UAS REVISI - Nur - Isnaeni - Ari - Astuti - 17081723 - BAB - I - Dan - II - Kesejahteraan - Psikologis
UAS REVISI - Nur - Isnaeni - Ari - Astuti - 17081723 - BAB - I - Dan - II - Kesejahteraan - Psikologis
UAS REVISI - Nur - Isnaeni - Ari - Astuti - 17081723 - BAB - I - Dan - II - Kesejahteraan - Psikologis
NIM : 17081723
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah gambaran
psychological- well being (kesejahteraan psikologis) pada remaja dari orang tua
bercerai ?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan peneliti dan pembaca
mengenai psychological well-being (kesejahteraan psikologis) pada remaja
dari orang tua bercerai.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi pemahaman penelitian
selanjutnya tentang psychological pada remaja dari orang tua bercerai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kesejahteaan Psikologis
a. Religiusitas
Pada faktor ini dalam penelitian Ellison (dalam Taylor, 1995)
menyebutkan bahwa agama mampu meningkatkan psychological
well-being dalam diri seseorang. Hasil penelitian Ellison menunjukkan
bahwa individu yang memiliki kepercayaan terhadap agama yang
kuat, dilaporkan memiliki kepuasan hidup yang lebih tinggi,
kebahagiaan personal yang lebih tinggi serta mengalami dampak
negatif peristiwa traumatis yang lebih rendah jika dibandingkan
dengan individu yang tidak memiliki kepercayaan terhadap agama
yang kuat. Penelitian yang dilakukan Amawidyati dan Utami (2007)
mendukung penelitian Ellison, dimana hasil analisis menunjukkan
adanya hubungan positif dan signifikan antara religiusitas dan
psychological well-being.
b. Dukungan sosial
Pada faktor ini menurut Cohen dan Syme (dalam Calhoun dan
Accocella, 1990) menyebutkan bahwa dukungan sosial dapat
berkaitan erat dengan psychological well-being. Dukungan sosial
diperoleh dari orang-orang yang berinteraksi dan dekat secara
emosional dengan individu. Orang yang memberikan dukungan sosial
ini disebut sebagai sumber dukungan sosial. Bagaimana sumber
dukungan sosial ini penting, karena akan mempengaruhi
psychological well-being seseorang.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat diketahui bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi psychological well-being meliputi usia, jenis kelamin,
kelas sosial (terkait pekerjaan, jenis pekerjaan, status kerja dan tingkat
pendidikan), latar belakang budaya, kepribadian, kesehatan dan fungsi fisik,
religiusitas serta dukungan sosial.
2. Ciri-ciri Remaja
Menurut Havighurst (dalam Nasution, 2007) ciri-ciri masa remaja antara
lain:
a. Masa remaja sebagai periode yang penting
Remaja mengalami perkembangan fisik dan mental yang cepat
dan penting dimana semua perkembangan itu menimbulkan perlunya
penyesuaian mental dan pembentukan sikap, nilai dan minat baru.
b. Masa remaja sebagai periode peralihan
Peralihan tidak berarti terputus dengan atau berubah dari apa
yang telah terjadi sebelumnya. Tetapi peralihan merupakan
perpindahan dari satu tahap perkembangan ke tahap perkembangan
berikutnya, dengan demikian dapat diartikan bahwa apa yang telah
terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekas pada apa yang terjadi
sekarang dan yang akan datang, serta mempengaruhi pola perilaku
dan sikap yang baru pada tahap berikutnya.
c. Masa remaja sebagai periode perubahan
Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja
sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Perubahan fisik yang terjadi
dengan pesat diikuti dengan perubahan perilaku dan sikap yang juga
berlangsung pesat. Perubahan fisik menurun, maka perubahan sikap
dan perilaku juga menurun.
d. Masa remaja sebagai usia bermasalah
Setiap periode mempunyai masalahnya sendiri-sendiri, namun
masalah masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik
oleh anak laki-laki maupun anak perempuan. Ada dua alasan bagi
kesulitan ini, yaitu :1). Panjang masa kanak-kanak, masalah anak-anak
sebagian diselesaikan oleh orang tua dan guru-guru, sehingga
kebanyakan remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah.
2). Remaja merasa diri mandiri, sehingga mereka ingin mengatasi
masalahnya sendiri, menolak bantuan orang tua dan guru-guru.
e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas
Pencarian identitas dimulai pada akhir masa kanak-kanak,
penyesuaian diri dengan standar kelompok lebih penting daripada
bersikap individualistis. Penyesuaian diri dengan kelompok pada
remaja awal masih tetap penting bagi anak laki-laki dan perempuan,
namun lambat laun mereka mulai mendambakan identitas diri
dengan kata lain ingin menjadi pribadi yang berbeda dengan
oranglain.
f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
Anggapan stereotype budaya bahwa remaja adalah anak-anak
yang tidak rapi, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak
dan berperilaku merusak, menyebabkan orang dewasa yang harus
membimbing dan mengawasi kehidupan remaja muda takut
bertanggung jawab dan bersikap tidak simpatik terhadap perilaku
remaja yang normal.
g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistic
Remaja pada masa ini melihat dirinya sendiri dan orang lain
sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya,
terlebih dalam hal cita-cita. Semakin tidak realistik cita-citanya ia
semakin menjadi marah. Remaja akan sakit hati dan kecewa apabila
orang lain mengecewakannya atau kalau ia tidak berhasil mencapai
tujuan yang ditetapkannya sendiri.
h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa
Semakin mendekatnya usia kematangan, para remaja menjadi
gelisah untuk meninggalkan stereotip belasan tahun dan untuk
memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa, remaja
mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan
status dewasa yaitu merokok, minum minuman keras, menggunakan
obat-obatan dan terlibat dalam perbuatan seks. Mereka menganggap
bahwa perilaku ini akan memberi citra yang mereka inginkan.
D. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian ini disusun berdasarkan tinjauan teoritik dan
kenyataan yang ada untuk mengungkap pengalaman individu yang diteliti.
1. Pertanyaan Utama
Adapun pertanyaan utama dalam penelitian ini yaitu : “Bagaimana
gambaran psychological- well being (kesejahteraan psikologis) pada
remaja dari orang tua bercerai ?
2. Pertanyaan Khusus
Adapun pertanyaan khusus dalam penelitian ini antara lain :
1. Bagaimana penerimaan diri remaja terhadap perceraian orang tua?
2. Bagaimana hubungan remaja terhadap orang lain?
3. Bagaimana remaja mengatur tingkah laku dan mengevaluasi dirinya
sendiri?
4. Bagaimana remaja memilih dan menciptakan lingkungan yang sesuai
dengan dirinya?
5. Bagaimana gambaran tujuan hidup remaja?
6. Bagaimana remaja mengembangkan potensi dalam dirinya?
Daftar Pustaka
Enggar Puspito, A., Hertinjung, W. S., & Psi, S. (2019). Hubungan Dukungan
Sosial Dengan Kesejahteraan Psikologis Remaja Yang Tinggal Di Panti
Asuhan (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Hurlock, E. B. (2003). Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga
Kartono, K. (2010). Psikologi Wanita jilid 2: Mengenal Wanita sebagai Ibu dan
Nenek. Bandung: Mandar Maju