Makalah Jahe

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Pengetahuan Bahan Agro
Jurusan Agro Industri Politeknik Negeri Ketapang

Dibuat Oleh :

Rendra Purnawan Japesa


3052021087

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


PROVINSI KALIMANTAN BARAT
POLITEKNIK NEGERI
KETAPANG
2021

i
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang...................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................3
1.3. Tujuan................................................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................4
PEMBAHASAN............................................................................................................4
2.1. Kandungan yang terdapat pada jahe...................................................................4
2.2. Perbedaan Karakteristik Dari Ketiga Jenis Jahe.................................................6
2.2.1. Jahe Emprit nama latinnya adalah Zingiber officinale var Amarum...........6
2.2.2. Jahe Putih...................................................................................................8
2.2.3. Jahe Merah.................................................................................................9
2.3. Penanganan Pasca Pnen Tanaman Jahe............................................................10
1. Pengumpulan....................................................................................................11
2. Penyortiran.......................................................................................................11
3. Pencucian.........................................................................................................11
4. Perajangan........................................................................................................12
5. Pengeringan......................................................................................................12
6. Penyortiran kering............................................................................................12
7. Pengemasan......................................................................................................12
8. Penyimpanan....................................................................................................13
9. Pengangkutan...................................................................................................13
Kesimpulan......................................................................................................................14
Daftar Pustaka..................................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jahe merupakan salah satu jenis tanaman dari subtanaman holtikultura, yaitu
tanaman biofarmaka atau tanaman obat. Dari ribuan jenis tanaman biofarma yang
sangat dibutuhkan dunia, yang sudah dikembangkan Indonesia untuk komoditas
andalan ekspor baru 13 jenis dengan jahe sebagai komoditas andalan yang
ditandai dengan perluasan areal dan produksi paling besar diantara 12 jenis
tanaman lainnya (Hesti dan Cahyo, 2013).

Jahe (Zingiber officinale) merupakan tanaman rempah yang berasal dari Asia
Selatan, dan sekarang telah tersebar ke seluruh dunia. Masyarakat China telah
memanfaatkan jahe sebagai penyedap makanan sejak abad ke 6 S.M., dan para
pedagang Arab telah mengenalkan jahe dan rempah-rempah lainnya sebagai
bumbu masakan ke kawasan Mediterania sebelum abad pertama Sesudah Masehi,
dan selanjutnya dikenalkan ke Eropah berupa buku-buku resep masakan yang
menggunakan berbagai rempahrempah. Di Yunani, jahe digunakan pertama kali
sebagai obat herbal untuk mengatasi penyakit vertigo, mual-mual, dan mabuk
perjalanan (Goulart, 1995; Reader’s Digest, 2004).

Pada abad ke 16, di Inggris Raja Hendry ke VIII merekomendasikan jahe


untuk mengatasi wabah penyakit (Plague), sedangkan Ratu Elizabeth I
menganjurkan jahe untuk meningkatkan gairah seksual (Goulart, 1995). Di
kawasan Asia, jahe telah dimanfaatkan sebagai bahan bumbu masakan dan bahan
obat tradisional sejak ribuan tahun yang lalu (Ware, 2017). Di Indonesia, tiga
jenis jahe (jahe sunti, jahe gajah dan jahe emprit) banyak dibudidayakan secara
intensif di daerah Rejang Lebong (Bengkulu), Bogor, Magelang, Yogyakarta, dan
Malang, dan dimanfaatkan untuk bumbu masakan, bahan obat herbal dan untuk
minuman (Santoso, 2008). Sebagai bumbu masakan, kandungan zat gizi dalam
jahe dapat melengkapi zat-zat gizi pada menu utama dan membantu melancarkan
proses pencernaan (Ware, 2017).

1
Jahe Sunti (jahe merah) dengan kandungan minyak atsiri 2,58 - 2,72%, paling
banyak digunakan untuk industri obat – obatan, menyusul Jahe gajah dengan
kandungan minyak atsiri 0,82 - 1,68% , dan jahe emprit dengan 1,5 – 3,3%
minyak atsiri (Santoso, 2008). Zat-zat aktif dalam minyak atsiri, antara lain:
shogaol, gingerol, zingeron, dan zat-zat antioksidan alami lainnya memiliki
khasiat untuk mencegah dan mengobati berbagai penyakit dari yang ringan
sampai berat, seperti: masuk angin, batuk, kepala pusing, pegal-pegal, rematik,
mual-mual, mabuk perjalanan, impoten, Alzheimer, kanker, dan penyakit jantung.
Sebagai bahan obat tradisional, jahe dapat digunakan secara tunggal ataupun
dipadukan dengan bahan obat herbal lainnya yang mempunyai fungsi saling
menguatkan dan melengkapi (Nala, 1992; Santoso, 2008).

