Wirausaha Sosial

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

WIRAUSAHA SOSIAL UNTUK MASYARAKAT

Oleh : Figo Darevielsyah (20060040)


Jurusan : Ekonomi Pembangunan

PEMBUKA
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif
yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju
sukses. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang dan jasa yang
menjadi sumber keuanggulan untuk dijadikan peluang. Jadi, kewirausahaan
merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui
proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda.
Di Indonesia, kewirausahaan studi baru terbatas pada beberapa sekolah
atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan
seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui
pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat
kewirausahaan menjadi berkembang.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.
Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (pengusaha) yang berpikir
yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka yang mempunyai motivasi,
pesan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai, perilaku dan
perilaku sebagai manusia unggul. Pada makalah ini tentang pengertian, hakekat,
ciri-ciri dan peran dan peran kewirausahaan dalam perekonomian nasional.
Pembangunan sumber daya manusia yang dimotori oleh pemerintah,
ternyata belum membuahkan hasil sebagaimana mestinya. Kondisi tersebut
berdampak pada ketenagakerjaan Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS)
melangsir kondisi tenaga kerja di Indonesia, bahwa Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) Februari 2015 adalah 5,81 % , kemudian meningkat dibandingkan
tahun sebelumnya, yaitu TPT Februari 2014 yaitu 5,70 %. Angka pengangguran
yang tinggi sangat dipengaruhi oleh membludaknya calon pekerja, sementara
lapangan pekerjaan yang tesedia tidak mampu menampung secara keseluruhan.
Dimasa sekarang egaraurership atau kewirausahaan sangat sering di
bicarakan di berbagai forum dan media, Terbukti berbagai metode pendidikan dan
pelatihan sekarang ini semakin giat juga menawarkan skill ini untuk bisa di
implementasikan masyarakat secara luas. Tetapi melahirkan wirausaha bukanlah
suatu perkara yang mudah, apalagi di era dimana kesenjangan egara sangat tinggi
dan kontras serta kemakmuran menjadi barang eksklusif, maka kehadiran para
Social Enterpreneur sangat dibutuhkan sebagai bagian dari solusi masalah egara di
masyarakat.
Secara istilah Social Entrepreneur adalah sosoknya wirausaha yang social
driven, bergerak tidak dimotivasi profit, melainkan misi mengatasi problem egara
yang ada. Mereka adalah orang-orang yang berupaya menciptakan perubahan
positif atas persoalan yang menimpa masyarakat: baik itu pendidikan, kesehatan,
atau masalah kemasyarakatan lain, terutama ekonomi secara entrepreneurially,
atau dengan kata lain wirausaha yang ulet dan berani ambil risiko. Orang-orang
yang disebut J.G. Dees sebagai spesies khusus dalam genus wirausaha (Dees,
1998). Dan jiwa yang mengikat itu semua adalah social entrepreneurship, spirit
kewirausahaan egara, spirit memberikan value untuk masyarakat dengan cara
menerapkan prinsip-prinsip entrepreneurial. Social Entrepreneurship pada
dasarnya tidak terbatas pada suatu aksi egara sebuah lembaga, organisasi atau
perusahaan melalui program CSR, Corporate Social Responsibility atau lembaga
egara lainnya. Dari spirit-nya Social.
Entrepreneurship lebih bersifat suatu mental atau sikap terhadap suatu
personal atau masyarakatnya. Jadi dapat disimpulkan Social Entrepreneurship
merupakan sebuah istilah turunan dari kewirausahaan. Gabungan dari dua kata,
social yang artinya kemasyarakatan, dan entrepreneurship yang artinya
kewirausahaan. Pengertian sederhana dari Social Entrepreneur adalah seseorang
yang mengerti permasalahan egara dan menggunakan kemampuan
entrepreneurship untuk melakukan perubahan egara (social change), terutama
meliputi bidang kesejahteraan (welfare), pendidikan dan kesehatan (healthcare)
(Santosa, 2007). Mengapa harus Sosial Entrepenuer? Seperti halnya seorang
wirausaha yang merubah lingkungan bisnis, seorang social entrepreneur akan
bertindak sebagai agen perubahan bagi lingkungan, mencari kesempatan,
memperbaiki egara, menemukan pendekatan yang baru serta menciptakan solusi
terhadap perubahan lingkungan yang lebih baik (Dees, 1998).

