Profil 1 MTI Canduang Plus Pendiri (18-19) Oke-1
Profil 1 MTI Canduang Plus Pendiri (18-19) Oke-1
Profil 1 MTI Canduang Plus Pendiri (18-19) Oke-1
A. Sejarah
1. Sejarah Pendiri
Madrasah Tarbiyah Islamiyah Canduang, yang lebih dikenal dengan Tarbiyah
Canduang atau MTI Canduang, didirikan oleh Maulana Syekh Sulaiman Arrasuli. Beliau
adalah sosok ulama pejuang yang hidup pada tiga masa, yaitu masa pra kemerdekaan, masa
kemerdekaan, dan masa pasca kemerdekaan. Syekh Sulaiman Arrasuli merupakan anak
pertama (sulung) dari 2 orang bersaudara. Saudara beliau bernama Lajumin Habib. Ayah
beliau ulama besar Minangkabau di masa itu, yaitu Angku Mudo Muhammad Rasul dan ibu
beliau bernama Siti Barabuliah. Beliau adalah tokoh ulama dan pejuang kelahiran 10
Desember 1871 M, bertepatan dengan 1297 H. Tempat kelahiran beliau di daerah Pakan
Kamih, Canduang, lebih kurang 11 Km dari Bukittinggi arah ke Payakumbuh.
Syekh Sulaiman ar-Rasuliy di masa kecil telah memiliki karakter leadership
(kepemimpinan) dan konstruktor (jiwa pembangun). Bersahabat, bermasyarakat dengan
sesama masyarakat yang semasa dengannya. Tegas, sopan, dan memiliki moral yang tinggi
dan luhur.
Pendidikan Syekh Sulaiman Arrasuli diawali dengan belajar membaca al-Qur’an
dengan Maulana Syekh Abdurrahman al-Khalidi (Kakek Syekh ‘Arifin) pada tahun 1881 M/
1307 H di Batu Hampar, Payakumbuh. Pada tahap berikut, pendidikan Ilmu Alat dalam
menela’ah al-Qur’an, yaitu ilmu nahwu dan ilmu sharaf beliau pelajari dengan Syekh
Abdushshamad al-Samiak (Tuanku Sami’) di Biaro tahun 1883-1884 M/ 1309-1310 H
Belajar ilmu fiqh dan pemahaman ilmu faraid dengan Tuanku Kolok (Kakek dari orang tua
perempuan Prof. Dr. Mahmud Yunus) di Sungayang pada tahun 1885-1886 M/ 1310-1311 H.
Pada tahun 1886 Tuanku Sami’ kembali dari Makkah dan Syekh Sulaiman Arrasuli kembali
belajar dengan beliau. Pada tahun yang sama, merupakan awal perkenalan beliau dengan
Yang Mulia Angku Haji Abbas Khadi, Landrat Ford de Cock yang pada tahun 1926 membantu
proses pembangunan MTI Canduang.
Selama tujuh tahun, Syeikh Sulaiman ar-Rasuli belajar di Halaban dengan Syeikh
Abdullah Halaban pada tahun 1890-1896 M / 1315-1321 H, untuk mendalami berbagai
disiplin ilmu, yaitu : Ilmu-ilmu tata Bahasa Arab (Ilmu Nahwu, Sharaf, Mantiq, Balaghah),
Ushul Fiqh, Fiqh, Tafsir, Tashauf, dan Tauhid. Pada masa ini, beliau telah menjabat sebagai
guru tuo (tutor) yang mewakili sang Syeikh pada saat-saat tertentu. Pada tahun 1896 M/
1321 H akhir, beliau kembali ke tanah kelahirannya dengan membawa beberapa orang
murid-murid dengan mengajarkan ilmu-ilmu yang telah dipelajari dengan ulama-ulama
1
besar yang telah menimba ilmu pengetahuan di kota suci Makkah. Tahun 1903-1907 M/
1328-1332 H), beliau berangkat untuk menunaikan rukun Islam yang kelima.