Jahe adalah tanaman yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia dan
dunia, karena kekhasannya yang tidak dapat digantikan dengan tanaman lain. Jahe
dapat merangsang kelenjar pencernaan, membangkitkan nafsu makan sehingga
bagus untuk pencernaan. Rasa dan aromanya yang pedas dapat menghangatkan
tubuh dan mengeluarkan keringat. Minyak atsiri jahe bermanfaat untuk
menghilangkan nyeri, anti inflamasi dan anti bakteri.

Dalam dunia kuliner, jahe merupakan peranan yang penting, baik sebagai
suatu komponen makanan dan minuman atau sebagai salah satu komponen bumbu
dapur. Hasil olahan jahe sangat populer karena memiliki aroma segar, tajam, dan
rasanya pedas. Jahe dapat diolah menjadi berbagai produk pangan. Jahe dapat
dijadikan bahan sayur, salad, acar, asinan atau jahe kristal.

Dalam pembahasan, akan diuraikan kandungan gizi, senyawa kimia aktif yang
berefek farmakologis terhadap kesehatan, dan berbagai penyakit yang diterapi
dengan jahe atau ramuan jahe dengan bahan obat herbal lainnya

2
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas penulis mengambil 3 rumusan masalah yaitu:

1. Kandungan gizi apa saja yang terdapat pada jahe.?


2. Apa perbedaan karakteristik dari ketiga jenis tanaman jahe.?
3. Bagaimana Penanganan Pasca Panen tanaman Jahe.?

1.3. Tujuan
Tujuan penulisan makah dengan judul tanaman jahe ini adalah untuk
mengetahui kandungan yang terdapat dalam tanaman jahe, dan untuk mengetahu
jenis jenis jahe yang ada di Indonesia khususya di Kalimantan barat. Selain itu
juga untuk mengatahui karakteristik tanaman jahe bagaimana bentuk fisik dari
tanaman jahe dan penanganan pasca panen dari tanaman jahe. Selain itu untuk
memenuhi tugas matakuliah Pengantar Bahan Agroindustri.

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kandungan yang terdapat pada jahe
Kandungan Zat Gizi Dalam menu sehari-hari, jahe dan rempah-rempah
lainnya merupakan bahan penyedap rasa alami dengan kandungan zat gizi yang
dapat melengkapi nilai gizi menu utama. Jenis zat gizi dan nilai gizi rimpang jahe
mentah adalah : 1. Jenis zat gizi dan nilai gizi rimpang jahe mentah Jenis zat gizi
Nilai gizi per 100 g, Energi 79 kkal, Karbohidrat 17,86 g, Serat 3,60 g, Protein
3,57 g, Sodium 14 mg, Zat besi 1,15 g, Potasium 33 mg, Vitamin C 7,7 mg,
Sumber : Ware (2017).

Jenis zat gizi lainnya dalam rimpang jahe dengan kuantitas rendah, adalah
magnesium, fosfor, zeng, folat, vitamin B6, vitamin A, riboflavin, dan niacin Jahe
dimanfaatkan sebagai bahan obat herbal karena mengandung minyak atsiri dengan
senyawa kimia aktif, seperti: zingiberin, kamfer, lemonin, borneol, shogaol,
sineol, fellandren, zingiberol, gingerol, dan zingeron yang berkhasiat dalam
mencegah dan mengobati berbagai penyakit (Goulart, 1995; Reader’s Digest,
2004; Sudewo,2006; Santoso, 2008). Senyawa kimia aktif yang juga terkandung
dalam jahe yang bersifat anti-inflamasi dan antioksidan, adalah gingerol, beta-
caroten, capsaicin, asam cafeic, curcumin dan salicilat (Ware, 2017).