ISI
Dari pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa Social entrepreneurship
adalah penciptaan nilai egara yang dihasilkan dari kolaborasi bersama orang-
orang dan organisasi lain dari lingkungan masyarakat yang terlibat dalam
penciptaan inovasi egara dalam kegiatan ekonomi. Sehingga dari definisi tersebut
memberikan empat egarau dari socio entrepreneurship yaitu nilai egara,
lingkungan masyarakat, inovasi dan kegiatan ekonomi (Hulgard, 2010). Tulisan
ini bertujuan untuk memberikan telaah egaraure mengenai konsep socio
entrepreneurship dalam masyarakat. Hal-hal yang dibahas dalam artikel ini antara
lain mengenai sejarah socio entrepreneurship, karakteristik seorang socio
entrepreneur, peran dan tantangan dalam mengaplikasikan socio entrepreneurship
serta contoh para pelaku socio entrepreneurship yang menerapkan di Indonesia
dan di egara lainnya.
Menurut pendapat Cukier (2011). kewirausahaan sosial (Social
entrepreneurship) adalah merupakan sebuah istilah turunan dari entrepreneurship.
Gabungan dari dua kata, social yang artinya kemasyarakatan, dan
entrepreneurship yang artinya kewirausahaan. Pengertian sederhana dari social
entrepreneur adalah seseorang yang mengerti permasalahan sosial dan
menggunakan kemampuan entrepreneurship untuk melakukan perubahan sosial
(social change), terutama meliputi bidang kesejahteraan (welfare), pendidikan dan
kesehatan (healthcare).
Karakteristik Social Entrepreneur
Karakteristik yang dimiliki social entrepreneur menurut Borstein (2006)
dijelaskan sebagai berikut:

 Orang-orang yang mempunyai visi untuk memecahkan masalah masalah


kemasyarakatan sebagai pembaharu masyarakat dengan gagasan-gagasan
yang sangat kuat untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat.
 Umumnya bukan orang terkenal, misal : dokter, pengacara, insinyur,
konsultan manajemen, pekerja sosial, guru dan wartawan.
 Orang-orang yang memiliki daya transformatif, yakni orang-orang dengan
gagasan baru dalam menghadapi masalah besar, yang tak kenal lelah dalam
mewujudkan misinya, menyukai tantangan, punya daya tahan tinggi, orang-
orang yang sungguh-sungguh tidak mengenal kata menyerah hingga mereka
berhasil menyebarkan gagasannya sejauh mereka mampu.
 Orang yang mampu mengubah daya kinerja masyarakat dengan cara terus
memperbaiki, memperkuat, dan memperluas cita-cita.
 Orang yang memajukan perubahan sistemik: bagaimana mereka mengubah
pola perilaku dan pemahaman.
 Pemecah masalah paling kreatif.
 Mampu menjangkau jauh lebih banyak orang dengan uang atau sumber daya
yang jauh lebih sedikit, dengan keberanian mengambil resiko sehingga
mereka harus sangat inovatif dalam mengajukan pemecahan masalah.
 Orang-orang yang tidak bisa diam, yang ingin memecahkan masalahmasalah
yang telah gagal ditangani oleh pranata (negara dan mekanisme pasar) yang
ada.
 Mereka melampaui format-format lama (struktur mapan) dan terdorong untuk
menemukan bentuk-bentuk baru organisasi.
 Mereka lebih bebas dan independen, lebih efektif dan memilih keterlibatan
yang lebih produktif.

