Makalah Ilmu Perbandingan Administrasi Negara

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga
kestabilan Negara, baik itu secara internal maupun eksternal. Secara luas sistem
pemerintahan itu berarti menjaga kestabilan masyarakat, menjaga kekuatan
politik, pertahanan, ekonomi, keamanan sehingga menjadi sistem yang kontiniu.
Sampai saat ini hanya sedikit negara yang bisa mempraktikkan sistem
pemerintahan itu secara menyeluruh.
Sistem pemerintahan mempunyai fondasi yang kuat dimana penerapannya
kebanyakan sudah mendarah daging dalam kebiasaan hidup masyarakatnya dan
terkesan tidak bisa diubah dan cenderung statis. Jika suatu pemerintahan
mempunyai sistem pemerintahan yang statis dan berlangsung dalam waktu yang
lama maka akan timbul pergesekan dari pihak minoritas yang merasa
normalitasnya terganggu. Secara sempit, sistem pemerintahan hanya sebagai
sarana kelompok untuk menjalankan roda pemerintahan guna menjaga kestabilan
negara dalam waktu relatif lama dan mencegah adanya perilaku reaksioner
maupun radikal dari rakyatnya itu sendiri. Berbeda Negara, berbeda pula tujuan
dari Negara nya itu tersendiri. Dikarenakan adanya perbedaan tujuan, maka
system dari pemerintahannya, system ekonominya, system sosial dan budayanya,
system politiknya, dan yang lainnya pun berbeda.
RRC adalah sebuah negara komunis yang terdiri dari hampir seluruh
wilayah kebudayaan, sejarah, dan geografis yang dikenal sebagai Cina. Sejak
didirikan pada 1949, RRC telah dipimpin oleh Partai Komunis Cina (PKC).
Sekalipun seringkali dilihat sebagai negara komunis, kebanyakan ekonomi
republik ini telah diswastakan sejak tiga dasawarsa yang lalu. Walau
bagaimanapun, pemerintah masih mengawasi ekonominya secara politik terutama
dengan perusahaan-perusahaan milik pemerintah dan sektor perbankan. Secara
politik, ia masih tetap menjadi pemerintahan satu partai.
Indonesia adalah sebuah negara kepulauan terbesar di dunia yang terletak
di Asia Tenggara. Melintang di katulistiwa antara benua Asia dan Australia serta

1
antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Indonesia berbatasan dengan
Malaysia di utara pulau Kalimantan, dengan Papua Nugini di timur pulau Papua
dan dengan Timor Timur di utara pulau Timor.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana kesejahteraan rakyat Negara China dan Indonesia ?
b. Bagaimana kualitas pelayanan publik di negara China dan Indonesia ?
1.3 Tujuan Masalah
a. Untuk mengetahui seperti apa kesejahteraan rakyat Cina dan Indonesia
b. Untuk mengetahui tentang  kualitas pelayanan publik di negara China
dan Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kesejahteraan Rakyat
2.1.1 Republik Rakyat China (RRC)
Pemerintah RRC berpendapat bahwa hak asasi manusia sepatutnya
mencakup kepuasan hidup dan kemajuan ekonomi. Dengan kata-kata berlainan,
saat mengkaji dirinya, ia melihat kemajuan ekonomi dan kepuasan hidup
rakyatnya sebagai meningkatkan situasi hak asasi manusianya, dan saat melihat
situasi di negara-negara maju ia seringkali menotakan terdapat tingkat kriminalitas
dan kemiskinan yang tinggi di tempat-tempat yang dikatakan mempunyai
penghormatan terhadap hak asasi manusia yang tinggi. Praktek melihat HAM
seperti ini, diamalkan di kebanyakan negara timur yang lain.
Negara China memanfaatkannya untuk kesejahteraan rakyatnya karena
upaya tersebut di mulai dari tingkat masyarakat yaitu petani dan pengrajin. Di
negara China bambu di sihir menjadi sebuah pernak – pernik kerajinan yang unik
dan mempunyai daya pikat, serta dapat di jadikan sebagai pengobatan infeksi, dan
menurut pengobatan tradisional China bambu mengandung sumber pottasium
yang rendah kalori, rasa manis nya terkenal sebagai sumber protein dan nutrisi
yang baik.
2.1.2 Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Di indonesia sendiri bambu – bambu di manfaatkan untuk berbagai macam
kerajinan tangan dan makanan yang mempunyai nilai jual guna memenuhi
kebutuhan hidup sehari - hari. Antara lain yaitu sebagai kuliner, tunas pohon
bambu merupakan sayuran yang populer dan bernilai ekonomis. Selain itu orang
indonesia memanfaatkan bambu untuk peralatan rumah tangga yang sebelum
datang nya peralatan rumah tangga yang terbuat dari plastik. Diantaranya yaitu
tempat nasi (boboko), tampah, tempat sampah, kipas, besek, topi bambu (caping),
wayang bambu dan lain – lain. Selain itu juga bambu dibuat mereka menjadi
sebuah alat musik tradisional seperti seruling dan angklung yang berasal asli dari
daerah sunda. Dari pemanfaatan bambu itu lah masyarakat bisa memperoleh
keuntungan guna untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari. Di tangan para