Menurut Goulart (1995), jahe dapat dimanfaatkan untuk mengobati penyakit


vertigo, mual-mual, mabuk perjalanan, demam, batuk, gangguan saat menstruasi,
kanker, dan penyakit jantung. Dalam bukunya berjudul ‘Ragam dan Khasiat
Tanaman Obat’, Santoso (2008) menyatakan bahwa Jahe berkhasiat untuk
mengobati penyakit impoten, batuk, pegal-pegal, kepala pusing, rematik, sakit
pinggang, dan masuk angin. Jahe sebagai bahan obat herbal tradisional Bali
(dalam buku Usada Bali) biasa digunakan untuk mengobati penyakit rematik dan
impoten (Nala, 1992).

Reader’s Digest (2004) menyatakan bahwa jahe dapat dimanfaatkan untuk


mencegah mabuk perjalanan, membantu mengatasi mual-mual, dan membantu
meredakan rasa sakit ketika menstruasi. Menurut Ware (2017), jahe berkhasiat
untuk mengatasi gangguan pencernaan yang berisiko terhadap kanker usus besar

4
dan sembelit, menyembuhkan penyakit flu, meredakan mual-mual pada wanita
yang sedang hamil, mengurangi rasa sakit saat siklus menstruasi, mengurangi
risiko serangan kanker colorectal, dan membantu meningkatkan kesehatan
jantung. Dari berbagai hasil penelitian, Leach (2017) menyimpulkan bahwa jahe
sangat efektif untuk mencegah atau menyembuhkan berbagai penyakit karena
mengandung gingerol yang bersifat antiinflamasi dan antioksidan yang sangat
kuat. Lebih lanjut dinyatakan bahwa jahe berkhasiat untuk mengatasi berbagai
penyakit, seperti mual-mual pada saat wanita sedang hamil, mengurangi rasa sakit
dan nyeri otot, membantu menyembuhkan penyakit osteoarthritis, menurunkan
kadar gula darah pada pasien yang menderita diabetes tipe 2 yang sekaligus
menurunkan risiko penyakit jantung, membantu mengatasi gangguan pencernaan
kronis, mengurangi rasa sakit saat wanita sedang menstruasi, menurunkan kadar
kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida dalam darah, membantu mencegah
penyakit kanker (karena aktivitas 6-gingerol) terutama kanker pancreas, payudara
dan kanker ovarium, meningkatkan fungsi otak dan mengatasi penyakit
Alzheimer, dan membantu mengatasi risiko serangan berbagai penyakit infeksi.

Dalam artikelnya berjudul ‘Manfaat rempah rempah untuk kesehatan’,


Suparyo (2014) menyatakan bahwa jahe memiliki sifat anti-histamin yang biasa
dimanfaatkan untuk menyembuhkan stres, alergi, kelelahan, dan sakit kepala,
mengatasi gangguan tenggorokan, rasa mual saat mabuk laut, dan mengobati efek
samping dari kemoterapi. Di samping itu, jahe juga mempunyai sifat anti-
inflamasi sehingga baik untuk mengobati radang sendi dan berbagai gangguan
otot, menurunkan kadar kolesterol jahat, dan menjaga kesehatan jantung. Sebagai
bahan baku obat tradisional, jahe Sunti (jahe merah) banyak dipilih karena
kandungan minyak atsiri dengan zat gingerol dalam persentase yang tinggi dan
oleoresin yang memberikan rasa pahit dan pedas lebih tinggi daripada jahe gajah
dan jahe emprit. Jahe merah ini dimanfaatkan sebagai pencahar, anthelmintik, dan
peluruh masuk angin. Rimpang jahe merah berkhasiat menghangatkan badan,
penambah nafsu makan, peluruh keringat, serta mencegah dan mengobati masuk
angin. Di samping itu, jahe juga berkhasiat mengatasi radang tenggorokan
(bronchitis), rematik, sakit pinggang, lemah syahwat, nyeri lambung,

5
meningkatkan stamina tubuh, meredakan asma, mengobati kepala pusing, nyeri
otot, ejakulasi dini, dan melancarkan air susu ibu (ASI) (Sudewo, 2006).

