BAB 1,2,3,4 & 5 LAPORAN KP-dikonversi
BAB 1,2,3,4 & 5 LAPORAN KP-dikonversi
BAB 1,2,3,4 & 5 LAPORAN KP-dikonversi
Universitas Muhammadiyah
Palembang Oleh:
TAHUN 2021
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Mengetahui, Mengetahui,
Ketua Prodi Teknik Sipil Dosen Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah S.W.T, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini.
Adapun judul pada laporan kali ini ialah “Tinjauan Pelaksanaan Pekerjaan Pada
Jembatan Jalan TOL Ruas Sp.Indralaya – Muara Enim Seksi Sp.Indralaya –
Prabumulih STA 02 +150”
Laporan kerja praktek ini di susun untuk memenuhi syarat kurikulum yang
harus di tempuh pada tingkat sarjana di Fakultas Teknik Program Studi Teknik
Sipil Universitas Muhammadiyah Palembang, maka dengan ini di wajibkan bagi
mahasiswa untuk melakukan kerja praktek. Kerja praktek ini diharapkan
mengetahui langkah – langkah yang dilakukan sebelum dan pada saat pelaksanaan
proyek pembangunan berlangsung yang menggunakan ilmu teknik sipil sehingga
mahasiswa/i agar lebih mengetahui pengetahuan secara teori dan pengalaman di
lapangan.
2. Bapak Kgs. A. Roni, S.T., M.T., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Palembang.
3. Ibu Ir. Revisdah, M.T. Selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil
Universitas Muhammadiyah Palembang.
6. Ibu Tiara Oktaliyani dan Bapak Adrian Selaku Mentor Kerja praktek dari
PT. Hutama Karya (Persero).
8. Kedua Orang Tua yang telah memberikan Do’a serta membantu kami
secara moril dan materil.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
v
2.4.2 Kontraktor Pelaksana.......................................................................19
2.4.3 Konsultan Perencana........................................................................20
2.4.4 Konsultan Pengawas........................................................................21
2.5 Uraian Tugas...........................................................................................26
2.5.1 Project Manager...............................................................................26
2.5.2 Kordinator QHSE.............................................................................26
2.5.3 Manager Teknik...............................................................................26
2.5.4 Manager Pengendalian Pelaksanaan................................................27
2.5.5 Quantity Surveyor............................................................................28
2.5.6 Pelaksana/Supervisor.......................................................................28
2.5.7 Quality Engineer..............................................................................29
2.5.8 Geodetic Engieer..............................................................................30
2.5.9 Administrasi Teknik.........................................................................30
2.5.10 Administrasi, SDM, dan Umum......................................................30
2.5.11 Manager Keuangan dan Akutansi....................................................31
BAB III TINJAUAN UMUM PROYEK............................................................32
5.1 Kesimpulan..............................................................................................77
5.2 Saran........................................................................................................78
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................80
LAMPIRAN .....................................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.9. Tampak Atas, Potongan Prestress, dan Profil Tendon (EXT-ARAH-K350)............14
Gambar 2.10. Tampak Atas, Potongan Prestress, dan Profil Tendon (EXT-ARAH-MQ1 K400).14
Gambar 2.11. Tampak Atas, Potongan Prestress, dan Profil Tendon (INT-ARAH-K350)............15
Gambar 2.12. Tampak Atas, Potongan Prestress, dan Profil Tendon (INT-ARAH-MQ1 K400). .15
Gambar 2.13. Detail & Potongan Balok Girder 35,8 m CTC 2,4 m..............................................16
Gambar 2.17. Struktur Organisasi PT. ARIA JASA REKSATAMA (Konsultan Pengawas).......25
viii
Gambar 4.2. Pin Connector Setelah di pasang...............................................................................42
ix
Gambar 4.30. Balok Kayu..............................................................................................................59
x
DAFTAR TABEL
xi
BAB I
PENDAHULUA
N
1.1 Latar Belakang
Jalan bebas hambatan atau dikenal dengan Jalan Tol adalah suatu jalan
yang di khususkan untuk kendaraan bermotor yang memilki roda empat atau lebih
(mobil, bus, truk) yang bertujuan untuk memperlancar lalu lintas di daerah yang
berkembang serta meningkatkan mobilitas dan pelayanan distribusi barang & jasa
guna menunjang kebutuhan ekonomi.
