Modul Pelatihan Materi Inti 8 - Surveilans Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Kipi) Final

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 63

MODUL PELATIHAN MATERI INTI

8:
SURVEILANS KEJADIAN IKUTAN Pelatihan Jarak Jauh
Program Imunisasi Rutin
PASCA IMUNISASI (KIPI)
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
Tujuan Pembelajaran
B.Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
A. Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan konsep KIPI

Umum (TPU): 2. Melakukan pemantauan KIPI

Setelah mengikuti materi ini 3. Melakukan investigasi KIPI Serius

peserta mampu melakukan 4. Mengenali dan menangani syok anafilaktik

surveilans KIPI 5. Mengenali kelompok risiko tinggi KIPI


6. Mengetahui KIPI berkelompok
7. Menindaklanjuti KIPI
8. Melakukan evaluasi KIPI

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


A Konsep KIPI 01 Definisi KIPI

02 Jenis KIPI

03 Klasifikasi KIPI

04 Reaksi KIPI

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Dasar Pemantauan & Penaggulangan KIPI
(PMK 12/2017) Setiap fasyankes yang menyelenggarakan
Pasal 45 imunisasi, wajib melakukan pencatatan dan
pelaporan KIPI.
Keamanan, mutu, khasiat vaksin dan safety
Pasal 31 injection à untuk mencegah KIPI
PMK 12/2017
Melakukan KIE, serta skrining (sehat dan
Pasal 32 kontraindikasi)
Pembentukan Komite Independen
(Komnas, Komda, Pokja PP KIPI) à
Pemantauan dan Penanggulangan melalui:
Pasal 40 • Surveilans KIPI dan laman (website)
keamanan vaksin,
• Pengobatan dan perawatan
• Penelitian dan pengembangan

Laporan dugaan KIPI bisa dilaporkan


masyarakat/petugas kesehatan, ditindaklanjuti dengan
Pasal 42 pengobatan/perawatan, investigasi oleh program dan
kajian oleh komite independen. Pembiayaan pengobatan
dan perawatan sesuai peraturan yang berlaku.
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
Maturisasi Program Imunisasi

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


1. Definisi KIPI

KIPI adalah kejadian medik yang diduga


berhubungan dengan imunisasi.

KIPI dapat berupa gejala, tanda,


pemeriksaan laboratorium, atau penyakit.
2. Jenis KIPI
Serius
KIPI serius adalah setiap kejadian medik setelah imunisasi yang menyebabkan
rawat inap, kecacatan, dan kematian, serta yang menimbulkan keresahan di
01 masyarakat. Oleh karena itu, perlu dilaporkan segera setiap kejadian secara
berjenjang yang selanjutnya diinvestigasi oleh petugas kesehatan yang
menyelenggarakan imunisasi untuk dilakukan kajian serta rekomendasi oleh
Komda dan atau Komnas PP KIPI, yang terdiri dari para ahli epidemiologi dan
profesi.

Non Serius
02 KIPI non serius adalah kejadian medik yang terjadi setelah imunisasi dan
tidak menimbulkan risiko potensial pada kesehatan si penerima.
Dilaporkan rutin setiap bulan bersamaan dengan hasil cakupan imunisasi.

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


3. Klasifikasi KIPI

Klasifikasi KIPI :
1. Klasifikasi penyebab spesifik
2. Klasifikasi Kausalitas yang mengacu pada kriteria WHO 2018

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Klasifikasi Penyebab Spesifik
3 4
1 2 Reaksi yang Reaksi yang 5
Reaksi yang Reaksi yang berkaitan dengan berkaitan dengan
berkaitan dengan berkaitan dengan kekeliruan prosedur kecemasan yang Kejadian Koinsiden
produk vaksin defek kualitas vaksin pemberian berlebihan yang (Coincidental event)
imunisasi berhubungan
dengan imunisasi/
reaksi suntikan

CONTOH CONTOH
Kegagalan pabrik CONTOH
CONTOH Demam setelah
CONTOH vaksin untuk Vasovagal imunisasi
menginaktivasi Transmisi infeksi syncope pada (hubungan
Trombositopenia secara komplit melalui vial
pasca pemberian seorang dewasa sementara) dan
suatu lot vaksin multidosis yang parasit malaria
vaksin campak IPV yang muda setelah
terkontaminasi yang diisolasi dari
menyebabkan imunisasi.
darah.
polio paralitik

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Klasifikasi Kausalitas
Klasifikasi Konsisten: Bersifat temporal karena bukti tidak cukup untuk menentukan
hubungan kausalitas. Data rinci KIPI harus disimpan di arsip data dasar tingkat
nasional. Bantu dan identifikasi petanda yang mengisyaratkan adanya aspek baru
yang berpotensi untuk terjadinya KIPI yang mempuyai hubungan kausal imunisasi.

Klasifikasi Inderteminate: berbasis bukti yang ada dan dapat diarahkan pada
Konsisten Indeterminate beberapa kategori definitif. Klarifikasi informasi tambahan yang dibutuhkan
agar dapat membantu finalisasi penetapan kausal dan harus mencari
informasi dan pengalaman dari nara sumber baik nasional, maupun
internasional.

Klasifikasi Inkonsisten: suatu kondisi utama atau kondisi yang


disebabkan paparan terhadap sesuatu selain vaksin
Inkonsisten Unclassifiable

Klasifikasi Unclassifiable: kejadian klinis dengan informasi yang tidak


cukup untuk memungkinkan dilakukan penilaian dan identifikasi
penyebab.

