Makalah Kelompok 4 Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Pendidikan Islam
Makalah Kelompok 4 Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Pendidikan Islam
Makalah Kelompok 4 Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Pendidikan Islam
MAKALAH
Oleh:
Dosen Pembimbing :
Dr. HADI CANDRA, S.Ag, M.Pd
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjat kan kehadirat Allah Swt. Atas rahmatdan
SAW.
Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah
S.Ag, M.Pd, selaku dosen mata kuliah yang telah memberikan penulis
kegiatan perkuliahan.
kekurangan Oleh karena itu, penulis sangat menghargai saran dan kritik yang
Penulis
2
DAFTAR ISI
JUDUL..................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..........................................................................................2
DAFTAR IS......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................5
C. Tujuan Pembahasan................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................6
1. Sidiq...................................................................................................10
2. Amanah.............................................................................................11
3. Tabliq................................................................................................11
4. Fathanah...........................................................................................12
A. Kesimpulan.............................................................................................20
B. Saran........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................21
3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1
Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan, Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia,
Cet. Ke-III ( Jakarta: Prenada Media Group, 2003), 197
4
karakter dibentuk melalui pembinaan
Rumusan Masalah
Tujuan Pembahasan
2
QS. [49] al-Hujuraat: 13
5
PEMBAHASAN
Pendidikan Karakter Perspektif Pendidikan Islam
3
Sri Judiani, Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Melalui Pengamatan
Pelaksaan Kurikulum, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Volume 16 Edisi khusus III, Oktober
2010, Balitbang Kementerian Pendidikan Nasional.
4
Donni Koesoema A, Pendidikan Karakter di Zaman Keblinger, Mengembangkan Visi
Guru Sebagai Pelaku Perubahan dan Pendidikan Karakter ( Jakarta: Grasindo, 2009), 80.
5
Masnur Muslich, Pendidikan Karakter, Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional (
Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 71.
6
Al Musanna, Revitalisasi Kurikulum Muatan Lokal Untuk Pendidikan Karakter Melalui
Evaluasi Responsif, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Volume 16 Edisi khusus III, Oktober
2010, Balitbang Kementerian Pendidikan Nasional.
7
Bambang Q-Annes & Adang Hambali, Pendidikan Karakter Berbasis Qur’ani
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008), 99
6
menghubungkan dimensi moral dengan ranah sosial dalam kehidupan
peserta didik sebagai pondasi bagi terbentuknya generasi yang berkualitas
yang mampu hidup mandiri dan memiliki prinsip kebenaran yang dapat
dipertanggungjawabkan. Pendidikan karakter merupakan suatu proses
pembentukan perilaku atau watak seseorang, sehingga dapat membedakan
hal-hal yang baik dengan yang buruk dan mampu menerapkannya dalam
kehidupan. Pendidikan karakter pada hakikatnya merupaan konsekuensi
tanggung jawab seseorang untuk memenuhi suatu kewajiban.8
8
Nurchaili, Membangun Karakter Siswa Melalui Keteladanan Guru, Jurnal Pendidikan
dan Kebudayaan Volume 16 Edisi khusus III, Oktober 2010, Balitbang Kementerian Pendidikan
Nasional.
9
Oos M. Anwas, Televisi Mendidik Karakter Bangsa: Harapan dan Tantangan, Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan Volume 16 Edisi khusus III, Oktober 2010, Balitbang Kementerian
Pendidikan Nasional
7
yang diprioritaskan dari 18 nilai di atas. Dalam implementasinya jumlah
dan jenis karakter yang dipilih tentu akan dapat berbeda antara satu daerah
atau sekolah yang satu dengan yang lain.10
8
dan adat istiadat kesehariannya, sebab manusia merupakan anak kandung
budaya, baik keluarga maupun masyarakatnya di samping anak kandung
dari agama yang dipeluknya.
9
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat dipahami bahwa
karakter merupakan bentuk lain dari akhlak yang secara teoritis merupakan
akumulasi pengetahuan dan pengalaman langsung yang membentuk watak
dan sifat seseorang yang bersifat melekat dan secara praktis berimplikasi
pada perilaku nyata seseorang yang menjadi kebiasaan. Watak manusia dan
perbuatannya merupakan entitas yang tidak dapat dipisahkan antara satu
dengan yang lainnya, dan terdapat jalinan yang sangat erat. Jika watak
seseorang dibentuk oleh pengalaman dan pengetahuan buruk, maka
perbuatannya juga akan cenderung mengarah ke sana. Demikian
sebaliknya jika baik, maka perbuatannya akan baik. Orang yang watak
dan perbuatannya terbiasa dengan hal-hal yang baik maka akan tidak
nyaman jika diperintahkan untuk melakukan kejahatan, dia akan merasa
bersalah, gelisah dan terus diliputi suasana hati yang tidak tenteram.
Penyebabnya adalah karena kebiasaan yang sudah terbentuk menjadi
wataknya.
1. Siddiq (benar).
10
baik laki-laki maupun perempuan, dewasa maupun kanak-kanak, selama
mereka hidup dalam satu masyarakat yang saling memerlukan antara
seorang dengan yang lain. Sifat siddiq (benar) adalah inti sari daripada
kebaikan. Sifat inilah yang dimiliki sahabat yang paling disayangi
Rasulullah saw. yaitu Abu Bakar as -Siddiq.15
2. Amanah (terpercaya).
Amanah ialah sifat mulia yang pasti dipunyai oleh setiap orang
dalam menghadapi perjuangan hidup demi untuk mencapai cita citanya.
