Perbedaan Sel Tumbuhan Dan Sel Hewan
Perbedaan Sel Tumbuhan Dan Sel Hewan
Perbedaan Sel Tumbuhan Dan Sel Hewan
Disusun Oleh:
Lilis Karlina
20211310006
2021
UNIVERSITAS KUNINGAN
A. Perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan
Gambar 1.2 Matriks ekstraselular (MES) sel hewan. Komposisi molekular dan
struktur MES bervariasi dari satu tipe sel ke tipe sel lainnya. Terdapat contoh 3 tipe
glikoprotein yang berbeda : peptidoglikan, kolagen dan fibronektin.
Bahan penyusun utama MES adalah glikoprotein yang disekresikan oleh sel.
Glikoprotein yang paling melimpah dalam MES sebagian besar sel hewan adalah
kolagen (collagen) yang membentuk serat-serat kuat di luar sel . Faktanya
sekitar 40 % dari total protein dalam tubuh manusia merupakan kolagen. Serat
kolagen tertanam dalam jejaring yang merupakan jalinan proteoglikan.
Beberapa sel dilekatkan ke MES oleh glikoprotein MES yang lain , misalnya
Fibronektin. Fibronektin dan protein-protein MES lain berikatan dengan protein
reseptor permukaan sel yang disebut integrin yang tertanam dalam membrane
plasma. Integrin berada disepanjang membran, dan sisinya yang menghadap
sitoplasma berikatan dengan protein-protein terkait yang melekat ke mikrofilamen
sitoskeleton. Nama integrin didasari kata integrasi, integrin berada pada posisi
untuk meneruskan sinyal antara MES dan sitoskeleton, sehingga akan
menintegrasikan perubahan-perubahan yang terjadi di luar dan di dalam sel.
Dengan cara berkomunikasi dengan sel melalui integrin , MES dapat meregulasi
perilaku sel . Misalnya beberapa sel dalam embrio yang sedang berkembang akan
bermigrasi sepanjang jalur-jalur spesifik dengan cara mencocokan oriebtasi
mikrofilamennya dengan arah serat dalam matriks ekstraselular disekeliling sel
dapat mempengaruhi aktivitas gen dalam nukleus.
Informasi mengenai MES mungkin mencapai nukleus melalui kombinasi
jalur persinyalan mekanis melibatkan fibronectin, integrin, dan mikrofilamen.
Perubahan sitoskeleton mungkin kemudian memicu jalur-jalur persinyalan
kimiawi di dalam sel, menyebabkan perubahan pada protein yang sedang dibuat
oleh sel sehingga mengubah fungsi sel.
Degan Cara ini , matruks ekstraselular suatu jaringan tertentu dapat membantu
mengkoordinasi perilaku semua sel dalam jaringan tersebut. Hubungan langsung
antara sel-sel juga berfungsi dalam koordinasi.
Ukuran
Sel tumbuhan memiliki ukuran yang lebih besar dari sel hewan. Dilansir dari
Microbe Notes, ukuran sel tumbuhan berkisar 10 um hingga 100 um,
sedangkan sel hewan memiliki ukuran sel berkisar 10um hingga 30 um.
Keberadaan dinding sel
Sel tumbuhan memiliki dinding sel terdiri dari membran sel dan juga selulosa
yang bersifat kaku, sehingga sel tumbuhan memiliki bentuk yang kaku seperti
kubus atau persegi panjang dan cenderung tidak berubah. Sedangkan sel
hewan tidak memiliki dinding sel, namun hanya memiliki membran sel. Tidak
seperti dinding sel yang keras dan kaku, membran sel memiliki sifat yang tipis
dan elastis. Sehingga sel hewan cenderung berbentuk bulat hingga tak
beraturan, mengikuti isi organel di dalamnya.
Keberadaan Lisosom
Sel hewan memiliki lisosom yang mengandung enzim pencernaan untuk
memecah makromolekul makanan dan juga enzim hidrolitik yang membunuh
bakteri dalam tubuh hewan. Sedangkan sel tumbuhan seringkali tidak
memiliki lisosom, hal ini dikarenakan pemecahan degradasi molekulnya
sudah ditangani oleh badan golgi.
