TUGAS SESI 6 20210103018 Lea Puspita Wijanto

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MANAJEMEN STRATEGIK KJ101 Lea Puspita Wijanto

SESI 6 20210103018
Studi Kasus

CASE 34
Burger King (Mini Case)
J. David Hunger
Menurut hasil dari studi kasus saya, maka dapat disimpulkan:

IFE Matrix

Metode IFE Matrix. Metode IFE Matrix berupa factor-faktor internal perusahaan seperti
strength dan weakness. Penilaian dalam IFE Matrix ada 3 jenis, yaitu:

1. Pembobotan (weight) dan pemberian nilai (score) antara kriteria internal. Weight
didasarkan pada factor kepentingan terhadap proses/ ruang lingkup usaha di
perusahaan atau juga bisa disebut industrial based factor.
2. Rating adalah skala 1-4 dengan 1 sangat lemah dan 4 sangat kuat . rating didasarkan
pada factor pengaruh pada perusahaan/ jangka panjang atau yang disebut company
based factor.
3. Nilai terbobot atau weighted score adalah perkalian antara weight dan rating.

Tahapan dalam pembentukan matrix IFE adalah:

1. Menentukan beberapa factor internal (strength dan weakness) dengan urutan


penyusunan strength terlebih dahulu, baru weakness.
2. Memberikan weight 0 tidak penting sampai 1 sangat penting untuk setiap factor
yang diinput. Pembobotan tingkat relative kepentingan didasarkan pada visi misi
perusahaan / industrial based. Bobot akumulasi strength dan weakness harus
berjumlah 1.
3. Memberi rating 1 sangat lemah sampai 4 sangat kuat. Pemberian rating berdasarkan
company based untuk strength adalah 3 atau 4, sedangkan untuk weakness adalah
1 atau 2.
4. Melakukan perhitungan weighted score yaitu weight x rating.
TUGAS MANAJEMEN STRATEGIK KJ101 Lea Puspita Wijanto
SESI 6 20210103018
5. Menjumlahkan weighted score akumulasi strength & weakness untuk analisa IFE
perusahaan.

Input IFE Matrix Burger King:


IFE Matrix Burger King
Key Internal Factors Weight Rating Weighted Score
Strengths
1 Pelopor makanan junk food 0.05 3 0.15
2 Penetrasi pasar 0.13 3 0.39
3 Terdapat banyak menu variasi makanan lainnya 0.05 4 0.2 1.42
4 Makanan disukai konsumen 0.2 3 0.6
5 Daging burger yang lebih tebal 0.02 4 0.08
Weakness
1 Banyaknya industri makanan junk food 0.15 2 0.3
2 Bisnisnya Mudah Ditiru 0.07 2 0.14
3 Nilai gizi yang rendah 0.05 1 0.05 0.95
4 Kalori makanan tinggi dan tidak sehat 0.18 2 0.36
5 Harga cukup mahal 0.1 1 0.1
Total 1 2.37
Sesuai data diatas, akumulasi nilai terbobot untuk IFE Matrix Burger King adalah 2.37.

Dari table input IFE Matrix Burger King diatas, dapat dijelaskan bahwa:

1. Strength :
 Sebagai pelopor penyedia makanan junk food. Weight dalam hasil analisis saya
bernilai tidak penting, ratingnya kuat dan weighted scorenya bernilai 0.15.
 Penetrasi Pasar. Weightnya bernilai penting dan ratingnya bernilai kuat, sementara
weighted score bernilai 0.39.
 Terdapat banyak menu variasi makanan lainnya. Weight bernilai tidak penting,
rating sangat kuat dan weighted score bernilai 0.20.
 Disukai banyak kalangan masyarakat. Weight bernilai penting, rating kuat dan
weighted score 0.60.
 Daging burger yang lebih tebal. Weight tidak terlalu penting, rating sangat kuat dan
weighted score bernilai 0.08.

Total Strength bernilai 1.42.