3
pengrajin lah bambu – bambu di anyam dan di sulap menjadi sebuah kerajian
yang mempunyai nilai jual tinggi, dan produk dari bahan baku bambu di
Indonesia kini sampai menembus pasar internasional.
Kata sebuah guyonan lama, warga Indonesia yang sudah masuk ke dalam
kelompok super kaya lagunya adalah Indonesia Raya; sementara warga yang
miskin lagunya adalah Padamu Negeri. Perhatikan bait pertama lagu kebangsaan
kita: Indonesia tanah airku …. Karena ada sekelompok super kaya Indonesia yang
memiliki dan/atau menguasai tanah dan air dalam arti sesungguhnya (bersama
mitra asing biasanya) berupa: tanah perkebunan, tanah aneka barang tambang,
tanah pulau, mata air pegunungan, area laut lepas pantai (tempat pengeboran
minyak), dan sebagainya. Sementara itu, bait terakhir lagu Padamu Negeri adalah:
Bagimu negeri, jiwa raga kami. Soalnya, rakyat jelata dari dulu cuma kebagian
berkorban jiwa-raga: korban penggusuran, korban banjir, korban tanah longsor,
korban kebakaran, dan korban di dor aparat kalau sekali waktu mempertahankan
tanah miliknya yang tak terlalu luas.
Dari banyak nya permintaan bambu dari berbagai negara seperti Amerika
Serikat, Jepang, Prancis, Indonesia menjadi salah satu penghasil bahan baku rotan
dan bambu terbesar di dunia setelah negara China. Ini terbukati Australia dll.
Produk bambu di Indonesia sangat di minati pasar di Amerika Serikat, Jerman,
Australia, Jepang dan Prancis karena kualitas nya yang bagus. Sebenarnya
kerajinan – kerajinan buatan orang indonesia tidak kalah bagusnya dengan produk
kerajinan negara China. Karena kurang nya minat untuk memanfaatkan bambu
maka produksi nya pun sedikit.
Seharus nya pemerintah lebih gencar menjadikan bambu kepada
masyarakat sebagai usaha ekonomi kreatif yang mampu mengatasi angka
pengangguran setiap tahun nya. Karena bambu sudah menjadi bagian dari
kehidupan masyarakat Indonesia terutama masyarakat di pedesaan. Mari kita
sebagai warga negara Indonesia yang kaya akan bambu harus terus melestarikan
dan meningkatkan kesadaran terhadap upaya budidaya dan pemanfaatan bambu
secara berkelanjutan serta mengembangkan produk hasil industri bambu untuk
pemberdayaan ekonomi agar nilai tambah nya meningkat. Sebab bambu saat ini