Khusus tentang manfaat jahe merah sebagai bahan obat herbal, Swari (2017),
Anon.(2018), dan Hafida (2019) menyatakan bahwa jahe merah merupakan bahan
obat herbal yang aman, efektif dan memiliki khasiat yang tinggi untuk kesehatan.
Menurut Swari (2017), jahe merah berkhasiat untuk: mencegah gangguan
pencernaan, mengurangi nyeri otot dan sendi (karena aktivitas gingerol,
gingerdione, zingeron dan oleoresin, meningkatkan kesuburan pria (karena efek
afrodisiak/ merangsang daya seksual), dan mengobati penyakit arthritis.
Kandungan senyawa kimia aktif gingerol, zingeron, shogaol, gingerin dan
zingerberin dalam jahe merah menyebabkan jahe merah memiliki khasiat yang
besar untuk kesehatan (Anon., 2018), seperti: menurunkan berat badan, menjaga
kesehatan jantung, mengatasi mabuk kendaraan, mengatasi masalah pencernaan,
meredakan penyakit mual dan muntah pada wanita yang sedang hamil, mencegah
kanker usus, mengobati sakit kepala dan alergi, memperbaiki sistem kekebalan
tubuh, dan mengatasi penyakit terkait dengan gangguan tenggorokan.

Hafida (2019) menyatakan bahwa jahe merah merupakan bahan obat herbal
yang berkhasiat untuk meredakan batuk dan radang tenggorokan, menurunkan
kadar kolesterol jahat, meredakan sakit kepala, mengatasi rematik, menurunkan
berat badan, menjaga kesehatan jantung, mengatasi mual dan masalah pencernaan,
mencegah radang usus, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan
menyembuhkan penyakit asma.

2.2. Perbedaan Karakteristik Dari Ketiga Jenis Jahe


Setidaknya ada tiga varian jahe yang dikenal di Indonesia, yaitu jahe merah,
jahe putih, dan jahe emprit. Varian terakhir, jahe emprit, sebenarnya sama dengan
jahe putih, namun punya ukuran lebih kecil. Namun, ukuran tersebut tidak
mengurangi segudang khasiatnya. 

2.2.1. Jahe Emprit nama latinnya adalah Zingiber officinale var Amarum.
Jahe emprit merupakan varietas yang dibudidayakan secara lokal di Indonesia.
Jadi, belum tentu kamu bisa menemukan jahe emprit di tempat lain. Selain itu,

6
karena tampangnya yang mirip, jahe emprit sering disebut jahe putih atau jahe
sunti.

Jahe emprit punya ukuran lebih kecil dibandingkan jahe putih dan jahe merah.
Kulit rimpang jahe emprit berwarna cokelat keabuan dan punya ciri batang
terletak dalam tanah membentuk rizoma.

Panjang jahe emprit sekitar 6-30 cm dan punya diameter 3-4 cm dengan
potongan melintang pipih, berwarna putih kekuningan, berserat lembut, dan
aroma yang tak terlalu tajam.

Kegunaan dari jahe emprit ini antaralain :

1. Obat asma

Manfaat jahe emprit yang pertama adalah sebagai obat asma alami.
Kandungan anti-inflamasi pada jahe emprit mampu meredakan gejala
peradangan dalam saluran pernapasan.Kandungan oleoresin di dalamnya
dapat menjadi zat antitusif yang membersihkan lendir di saluran
pernapasan sehingga dapat membuat proses bernapas lega. Jahe emprit ini
bisa bias dikonsusmsi bersama teh atau bahkan menjadikannya permen
pelega tenggorokan yang siap dikonsusmsi kapan pun ketika dubutuhkan.

2. Anti Infalamsi

Jahe emprit juga punya kandungan gingerol yang tinggi. Kandungan


tersebut berperan sebagai anti-inflamasi. Zat anti-inflamasi atau
antiperadangan ini mungkin sering kamu dengar, namun mungkin belum
tahu fungsinya. Sederhananya begini, tubuh kamu bisa menyimpan radikal
bebas yang bisa timbul akibat makanan yang tidak terolah dengan benar
atau rendah kandungan gizinya. Polusi yang kamu hirup sehari-hari juga
bisa meningkatkan kadar radikal bebas dari tubuh. Radikal bebas itu jika
menumpuk dapat menyebabkan kerusakan sel yang bisa berujung pada
kanker atau tumor. Di situlah peran anti-inflamasi bekerja.