2. Weakness:
TUGAS MANAJEMEN STRATEGIK KJ101 Lea Puspita Wijanto
SESI 6 20210103018
 Banyaknya industri makanan junk food lainnya. Weight penting, rating lemah dan
weighted score bernilai 0.30.
 Banyaknya pesaing yang mudah meniru bisnis tersebut. Weight tidak penting,
rating lemah dan wighted score 0.14.
 Jenis-jenis makanannya yang kurang memperhatikan nilai gizi. Weight tidak
penting, rating sangat lemah dan weighted scorenya 0.05.
 Lemak kalori makanan sangat tinggi dan tidak baik bagi kesehatan. Weight penting,
rating sangat lemah dan weighted score 0.36.
 Dengan harga yang cukup mahal apakah akan mengubah loyalitas pelanggan.
Weight tidak penting, rating sangat lemah dan weighted score 0.10.

Weakness bernilai 0.95.

EFE Matrix

Meliputi factor-factor external perusahaan yaitu Opportunities dan Threat. Urutan


penyusunan dimulai dari peluang/ Opportunities lalu dilanjutkan dengan ancaman / threats.
Langkah penyusunan EFE Matrix sama dengan IFE Matrix. Perbedannya adalah di ratingnya.
Dimana rating dalam Opportunities dan Threat dapat berupa 1 sangat lemah sampai 4 sangat kuat.
Jika dalam IFE Matrix terdapat batasan memberikan rating berdasarkan company based untuk
strength adalah 3 atau 4, sedangkan untuk weakness adalah 1 atau 2, dalam EFE Matrix tidak ada
batasan dalam memberikan rating pada Opportunities dan Threat.

Input EFE Matrix Burger King:


EFE Matrix Burger King
Key External Factors Weight Rating Weighted Score
Opportunities
1 Luasnya potensial pemasaran 0.07 2 0.14
2 Bisa dijadikan bisnis franchise 0.15 3 0.45
3 Mengembangkan menu makanan yang variatif 0.02 3 0.06 1.75
4 Tingginya tingkat ketergantungan pada junk food 0.05 2 0.1
5 Loyalotas pelanggan Burger King 0.25 4 1
Threats
1 Persaingan industri makanan junk food semakin ketat 0.07 2 0.14
2 Banyaknya tingkat pesaing 0.07 2 0.14
3 Adanya tekanan berbagai pihak 0.01 1 0.01 0.93
4 Banyak masyarakat beralih ke makanan yang lebih sehat 0.11 4 0.44
5 Meningkatnya harga bahan baku 0.1 2 0.2
Total 0.9 2.68
TUGAS MANAJEMEN STRATEGIK KJ101 Lea Puspita Wijanto
SESI 6 20210103018
Sesuai data diatas, akumulasi nilai terbobot untuk EFE Matrix Burger King adalah 2.68.

Dari table input EFE Matrix Burger King diatas, dapat dijelaskan bahwa:

1. Opportunities:
 Luasnya potensial pemasaran. Weight bernilai tidak penting, rating lemah dan
weighted score 0.14.
 Bisa dijadikan bisnis franchise. Weight tidak penting, rating kuat dan weighted
score 0.45.
 Mengembangkan menu makanan yang lebih bervariatif. Weight tidak penting,
rating kuat dan weighted score 0.06.
 Tingginya ketergantungan pada junk food. Weight tidak penting, rating cukup
lemah dan weighted score 0.10.
 Loyalitas konsumen Burger King dengan kenaikan harga. Weight penting, rating
sangat kuat dan weighted score 1.00.

Total Opportunities bernilai 1.75.

2. Threats:
 Persaingan antar restoran junk food semakin ketat. Weight tidak penting, rating
lemah, weighted score 0.14.
 Banyaknya tingkat pesaing. Weight tidak penting, rating lemah, weighted score
0.14.
 Adanya tekanan dari berbagai pihak. Weight tidak penting, rating sangat lemah
dan weighted score 0.01.
 Banyak konsumen beralih ke makanan yang lebih sehat. Weight tidak penting,
rating sangat kuat, weighted score 0.44.
 Meningkatnya harga bahan baku. Weight tidak penting, rating lemah, weighted
score 0.20.

Total Threats bernilai 0.93.

CPM Matrix
TUGAS MANAJEMEN STRATEGIK KJ101 Lea Puspita Wijanto
SESI 6 20210103018
Competitive Profile Matrix adalah Matrix identifikasi perushaan dengan pesaing yang
dilihat dari beberapa aspek yaitu strengtsh, weaknesses, opportunities dan threats (SWOT). Matrix
CPM mirip dengan EFE, namun lebih lengkap karena ditambah dengan faktor Internal strength
dan weakness.