1 tahun sebelum keberangkatannya ke Makkah, ia telah dijemput jadi menantu,
sehingga waktu keberangkatannya, meninggalkan istri dengan seorang anak perempuan,
yaitu Ruqayyah. Perjalanan Hajinya dibimbing oleh H. Abdurrahman Padang Gantiang
dengan melalui jalur laut di Penang. Pendidikannya di Makkah al-Mukarramah adalah
mendalami ilmu-ilmu yang telah dipelajarinya sewaktu di kampung halaman dengan para
ulama yang disebutkan di atas.
Guru-guru beliau selama berada di Makkah adalah : Syeikh Ahmad Khatib al-
Minangkabawi, Syeikh Mukhtar Azharad al-Shufy, Syeikh Said Ahmad Syatha al-Maky, Syeikh
Utsman al-Sirwaqy, dan Syeikh Muhammad Sa’id Mufty al-Syafi’i. Sementara tokoh-tokoh
Ulama yang semasa belajar dengannya di Makkah antara lain ; Syeikh Abdullah Karim
Amarullah, Syeikh Muhammad Jamil Jambek, Syeikh Muhammad Jamil Jaho, Syeikh Abbas
Abdullah Ladang Laweh, dan lain-lain.
Setelah belajar selama 4 tahun di Makkah, akhirnya Syekh Sulaiman Arrasuli kembali
ke kampung halamannya atas permintaan ibunya. Setelah sampai di kampung kalahiran
beliau, beliau mulai mendirikan “Surau Baru” sebagai wadah pengembangan ilmu
pengetahuan yang diperoleh selama pengembaraannya. Surau Baru, Pakan Kamih, didirikan
pada tahun 1908 dengan menggunakan sistem halaqah sampai tahun 1927.
Syeikh Sulaiman ar-Rasuli sebagai Tokoh Sosial, Keagamaan, pendidikan,
Kemasyarakatan dan tokoh adat Minangkabau, merekonstruksi dan menetapkan bunyi
pepatah:
“Syara’ mangato, adat mamakai; Minangkabau batubuah adat, bajiwa syara’;
Pangulu-pangulu salaku juru bantu, dan alim ulama salaku kamudi; Adat basandi
syara’, Syara’ basandi Kitabullah”.
Sebagai tokoh adat Minangkabau, beliau menulis beberapa buku yang berisikan
tentang adat Minangkabau yang membahas tentang tatanan sosial kemasyarakatan
Minangkabau, antara lain :
a. Pedoman Hidup di Minangkabau
b. Asal dan Pendirian Pangulu
c. Pertalian Adat dan Syara’
d. Pedoman Pangulu
Di bidang keagamaan, beliau mempunyai dinamika tentang ilmu akidah dengan
mengonsep tatanan akidah yang benar bagi seluruh elemen masyarakat dengan menulis
buku “al-Aqwalu al-Mardhiyah” perspektif “ahl al-sunnah wa al-jama’ah”. Di samping itu
2
beliau juga membantah kerancuan yang dituduhkan oleh H. Jalal al-Din (salah seorang tokoh
yang berpengaruh) tentang kesesatan thariqat al-Naqsabandiyah dengan menulis buku
“Tabligh al-Amanah”
Sebagai tokoh pendidikan, beliau memiliki perspektif tentang pendidikan, yaitu
Pendidikan adalah suatu proses memanusiakan manusia.
Pendidikan sepanjang hayat (long life education)
Pendidikan merupakan alat untuk memperoleh keridhaan Allah swt, sehingga materi
pendidikan lebih menitikberatkan pada pengkajian agama Islam yang bersumber dari Al-
Qur’an dan Sunnah Nabi serta kitab klasik
Sementara itu, sebagai tokoh sosial dan politik, beliau mempunyai kiprah yang
sangat vital dalam pergerakan pembangunan tatanan sosial masyarakat, hukum dan politik.
