Sejarah Agama Kelompok 1
Sejarah Agama Kelompok 1
Sejarah Agama Kelompok 1
Nama NPM
SATRIA MUDA UTAMA 190404013
SITI PERWITA SARI 190404014
UNIVERSITAS HAMZANWADI
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur khadirat Tuhan yang maha Esa yang telah memberikan nikmat dan
karunianya kepada kami, sehingga kami masih bisa menyelesaikan makalah ini tentang “Sejarah
dan Ajaran Kepercayaan Primitif”.
Makalah ini kami buat dalam rangka menyelesaikan tugas Mata Kuliah Sejarah Agama.
Kami berharap melalui makalah ini, kami dan teman-teman semakin memahami tentang
bagaimana asal usul agama primitif dan seperti apa yang dimaksud dengan agama primitif itu.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karenanya kami
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar makalah yang
kami buat semakin sempurna dan bermamfaat bagi banyak orang. Penulis berharap akan ada
yang mengembangkan makalah ini dimasa yang akan datang.
Kelompok 1
2
DAFTAR ISI
Halmaan Sampul
KATA PENGANTAR.......................................................................................2
DAFTAR ISI……………….…………………………………………………..3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………….4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………4
C. Tujuan……………………………………………………………………..4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Agama Primitif…………………………………………………5
B. Teori-teori Agama Primitif…………………….……………………….…..6
C. Macam-macam Agama Primitif…………………………….……………...9
BAB III PENUTUP
Kesimpulan…………………………………………………………………...10
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dilihat dari segi Agama dan Primitif (keadaan yang sangat sederhana; belum
maju) yang masing – masing memiliki keeratan satu sama lain, sering kali banyak disalah
artikan oleh orang-orang yang belum memahami bagaimana menempatkan posisi Agama
dan posisi keadaan yg sangat sederhana pada suatu kehidupan. Pada dasarnya agama
primitif mempunyai dua asal-usul yaitu; pertama, suatu ajaran yang bersumber langsung
dari Tuhan yang berupa wahyu yang kemudian diturunkan kepada manusia, yeng terbukti
dengan diturunkannya Adam kedunia, namun terjadi penyelewengan agama oleh para
pemeluknya. Sehingga agama yang pada dasarnya termasuk agama monotheisme menjadi
politeisme dan bahkan animisme. Maka oleh sebab itu Tuhan menurunkan kembali
utusannya guna meluruskan penyelewengan tersebut.
Kedua, agama bersumber pada kajian antropologis, sosiologis, historis dan
psikologis, karena agama merupakan suatu fenomena sosial ataupun spiritual yang
mengalami evolusi dari bentuk yang sederhana, biasa disebut dengan agama primitif,
kepada bentuk yang sempurna, maka dari itu kami membuat makalah ini agar bisa lebih
memahami seperti apa yang dimaksud dengan agama primitif itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Agama Primitif?
2. Apa saja Teori-teori Agama Primitif itu?
3. Apa saja Macam-macam Agama Primitif tersebut?
C. Tujuan
1. Agar memahami apa itu agama primitif
2. Untuk mengetahui teori-teori agama primitif
3. Agar memahami macam-macam agama primitif
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Agama atau kepercayaan dengan segala tata cara ritual dan upacara, merupakan
bagian tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Hal inilah yang menarik perhatian para
ahli etnografi dan antropologi pada abat ke 19. Selanjutnya para ahli tersebut
mengadakan penelitian dan studi tentang dasar-dasar dan asal usul agama masyarakat
terisolasi dan sederhana atau primitif. Guna mencari asal usulnya. Maka pada abad ini
bermunculan teori-teori asal usul agama primitif diantaranya;
1. Teori Jiwa
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli antropologi bangsa Inggris EB. Tylor
(1832-1917) dengan bukunya”Primitif Culture (1873)”. Menurut pandanganya asal
mula dari religi adalah kesadaran manusia akan adanya jiwa kesadaran akan faham
jiwa itu disebabkan karena ada dua hal.
Perbedaan yang nampak pada manusia antara sesuatu yang hidup dengtan
sesuatu yang mati. Sesuatu organism pada suatu saat bergerak-gerak artinya hidup,
tetapi tak lama kemudian organism itu tidak bergerak lagi artinya mati. Dengan
demikian manusia mulai sadar akan adanya suatu hal yang menyebabkan gerak tadi
adalah jiwa.