4
sudah terancam habitat nya dan kelestarian nya di Indonesia. Jangan sampai
bambu Indonesia yang menjadi ekspor ke negara – negara maju seperti Amerika,
Prancis, Jepang dan Australia punah di negara kita. Dan Jangan sampai kita kalah
dengan negara China yang menghasilkan produk dengan nilai mencapai ratusan
triliun pertahun. Mari kita Jadikan bambu sebagai bagian dari hidup kita.
2.2 Kinerja Birokrasi
2.2.1 Republik Rakyat China
Reformasi dalam birokrasi merupakan keharusan karena jika birokrasinya
sudah tepat maka birokrasi bisa menjungkirkan penguasa. Birokrasi bisa
mempunyai kekuasaannya sendiri. Kekuasaan yang dimaksud di sini adalah
wewenang dari peraturan perundang-undangan. Dalam birokrasi terdapat dua pilar
yaitu Budaya dan Aturan.
Salah satu contoh reformasi birokrasi adalah reformasi birokrasi di negara
China. Kegagalan total yang melanda China pada tahun 1959, 1960, dan 1961
yang tengah melakukan revolusi kebudayaan membuat pemerintah China
mereformasi sistem birokrasinya. Perubahan terjadi pada tahun 1978 setelah
terjadinya konsolidasi politik di bawah Deng Xiaoping. Di bawah
pemerintahannya, para pemimpin tidak boleh terlalu berkutat pada ideologi
komunis, tetapi juga pada pengembangan ekonomi. Dengan terjadinya konsolidasi
politik, pemerintah China bisa kembali memainkan peranannya soal
perekonomian. Programnya dimulai dari reformasi sektor pertanian, dimana
petani boleh memilih dan memproduksi komoditas yang akan ditanam, dan
reformasi selanjutnya di sektor industri dan jasa. Selain itu juga pemerintah China
membuat beberapa kebijakan-kebijakan dalam reformasi birokrasinya.
Pada tahun 1979 China memutuskan meliberalisasikan sektor keuangan
dengan memanfaatkan kehadiran bank. Dana pembangunan yang sebelumnya
mengandalkan alokasi anggaran pemerintah, mulai diserahkan ke lembaga
perbankan, yang juga merupakan bagian dari pengenalan kepada mekanisme pasar
yang relatif lebih efektif soal alokasi kredit. Selain itu pemerintah melakukan
desentralisasi wewenang terhadap pemerintah lokal untuk mengembangkan
perekonomian setempat, diluncurkannya hukum dengan mengizinkan swasta

5
memiliki perusahaan, dan diluncurkannya kebijakan persaingan, untuk menarik
investasi asing langsung sehingga menurunkan tarif impor, menghapus monopoli
BUMN dalam ekspor dan mengakhiri sistem kurs mata uang ganda.
Pada tahun 2001 arah perekonomian dengan menggunakan model
mekanisme pasar dilanjutkan dengan menjadi anggota WTO. Pada tahun 2004
ditekankan peran non-BUMN sebagai basis utama perekonomian dengan adanya
peraturan baru untuk melindungi pengambilalihan aset swasta. Pada tahun 2005
sektor swasta bebas bisnis diinfrastruktur, jasa umum dan keuangan, yang
sebelumnya dilarang. Selain reformasi di atas terdapat juga reformasi non-
ekonomi yaitu, pendidikan dimana semua warga mendapatkan pendidikan dasar
sembilan tahun dan jumlah murid yang memasuki pendidikan tinggi naik 3,5 kali
pada 2003 dengan penekanan lebih kuat pada pendidikan teknik. Upah pekerja
membaik karena kegiatan ekonomi makin besar. Kemudian, diluncurkan pula
kebijakan tentang pengurangan pajak dan pemberantasan pungutan liar di
pedesaan untuk menaikkan pendapatan.
Dari uraian tersebut, terlihat bahwa China berhasil reformasi birokrasi.
Berhasilnya reformasi birokrasi di China, dengan perubahan di sektor budaya dan
aturan, dapat dijadikan contoh bagi Indonesia untuk mengatasi masalah reformasi
birokrasi yang selama ini belum terselesaikan dengan tuntas.
2.2.2 Indonesia
Dalam perkembangannya pengorganisasian birokrasi mulai diwarnai
dengan ketidakpastian akibat peranan partai-partai politik yang saling bersaing
dengan sangat dominan, partai-partai politik mulai melakukan building block
kekuasaan melalui pos-pos kementerian strategis di jajaran pemerintahan sebagai
sumber daya kelangsungan partai politik yang bersangkutan, program rekrutmen
birokrasi ikut mengalami spoil system yang merajalela mulai dari pengangkatan,
penempatan, promosi dan instrumen kepegawaian lainnya tidak didasarkan
kriteria penilaian melainkan berdasarkan pertimbangan politik, golongan serta
unsur-unsur lainnya diluar tugas birokrasi.
Pada tahun 1966 awal pemerintahan Suharto bedasarkan Ketetapan MPRS
Nomor XIII/MPRS/1966 tentang Kabinet Ampera ditunjuk selaku presiden dan

