Wirausaha Sosial
Wirausaha Sosial
Wirausaha Sosial
PEMBUKA
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif
yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju
sukses. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang dan jasa yang
menjadi sumber keuanggulan untuk dijadikan peluang. Jadi, kewirausahaan
merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui
proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda.
Di Indonesia, kewirausahaan studi baru terbatas pada beberapa sekolah
atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan
seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui
pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat
kewirausahaan menjadi berkembang.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.
Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (pengusaha) yang berpikir
yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka yang mempunyai motivasi,
pesan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai, perilaku dan
perilaku sebagai manusia unggul. Pada makalah ini tentang pengertian, hakekat,
ciri-ciri dan peran dan peran kewirausahaan dalam perekonomian nasional.
Pembangunan sumber daya manusia yang dimotori oleh pemerintah,
ternyata belum membuahkan hasil sebagaimana mestinya. Kondisi tersebut
berdampak pada ketenagakerjaan Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS)
melangsir kondisi tenaga kerja di Indonesia, bahwa Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) Februari 2015 adalah 5,81 % , kemudian meningkat dibandingkan
tahun sebelumnya, yaitu TPT Februari 2014 yaitu 5,70 %. Angka pengangguran
yang tinggi sangat dipengaruhi oleh membludaknya calon pekerja, sementara
lapangan pekerjaan yang tesedia tidak mampu menampung secara keseluruhan.
Dimasa sekarang egaraurership atau kewirausahaan sangat sering di
bicarakan di berbagai forum dan media, Terbukti berbagai metode pendidikan dan
pelatihan sekarang ini semakin giat juga menawarkan skill ini untuk bisa di
implementasikan masyarakat secara luas. Tetapi melahirkan wirausaha bukanlah
suatu perkara yang mudah, apalagi di era dimana kesenjangan egara sangat tinggi
dan kontras serta kemakmuran menjadi barang eksklusif, maka kehadiran para
Social Enterpreneur sangat dibutuhkan sebagai bagian dari solusi masalah egara di
masyarakat.
Secara istilah Social Entrepreneur adalah sosoknya wirausaha yang social
driven, bergerak tidak dimotivasi profit, melainkan misi mengatasi problem egara
yang ada. Mereka adalah orang-orang yang berupaya menciptakan perubahan
positif atas persoalan yang menimpa masyarakat: baik itu pendidikan, kesehatan,
atau masalah kemasyarakatan lain, terutama ekonomi secara entrepreneurially,
atau dengan kata lain wirausaha yang ulet dan berani ambil risiko. Orang-orang
yang disebut J.G. Dees sebagai spesies khusus dalam genus wirausaha (Dees,
1998). Dan jiwa yang mengikat itu semua adalah social entrepreneurship, spirit
kewirausahaan egara, spirit memberikan value untuk masyarakat dengan cara
menerapkan prinsip-prinsip entrepreneurial. Social Entrepreneurship pada
dasarnya tidak terbatas pada suatu aksi egara sebuah lembaga, organisasi atau
perusahaan melalui program CSR, Corporate Social Responsibility atau lembaga
egara lainnya. Dari spirit-nya Social.
Entrepreneurship lebih bersifat suatu mental atau sikap terhadap suatu
personal atau masyarakatnya. Jadi dapat disimpulkan Social Entrepreneurship
merupakan sebuah istilah turunan dari kewirausahaan. Gabungan dari dua kata,
social yang artinya kemasyarakatan, dan entrepreneurship yang artinya
kewirausahaan. Pengertian sederhana dari Social Entrepreneur adalah seseorang
yang mengerti permasalahan egara dan menggunakan kemampuan
entrepreneurship untuk melakukan perubahan egara (social change), terutama
meliputi bidang kesejahteraan (welfare), pendidikan dan kesehatan (healthcare)
(Santosa, 2007). Mengapa harus Sosial Entrepenuer? Seperti halnya seorang
wirausaha yang merubah lingkungan bisnis, seorang social entrepreneur akan
bertindak sebagai agen perubahan bagi lingkungan, mencari kesempatan,
memperbaiki egara, menemukan pendekatan yang baru serta menciptakan solusi
terhadap perubahan lingkungan yang lebih baik (Dees, 1998).
ISI
Dari pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa Social entrepreneurship
adalah penciptaan nilai egara yang dihasilkan dari kolaborasi bersama orang-
orang dan organisasi lain dari lingkungan masyarakat yang terlibat dalam
penciptaan inovasi egara dalam kegiatan ekonomi. Sehingga dari definisi tersebut
memberikan empat egarau dari socio entrepreneurship yaitu nilai egara,
lingkungan masyarakat, inovasi dan kegiatan ekonomi (Hulgard, 2010). Tulisan
ini bertujuan untuk memberikan telaah egaraure mengenai konsep socio
entrepreneurship dalam masyarakat. Hal-hal yang dibahas dalam artikel ini antara
lain mengenai sejarah socio entrepreneurship, karakteristik seorang socio
entrepreneur, peran dan tantangan dalam mengaplikasikan socio entrepreneurship
serta contoh para pelaku socio entrepreneurship yang menerapkan di Indonesia
dan di egara lainnya.
