Makalah Numerasi Dan Lambangnya Kel 3
Makalah Numerasi Dan Lambangnya Kel 3
Makalah Numerasi Dan Lambangnya Kel 3
Oleh:
Kelompok 3
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya
lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul‘Numerasi dan
Lambangnya’dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari mata kuliah Bilangan dan
Pengolahan Data yang diampu oleh Ibu Frida Destiny S.Pd., M.Pd. Penulis berharap
makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembacanya. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini dan kami mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................ iii
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................ 1
BAB II
PEMBAHASAN.................................................................................... 2
2.1 Pengertian Numerasi Secara Umum................................................ 2
2.2 DefinisiNumerasi Menurut Ahli...................................................... 2
2.3 Sejarah Peradaban Numerasi dan Lambangnya............................... 2
2.4 Contoh Soal Pembahasan................................................................. 9
2.5 Latihan Soal Numerasi..................................................................... 11
BAB III
PENUTUP............................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan......................................................................................... 13
3.2 Saran................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
iii
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB 2
PEMBAHASAN
2
B. Sistem Numerasi Yunani
Matematika Yunani diyakini dimulakan oleh Thales dari Miletus (kira-kira 624
sampai 546 SM) dan Pythagoras dari Samos (kira-kira 582 sampai 507 SM). Meskipun
perluasan pengaruh mereka dipersengketakan, mereka mungkin diilhami oleh
Matematika Mesir dan Babilonia.
Yunani mengembangkan sistem numerasinya sendiri. Sistem Yunani Kuno pada
mulanya disebut dengan sistem attic, muncul sekitar tahun 600 SM , yakni
dilambangkan sederhana di mana angka satu sampai empat dilambangkan dengan
lambang tongkat, misal : 2 =>11,kemudian berkembang menjadi sistem ionina
(alfabetis) Yunani.
1. Sistem Attic (Yunani Kuno)
Sistem numerasi ini berkembang sekitar tahun 600 SM, tulisan ini ditemukan
di daerah reruntuhan Yunani yang bernama Attic.
Lambang-lambang dasar dari sistem ini adalah:
3
10000 Μ μύριον
Dari lambang-lambang di atas jelas bahwa bilangan dasarnya 10. Lambang untuk
bilangan 0 belum ada. Selain lambang-lambang di atas ada pula lambang lain yang
dipergunakan sebagai penyingkat yaitu “Π”yang berarti lima. Lambang ini dapat pula
digabung dengan lambang-lambang di atas,dengan demikian nilainya sama dengan lima
kali nilai lambang dasar yang tertulis.
4
dengan cara menusukkan tongkat ke tanah liat akan berbekas lingkaran atau dengan
meletakkan tingkat mereka sehingga berbekas garis.
Penulisan bilangan Maya ini ditemukan oleh Francisco de Cordoba pada tahun
1517 M di kota peninggalan mereka di Mexico, tepatnya di Jazirah Jucatan. Lambang-
lambang dari sistem numerasi ini adalah gabungan antara garis dan noktah. Untuk
bilangan-bilangan yang lebih besar dari 19 dipakai bilangan dasar 20. Untuk bilangan-
bilangan yang lebih besar lagi, dipakai bilangan dasar 18.20, 18.202, 18.203, ... 18.20n.
Dalam sistem numerasi ini , penulisan dimulai dari atas ke bawah, mulai dari pangkat
tertinggi sampai pangkat terendah. Simbol-simbol yang dipakai dalam sistem Maya ini
adalah
Seperti uraian di atas, tulisan Maya ini adalah gabungan antara noktah dan garis.
Setiap satu noktah mempunyai nilai satu dan tiap satu garis mempunyai nilai lima.
Penulisan lambang suatu bilangan pada sistem angka maya ini dari atas ke bawah,
dimulai dari koefisien pangkat tertinggi sampai koefisien pangkat terendah.