7
3. Meningkatkan fitalitas pada pria

Jahe sudah lama dikenal punya kandungan mangan yang tinggi. Salah satu
fungsi mangan sendiri bagi pria adalah meningkatkan kualitas ejakulasi.
Dalam sebuah percobaan pada tikus yang diberi ekstrak jahe, kadar
testosteron serta jumlah sperma mereka meningkat. Namun, tetap ingat
harus batasi konsumsinya karena senyawa jahe lainnya bisa bersifat toksik
untuk sperma.

4. Meredakan Nyeri Otot

Meredakan nyeri otot. Komponen aktif gingerol, gingerdione, dan


zingeron pada jahe emprit dapat secara alami menurunkan zat pemicu
peradangan dalam tubuh. Selain itu, kandungan oleosresin juga efektif
sebagai anti-inflamasi yang bisa menyebabkan nyeri pada otot.

5. Meningkatkan imunitas

Sama seperti varian jahe lainnya, jahe emprit juga bermanfaat untuk
meningkatkan imunitas tubuh karena berbagai kandungannya
yang dimilikinya.

2.2.2. Jahe Putih


Jahe putih merupakan jenis jahe yang paling umum ditemui di pasar-pasar.
Jahe putih terbagi menjadi dua jenis yaitu jahe gajah dan jahe emprit. Jahe putih
memiliki ukuran rimpang yang lebih besar dibandingkan jahe merah, dan
rimpangnya berbentuk agak pipih dan berserat lembut. Ruas rimpangnya lebih
kecil dan rata sampai agak sedikit menggembung.

Aroma jahe putih terbilang cukup tajam, tapi tidak setajam jahe merah. Aroma
tersebut berguna untuk menghilangkan bau serta rasa amis pada makanan.
Masyarakat juga sering menyebut jahe ini dengan sebutan jahe emprit. Jahe putih
dapat diekstrak untuk diambil minyak atsirinya sebanyak 1,5 – 3,5 persen dari
berat kering. Jahe putih dapat dimanfaaatkan dalam bentuk segar ataupun sudah
dikeringkan. Jahe ini biasa digunakan sebagai rempah-rempah masakan dan juga

8
obat herbal. Banyak jamu tradisional yang menggunakan rempah jahe putih
sebagai bahan baku utamanya. Varietas unggul jahe putih yang telah dikeluarkan
Badan Litbang Pertanian diantaranya adalah varietas Halina 1, Halina 2, Halina 3,
Halina 4, dan Jahe Putih Besar Cimanggu 1.

Manfaat Jahe putih bagi Kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Lawan Infeksi

Jahe putih mengandung bahan aktif yang dapat membantu memerangi


infeksi, Pada jahe segar terdapat gingerol, zat bioaktif yang bisa membantu
menurunkan risiko infeksi pada tubuh.

2. Tingkatkan Fungsi Otak

Jahe juga bermanfaat dalam membantu meningkatkan fungsi otak,


Diketahui bahwa stres oksidatif dan peradangan kronis bisa mempercepat
proses penuaan. hal itu diyakini merupakan faktor utama pendorong
penyakit Alzheimer dan penurunan kognitif terkait usia. Jahe putih ini baik
dikonsumsi untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan tersebut.

3. Cegah Kangker

Kandungan pada jahe juga disebut bermanfaat dalam membantu mencegah


kanker sera mengobati beberapa jenis kanker. Pada jahe mentah ditemukan
ada jumlah besar zat yang memiliki sifat antikanker.

2.2.3. Jahe Merah


Jahe merah memiliki ukuran rimpang yang lebih kecil dibandingkan dengan
jahe putih, berwarna merah sampai jingga muda. Masyarakat sering menyebutnya
dengan jahe sunti. Seratnya agak kasar, aromanya tajam dan rasanya sangat pedas
karena kandungan oleoresinnya lebih tinggi dibanding jahe putih. Jahe merah
mengandung zat gingerol, oleoresin dan minyak atsiri yang tinggi sekitar  4
persen, sehingga sering digunakan sebagai bahan baku obat-obatan. Jahe berwarna
merah ini sangat jarang digunakan sebagai campuran masakan seperti jahe putih.