Jalan Tol merupakan singkatan dari Tax On Location, oleh karena itu
dikenakan tarif saat melalui beberapa pemberhentian di Jalan Tol dan bertujuan
untuk mempersingkat jarak serta waktu tempuh dari satu tempat ke tempat yang
lain. Pembangunan Jalan Tol terus marak di lakukan di dalam negeri, salah
satunya adalah Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Ruas Sp. Indralaya – Muara
enim, Seksi Sp. Indralaya – Prabumulih merupakan Jalan Tol yang
menghubungkan Jalan antara Indralaya – Prabumulih nantinya. Jalan Tol
Indralaya – Prabumulih merupakan salah satu Proyek Nasional PT. Hutama Karya
(Persero).
Jalan Nasional merupakan jalan yang menjadi penghubung antar ibu kota
provinsi. Status jalan nasional juga diberikan pada jalan strategis nasional dan
jalan tol.
Jalan tol memiliki peran yang sangat signifikan bagi perkembangan suatu
daerah. Disamping itu, jalan tol merupakan jalan bebas hambatan dan jalan
nasional yang dapat menunjang peningkatan pertumbuhan perekonomian.
Pengadaan Jalan Tol sendiri dimaksudkan untuk mewujudkan pemerataan
pembangunan serta keseimbangan dalam pengembangan wilayah.
1
2
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas mengenai latar belakang proyek pembangunan
Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) di Ruas Simpang Indralaya – Muara Enim,
Seksi Simpang Indralaya – Prabumulih, pada STA 02 +150, yang disertai dengan
maksud dan tujuan, metode pengumpulan data, serta sistematika penulisan.
Mulai
Pendahuluan
Selesai
Proyek pembangunan jalan tol ruas simpang Indralaya – Muara Enim seksi
Simpang Indralaya – Prabumulih memiliki panjang 65 km ( STA 0 +000 s/d STA
64 +500 ). Merupakan suatu proyek pembangunan yang dilaksanakan oleh PT.
Hutama Karya (Persero). Diharapkan dengan adanya pembangunan jalan tol ruas
simpang Indralaya – Muara Enim seksi simpang Indralaya – Prabumulih ini dapat
memberikan dampak positif perekonomian masyarakat di wilayah Sumatera
Selatan dalam sektor perkebunan, pertanian, pertambangan, dan pariwisata.
7
8
Adapun data umum proyek yang kami peroleh pada proyek pembangunan
jalan tol ruas simpang Indralaya – Muara Enim seksi simpang Indralaya –
Prabumulih sebagai berikut :
Lokasi Proyek : Kec. Indralaya Utara ( STA 0+000) – Kec Rambang Kapak
Tengah (STA 64+500) Provinsi Sumatra Selatan.
Adapun data teknis proyek yang kami peroleh pada proyek pembangunan
jalan tol ruas simpang Indralaya – Muara Enim seksi simpang Indralaya –
Prabumulih sebagai berikut :
Panjang : 64,5 km
Kelandaian Maks : 3%
Superelevasi Maks : 8%
FIRR : 9,37%
Jenis Struktur Beton Bertulang dan Struktur Beton Prategang untuk Balok
PC-I Girder
Gambar 2.10. Tampak Atas, Potongan Prestress, dan Profil Tendon (EXT-
ARAH-MQ1 K400)
Gambar 2.11. Tampak Atas, Potongan Prestress, dan Profil Tendon (INT-
ARAH-K350)
Gambar 2.12. Tampak Atas, Potongan Prestress, dan Profil Tendon (INT-
ARAH-MQ1 K400)
Gambar 2.13. Detail & Potongan Balok Girder 35,8 m CTC 2,4 m
2.4 Struktur Organisasi Proyek
Dalam Proyek pembangunan jalan tol ruas Indralaya – Muara Enim seksi
simpang Indralaya – Prabumulih yang berperan sebagai pemilik atau Owner
adalah PT. Hutama Karya (PERSERO). Berikut tugas dan tanggung jawab serta
wewenang pemilik proyek atau Owner :
Bertanggung jawab terhadap proyek yang dipimpin baik dari segi fisik
maupun keuangan.
Pada proyek pembangunan jalan tol ruas Indralaya – Muara Enim seksi
simpang Indralaya – Prabumulih yang berperan sebagai kontraktor adalah PT.
Hutama Karya Infrastruktur. Berikut tugas dan tanggung jawab kontraktor
pelaksana :
Dalam Proyek pembangunan jalan tol ruas Indralaya – Muara Enim seksi
simpang Indralaya – Prabumulih yang berperan sebagai pemilik atau Owner
adalah PT. Cipta Sarana Marga. Berikut tugas dan wewenang Konsultan
Perencana:
Pada proyek pembangunan jalan tol ruas Indralaya – Muara Enim seksi
simpang Indralaya – Prabumulih yang berperan sebagai konsultan pengawas
adalah PT. Aria Jasa Reksatama. Berikut tugas dan wewenang kontraktor
pelaksana :
2.5.6 Pelaksana/Supervisor
Tugas dan tanggung jawab :
Memahami desain konstruksi dan teknisnya.
Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan nasihat dari Site Engineer dalam
melaksanakan tugas-tugasnya serta bekerjasama dengan Quality Engineer
untuk menyesuaikan metoda pelaksanaan di lapangan dengan di
laboratorium.
Melakukan pengawasan di lapangan secara terus menerus pada semua lokasi
pekerjaan konstruksi yang sedang dilaksanakan, dan memberitahu dengan
segera kepada Site Engineer tentang semua pekerjaan yang tidak
memenuhi/sesuai dokumen kontrak.
Semua hasil pengamatan tersebut dilaporkan secara tertulis kepada Site
Engineer pada hari itu juga.
Secara terus menerus mengawasi, membuat catatan dan memeriksa semua
hasil pengukuran, perhitungan kuantitas dan sertiflkat pembayaran serta
menjamin bahwa pembayaran terhadap kontraktor sudah benar dan sesuai
dengan ketentuan dalam dokumen kontrak.
Bersama-sama kontraktor setiap hari membuat ringkasan/risalah tentang
kegiatan konstruksi, keadaan cuaca, pengadaan material, jumlah dan
keadaan tenaga kerja, peralatan yang digunakan, jumlah pekerjaan yang
telah diselesaikan, pengukuran dilapangan, Kejadian-kejadian khusus dan
sebagainya dengan menggunakan formulir laporan standar (Laporan Harian)
yang harus diserahkan/dikirim kepada Site Engineer dan Satuan Kerja Fisik
tiap hari setelah selesai kerja.
Melakukan pengawasan dilapangan secara terus menerus terhadap semua
pekerjaan harian (day work), termasuk membuat catatan mengenai
peralatan, tenaga kerja dan bahan-bahan yang digunakan kontraktor dalam
melaksanakan pekerjaan harian tersebut.
Mengevaluasi prosedur kerja yang diajukan oleh Kontraktor dan evaluasi
hasil pekerjaan (performa pekerjaan) dilapangan.
2.5.8 Geodetic Engieer
Tugas dan tanggung jawab :
Menerapkan Ketentuan UUJK, K3, Lingkungan dan Kode Etik Profesi.
Mengelola pekerjaan persiapan geodesi.
Mengelola perencanaan pekerjaan survey awal.
Mengevaluasi dan menetapkan sumber daya dan teknologi yang sesuai
dengan tingkat kesulitan.
Mengelola rencana kerja pekerjaan geodesi.
Mengelola pelaksanaan pekerjaan geodesi.
Pengawasan pelaksanaan pekerjaan geodesi.
Menyusun laporan hasil pekerjaan geodesi.
Menyusun rencana komunikasi dengan pihak lain.
32
33
1. Menurut PBI-1971
Beton prategang adalah beton bertulang dimana telah ditimbulkan
tegangan-tegangan intern dengan nilai dan pembagian yang sedemikian rupa
hingga tegangan-tegangan akibat beton –beton dapat dinetralkan sampai
suatu taraf yang diinginkan;
3. Menurut ACI
Beton prategang adalah beton yang mengalami tegangan internal
dengan besar dan distribusi sedemikian rupa sehingga dapat mengimbangi
sampai batas tertentu tegangan yang terjadi akibat beban eksternal.