6
ketua presidium Kabinet Ampera melalui Keputusan Presidium Kabinet Ampera
Nomor 266 Tahun 1967 kembali membentuk panitia pengorganisasian birokrasi
sebagai pembantu presidium yang kemudian dikenal dengan nama Tim Pembantu
Presiden untuk Penertiban Aparatur dan Administrasi Pemerintah atau disingkat
menjadi Tim PAAP yang beranggotakan sebelas orang dengan Menteri Tenaga
Kerja selaku ketua didampingi oleh direktur LANsebagai sebagai sekretaris serta
dibantu oleh lima orang penasehat ahli yang mengusulkan unit kerja baru bernama
Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal dan Inspektorat tercermin dalam
Keputusan Presidium Kabinet Nomor 75/U/KEP/11/1966 serta dalam
pengorganisasian kembali birokrasi pada kementerian negara melalui Keputusan
Presiden Nomor 44 dan 45 Tahun 1966 dilakukan pengubahan penggolongan PNS
dari golongan A sampai dengan F menjadi golongan I sampai dengan IV.
Selanjutnya pada tahun 1968 kembali dibentuk Panitia Koordinasi
Efisiensi Aparatur Ekonomi Negara dan Aparatur Pemerintah yang disebut pula
sebagai Proyek 13 disusul dengan Keppres Nomor 16 Tahun 1968 yang kemudian
disempurnakan dengan Keputusan Presiden Nomor 199 Tahun 1968, Proyek 13
ini kemudian berganti nama menjadi Sektor Penyempurnaan dan Penertiban
Administrasi Negara yang lebih dikenal dengan nama Sektor P' dengan anggota
terdiri dari Lembaga Administrasi Negara (LAN), Badan Administrasi
Kepegawaian Negara (BAKN), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas), Sekretariat Negara, Departemen Keuangan, Departemen Tenaga
Kerja, serta Departemen Transmigrasi dan Koperasi. yang diketuai oleh
Awaloeddin Djamin yang menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dengan tugas
agar dapat menyempurnakan administrasi pemerintahan.
Ketika Suharto pertama kali membentuk Kabinet Pembangunan I dengan
Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 1968, dibentuk kementerian nomenklatur
baru yaitu Kementerian Negara Penyempurnaan dan Pembersihan Aparatur
Negara bertugas antara lain melanjutkan pembersihan birokrasi dari unsur-unsur
apa yang disebut dengan berpolitik kepartaian lalu berdasarkan Keputusan
Presiden Nomor 82 Tahun 1971 pada tanggal 29 Nopember 1971 didirikan Korps
Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) sebagai organisasi wadah tunggal bagi

7
seluruh pegawai pemerintahan Indonesia dan dalam perkembangan selanjutnya
Tim PAAP dan Proyek 13 akhirnya dilebur kedalam Kementerian Negara
Penyempurnaan dan Pembersihan Aparatur Negara sedangkan Sektor Aparatur
Pemerintah (Sektor P) tetap dan berfungsi meliputi penyusunan kebijaksanaan,
perencanaan, pembuatan program, koordinasi, pengendalian, dan penelitian dalam
rangka menyempurnakan dan membersihkan aparatur negara dan Kementerian
Negara Penyempurnaan dan Pembersihan Aparatur Negara yang dipimpin oleh
seorangan menteri merangkap menjadi anggota Sektor N (Penelitian dan
Pengembangan) dan Sektor Q (Keamanan dan Ketertiban) dan dengan Keppres
Nomor 45/M Tahun 1983 Kementerian Negara Penyempurnaan dan Pembersihan
Aparatur Negara diubah kembali menjadi Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara yang secara langsung menteri pada kementerian tersebut merangkap pula
sebagai wakil Ketua Bappenas.
Tahun 1995 melalui Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 1995 tanggal 27
September 1995 pemerintah mencanangkan dimulai diterapkan lima hari kerja
yaitu hari kerja mulai hari Senin sampai dengan hari Jumat yang berlaku secara
efektif sejak tanggal 1 Oktober 1995 sebagai akibat dari sistem pembinaan Karier
PNS, pertumbuhan nol pegawai negeri sipil (PNS) (Zero Growth) seta
perampingan organisasi.
Setelah tahun 1998 yang dikenal sebagai gerakan reformasi maka melalui
Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1999 mengenai keberadaan pegawai negeri
sipil (PNS) sebagai anggota partai politik lalu diubah melalui Peraturan
Pemerintah Nomor 12 Tahun 1999 yang membuat pegawai negeri sipil (PNS)
kembali tertutup dari kemungkinan untuk ikut berkiprah sebagai keanggotaan
dalam partai politik apapun.

2.3 Daya Saing Global


Dibanding negara-negara yang sekarang disebut 'macan baru
perekonomian' seperti Cina, Korea Selatan, Taiwan dan India, daya saing
teknologi Indonesia relatif ketinggalan termasuk jika disandingkan dengan negara
tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

8
Padahal menurut direktur Riset di Indonesia Strategic Institute
Ridwansyah Yusuf Achmad, Indonesia memiliki keunggulan komparatif berupa
sumber daya alam dan sumber daya manusia yang berlimpah.

Perbedaan aspek perekonomian Indonesia dan China yaitu sebaga berikut :


No Indonesia China
1 Biaya bahan Walaupun kaya akan SDA, Biaya bahan mentah
mentah dan namun untuk produksi rendah, hal ini membuat
biaya produksi tertentu ada bahan baku biaya produksi murah
yang harus impor dari luar dan produksi efisien
negeri, padahal potensi (economies of scale).
input dalam negeri bisa
dioptimalkan
2 Pola konsumsi Cenderung konsumtif dan Masyarakatnya
lebih suka beli barang impor mengkonsumsi barang
dari pada yang diproduksi yang dihasilkan sendiri.
oleh negara sendiri, tidak Mereka tidak ingin
peduli harganya mahal atau membeli yg impor
tidak karena gengsi karena mahal.
3 Distribusi Masih banyak terdapat Distribusi pendapatan
pendapatan kesenjangan ekonomi antara yang merata,
kaya dan miskin, tingkat dikarenakan
pendapatan antar daerah perencanaan ekonomi
juga timpang yang terpusat.

4 Arus Ekspor Indonesia cukup Produksi massal dengan


perdagangan signifikan untuk beberapa biaya murah membuat
ekspor impor komoditas, namun impornya China sebagai eksportir
juga besar, sehingga net terbesar dunia saat ini
surplusnya kecil bahkan
sampai ada yang defisit
5 Nilai tukar dan Nilai tukar rupiah cukup Nilai tukar yang baik
Daya beli stabil dengan peningkatan diimbangi dengan daya
daya beli dan konsumsi beli, namun ekonomi
kelas menengah, akan tetapi China lebih ditunjang
daya beli tidak merata di oleh ekspor, bukan
setiap daerah konsumsi
6 Tenaga kerja Penduduk Indonesia juga Jumlah penduduk yang
banyak, akan tetapi sangat banyak
keunggulan komparatif menjadikan China
dalam upah murah telah memiliki upah buruh
kalah bersaing yang murah

9
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Ada kekurangan dan kelebihan dari setiap Negara, akan tetapi untuk
Negara Indonesia tersendiri harus lebih belajar dan berusaha untuk menjadi
Negara maju. Faktor pendidikan terutama modal bangsa Indonesia yang masih
kurang.
Negara China yang bisa disebut birokrasi reformasi yang bagus, patut di
contoh untuk penerapan di Indonesia. Indonesia, masih banyak terdapat
kesenjangan ekonomi antara kaya dan miskin, tingkat pendapatan antar daerah
juga timpang. China. distribusi pendapatan yang merata, dikarenakan perencanaan
ekonomi yang terpusat.
China telah memberikan pelajaran yang sangat  berharga mengenai 
bagaimana seharusnya Negara mampu bertindak  dan berperan dalam ekonomi
politik global sekarang ini. Bangsa China selalu khawatir bahkan takut akan
serbuan-serbuan produk China yang murah, tetapi kualitas cukup baik. Disini
Negara mampu menainkankan perusahaan yang efektif  dalam  menjaga integrasi
pasar untuk  selalu dalam skala relatif yang disesuaikan dengan kondisi dan tidak
menyerahkan sepenuhnya kepada totalitas pasar.
Di Indonesia mestinya bisa mengambil pelajaran seperti itu, , para elit
negara  tersebut mempunyai pola pikir yang layak di jadikan pelajaran, legiminasi 
pemerintah harus dibangun melalui usaha bagaimana  meningkatkan  pendapatan
dan kesejahteraan rakyat. Pandangan tersebut penting diperhatikan karena
kebijakannya politik pemerintah di Indonesia lebih berpihak pada kooporasi-
kooporasi besar, kebijakan – kebijakan yang di ambil cenderung pragmatis demi
melakukan pelanggengan  kekuasaan  lima tahun kedepan.
Hal yang telah bisa kita ambil pula adalah bagaimana mampu memupuk
nasionalisme dalam keseluruhan proses kebijakan publik ketika negara tersebut
mengintegrasikan diri dalam perekonomian global.

3.2 SARAN

10
Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah itu
masih dihadapkan pada sistem pemerintahan yang belum efektif dan efisien serta
kualitas sumber daya manusia aparatur yang belum memadai. Hal ini terlihat dari
masih banyaknya keluhan dan pengaduan dari masyarakat baik secara Iangsung
maupun melalui media massa. Pelayanan publik perlu dilihat sebagai usaha
pemenuhan kebutuhan dan hak-hak dasar masyarakat. Dalam hal ini
penyelenggaraan pelayanan publik tidak hanya yang di selenggarakan oleh
pemerintah semata tetapi juga oleh penyelenggara swasta.
Sudah sepatutnya pemerintah mereformasi paradigma pelayanan publik
tersebut. Reformasi paradigma pelayanan publik ini adalah penggeseran pola
penyelenggaraan pelayanan publik dari yang semula berorientasi pemerintah
sebagai penyedia menjadi pelayanan yang berorientasi kepada kebutuhan
masyarakat sebagai pengguna. Dengan begitu, tak ada pintu masuk alternatif
untuk memulai perbaikan pelayanan publik selain sesegera mungkin
mendengarkan suara publik itu sendiri. Inilah yang akan menjadi jalan bagi
peningkatan partisipasi masyarakat di bidang pelayanan publik.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://onnaed.blogspot.co.id/2015/02/makalah-perbandingan-
administrasi_49.html

http://imamzone.blogspot.com/2012/12/sistem-pemerintahan-cina-
rrc.html

http://tugasgalau.blogspot.co.id/2015/11/makalah-sistem-pemerintahan-
negara-china.html

12

Anda mungkin juga menyukai