9
Jahe merah berkhasiat dalam menyembuhkan berbagai penyakit seperti pelega
tenggorokan, pencegah mual, antimabuk, penambah nafsu makan, penurun
tekanan darah dan manfaat lainnya. Jahe merah juga dipakai untuk mengobati
salesma, batuk, diare, dan penyakit radang sendi tulang. Varietas unggul jahe
merah yang dikeluarkan oleh Badan Litbang Pertanian diantaranya adalah varietas
Jahira 1 dan Jahira 2.

Jahe merah memiliki manfaat terhadap tubuh diantaranya sebagai berikut :

1. Menghangatkan Tubuh
Jahe memiliki kandungan rasa pedas yang rupanya sangat berguna
untuk menghangatkan tubuh. Tubuh yang lebih hangat jadi lebih nyaman
terutama saat di konsumsi pada musim hujan.

2. Meredakan sakit kepala

Jahe juga mengandung kamfena dan tentunya rasa pedas. kandungan


pada jahe tersebut bisa membantu meredakan sakit kepala.

3. Cegah Inflamasi Usus

Jahe merah mengandung komponen aktif zingeron. Komponen aktif


tersebut mampu menghambat enzim yang bisa memicu radang pencernaan.

4. Menjaga Kondisi Jantung

Jahe merah juga diketahui terbukti mengurangi kadar kolesterol dan


trigliserida. Keduanya merupakan penyebab utama dari gangguan
kesehatan berupa penyakit jantung.

2.3. Penanganan Pasca Pnen Tanaman Jahe


Jahe tergolong tanaman herba, tegak, dapat mencapai ketinggian 40 – 100 cm
dan dapat berumur tahunan. Batangnya berupa batang semu yang tersusun dari
helaian daun yang pipih memanjang dengan ujung lancip. Bunganya terdiri dari
tandan bunga yang berbentuk kerucut dengan kelopak berwarna putih kekuningan.
Jahe (Zingiber officinale) di kenal baik sebagai bumbu dapur maupun obat-

10
obatan. Rimpangnya dapat digunakan sebagai bumbu masak, pemberi aroma dan
rasa pada makanan seperti roti, kue, biskuit, kembang gula dan berbagai
minuman. Jahe juga digunakan dalam industri obat, minyak wangi dan jamu
tradisional.

Umur tanaman jahe di panen sesuai kebutuhan dan manfaat yang akan


digunakan. Umur 3-4 bulan untuk dibuat asinan jahe, umur 8-10 bulan jika akan
digunakan untuk bumbu dapur. Jahe akan berkualitas baik jika pemanenan
dilakukan pada tingkat kematangan yang cukup. Pemanenan dilakukan pada pagi
hari dan hasil panen disimpan ditempat yang teduh.

Panen merupakan salah satu rangkaian yang harus dilalui untuk dapat
menikmati hasil dari budidaya tanaman jahenya. Tahap selanjutnya adalah proses
pasca panen yaitu suatu kegiatan yang meliputi pembersihan, pengupasan, sortasi,
pengawetan, pengemasan, penyimpanan, standarisasi mutu, dan transportasi hasil
budidaya pertanian. Tujuan dari pascapanen diantaranya yaitu mempertahankan
mutu produk segar agar tetap prima sampai ke tangan konsumen, menekan
kehilangan karena penyusutan dan kerusakan, memperpanjang daya simpan dan
meningkatkan nilai ekonomis hasil pertanian.

Berikut proses penanganan Pasca panen tanaman jahe

1. Pengumpulan

Tempat pengumpulan jahe dekat dengan tempat pemanenan untuk


menghindari kerusakan saat pengangkutan, tempat penyimpanan jahe
seperti peti, karung goni dan keranjang pastikan terhindar dari paparan
sinar matahari

2. Penyortiran

Memisahkan rimpang jahe yang bagus dengan rimpang jahe yang


busuk/rusak atau cemaran bahan asing lainnya. Seperti tanah, sisa
tanaman, dan gulma. Setelah selesai, timbang jumlah bahan hasil
penyortiran dan tempatkan dalam wadah plastik untuk pencucian.

11
3. Pencucian

Pencucian dilakukan dengan menggunakan air bersih, jika perlu


disemprot dengan air bertekanan tinggi. Amati air bilasannya dan jika
masih terlihat kotor lakukan pembilasan sekali atau dua kali lagi. Hindari
pencucian yang terlalu lama agar kualitas dan senyawa aktif yang
terkandung di dalam jahe tidak larut dalam air. Setelah pencucian selesai,
tiriskan dalam wadah yang berlubang agar sisa air cucian yang tertinggal
dapat dipisahkan. Setelah itu tempatkan dalam wadah plastik kembali.

