1 Laik
43 Kursi Guru KELAS IX C Milik 1 Laik
44 Papan Tulis KELAS IX C Milik 1 Laik
45 Meja Siswa KELAS VIII H Milik 32 Laik
46 Kursi Siswa KELAS VIII H Milik 32 Laik
47 Meja Guru KELAS VIII H Milik 1 Laik
48 Kursi Guru KELAS VIII H Milik 1 Laik
49 Papan Tulis KELAS VIII H Milik 1 Laik
50 Meja Siswa KELAS VIII F Milik 32 Laik
51 Kursi Siswa KELAS VIII F Milik 32 Laik
52 Meja Guru KELAS VIII F Milik 1 Laik
53 Kursi Guru KELAS VIII F Milik 1 Laik
54 Papan Tulis KELAS VIII F Milik 1 Laik
55 Meja Guru Ruang BK 4 Laik
56 Kursi Guru Ruang BK 4 Laik
57 Lemari Ruang BK 3 Laik
58 Komputer Ruang BK 0 -
59 Meja Siswa KELAS IX I Milik 36 Laik
60 Kursi Siswa KELAS IX I Milik 36 Laik
61 Meja Guru KELAS IX I Milik 1 Laik
62 Kursi Guru KELAS IX I Milik 1 Laik
63 Papan Tulis KELAS IX I Milik 1 Laik
64 Meja Siswa Ruang Lab TIK 2 12 Laik
65 Kursi Siswa Ruang Lab TIK 2 18 Laik
66 Meja Guru Ruang Lab TIK 2 1 Laik
67 Kursi Guru Ruang Lab TIK 2 1 Laik
68 Komputer Ruang Lab TIK 2 5 Laik
69 Meja Siswa KELAS VIII G Milik 31 Laik
70 Kursi Siswa KELAS VIII G Milik 31 Laik
71 Meja Guru KELAS VIII G Milik 1 Laik
72 Kursi Guru KELAS VIII G Milik 1 Laik
73 Papan Tulis KELAS VIII G Milik 1 Laik
74 Meja Siswa KELAS VIII A Milik 32 Laik
75 Kursi Siswa KELAS VIII A Milik 32 Laik
76 Meja Guru KELAS VIII A Milik 1 Laik
77 Kursi Guru KELAS VIII A Milik 1 Laik
78 Papan Tulis KELAS VIII A Milik 1 Laik
PERPUSTAKAAN
79 Meja Siswa DIGITAL Milik 0 Laik
PERPUSTAKAAN
80 Kursi Siswa DIGITAL Milik 0 Laik
PERPUSTAKAAN
81 Meja Guru DIGITAL Milik 1 Laik
PERPUSTAKAAN
82 Kursi Guru DIGITAL Milik 1 Laik
PERPUSTAKAAN
83 Papan Tulis DIGITAL Milik 1 Laik
PERPUSTAKAAN
84 Lemari DIGITAL Milik 1 Laik
PERPUSTAKAAN
85 Komputer DIGITAL Milik 1 Laik
PERPUSTAKAAN
86 Komputer DIGITAL Milik 1 Laik
PERPUSTAKAAN
87 Printer DIGITAL Milik 1 Laik
PERPUSTAKAAN
88 Meja Baca DIGITAL Milik 6 Laik
PERPUSTAKAAN
89 Proyektor DIGITAL Milik 1 Laik
90 Meja Siswa KELAS IX H Milik 40 Laik
91 Kursi Siswa KELAS IX H Milik 40 Laik
92 Meja Guru KELAS IX H Milik 1 Laik
93 Kursi Guru KELAS IX H Milik 1 Laik
94 Papan Tulis KELAS IX H Milik 1 Laik
95 Meja Siswa KELAS VII D Milik 36 Laik
96 Kursi Siswa KELAS VII D Milik 36 Laik
97 Meja Guru KELAS VII D Milik 1 Laik
98 Kursi Guru KELAS VII D Milik 1 Laik
99 Papan Tulis KELAS VII D Milik 1 Laik
100 Meja Siswa Ruang Lab TIK 1 Milik 13 Laik
101 Kursi Siswa Ruang Lab TIK 1 Milik 41 Laik
102 Meja Guru Ruang Lab TIK 1 Milik 10 Laik
103 Kursi Guru Ruang Lab TIK 1 Milik 1 Laik
104 Komputer Ruang Lab TIK 1 Milik 33 Laik
105 Printer Ruang Lab TIK 1 Milik 1 Laik
106 Meja Siswa KELAS IX F Milik 29 Laik
107 Kursi Siswa KELAS IX F Milik 29 Laik
108 Meja Guru KELAS IX F Milik 1 Laik
109 Kursi Guru KELAS IX F Milik 1 Laik
110 Papan Tulis KELAS IX F Milik 1 Laik
111 Meja Siswa Laboratorium IPA Milik 14 Laik
112 Kursi Siswa Laboratorium IPA Milik 23 Laik
113 Meja Guru Laboratorium IPA Milik 2 Laik
114 Kursi Guru Laboratorium IPA Milik 2 Laik
115 Papan Tulis Laboratorium IPA Milik 2 Laik
116 Lemari Laboratorium IPA Milik 9 Laik
117 Meja Siswa KELAS VII E Milik 36 Laik
118 Kursi Siswa KELAS VII E Milik 36 Laik
119 Meja Guru KELAS VII E Milik 1 Laik
120 Kursi Guru KELAS VII E Milik 1 Laik
121 Papan Tulis KELAS VII E Milik 1 Laik
122 Meja Siswa KELAS VIII B Milik 32 Laik
123 Kursi Siswa KELAS VIII B Milik 32 Laik
124 Meja Guru KELAS VIII B Milik 1 Laik
125 Kursi Guru KELAS VIII B Milik 1 Laik
126 Papan Tulis KELAS VIII B Milik 1 Laik
127 Meja Siswa KELAS IX J Milik 30 Laik
128 Kursi Siswa KELAS IX J Milik 30 Laik
129 Meja Guru KELAS IX J Milik 1 Laik
130 Kursi Guru KELAS IX J Milik 1 Laik
131 Papan Tulis KELAS IX J Milik 1 Laik
132 Meja Siswa KELAS VII B Milik 32 Laik
133 Kursi Siswa KELAS VII B Milik 32 Laik
134 Meja Guru KELAS VII B Milik 1 Laik
135 Kursi Guru KELAS VII B Milik 1 Laik
136 Papan Tulis KELAS VII B Milik 1 Laik
137 Meja Siswa KELAS VII C Milik 33 Laik
138 Kursi Siswa KELAS VII C Milik 33 Laik
139 Meja Guru KELAS VII C Milik 1 Laik
140 Kursi Guru KELAS VII C Milik 1 Laik
141 Papan Tulis KELAS VII C Milik 1 Laik
142 Meja Siswa KELAS IX B Milik 32 Laik
143 Kursi Siswa KELAS IX B Milik 32 Laik
144 Meja Guru KELAS IX B Milik 1 Laik
145 Kursi Guru KELAS IX B Milik 1 Laik
146 Papan Tulis KELAS IX B Milik 1 Laik
147 Meja Siswa KELAS IX D Milik 30 Laik
148 Kursi Siswa KELAS IX D Milik 30 Laik
149 Meja Guru KELAS IX D Milik 1 Laik
150 Kursi Guru KELAS IX D Milik 1 Laik
151 Papan Tulis KELAS IX D Milik 1 Laik
Ruang Waka
152 Meja Guru Kurikulum 2 Laik
Ruang Waka
153 Kursi Guru Kurikulum 2 Laik
Ruang Waka
154 Lemari Kurikulum 5 Laik
Ruang Waka
155 Komputer Kurikulum 2 Laik
Ruang Waka
156 Printer Kurikulum 2 Laik
Ruang Waka
157 Jam Dinding Kurikulum Milik 1 Laik
158 Meja Siswa KELAS VIII D Milik 32 Laik
159 Kursi Siswa KELAS VIII D Milik 32 Laik
160 Meja Guru KELAS VIII D Milik 1 Laik
161 Kursi Guru KELAS VIII D Milik 1 Laik
162 Papan Tulis KELAS VIII D Milik 1 Laik
163 Meja Siswa KELAS VIII C Milik 32 Laik
164 Kursi Siswa KELAS VIII C Milik 32 Laik
165 Meja Guru KELAS VIII C Milik 1 Laik
166 Kursi Guru KELAS VIII C Milik 1 Laik
Ruang Kepala
167 Lemari Sekolah Milik 3 Laik
Ruang Kepala
168 Komputer Sekolah Milik 1 Laik
Ruang Kepala
169 Printer Sekolah Milik 1 Laik
Ruang Kepala
170 Kursi Pimpinan Sekolah Milik 1 Laik
Ruang Kepala
171 Meja Pimpinan Sekolah Milik 1 Laik
Kursi dan Meja Ruang Kepala
172 Tamu Sekolah Milik 3 Laik
173 Meja Siswa KELAS IX A Milik 32 Laik
174 Kursi Siswa KELAS IX A Milik 32 Laik
175 Meja Guru KELAS IX A Milik 1 Laik
176 Kursi Guru KELAS IX A Milik 1 Laik
177 Papan Tulis KELAS IX A Milik 1 Laik
178 Meja Siswa KELAS VIII L Milik 23 Laik
179 Kursi Siswa KELAS VIII L Milik 23 Laik
180 Meja Guru KELAS VIII L Milik 1 Laik
181 Kursi Guru KELAS VIII L Milik 1 Laik
182 Papan Tulis KELAS VIII L Milik 1 Laik
183 Lemari KELAS VIII L Milik 1 Laik
Rak hasil karya
184 peserta didik KELAS VIII L Milik 1 Laik
185 Tempat Sampah KELAS VIII L Milik 1 Laik
186 Jam Dinding KELAS VIII L Milik 1 Laik
187 Kotak kontak KELAS VIII L Milik 1 Laik
188 Papan Pajang KELAS VIII L Milik 1 Laik
189 Meja Siswa KELAS VII A Milik 32 Laik
190 Kursi Siswa KELAS VII A Milik 32 Laik
191 Meja Guru KELAS VII A Milik 1 Laik
192 Kursi Guru KELAS VII A Milik 1 Laik
193 Papan Tulis KELAS VII A Milik 2 Laik
Ruang
194 Meja Guru Perpustakaan Milik 3 Laik
Ruang
195 Kursi Guru Perpustakaan Milik 3 Laik
Ruang
196 Papan Tulis Perpustakaan Milik 2 Laik
Ruang
197 Lemari Perpustakaan Milik 3 Laik
Ruang
198 Komputer Perpustakaan Milik 1 Laik
Ruang
199 Printer Perpustakaan Milik 1 Laik
Ruang
200 Rak Buku Perpustakaan Milik 13 Laik
Ruang
201 Rak Majalah Perpustakaan Milik 1 Laik
Ruang
202 Rak Surat Kabar Perpustakaan Milik 1 Laik
Ruang
203 Meja Baca Perpustakaan Milik 10 Laik
Ruang
204 Lemari Katalog Perpustakaan Milik 1 Laik
205 Meja Guru Ruang PDE 7 Laik
206 Kursi Guru Ruang PDE 7 Laik
207 Lemari Ruang PDE 3 Laik
208 Komputer Ruang PDE 4 Laik
209 Printer Ruang PDE 3 Laik
210 Jam Dinding Ruang PDE Milik 1 Laik
Ruang Kantin
211 Meja Guru Kejujuran 2 Laik
Ruang Kantin
212 Kursi Guru Kejujuran 2 Laik
Ruang Kantin
213 Lemari Kejujuran 1 Laik
Ruang Kantin
214 Printer Kejujuran 0 Laik
215 Meja Siswa KELAS VIII E Milik 32 Laik
216 Kursi Siswa KELAS VIII E Milik 32 Laik
217 Meja Guru KELAS VIII E Milik 1 Laik
218 Kursi Guru KELAS VIII E Milik 1 Laik
219 Papan Tulis KELAS VIII E Milik 1 Laik
220 Meja Siswa KELAS VII K Milik 26 Laik
221 Kursi Siswa KELAS VII K Milik 26 Laik
222 Meja Guru KELAS VII K Milik 1 Laik
223 Kursi Guru KELAS VII K Milik 1 Laik
224 Papan Tulis KELAS VII K Milik 1 Laik
225 Lemari KELAS VII K Milik 1 Laik
Rak hasil karya
226 peserta didik KELAS VII K Milik 1 Laik
227 Tempat Sampah KELAS VII K Milik 1 Laik
228 Jam Dinding KELAS VII K Milik 1 Laik
229 Kotak kontak KELAS VII K Milik 1 Laik
230 Papan Pajang KELAS VII K Milik 1 Laik
231 Meja Siswa KELAS VII G Milik 25 Laik
232 Kursi Siswa KELAS VII G Milik 25 Laik
233 Meja Guru KELAS VII G Milik 1 Laik
234 Kursi Guru KELAS VII G Milik 1 Laik
235 Papan Tulis KELAS VII G Milik 1 Laik
236 Meja Siswa KELAS VIII I Milik 32 Laik
237 Kursi Siswa KELAS VIII I Milik 32 Laik
238 Meja Guru KELAS VIII I Milik 1 Laik
239 Kursi Guru KELAS VIII I Milik 1 Laik
240 Papan Tulis KELAS VIII I Milik 1 Laik
241 Meja Siswa KELAS VII I Milik 34 Laik
242 Kursi Siswa KELAS VII I Milik 34 Laik
243 Meja Guru KELAS VII I Milik 1 Laik
244 Kursi Guru KELAS VII I Milik 1 Laik
245 Papan Tulis KELAS VII I Milik 1 Laik
246 Meja Siswa KELAS VIII J Milik 32 Laik
247 Kursi Siswa KELAS VIII J Milik 32 Laik
248 Meja Guru KELAS VIII J Milik 1 Laik
249 Kursi Guru KELAS VIII J Milik 1 Laik
250 Papan Tulis KELAS VIII J Milik 1 Laik
251 Meja Siswa KELAS VII F Milik 36 Laik
252 Kursi Siswa KELAS VII F Milik 36 Laik
253 Meja Guru KELAS VII F Milik 1 Laik
254 Kursi Guru KELAS VII F Milik 1 Laik
255 Papan Tulis KELAS VII F Milik 1 Laik
256 Meja Siswa KELAS VII J Milik 36 Laik
257 Kursi Siswa KELAS VII J Milik 36 Laik
258 Meja Guru KELAS VII J Milik 1 Laik
259 Kursi Guru KELAS VII J Milik 1 Laik
260 Papan Tulis KELAS VII J Milik 1 Laik