Dalam analisis input CPM Matrix Burger King, saya akan memasukkan perusahaan
pesaingnya, yaitu Mc Donald’s, jadi CPM Matrixnya akan berisi 2 perusahaan yaitu Burger King
dan Mc Donald’s.

Input CPM Matrix Burger King:

Competitive Profile Matrix Burger King


Burger King Mc Donald's
Critical Succes Factors Weight Rating Score Rating Score
Sistem manajemen 0.15 1 0.15 3 0.45
Persaingan harga 0.1 1 0.1 1 0.1
Strategi pemasaran 0.1 2 0.2 3 0.3
Loyalitas konsumen 0.05 4 0.2 3 0.15
Menu yang bervariatif 0.1 4 0.4 4 0.4
Expansi global 0.2 4 0.8 4 0.8
Kualitas produk dan pelayanan 0.1 4 0.4 4 0.4
Total 0.8 2.25 2.6
Sesuai data diatas, terdapat 7 faktor yang saya pilih berdasarkan tingkat persaingan yang tinggi
dalam pemasaran. Analisa sebagai berikut:

1. Burger King mendapat rating lemah dalam sistem manajemen, persaingan harga dan
strategi pemasaran. Manajemen Burger King yang buruk mengakibatkan mereka
mengalami penurunan pendapatan sepanjang mereka berdiri. Strategi pemasaran yang
lemah dan kesalahan dalam memilih pangsa pasar. Dan mendapat rating kuat untuk
loyalitas konsumen, variasi menu, expansi global dan kualitas produk dan pelayanan. pada
tanggal 30 juni 2010 restoran memiliki atau mewaralabakan 12.174 restoran di 76 Negara
dan wilayah AS dimana 1.387 adalah milik perusahaan dan 10.787 dimiliki pewaralabaan,
daging burgernya lebih tebal, memiliki menu lainnya seperti Chicken Rice, beragam
minuman Soft drink dan float, es cream, coffee blend atau hot coffee dan French fries.

Total Score dari Burger King adalah 2.25.


TUGAS MANAJEMEN STRATEGIK KJ101 Lea Puspita Wijanto
SESI 6 20210103018
2. Mc Donald’s mendapat rating lemah pada persaingan harga, rating kuat dalam system
manajemen, strategi pemasaran dan loyalitas konsumen. Serta rating sangat kuat dalam
variasi menu, expansi global dan kualitas produk dan pelayanan. Mc.Donald adalah
perusahaan siap saji nomor 1 di dunia, dengan system manajemennya yang kuat dan kokoh,
Mc Donald’s juga berhasil menargetkan pangsa pasar dan mengembangkan bisnisnya
secara global.

Total score dari Mc Donald’s adalah 2.6.

Matching stage untuk strategi SWOT Matrix yaitu SO ST WO WT

SWOT Matrix adalah matrix strategi yang harus dilakukan dengan mengacu kepada
persilangan antara factor internal (strength dan weakness) dengan factor external (opportunities
dan threat). Komponen dalam SWOT Matrix:

1. Strategi SO: menggunakan strength yang ada di internal perusahaan untuk


mengambil opportunity dari external perusahaan.
2. Strategi WO: memperbaiki weakness di internal perusahaan dengan mengambil
manfaat dari opportunity di external perusahaan.
3. Strategi ST: menggunakan strength dari internal perusahaan untuk mengurangi/
menindak dampak threat dari external perusahaan.
4. Strategi WT: strategi bertahan untuk mengurangi weakness di internal perusahaan
dan menjauhi threat dari external perusahaan.

Berikut adalah input SWOT SO ST WO ST Matrix perusahaan Burger King:

Dari table SWOT Matrix diatas, dapat dijelaskan bahwa:


TUGAS MANAJEMEN STRATEGIK KJ101 Lea Puspita Wijanto
SESI 6 20210103018
1. Strategi SO: luasnya potensial pemasaran, dapat dijadikan bisnis franchise, dapat
mengembangkan variasi makanan, tingginya ketergantungan pada junk food dan
tingginya loyalitas konsumen pada Burger King.
2. Strategi WO: banyaknya peniruan, harga mahal tidak berdampak pada konsumen,
banyaknya industri junk food, makanan tidak bergizi dan tidak sehat.
3. Strategi ST: sebagai pelopor junk food, penetrasi market tinggi, banyak restoran
junk food lainnya, daging dan ukuran burger membuat Burger King beda dengan
yang lain dan konsumen menyukai makanan yang ditawarkan.
4. Strategi WT: persaingan industry junk food sangat ketat, banyak restoran yang
menawarkan burger lebih murah, inflasi menyebabkan bahan baku mahal, banyak
konsumen beralih ke makanan sehat dan banyaknya masalah kesehatan yang
ditimbulkan seperti obesitas.

