Modul Pelatihan Materi Inti 8 - Surveilans Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Kipi) Final
Modul Pelatihan Materi Inti 8 - Surveilans Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Kipi) Final
Modul Pelatihan Materi Inti 8 - Surveilans Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Kipi) Final
8:
SURVEILANS KEJADIAN IKUTAN Pelatihan Jarak Jauh
Program Imunisasi Rutin
PASCA IMUNISASI (KIPI)
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
Tujuan Pembelajaran
B.Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
A. Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan konsep KIPI
02 Jenis KIPI
03 Klasifikasi KIPI
04 Reaksi KIPI
Non Serius
02 KIPI non serius adalah kejadian medik yang terjadi setelah imunisasi dan
tidak menimbulkan risiko potensial pada kesehatan si penerima.
Dilaporkan rutin setiap bulan bersamaan dengan hasil cakupan imunisasi.
Klasifikasi KIPI :
1. Klasifikasi penyebab spesifik
2. Klasifikasi Kausalitas yang mengacu pada kriteria WHO 2018
CONTOH CONTOH
Kegagalan pabrik CONTOH
CONTOH Demam setelah
CONTOH vaksin untuk Vasovagal imunisasi
menginaktivasi Transmisi infeksi syncope pada (hubungan
Trombositopenia secara komplit melalui vial
pasca pemberian seorang dewasa sementara) dan
suatu lot vaksin multidosis yang parasit malaria
vaksin campak IPV yang muda setelah
terkontaminasi yang diisolasi dari
menyebabkan imunisasi.
darah.
polio paralitik
Klasifikasi Inderteminate: berbasis bukti yang ada dan dapat diarahkan pada
Konsisten Indeterminate beberapa kategori definitif. Klarifikasi informasi tambahan yang dibutuhkan
agar dapat membantu finalisasi penetapan kausal dan harus mencari
informasi dan pengalaman dari nara sumber baik nasional, maupun
internasional.
• Perencanaan rinci dan terarah oleh Program Imunisasi sehingga dapat memberikan tanggapan
segera pada laporan KIPI.
• Setiap KIPI serius harus dianalisis oleh tim independen yaitu Komnas dan Komda PP-KIPI.
• Pemerintah/Pemda harus segera memberikan tanggapan secara cepat dan akurat kepada media
massa, perihal dugaan kasus KIPI yang terjadi.
• Pelaporan KIPI karena kekeliruan prosedur misalnya abses, BCGitis, harus dipantau demi
perbaikan cara penyuntikan yang benar di kemudian hari.
• Petugas lapangan harus dilengkapi dengan formulir pelaporan KIPI, definisi KIPI yang jelas, dan
instruksi yang rinci perihal jalur pelaporan.
• Imunisasi perlu mengkaji laporan KIPI dari pengalaman dunia internasional sehingga dapat
memperkirakan besar masalah KIPI yang dihadapi.
• Identitas: nama sasaran, tanggal lahir dan • Pengobatan yang diberikan dan perjalanan penyakit
umur, jenis kelamin, nama orang tua, alamat (sembuh, dirawat atau meninggal)
• Waktu dan tempat pemberian imunisasi • Sertakan hasil laboratorium yang pernah dilakukan
(tanggal, jam, lokasi)
• Apakah terdapat gejala sisa, setelah dirawat dan
• Jenis vaksin yang diberikan, cara pemberian, sembuh
dosis, nomor batch, siapa yang memberikan,
• Tulis juga apabila terdapat penyakit lain yang
bila disuntik tuliskan lokasi suntikan
menyertainya
• Saat timbulnya gejala KIPI sehingga diketahui
• Bagaimana cara menyelesaikan masalah KIPI
berapa lama interval waktu antara pemberian
(kronologis)
imunisasi dengan terjadinya KIPI
• Adakah tuntutan dari keluarga
• Adakah gejala KIPI pada imunisasi terdahulu
• Nama dokter yang bertanggung jawab
• Bila gejala klinis atau diagnosis yang
terdeteksi tidak terdapat dalam kolom isian, • Nama pelapor KIPI
maka dibuat dalam laporan tertulis
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
Pelaporan KIPI Non Serius
Saat kunjungan
imunisasi bulan Orangtua/
berikutnya: masyarakat
• Ditanyakan apakah ada memberi
gejala yang timbul setelah informasi kepada
imunisasi sebelumnya?
petugas
• Bila ada, petugas
puskesmas mengisi kesehatan.
formulir KIPI non-serius.