Ditambahkan lagi oleh Emerson (dalam Nicholls 2006) juga


mendefinisikan tipe dari pelaku social entrepreneurship, yakni:
 Inovator dari kalangan sipil.
 Pendiri social enterprise yang mampu meningkatkan penerimaan.
 Para aktor yang melaksanakan aktivitas yang berhubungan dengan
peningkatan penerimaan yang menciptakan surplus untukmendukung visi
sosial.
 Entrepreneurship sosial.

a) Mengapa Wirahusaha Sosial Itu Penting


Peran kewirausahaan sosial menurut Santosa (2007) dalam Irma Paramita
Sofia. (2015), yaitu :
1. menciptakan kesempatan kerja
2. melakukan inovasi dan kreasi baru terhadap produksi barang ataupun jasa
yang dibutuhkan masyarakat
3. menjadi modal sosial
4. peningkatan kesetaraan.
Selain itu dari beberapa ahli dijelaskan bahwa peran utama kewirausahaan
sosial dalam kegiatan ekomoni yaitu:
1. Sektor publik dan reformasi nirlaba mengakibatkan dampak sosial yang
signifikan dengan mengatasi masalah sosial yang ada di masyarakat.
2. Komersial perusahaan yang non konvensional menjadi lebih baik,
mengutungkan dan menciptakan dampak sosial yang positif. Menghasilkan
laba tetap menjadi tujuan, sehingga perusahaan tetap menerima keuntungan.
3. Katalis berbasis masyarakat untuk tranformasi sosial. Kewirausahaan.
Kemunculan kewirausahaan sosial menjadi fenomena menarik karena
terdapat beberapa perbedaan dengan model wirausaha tradisional sebelumnya.
Perbedaan tersebut tercermin dari karakteristik tersendiri yang merupakan ide dan
terobosan baru dalam memecahkan masalah sosial. Menurut Bill Drayton (1980),
pendiri Ashoka Foundation yang menggagas kewirausahaan sosial bahwa
beberapa karakteristik kegiatan wirausaha sosial adalah :
a. Tugas wirausaha sosial ialah mengenali adanya kemacetan atau kemandegan
dalam kehidupan masyarakat dan menyediakan jalan keluar dari kemacetan
atau kemandegan itu. Ia menemukan apa yang tidak berfungsi, memecahkan
masalah dengan mengubah sistemnya, menyebarluaskan pemecahannya, dan
meyakinkan seluruh masyarakat untuk berani melakukan perubahan.
b. Wirausaha sosial tidak puas hanya memberi ikan atau mengajarkan cara
memancing ikan. Ia tidak akan diam sehingga industri periklanan pun
berubah.
Selain itu menurut Gregory Dees (1998) dalam Hardi Utomo (2014). bahwa
kewirausahaan sosial adalah kombinasi dari semangat besar dalam misi sosial
dengan disiplin, innovasi, dan keteguhan seperti yang lazim berlaku di dunia
bisnis. Kegiatan kewirausahaan sosial dapat meliputi :
1) Kegiatan yang tidak bertujuan mencari laba
2) Melakukan bisnis untuk tujuan sosial
3) Campuran dari kedua tujuan itu, yakni tidak untuk mencari laba, dan mencari
laba, namun untuk tujuan sosial.
Selanjutnya menurut Boschee and Mc Clurg (2003) dalam Hardi Utomo
(2014) menjelaskan perbedaan wirausaha bisnis (tradisional) dengan wirausaha
sosial sebagai berikut :
 Biasanya bisnis wirausaha juga melakukan tindakan tanggungjawab sosial
seperti : menyumbangkan uang untuk organisasi nirlaba, menolak untuk
terlibat dalam jenis usaha tertentu, menggunakan bahan yang ramah
lingkungan dan praktek, mereka memperlakukan karyawannya baik dan
layak. Wirausaha sosial bekerja lebih dari itu, berusaha mengatasi akar
masalah sosial, penghasilannya didapatkan dari menjalankan misi nya
tersebut, misalnya: mempekerjakan orang cacat fisik atau mental, miskin atau
penyandang masalah sosial tertentu (PSK, anak jalanan, tuna wisma), menjual
produk atau jasa untuk mengatasi masalah sosial (memproduksi alat bantu
untuk orang cacat, bank masyarakat miskin, panti sosial, balai latihan kerja,
pendidikan untuk kelompok marjinal).
 Ukuran keberhasilan wirausaha bisnis adalah kinerja keuangan (nilai
perusahaan, keuntungan bagi pemegang saham/pemilik). Ukuran keberhasilan
wirausaha sosial adalah hasil keuangan dan sosial. Ukuran keuangannya
adalah pendanaan yang terus menerus sehingga menjamin keberlangsungan