Beton prategang merupakan struktur komposit dari material beton dan baja
dengan mutu tinggi. Baja yang digunakan disebut tendon, yaitu beberapa baja
yang dikelompokkan dan memberntuk kabel. Prinsip kerja dari beton prategang
yaitu tedon ditegangkan diawal dengan cara ditarikuntuk memberikan tegangan
tekan pada penampang beton sebelum adanya beban yang bekerja pada struktur.
Besarnya gaya tarik yang diberikan pada tendon untuk mendapatkan gaya
prategang yang cukup harus disesuaikan dengan beban batas sedemikian rupa
sehingga penampang beton tidak mengalami tegangan tarik saat beban bekerja.
Penegangan kabel dan faktor lainnya menimbulkan kehilangan gaya prategang
pada beton prategang. Gaya prategang yang tersisa disebut gaya prategang efektif
(Yolanda D, 2017).
3.4. Metode Penegangan
Terdapat dua cara dalam penegangan kabel, yaitu prategang pra-tarik
(Pretensioned prestresses concrete) dan prategang pasca tarik (Post tensioned
prestress concrete) (Yolanda D, 2017).
3.7 Diafragma
Diafragma adalah elemen struktur pada girder yang berfungsi untuk
memberikan ikatan antar girder segingga dapat memberikan keamanan faktor
guling pada masing-masing girder dalam arah horizontal. Sehingga dengan
adanya diafragma, dapat membantu jembatan lebih aman. Balok girder yang
dipakai pada Proyek Jalan Tol Ruas Simpang Indralaya – Muara Enim Seksi
Simpang Indralaya – Prabumulih STA 02 +150, memiliki tipe PC-I dengan
bentang 35,8 m dan jumlah girder 4 buah di setiap jalur. Tiap bentang girder
memiliki diafragma sebanyak 7 buah. Maka total pekerjaan diafragma yang
dilakukan pada setiap jalur adalah sebanyak 28 buah.
BAB IV
Mulai
Selesai
Pin Connector
41
42
Anchor block adalah piringan tempat masuk dan keluarnya kabel strand.
Pada anchor block terdapat beberapa lubang yang akan diisi kabel strand.
Posisi anchor block menempel pada casing girder.
Balok sleeper dan balok kayu adalah jenis balok yang digunakan untuk
menopang balok girder pada proses setting dan leveling dimana tujuannya
untuk menyamakan elevasi girder sebelum di-stressing.
(a) (b)
Gambar 4.5. (a) Balok Sleeper, (b) Balok Kayu
Duc
t
Duct adalah saluran yang terbuat dari plat galvanis atau seng yang berbentuk
seperti pipa memanjang yang berguna untuk menyalurkan benda kabel
strand.
Selang Plastik
Trailer Truck
Trailer truck digunakan sebagai alat angkut girder dari tempat produksi ke
lokasi proyek.
Crawler Crane
Generator set adalah rangkaian mesin (motor) diesel yang berfungsi sebagai
penggerak motor listrik (dinamo) sehingga dapat menghasilkan tenaga
listrik. Generator set digunakan untuk menyuplai kebutuhan listrik peralatan
yang digunakan pada pelaksanaan proyek.
Gerinda merupakan alat yang digunakan untuk memotong kabel strand pada
saat proses pekerjaan install kabel strand dan pemotongan kabel strand
sebelum proses patching.
4.2.2 Material yang dibutuhkan pada saat Stressing Girder
Adapun peralatan yang digunakan dalam pekerjaan stressing girder adalah
sebagai berikut :
PC-I Girder
Girder yang dipakai pada proyek ini adalah post-tension dengan bentuk I
girder atau PC-I girder. Dimensi PC-I girder yang digunakan adalah
panjang bentang 35,8 m yang terdiri dari 5 segmen dengan CTC 2,4 m.
Tidak
Cek Stressing
Grouting
Selesai
54
55
Crawler Crane berfungsi sebagai alat angkat utama dalam metode lifting
erection girder. Sebelum crawler crane digunakan untuk erection, alat
berat tersebut harus lebih dahulu diinspeksi kelayakannya oleh Ahli
Pesawat Angkat Angkut atau PJK3. Crawler crane yang digunakan
harus terverifikasi SIO (Surat Izin Operator) dan SILO (Surat Izin Layak
Operasi), dan terdapat loadchart yang ditempel pada bagian crane yang
mudah terlihat.