4. Perajangan

Jika perlu proses perajangan harus dilakukan dengan pisau


stainless steel dan alasi bahan yang akan dirajang dengan talenan.
Perajangan rimpang dilakukan melintang dengan ketebalan kira-kira 5mm-
7mm.

5. Pengeringan

Pengeringan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan oven atau


dengan sinar matahari, pengeringan dengan oven dilakukan selama 3-5
hari atau setelah kadar airnya di bawah 8% dengan suhu 50-60.
Pengeringan dengan sinar matahari dilakukan dengan tikar atau rangka
pengering pastikan rimpang tidak saling menumpuk. Selama pengeringan
harus di bolak-balik kira-kira setiap 4 jam sekali agar pengeringan merata.
Lindungi rimpang tersebut dari air, udara yang lembab dan bahan-bahan
sekitarnya yang bisa mengkontaminasi.

6. Penyortiran kering

Dilakukan dengan cara memisahkan bahan-bahan dari benda asing


seperti kerikil, tanah atau kotoran-kotoran lain. Timbang jumlah rimpang
hasil penyortiran ini untuk menghitung hasil rendemennya.

12
7. Pengemasan

Setelah bersih rimpang yang kering dikumpulkan dalam wadah


atau kantong plastik atau karung  yang bersih dan kedap udara.

8. Penyimpanan

Kondisi gudang harus dijaga agar tidak lembab dan suhu tidak
melebihi 30 dan gudang harus memiliki ventilasi yang baik dan lancar,
tidak bocor, terhindar dari kontaminasi bahan lain yang menurunkan
kualitas bahan, memiliki penerangan yang cukup (hindari matahari
langsung), serta bersih dan terbebas dari hama gudang seperti tikus.  

9. Pengangkutan

Dalam pengangkutan dimulai daru pengumpulan hasil panen


sampai ke konsumen harus memperhatikan karakteristik produk, lama
perjalanan, alat/sarana transportasi yang digunakan, hindari sinar matahari
secara langsung selama pengangkutan, hindari gesekan, benturan dan
tekanan yang terlalu berat yang dapat menimbulkan kerusakan atau
menurunnya mutu produk jahe.

13
Kesimpulan
Komoditas tanaman jahe taklepas dari kehidupas sehari hari warga
Indonesia bahkan warga duni. Tanaman ini memiliki segudang manfaat dari mulai
bumbu masak sampai bahan pengobatan di dunia kesehatan. Oleh karena itu jahe
sangat berperan penting dalam menjaga imunitas tubuh, apalagi diasat pergantian
cuaca yang tidak bias di prediksi.

Dengan demikian komoditas tanaman jahe memiliki peluang untuk


mendongkrak perekonomian para petani jahe, karena jahe dapat dibuat berbagai
macamproduk olahan bukan hanya digunakan sebagai bumbu masak saja. Jahe
dapat dioleh menjadi serbuk, ekstak minyak atsiri, permen, campuran bahan
minuman. Jahe sangat berpotensi besar apabila dapat diolah menjadi produk
turunan yang siap di konsusmsi masyarakat.

14
Daftar Pustaka

Setyaningrum, Hesti Dwi dan Cahyo Saparinto. 2013. Jahe. Penebar Swadaya.
Jakarta

BerbagaMacam Produk Jahe yang Potensial. Badan Litbang Berbagai Macam


Produk Jahe yang Potensial. Badan Litbang Pertanian.

https://www.litbang.pertanian.go.id/tahukah-anda/68/ di akses tgl 19/10/2021


21;58

https://www.sehatq.com/artikel/manfaat-jahe-yang-menghangatkan-untuk-
kesehatan diakses 19/10/2021 21;58

E-Jurnal Widya Kesehatan ,Volume 1, Nomor ; 2 Oktober 2019 diakses


19/10/2021 21;58

https://agroteknologi.id/cara-penanganan -pasca-panen-tanaman-jahe/

https://fifinemawatujahe.blogspot.com/2015/10/panen-dan-pasca-panen-pada-
tanaman-jahe.html

15

Anda mungkin juga menyukai