Kelompok 5 - Aliran-Aliran Pendidikan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 4

ALIRAN – ALIRAN PENDIDIKAN

Disusun oleh :

KELOMPOK 5

AISYA MAHARANI (200403501029)

FITRI RAMADHANI (200403501034)

DEWA SAPUTRA (200403502021)

MAGFIRAH AULIYAH (200403500010)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2020
ALIRAN – ALIRAN PENDIDIKAN

Secara umum, pendidikan diartikan sebagai usaha manusia untuk membina


kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dan budaya masyarakat. Bagaimana pun
sederhananya peradaban suatu masyarakat, di dalamnya pasti berlangsung suatu proses
pendidikan, sehingga sering dikatakan bahwa pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat
manusia.

Sejak manusia menghendaki kemajuan dalam kehidupan, maka sejak itu timbul
gagasan untuk melakukan pengalihan, pelestarian dan pengembangan kebudayaan melalui
pendidikan. Pendidikan di dalam masyarakat senantiasa menjadi perhatian utama dalam
rangka memajukan kehidupan generasi yang sejalan dengan tuntutan, perkembangan dan
kemajuan masyarakat dari zaman ke zaman. Mengingat perkembangan kehidupan dan
pelaksanaan pendidikan bersifat dinamis, maka gagasan-gagasan yang muncul pun bersifat
dinamis (sesuai dengan alam pikir dan dinamika manusianya). Kondisi akhirnya mendorong
lahirnya aliran-aliran dalam pendidikan.

Aliran-aliran dalam pendidikan perlu dikuasai oleh para calon pendidik karena
pendidikan tidak cukup dipahami hanya melalui pendekatan ilmiah yang bersifat parsial dan
deskriptif saja, melainkan perlu dipandang pula secara holistik (menyeluruh). Menurut
Tirtarahardja & Sulo, aliran-aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia,
karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang
memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya. Di dalam kepustakaan tentang
aliranaliran pendidikan, pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimulai dari zaman
Yunani kuno sampai kini, dikenal dengan istilah rumpun aliran klasik dan aliran (gerakan)
baru.

Pada setiap aliran pendidikan memiliki pandangan yang berbeda dalam memandang
perkembangan manusia. Hal ini berdasarkan atas faktor-faktor dominan yang dijadikan
sebagai dasar pijakan bagi perkembangan manusia. Untuk memberikan gambaran yang lebih
utuh, berikut aliran dalam pendidikan.

1. Aliran Empirisme
Tokoh utama aliran ini adalah filsuf Inggris bernama John Lock yang
mengembangkan paham Rasionalisme pada abad ke 18. Teori ini mengatakan bahwa
anak yang lahir ke dunia dapat diumpamakan seperti kertas putih yang kosong yang
belum ditulisi atau dikenal dengan istilah “tabularasa” (a blank sheet of paper). Aliran
Empirisme merupakan aliran yang mementingkan stimulasi eksternal dalam
perkembangan manusia.
Aliran ini menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung pada lingkungan,
sedangkan pembawaan yang dibawanya dari semenjak lahir tidak dipentingkan.
Pengalaman yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya.
Aliran Empirisme dipandang sebagai aliran yang sangat optimis terhadap pendidikan,
sebab aliran ini hanya mementingkan peranan pengalaman yang diperoleh dari
lingkungan.
Menurut pandangan empirisme pendidikan memegang peranan yang sangat
penting sebab pendidik dapat menyediakan lingkungan pendidikan kepada anak dan akan
diterima oleh anak sebagai pengalaman. Aliran empiris dipandang berat sebab hanya
mementingkan peranan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Sedangkan
kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dianggap tidak menentukan.

2. Aliran Nativisme
Menurut paham ini, dengan tokohnya seorang filsuf JermanSchopenhauer (1788-
1860), dikatakan bahwa anak-anak yang lahir ke dunia sudah memiliki pembawaan atau
bakatnya yang akan berkembang menurut arahnya masing-masing. Pembawaan tersebut
ada yang baik dan ada pula yang buruk.
Aliran Nativisme menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor
lingkungan, termasuk factor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan
anak. Hasil pekembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh
sejak kelahiran. Hasil pendidikan tergantung pada pembawaan.
Bagi nativisme, lingkungan sekitar tidak ada artinya sebab lingkungan tidak
bedaya dalam mempengaruhi perkembangan anak.
Penganut pandangan ini menyatakan bahwa jika anak mempunyai pembawaan
jahat maka dia akan menjadi jahat, sebaliknya kalau anak itu pembawaannya baik maka
dia akan menjadi baik. Pembawaan baik dan buruk ini tidak diubah oleh kekuatan dari
luar.

3. Aliran Konvergensi
Konvergensi artinya titik pertemuan. Pelopor aliran Konvergensi adalah William
Stern(1871- 1939), seorang ahli ilmu jiwa berkebangsaan Jerman. Ia mengatakan
bahwa seseorang terlahir dengan pembawaan baik dan juga dengan pembawaan buruk.
Ia pun mengakui bahwa proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun
faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting.
Aliran ini menyampaikan bahwa bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan
berkembang dengan baik tanpa adanya lingkungan yang sesuaidengan perkembangan
bakat itu. Sebaliknya, lingkungan yang baik pun sulit mengembangkan potensi anak
secara optimal apabila tidak terdapat bakat yang diperlukan bagi perkembangan yang
diharapkan anak tersebut.

4. Aliran Naturalisme
Paham Naturalisme dipelopori oleh seorang filsuf Prancis J.J. Rousseaue yang
muncul pada abad ke-18. Nature dalam bahasa latin memiliki makna Alam.
Rousseaue berpendapat setiap anak yang baru dilahirkan pada hakikatnya memiliki
pembawaan baik. Namun pembawaan baik yang terdapat pada setiap anak itu akan
berubah sebaliknya karena dipengaruhi oleh lingkungan. Lingkungan tersebut dapat
berupa, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, atau lingkungan masyarakat di
sekitar dimana anak tumbuh dan berkembang.
Rousseaue berpendapat setiap anak yang baru dilahirkan pada hakikatnya memiliki
pembawaan baik. Namun pembawaan baik yang terdapat pada setiap anak itu akan
berubah sebaliknya karena dipengaruhi oleh lingkungan. Lingkungan tersebut dapat
berupa, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, atau lingkungan masyarakat di
sekitar dimana anak tumbuh dan berkembang.
Oleh karena itu, di sini jelas bahwa Rosseaue tidak berharap pada pendidikan.
Dengankata lain sekolah tidak perlu ada. Ia menginginkan perkembangan anak
dikembalikan ke alam yang mengembangkan anak secara wajar karena hanya alamlah
yang paling tepat menjadi guru.

Anda mungkin juga menyukai