Gambar 4.23. Crawler Crane 150 T
Besi tulangan D25 digunakan sebagai bracing tarik antar girder yang
sudah diletakkan pada pierhead. Pembuatan bracing dilakukan dengan
cara mengelas besi tulangan ke 2 shear connector girder bersebelahan.
Bracing dilakukan dengan jarak kurang lebih 6 meter sepanjang bentang
balok girder.
Balok kayu digunakan untuk bracing tekan antar girder yang telah
diletakkan pada pierhead. Balok kayu yang digunakan berukuran 8 cm x
12 cm dengan panjang sesuai dengan kondisi lapangan.
Plat baja digunakan sebagai tempat crane berdiri untuk erection agar
beban yang diteruskan ke tanah merata.
Kawat Las
Girder
Material utama dalam erection girder itu adalah girder itu sendiri yang
digunakan adalah PC-I (precast concrete tipe I) dengan panjang bentang
yaitu 35,8 m dengan tinggi 2,1 m dan CTC (Center to center) 2,4 m.
Bearing pad atau disebut juga bantalan karet yang terpasang pada
pierhead berfungsi untuk menyalurkan gaya dari pergerakan yang
disebabkan oleh deformasi geser dan deformasi rotasi pada struktur
girder.
4.3.3Metode Pelaksanaan Pekerjaan Erection Girder
Adapun tahapan pelaksanaan pekerjaan erection girder dapat dilihat pada diagram
bagan alir dibawah ini.
Mulai
Memenuhi
Persiapan Dudukan
Pemasangan/Instalasi Girder
Erection Girder
Selesai
2. Setelah girder terpasang, lalu bracing besi dengan cara di las pada
shere connector dan bracing balok kayu.
Truck Mixer
Concrete pump berfungsi sebagai penyalur beton ready mix dari truck
mixer dengan cara dipompa ke diafragma yang akan dicor.
Besi D13
Bekisting
Beton ready mix merupakan beton siap pakai yang biasanya berasal
dari beching plant. Untuk pemesanan beton ready mix tergantung
dengan jumlah kebutuhan di lapangan. Mutu serta campurannya
disesuaikan dengan perencanaan.
Bondex
Pekerjaan Persiapan
Penulangan
Pemasangan Bekisting
Pengecoran
Curing
Selesai
K3 Kualitas
K3 Medis
K3 Admin
K3 PSM
K3 PSO
Crane
150 T
Tabel 4.2. Checklist K3 Erection Girder
2. Kondisi Cuaca
Pada saat erection girder akan berlangsung kondisi cuaca juga harus
diperhatikan, ketika cuaca sedang buruk maka proses erection girder tidak boleh
dilanjutkan karena akan terjadi kendala seperti terganggunya pandangan yang
diakibatkan oleh hujan, debu, kabut maupun saat kondisi gelap.
6. Komponen Personil
5.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan kerja praktik pada proyek pembangunan Jalan Tol
Trans Sumatera (JTTS) di Ruas Simpang Indralaya – Muara Enim, Seksi Simpang
Indralaya – Prabumulih, pada STA 02 +150 dan berdasarkan uraian pembahasan
pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Jenis kontrak yang dipakai dalam proyek pembangunan jalan tol ruas
simpang Indralaya – Muara Enim seksi simpang Indralaya – Prabumulih
adalah Fixed Unit Price tertanggal 30 Juli 2019 dengan total anggaran
Rp.7.339.401.871.773,- (Include PPN 10%).
77
78
3. Manajemen proyek yang ditinjau dalam pelaksanaan kerja praktik ini ada dua
yaitu manajemen mutu dan manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (k3)
5.2 Saran
Dari hasil tinjauan dan pengamatan selama melaksanakan kerja praktik di
lapangan, dapat diberikan saran sebagai berikut:
4. Diperlukan pengawasan yang baik pada saat di lapangan, hal ini bertujuan
untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam proses pengerjaan konstruksi
di lapangan
DAFTAR PUSTAKA
80
LAMPIRAN 1
Foto Kerja Praktik
Safety Induction dari Surveyor sekaligus mentor lapangan PT. Hutama Karya
(Persero)