Tabel 4.6 Prasarana SMP Negeri 4 Kota Jambi


Status
No Nama Prasarana Keterangan Panjang Lebar
Kepemilikan
1 KELAS IX A Ruang Kelas 9 7 Milik
2 KELAS IX B Ruang Kelas 9 7 Milik
3 KELAS IX C Ruang Kelas 9 7 Milik
4 KELAS IX D Ruang Kelas 9 7 Milik
5 KELAS IX E Ruang Kelas 9 7 Milik
6 KELAS IX F Ruang Kelas 9 7 Milik
7 KELAS IX G Ruang Kelas 9 7 Milik
8 KELAS IX H Ruang Kelas 9 7 Milik
9 KELAS IX I Ruang Kelas 9 7 Milik
10 KELAS IX J Ruang Kelas 9 7 Milik
11 KELAS VII A Ruang Kelas 9 7 Milik
12 KELAS VII B Ruang Kelas 9 7 Milik
13 KELAS VII C Ruang Kelas 9 7 Milik
14 KELAS VII D Ruang Kelas 9 7 Milik
15 KELAS VII E Ruang Kelas 9 7 Milik
16 KELAS VII F Ruang Kelas 9 7 Milik
17 KELAS VII G Ruang Kelas 9 7 Milik
18 KELAS VII H Ruang Kelas 9 7 Milik
19 KELAS VII I Ruang Kelas 9 7 Milik
20 KELAS VII J Ruang Kelas 9 7 Milik
21 KELAS VII K Ruang Kelas 7 6 Milik
22 KELAS VIII A Ruang Kelas 9 7 Milik
23 KELAS VIII B Ruang Kelas 9 7 Milik
24 KELAS VIII C Ruang Kelas 9 7 Milik
25 KELAS VIII D Ruang Kelas 9 7 Milik
26 KELAS VIII E Ruang Kelas 9 7 Milik
27 KELAS VIII F Ruang Kelas 9 7 Milik
28 KELAS VIII G Ruang Kelas 9 7 Milik
29 KELAS VIII H Ruang Kelas 9 7 Milik
30 KELAS VIII I Ruang Kelas 9 7 Milik
31 KELAS VIII J Ruang Kelas 9 7 Milik
32 KELAS VIII K Ruang Kelas 9 7 Milik
33 KELAS VIII L Ruang Kelas 9 7 Milik
34 Laboratorium IPA 9 7 Milik
35 Mushola 10 10 Milik
PERPUSTAKAAN
36 DIGITAL 9 7 Milik
37 Ruang Aula 10 10 Milik
38 Ruang BK 9 7 Milik
39 Ruang Guru 9 7 Milik
Ruang Kantin
40 Kejujuran 11 7 Milik
41 Ruang Kemitraan 8 5 Milik
42 Ruang Kepala Sekolah 9 7 Milik
43 Ruang Kesenian 9 4 Milik
44 Ruang Lab TIK 1 11 7 Milik
45 Ruang Lab TIK 2 11 7 Milik
46 Ruang PDE 8 7 Milik
47 Ruang Pengelola CI/BI 5 4 Milik
48 Ruang Perpustakaan 9 7 Milik
49 Ruang Tata Usaha 11 7 Milik
50 Ruang UKS 9 7 Milik
Ruang Waka
51 Kurikulum 5 4 Milik
52 Ruang Workshop 10 10 Milik
53 WC Guru Labor 2 2 Milik
54 WC Guru Labor 2 2 Milik
55 WC Guru (Lk) 2 2 Milik
56 WC Guru (Pr) 2 1.5 Milik
57 WC Guru (Lk) 2 2 Milik
58 WC Guru (Pr) 2 2 Milik
59 WC Guru (Ll) 2 1.5 Milik
60 WC Guru (Pr) 2 1.5 Milik
WC Ruang Kepala
61 Sekolah 2 1.5 Milik
62 WC Siswa 3A (Pr) 2 1.5 Milik
63 WC Siswa 3B (Pr) 2 1.5 Milik
64 WC Siswa 1A (Lk) 2 1.5 Milik
65 WC Siswa 1A (Pr) 2 1.5 Milik
66 WC Siswa 1B (Lk) 2 1.5 Milik
67 WC Siswa 1B (Pr) 2 1.5 Milik
68 WC Siswa 2A (Lk) 2 1.5 Milik
69 WC Siswa 2A (Pr) 2 1.5 Milik
70 WC Siswa 2B (Lk) 2 1.5 Milik
71 WC Siswa 2B (Pr) 2 1.5 Milik
72 WC Siswa 3A (Lk) 2 1.5 Milik
73 WC Siswa 3B (Lk) 2 1.5 Milik

6. Keadaan Pengurus/Pembina Tim Adiwiyata


a) Pengurus/Pembina Tim Adiwiyata SMP Negeri 4 Kota Jambi
Kepengurusan Inti Tim Adiwiyata SMP Negeri 4 Kota Jambi
tahun 2015-2016 berjumlah 19 orang, terdiri dari :
(1) Unsur pimpinan 3 orang, terdiri dari Kepala SMP Negeri 4
Kota Jambi, Komite Sekolah, dan Wakil Kepala Sekolah
Bidang Sarana dan Prasarana.
(2) 12 orang Guru
(3) 2 orang Tenaga Kependidikan
(4) 1 orang Alumni SMP 4 Kota Jambi dan
(5) 1 orang Siswa Ketua Duta Lingkungan SMP Negeri 4 Kota
Jambi
Unsur kepengurusan tim Adiwiyata sebagaimana yang di
maksud dapat dilihat sesuai tabel 4.7 dibawah ini:

Tabel 4.7.
Daftar Nama Pengurus/Pembina Tim Adiwiyata SMP Negeri 4 Kota
Jambi Tahun Pelajaran 2015-2016
No Nama Jabatan Uraian Kegiatan

1 Drs. Pirdaus Kepala Pembina / Penasehat /


Sekolah Penanggung Jawab

2 Hamsar Komite Penasehat


Sekolah
3 Sugiyanto, S.Pd Wakasek Coordinator
Sapras
4 Siswanto Guru Ketua
5 Sumarni, S.Pd Tenaga Sekretaris
Kependidikan
6 Zurismayeti, M.Pd Tenaga Bendahara
Kependidikan
7 SR. Tampubolon, Guru Penanggung jawab bidang
S.Pd Lingkungan dan taman sekolah
8 Saiful Aswar, S.Pd Guru Penanggung jawab bidang bank
sampah

9 H.Mardiah, S.Pd Guru Penanggung jawab bidang


Green House

10 Masrawiah, S.Pd Guru Penanggung jawab produk 3R


11 Norma Napitupulu Guru Penanggung jawab kegiatan
Biopori
12 Rosita, S.Pd Guru Penanggungjawab Kegiatan
Satu Siswa Satu Pohon
"Sasisapo" dan Satu Guru Satu
Pohon " Sagusapo

13 Masita, S.Pd. Guru Penangungjawab pengawasan


kebersihan kantin sekola
14 Rajin Tarigan, S.Pd Guru Penanggungjawab bidang
Komposter
15 A.Fauzi Alumni Penanggungjawab bidang
Pemberdayaan Alumni
16 Harian Lumbanraja, Guru Penanggungjawab bidang
S.Pd kerjasama denan dunia usaha
dan industry
17 Alawiyah, S.Pd.I Guru Penanggungjawab Tanaman
Obat dan Keluarga
18 Mariati Silutonga, Guru Penanggungjawab bidang
S.Pd pemilihan dan pembinaan Duta
Lingkungan, Duta Kesehatan,
dan Duta Anti Rokok

19 M. Fahri Mu’ammar Siswa Ketua Duta Lingkungan

b) Panitia Pelaksana Kegiatan Sekolah Adiwiyata Tingkat SD, SMP,


SMA Kota Jambi
Berdasarkan keputusan Walikota Tentang Pembentukan
Panitia Pelaksana Kegiatan Sekolah Adiwiyata tingkat SD, SMP dan
SMA Kota Jambi. Adapun panitia pelaksana Kegiatan Adiwiyata itu
sendiri dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 4.8.Panitia Pelaksana Kegiatan Sekolah Adiwiyata Tingkat SD,


SMP, SMA Kota Jambi
No Nama/Jabatan Unit Kerja Kedudukan Panitia

1 Sekretaris Daerah Kota Jambi Setda Kota Jambi Pembina

2 Kaban BLH Kota Jambi BLH Kota Jambi Ketua


3 Sekretaris BLH Kota Jarnbi BLH Kota Jambi Wakil Ketua
4 Kabid PKPL BLH Kota Jambi Sekretaris
5 Kasubbid Pengendalian BLH Kota Jambi Anggota
Kerusakan Lingkungan
6 Kasubbid Pemulihan Lingkugan BLH Kota Jambi Anggota
7 Kasubbid Konservasi dan Taling BLH Kota Jambi Anggota
8 Kasubbid Pemberdayaan BLH Kota Jambi Anggota
Masyarakat
9 Defiana Nasrun, ST BLH Kota Jambi Anggota
10 Yutrisni Maiharni BLH Kota Jambi Anggota
11 Drs.Firdaus Diknas Kota Jambi Anggota
12 Syahril BLH Kota Jambi Pelaksana Adm

B. Temuan Penelitian dan Analisis Hasil Penelitian


1. Kebijakan Pelaksanaan Program Adiwiyata Dalam
Pengelolaan Lingkungan SMP Negeri 4 Kota Jambi
Setiap kegiatan yang akan dilaksanakan agar lebih terarah
pada apa yang harus dilakukan maka terlebih dahulu kita harus
mempunyai persiapan yang matang dalam menentukan kebijakan
apa yang akan dilakukan sesuai dengan apa yang kita harapkan,
sama halnya dengan mengambil kebijakan program Adiwiyata dalam
pengelolaan lingkungan sekolah di SMP Negeri 4 Kota Jambi.
Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementerian
Lingkungan Hidup yang merupakan implementasi Permen
Lingkungan Hidup No. 2 Tahun 2009.
Program ini merupakan suatu bentuk penghargaan yang
diberikan oleh pemerintah kepada lembaga pendidikan formal yang
dinilai berjasa dalam mengembangkan pendidikan lingkungan hidup.
Adiwiyata mempunyai pengertian atau makna sebagai tempat yang
baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan
berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia
menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada
cita-cita pembangunan berkelanjutan.128
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan SMP Negeri 4
Kota Jambi adalah salah satu sekolah yang telah mendapatkan
penghargaan Adiwiyata Mandiri pada tahun 2016. Hal ini
dikemukakan oleh Bapak Kepala SMP Negeri 4 Kota Jambi bahwa:
SMP Negeri 4 Kota Jambi ini sudah berhasil meraih Program
Adiwiyata Kota, Provinsi, Nasional dan Mandiri pada tahun

128
Kementerian Lingkungan Hidup, (2012)
2016, dan sekarang sedang berjuang untuk meraih Asean Eco
School.129

Program adiwiyata diharapkan dapat menciptakan kondisi


yang nyaman dalam pembelajaran serta timbulnya tanggung jawab
lingkungan dalam rangka pembangunan berkelanjutan. 130 Sebab
lingkungan yang bersih, nyaman akan menambah semangat belajar
serta menciptakan kondisi yang tidak membosankan. Seperti yang
dibahasakan oleh bapak menteri kita, jadikanlah sekolah sebagai
tamannya siswa.Sebagaimana tujuan program Adiwiyata itu sendiri
adalah mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam
upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata
kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan
berkelanjutan.131
Dalam mencapai program Adiwiyata ini SMP Negeri 4 Kota
Jambi tidak akan terlepas dari sekolah mempersiapkan kebijakan
apa saja yang harus dilakukan selama sekolah menuju program
Adiwiyata dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengontrolan yang dilaksanakan. Hasil dari perencanaan adalah
sebuah program. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan
kepala SMP Negeri 4 Kota Jambi dapat diketahui bahwa:
Adapun tujuan perencanan yang dilakukan SMP 4 negeri Kota
Jambi yang pertama yaitu memahami konsep dan dilakukannya
rapat pimpinan (rapim), lalu yang kedua memasuki
pengorganisasian di bentuknya tim pelaksana Adiwiyata, setelah
terbentuknya tim, masuk ke tahap pelaksanaan dilakukan melalui
pemberian materi tentang program pengembangan
pembelajaran lingkungan, dan terakhir ke tahap pengontrolan
atau pengendalian dari apa yang telah dilaksanakan sampai apa
saja yang masih kurang dan belum dilaksankan.132

129
Hasil Wawancara Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Kota Jambi, 18 Juni 2020
130
E-book: Anonimous, Panduan Adiwiyata Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan 2013
(Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup,2012) hlm.14
131
Ibid
132
Hasil Wawancara Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Kota Jambi, 18 Juni
2020
Adapun pemaparan perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengontrolan SMP Negeri 4 Kota Jambi sebagai
berikut:
a) Perencanaan Sekolah Adiwiyata SMP Negeri 4 Kota Jambi
Konsep perencanaan dalam fungsi manajemen senantiasa
terfokus untuk menjawab pertanyaan what, who, where, when, why,
dan how(5w+1H). Perencanaan ini menentukan tujuan yang akan
dicapai selama satu masa yang akan datang dan apa yang harus
133
dilkaukan untuk mencapai tujuan. Perencanaan merupakan
proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa
perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan
pengontrolan tidak akan dapat
berjalan. Sebelum memasuki
perencanaan yang dibuat dan
akan dilaksanakan, sekolah
harus mengetahui terlebih dahulu
apa itu program Adiwiyata yang
sebenarnya. Setelah mengetahui
barulah memahami apa-apa saja
yang akan direncanakan dan dilaksanakan. Adapun hal yang
dilaksanakan oleh SMP Negeri 4 Kota Jambi setelah memahami
konsep programnya SMP Negeri 4 Kota Jambi melaksanakan
kegiatan.
a) Rapat Pimpinan (Rapim)
Rapat merupakan alat/media komunikasi kelompok yang
bersifat tatap muka dan sangat penting, diselenggarakan oleh
banyak organisasi, baik swasta maupun pemerintah
untuk mendapatkan mufakat melalui musyawarah untuk
pengambilan keputusan. Jadi rapat merupakan bentuk

133
Syamsuddin, Perencanaan fungsi-fumgsi manajemen dalam meningkatkan mutu
pendidikan. Jurnal Idaarah, 1(1), Juni 2007
komunikasi yang dihadiri oleh beberapa orang untuk
membicarakan dan memecahkan permasalahan tertentu,
dimana melalui rapat berbagai permasalahan dapat
dipecahkan dan berbagai kebijaksanaan organisasi dapat
dirumuskan dan membahas hal-hal apa saja yang akan
dijalankan untuk selanjutnya.
Begitu hal nya dengan Rapat Pimpinan yang
dilaksanakan oleh SMP Negeri 4 Kota Jambi yang terdiri dari
Kepala Sekolah, Para wakil, para guru dan Ketua Osis. Dalam
Rapim inilah semua kegiatan proses menuju sekolah adiwyata
pada SMP Negeri 4 Kota Jambi direncanakan untuk
diberlakukan. Sebelum memasuki proses perencanaan pada
program sekolah adiwiyata. Masing-masing tim diminta untuk
memahami apa itu sekolah berbasis adiwiyata, pada rapim ini
selain setiap anggota menjalankan setiap tupoksinya, mereka
diminta untuk menjiwai dan benar-benar harus memiliki
kesadaran pada adiwiyata itu sendiri tidak hanya sekedar
menjalankan tugas dan kewajiban sebagai warga sekolah pada
SMP Negeri 4 Kota Jambi ini.Setelah itu masuklah pada proses
diskusi perencanaan program sekolah adiwiyata dimana semua
tim pelaksana anggota perencanaan sekolah adiwiyata diminta
untuk berargumen dan menyatakan ide-idenya, masing-masing
dari mereka diminta untuk memberi masukan atau saran guna
suksesnya kegiatan sekolah adiwiyata pada SMP Negeri 4
Kota Jambi tersebut.
Setelah anggota dari masing-masing paham dan sadar
dengan apa yang mau mereka dilakukan, maka dibentuknya
struktur organisasi. Adapun proses dibentuknya struktur
organisasi didasari oleh masing-masing keahlian dan ide yang
mereka miliki, guna sempurnanya proses program sekolah
adiwiyata di SMP Negeri 4 Kota Jambi tersebut. Setelah itu
barulah mendapatkan hasil keputusan dalam menyusun
rencana program Adiwiyata di SMP Negeri 4 Kota Jambi..
b) Pengorganisasian Sekolah Adiwiyata SMP Negeri 4
Kota Jambi
Seperti yang telah kita ketahui, pengorganisasian adalah
pengaturan setelah perencanaan tersebut selesai dilakukan. Di
dalam pengorganisasian, manajer memutuskan posisi-posisi
yang diisi serta tugas-tugas tanggung jawab yang melekat pada
setiap posisi tersebut. Begitu juga dengan pengorganisasian
sekolah adiwiyata di SMP Negeri 4 Kota Jambi, di mana suatu
pengelompokkan seluruh warga sekolah mendapat tugasnya
masing-masing yang tertentu untuk menjalankan dan
mewujudkan program adiwiyata.
Adapun kepengurusan Inti Tim Adiwiyata SMP Negeri 4
Kota Jambi yang telah direncanakan dan ditetapkan pada tahun
2015-2016 berjumlah 19 orang, terdiri dari :
(1) Unsur pimpinan 3 orang, terdiri dari Kepala SMP Negeri
4 Kota Jambi, Komite Sekolah, dan Wakil Kepala
Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana.
(2) 12 orang Guru
(3) 2 orang Tenaga Kependidikan
(4) 1 orang Alumni SMP Negeri 4 Kota Jambi dan
(5) 1 orang Siswa Ketua Duta Lingkungan SMP Negeri 4
Kota Jambi
Tabel. 4.9
No Nama Jabatan Uraian Kegiatan

1 Drs. Pirdaus Kepala Pembina / Penasehat /


Sekolah Penanggung Jawab

2 Hamsar Komite Penasehat


Sekolah
3 Sugiyanto, S.Pd Wakasek Coordinator
Sapras
4 Siswanto Guru Ketua
5 Sumarni, S.Pd Tenaga Sekretaris
Kependidikan
6 Zurismayeti, M.Pd Tenaga Bendahara
Kependidikan
7 SR. Tampubolon, Guru Penanggung jawab bidang
S.Pd Lingkungan dan taman sekolah
8 Saiful Aswar, S.Pd Guru Penanggung jawab bidang bank
sampah
9 H.Mardiah, S.Pd Guru Penanggung jawab bidang
Green House

10 Masrawiah, S.Pd Guru Penanggung jawab produk 3R


11 Norma Napitupulu Guru Penanggung jawab kegiatan
Biopori
12 Rosita, S.Pd Guru Penanggungjawab Kegiatan
Satu Siswa Satu Pohon
"Sasisapo" dan Satu Guru Satu
Pohon " Sagusapo

13 Masita, S.Pd. Guru Penangungjawab pengawasan


kebersihan kantin sekola
14 Rajin Tarigan, S.Pd Guru Penanggungjawab bidang
Komposter
15 A.Fauzi Alumni Penanggungjawab bidang
Pemberdayaan Alumni
16 Harian Lumbanraja, Guru Penanggungjawab bidang
S.Pd kerjasama denan dunia usaha
dan industry
17 Alawiyah, S.Pd.I Guru Penanggungjawab Tanaman
Obat dan Keluarga
18 Mariati Silutonga, Guru Penanggungjawab bidang
S.Pd pemilihan dan pembinaan Duta
Lingkungan, Duta Kesehatan,
dan Duta Anti Rokok

19 M. Fahri Mu’ammar Siswa Ketua Duta Lingkungan


c) Pelaksanaan Sekolah Adiwiyata SMP Negeri 4 Kota
Jambi
Pelaksanaan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari
sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan
terperinci. Pelaksanaan Sekolah Adiwiyata SMP Negeri 4 Kota
Jambi tidak terlepas dari pemenuhan pedoman adiwiyata yang
sudah di pedomankan.
Adapun pelaksanaan dalam perencanaan program adiwiyata
antara lain:
Pelaksanaan dari perencanaan program telah
dilakukankannya pembentukan orgnaisasi tim adiwiyata. Fungsi
manajemen tentang pengorganisasian merupakan pembagian
kerja dan struktur kerja atau tim kerja yang akan mensuksusekan
suatu program. Berkenaan dengan pengorganisasian, dalam
menjalankan fungsi ini pimpinan organisasi dapat melakukan
pembagian tugas kepada bawahannya sesuai dengan
kemampuan dan pengalaman masing-masing. Berdasarkan
temuan di Sekolah ini telah menjalankan azas pembagian kerja.
Azas pembagian kerja adalah prinsip yang penting dalam
manajemen. 134 Dengan kata lain seorang pemimpin sebaiknya
melakukan the right man on the right place.135 Program Adiwiyata
di SMP Negeri 4 Kota Jambi dirancang oleh tim program
Adiwiyata dengan pengorganisasian program adiwiyata yang
berasal dari tim adiwiyata dari guru dan tim adiwiyata OSIS.
Program Adiwiyata Sekolah telah membentuk panitia
program Adiwiyata sekolah yang terdiri dari penanggung jawab,
ketua, sekretaris dan bendahara serta empat beberapa bidang

134
Hasan Basri & Tatang, Kepemimpinan Pendidikan. (Bandung: Pustaka Setia, 2015),
hlm. 169
135
Junaidi, Sumadi, Sowiyah, “Manajemen Sekolah Standar Nasional (Studi Kasus pada
SMKN1 Kota Bumi Lampung) dalam JMMP,
http:jurnal.fkip.unila.ac.id/indeks.php/JMMP/article/ view/1918 12
lainnya, yaitu bidang I tentang pembelajaran seperti struktur
kurikulum, mata pelajaran wajib dan muatan lokal yang terkait
Pelestarian Lingkungan Hidup (PLH), mengkaitkan pengetahuan
konseptual dan prosedural dalam pemecahan PLH,
pengembangan isu lokal dan isu global sebagai materi
pembelajaran PLH. Sedangkan bidang II tentang Visi, Misi dan
Tujuan sekolah meliputi komunikasi hasil inovasi pelestarian
lingkungan hidup dan mendapatkan dukungan dari kalangan
terkait. Secara teori sekolah telah membentuk tim kerja dalam
mensukseskan rencana kerja sekolah.136
Bidang III mengikutsertakan orang tua dan masyarakat pada
proses PLH serta menciptakan karya yang berhubungan dengan
PLH. Bidang IV membuat Rencana Kerja Anggaran Sekolah
(RKAS) yang terdiri dari pemeliharaan dan perawatan gedung,
pemanfaatan lahan dan fasilitas madrasah sesuai kaidah PLH,
pengembangan kegiatan ekskul yang sesuai dengan PLH,
kreativitas dan Inovasi dalam pengelolaan lingkungan hidup,
penyediaan sarana prasarana ramah lingkungan, peningkatan
pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas madrasah, pemanfaatan
air, listrik dan ATK secara efesien, serta peningkatan kualitas
pelayanan kantin yang bersih dan sehat.
Setelah kita ketahui, pelaksanaan dari perencanaan program
adiwiyata, kita akan mengetahui pelaksanaan dari program
adiwiyata itu sendiri diantaranya: tata kelola yang dilaksanakan
warga SMP Negeri 4 Kota Jambi dalam mencapai Sekolah
Adiwiyata itu dilihat dari empat karakteristik kebijakan Sekolah
Adiwiyata adalah sebagai berikut:
(1) Menerapkan Kebijakan Sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 4
Kota Jambi