Kiprah beliau ini tergambar dari aktifitas beliau di bidang sosial dan politik sebagai berikut:
Berperan sebagai Ketua Sidang Konstituante pertama pada Pemilu tahun 1955 di
Bandung
Penggagas berdirinya Mahkamah Syari’ah dan sekaligus terpilih sebagai Ketua di wilayah
Sumatera Tengah. (1947)
Pencetus berdirinya Majelis Tinggi Islam Minangkabau (1944)
Pendiri Ittihad al-Ulama (1921-1928)
Pendiri Persatuan Tarbiyah Islamiyah (1928)
Pada masa menjelang akhir hayat beliau, Syekh Sulaiman Arrasuli telah
menyampaikan pesan terakhir beliau selaku pendiri Madrasah Tarbiyah Islamiyah Canduang.
Pesan yang beliau sampaikan sangat singkat namun sarat dengan makna sesuai dengan
khittah pendirian, yaitu “Teroeskan Membina Tarbijah Islamijah Ini Sesoeai dengan
Peladjaran yang Koe Berikan”.
Pada tanggal 1 Agustus 1970, Syekh Sulaiman Arrasuli sebagai tokoh sentral
Tarbiyah Islamiyah menutup usianya dan telah meninggalkan rasa kehilangan yang sangat
mendalam, tidak saja bagi masyarakat Canduang Koto Laweh, tapi juga dirasakan oleh
masyarakat Islam di seantero nusantara dan negara Jiran Malaysia.
2. Sejarah Madrasah
Setelah mendirikan Surau Tinggi sekembalinya Syekh Sulaiman Arrasuli dari Makkah,
beliau mengembangkan pendidikan dengan sistem halaqah. Pola ini berlangsung sejak 1908
sampai dengan 1927. Pada tahun 1928, Atas kesepakatan dengan sahabat-sahabatnya yang
juga mengasuh pengajian halaqah Thuras yaitu Syekh Abbas Ladang Laweh dan Syekh Djamil
3
Djaho, maka Sejak 5 Mei 1928 pola pendidikan halaqah itu berobah menjadi klasikal dengan
memakai kelas, bangku, meja dan papan tulis sebagai sarana belajar.
Madrasah Tarbiyah Islamiyah Canduang sejatinya telah dibangun pada tahun 1926
dan secara resmi memulai pendidikannya pada tanggal 5 Mei 1928. Madrasah Tarbiyah
Islamiyah Canduang merupakan bentuk rekonstruksi lembaga pendidikan yang telah
mempunyai embrio semenjak terbentuknya sistem halaqah di Surau Baru.
Madrasah Tarbiyah Islamiyah Canduang adalah institusi Pendidikan Islam yang
dikembangkan oleh Maulana Syekh Sulaiman Arrasuli dari halaqah pengajian Thuras (kitab-
kitab) nya di Surau Baru Pakan Kamis Canduang yang beliau tekuni sejak tahun 1908
sepulang belajar dari Mekkah. Memasuki tahun 1950 Madrasah Tarbiyah Islamiyah
Canduang terdaftar di Departemen Agama dan pada tahun 1964 MTI Canduang dipayungi
oleh Yayasan Syekh Sulaiman Arrasuli.
Karakter Madrasah Tarbiyah Islamiyah dibangun oleh Syeikh Sulaiman ar-Rasuli
menganut faham Ahlussunnah wal Jama’ah (dalam kajian Akidah), menganut Mazhab Syafi’i
(dalam kajian Fiqh), memberdayakan tradisi Mudzakarah (mempunyai kebiasaan kritis,
dialogis, berfikir moderat), serta mempertahankan pola Halaqah dalam pendalaman kitab
kuning di samping pola klasikal dalam PBM secara umum.