Alam semesta ini penuh dengan jiwa yang oleh Tylor disebut spirit atau
makhluk halus. Makhluk halus tersebut justru mendapat tempat yang penting dalam
kehidupan manusia, sehingga menjadi objek dari pada penghormatan dan
penyembahan dengan berbagai bentuk upacara berupa doa dan sajian atau kurban,
religi serupa inilah yang Tylor sebut animisme.
2. Teori Marett
6
terhadap teori Tylor, mengenai kesadaran manusia primitif terhadap kesadaran
adanya jiwa. Menurut Maret, kesadaran tersebut adalah hal yang bersifat terlampau
komplek bagi pikiran manusia yang baru pada tingkat permulaan dari kehidupan di
muka bumi ini. Sebagai lanjutan dari kecamannya terhadap teori animism Tylor,
maka Marett mengajukan sebuah anggapan yang baru menurutnya pangkal dari
kelakuan keagamaan ditimbulkan karena suatu perasaan rendah, lemah dan takut
terhadap gejala-gejala dan peristiwa alam, itu dianggap oleh orang-orang/manusia
terdahulu adanya kekuatan yang melebihi kekuatan yang telah dikenal, kekuatan
yang luar biasa itu disebut the supernatural. Gejala-gejala, hal-hal dan peristiwa yang
luar biasa itu dianggap akibat dari suatu kekuatan supernatural atau kekuatan luar
biasa atau kekuatan sakti.
Adapun kepercayaan kepada suatu kekuatan sakti yang ada dalam gejala-
gejala dan peristiwa yang luar biasa itu dianggap oleh Marett suatu kepercayaan
yang ada pada manusia sebelum ia percaya kepada makhluk-makhluk halus dan ruh-
ruh. Dengan lain perkataan sebelum ada kepercayaan animisme. Itulah sebabnya
bentuk pemahaman agama tertua sebagai mana dikemukakan oleh Marett itu disebut
Praeanimisme.
3. Teori Frazer
Dalam karyanya menulis tentang berbagai upacara dan adat istiadat yang
berhubungan dengan kehidupan keagamaan dari berbagai suku bangsa di dunia,
sehingga dia mengemukakan satu teori asal usul tentang agama manusia. Menurut
Frazer manusia memecahkan persoalan hidupnya dengan akal dan system
pengetahuannya, tetapi akal dan system pengetahuan itu terbatas. Makin terbelakang
kebudayaan manusia, maka sempit batas akalnya. Persoalan hidup yang tidak dapat
dipecahkan dengan akal dipecahkan dengan Magic atau ilmu gaib. Pada awalnya
7
kata Frazer manusia hanya menggunakan ilmu gaib untuk memecahkan persoalan
hidupnya yang berada diluar batas kemampuan dan pengetahuan akalnya. Religi atau
agama belum ada dalam kebudayaan manusia. Lambat laun terbukti, bahwa banyak
dari perbuatan magicnya tidak berhasil, maka mulailah timbul kepercayaan bahwa
alam itu didiami oleh makhluk halus yang lebih berkuasa dari padanya. Maka
mulailah mencari hubungan dengan makhluk-makhluk halus yang mendiami alam
ini. Demikian awalnya dari agama menurut Frazer. Teori Frazer ini juga disebut
sebagai teori batas akal.
4. Teori W. Schmidt
Andrew Lang adalah seorang ahli kesusastraan yang mendalami dan
mengkaji tentang folklor dan mitologi dari berbagai suku bangsa di dunia. Dia
menulis buku berjudul Making of Riligion (1898) dalam folklore dan mitologi dapat
dijumpai adanya tokoh-tokoh dewa yang oleh suku bangsa bersangkutan dianggap
sebagai dewa tertinggi, pencipta seluruh alam dan keharmonisannya. Keyakinan
terhadap dewa seperti ini, nenurut Lang terdapat pada suku bangsa yang masih amat
rendah kebudaan yang masih menggantungkan hidupnya dari berburu. Suku-suku
yang dimaksud adalah mendiami kepulauan Amerika Selatan, suku asli penduduk
Australia pegunungan Irian Jaya atau Papua Barat, Papua Nugini, Pulau Andaman
dan sebagainya. Lang mendapatkan bukti bahwa kepercayaan terhadap dewa
tertinggi tidak timbul dari pengaruh agama Islam dan Kristen melainkan asli timbul
dari suku-suku yang mendiami daerah tersebut.