136
Sopiah. Perilaku organisasional. Yogyakarta: Andi Offset, 2009.hlm.3
Sekolah adiwiyata merupakan salah satu program
Kementrian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka
mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga
sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Sekolah
berusaha menciptakan lingkungan yang nyaman untuk proses
pembelajaran dan memperbaiki berbagai macam fasilitasnya
dengan tidak melupakan konsep ramah lingkungan.
Kebijakan sekolah adiwiyata di SMP Negeri 4 Kota Jambi
dapat dilihat dalam:
(a) Visi dan misi SMP Negeri 4 Kota Jambi, dimana visi dan
misi SMP Negeri 4 Kota Jambi sudah tertuju kepada
pendidikan berwawasan lingkungan.
(b) Pelaksanaan pembelajaran lingkungan hidup yang
terintegrasi ke dalam mata pelajaran, dimana SMP
Negeri 4 Kota jambi melakukan pengintegrasian materi
pendidikan lingkungan hidup ke dalam beberapa mata
pelajaran, seperti Agama, IPA, IPS, Bahasa Inggris, dan
prakarya. Kurikulum berbasis lingkungan diterapkan
dalam kegiatan pembelajaran.
(c) Peningkatan sumber daya manusia yang berwawasan
lingkungan hidup, dimana seluruh warga sekolah sedikit
banyaknya telah menerapkan dan melaksanakan
kegiatan berwawasan lingkungan dengan menjaga
lingkungan sekolah, membuang sampah pada tempatnya
menjaga kebersihan kelas dan menjaga tumbuhan yang
ada disekitar sekolah.
(d) Kegiatan tahunan yang bertema lingkungan hidup,
dimana sekolah selalu mengikuti kegiatan yang
bertemakan lingkungan dan memperingati hari-hari
tertentu untuk menjaga lingkungan hidup.
(e) Kebijakan sekolah dalam mensosialisasikan penerapan
pendidikan lingkungan hidup, dimana sekolah mengikuti
kegiatan lingkungan diluar dan didalam sekolah sendiri
dengan mendatangkan pemateri dari luar baik dari Dinas
Lingkungan Hidup maupun Dinas Kesehatan.
(f) Kebijakan sekolah yang mendukung terciptanya
lingkungan sekolah yang bersih dan sehat,
dimana sekolah selalu membiasakan siswa dan seluruh
warga sekolah untuk memungut sampah yang ada pada
pagi hari ketika masuk sekolah dan ketika akan
meninggalkan sekolah.
(g) Kebijakan sekolah dalam berupaya penghematan
sumber daya alam, dimana sekolah melakukan dengan
membuat BANK sampah, agar dapat memilah-milah
sampah dan memanfaatkannya kembali.
(h) Kebijakan sekolah untuk mengalokasikan anggaran,
dimana sekolah juga sudah memiliki Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKAS) sebanyak 20% dari total
anggaran sekolah yang dimilikinya sebagai upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup untuk
kegiatan kesiswaan, kurikulum dan kegiatan
pembelajaran, peningkatan kapasitas pendidik dan
tenaga kependidikan, tersedianya sarana dan prasarana,
budaya dan lingkungan sekolah, peran serta masyarakat
dan kemitraan, peningkatan dan pengembangan mutu.
Kebijakan sekolah adiwiyata di SMP Negeri 4 Kota
Jambi dapat dilihat dari 8 komponen. Salah satu kebijakan
sekolah adiwiyata dapat dilihat dari visinya.Visi SMP Negeri 4
Kota Jambi adalah yang tertuju pada visi SMP Negeri 4 Kota
Jambi yaitu: “Terwujudnya kecerdasan yang relegius menguasai
IPTEK dan keterampilan berbudaya peduli lingkungan menuju
prestasi yang kompetitif berlandaskan imam dan taqwa”.
Sedangkan misi sekolah adalah (a) Menerapkan dan
mengembangkan nilai-nilai berkarakterdalam kegiatan
pembelajaran dan ekstra kurikuler. (b) Melaksanakan dan
meningkatkan capaian delapan standar nasional pendidikan
(Standar isi kurikulum, kelulusan, proses, penilaian, pendidik dan
tenaga kependidikan, pengelolaan, pembiayaan, sarana dan
prasarana). (c) Menumbuhkembangkan kesadaran warga
sekolah untuk melestarikan budaya kearifan local dan peduli
lingkungan hidup.Adanya tujuan untuk menghasilkan lulusan
yang berwawasan lingkungan menunjukkan sekolah memiliki
kepedulian tinggi terhadap masalah lingkungan.
Implementasi dari visi dan misi sekolah diwujudkan dalam
penetapan kebijakan sekolah baik secara fisik maupun secara
non fisik.Kebijakan secara fisik berhubungan dengan
pembangunan sarana dan prasarana sekolah.Sedangkan
kebijakan secara non fisik berhubungan dengan pemberian
kesempatan dan himbauan untuk meningkatkan kepedulian
warga sekolah terhadap lingkungan melalui berbagai kegiatan
sekolah.

Berdasarkan wawancara yang peneliti peroleh melalui


ketua tim Adiwiyata SMP Negeri 4 Kota Jambi, yaitu kebijakan
pelaksanaan pembelajaran lingkungan hidup yang
terintegrasi ke dalam mata pelajaran SMP Negeri 4 Kota
Jambi melakukan pengintegrasian materi pendidikan lingkungan
hidup ke dalam beberapa mata pelajaran, seperti Agama, IPA,
IPS, Bahasa Inggris, dan prakarya. Kurikulum berbasis
lingkungan diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Sebagai
contoh, pada mata pelajaran Bahasa Inggris tentang pembuatan
slogan kebersihan dengan menggunakan Bahasa Inggris. Pada
mata pelajaran prakarya, guru dapat melakukan integrasi
pendidikan lingkungan hidup dalam kegiatan pembelajaran
dengan melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar. Pada mata pelajaran IPA,
dilakukan dengan menanam tanaman di halaman sekolah dan
membangun green house.
Salah satu kebijakan sekolah adiwiyata di SMP Negeri 4
Kota Jambi adalah bekerjasama dengan pihak luar untuk
mendukung kegiatan yang diselenggarakan sekolah.Pihak luar
tersebut seperti dengan Dinas Pendidikan Kota dan Dinas
Lingkungan Hidup Kota Jambi.Sekolah juga menetapakan
kebijakan dengan membuat Green House dan pengelolaan
sampah di sekolah.Kebijakan sekolah adiwiyata dalam
pengembangan pembelajaran lingkungan adalah pengembangan
materi tentang lingkungan hidup, pengembangan metode belajar
berbasis lingkungan dan budaya, pengembangan model
pembelajaran lintas mata pelajaran, dan pengembangan
kegiatan kurikuler untuk peningkatan pengetahuan dan
kesadaran siswa tentang pentingnya lingkungan hidup.
Kebijakan sekolah adiwiyata dalam pembelajaran
lingkungan tidak hanya diwujudkan dalam pengembangan materi
pembelajaran, metode dan model pembelajaran tetapi juga
didukung dengan kegiatan seperti praktik pembuatan composing,
kunjungan industri , pengolahan limbah, dan bermitra dengan
instansi yang peduli kepada green house. Kebijakan sekolah
adiwiyata adalah terfokus pada peningkatan kualitas
sumberdaya manusia. Peningkatan kualitas SDM dilakukan
berada pada tahap mengikutsertakan guru dalam kegiatan diklat
dan study ke beberapa sekolah yang lebih dahulu dan dipandang
berhasil dalam mengelola sekolah adiwiyata. Dengan kegiatan
diklat dan study ke sekolah yang telah deluan menjadi Adiwiyata,
diharapkan pengetahuan, wawasan, dan kemampuan guru dapat
meningkat sehingga dapat diimplementasikan di sekolah untuk
mewujudkan SMP Negeri 4 Kota Jambi sebagai sekolah
adiwiyata.
Salah satu kebijakan sekolah adiwiyata adalah pemberian
sosialisasi kepada para guru tentang sekolah berwawasan
lingkungan. Sosialisasi dilakukan dengan mendatangkan nara
sumber dari kantor Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi untuk
memberikan sosialisasi tentang pentingnya pelestarian
lingkungan hidup. Secara periodik petugas dari kantor DLH hadir
untuk memberikan bimbingan kepada para guru dalam
mengelola sekolah adiwiyata.
Salah satu kebijakan sekolah adiwiyata adalah sekolah
menyelengarakan berbagai kegiatan untuk menciptakan
lingkungan sekolah yang bersih dan sehat. Kegiatan tersebut
berupa pengiriman siswa untuk mengikuti kegiatan diklat,
menjalin kerjasama dengan Puskesmas Paal Merah 2, dan
Dinas Kesehatan Kota Jambi, memperbanyak titik-titik
penempatan tempat sampah, dan pemasangan pamflet atau
stiker bertemakan hidup sehat.
Sebagai sekolah yang sudah mendapatkan gelar Sekolah
Adiwiyata Mandiri Pada Tahun 2016, sekolah sehat dan sampai
sekarang sedang berjuang untuk dapat diakui sebagai Eco
Green School. SMP Negeri 4 Kota Jambi sebagai sekolah
Adiwiyata Mandiri telah memiliki dan mengembangkan kebijakan
sekolah yang berwawasan lingkungan, diantaranya;
(a) Visi, misi dan tujuan sekolah yang tertuang dalam
kurikulum sekolah sudah memuat kebijakan berwawasan
lingkungan dan Global. Visi, misi dan tujuan ini juga sudah
terinternalisasi (tahu dan paham) oleh semua warga
sekolah. Kebijakan ini sudah berjalan dengan cukup baik.
(b) Struktur kurikulum sekolah sudah memuat pada semua
mata pelajaran wajib secara terintegrasi, namun karena
SMP Negeri 4 Kota Jambi menggunakan Kurikulum 2013
(K13) jadi sedikit sulit untuk memiliki muatan lokal
Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) yang sifatnya
monolitik (berdiri sendiri), jadi disini SMP Negeri 4 Kota
Jambi dalam pelaksanaan pembelajaran lingkungan
hidup yang mengintegrasikan ke dalam mata
pelajaran lainnya.
(c) SMP Negeri 4 Kota Jambi juga sudah memiliki Kegiatan
dan Anggaran Sekolah (RKAS) sebanyak 20% dari total
anggaran sekolah yang dimilikinya sebagai upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup untuk
kegiatan kesiswaan, kurikulum dan kegiatan pembelajaran,
peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan,
tersedianya sarana dan prasarana, budaya dan lingkungan
sekolah, peran serta masyarakat dan kemitraan,
peningkatan dan pengembangan mutu.