Keberadaan kloroplas
Baik sel tumbuhan maupun sel hewan, keduanya memiliki mitokondria namun
hanya sel tumbuhan saja yang memiliki kloroplas.
Keberadaan plastida
Sel hewan tidak memiliki plastida, sedangkan sel tumbuhan memiliki plastid.
Plastida pada sel hewan berfungsi membantu fotosintesis dan memberikan
warna (pigmen) pada tumbuhan
Keberadaan Sentriol
Sel hewan tidak memiliki plastida, sedangkan sel tumbuhan memiliki plastid.
Plastida pada sel hewan berfungsi membantu fotosintesis dan memberikan
warna (pigmen) pada tumbuhan
Keberadaan silia
Silia merupakan organel yang bertanggung jawab terhadap pergerakan sel. Sel
hewan memiliki silia karena terjadi banyak pergerakan di dalam tubuhnya.
Namun sel tumbuhan cenderung stabil dan tidak bergerak, sehingga tidak
ditemukan silia sebagai organelnya.
Keberadaan Plasmodesmata
Sel hewan tidak memiliki plasmodemata, sedangkan sel tumbuhan
memilikinya. Fungsi plasmodemata dalam sel tumbuhan adalah jembatan
hidup yang menghubungkan sitoplasma sel tumbuhan dan memungkinkan
komunikasi antarsel.
b. Hemiselulosa
Struktur hemiselulosa memiliki rantai glukosa yang sangat Panjang, mikrofibril
dilapisi dengan hemiselulosa berserat, Ikatan hidrogen dengan selulosa.
c. Pektin
Bersipat hidrofilik artinya bisa menahan air mengandung kurang lebih 65 % air,
sebagai penyusun middle lamella dan tempat komunikasi antara sel dengan sel
yang lainnya. Fungsi pektin yaitu melekatkan anta sel dengan sel
d. Protein
Didalam dinding sel tersusun dari 10 % berat kering protein
e. Kutin, suberin dan wax
Kutin,suberin dan wax merupakan bagian lipid dan bagian terluar dari dinding sel
yang tahan air, pengahalang secara mekanik.
f. Middle lamela
Middle lamella berfungsi mengabungkan sel dengan sel yang lainnya.
g. Secondary wall
Pada dinding sel bakteri gram positif memiliki molekul tambahan berupa asam
teikoat yang terdiri atas gliserol, fosfat, dan ribitol gula alkohol dalam bentuk polimer
dengan panjang 30 unit. Polimer-polimer tersebut terkadang memanjang sampai
keluar dari dinding sel dan kapsul (Gambar 1.6). Pada bakteri gram positif memiliki
lapisan peptidoglikan yang relatif tebal dengan ukuran 20-80 nm. Lapisan
peptidoglikan tersebut menempel pada permukaan luar membran sel. Bakteri jenis ini
tidak memiliki membran luar maupun ruang periplasmik. Sehingga dengan
menggunakan pewarnaan gram (Hans Christian Gram), maka bakteri ini akan nampak
berwarna ungu.
Gambar 1.6 (a) struktut asam teikoat; (b) ilustrasi dinding sel bakteri gram positif
Adapun pada bakteri gram negatif memiliki struktur yang lebih kompleks
dibandingkan dengan bakteri gram positif. Komposisi peptidoglikan sekitar 10-20%
dan sisanya berupa polisakarida, protein, dan lipid. Dinding sel terdiri atas membran
luar yang menyusun permukaan luar dinding dan berbatasan dengan ruang
periplasmik yang sangat sempit (Gambar 1.7). Pada pewarnaan gram, bakteri ini tidak
bisa mempertahankan warna kristal violet pada tahap dekolorisasi. Hal ini
dikarenakan dinding selnya sangat tipis dan jumlah lipoprotein serta lipopolisakarida
banyak pada dinding sel.
Gambar 1.7 Diagram dinding sel bakteri gram negatif.
Gambar 1.8 Perbedaan gram positif dan gram negatif.