Tulisan ini memberikan rekomendasi tentang penulisan hukum yang baik dan benar, seperti penggunaan poin-poin bulleted, kata pengait antarparagraf, bahasa hukum yang sederhana namun tetap menggunakan istilah hukum, serta hindari plagiasi. Tulisan ini juga membahas struktur legal opinion sederhana yang terdiri atas empat bagian dan legal opinion kompleks yang menganalisis berbagai aturan hukum secara paralel.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
264 tayangan2 halaman
Tulisan ini memberikan rekomendasi tentang penulisan hukum yang baik dan benar, seperti penggunaan poin-poin bulleted, kata pengait antarparagraf, bahasa hukum yang sederhana namun tetap menggunakan istilah hukum, serta hindari plagiasi. Tulisan ini juga membahas struktur legal opinion sederhana yang terdiri atas empat bagian dan legal opinion kompleks yang menganalisis berbagai aturan hukum secara paralel.
Tulisan ini memberikan rekomendasi tentang penulisan hukum yang baik dan benar, seperti penggunaan poin-poin bulleted, kata pengait antarparagraf, bahasa hukum yang sederhana namun tetap menggunakan istilah hukum, serta hindari plagiasi. Tulisan ini juga membahas struktur legal opinion sederhana yang terdiri atas empat bagian dan legal opinion kompleks yang menganalisis berbagai aturan hukum secara paralel.
Tulisan ini memberikan rekomendasi tentang penulisan hukum yang baik dan benar, seperti penggunaan poin-poin bulleted, kata pengait antarparagraf, bahasa hukum yang sederhana namun tetap menggunakan istilah hukum, serta hindari plagiasi. Tulisan ini juga membahas struktur legal opinion sederhana yang terdiri atas empat bagian dan legal opinion kompleks yang menganalisis berbagai aturan hukum secara paralel.
Universitas Gadjah Mada Semester Genap Response Paper: Penulisan Hukum Di dalam tulisan paper tersebut, pada bagian awal dijelaskan mengenai beberapa rekomendasi mengenai tata cara penulisan hukum yang baik dan benar. Rekomendasi tersebut diantaranya adalah: Rekomendasi pertama, mengenai kerangka tulisan yang harus merefleksikan isi tulisan penulis. Poin penting yang dapat dicermati dari bagian ini, adalah tata cara penulisan pada umumnya menggunakan jenis huruf italics, bold, dan underlined untuk bagian-bagian yang perlu penekanan. Namun, meskipun tata cara penggunaan jenis tulisan tersebut adalah hal yang umum, masukkan cenderung lebih sering menggunakan points of bullet, seperti a,; poin b; poin c;...dst. penyampaian informasi menggunakan points off bullet dianggap sebagai penyampai informasi yang baik, efektif, serta mudah dimengerti. Rekomendasi kedua, Tentang membuat pembaca mudah memahami teks berdasarkan hubungan antar kalimat. Setiap paragraf dalam suatu teks hukum perlu memiliki keterkaitan terhadap teks secara keseluruhan. Kata pengait dalam setiap paragraph dapat membantu memudahkan pembaca. contohnya kata pengait: akibatnya; oleh karena itu, maka; sebaliknya; pertama-tama, sebagai kesimpulan; sebagai contoh;... dan sebagainya. Rekomendasi ketiga, merupakan penghindaran penggunaan ejaan/tata bahasa yang tidak tepat. Penggunaan acuan kamus bahasa Indonesia atau bahasa hukum perlu diimplementasikan agar menghasilkan kata tepat dan akurat. Penekanan agar advokat konsisten dalam menggunakan kata- kata dalam tulisannya. Rekomendasi keempat, penggunaan bahasa hukum dan formal secara seimbang. Dalam menulis teks hukum, perlu di hindari penggunaan bahasa yang membingungkan. Penggunaan bahasa yang sederhana dalam menyusun teks hukum, akan membantu orang awam untuk lebih mudah memahami suatu naskah, namun cara ini tidak dengan menghilangkan sama sekali istilah hukum yang terkadang memang sengaja dirumuskan agar tidak terjadi kesalahan penafsiran. Rekomendasi kelima, menggunakan kata-kata hukum ketika kesulitan menemukan kata yang tepat. Seperti contoh ketika ingin mengatakan seseorang itu melakukan perbuatan melawan hukum, maka dapat di gunakan bahasa hukum “ onrechmatige daad.” Penggunaan bahasa bahasa Hukum, adalah penggunaan yang sangat berlaku umum sehingga bukan merupakan plagiasi. Rekomendasi keenam, Tidak melakukan plagiasi. Ketika terdapat kesulitan dalam menjabarkan argumentasi ke dalam teks, dilarang menggunakan argumentasi yang ditemukan dari naskah orang lain. Namun, menggunakan argumentasi orang lain untuk menjustifikasi argumentasi milik diri sendiri itu bukan plagiasi, selama referensi tersebut secara lengkap dan rinci. Etika dalam melakukan modifikasi kalimat tidak boleh mengurangi esensi kalimat aslinya. Rekomendasi ketujuh, Menggunakan kalimat yang paling netral ketika terdapat banyak pilihan untuk menjelaskan suatu hal yang sama. Formulasi kalimat harus bersifat netral dan tidak emosional, karena tata bahasa dan gaya bahasa seseorang merefleksikan emosi dan perasaan seseorang. Penulisan hukum harus mampu meyakinkan orang lain dengan penguatan argumentasinya, bukan keterlibatan perasaan atau emosional tertentu. Legal Opinion Sederhana: Dalam penyusunan legal Opinion sederhana,bertujuan untuk memberikan landasan hukum yang kuat atas pandangan hukum terhadap suatu kasus tertentu. Dalam pembuatan legal opinion sederhana secara garis besar terdapat empat bagian utama yaitu: pendahuluan; analisis aturan hukum; uji syarat (pengujian fakta), dan; kesimpulan. Legal Opinion Kompleks: Dalam penyusunan legal opinion yang lebih kompleks, hal ini digunakan ketika suatu kasus melibatkan berbagai aturan hukum yang terdapat konflik norma didalamnya. Ketika terdapat kondisi seperti ini dalam pembuatan legal opinion, analisis yang dilakukan dapat dikatakan analisis paralel. Menganalisa aturan satu persatu tu berdasarkan permasalahan hukum yang dikemukakan dalam bagian pendahuluan. Struktur legal opinion yang bersifat kompleks ialah: pendahuluan; analisis aturan hukum utama; analisis aturan hukum subsider; pengujian fakta utama; pengujian fakta subsider; pembuatan konklusi/kesimpulan.