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari IFE Matrix dan EFE Matrix, dapat disimpulkan:

Strength : 1.42

Weakness : 0.95

Opportunities : 1.75

Threats : 0.93

SW = (S-W)/2

SW = (1.42 – 0.95)/2 = 0.23

OT = (O-T)/2

OT = (1.75 – 0.93)/2 = 0.41

Berikut gambaran hasil analisis saya dalam diagram SWOT Matrix:


TUGAS MANAJEMEN STRATEGIK KJ101 Lea Puspita Wijanto
SESI 6 20210103018

Nine Cell IE Matrix


IE (Internal External) Matrix adalah hasil dari IFE (x) dan EFE (y). Ada 9 area strategi
yang harus dilakukan, dengan pembagian sebagai berikut:

1. Strategi I, II dan IV (tumbuh dan berkembang): backward, forward dan


horizontal, integration, market penetration, market development, product
development.
2. Strategi III, V dan VII (bertahan): market penetration dan product
development.
3. Strategi VI, VIII dan IX (tutup atau dijual): pengurangan, penjualan.

(bagan nice cell IE matrik di halaman selanjutnya)


TUGAS MANAJEMEN STRATEGIK KJ101 Lea Puspita Wijanto
SESI 6 20210103018
Berikut adalah Analisa Nine Cell IE Matrix yang telah saya buat dalam studi kasus Burger King:

Grand Strategy Matrix (GSM)


Adalah matrix yang berbentuk koordinat x dan y dimana x merupakan competitive position
dan y market growth. Matrik Grand Strategy merupakan tahapan pencocokan (matching stage)
pada proses formulasi strategi. Matrik ini didasarkan pada dua dimensi evaluasi yaitu posisi
kompetitif (Competititive position) dan pertumbuhan pasar (market growth). Strategi yang sesuai
untuk dipertimbangkan suatu organisasi terdapat pada urutan daya tariknya dalam masing-masing
kuadran matriks.

Matrik Grand Strategi pada organisasi non profit dapat digunakan. Namun harus
dimodifikasi dan disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi pemerintahan yang
menggunakan grand strategy matrix ini. Pada organisasi profit terdapat dua dimensi evaluatif yaitu
pertumbuhan pasar dan posisi kompetitif dengan 4 kuadran yang didalamnya terdapat strategi yang
dapat digunakan. Pada Kuadran I mewakili perusahaan dengan pertumbuhan pasar yang tinggi dan
TUGAS MANAJEMEN STRATEGIK KJ101 Lea Puspita Wijanto
SESI 6 20210103018
posisi kompetitif yang kuat. Perusahaan pada kuadran ini mempunyai posisi yang sangat bagus.
Untuk perusahaan ini, terus berkonsentrasi pada pasar saat ini (penetrasi pasar dan pengembangan
pasar) dan produk saat ini (pengembangan produk) adalah strategi yang sesuai. Perusahaan pada
Kuadran II perlu mengevaluasi pendekatan mereka terhadap pasar secara serius. Walaupun
industri mereka bertumbuh, mereka tidak mampu untuk bersaing secara efektif, dan mereka perlu
menentukan, mengapa pendekatan perusahaan saat ini tidak efektif dan bagaimana perusahaan
dapat berubah dengan cara terbaik untuk memperbaiki daya saingnya. Perusahaan di Kuadran III
bersaing dalam industri yang tumbuh dengan lambat dan memiliki posisi kompetitif yang lemah.
Perusahaan-perusahaan ini harus membuat perubahan drastis untuk menghindari penurunan yang
lebih jauh dan kemungkinan likuidasi. Pengurangan asset dan biaya secara ekstensif (retrenchment)
harus dilakukan terlebih dahulu. Untuk Kuadran IV, perusahaan memiliki posisi kompetitif yang
kuat dalam industri yang tumbuh lambat. Perusahaan ini memiliki kekuatan untuk
memperkenalkan program yang terdiverifikasi ke area yang pertumbuhannya menjanjikan. Poin-
poin penting dalam kuadran yang harus diketahui adalah:

1. Quadrant I: market development, market penetration, product development,


forward integration, backward integration, horizontal integration, related
diversification.
2. Quadrant II: market development, market penetration, product development,
horizontal integration, divestiture, liquidation.
3. Quadrant III: retrenchment, related diversification, unrelated diversification,
divestiture, liquidation
4. Quadrant IV: related diversification, unrelated diversification, joint ventures

Menurut analisa saya dalam kasus Burger King, maka dapat disimpulkan:

1. Quadrant 1:
 meningkatkan efisiensi. Fokus dalam ekspansi internasional adalah di negara-
negara dengan potensi pertumbuhan di mana Burger King telah didirikan, seperti
Spanyol, Brasil, dan Turki, negara-negara dengan potensi kehadiran perusahaan
yang kecil, seperti Argentina, Kolombia, Cina, Jepang, Indonesia, dan Italia dan
pasar baru yang menarik di Timur Tengah, Eropa Timur, dan Asia.
TUGAS MANAJEMEN STRATEGIK KJ101 Lea Puspita Wijanto
SESI 6 20210103018
 Market penetration: Burger King memfokuskan diri pada konsumen pria, pemuda-
pemuda yang suka burger berkalori tinggi dan para pemuda ini adalah kelompok
yang sangat terpukul oleh resesi. Adanya penjualan eceran di restoran milik
perusahaan, pembayaran royalti atas penjualan dan biaya waralaba yang dibayarkan
oleh penerima waralaba dan pendapatan properti dari restoran yang disewakan
kepada penerima waralaba.
 Product development: Restoran Burger King memungkinkan orang untuk
mengubah cara makanan disiapkan tanpa menunggu lama. Memperkenalkan
sandwich Whopper, Pizza Burger. Restoran menampilkan hamburger panggang,
ayam dan sandwich khusus lainnya, kentang goreng, minuman ringan, dan
makanan murah lainnya. Serta daging burger yang lebih tebal dan ukuran burger
yang berbeda-beda membedakan Burger King dengan perusahaan lain.
 Forward & backward integration: Grup investasi menyewa biro iklan baru untuk
membuat serangkaian kampanye iklan baru, mengubah menu untuk fokus pada
konsumen pria, serangkaian program yang dirancang untuk mengubah toko
individu, dan konsep baru yang disebut BK Whopper Bar.
 Horizontal integration: telah memasang ayam pedaging batch fleksibel untuk
memaksimalkan fleksibilitas memasak dan memfasilitasi pilihan menu yang lebih
luas sekaligus mengurangi biaya energi.
 Related diversification: Restaurant Services Inc. (RSI) adalah koperasi pembelian
yang dibentuk pada tahun 1992 untuk bertindak sebagai agen pembelian untuk
sistem Burger King di Amerika Serikat.
2. Quadrant II:
 Market development: Manajemen terus mencari cara untuk mengurangi biaya dan
meningkatkan efisiensi. Fokus dalam ekspansi internasional adalah di negara-
negara dengan potensi pertumbuhan di mana Burger King telah didirikan, seperti
Spanyol, Brasil, dan Turki, negara-negara dengan potensi kehadiran perusahaan
yang kecil, seperti Argentina, Kolombia, Cina, Jepang, Indonesia, dan Italia dan
pasar baru yang menarik di Timur Tengah, Eropa Timur, dan Asia.
 Market penetration: Burger King memfokuskan diri pada konsumen pria, pemuda-
pemuda yang suka burger berkalori tinggi dan para pemuda ini adalah kelompok
TUGAS MANAJEMEN STRATEGIK KJ101 Lea Puspita Wijanto
SESI 6 20210103018
yang sangat terpukul oleh resesi. Adanya penjualan eceran di restoran milik
perusahaan, pembayaran royalti atas penjualan dan biaya waralaba yang dibayarkan
oleh penerima waralaba dan pendapatan properti dari restoran yang disewakan
kepada penerima waralaba.
 Product development: Restoran Burger King memungkinkan orang untuk
mengubah cara makanan disiapkan tanpa menunggu lama. Memperkenalkan