Pendapat Lang diatas kemudian di olah lagi oleh W. Schmidt seorang
antropolog yang juga pendeta Katolik. Dia beranggapan bahwa agama itu berasal
dari firman tuhan yang diturunkan kepada manusia pada masa permulaan sejarahnya.
Itulah sebabnya mengapa tanda-tanda adanya satu kepercayaan terhadap dewa
pencipta justru terdapat pada suku-suku yang masih sangat rendah. Kebudayaannya
atau suku-suku paling tua yang memperkuat teori akan adanya firman tuhan.
Kepercayaan yang asli bersih ini disebut oleh W.Schmidt dengan
uroffenbarang atau firman tuhan, yang merupakan kepercayaan urmonotheismus.
Dalam perkembangannya yang kemudian yaitu pada perkembangan yang lebih maju
kebudayaanya, kepercayaan ini semakin kabur seiring dengan semakin banyaknya
8
kebutuhan manusia, akhirnya kepercayaan asli tersebut semakin terdesak oleh
adanya pemujaan terhadap makhluk halus, ruh-ruh dan dewa-dewa yang lain.
C. Macam-Macam Agama Primitif
Pada dasarnya bentuk Agama ada yang bersifat primitif dan ada pula yang dianut
oleh masyarakat yang telah meninggalkan fase keprimitifan. Agama-agama yang terdapat
dalam masyarakat primitif ialah Animisme, Dinamisme, Monoteisme, Politeisme dll,
sebagai berikut:
1. Agama Dinamisme ialah : Agama yang mengandung kepercayaan pada kekuatan gaib
yang misterius. Dalam faham ini ada benda – benda tertentu yang mempunyai
kekuatan gaib dan berpengaruh pada kehidupan manusia sehari – hari. Kekuatan gaib
itu ada yang bersifat baik dan ada pula yang bersifat jahat. Dan dalam bahasa ilmiah
kekuatan gaib itu disebut ‘mana’ dan dalam bahasa Indonesia ‘tuah atau sakti’.
2. Agama Animisme ialah : Agama yang mengajarkan bahwa tiap – tiap benda, baik
yang bernyawa maupun tidak bernyawa, mempunyai roh. Bagi masyarakat primitif
roh masih tersusun dari materi yang halus sekali yang dekat menyerupai uap atau
udara. Roh dari benda – benda tertentu adakalanya mempunyai pengaruh yang dasyat
terhadap kehidupan manusia, Misalnya : Hutan yang lebat, pohon besar dan ber daun
lebat, gua yang gelap dll.
3. Agama Monoteisme ialah: Adanya pengakuan yang hakiki bahwa Tuhan satu, Tuhan
Maha Esa, Pencipta alam semesta dan seluruh isi kehidupan ini baik yang bergerak
maupun yang tidak bergerak.
4. Agama Politeisme ialah: mengandung kepercayaan kepada dewa-dewa. Dewa-dewa
dalam politeisme telah mempunyai tugas-tugas tertentu. Tujuan beragama dalam
politeisme bukan hanya memberi sesajen atau persembahan kepada dewa-dewa itu,
tetapi juga menyembah dan berdoa kepada mereka untuk menjauhkan amarahnya dari
masyarakat yang bersangkutan.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Agama primitif adalah merupakan bentuk pemahaman keagamaan masyarakat yang
timbul karena budaya pada masyarakat itu, ini dapat timbul pada masyarakat yang
terisolasi dari masyarakat modern. Seperti diketahui agama dan pemahaman untuk
mensikapi sesuatu yang supranatural. Biasanya masyarakat yang terisolasi itu
mensikapinya dengan cara dan pemahaman berdasarkan pada nenek moyang atau
adat yang berkala secara turun temurun.
2. Beberapa teori yang dikemukakan oleh beberapa para ahli, tentang asal usul agama
primitif yaitu teori Jiwa, teori Mareet, teori Frazer dan teori W. Schmidt.
3. Adapun beberapa macam teori dari agama primiti, yaitu kepercayaan Animisme,
kepercayaan Dinamisme, Monoteisme dan Politeisme.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://mahasiswabisa1412.blogspot.com/2017/09/sejarah-agama-primitif.html
http://repository.uinsu.ac.id/10236/1/diktat.pdf
11