Tabel 4.10

No Tanggal Peringatan

1 1 Januari Hari Dharma Samudra

2 2 Februari Hari Lahan

3 21 Februari Hari Peduli Sampah Nasiona

4 20 Maret Hari Kehutanan

5 22 Maret Hari Air Sedunia

6 27 Maret Hari Pelangi


7 22 Apri Hari Bumi

8 31 Mei Hari Tanpa Tembakau Sedunia

9 05 Juni Hari LIngkungan Hidup Sedunia

10 17 Juni Hari Memerangi Penggunaan


Lahan

11 16 September Hari Ozon Iternasional

12 22 September Hari Bebas Kendaraan Bermoto

13 06 Oktober Hari Habitat Sedunia

14 05 November Hari Cinta Puspa dan Satwa


Nasional

15 21 November Hari Pohon

16 02 Desember Hari Konservasi Ikan Paus

17 29 Desember Hari Keanekaragaman Hayati

(2) Kurikulum Berbasis Lingkungan Sekolah Adiwiyata di SMP


Negeri 4 Kota Jambi
Salah satu kurikulum berbasis lingkungan sekolah
adwiyata di SMP Negeri 4 Kota Jambi adalah
pengimplementasian Pendidikan Lingkungan Hidup dalam
silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.Materi
Pendidikan Lingkungan Hidup diintegrasikan dalam beberapa
mata pelajaran seperti IPA, IPS, Agama, Prakarya dan lainnya.
Pengembangan kurikulum berbasis lingkungan sekolah
adiwiyata adalah mengintegrasikan pendidikan lingkungan hidup
pada mata pelajaran seperti IPA, IPS, Agama dan
Prakarya.Pengembangan kurikulum dilakukan dengan memberi
penyuluhan kepada pengajar dengan menghadirkan pemateri
dari DLH Kota Jambi dan Dispend Kota Jambi tentang
lingkungan hidup.
Perencanaan pengembangan kurikulum dirumuskan
secara jelas berlandaskan kebijakan dari adiwiyata berdasarkan
Keputusan Bersama Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan
Nasional. Pengorganisasian pengembangan kurikulum berbasis
lingkungan berkaitan dengan komponen organisasi, terdiri dari
tiga komponen diantaranya tim adiwiyata dari guru, tim adiwiyata
OSIS, serta tim motivator kelas, materi kurikulum berbasis
lingkungan berbasis lingkungan dikembangkan oleh tim
adiwiyata guru dengan menyusun K13 Peduli Lingkungan Hidup,
berupa silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
Kurikulum berbasis lingkungan diimplementasikan dalam
kegiatan pembelajaran. Misalnya dalam mata pelajaran IPA ada
bagaimana belajar efek rumah kaca, pentingnya penghijauan,
pentingnya green house, pentingnya lingkungan sehat, penataan
air dan segala macam membuat. Pada mata pelajaran Prakarya
misalnya, guru dapat mengintegrasikan juga di prakarya itu
bagaimana materi mengolah prodak 3R itu (Reduce, Reuse dan
Recycle).Pendidikan lingkungan hidup dalam kegiatan
pembelajaran dengan melaksanakan pembelajaran dengan
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber
belajar.Pengimplementasian kurikulum berbasis lingkungan juga
diikuti dengan kebijakan pendukung seperti pembangunan
penanaman berbagai tanaman di halaman sekolah,
pembangunan green house, dan sebagainya.
Model pembelajaran yang digunakan dalam
mengimplementasikan kurikulum berbasis lingkungan adalah
model pembelajaran lintas mata pelajaran. Selain
diimplementasikan dalam bentuk pengintegrasian pada mata
pelajaran, materi pendidikan lingkungan hidup
dilaksanakan melalui kegiatan
(a) Diskusi kelompok
(b) Pembuatan karya tulis
(c) Studi lapangan
(d) Melakukan penelitian
(e) Praktek pemeliharaan dan pelestarian lingkungan.
(3) Kegiatan Berbasis Partisipatif Sekolah Adiwiyata di SMP
Negeri 4 Kota Jambi
Salah satu karakteristik kegiatan berbasis partisipatif
sekolah adiwiyata SMP Negeri 4 Kota Jambi adalah
(a) Petugas piket membersihkan ruangan sebelum KBM
(Kegiatan Belajar Mengajar) dimulai yang biasa mereka
sebut dengan lima menit bersih dan setelah jam pelajaran
berakhir
(b) Tidak menyimpan sampah di dalam laci saat ada guru
yang masuk kelas
(c) Guru tidak merokok di lingkungan
sekolah terutama saat mengajar di
dalam kelas
(d) Guru menyisipkan materi PLH pada saat KBM
(e) Melaksanakan Sabtu bersih dengan pembagian kapling
yang telah disediakan oleh tim PLH
(f) Melaksanakan piket kelas dan piket anggota PMR.
Semua warga sekolah berperan aktif dalam menjaga
kebersihan lingkungan.Sekolah menanamkan tanggung jawab
pada warga sekolah untuk menjaga kebersihan tanpa
terkecuali.Hal tersebut merupakan salah satu dari kegiatan
berbasis partisipatif, dimana setiap warga sekolah memiliki
kewajiban yang sama untuk mendukung kebijakan sekolah
adiwiyata baik dalam hal sekecil apapun.
Salah satu kegiatan berbasis partisipatif adalah kegiatan
non akademik yang dilaksanakan oleh pihak luar dengan sekolah.
Kegiatan yang dilaksanakan antara lain dapat dilihat sebagai
berikut :
(a) Kantor DLH memfasilitasi penyediaan gerobak
sampah, dan alat biopori.
(b) Bank 9 Jambi, memberikan bantuan tong sampah
drum plastik sejumlah 33 buah.
(c) Bank BTN, bantuan drum untuk tanaman buah dalam
pot (TABULAPOT).
(d) Dari PTP VI Pot Kembang sebanyak 12 buah.
(e) Sosialisasi tentang narkoba, sekolah sehat, HIV/AID
dan sebagainya yang dilakukan oleh BNN, POLDA dan
DKK Kota Jambi.
(4) Pengelolaan Sarana Prasarana Sekolah Adiwiyata di SMP
Negeri 4 Kota Jambi
SMP Negeri 4 Kota Jambi telah mengembangkan
pengelolaan sarana dan prasarana pendukung sekolah yang
ramah lingkungan yaitu:
(a) Menyediakan sarana dan prasarana untuk mengatasi
permasalahan lingkungan hidup di sekolah dengan
memenuhi standar sarana dan prasarana
Permendiknas no. 24 tahun 2007.
(b) Menyediakan sarana prasarana untuk mendukung
pembelajaran lingkungan hidup disekolah seperti
penyediaan tempat pengomposan, taman sekolah,
green house dan lain sebagainya.
(c) Memelihara sarana dan prasarana sekolah yang
ramah lingkungan ini terlihat dari setiap ruang memiliki
pengaturan cahaya yang baik, ventilasi udara yang
alami, dan pemeliharaan pohon peneduh.
(d) Meningkatkan pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas
sanitasi sekolah dimana setiap kelas memiliki tata
tertib, daftar piket dengan guru sebagai pengawasnya
(e) Meningkatkan kualitas pelayanan kantin sehat dan
ramah lingkungan, dengan cara sekolah
mensosialisasikan dengan mendatangkan pihak
kesehatan.
(f) Adanya himbauan sekolah untuk memanfaatkan listrik,
air dan ATK secara efisien melalui slogan hemat listrik,
hemat air, gunakan spidol seperlunya dan lain-lain.
d) Pengontrolan Pengelolaan Sekolah Adiwiyata di SMP
Negeri 4 Kota Jambi
Didalam menjalankan suatu kegiatan pengontrolan dan
pengawasan sangat penting dilaksanakan, dimana
pengontrolan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mengukur kegiatan yang dilakukan kemudian mengadakan
kegiatan untuk membatasi penyimpangan sehingga dapat
mencapai tujuan yang sudah digariskan.
Pengontrolan yang dijalankan oleh SMP Negeri 4 Kota
Jambi dilakukan dengan melihat rencana yang telah dibuat
dengan juga melihat apa saja yang telah berjalan. Pengontrolan
ini tidak hanya dilaksanakan oleh para pimpinan SMP Negeri 4
Kota Jambi saja, namun pengontrolan Adiwiyata ini langsung
di control dan diawasi langsung dengan pihak Dinas
Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jambi. Pihak DLH yang berhak
menyatakan apakah syarat-syarat adiwiyata yang sudah
direncanakan, di organisasikan, dan dijalankan oleh SMP
Negeri 4 Kota Jambi sudah memenuhi syarat atau tidak. Selain
mengontrol disini DLH juga yang sangat berperan dalam
membina SMP Negeri 4 Kota Jambi. DLH nanti akan menberi
tahu apa saja yan kurang dan apa saja yang sudah layak.
Sekolah Adiwiyata sebagaimana telah dijelaskan pada bagian
awal merupakan wujud dari program yang dilakukan oleh SMP Negeri
4 Kota Jambi hingga sampai saat ini sudah melewati tahapan tahapan
yang harus dipenuhi seperti yang diterangkan pada bab sebelumnya,
yang telah mampu memenuhi empat karakteristik dalam persyaratan
sekolah Adiwiyata diantaranya, pertama kebijakan sekolah adiwiyata di
SMP Negeri 4 Kota Jambi yang meliputi: visi dan misi SMP Negeri 4
kota jambi, pelaksanaan pembelajaran lingkungan hidup yang
terintegrasi ke dalam mata pelajaran , kegiatan tahunan yang bertema
lingkungan hidup, Peningkatan sumber daya manusia yang
berwawasan lingkungan hidup, Kebijakan sekolah mensosialisasikan
penerapan pendidikan lingkungan hidup, Kebijakan sekolah dalam
upaya penghematan sumber daya alam, Kebijakan sekolah yang
mendukung terciptanya lingkungan sekolah yang bersih
dan sehat, Kebijakan sekolah untuk mengalokasikan anggaran.
Kedua, Kurikulum Berbasis Lingkungan Sekolah Adiwiyata di
SMP Negeri 4 Kota Jambi, yang meliputi: pengimplementasian
Pendidikan Lingkungan Hidup dalam silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran. Pengembangan kurikulum berbasis
lingkungan sekolah adiwiyata adalah mengintegrasikan pendidikan
lingkungan hidup pada mata pelajaran seperti IPA, IPS, Agama dan
Prakarya.Perencanaan pengembangan kurikulum dirumuskan secara
jelas berlandaskan kebijakan dari adiwiyata berdasarkan Keputusan
Bersama Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan
Nasional.Pengorganisasian pengembangan kurikulum berbasis
lingkungan. Model pembelajaran yang digunakan dalalam
mengimplementasikan kurikulum berbasis lingkungan adalah model
pembelajaran lintas mata pelajaran yang dilaksanakan melalui
kegiatan Diskusi kelompok, Pembuatan karya tulis, Melakukan
penelitian, Studi lapangan, Praktek pemeliharaan dan pelestarian
lingkungan.
Ketiga, Kegiatan Berbasis Partisipatif Sekolah Adiwiyata di
SMP Negeri 4 Kota Jambi yang meliputi: Petugas piket membersihkan
ruangan sebelum KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) dimulai dan
setelah jam pelajaran berakhir, Guru tidak merokok di lingkungan
sekolah terutama saat mengajar di dalam kelas, Tidak menyimpan
sampah di dalam laci saat ada guru yang masuk kelas, Guru
menyisipkan materi PLH pada saat KBM, Melaksanakan Sabtu bersih
dengan pembagian kapling yang telah disediakan oleh tim PLH,
Melaksanakan piket kelas dan piket anggota PMR. Salah satu
karakteristik kegiatan berbasis partisipatif adalah kegiatan non
akademik yang dilaksanakan oleh pihak luar dengan sekolah. Kegiatan
yang dilaksanakan antara lain dapat dilihat sebagai berikut: kantor
DLH memfasilitasi penyediaan gerobak sampah, dan alat biopori, Bank
9 Jambi, memberikan bantuan tong sampah drum plastik sejumlah 33
buah, Bank BTN, bantuan drum untuk tanaman buah dalam pot
(TABULAPOT), Dari PTP VI Pot Kembang sebanyak 12 buah,
Sosialisasi tentang narkoba, sekolah sehat, HIV/AID dan sebagainya
yang dilakukan oleh BNN, POLDA dan DKK Kota Jambi.
Keempat, Berbasis Pengelolaan Sarana Prasarana Sekolah
Adiwiyata di SMP Negeri 4 Kota Jambi yang meliputi: sarana dan
prasarana untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup di sekolah
dengan memenuhi standar sarana dan prasarana Permendiknas no.
24 tahun 2007, sarana prasarana untuk mendukung pembelajaran
lingkungan hidup disekolah seperti penyediaan tempat pengomposan,
taman sekolah, green house dan lain sebagainya, Memelihara sarana
dan prasarana sekolah yang ramah lingkungan ini terlihat dari setiap
ruang memiliki pengaturan cahaya yang baik, ventilasi udara yang
alami, dan pemeliharaan pohon peneduh, Meningkatkan pengelolaan
dan pemeliharaan fasilitas sanitasi sekolah dimana setiap kelas
memiliki tata tertib, daftar piket dengan guru sebagai pengawasnya,
Adanya himbauan sekolah untuk memanfaatkan listrik, air dan ATK
secara efisien melalui slogan hemat listrik, hemat air, gunakan spidol
seperlunya dan lain-lain, Meningkatkan kualitas pelayanan kantin
sehat dan ramah lingkungan, dengan cara sekolah mensosialisasikan
dengan mendatangkan pihak kesehatan.
Pelaksanaan program tersebut sejalan dengan hasil penelitian
Wahyuhadi (2012) bahwa karakteristik kebijakan sekolah adiwiyata
meliputi pengintegrasian PLH dalam mata pelajaran, kegiatan tahunan
yang bertema lingkungan hidup, peningkatan SDM yang berwawasan
lingkungan hidup, kebijakan sekolah dalam upaya penghematan
sumber daya alam, kebijakan sekolah yang mendukung terciptanya
lingkungan sekolah yang bersih dan sehat, kebijakan sekolah dalam
mengalokasikan anggaran. Mendeskripsikan karakteristik kurikulum
berbasis lingkungan sekolah Adiwiyata SMK Negeri 1 Salatiga
Pengembangan kurikulum berbasis lingkungan hidup di SMK Negeri 1
Salatiga dicapai dengan melakukan hal-hal sebagai berikut;
pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran,
pengendalian dan pengembangan materi serta persoalan lingkungan
hidup yang ada dimasyarakat sekitar, pengembangan metode belajar
berbasis lingkungan, pengembangan kegiatan kurikuler untuk
peningkatan pengetahuan dan kesadaran siswa tentang lingkungan
hidup. Dan mendeskripsikan karakteristik kegiatan berbasis partisipatif
sekolah Adiwiyata SMK Negeri 1 Salatiga Pengembangan Kegiatan
bebasis partisipatif di SMK Negeri 1 Salatiga dilakukan melalui
kegiatan; menciptakan kegiatan ekstrakurikuler atau kurikuler dibidang
lingkungan hidup berbasis partisipatif sekolah, mengikuti aksi
lingkungan hidup oleh pihak luar, membangun dan memprakarsai
kegiatan kemitraan dalam pengembangan pendidikan lingkungan
hidup di sekolah.137Penelitian diatas memperkuat hasil penelitian yang
dilakukan oleh penulis karena data yang penulis sajikan bisa

137
Untung Wahyuhadi. Pengelolaan Sekolah Adiwiyata Di Smk Negeri 1 Salatiga. 2012
dihubungkan serta ada kaitannya dengan studi literaratur dan teori-
teori yang dikemukakan oleh para ahli yang telah mantap mengkaji
tentang sekolah Adiwiyata.
Proses pelaksanaan dalam bentuk kegiatan apapun sudah
menjadi hal yang umum, adapun yang menjadi pendorong dalam
kegiatan sekolah Adiwiyata yang dilaksanakan di SMP N 4 Kota Jambi
juga memiliki nilai-nilai dominan atau Faktor Pendukung diantaranya
Kepemimpinan, Paertisipatif, Kekompakan dan berkelanjutan disini
adalah kunci utama dalam menjalankan suatu kegiatan didalam
sebuah organisasi baikpun dalam organisasi pendidikan itu sendiri.
Tanpa adanya partisipatif dan berkelanjutan maka tujuan yang ingin
dicapai akan sulit diraih. Begitu juga dalam menjalan pengelolaan
sekolah Adiwiyata ini butuh kekompakan dari seluruh warga sekolah.
2. Faktor-Faktor Pendukung dan Nilai Dominan Dalam
Pengelolaan LingkunganSMP Negeri 4 Kota Jambi
Di dalam menjalankan suatu pengelolaan sekolah berbasis
lingkungan pasti adanya faktor-faktor pendukung dan nilai dominan
untuk mencapai pengelolaan tersebut. Dimana Ketua Tim
Adiwiyata mengatakan:
Faktor pendukung dalam pengelolaan lingkungan SMP
Negeri 4 Kota Jambi yang sangat berpengaruh adalah
bagaimana kepemimpinannya, dimana kepemimpinan
dikatakan kunci, pimpinan sangat berpengaruh dalam
menjalankan program Adiwiyata ini, karena semua akan
terasa sia-sia jika pemimpin tidak memiliki keinginan untuk
menjalankan program ini. Jika pemimpin sangat komitmen
dengan program ini, maka yang lainnya akan mengalir.