organisasi. Keuntungan finansial diarahkan untuk meningkatkan skala
kegiatan bukan dibagikan pada pemegang saham. Sedangkan hasil sosial
yang diharapkan adalah masalah sosial teratasi atau setidaknya berkurang.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan sosial
dipandang penting karena memilki karakteristik yang merupakan terobosan baru
dalam memecahkan fenomena sosial melalui pendekatan selain mencari
keuntungan, juga menciptakan nilai sosial terutama bagi masyarakat miskin.
b) Paradigma sosial yang ada di lingkungan dan berpotensi memiliki nilai
ekonomis
Paradigma kewirausahaan akhir-akhir ini mengarah secara masif kearah peran
bidang sosial. Hal ini dapat dilihat dari berbagai indikasi perubahan peristilahan
dan ruang lingkupnya. Kepribadian seorang wirausaha merupakan faktor mental
dan sikap yang kuat dan berani dalam berusaha dan giat pantang menyerah.
Konsep kewirausahaan dalam implementasinya di masyarakat sudak mulai meluas
ke konsep spesifik tertentu seperti pada kewirausahaan sosial (social
entrepreneurship). Social entrepreneurship terdiri dari dua kata, yaitu social yang
artinya kemasyarakatan, dan entrepreneurship yang artinya kewirausahaan.
Pengertian sederhana dari melakukan perbaikan (Santosa, 2007). Dengan kata
lain,seorang social entrepreneur selalu melibatkan diri dalam proses inovasi,
adaptasi, pembelajaran yang terus menerus (entrepreneurial private-sector
business activities). Ditinjau dari aspek organisasi kewirausahaan sosial dapat di
dekati dari dua elemen penting (Nicholls, 2006), yakni :
1) Fokus pada misi sosial, kewirausahaan sosial berarti sudah merubah orientasi
dari profit yang tinggi menjadi kebermanfaatan bagi kehidupan manusia. Hal
ini yang tercermin dalam konteks dan output dari tindakan menurut
komponen nilai sosial. Jadi ukuran berhasil dari seorang wiarausahawan
sosial adalah sebarapa besar hasil usahanya mampu memberi manfaat bagi
peradapan dan kemaslakatan umat manusia. Oleh sebab itu terjadi perluasan
yang luar biasa sehingga menyentuh banyak banyak bidang ilmu lainnya
terutama ilmu bidang sosial kemasyarakatan.
2) Proses operasional, yaitu pendekatan sinergis antara komponen
‘entrepreneurial dan aspek sosial dari organisasi social entrepreneurship yang
direfleksikan pada tujuan atau misi sosial. Untuk itu agar tercapai misi sosial
maka misi ekonomi menjadi penggerak dalam upaya mencapai operasioperasi
sosial agar berperan dan bermanfaat bagi kesejahteraan bersama. Oleh karena
itu pada konsep social entrepreneurship, misi sosial harus ekplisit dan
menjadi pusatnya. Tidah mengherankan apabila istilah social
entrepreneurshipmenjadi topik menarik dalam perbincangan di kalangan
akademisi dan praktisi pada beberapa dekade terakhir.
Pengertian dari social entrepreneurship sudah beragam, yaitu; pertama,
merupakan proses menciptakan nilai dengan cara menggabungkan sumber daya
dengan cara baru. Kata kunci dari pengertian ini adalah nilai, sumberdaya dan
cara-cara baru. Oleh sebab itu, social entrepreneurship secara makro akan
menjadi pioner dalam menyatukan konsep ekonomi dan sosial dalam satu
kegaiatan usaha yang terintergrasi. Kedua, Gabungan sumber daya ini terutama
dimaksudkan untuk menelusuri dan memanfaatkan peluangpeluang untuk
menciptakan nilai sosial dengan mendorong perubahan sosial atau memenuhi
kebutuhan masyarakat. Perubahan sosial menjadi tekanan utama dan indiakasi
perubahan perilaku, tentunya perubahan yang direncanakan dengan baik agar
tujuan adanya social entrepreneurship bisa membawa percepatan kemajuan dan
peradapan umat manusia. Ketiga, dilihat sebagai proses, dengan pengertian ini
social entrepreneurship memiliki tahapan-tahapan untuk memulai dan mencapai
tujuan-tujuannya. Proses sosial itu perlu waktu dan perlu upaya komunikasi dua
arah agar kebutuhan dan kemampuan dalam menciptakan peruabahan sosial yang