B. Identitas Madrasah
MTI Canduang sebagai lembaga pendidikan agama Islam yang telah terdaftar di
Departemen Agama semenjak tahun 1950, telah mengalami beberapa kali perubahan tentang
identitas yang teregister sesuai dengan peraturan yang berlaku di lingkungan Departemen
Agama RI – sekarang telah berganti nama menjadi Kementerian Agama RI. Setelah dilakukan
perbaikan dan validasi data madrasah ke Kementerian Agama RI, maka identitas Madrasah
Tarbiyah Islamiyah Canduang yang terbarukan adalah sebagaimana berikut ini :
4
Propinsi : Sumatera Barat
No. Telp. : (0752) 28115
6. NPWP Pondok Pesantren : 01.736.637.8-202.000
7. Nama Kepala Pondok Pesantren : Drs. H. Anas Khatib Bandaro, MM
8. No. Telp. / HP : 0752-28115 / 08126761480
9. Nama Yayasan : Yayasan Syekh Sulaiman Arrasuli
10. Alamat Yayasan : Jln. Syekh Sulaiman Arrasuli, Kenagarian Canduang Koto
Laweh, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam,
Propinsi Sumatera Barat.
11. No. Telp. Yayasan : -
12. No. Akte Pendirian Yayasan : 14/1964 jo 15/2010
13. Kepemilikan Tanah : Yayasan/Pribadi/Menyewa/Menumpang*)
a. Status Tanah : Milik Yayasan
b. Luas Tanah : 9.572 m2
14. Status Bangunan : Yayasan
15. Luas bangunan : 7661 m2
16. Data Santri dalam tahun terakhir
a. Tingkat Wustha
Jumlah
Kls I (pondok) Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
Tahun (Kls 1+2+3+4)
Ajaran Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml
Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel
2018/2019 198 5 179 6 174 5 147 5 698 21
2019/2020 186 6 163 6 147 5 132 4 628 21
2020/2021 223 6 179 6 157 6 145 5 704 21
2021/2022 228 6 209 7 171 6 147 5 755 24
b. Tingkat Ulya
Kls IV Jumlah
Kelas X Kelas XI Kelas XII
Tahun (pondok) (Kls IV.Kh+5+6+7)
Ajaran Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml
Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel
2018/2019 42 1 126 4 145 5 110 4 423 14
2019/2020 38 1 156 5 123 4 142 5 459 15
2020/2021 31 1 151 5 147 5 118 4 416 15
2021/2022 36 1 155 5 148 5 146 5 485 16
5
Data saran prasarana
6
Tenaga Kependidikkan
1 Pegawai Tetap Yayasan 14 orang
2 Pegawai Tidak Tetap 3 orang
18. Data Santri dan Guru Pembina Asrama yang Tinggal di Asrama
Jumlah Santri Jumlah Pembina
No Kls Jenjang
Putra Putri Jumlah Putra Putri Jumlah
1 I Wustha 61 46 107 5 5 10
56 41
menjalin jaringan kerja sama yang produktif dan berkelanjutan dalam rangka
pengembangan pendidikan, dakwah dan sosial dengan lembaga pendidikan Islam,
khususnya madrasah-madrasah tarbiyah islamiyah lainnya, pemerintahan, swasta dan
masyarakat di tingkat daerah, nasional maupun internasional;
7
meningkatkan kualitas tata kelola lembaga MTI Canduang secara berkelanjutan.
8
ini juga menggunakan referensi sekunder berupa kitab-kitab klasik lainnya yang
sejalan dengan kitab-kitab pokok. Hal ini bertujuan untuk pengayaan materi serta
dapat menjadi pengayaan isi dalam proses muzakarah bagi para guru dan para santri.