Sistem numerasi ini telah ada sejak tahun 200 SM. Bangsa Cina menuliskan angka-
angkanya menggunakan alat tulis yang dinamakan pit di mana bentuknya menyerupai
kuas. Tulisannya berbentuk gambar atau piktografi yang mempunyai nilai seni tinggi.
Sistem angka Cina Jepang disebut dengan sistem “batang”, mempunyai nilai tempat,
berkembang sekitar 213 SM.
5
Angka tradisional Cina-Jepang menggunakan pengelompokan dengan bilangan
dasar 10. Di samping itu sistem angka ini juga mempunyai sistem pengelompokan
perkalian(multiplikatif), maksudnya adalah sebagai berikut:
6
Tetapi sistem romawi yang seperti sekarang ini belum lama dikembangkannya.
Lambang bilangan sistem Romawi sebagai berikut :
Sistem angka Romawi tidak mempunyai nilai tempat. Ketika beberapa lambang
dikombinasikan,lambang-lambang tersebut dapat ditulis bagian demi bagian. Ketika
suatu angka memuat dua lambang dasar, satu bilangan yang lebih kecil dari yang lain,
maka berlaku :
Penjumlahan jika, lambang pada bagian kanan menyatakan bilangan yang lebih
kecil.
Pengurangan jika, lambang pada bagian kiri menyatakan bilangan yang lebih
kecil.
Ketika dua atau lebih lambang merupakan bilangan yang sama yang ditulis bersama
sama, maka semua lambang menyatakan jumlah.
Adapun aturan resmi penggunaan huruf lain adalah sebagai berikut:
Huruf pengulangan adalah pangkat sepuluh, seperti I, X, dan C.
Kurangkan hanya satu huruf dari sebuah angka tunggal.
Jangan mengurangkan huruf dari huruf yang besarnya lebih dari sepuluh kali.
Aturan yang berlaku di Mesir, empat ditulis IV bukan IIII.
Selama tahun pertengahan, angka Romawi N digunakan sebagai lambang
“nullae”yang menyatakan nol.
Untuk menuliskan bilangan-bilangan besar dipakai sistem perkalian yang
ditunjukan dengan tanda-tanda tertentu. Umpamanya sebuah strip (ruas garis) di atas
lambang bilangan tertentu menunjukkan nilai yang sama dengan seribu kali nilai
bilangan itu. Dua strip di atas sebuah bilangan tertentu menunjukkan nilai sejuta kali
bilangan itu.
Contoh :
X́ = 1000 x 10 = 10.000
´ = 1000 x 23 = 23.000
XXIII
´ = 1.000.000 x 14 = 14.000.000
XIV
7
F. Sistem Numerisasi Hindu-Arab (±300 SM – 750 M)
Sistem Hindu-Arab berasal dari india sekitar 300 SM dan mengalami banyak
perubahan yang dipengaruhi oleh penggunaannya di Babilonia dan Yunani. Baru sekitar
tahun 750 M sistem Hindu-Arab berkembang di Bagdad. Bukti sejarah ini tertulis dalam
buku karangan matematisi arab yang bernama Al-Khawarizmi yang berjudul Liber
Algorisme De Numero Indorum.
Menurut sejarahnya, sistem ini belum menggunakan nilai tempat dan belum
mempunyai lambang nol. Mereka mulai menggunakan sistem nilai tempat diperkirakan
terjadi pada tahun 500 M. Sistem numerasi Hindu-Arab menggunakan sistem nilai
tempat dengan basis 10 yang dipengaruhi oleh banyaknya jari tangan, yaitu 10. Berasal
dari bahasa latin decem yang artinya sepuluh, maka sistem numerasi ini sering disebut
sebagai sistem desimal. Tidak diketahui pastinya kapan dan di mana dimulainya
lambang nol digunakan, hanya ada beberapa dugaan bahwa lambang nol ini berasal dari
Babylonia lewat Yunani.Sistem numerasi Hindu-Arab yang kita kenal sekarang adalah
berasal dari numerasi Arab Timur yang telah berbeda dari asalnya.