lebih baik cepat terwadahi. Mengingat, social entrepreneurship menawarkan jasa
dan produk, tapi bisa juga mengarah pada terbangunnya organisasi baru (Mair
dan Marti dalam Nurhayati 2016 ).
Kewirausahaan sosial terdiri dari empat elemen utama yakni; social value,
civil society, innovation, and economic activity.
1) Social Value
merupakan elemen paling khas dari kewirausahaan sosial yakni menciptakan
manfaat sosial yang nyata bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
2) Civil Society.
Kewirausahaan sosial pada umumnya berasal dari inisiatif dan partisipasi
masyarakat sipil dengan mengoptimalkan modal sosial yang ada di
masyarakat.
3) Innovation.
Kewirausahaan sosial memecahkan masalah sosial dengan caracara inovatif
antara lain dengan memadukan kearifan lokal dan inovasi sosial.
4) Economic Activity.
Kewirausahaan sosial yang berhasil pada umumnya dengan menyeimbangkan
antara antara aktivitas sosial dan aktivitas bisnis. Kewirausahaan sosial
merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi masalah sosial berupa
pengangguran, kemiskinan, dan kerusakan lingkungan.. Untuk mewujudkan
bisnis sosial yang berkelanjutan membutuhkan jaringan dan kerjasama
dengan berbagai pihak terkait (Palesangi, 2012).
Perspektif tentang istilah social entrepreneurship pun berkembang dan
beragam di kalangan akademisi, praktisi dan institusi terkait. Namun mereka
sepakat bahwa tujuan akhir yang hendak dicapai harus bermuara pada
kepentingan dan pemberdayaan masyarakat (Nurhayati, 2016). Dengan demikian
konsep social entrepreneurship merupakan kombinasi pendekatan ekonomi dan
sosial yang di satukan agar lebih bisa di terima oleh semua kalangan dalam rangka
meningkatkan pembangunan berkelanjutan. Di jaman revolusi indutri 4.0 ini
konsep social entrepreneurship banyak diadopsi dan dikembangkan pada bidang
yang beragam, mulai dari yang tidak orientasi profit, pada perubahan sosial (social
change), bidang kesejahteraan (welfare), pendidikan, kesehatan (healthcare),
teknologi informai untuk profit, sektor publik, dan kombinasi dari berbagai bidang
tersebut. Sehingga perlu hati-hati dalam memaknai agar tidak bias dalam mencapi
tujuan masing-masing bidang. Merujuk pendapat Bill Drayton dalam social
entrepreneurship ada beberapa faktor penting, yaitu adanya inovasi sosial dan
hadirnya individu bervisi, kreatif, berjiwa wirausaha yang beretika baik. Jadi dari
konteks ini dapat di tarik benang merah bahwa sesuatu yang baru dalam
pendekatan sosial perlu ada agar cara-cara baru dan kreatif diambil guna membri
manfaat lebih bagai semua masyarakat secara berkelanjutan di masa depan.
Lebih lanjut, Hulgard (2010) juga menerangkan bahwa social
entrepreneurship secara komprehensif, yaitu upaya baru dalam menjawab masalah
sosial yang mengutamakan saling kerjsama dan saling membantu baiak pada
tingkatan individu, organisasi dan seluruh masyarakat yang terlibat dalam
pengembangan suatu inovasi. Sehingga social entrepreneurship sebagai
penciptaan nilai sosial yang dibentuk dengan cara bekerja sama dengan orang lain
atau organisasi masayarakat yang terlibat dalam suatu inovasi. Social entrepreneur
dapat dikatakan sebagai agen perubahan (change agent) yang mampu untuk
melaksanakan dan memperbaiki nilai-nilai sosial dan menjadi penemu berbagai
peluang untuk Social entrepreneurship. Sebagai agen perubahan 8 maka bisa
menjadi orang dalam maupun orang luar masyarakay yang ingin di kembangkan
menuju kemanjuaan yang selaras dengan alam dan lingkungannya. Merupakan
sebuah inovasi sosial yang dapat diterapkan pada tingkatan lokal, regional,
national, atau international. Beberapa prinsip Social entrepreneurship yaitu; usaha
mandiri, kegiatan bisnis, pengembangan modal sendiri untuk perubahan sosial
yang menjadi tujuannya (Hendrasmoro, 2012).
Smallbone et al. dalam Nicholls (2006); memberikan contoh terkait dengan
adanya kegiatan social entreprneurship, yaitu:

 untuk menyediakan barang dan jasa yang ada di pasaran atau di sektor publik
yang ketersediaannya terbatas atau tidak tersedia; Untuk mengembangkan
kemampuan.
 Untuk menciptakan lapangan pekerjaan
 Untuk membantu membukakan akses bagi orang-orang yang terekslusi secara
sosial.

c) Upaya untuk mengaktifkan paradigma sosial menjadi fungsi ekonomi sosial


mempercepat terjadinya perubahan terhadap masalah sosial yang terjadi
dimasyarakat.
Berbagai tantangan yang dihadapi oleh Social Entrepreuners antara lain adalah
masalah pendanaan, pendidikan untuk para pemimpin dimasa mendatang yang
menyadari tentang pentingnya social entrepreneurship, dan kurangnya insentif
yang diberikan oleh pemerintah untuk meringankan beban lembaga-lembaga
yang bergerak dibidang sosial. Oleh karena itu Social Entrepreneurs harus
didukung oleh Social Investor agar inovasinya dapat diwujudkan (Kusumah,
2011). Tetapi haruslah disadari bahwa Social Entrepreneurship bukanlah satu-
satunya obat untuk mengatasi permasalahan sosial yang dihadapi, karena dalam
kenyataannya sangat dipengaruhi oleh kerangka dan struktur perekonomian yang
berlaku di suatu negara. Namun seharusnya muncul keberanian untuk mulai
membentuk change makers sehingga setiap setiap individu harus diupayakan
untuk dapat menjadi change maker di lingkunganya (Kusumah, 2011). Lebih
lanjut Austin dkk (dalam Nicholls. 2006) mengemukakan sejumlah tantangan
perusahaan dalam menjalankan Corporate Social Entrepreneurship, yaitu:
Leadership; dengan tiga dimensi penting yaitu :

 Visi, pemimpin harus memiliki visi dimana dimensi sosial merupakan pusat
dan bagian integral dari kehidupan perusahaan
 Legitimasi, pemimpin harus menciptakan lingkungan internal yang tepat dan
sesuai harapan dari proses Social Entrepreneurship diperusahaan
 Pemberdayaan, pemimpin harus memberi peluang pemimpin dan agen
perubahan lainnya di perusahaan agar mampu membangun dan memutuskan
suatu proses.

1. Strategy; dengan tiga elemen untuk Social Entrepreneurship di perusahaan,


yaitu:
a. Alignment, dimensi sosial dan dimensi bisnis dalam strategi perusahaan
harus seiring satu sama lainnya.
b. Leveraging core competencies, fokus pada menemukan upaya kreatif dalam
memobilisasi dan menyebarluaskan aset kunci perusahaan, komponen
keberhasilan bisnis, sehingga akan tercipta hubungan nilai sosial dan bisnis
yang berlipat ganda untuk terciptanya nilai ekonomi dan sosial yang lebih
besar lagi.
c. Partnering, bermitra dan menciptakan aliansi dengan entitas usaha lainnya
akan lebih memperkuat proses Socio Enteprenurship di perusahaan.
2. Structures; struktur yang dibuat harus mengikuti strategi yang dipilih,
sehingga Corporate Social Entrepreneur harus membuat bentuk organisasi
yang inovatif dalam perusahaan dalam rangka memajukan dimensi sosial
baru.
3. Systems; sistem yang dibuat harus mengikuti struktur, sehingga CSE dapat
membentuk seperangkat sistem yang:
 Meningkatkan pembelajaran mengenai proses pembuatan keputusan
mengenai dimensi sosial dan ekonomi
 Memungkinkan eksekusi yang efektif
 Suatu proses efektifitas komunikasi nilai-nilai ekonomi dan sosial