Dari observasi dan wawancara yang telah peneliti jabarkan


diatas dapat penulis analisiskan faktor-faktor yang mendukung
pengelolaan sekolah berbasis lingkungan di SMP Negeri 4 Kota
Jambi ini dapat dilihat sebagai berikut:
a) Kepemimpinan
Kepemimpinan dalam menjalankan pengelolaan sekolah
berbasis lingkungan adalah faktor utama dari sekolah untuk
menjalankan program Sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 4 Kota
Jambi ini. Disini Kepala Sekolah sangat berperan dalam
mencapai gelar Sekolah Adiwiyata ini. Karena, seorang pemimpin
menjadi panutan seluruh warga sekolah, percuma saja jika
bawahan dan warga sekolah memiliki keinginan kuat namun jika
pimpinan tidak memiliki niat dan motivasi yang kuat untuk
menggerakan seluruh warga sekolah maka tidak akan terwujud
Sekolah Adiwiyata ini. Namun ada sekolah yang secara financial
mampu, namun pimpinan tidak memiliki niat dan motivasi yang
kuat untuk menggerakan seluruh warga sekolah, maka sampai
kapanpun tidak akan terwujud Sekolah Adiwiyata. Tapi ada
sekolah yang sederhana namun pimpinan memiliki keinginan dan
motivasi yang kuat maka ia bisa menggerakan bawahannya
dengan mudahlah ia mencapainya. Jadi disini Leadership itu
sangat menentukan berhasil atau tidaknya pengelolaan Adiwiyata
itu sendiri.
b) Partisipatif
Partisipatif atau partisipasi adalah pengikutsertaan, adanya
partisipatif dalam menjalankan dan mewujudkan sekolah
Adiwiyata di SMP Negeri 4 Kota Jambi ini adalah Faktor dan nilai
dominan kedua setelah kepeminpinan.Partisipatif disini adalah
adanya keikutsertaan seluruh warga sekolah dalam menjalankan
dan mewujudkan Sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 4 Kota Jambi
ini.Partisipatif di SMP Negeri 4 Kota Jambi yang kuat
dilaksanakan oleh seluruh warga SMP Negeri 4 Kota Jambi.Dari
mulai Kepala Sekolah sampai Penjaga Sekolah sekalipun sangat
ikut serta dalam menjalankan pengelolaan sekolah berbasis
lingkungan. Faktor ini balikan dari faktor kepemimpinan diatas,
jika tidak ada dorongan dan keinginan yang kuat dari seorang
pemimpin maka tidak akan tercapai tujuan yang di inginkan.
Begitupun sebaliknya, jika tidak ada partisipatif yang kuat dari
keseluruhan warga sekolah maka SMP Negeri 4 Kota Jambi sulit
dan tidak akan tercapai tujuan dalam menjalankan program
Adiwiyata.
c) Kekompakkan
Kekompakan disini adalah kunci utama dalam
menjalankan suatu kegiatan didalam sebuah organisasi baikpun
dalam organisasi pendidikan itu sendiri. Tanpa adanya
kekompakan maka tujuan yang ingin dicapai akan sulit diraih.
Begitu juga dalam menjalan pengelolaan sekolah Adiwiyata ini
butuh kekompakan dari seluruh warga sekolah. Kekompakkan
disini menjadi faktor dan nilai dominan SMP Negeri 4 Kota Jambi
dalam menjalakan Program Sekolah Adiwiyata. Kekompakkan
hampir sama dengan partisipatif yaitu keikutsertaan, jika hanya
ikut serta saja tanpa ada kekompakkan antara
pimpinan,bawahan, staf, guru dan siswa maka sulit sekali untuk
menjalankan dan mencapai sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 4
Kota Jambi.
d) Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan Berkelanjutan yang dimaksud adalah
pembangunan masa sekarang tanpa harus mengurangi
kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan dimasa yang akan
datang. Pembangunan berkelanjutan disini juga menjadi faktor
pendukung SMP Negeri 4 Kota Jambi dalam menjalankan
pelestarian lingkungan hidup. Karena pembangunan
berkealanjutan harus memperhatikan pemanfaatan lingkungan
hidup dan kelestarian lingkungannya agar tetap terjaga kualitas
lingkungannya. Begitulah yang ditanamkan oleh seluruh Warga
SMP Negeri 4 Kota Jambi. Kelestarian lingkungan sekolah yang
tidak dijaga, akan menyebabkan daya dukung lingkungan sehat
dan bersih berkurang, atau bahkan menghilang dari seluruh
warga SMP Negeri 4 Kota Jambi.
Adapun nilai-nilai dominan yang ada dalam menjalankan
sekolah berbasis lingkungan.Dari pengamatan yang tampak
seluruh warga sekolah SMP Negeri 4 Kota Jambi memiliki rasa
Peduli yang cukup tinggi.Peduli terhadap lingkunganlah salah
satu nilai utama untuk mengelola sekolah berwawasan
lingkungan di SMP Negeri 4 Kota Jambi ini. Peduli Lingkungan
disini juga dapat diartikan sebagai suatu sikap yang dimiliki
seseorang untuk memperbaiki dan mengelola lingkungan secara
benar dan bermanfaat sehingga dapat dinikmati secara terus
menerus tanpa merusak keadaannya, turut menjaga dan
melestarikan sehingga ada manfaat yang
berkesinambungan. 138 Adapun Nilai Dominan di SMP Negeri 4
Kota Jambi adalah Peduli.Rasa kepedulian yang tinggi dan
kekompakkan yang dimiliki oleh seluruh warga sekolah terhadap
lingkungan yang bisa menyampaikan sekolah ini menjadi Sekolah
Adiwiyata.
Dalam sekolah Adiwiyata ini Kantin Sekolahpun harus
mengikuti peraturan yang ada dibuat Sekolah, karena dalam
penilaian adiwiyata sekolah akan ditanya ada perjanjian sekolah
dengan BPOM seluruh makanan yang ada di sekolah di tes uji
juga dengan BPOM. Makanan yang mengandung 5P yaitu;
penyedap rasa, pemanis, pewarna, pengawet, dan pengental
tidak diperboleh jualkan di sekolah Adiwiyata ini. Ini juga salah
satu nilai dominan dari SMP Negeri 4 Kota Jambi ini, bahwa
makanan yang dikonsumsi pun sudah ada tes uji layaknya dan
makanan yang ada dikantin bebas dari 5P.Berbeda dengan

138
Kementrian Lingkungan Hidup, (2012)
sekolah yang belum mengelola menjadi Sekolah Adiwiyata yang
dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi seluruh warga
sekolah bebas tanpa di uji layak makanan.
Dalam pengelolaan kegiatan apapun pasti ada faktor yang
menghambat jalannya pengelolaan.Begitupun dengan
pengelolaan sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 4 Kota Jambi ini
pasti adanya yang menghambat.Hal-hal yang dapat menghambat
itu sendiri bisa dari segi Sumber Daya Manusianya maupun dari
Segi Sarana dan Prasarana Sekolah.Dari SMP Negeri 4 Kota
Jambi ini sendiri penghambat dapat dilihat dari SDM nya, tidak
banyak namun ada beberapa yang kurang peduli kurang ikut
berpartisipasi dalam mengelola dan menjaga lingkungan ini.
Namun, ini semua kembali lagi ke pimpinan, jika pimpinan tegas
maka inipun akan dapat teratasi dengan cara memberikan
pengarahan yang baik kepada seluruh warga sekolah.
Faktor pendukung yang ditemukan pada proses pelaksanaan
sekolah Adiwiyata yang dilaksanakan di SMP Negeri 4 Kota Jambi di
atas sejalan dengan Penelitian yang dilakukan oleh Ela Nurhayati yang
berjudul “Implementasi Kurikulum Berbasis Lingkungan di Sekolah
Adiwiyata (Studi Kasus di SMP Negeri 16 Surabaya)”. Berdasarkan
temuan penelitian menunjukkan bahwa faktor pendukung dalam
implementasi kurikulum berbasis lingkungan yaitu dari warga sekolah
itu sendiri.139 Hal tersebut seperti yang dikemukakan juga oleh Marsh
bahwa tiga faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum, yaitu
dukungan kepala sekolah, dukungan rekan sejawat guru, dan
dukungan internal di dalam kelas. Dengan kata lain, keberhasilan
implementasi kurikulum berbasis lingkungan disekolah ditentukan oleh
factor guru karena bagaimanapun baiknya sarana pendidikan, jika guru
tidak melaksanakan tugasnya dengan baik maka implementasi

139
Ela Nurhayati. Implementasi Kurikulum Berbasis Lingkungan di Sekolah Adiwiyata
(Studi Kasus di SMP Negeri 16 Surabaya), 2015
140
kurikulum berbasis lingkungan tidak akan berhasil. Selain itu
keterlibatan semua komponen pendukung sekolah juga merupakan
syarat atau perwujudan dari sekolah adiwiyata, seperti yang
dikemukakan dalam buku panduan sekolah adiwiyata bahwa
pelaksanaan program adiwiyata diletakkan pada dua prinsip dasar,
yaitu: Partisipatif : komunitas sekolah terlibat dalam manajemen
sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi sesuai tanggung jawab dan peran, dan Berkelanjutan :
seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus
secara komprehensif.141
Paparan diatas dapat diambil dari sebuah kesimpulan yang
berperan besar dalam mendukung terlaksananya program Sekolah
Adiwiyata adalah adanya dukungan dari seluruh warga sekolah,
terutama seorang pimpinan (Kepala Sekolah), kekompakkan seluruh
warga sekolah, partisipatif dan berkelanjutan dari seluruh warga
sekolah yang harus dilakukan secara terencana dan terus menerus
secara komprehensif demi lancarnya sebuah program yang efektif dan
efisien.
Faktor pendukung yang ditemukan dalam program Sekolah
Adiwiyata tersebut tentu ditemukan implikasi yang nyata di SMP
Negeri 4 Kota jambi yang meliputi pengembangan kebijakan sekolah
peduli dan berbudaya lingkungan, pengembangan kurikulum berbasis
lingkungan, pengembangan kegiatan berbasis partisipatif, pengelolaan
dan pengembangan sarana pendukung lingkungan sekolah.
3. Implikasi Program Adiwiyata Dalam Pengelolaan
Lingkungan SMP Negeri 4 Kota Jambi
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa implikasi
program adiwiyata di SMP Negeri 4 Kota Jambi meliputi

140
Hamalik ,Oemar. Dasar-dasar pengembangan kurikulum. Bandung: Rosdakarya, 2013.
Hlm.239
141
E-book: Anonimous, Panduan Adiwiyata Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan
2013 (Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup,2012)
pengembangan kebijakan sekolah peduli dan berbudaya
lingkungan, pengembangan kurikulum berbasis lingkungan,
pengembangan kegiatan berbasis partisipatif, pengelolaan dan
pengembangan sarana pendukung lingkungan sekolah.
Dapat dilihat pula implikasi Pengelolaan Sekolah Berbasis
Lingkungan dalam menciptakan budaya sekolah berbasis
lingkungan di SMP Negeri 4 Kota Jambi dapat dilihat dari
perubahan perilaku seluruh warga sekolah baik siswa,guru dan
tenaga kependidikan lainnya yang berada di SMP Negeri 4 Kota
Jambi untuk melakukan budaya pelestarianlingkungan disekolah.
SMP Negeri 4 Kota Jambi juga mampu meningkatkan efisiensi
dalam pelaksanaan kegiatan operasional sekolah. Selain itudapat
meningkatkan penghematan sumber dana melalui pengurangan
sumber daya dan energi di SMP Negeri 4 Kota Jambi ini. Implikasi
lainnya juga tampak terlihat dari meningkatnya kondisi belajar
mengajar yang lebih nyaman dan lebih kondusif bagi seluruh warga
sekolah terutama siswa.
Banyak sekali keuntungan dan manfaat dari mengikuti
program Adiwiyata, dalam menjalankan pengelolaan sekolah
berbasisi lingkungan ini juga dapat dilihat langsung dari keadaan
sekolah yang sangat terjaga lingkungannya, baik dari mulai
gerbang sekolah hingga halaman belakang sekolah. Dapat juga
dilihat implikasinya dari lingkungan yang sudah tertata. Seperti RTH
nya (Ruang Terbuka Hijaunya ) hampir 30 % dari seluruh area
sekolah ada RTH nya, ada taman, kemudian Tong Sampah juga
lengkap dan ada dimana-mana, kantin yang terlihat kebersihannya
benar-benar terjaga, dan wc pun begitu. Ini semua karena seluruh
warga sekolah memiliki rasa peduli, dan mereka sadar bahwa
kebersihan dan lingkungan sehat itu perlu.
Terciptanya kondisi kebersamaan bagi seluruh warga
sekolah ini juga dapat dilihat dari dampaknya menjalankan program
Adiwiyata disekolah ini. SMP Negeri 4 Kota Jambi juga akan dapat
menghindari berbagai kerusakan dan resiko dampak lingkungan
disekitar wilayah sekolah. Sekolah bagi siswa pun tidak hanya
untuk mendapatkan ilmu pelajaran saja, namun sekolahnya disini
menjadi tempat pembelajaran bagi generasi mereka tentang
pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan
benar. Adapun Implikasi lain yang tak kalah penting dapat dilihat
dari SMP Negeri 4 Kota Jambi dapat penghargaan sekolah
Adiwiyata Tingkat Kota Jambi, tingkat provinsi jambi,tingkat
nasional bahkan telah mencapai tingkat Mandiri, dimana untuk
mencapai program Adiwiyata Mandiri SMP Negeri 4 Kota Jambi
harus membina 10 sekolah agar mengetahui program Adiwiyata.
Semua implikasi ini terwujud tanpa terlepas dari SMP Negeri 4 Kota
Jambi mengikuti program Adiwiyata dan menjalankan pengelolaan
sekolah berbasis lingkungan.