Setelah tim pengembangan kurikulum MTI Canduang bekerja selama kurang
lebih 2 tahun, maka lahirlah buku kurikulum MTI Canduang pada tahun 2001 yang
terdiri dari 3 buku, yaitu ;
a) Buku I berisikan tentang Landasan Program Pengembangan Kurikulum
b) Buku II berisikan tentang Garis-garis Besar Program Pengajaran untuk setiap
bidang studi.
c) Buku III berisikan tentang ;
(1) Pedoman Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar
(2) Pedoman Pelaksanaan Supervisi Pendidikan
(3) Pedoman Penilaian
(4) Petunjuk Teknis Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling
Pada buku II yang berisikan tentang Garis-garis Besar Program Pengajaran, telah
tercantum nama-nama bidang studi yang diajarkan beserta nama-nama kitab yang
menjadi sumber dan rujukan. Berikut nama-nama bidang studi beserta kitab rujukan
pada masing-masingnya.
Mata
No Kls Nama Kitab Kuning Pengarang
Pelajaran
1 2 3 4 5
1. I Fiqih Matn al-Ghayah wa al-Taqrib Ahmad Hasan bin Ahmad
(Abi Syuja’)
Tashauf Al-Akhlaq al-Banin al-Juz al-Awwal Umar bin Ahmad Barj’ai
Tauhid Al-Aqwal al-Mardhiyyah Sulaiman Arrasuli
Al-Qur’an al-Tajwid wa Tahsin al-Qiraat As’ad Humam
Hadits Matn al-Arba’in Yahya bin Syarifuddin (al-
Nawawiy
Nahwu Matn al-Ajurumiyyah Al-Shanhajiy
Sharaf Matn al-Bina wa al-Asas Imam Mula Abdullah al-
Dankuziy
Tashrif Amtsilat al-Tashrifiyah Muhammad Ma’sum bin
Ali
Tarikh Khulashshah Nur al-Yaqin Umar ‘Abd al-Jabbar
2. II Fiqh Fath al-Qarib al-Mujib Ahmad Hasan bin Ahmad
(Abi Syuja’)
Tashauf Al-Akhlaq al-Banin al-Juz al-Tsaniy Umar bin Ahmah Barja’
Tauhid Al-Jawahir al-Kalamiyah Thahir bin Shalih al-Juza’i
Al-Qur’an Al-Qur’an al-‘Azhim
Hadits Al-Ahadits al-Muhktarat Mawardi Muhammad
Nahwu Mukhtasharun Jiddan Ahmad Zaini Dahlan
9
Sharaf Al-Kailaniy Ibnu Hisyam
Tashrif Amtsilat al-Tashrifiyah Muhammad Ma’sum bin
Ali
Tarikh Khulashshah Nur al-Yaqin Umar ‘Abd al-Jabbar
3. III Fiqh Fath al-Qarib al-Mujib Ahmad Hasan bin Ahmad
(Abi Syuja’)
Tashauf Muraq al-‘Ubudiyah Al-Ghazaliy
Tauhid Duwr al-Farid Ahmad al-Nahrawiy
Tafsir Tafsir Ayat al-Ahkam
1 2 3 4 5
Al-Hadits Al-Syanawaniy Muhammad bin Ali al-
Syanawaniy
Ushul al-Fiqh Ushul al-Fiqh fi Mabadiy Abdul Hamid Hakim
Awwaliyah
Nahwu Al-Kawakib al-Durriyyah Muhammad bin Ahmad
bin Abdul Bar
Sharaf Al-Kailaniy Ibnu Hisyam
Tashrif Amtsilat al-Tashrifiyah Muhammad Ma’sum bin
Ali
Tarikh Nur al-Yaqin Muhammad al-Khudhariy
(Ghaffi al-Bajuriy)
4. IV Fiqh I’anat al-Thalibin al-Juz al-Awwal Abu Bakar Syatha
Tashauf Muraq al-‘Ubudiyah Al-Ghazaliy