8
2.4 Contoh Soal Pembahasan
1. Pada hari minggu Ayah membeli 4 ekor kelinci, jika di rumah sudah ada 3 ekor
kelinci berapakah jumlah kelinci saat ini? Hitunglah dengan sistem numerasi ijir!
Jawab :
Kelinci yang dibeli Ayah | | | |
Kelinci yang sudah ada di rumah | | |
Maka,jumlah kelinci saat ini adalah | | | | | | (7 ekor)
9
Pengurangan, jika lambang pada bagian kiri menyatakan bilangan yang lebih
kecil.
Jawab : ingat bahwa walaupun penulisan dengan tulisan Arab dari kanan ke kiri, tetapi
penulisan lambang bilangan adalah tetap dari kiri ke kanan.
Maka nilai dari ۳٥ = 35 (tiga puluh lima)
10
2.5 Latihan soal Numerasi
Silahkan kerjakan soal-soal di bawah ini dengan teliti!
1. Berapakah nilai dari lambang Romawi XIV ?
2. Berapakah nilai dari lambang Romawi XIV
´ ?
7. Seorang pedagang kacang memiliki stok sebanyak DCCL kg. Pada hari rabu
ada seorang pembeli, membeli kacang sebanyak CLV kg. Lalu datang lagi
pembeli yang membeli kacang sebanyak CLX kg. Berapakah stok kacang
sekarang?
11
10. Zhulfa lahir pada tahun 2003. 2003 jika ditulis dalam sistem numerasi romawi
menjadi....
Kunci Jawaban
1. 1000 x 14 = 14.000
2. 1.000.000 x 14 = 14.000.000
3. 1000 x 23 = 23.000
4. Permen dari ibu | | | | |
Permen dari kakak | | |
Maka jumlah permen Adik keseluruhan | | | | | | |
5. Π+X = 1005
Π=5
X = 1000
6. 159 = (7x20) + 19
7. Diketahui
Stok kacang = DCCL kg atau 750 kg
Pembeli 1 = CLV atau 155 kg
Pembeli II = CLX kg atau 160 kg
Jadi, stok kacang yang ada sekarang adalah 750-155-160=435 kg
8. a. ٤+۱(۱)
4+1(1)= 5 atau ٥
b. ٧-٩
9-7 = 2 atau ۲
c. ٥-١٠+۱
10-5+1= 4 atau ٤
9. a. DXIII
500+10+3 = 513
b. XXIX
10+10+9 = 29
c. CXX
100+10+10= 120
10. Lambang Romawi 2003
2003 = MMIII
12
(1000+1000+3)
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Numerasi adalah adalah sekumpulan lambang dan aturan pokok untuk menuliskan
bilangan. Lambang yang menyatakan suatu bilangan disebut numeral atau lambang
bilangan. Sejarah numerasi berawal dari kebingungan manusia zaman dahulu mereka
mulai mengenal tulisan namun tidak bisa membilang.
Seiring dengan perkembangan peradaban manusia, kebutuhan akan bilangan dan angka
yang semakin kompleks menyebabkan manusia mengembangkan berbagai sistem
numerasi yang berlaku di berbagai dunia seperti Mesir, Babilonia, Yunani, Maya, Cina-
Jepang, Romawi dan Hindu-Arab. Sistem numerasi yang kita gunakan saat ini yaitu
sistem numerasi Hindu-Arab dan Romawi. Karena sistem ini masih memenuhi
kebutuhan angka manusia modern.
1.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis meyakini bahwa masih terdapat beberapa
kekurangan dan bahkan mungkin kekeliruan atau kesalahan yang terjadi di luar
keinginan dan kehendak penulis. Untuk itu, koreksi, kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca sangat diharapkan bagi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
14