Dapat dilihat pula implikasi Pengelolaan Sekolah Berbasis


Lingkungan dalam menciptakan budaya sekolah berbasis lingkungan
di SMP Negeri 4 Kota Jambi dapat dilihat dari perubahan perilaku
seluruh warga sekolah baik siswa, guru dan tenaga kependidikan
lainnya yang berada di SMP Negeri 4 Kota Jambi untuk melakukan
budaya pelestarian lingkungan disekolah. SMP Negeri 4 Kota Jambi
juga mampu meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan
operasional sekolah. Selain itu dapat meningkatkan penghematan
sumber dana melalui pengurangan sumber daya dan energi di SMP
Negeri 4 Kota Jambi ini. Implikasi lainnya juga tampak terlihat dari
meningkatnya kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan lebih
kondusif bagi seluruh warga sekolah terutama siswa. Banyak sekali
keuntungan dan manfaat dari mengikuti program Adiwiyata, dalam
menjalankan pengelolaan sekolah berbasis lingkungan ini juga dapat
dilihat langsung dari keadaan sekolah yang sangat terjaga
lingkungannya, baik dari mulai gerbang sekolah hingga halaman
belakang sekolah, lingkungan yang sudah tertata. Seperti RTH nya
(Ruang Terbuka Hijaunya ) hampir 30 % dari seluruh area sekolah ada
RTH nya, ada taman, kemudian Tong Sampah juga lengkap dan ada
dimana-mana, kantin yang terlihat kebersihannya benar-benar terjaga,
dan wc juga terjaga kebersihannya.
Terciptanya kondisi kebersamaan bagi seluruh warga sekolah
ini juga dapat dilihat dari dampaknya menjalankan program Adiwiyata
disekolah ini. SMP Negeri 4 Kota Jambi juga akan dapat menghindari
berbagai kerusakan dan resiko dampak lingkungan disekitar wilayah
sekolah. Sekolah bagi siswa pun tidak hanya untuk mendapatkan ilmu
pelajaran saja, namun sekolahnya disini menjadi tempat pembelajaran
bagi generasi mereka tentang pemeliharaan dan pengelolaan
lingkungan hidup yang baik dan benar. Adapun Implikasi lain yang tak
kalah penting dapat dilihat dari SMP Negeri 4 Kota Jambi dapat
penghargaan sekolah Adiwiyata Tingkat Kota Jambi, tingkat provinsi
jambi, dan tingkat nasional. Penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Isnaeni bahwa pembiasaan hidup cinta
lingkungan melalui Green Club berdampak pada keasrian lingkungan
sekolah.142

Isnaeni,. Muhammad.Internalisasi Nilai-nilai pendidikan. Jurnal Al-Ta’lim,. Jilid 1 No 6


142

Nov.ember 2013.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan di bab sebelumnya, peneliti
dapat menarik beberapa kesimpulan sebagaimana yang tercantum
berikut, yaitu:
1. Kebijakan pelaksanaan program adiwiyata dalam pengelolaan
lingkungan SMP Negeri 4 Kota Jambi, SMP N 4 Kota Jambi ini
mendapatkan program Adiwiyata tingkat Mandiri itu pada tahun
2016. Dan sekarang sedang berjuang untuk memperoleh Asean
Eco School. Persiapan untuk meraih adiwiyata 2016 itu sebetulnya
juga bukan persiapan yang instant, namun persiapan yang
membutuhkan waktu cukup lama. Jauh sebelum tahun 2016 sudah
membuat persiapan yang cukup lama, bahkan dari tahun 2010
mempersiapkannya, namun gagal dan sekolah tidak menyerah
begitu saja. Dalam Pengelolaan Adiwiyata ini ada empat
karakteristik yang harus terpenuhi.
a) Karakteristik Kebijakan Sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 4
Kota Jambi
b) Karakteristik Kurikulum Berbasis Lingkungan Sekolah
Adiwiyata di SMP Negeri 4 Kota Jambi
c) Karakteristik Kegiatan Berbasis Partisipatif Sekolah
Adiwiyata di SMP Negeri 4 Kota Jambi
d) Karakteristik Berbasis Pengelolaan Sarana Prasarana
Sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 4 Kota Jambi
2. Faktor-Faktor Dan Nilai Dominan Dalam Pengelolaan Sekolah
Berbasis Lingkungan Di SMP Negeri 4 Kota Jambi Faktor
pendukung yang pertama adalah Kepemimpinam, kedua
partisipatif, ketiga kekompakan yaitu kekompakan seluruh warga
sekolah, Keempat Pembangunan berkelanjutan. Adapun nilai-nilai
dominan yang ada dalam menjalankan sekolah berbasis

122
lingkungan.Dari pengamatan yang tampak seluruh warga sekolah
SMP Negeri 4 Kota Jambi memiliki rasa Peduli yang cukup
tinggi.Peduli terhadap lingkunganlah salah satu nilai utama untuk
mengelola sekolah berwawasan lingkungan di SMP Negeri 4 Kota
Jambi ini.
3. Implikasi Pengelolaan Sekolah Berbasis Lingkungan Dalam
Menciptakan Budaya Sekolah Berbasis Lingkungan Di SMP
Negeri 4 Kota Jambi Implikasinya setelah membuat programnya,
kita bisa lihat implikasinya dari lingkungan yang sudah tertata.
RTH nya (Ruang Terbuka Hijaunya ) yang tampak, hampir 30 %
dari seluruh areal sekolah ada RTH nya, ada taman, kemudian
Tong Sampah juga lengkap dan ada dimana-mana, kantin yang
bersih dan wc yang bersih, karena semuanya peduli. Sekolah ini
juga bersamaan dengan berhasilnya Adiwiyata sekolah juga
mendapat Anugerah Sekolah Sehat Tingkat Provinsi, Implikasi
dari Adiwiyata ini salah satunya juga adalah Sekolah Sehat.
B. Implikasi
Implikasi Pengelolaan Sekolah Berbasis Lingkungan dalam
menciptakan budaya sekolah berbasis lingkungan di SMP Negeri 4 Kota
Jambi dapat dilihat dari perubahan perilaku seluruh warga sekolah baik
siswa,guru dan tenaga kependidikan lainnya yang berada di SMP Negeri
4 Kota Jambi untuk melakukan budaya pelestarianlingkungan disekolah.
SMP Negeri 4 Kota Jambi juga mampu meningkatkan efisiensi dalam
pelaksanaan kegiatan operasional sekolah. Selain itudapat meningkatkan
penghematan sumber dana melalui pengurangan sumber daya dan energi
di SMP Negeri 4 Kota Jambi ini. Implikasi lainnya juga tampak terlihat dari
meningkatnya kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan lebih
kondusif bagi seluruh warga sekolah terutama siswa.
Dapat juga dilihat implikasinya dari lingkungan yang sudah tertata.
Seperti RTH nya (Ruang Terbuka Hijaunya ) hampir 30 % dari seluruh
area sekolah ada RTH nya, ada taman, kemudian Tong Sampah juga
lengkap dan ada dimana-mana, kantin yang terlihat kebersihannya benar-
benar terjaga, dan wc pun begitu. Ini semua karena seluruh warga
sekolah memiliki rasa peduli, dan mereka sadar bahwa kebersihan dan
lingkungan sehat itu perlu.
Adapun Implikasi lain yang tak kalah penting dapat dilihat dari SMP
Negeri 4 Kota Jambi dapat penghargaan sekolah Adiwiyata Tingkat Kota
Jambi, tingkat provinsi jambi,tingkat nasional bahkan telah mencapai
tingkat Mandiri, dimana untuk mencapai program Adiwiyata Mandiri SMP
Negeri 4 Kota Jambi harus membina 10 sekolah agar mengetahui
program Adiwiyata. Semua implikasi ini terwujud tanpa terlepas dari SMP
Negeri 4 Kota Jambi mengikuti program Adiwiyata dan menjalankan
pengelolaan sekolah berbasis lingkungan.
C. Rekomendasi
1. Kepada Siswa
Berusaha mempertahankan dan meningkatkan tindakan-
tindakan peduli lingkungan dengan senantiasa mengikuti dan
melaksanakan program-program pendukung implementasi nilai peduli
lingkungan yang ada di sekolah dengan penuh tanggung jawab dan
semaksimal mungkin agar menjadi kebiasaan, kebutuhan, dan karakter
dalam diri masing-masing. Meningkatkan budaya saling mengingatkan
antarsiswa dalam kegiatan peduli lingkungan.
2. Kepada Guru
Selalu meningkatkan perhatian terhadap nilai peduli lingkungan
dan paradigma bahwa lingkungan juga merupakan hal penting yang
perlu mendapat perhatian serta menjadi tempat pembelajaran bagi
siswa sekalipun ada kesibukan guru dalam mengajar di kelas. Lebih
meningkatkan keteladanan diri dalam hal peduli lingkungan agar siswa-
siswa mengikuti dan menjadi budaya, dan selalu meningkatkan
konsistensi dalam menjalankan program pendukung, kesepakatan
kelas yang sudah ada/dibuat, memberikan hukuman maupun
penghargaan kepada siswa berkaitan dengan nilai peduli lingkungan.
3. Kepada kepala sekolah
Senantiasa berupaya untuk tetap dan terus meningkatkan
kualitas diri dalam menjadi role model nilai peduli lingkungan bagi
warga sekolah lain. Meningkatkan intensitas dalam merangkul,
melaksanakan, dan melakukan evaluasi keterlaksanaan program-
program sekolah yang berkaitan dengan implementasi nilai peduli
lingkungan.
D. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan saran
yang dapat berarti bagi seluruh warga SMP Negeri 4 Kota jambi untuk
dapat terus mempertahankan kegiatan-kegiatan yang peduli lingkungan
dan berbudaya lingkungan. Selalu tanamkan untuk menerapkan nilai-nilai
cinta dan peduli lingkungan pada sekolahnya. Pengajaran yang berbasis
lingkungan dan kesadaran warga sekolah dan pentingnya lingkungan
merupakan bagian terpenting dari sekolah berwawasan lingkungan hidup.
Tetap selalu kompak dalam membangun dan menjalankan pengelolaan
sekolah. Dan selalu semangat terus untuk menjalankan pengelolaan
sekolah berbasis lingkungan pada sekolah adiwiyata nasional yang
semoga akan disegerakan mendapat gelar adiwiyata mandiri dan semoga
nantinya akan bisa mencapai gelar Adiwiyata tingkat Asean Eco School.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama, Al-Quran dan Terjemahnya. Bandung: Departemen


Agama RI. 2015

Al-Anwari, M.A. Strategi pembentukkan karakter peduli lingkungan di


sekolah Adiwiyata mandiri. Jurnal TA’DIB, XIX(02), 227-252.
Retrieved from http//jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/tadip, 2014.

Aan Najib. Nilai-nilai peduli lingkungan hidup dalam Al-Quran. Artikel


Prosiding Halaqah & Seminar Internasional Pendidikan Islam, FTK
UINBY, 331-343. Retrieved from
http//digilib.uinby.ac.id/6497/2/24.%20%Nilainilai%20%Pendidikan
%20Lingkungan.pdf, 2015.

Adam, Ahmad Fajarisma Budi.(2014). “Analisis Implementasi Kebijakan


Kurikulum Berbasis Lingkungan Hidup Pada Program Adiwiyata
Mandiri di SDN Dinoyo Malang”. Jurnal Kebijakan dan
Pengembangan Pendidikan (Volume 2, Nomor 2, Juli 2014)

Arif Rohman. (2009). Politik Ideologi Pendidikan. Yogyakarta: LaksBang


Mediatama Yogyakarta

Arikunto, S. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2005.

Arikunto, S. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rhineka Cipta., 2010.

Binekdita, L.S. Pelaksanaan manajemen berbasis lingkungan. Seminar


Nasional evaluasi pendidikan (SNEP) 2, 782-789. ISBN 978-602-
14215-5-0, 2014.

Bustamin, I. Dorongan Al-Quran dalam menjaga lingkungan. Diakses


dari:http://hbis.wordpress.com/2007/11/23/perintahalqur%E2%80%
99an-tentang-menjaga/, 2007.

Creswell, John W. Educational Research Design Pendekatan Kualitatif,


Kuantitatif, dan Mixed, Edisi Ketiga. Bandung: Pustaka Pelajar,
(2008).

Desfandi,M. Mewujudkan masyarakat berkarakter peduli lingkungan


melalui program adiwiyata.SOSIO DIDAKTIKA: Social Science
Education Journal.(1), 2015, 31-37. doi:10.15408/ sd.v2i1.1661,
2015.

Ela Nurhayati. Implementasi Kurikulum Berbasis Lingkungan di Sekolah


Adiwiyata (Studi Kasus di SMP Negeri 16 Surabaya), 2015

126
E-book: Anonimous, Panduan Adiwiyata Sekolah Peduli dan Berbudaya
Lingkungan 2013 (Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup,2012)

E-Journal;Tri Rismawati., Efektivitas Program Adiwiyata Sebagai Upaya


Penanaman Rasa Cinta Lingkungan di SMP Negeri 3 Malang,
(Malang: Universitas Negeri Malang,2013

Emzir. (2012). Metodologi penelitian kualitatif analisis data. Jakarta: PT


Raja Grafindo Persada.

Ellen Landriany. Implemetasi Kebijakan Adiwiyata Dalam Upaya


Mewujudkan Pendidikan Lingkungan Hidup Pada Sekolah
Menengah Atas Kota Malang Tahun 2014. (Jurnal Kebijakan dan
Pengembangan Pendidikan Volume 2, Nomor 1, Januari 2014; 82-
88 ISSN: 2337-7623; EISSN: 2337-761).

Gunawan, Z. (Pengembangan program Adiwiyata dalam mewujudkan


sekolah dan berbudaya lingkungan. Pedagogik; jurnal pendidikan.
3(2), 82-95. Retrieved from
http//pedagogik.jurnal.iainuruljadid.ac.id, 2016.