Tindak Lanjut
ØPengobatan
Puskesmas RS
Ø Komunikasi
Ø Perbaikan Mutu Pelayanan
Subdit Imunisasi ,
BPOM
2. Setiap fasyankes harus 4. Untuk kasus diduga KIPI serius, maka Dinas
menetapkan narahubung yang dapat 01 Kesehatan Kabupaten/ Kota akan melakukan
dihubungi apabila ada keluhan dari konfirmasi kebenaran kasus diduga KIPI serius
penerima vaksin tersebut berkoordinasi dengan Pokja
Setiap Fasyankes
KIPI/Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau
harus menerapkan
dengan Komda PP-KIPI/Dinas Kesehatan
narahubung yang
Provinsi
dapat dihubungi
apabila ada
keluhan dari
penerima vaksin
3. Selanjutnya fasyankes akan 5. Kemudian bila perlu dilakukan investigasi
melaporkan ke Puskesmas, sementara (Lampiran Formulir Investigasi KIPI), maka
Puskesmas dan rumah sakit akan Dinas Kesehatan Provinsi akan berkoordinasi
melaporkan ke Dinas Kesehatan dengan Komda PP-KIPI dan Balai Besar POM
Kabupaten/Kota (Lampiran Formulir Provinsi serta melaporkan ke dalam laman
Pemantauan KIPI Serius) web keamanan vaksin
No Langkah Tindakan
1 Pastikan • Dapatkan catatan medik pasien (atau catatan klinis lain)
informasi pada • Periksa informasi tentang pasien dari catatan medik dan dokumen lain
laporan
• Isi setiap kelengkapan yang kurang dari formulir laporan KIPI
• Tentukan informasi dari kasus lain yang dibutuhkan untuk melengkapi pelacakan
4. Mengamati Pelayanan:
• Apakah melayani imunisasi dalam jumlah yang lebih banyak
daripada biasa?
• Lemari pendingin: Apa saja yang disimpan (catat jika ada kotak
penyimpanan yang serupa dekat dengan dengan vial vaksin yang
dapat menimbulkan kebingungan);
• vaksin/pelarut apa saja yang disimpan dengan obat lain, apakah
ada vial yang kehilangan labelnya.
• Prosedur imunisasi (pelarutan, Menyusun vaksin, Teknik
penyuntikan, keamanan jarum suntik dan syringe; pembuangan
vial-vial yang sudah terbuka)
• Apakah ada vial-vial yang sudah terbuka tampak
Tanggung Jawab terkontaminasi?
Program Imunisasi
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
Langkah-langkah dalam Investigasi KIPI Serius (4)
7. Menyimpulkan pelacakan:
• Buat kesimpulan penyebab KIPI Tanggung Jawab
• Lengkapi formulir investigasi KIPI Komda-Komnas PP-KIPI
• Lakukan tindakan koreksi dan rekomendasikan
tindakan lebih lanjut
• Sekali diagnosis ditegakkan, maka harus diingat bahwa pasien berpotensi untuk
menjadi fatal tanpa menghiraukan berat ringannya gejala yang muncul.
• Mulai tangani pasien dengan cepat dan pada saat yang sama buat rencana untuk
merujuk pasien ke rumah sakit dengan cepat.
• Pemberian epinefrin (adrenalin) akan merangsang jantung dan melonggarkan
spasme pada saluran nafas serta mengurangi edema dan urtikaria. Tetapi adrenalin
dapat menyebabkan denyut jantung tidak teratur, gagal jantung (heart failure),
hipertensi berat dan nekrosis jaringan jika dosis yang dipergunakan tidak tepat.
Catatan :
Yang dimaksud dengan perhatian khusus
adalah pemberian imunisasi diberikan di
fasilitas kesehatan yang lengkap
Pada investigasi
KIPI berkelompok
yang harus
dilakukan adalah :
02 Komunikasi
Setelah didapatkan
kesimpulan penyebab dari
hasil investigasi KIPI maka
dilakukan tindak lanjut
perbaikan seperti pada
tabel berikut: