Quasi Government

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

USAHA MENDEFENISIKAN QUASI GOVERNMET

Materi Pertemuan Ke-11


Dosen : Adil Mubarak, S.IP, M.Si

Quasi Government adalah konsep yang sumir. Sulit untuk didefenisikan, tidak begitu

banyak literature yang dapat menjelaskan konsep dan konteks dari quasi government tersebut,

jika pun ada masih terbatas pada konsep dan teori yang dirumuskan oleh para ahli dari luar,

terutama Amerika. Yang paling popular adalah Jonathan Koppel : 2006 dan Ronald C. Moe :

2012. Untuk itu jika ingin mendalaminya maka coba cari di internet tulisan kedua ahli tersebut,

walaupun ada beberapa nama yang dapat kita rujuk juga.

Usaha untuk mendefenisikan quasi government dapat dimulai dari sisi yang paling

mudah yaitu secara etimologis. Quasi Government terdiri dari 2 kata yaitu “quasi” dan

“Government”. Kata quasi berasal dari bahasa latin yang berarti “andaikan’. Dalam bahasa

Ingris berarti “seeming”, “seemingly”. Dalam bahasa Indonesia berarti “sejenis”, “setengah-

setenga’, “terlihat seperti”.

Kata yang kedua adalah Government berarti Pemerintah. Maksud dari pemerintah disini

adalah lembaga eksekutif yang menjalankan undang-undang dan melaksanakan konstitusi negara

serta menyediakan pelayanan public bagi setiap masyarakat. Dari penjelasan tersebut maka quasi

government dapat dipahami sebagai “sebagian pemerintah” , “pemerintah yang tidah seperti

pemerintah”, “pemerintah setengah-setengah”. Dari sisi etimogi kita dapat mengerti quasi

government sebagai “ pemerintah yang menjalankan fungsinya sebagai pemerintah namun tidak

menggunakan serta mencerminkan karakteristiknya sebagai sebuah pemerintah”.

Dengan kata lain dan untuk memudahkan pemahaman tentang konsep quasi government

dapat diartikan bahwa dalam menjalankan fungsi-fungsi pemerintah yang paling hakiki seperti
menyediakan dan memberikan pelayanan untuk public, melakukan pemberdayaan, dan

mengembangkan pembangunan dapat dilakukan oleh sector lain selain pemerintah dalam arti

yang sesungguhnya. Ada organisasi non pemerintahan yang bertindak seolah-olah seperti

pemerintah, meraka juga dapat memberikan pelayanan, melaksanakan pemberdayaan, dan

bahkan pembangunan. Agen-agen pemerintah ini dibutuhkan untuk mempermudah kerja

pemerintah yang memang memiliki fungsi yang cukup besar dan pasti akan kewalahan jika

dilaksanakan sendiri.

Dalam publikasi akademis oleh Kosar (2011) menjabarkan kategori agen quasi

governmet kedalam beberapa kategori sesuai tingkatkatan keterlibatan dan fungsi serta

kewenangan yang dapat dilakukan. Ada 7 kategori, yang pada kesempatan in and Developmentri

tidak dapat kita jelaskan satu persatu, namun jika ingin memperdalamnya maka silahkan dibaca

buku Birokrasi & Governance yang covernya sudah kita tunjukan pada awal perkuliahan

pertemuan ini. Adapun 7 kategori tersebut yaitu :

1. Quasi official agency

2. Government sponsored enterprise (GES)

3. Federally Funded Researce and Development Centers

4. Agency related nonprofit organization

5. Venture capital funds

6. Congressionally chartered non profit organization

7. Instrumentalities of indeterminate character

Inilah 7 kategori dari quasi qovernment, jika kita lihat dalam konteks Indonesia maka

secara sederhana kita dapat asosiasikan bahwa agent-agent tersebut bisa diperankan oleh

lembaga-lembaga non pemerintahan seperti LSM/NGO, Ormas, Kelompok kepentingan, Sektor


Privat (Perusahaan), Kelompok provesi, menyandang dana, dan lain sebagainya yang tentunya

memilki sumber daya yang kuat untuk menjalankan fungsi pemerintahan. Untuk melihat secara

praktis mungkin penjelasan dan gambaran selanjutnya dapat dilihat pada penjelasan diparagraf

brikutnya.

Quasi Government merupakan gabungan kepemilikan antara pemerintah dan swasta di

dalam sebuah lembaga atau perusahaan milik negara dengan tujuan untuk memaksimalkan

kinerja dan hasil. Dalam hal ini pemerintah mengundang pihak swasta untuk bergabung di dalam

lembaga atau perusahaan milik negara.

Konsep Quasi Government ini pertama kali dicetuskan oleh Amerika yang mengklaim

dirinya sebagai induk dari negara demokrasi. Di Amerika sendiri banyak penggabungan unsur

pemerintah dan swasta di dalam suatu lembaga atau perusahaan yang sudah sering dilakukan

demi mengembankan perusahaan tersebut.

Di Indonesia, praktek Quasi Government dapat terlihat di dalam perusahaan milik negara

dan perusahaan pemerintah bisnis, seperti PT. Telkom, Bank BNI, Bank BRI, Bank Mandiri,

Telkomsel, Bus Trans Jakarta, dan lain-lain yang notabenenya merupakan perusahaan yang

telah go public.

Dalam hal kegiatan pemerintah yang bersifat quasi saat ini adalah dengan mulai

dilepasnya saham-saham dari perusahaan-perusahaan tersebut yang semula dikuasai sepenuhnya

oleh negara, sekarang sudah dilepas sebagian kepemilikannya kepada masyarakat dan ironisnya

banyak saham-saham yang dijual kepada negara lain. Hal ini tentunya sangat merugikan

terhadap pelaksanaan pemerintahan di negara yang demokratis, karena akan banyak intervensi-

intervensi dari negara lain terhadap pemerintahan di Indonesia. Selain itu tujuan pemerintah

untuk mensejahterakan rakyat pun tidak akan terjadi bila hal ini terus terjadi karenayang menjadi
tujuan dari pihak swasta dan pemerintah jelas sangat berbeda, yang mana pihak swasta tentu

lebih memprioritaskan keutungan bukan kesejahteraan rakyat seperti yang harus dicapai oleh

pemerintah.

Memang tidak dapat dipungkiri, bila Quasi Government memiliki sisi-sisi positif

diantaranya dengan terjadinya merger antara pemerintah dengan swasta akan menjadikan

persaingan pasar yang sehat dan menjadikan perekonomian masyarakat meningkat, daya saing

pun menjadi lebih baik, karena tidak lagi dimonopoli oleh pemerintah dan harapannya dengan

adanya Quasi Government, daya beli masyarakat menjadi lebih baik yang akan berakhir pada

terwujudnya masyarakat yang sejahtera dari segi ekonomi, serta pembangunan akan semakin

merata di segala bidang.

Bila kita menilik dari beberapa kebijakan yang telah dilakukan pemerintah dalam

hal Quasi Government, tidak semua hasil dari Quasi Government menguntungkan pemerintah

dan mensejahterkan rakyat, diantaranya yaitu kebijakan terhadap PT Telkom dengan anak

perusahaan Telkomsel yang memiliki hampir 70% dari seluruh pelanggan telepon seluler di

Indonesia. Pemerintah menjual setengah sahamnya kepada SINGTEL yaitu perusahaan

telekomunikasi milik Singapura. Begitupun dengan PT Indosat yang juga diakuisisi oleh

perusahaan asing. Akibatnya, pemerintah sulit mengendalikan tarif telepon yang tentunya sangat

merugikan masyarakat. Tidak hanya saham telekomunikasi yang dijual kepada swasta,

perusahaan tambang pemerintah pun dijual, yaitu Aneka Tambang yang mengelola batu bara

yang dapat digunakan untuk listrik. Dengan hadirnya Bumi Resourches milik Bakrie dan Kaltim

Prima Coalt menjadikan sumber daya alam tersebut tidak dipergunakan untuk kepentingan

rakyat sesuai dengan amanat UUD 1945 Pasal 33. Sumber daya alam tersebut saat ini lebih

banyak dinikmati oleh kalangan-kalagan tertentu saja.


Terlepas dari hal-hal tersbut, untuk menjadikan negara yang madani diperlukan political

will / keinginan dan kekuatan yang kuat dari pemerintah serta supremasi hukum yang kuat sebagi

fondasi dari kerangka pemerintahan untuk tetap mempertahankan apa yang menjadi hak

masyarakat. Oleh karena itu hendaknya di dalam Quasi Government, tetap mempertahankan

otoritas negara menjadi otoritas tertinggi dan menghindari otoritas swasta yang overlap sehingga

kepentingan-kepentingan masyarakat tetap terakomodir dengan baik.

Semoga Dapat Dipahami

Anda mungkin juga menyukai