Hamalik ,Oemar. Dasar-dasar pengembangan kurikulum. Bandung:


Rosdakarya, 2013.

Hasan Basri & Tatang, Kepemimpinan Pendidikan. (Bandung: Pustaka


Setia, 2015),

Haritini, S., Somakim., Kesumawati,N. Desain Pembelajaran Materi


Pengolahan Data Menggunakan Konteks Adiwiyata Melalui
Pendekatan PMRI. Pembelajaran Materi Pengolahan. II (2). ISSN
2355-0074, 2015.
Hidayati, N., Taruna,T., Purnaweni, H Perilaku Warga Sekolah Dalam
Program Adiwiyata.Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan
Sumberdaya Alam dan Lingkungan.ISBN 978-602-17001-1-2,
2013.

Ibrahim Bafadal. (2008). Manajemen Perlengkapan Sekolah: Teori dan


aplikasinya. Jakarta: Bumi aksara

Ika Maryani. Evaluasi Pelaksanaan Program Sekolah Adiwiyata Ditinjau


Dari Aspek Kegiatan Partisipatif Di Sdn Ungaran I Yogyakarta
Tahun 2014. (Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Jilid 1,
Nomor 3, April 2014).

127
Isnaeni,. Muhammad.Internalisasi Nilai-nilai pendidikan. Jurnal Al-Ta’lim,.
Jilid 1 No 6 Nov.ember 2013.

Jamaluddin., Wilda F. Awliya R, Adiwiyata school: between promoting


environmental awareness and winning awards (3rd Asian Education
Symposium (AES 2018)

J.A. Palmer, Environmental education in the 21st century: Theory,


practice, progress, and promise. Routledge, 2002.

Jonathan Sarwono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Junaidi, Sumadi, Sowiyah, “Manajemen Sekolah Standar Nasional (Studi


Kasus pada SMKN1 Kota Bumi Lampung) dalam JMMP,
http:jurnal.fkip.unila.ac.id/indeks.php/JMMP/article/ view/1918 12

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan. 2011. Panduan adiwiyata sekolah peduli dan
berbudaya lingkungan. E-Book.

Landriany, E. Implementasi kebijakan Adiwiyata dalam upaya


mewujudkan pendidikan lingkungan hidup. Jurnal kebijakan dan
pengembangan pendidikan 2, 82-88. ISSN:2337-7623; EISSN:
2337-7615, 2014.
Lina, M., Suib, M., Radiana,U. Pengelolaan sekolah Adiwiyata oleh kepala
sekolah. Jurnal pendidikan dan pembelajaran 5(10). Retrieved from
http//media.neliti.com, 2016.

Machali, I., & Hidayat, A. The handbook of education management.


Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2016.

Moleong, J.L. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2014.

Monalisa. Program Adiwiyata dalam pengelolaan lingkungan sekolah,


(2012)

Muhammad Wildan Habibi. Implementasi Program Adiwiyata Dalam


Membentuk Karakter Peduli Lingkungan Pada Siswa. Tesis
Magister Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang,
Tahun 2018.

Panduan Pelatihan Dan Penilaian Pelaksanaan Program Adiwiyata yang


dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (2012)

128
Petter,S & Yenny,S. Kamus bahasa Indonesia kontemporer. Jakarta:
Modern English Press. (2002)

Prihatin, E. Manajemen peserta didik. Bandung: Alfabeta, 2011.

Riza,dkk. Management of demography education and environment


program to realize the adiwiyata school.A-Artikel-Riza.pdf, 2017.

Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT RajaGrafindo


Persada

Sugiyono. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. (Bandung:


Alfabeta, 2011),

Suharsimi Arikunto. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

Suryosubroto. (2004). Manajemen Pendidikan Sekolah. Jakarta: PT


Rineka Cipta,
Sanafiah Faisal. Penelitian Kualitatif. Dasar-Dasar dan Aplikasi (Malang:
Yayasan Asah Asih, 2006)

Sopiah. Perilaku organisasional. Yogyakarta: Andi Offset, 2009

Sudiyono. (2007). Dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan


Pendidikan. Buku Ajar. Tidak diterbitkan. Yogyakarta: FIP UNY

Sudjana. Penilaian hasil proses belajar mengajar. PT: Remaja


Rosdakarya :2006.

Sudjana, Metoda Statistika (Bandung: Tarsito, 2005)


Suharsimi Arikunto. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2013.

Sugiyono. Memahami penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2015

Susi J Silaban. Implementasi Program Adiwiyata (Studi Pada Smp Negeri


20 Pekan Baru).Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017.

Suryosubroto. (2004). Manajemen Pendidikan Sekolah. Jakarta: PT


Rineka Cipta

Syaiful Sagala. Manajemen strategic dalam penigkatan mutu pendidikan


(Bandung: Alfabeta, 2007)

129
Syamsuddin, Perencanaan fungsi-fumgsi manajemen dalam
meningkatkan mutu pendidikan. Jurnal Idaarah, 1(1), Juni 2007

Theresia Melania Sudarwati. Implementasi Kebijakan Pendidikan


Lingkungan Hidup Sekolah Menengah Atas Negeri 11 Semarang
Menuju Sekolah Adiwiyata. Tesis Magister Universitas Diponegoro
Semarang Tahun 2012

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.


(2013). Manajemen Pendidikan. Bandung:Alfabeta

Tim Adiwiyata Tingkat Nasional. Panduan Adiwiyata. Jakarta, 2012.

Tim Dosen AP UPI. Manajemen pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2009

Tim Dosen AP UPI.. Manajemen pendidkan. Bandung: Alfabeta, 2011

Tim MKU PLH, Buku Ajar Pendidikan Lingkungan Hidup, (Semarang:


Universitas Negeri Semarang, 2014)

Tim Penyusun. Panduan penulisan Tesis dan Disertasi. Pascasarjana UIN


Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2017

Undang-undang RI, No.32 tahun 2009, perlindungan dan pengelolaan


lingkungan hidup, bab X pasal 65poin 4

Wahyuhadi, U. Pengelolaan sekolah adiwiyata.Naskah Publikasi,1-22.


Retrieved from http//eprints.ums.ac.id>Naskah_Publikasi.pdf, 2012

Yuni Krisnawati. The Implementation of 6M Based Waste Management


Module to Support Adiwiyata School Program. ( Journal of Studies
in Education ISSN 2162-6952 2015, Vol. 5, No. 1

130
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran I

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(CURRICULUM VITAE)

Wilda Fahliza dilahirkan di Kota Jambi, pada 13


Oktober 1996. Putri pertama dari Bapak
Achmadi dan Farida Hanum.

Riwayat Pendidikan
Memperoleh Sarjana Pendidikan dari Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi pada tahun 2018, ijazah Sekolah
Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Kuala Tungkal pada tahun 2014,
Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Pengabuan pada tahun
2011 dan memperoleh ijazah Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 049
Kwala Begumit Binjai pada tahun 2008.

Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja yaitu sebagai Kepala Kelompok Bermain
Yayasan Mukti TamaKec. Kota Bbaru Jambi pada tahun 2019.

Jambi, 03 November 2020

Penulis

Wilda Fahliza
NIM.MMP. 18.2890

131
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

JUDUL :IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DALAM


PENGELOLAAN LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA NEGERI 4 KOTA JAMBI

A. Pedoman Observasi
Metode ini penulis gunakan untuk melihat secara langsung
lokasi penelitian serta mencatat hal-hal yag berkenaan dengan
pengelolaan sekolah berbasis lingkungan. Adapun alasan penulis
memilih metode observasi karena penulis ingin mengetahui terlebih
dahulu lokasi dan hal-hal yag berkaitan dengan masalah penelitian.
1. Pengamatan terhadap Kondisi fisik sekolah, seperti bentuk
gedung sekolah, kondisi bangunan, halaman sekolah, pagar
sekolah, kamar kecil, kantin, UKS, dan tempat parkir.
2. Pengamatan terhadap kegiatan pengelolaan sekolah berbasis
lingkungan.
3. Pengamatan terhadap menggunakan media cetak seperti
brosur, surat kabar untuk menyebarkan informasi tentang SMP
N 4 Kota Jambi.
4. Pengamatan terhadap menggunakan media elektronik seperti
radio, internet dalam menyebarkan informasi.
5. Pengamatan terhadap menggunakan media internet seperti
website sebagai sarana dalam menyebarkan informasi tentang
SMP N 4 Kota Jambi.
6. Pengamatan terhadap prilaku hidup sehat dan bersih terhadap
pimpinan dan guru SMP N 4 Kota Jambi.
B. Pedoman Wawancara
1. Kepala Sekolah
a. Bagaimana persiapan sekolah untuk mencapai sekolah
adiwiyata ?
b. Perencanaan apa saja yang dilakukan sehingga bisa
mencapai sekolah adiwiyata?

132
c. Pengorganisasian yang bagaimana yang dilakukan sehingga
bisa mencapai sekolah adiwiyata?
d. Penerapan apa yang dilakukan sehingga bisa mencapai
sekolah adiwiyata?
e. Pengawasan seperti apa yang dilakukan sehingga bisa
mencapai sekolah adiwiyata?
f. Apa saja faktor-faktor yang menjadi pendukung dalam
pengelolaan sehingga bisa mencapai sekolah adiwiyata?
g. Nilai dominan apa yang bisa membuat pengelolaan sekolah
berbasis lingkungan adiwiyata ini?
h. Apa penghambat dari pengelolaan sekolah berbasis
lingkungan ini?
i. Apa implikasi pengelolaan sekolah berbasis lingkungan
dalam menciptakan budaya sekolah yang berbasis
ligkungan?
2. Wakil Kepala Sekolah
a. Bagaimana persiapan sekolah untuk mencapai sekolah
adiwiyata ?
b. Perencanaan apa saja yang dilakukan sehingga bisa
mencapai sekolah adiwiyata?
c. Pengorganisasian yang bagaimana yang dilakukan sehingga
bisa mencapai sekolah adiwiyata?
d. Penerapan apa yang dilakukan sehingga bisa mencapai
sekolah adiwiyata?
e. Pengawasan seperti apa yang dilakukan sehingga bisa
mencapai sekolah adiwiyata?
f. Apa saja faktor-faktor yang menjadi pendukung dalam
pengelolaan sehingga bisa mencapai sekolah adiwiyata?
g. Nilai dominan apa yang bisa membuat pengelolaan sekolah
berbasis lingkungan adiwiyata ini?

133
h. Apa penghambat dari pengelolaan sekolah berbasis
lingkungan ini?
i. Apa implikasi pengelolaan sekolah berbasis lingkungan
dalam menciptakan budaya sekolah yang berbasis
ligkungan.
3. Guru
a. Peranan apa yang bapak/ibu guru berikan kepada siswa
sehingga bisa ikut serta dalam menyukseskan sehingga
menjadi sekolah berbasis lingkungan?
b. Contoh penerapan yang seperti apa bapak/ibu guru lakukan
sehingga bisa mendidik siswa untuk bisa sama-sama
berperan dalam menjaga lingkungan?
4. Masyarakat/stakeholder/wali
a. Peran apa yang dapat bapak/ibu berikan dalam menunjang
program peduli lingkungan sehingga bisa mencapai sekolah
adiwiyata?
b. Apa tanggapan bapak/ibu terhadap sekolah ini setelah bisa
berhasil merujuk kepada sekolah sehat dan berwawasan
lingkungan?
5. Pemerintah
a. Pembinaan yang bagaimana bapak/ibu lakukan terhadap
sekolah menengah pertama negeri 4 kota jambi dalam
mencapai gelar sekolah adiwiyata?
6. Siswa
a. Peran apa yang siswa/siswi lakukan dalam mewujudkan
sekolah adiwiyata sehingga bisa mencapai sekolah
adiwiyata?
b. Penerapan bagaimana yang selalu dilakukan oleh
siswa/siswi sekolah dalam menjaga sekolah berbasis
lingkungan?

134
C. Pedoman Dokumentasi
1. Sejarah singkat berdirinya SMP N 4 Kota Jambi
2. Visi, Misi dan Tujuan SMP N 4 Kota Jambi
3. Letak geografis SMP N 4 Kota Jambi
4. Struktur organisasi SMP N 4 Kota Jambi
5. Program kerja Waka Kurikulum SMP N 4 Kota Jambi
6. Keadaan guru, siswa, dan karyawan
7. Sarana dan prasarana
8. Dokumen SMP N 4 Kota Jambi terutama yang berkaitan
adiwiyata
9. Foto lingkungan sekolah
10. Foto pembinaan adiwiyata
11. Foto prestasi
12. Foto kegiatan pengelolaan lingkungan sekolah
13. Hasil dokumen dan foto notulen rapat tentang pengelolaan
adiwiyata

135
L
A
M
P
I
R
A
N
136
DOKUMEN WAWANCARA

Setelah Wawancara Bersama Bapak Kepala Sekolah

Wawancara bersama siswa Wawancara Bersama Guru

Wawancara bersama PembinaAdiwiyata Dispen Wawancarabersama Pembina AdiwiyataDLH

137
Wawancara bersama Waka Humas Wawancara bersama stakeholder

138
DOKUMEN OBSERVASI

139
140
DOKUMENTASI KEGIATAN
Kantin Kejujuran

Kantin Sekolah

Kegiatan Ngajar Mengajar

Kegiatan Daur Ulang Sampah

141
Kegiatan olahraga

Kegiatan biopori

Kegiatan bank sampah

142
143
144

Anda mungkin juga menyukai