sandwich Whopper, Pizza Burger. Restoran menampilkan hamburger panggang,
ayam dan sandwich khusus lainnya, kentang goreng, minuman ringan, dan
makanan murah lainnya. Serta daging burger yang lebih tebal dan ukuran burger
yang berbeda-beda membedakan Burger King dengan perusahaan lain.
 Horizontal integration: telah memasang ayam pedaging batch fleksibel untuk
memaksimalkan fleksibilitas memasak dan memfasilitasi pilihan menu yang lebih
luas sekaligus mengurangi biaya energi.
 Divestitur: Manajemen menggunakan strategi menu "barbel" untuk
memperkenalkan produk baru baik di ujung rangkaian produk premium dan harga
rendah. Grup investasi itu membawa Burger King ke publik dengan menerbitkan
Initial Public Offering (IPO). Grup investasi terus memiliki 31% saham biasa yang
beredar.
 Liquidation: Burger King rusak sampai-sampai waralaba besar gulung tikar dan
nilai total perusahaan menurun. Manajemen Diageo memutuskan untuk
melepaskan rantai yang merugi dengan menjualnya ke perusahaan ekuitas swasta
kemitraan yang dipimpin oleh TPG Capital pada tahun 2002.
3. Quadrant III:
 Retrenchment: Manajemen terus mencari cara untuk mengurangi biaya dan
meningkatkan efisiensi. Dengan memasang sistem kasir point-of-sale telah
dipasang di semua restoran milik perusahaan, dan 57% milik waralaba. Juga telah
memasang ayam pedaging batch fleksibel untuk memaksimalkan fleksibilitas
memasak dan memfasilitasi pilihan menu yang lebih luas sekaligus mengurangi
biaya energi. Jadi, ayam pedaging fleksibel berada di 89% restoran milik
perusahaan dan 68% restoran waralaba.
TUGAS MANAJEMEN STRATEGIK KJ101 Lea Puspita Wijanto
SESI 6 20210103018
 Related diversification: Restaurant Services Inc. (RSI) adalah koperasi pembelian
yang dibentuk pada tahun 1992 untuk bertindak sebagai agen pembelian untuk
sistem Burger King di Amerika Serikat.
 Unrelated diversification: Burger King memiliki kontrak eksklusif jangka panjang
dengan Coca Cola dan dengan Dr. Pepper/Seven-Up untuk membeli minuman
ringan untuk restorannya.
 Divestitur: Manajemen menggunakan strategi menu "barbel" untuk
memperkenalkan produk baru baik di ujung rangkaian produk premium dan harga
rendah. Grup investasi itu membawa Burger King ke publik dengan menerbitkan
Initial Public Offering (IPO). Grup investasi terus memiliki 31% saham biasa yang
beredar.
 Liquidation: Burger King rusak sampai-sampai waralaba besar gulung tikar dan
nilai total perusahaan menurun. Manajemen Diageo memutuskan untuk
melepaskan rantai yang merugi dengan menjualnya ke perusahaan ekuitas swasta
kemitraan yang dipimpin oleh TPG Capital pada tahun 2002.
4. Quadrant IV:
 Related diversification: Restaurant Services Inc. (RSI) adalah koperasi pembelian
yang dibentuk pada tahun 1992 untuk bertindak sebagai agen pembelian untuk
sistem Burger King di Amerika Serikat.
 Unrelated diversification: Burger King memiliki kontrak eksklusif jangka panjang
dengan Coca Cola dan dengan Dr. Pepper/Seven-Up untuk membeli minuman
ringan untuk restorannya.
 Joint venture: Grup investasi menyewa biro iklan baru untuk membuat serangkaian
kampanye iklan baru, mengubah menu untuk fokus pada konsumen pria,
serangkaian program yang dirancang untuk mengubah toko individu, dan konsep
baru yang disebut BK Whopper Bar. Burger King memiliki kontrak eksklusif
jangka panjang dengan Coca Cola dan dengan Dr. Pepper/Seven-Up untuk
membeli minuman ringan untuk restorannya. Restaurant Services Inc. (RSI) adalah
koperasi pembelian yang dibentuk pada tahun 1992 untuk bertindak sebagai agen
pembelian untuk sistem Burger King di Amerika Serikat.
TUGAS MANAJEMEN STRATEGIK KJ101 Lea Puspita Wijanto
SESI 6 20210103018

Anda mungkin juga menyukai