Tauhid Fath al-Majid Al-Nawawiy al-Bantaniy
Tafsir Tafsir Ayat al-Ahkam
Al-Hadits Al-Syanawaniy Muhammad bin Ali al-
Syanawaniy
Ushul al-Fiqh Al-Waraqat Ahmad bin Muhammad
al-Damyati
Balaghah Bidayat al-Balaghah Sirajuddin Abbas
Nahwu Qathr al-Nada Ahmad bin Ahmad al-
Suja’iy
Sharaf Salsal al-Madkhal Abi Hamid Muhammad
al-Qashi Muhammad
Ilyas al-Jawiy
Tarikh Nur al-Yaqin Muhammad al-Khudhariy
(Ghaffi al-Bajuriy)
5. V Fiqh I’anat al-Thalibin al-Juz al-Tsaniy Abu Bakar Syatha
Tashauf Minhaj al-‘Abidin Al-Ghazaliy
Tauhid Fath al-Majid Al-Nawawiy al-Bantaniy
Tafsir Tafsir Ayat al-Ahkam
Ilmu Tafsir Mabahits ‘Ulum al-Qur’an Mana’ al-Qaththan
Al-Hadits Al-Syanawaniy Muhammad bin Ali al-
Syanawaniy
Ilmu Hadits Ushul al-Hadits Muhammad ‘Ajaj al-
Khatib
Ushul al-Fiqh Al-Waraqat + Lathaif al-Isyarat Ahmad bin Muhammad
al-Damyati + Abi
‘Abdillah Muhammad bin
al-Ra’aini
Qawa’id al- Qawa’id al-Fiqhiyyah fi Mabadiy Abdul Hamid Hakim
10
Fiqhiyah Awwaliyah
Balaghah Bidayat al-Balaghah + al-Jauhar al- Ahmad Damanhuri
Maknun
Manthiq Iydhah al-Mubham Ahmad Damanhuri
Nahwu Qathr al-Nada + al-Khudariy al-Juz Ahmad bin Ahmad al-
al-Awwal Suja’iy + Muhammad al-
Khudhariy
Tarikh Tarikh Tasyri’ Muhammad al-Khudhariy
6. VI Fiqh I’anat al-Thalibin al-Juz al-Tsalits Abu Bakar Syatha
Tashauf Minhaj al-‘Abidin Al-Ghazaliy
1 2 3 4 5
Tauhid Al-Dasuqiy Muhammad al-Dasuqiy
bin al-Subkiy
Tafsir Tafsir Ayat al-Ahkam
Ilmu Tafsir Mabahits ‘Ulum al-Qur’an Mana’ al-Qaththan
Al-Hadits Al-Jawahir al-Buchariy Mustafa Muhammad
‘Amarah
Ilmu Hadits Ushul al-Hadits Muhammad ‘Ajaj al-
Khatib
Ushul al-Fiqh Lathaif al-Isyarat Abi ‘Abdillah
Muhammad bin al-
Ra’aini
Qawa’id al- Al-Asybah wa al-Nazhair al-Jalal al-Din al-Subkiy
Fiqhiyah
Balaghah al-Jauhar al-Maknun Ahmad Damanhuri
Manthiq Iydhah al-Mubham Ahmad Damanhuri
Nahwu al-Khudariy al-Juz al-Awwal Muhammad al-Khudariy
Tarikh Tarikh Tasyri’ Muhammad al-Khudhariy
7. VII Fiqh Al-Mahalliy al-Juz al-Tsalits Syahbuddin al-Qalyubi
wa ‘Amirah
Tashauf Syarh al-Hikam Ibnu Atha’illah
Tauhid Al-Dasuqiy Muhammad al-Dasuqiy
bin al-Subkiy
Tafsir Tafsir al-Khazain A’lau al-Din Ali bin
Muhammad bin Ibrahim
al-Bagdhadhiy
Ilmu Tafsir Mabahits ‘Ulum al-Qur’an Mana’ al-Qaththan
Al-Hadits Al-Jawahir al-Buchariy Mustafa Muhammad
‘Amarah
Ilmu Hadits Ushul al-Hadits Muhammad ‘Ajaj al-
Khatib
Ushul al-Fiqh Hasyiyah al-‘Alamat al-Bananiy Taj al-Din ‘Abd al-Wahab
al-Subkiy
Qawa’id al- Al-Asybah wa al-Nazhair al-Jalal al-Din al-Subkiy
Fiqhiyah
Balaghah al-Jauhar al-Maknun Ahmad Damanhuri