Suatu masyarakat itu tidak akan dapat dibina dengan harmoni melainkan
hanya di atas asas yang kukuh dan tetap, salah satu diantaranya adalah
amanah. Dengan jelas kita dapat menyaksikan perbedaan antara dua
jenis manusia, pertama yang amanah atau al amin dan kedua yang
khianat atau alKhain. Orang yang amanah akan menjadi tempat
kepercayaan dan penghormatan orang banyak, sebaliknya orang khianat
itu pula menjadi tumpuan kemarahan dan kehinaan.
15
Abu Basyer, Empat Sifat Orang Mukmin, Sidiq, Amanah, Tabliq, dan Fatanah. Sumber
data http://www.idhamlim.com/2011/03/empat-sifat-orangmukmin-sidiq- amanah.html. Diakses
tanggal 21 Mei 2013
11
Allah yang bermaksud: “Dan hendaklah ada di antara kamu satu pihak
yang menyeru (berdakwah) kepada kebajikan (mengem-bangkan Islam),
dan menyuruh berbuat segala perkara yang baik, serta melarang
daripada segala yang salah (buruk dan keji). Dan mereka yang bersifat
demikian ialah orang yang berjaya.” (Surah Ali- Imran ayat 104).
Sifat ini adalah sifat penting yang perlu ada pada seorang mukmin
yang bertugas menyampaikan dakwah kepada masyarakat. Sifat
fathanah akan menyempurnakan sifat tabligh. Seseorang pendakwah
yang terlibat secara langsung akan selalu terlibat dalam perbincangan
dengan mad’u, menghadapi pertanyaan daripada ahli jemaah, serangan
serta kritikan orang yang masih meragukan. Seorang yang memiliki sifat
fathanah ini cukup paham keadaan mereka yang ingin didakwahkan dan
mengambil pendekatan lemah lembut dan penuh hikmah. Dia juga
memiliki kemampuan untuk memahami isu-isu kontekstual, memahami
kekuatan, dan kelemahan orang yang ingin di dakwahkan dan
mengambil pendekatan yang bijak supaya dapat mengelakkan fitnah dan
penghinaan kepada Islam.
16
Kementerian, Pedoman…, 2.
12
ditanam sedini mungkin. Karena dengan karakter yang baik, maka kita
dapat melakukan hal-hal yang patut, baik dan benar sehingga kita bisa
berkiprah menuju kesuksesan hidup, kerukunan antar sesama dan berada
dalam koridor perilaku yang baik. Sebaliknya, kalau kita melanggar
maka akan mengalami hal-hal yang tidak nyaman, dari yang sifatnya
ringan, seperti tidak disenangi, tidak dihormati orang lain, sampai yang
berat seperti melakukan pelanggaran hukum.17
13
penekanan pendidikan akhlak yang secara teoritis berpedoman kepada
Alquran dan secara praktis mengacu kepada kepribadian Nabi
Muhammad saw. Profl beliau tidak mungkin diragukan lagi bagi setiap
muslim, bahwa beliau merupakan role model (tauladan) sepanjang
zaman. Keteladanannya telah diakui oleh Alquran yang mengatakan;
‘Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung’.
(QS al Qalam [68]: 4)19 Dalam sebuah hadits Nabi saw, bersabda:
“Sesungguhnya aku diutus ke muka bumi ini adalah untuk
menyempurnakan akhlak manusia.“ (HR Ahmad).
19
Imam Ahmad bin Hambal, Musnad Imam Ahmad bin Hambal, Jilid II (Beirut: Dar al-
Fikr, 1991), 381.
14
di mana Allah Swt memotivasi manusia untuk memperhatikan, memikirkan
ciptaan-Nya. Dan keenam, pendekatan psikologis, serta pendekatan-
pendekatan lainnya.
20
Masnur, Pendidikan Karakter…, 106-118.
15
perasaan dan perbuatan sendiri.
16
adalah metode dialog, metode kisah Qurani dan Nabawi, metode
perumpamaan Qur’ani dan Nabawi, metode keteladanan, metode aplikasi
dan pengamalan, metode ibrah dan nasihat serta metode targhib dan
tarhib.21
21
Abdurrahman An-Nahlawi, Ushulut Tarbiyah Islamiyah Wa Asalibiha fi Baiti wal
Madrasati wal Mujtama’ Penerjemah. Shihabuddin ( Jakarta: Gema Insani Press, 1996), 204.
22
Masnur, Pendidikan Karakter…, 107.
17
juga memperhatikan lingkungan pendidikannya. Artinya konteks
pendidikan formal dan informal sudah jelas berbeda. Lebih spesifk,
Nurul Zuriah mencoba memformulasi pengembangan pendidikan budi
pekerti di pendidikan formal. Dia mengatakan bahwa nilai yang dapat
dikembangkan di sekolah adalah religious, sosialitas, gender, keadilan,
demokrasi, kemandirian, daya juang, tanggung jawab dan penghargaan
terhadap lingkungan alam.23
23
Nurul Zuriah, Pendidikan Budi Pekerti…, 39-62.
24
Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam, Mengurai Benang Kusut Dunia
Pendidikan ( Jakarta: Raja Grafndo Persada, 2006), 123-154.
18
4. Memiliki keteguhan hati untuk berpegang kepada agamanya.
25
Jalaluddin, Teologi…, 201.
19
PENUTUP
Kesimpulan:
2
Daftar Pustaka
Ali, Mohammad Daud Ali. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja Grafndo, 1998.