PENUTUP
Konsep kewirausahaan terus berkembang dan masih dalam perdebatan
para ahli teoritis dan praktis. Kewirausahaan terbaru menekankan pada pentingnya
unsur pengetahuan/informasi, motivasi, peluang, sumberdaya, adaptasi,
keberlanjutan (individu, ekonomi, sosial). Dalam kewirausahaan sosial (social
entrepreneurship) terdapat dua hal penting, yaitu; adanya inovasi sosial dan
hadirnya individu bervisi, kreatif, berjiwa wirausaha yang beretika baik. Indikator
keberhasilan kinerja kewirausahaan sosial masih sulit terukur.
Sedangkan kewirausahaan komersial yang mengedepankan ukuran-ukuran
kuantitas, belum dapat memuaskan dan menjawab berbagai permasalahan sosial.
Melalui kegiatan socio entrepreneur diharapkan kesejahteraan masyarakat baik di
bidang ekonomi, sosial dan bidang yang lainnya dapat meningka. Dalam
perkembangannya kewirausahaan sosial masih lemah pada tataran sinkronisasi
antara konsep ekonomi tahap makro dan mikro dan juga konsep sosialnya. Namun
demikian, konsep social entrepreneurship dapat menjadi paradigma baru untuk
memecahkan berbagai masalah sosial yang terjadi di negara-negara berkembang
seperti di Indonesia.
Sosial entrepreneur memiliki tujuan menciptakan nilai sosial bagi
pelanggan perlu mendapat dukungan berbagai pihak seperti pemerintah, swasta
maupun akademisi. Sosial entrepreneur sangat bermanfaat dan akan selalu
dibutuhkan masyarakat luas dalam menanggulangi permasalahan sosial yang
selama ini masih terkesan terabaikan. Melalui kegiatan sosial entrepreneur
diharapkan kesejahteraan masyarakat baik dibidang ekonomi, pendidikan maupun
kesehatan meningkat secara signifikan.
Mengapa kewirausahaan sosial dinilai penting : Penerapan kewirausahaan
sosial dipandang penting, karena memilki karakteristik yang merupakan terobosan
baru dalam memecahkan fenomena sosial melalui pendekatan selain mencari
keuntungan, juga menciptakan nilai sosial terutama bagi masyarakat miskin.
Kapan lahirnya kewirausahaan sosial : Secara historis Bill Drayton (1980)
yang mendirikan Ashoka Foundation) dianggap sebagai penggagas lahirnya
inovasi kewirausahaan sosial. Kemudian disusul dari berbagai praktik
kewirausahaan sosial, seperti pembiayaan mikro Grameen Bank oleh Muhammad
Yunus. Di indonesia telah didirikan Asosiasi Kewirausahaan Sosial Indonesia
(AKSI) pada tahun 2009 dan Indonesia Setara Indonesia Setara dibentuk pada
November 2010. Begitu pula telah dilakukan beberapa kajian analisis.

DAFTAR PUSTAKA
Ansri, I. (2019, Maret 21). Telaah Perubahan Paradigma Kewirausahaan dari

Perspektif Inovasi Ekonomi dan Sosial. Kewirausahaan, kewirausahaan Sosial,

Inovasi Sosial, Inovasi Ekonomi , pp. 4-7.

Baharuddin. (2015, Desember 07). Kewirausahaan Sosial. Makalah

Kewirausahaan Sosial , pp. 3-5.

Gazali, A. (2019, November 3). Kewirausahaan Di Indonesia. A. Tenrinippi , pp.

25-28.

Anda mungkin juga menyukai