Menurut pendapat Cukier (2011). kewirausahaan sosial (Social
entrepreneurship) adalah merupakan sebuah istilah turunan dari entrepreneurship.
Gabungan dari dua kata, social yang artinya kemasyarakatan, dan
entrepreneurship yang artinya kewirausahaan. Pengertian sederhana dari social
entrepreneur adalah seseorang yang mengerti permasalahan sosial dan
menggunakan kemampuan entrepreneurship untuk melakukan perubahan sosial
(social change), terutama meliputi bidang kesejahteraan (welfare), pendidikan dan
kesehatan (healthcare).
Karakteristik Social Entrepreneur
Karakteristik yang dimiliki social entrepreneur menurut Borstein (2006)
dijelaskan sebagai berikut:
untuk menyediakan barang dan jasa yang ada di pasaran atau di sektor publik
yang ketersediaannya terbatas atau tidak tersedia; Untuk mengembangkan
kemampuan.
Untuk menciptakan lapangan pekerjaan
Untuk membantu membukakan akses bagi orang-orang yang terekslusi secara
sosial.
Visi, pemimpin harus memiliki visi dimana dimensi sosial merupakan pusat
dan bagian integral dari kehidupan perusahaan
Legitimasi, pemimpin harus menciptakan lingkungan internal yang tepat dan
sesuai harapan dari proses Social Entrepreneurship diperusahaan
Pemberdayaan, pemimpin harus memberi peluang pemimpin dan agen
perubahan lainnya di perusahaan agar mampu membangun dan memutuskan
suatu proses.
PENUTUP
Konsep kewirausahaan terus berkembang dan masih dalam perdebatan
para ahli teoritis dan praktis. Kewirausahaan terbaru menekankan pada pentingnya
unsur pengetahuan/informasi, motivasi, peluang, sumberdaya, adaptasi,
keberlanjutan (individu, ekonomi, sosial). Dalam kewirausahaan sosial (social
entrepreneurship) terdapat dua hal penting, yaitu; adanya inovasi sosial dan
hadirnya individu bervisi, kreatif, berjiwa wirausaha yang beretika baik. Indikator
keberhasilan kinerja kewirausahaan sosial masih sulit terukur.
Sedangkan kewirausahaan komersial yang mengedepankan ukuran-ukuran
kuantitas, belum dapat memuaskan dan menjawab berbagai permasalahan sosial.
Melalui kegiatan socio entrepreneur diharapkan kesejahteraan masyarakat baik di
bidang ekonomi, sosial dan bidang yang lainnya dapat meningka. Dalam
perkembangannya kewirausahaan sosial masih lemah pada tataran sinkronisasi
antara konsep ekonomi tahap makro dan mikro dan juga konsep sosialnya. Namun
demikian, konsep social entrepreneurship dapat menjadi paradigma baru untuk
memecahkan berbagai masalah sosial yang terjadi di negara-negara berkembang
seperti di Indonesia.
Sosial entrepreneur memiliki tujuan menciptakan nilai sosial bagi
pelanggan perlu mendapat dukungan berbagai pihak seperti pemerintah, swasta
maupun akademisi. Sosial entrepreneur sangat bermanfaat dan akan selalu
dibutuhkan masyarakat luas dalam menanggulangi permasalahan sosial yang
selama ini masih terkesan terabaikan. Melalui kegiatan sosial entrepreneur
diharapkan kesejahteraan masyarakat baik dibidang ekonomi, pendidikan maupun
kesehatan meningkat secara signifikan.
Mengapa kewirausahaan sosial dinilai penting : Penerapan kewirausahaan
sosial dipandang penting, karena memilki karakteristik yang merupakan terobosan
baru dalam memecahkan fenomena sosial melalui pendekatan selain mencari
keuntungan, juga menciptakan nilai sosial terutama bagi masyarakat miskin.
Kapan lahirnya kewirausahaan sosial : Secara historis Bill Drayton (1980)
yang mendirikan Ashoka Foundation) dianggap sebagai penggagas lahirnya
inovasi kewirausahaan sosial. Kemudian disusul dari berbagai praktik
kewirausahaan sosial, seperti pembiayaan mikro Grameen Bank oleh Muhammad
Yunus. Di indonesia telah didirikan Asosiasi Kewirausahaan Sosial Indonesia
(AKSI) pada tahun 2009 dan Indonesia Setara Indonesia Setara dibentuk pada
November 2010. Begitu pula telah dilakukan beberapa kajian analisis.
DAFTAR PUSTAKA
Ansri, I. (2019, Maret 21). Telaah Perubahan Paradigma Kewirausahaan dari
25-28.