Manthiq Al-Sulam al-Malawiy Abi ‘Irfan Muhammad
bin Ali al-Sabban
Nahwu al-Khudariy al-Juz al-Tsaniy Muhammad al-Khudariy
Tarikh Tarikh Tasyri’ Muhammad al-Khudhariy
11
2) Kurikulum Umum
Sejak didirikan pada 5 Mei 1928, telah komit dan konsisten melaksanakan
kegiatan pendidikan yang mengacu kepada Al-Qur’an dan Sunnah dengan
mengedepankan akhlakul karimah, yang bertujuan untuk “Mewujudkan Intelektual
Muslim Muda yang Tafaqquh Fiddin”. Pada perkembangannya, MTI Canduang di
masa Orde Lama telah mulai mengajarkan beberapa bidang studi umum (Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris, dan Aljabar). Kemudian pada masa Orde Baru, di tahun
1979 mulai mengadopsi Kurikulum Nasional untuk tingkat Tsanawiyah/SLTP dan
pada tahun 1982 untuk tingkat Aliyah/SLTA, dengan memberikan keleluasaan pada
peserta didik untuk mengikutinya atau tidak.
Setelah dicanangkan program “Wajib Belajar 9 Tahun” pada 2 Mei 1994,
kemudian diikuti dengan lahirnya GBPP 1994, MTI Canduang – sebagai salah satu
pesantren tertua di Indonesia – juga mengadopsi kurikulum ini berdasarkan
kepada peraturan dan perundang-undangan pendidikan yang berlaku di
Indonesia. Sebagai lanjutan dari program wajib belajar 9 tahun, pada 2 Mei 2008,
dicanangkan program wajib belajar 12 tahun dengan menggunakan “Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan”, atau yang lebih dikenal dengan KTSP 2008. Dengan
KTSP 2008 ini, bidang studi umum tetap mendapat tempat yang pasti di dunia
pondok pesantren, dengan sedikit kelonggaran bahwa pondok pesantren
diperkenankan untuk menetapkan jumlah jam tatap muka berdasarkan kepada
tingkat kebutuhan, namun tetap mengacu kepada jam tatap muka minimal untuk
beberapa bidang studi pokok.
Pada tahun 2013, pemerintah kembali melahirkan kurikulum pendidikan baru
yang diberi nama dengan Kurikulum 2013. Pada kurikulum ini lebih menekankan
kepada pendidikan berbasis karakter. Hal ini sangat sejalan dengan pola kurikulum
pengajaran yang telah dilaksanakan oleh setiap pesantren yang ada di seluruh
Indonesia – termasuk MTI Canduang – sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu. Oleh
karena itu MTI Canduang menyambut baik atas lahirnya kurikulum ini dan telah
mulai penggunaannya sejak tahun pelajaran 2014-2015. Meskipun di Kementerian
Pendidikan Nasional dilakukan peninjauan ulang pada pelaksanaan Kurikulum 2013
ini di SD, SLTP dan SLTA, namun atas ketetapan Kementerian Agama RI, maka
12
untuk Madrasah-madrasah dan Pondok Pesantren tetap dilaksanakan kurikulum
2013 ini.
13
c) Kegiatan Pos Kesehatan Pesantren (POSKESTREN)
d) Jahit menjahit dan Tata Busana
e) Servis dan Instalasi Komputer
f) Pementasan Drama dan Teather
g) Khaligrafi
h) Silat dan Karate
3) Program Khusus
Selain program wajib dan pilihan, di MTI Canduang juga diselenggarakan
kegiatan khusus bagi santriwan dan santriwati. Program khusus ini biasanya
dilaksanakan untuk membina santriwan dan santriwati untuk menghadapi iven
perlombaan yang diadakan baik oleh intansi pemerintah maupun swasta, dalam
lingkup skala lokal, regional maupun nasional.
Program kegiatan khusus ini berupa pendalaman kitab kuning per bidang studi
untuk menghadapi iven Musabaqah Qira’atul Kutub (MQK) baik untuk tingkat
kabupaten, propinsi, maupun nasional. Kegiatan pembelajaran ini dipandu langsung
oleh guru-guru per bidang studi yang terkategori sebagai guru pakar dan mahir pada
masing-masing bidang studi kitab klasik.
Program kegiatan khusus lainnya berupa pembinaan santri hufazh. Kegiatan ini
diproyeksikan untuk menghadapi cabang Tahfizhul Qur’an pada iven Musabaqah
Tilawatil Qur’an, baik pada tingkat kecamatan, kabupaten, propinsi, maupun
nasional.
14
Kegiatan eksternal Madrasah ini biasanya dilaksanakan oleh santri pada kelas VI dan
VII pondok. Kegiatan ini ditampilkan dalam dua bentuk, yaitu sosial dan dakwah. Di bidang
sosial, santri biasanya diikutkan dalam kegiatan gotong royong bersama dengan masyarakat
di lingkungan Madrasah, baik itu gotong-royong di jalan maupun di tempat-tempat umum
lainnya. Pada bidang dakwah, ini ditampilkan dalam bentuk dakwah bil hal dan dakwah bil
qaul berupa kegiatan Mesjidku Bersih, Safari Dakwah, dan ikut melaksanakan proses
penyelenggaraan jenazah ketika ada musibah kematian.
E. Pembiayaan
Untuk menggerakkan kegiatan madrasah sebagaimana tergambar di atas, ditopang
dengan pembiayaan yang bersumber dari dana SPP dan sumbangan Pembangunan dari orang
tua santri serta bantuan dari masyarakat. Di samping itu, pembiayaan pengelolaan madrasah ini
juga mendapat bantuan dari pemerintah berupa ; dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS),
Bantuan Operasional Manajemen Madrasah (BOMM), Bantuan Program Takhassus dari
Pemerintahan Daerah, dan lain sebagainya.
Dalam pendistribusian, pemanfaatan dan penggunaan dana tersebut diatur melalui
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Madrasah (RAPBM) yang disusun untuk setiap
tahunnya berdasarkan tahun pelajaran dan bukan berdasarkan tahun fiskal. Pengalokasian dana
dalam RAPBM ini diporsikan untuk kelompok besar program dan kegiatannya, yaitu ; sebanyak
60% untuk pengelolaan pendidikan dengan kategori kegiatan rutin, 30% untuk pengelolaan
pemeliharaan dan pembangunan madrasah dengan kategori non rutin, dan 10% untuk
pengelolaan kegiatan khusus. Pengalokasian dana untuk setiap tahunnya mengalami fluktuasi
persentasi, namun perubahan besaran alokasinya untuk masing-masing kelompok kegiatan tidak
terlalu signifikan.
F. Penutup
Demikian Profil Madrasah Tarbiyah Islamiyah Canduang ini dibuat, sebagai gambaran
umum tentang eksistensi dan keberadaannya sebagai salah satu pesantren tertua di Indonesia
yang masih loyal terhadap dunia pendidikan Islam. Semoga profil Madrasah Tarbiyah Islamiyah
Canduang ini bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Candung, 29 September 2021
22 Safar 1443 H
Madrasah Tarbiyah Islamiyah
Canduang,
15
Drs. H. ANAS KHATIB BANDARO
Rais al-Madrasah
16