Analisis Proteksionis Bagi Indonesia

Unduh sebagai rtf, pdf, atau txt
Unduh sebagai rtf, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

ANALISIS PROTEKSIONIS BAGI INDONESIA


Untuk memenuhi tugas Mta Kuliah
Ekonomi dan Global

Disusun oleh:

Moch Chabibi Syafi’uddin (1906460595) Kelas : KSI-23

PROGRAM STUDI KAJIAN KETAHANAN NASIONAL


KEKHUSUSAN KAJIAN STRATEJIK INTELIJEN
SEKOLAH KAJIAN STRATEJIK DAN GLOBAL
UNIVERSITAS INDONESIA
JAKARTA
NOVEMBER 2020
Kebijakan proteksionis memiliki latar belakang atau alasan yang bermacam-
macam sehingga pemerintah/negara menganut atau mengambil kebijakan proteksionis.
Kebijakan perdagangan proteksionis adalah kebijakan perdagangan yang melindungi
produk-produk dalam negeri agar mampu bersaing dengan produk asing yang dilakukan
dengan cara membuat berbagai rintangan/hambatan arus produksi dari dan keluar negeri. 

Alasan negara menganut kebijakan ini yaitu: 


1. Dari adanya perdagangan bebas, yang diuntungkan adalah negara-negara maju
saja, karena memiliki modal dan teknologi yang maju. Tidak hanya itu saja, harga
jual produk dari negara-negara maju dinilai terlalu tinggi dibanding dengan harga
bahan baku yang dihasilkan oleh negara-negara berkembang. 
2. Untuk melindungi industri dalam negeri yang baru tumbuh. 
3. Untuk membuka lapangan kerja. Dengan adanya proteksi maka industri dalam
negeri dapat tetap hidup dan dengan demikian akan mampu membuka lapangan
kerja bagi masyarakat. 
4. Untuk menyehatkan neraca pembayaran. Upaya kebijakan produksi melalui
peningkatan ekspor produksi dalam negeri akan mampu mengurangi defisit
neraca pembayaran.
5. Untuk meningkatkan penerimaan negara. Dengan cara mengenakan tarif tertentu
pada produk impor dan ekspor sehingga negara dapat meningkatkan penerimaan. 

Negara Indonesia menerapkan proteksionisme ekonomi pada negara berkembang


ini. Alasannya, negara besar dan negara kecil tidak memiliki pijakan yang sama dalam
persaingan di mana negara kecil cenderung tak dapat manfaat maksimal. Bagi Indonesia
proteksionisme ini perlu diterapkan, karena melihat keberuntungannyasangat banyak
sekali. Diantaranya, kuota ekspor impor, subsidi, tarif impor ekspor, premi diskriminasi
harga, larangan impor ekspor, dan dumping (kebijakan menjual barang ke luar negeri
dengan tarif yang lebih murah.).

Berbicara dalam sebuah konferensi di Tokyo, perdana menteri tertua di dunia ini
mengatakan negara berkembang membutuhkan beberapa hak istimewa untuk bersaing.
Bahkan, negara seperti Malaysia kesulitan bersaing dalam perdagangan bebas.
Kita harus mengakui Sama seperti industri, ada yang masih bayi, begitu juga ada
negara-negara bayi, negara-negara yang baru mulai tumbuh. Mereka perlu memiliki
beberapa hak istimewa, beberapa perlindungan untuk diri mereka sendiri, karena mereka
tidak dalam posisi untuk bersaing dengan negara dengan perdagangan besar.

Banyak negara telah membayar perdagangan bebas dengan pujian basa-basi,


sementara sebagian negara lain melakukan semacam pembatasan. Contohnya kondisi
industri otomotif Malaysia. Negara ini memiliki ambisi untuk memroduksi kendaraan
tetapi tidak bisa memasarkan produknya ke negara lain karena adanya persyaratan impor
yang rumit. Sementara negara maju bisa leluasa mengekspor mobil ke Malaysia.

Meskipun Malaysia awalnya bergabung dengan perjanjian perdagangan Trans-


Pacific Partnership (TPP), perdana menteri mengatakan dia "tidak terlalu tertarik
kesepakatan tersebut" karena akan mempengaruhi negara Malaysia secara negatif.
Amerika Serikat yang menarik diri keluar dari perjanjian dagang internasional
menunjukkan Negeri Paman Sam tidak lagi mendukung perdagangan bebas.

Ketika dunia berbicara tentang perdagangan bebas, cukup jelas bahwa negara
berkembang melihat perdagangan bebas tidak bisa diterima, terutama sekarang Amerika,
yang menerapkan proteksi perdagangan. Jika Amerika, negara ekonomi terbesar di dunia,
negara terkaya di dunia, percaya restriksi perdagangan, itu tidak dibenarkan.
Tapi untuk negara-negara kecil, itu dibenarkan karena negara-negara kecil tidak dapat
bersaing dengan persyaratan yang sama dengan negara-negara besar.
REFERENSI

https://www.cnbcindonesia.com/news/20180611121331-4-18741/mahathir-dukung-
proteksionisme-dagang-bagi-negara-berkembang diakses 29 November 2020 pukul 21.58

https://artikelsiana.com/kebijakan-perdagangan-proteksionis/ diakses 29 November 2020


pukul 2218

Anda mungkin juga menyukai