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


L E M B A R
K E R J A
KLASIFIKASI
K I P I

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


4. Reaksi KIPI
Reaksi umum yang mungkin terjadi setelah imunisasi antara lain:
a. Reaksi lokal, seperti:
Nyeri, kemerahan, dan bengkak pada tempat suntikan; reaksi lokal lain yang berat, misalnya
selulitis
b. Reaksi sistemik, seperti:
Demam tinggi; nyeri otot seluruh tubuh (myalgia); nyeri sendi (atralgia); badan lemah; sakit
kepala.
c. Reaksi lain, seperti:
Reaksi alergi misalnya urtikaria, oedem; syok anafilaktik; pingsan; sesak napas; pembesaran
kelenjar aksila; muntah; diare; kejang; kelemahan/kelumpuhan otot lengan/tungkai.

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Reaksi Lokal dan Sistemik
Reaksi Lokal Reaksi Sistemik
Vaksin
Nyeri, bengkak, merah Demam > 38 oC Rewel, malaise,…
BCG 90-95 % _ _
Dewasa ~15 % _
Hepatitis B 1-6 %
Anak-anak ~ 5 %
Hib 5-15 % 2-10 % -
Campak/MR/MMR ~10 % 5-15 % 5 % (Ruam)
OPV Tidak ada <1% <1%
Pertusis (DTwP) ~ 50 % ~ 50 % ~ 55 %
PCV ~ 20 % ~ 20 % ~ 20 %
Tetanus/DT/aTd ~ 10 % ~ 10 % ~ 25 %
Covid-19*
Berikan minum yang banyak
Kompres dingin pada lokasi Berikan pakaian yang sejuk dan nyaman Berikan minum yang
Tatalaksana Berikan spons hangat
suntikan, Parasetamol banyak
Parasetamol
*Belum ada data. Pada uji klinis fase I dan II tidak ditemukan KIPI serius. Sedangkan untuk hasil uji
klinis fase III masih belum ada hasil Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
B Pemantauan KIPI

01 Alur & Kurun Waktu Pelaporan KIPI

02 Faktor Pendukung Pelaporan KIPI

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Pemantauan KIPI
• Untuk mengetahui hubungan antara imunisasi dengan KIPI diperlukan pencatatan
dan pelaporan semua reaksi yang timbul setelah pemberian imunisasi.
• Surveilans KIPI tersebut sangat membantu imunisasi, untuk mengetahui apakah
kejadian tersebut berhubungan dengan vaksin yang diberikan ataukah terjadi
secara kebetulan.
• Tujuan utama adalah untuk mendeteksi dini, merespon KIPI dengan cepat dan
tepat, mengurangi dampak negatif imunisasi terhadap kesehatan individu dan
terhadap imunisasi.
• Hal terpenting dalam pemantauan KIPI adalah menyediakan informasi KIPI secara
lengkap agar dapat dengan cepat dinilai dan dianalisis untuk mengidentifikasi dan
merespon suatu masalah.
• Respon merupakan suatu aspek tindak lanjut yang penting dalam pemantauan
KIPI.

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemantauan KIPI:

• Perencanaan rinci dan terarah oleh Program Imunisasi sehingga dapat memberikan tanggapan
segera pada laporan KIPI.
• Setiap KIPI serius harus dianalisis oleh tim independen yaitu Komnas dan Komda PP-KIPI.
• Pemerintah/Pemda harus segera memberikan tanggapan secara cepat dan akurat kepada media
massa, perihal dugaan kasus KIPI yang terjadi.
• Pelaporan KIPI karena kekeliruan prosedur misalnya abses, BCGitis, harus dipantau demi
perbaikan cara penyuntikan yang benar di kemudian hari.
• Petugas lapangan harus dilengkapi dengan formulir pelaporan KIPI, definisi KIPI yang jelas, dan
instruksi yang rinci perihal jalur pelaporan.
• Imunisasi perlu mengkaji laporan KIPI dari pengalaman dunia internasional sehingga dapat
memperkirakan besar masalah KIPI yang dihadapi.

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Pemantauan KIPI
Infographic Styleyang efektif melibatkan:
Masyarakat atau petugas kesehatan di lapangan
Bertugas melaporkan kepada petugas
kesehatan Puskesmas setempat bila
ditemukan KIPI

Supervisor tingkat Puskesmas


dan Dinkes Kab/Kota
BPOM
Petugas kesehatan/Kepala
Bertanggung jawab terhadap Puskesmas dan Kabupaten/Kota
keamanan vaksin (Farmakovigilans)
bertugas melengkapi laporan
kronologis KIPI;

Tim KIPI Kab/Kota (Pokja KIPI)


Komda & Komnas PP-KIPI Bertugas menilai dan investigasi KIPI
Melakukan kajian klasifikasi kausalitas dan apakah memenuhi kriteria klasifikasi
melaporkan hasil kajian kepada Menkes penyebab spesifik & melaporkan
melalui Dirjen P2P kesimpulan investigasi ke Komda PP-
KIPI
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
1. Alur & Kurun Waktu Pelaporan
Hal-hal yang perlu mendapat perhatian pada pelaporan KIPI:

• Identitas: nama sasaran, tanggal lahir dan • Pengobatan yang diberikan dan perjalanan penyakit
umur, jenis kelamin, nama orang tua, alamat (sembuh, dirawat atau meninggal)
• Waktu dan tempat pemberian imunisasi • Sertakan hasil laboratorium yang pernah dilakukan
(tanggal, jam, lokasi)
• Apakah terdapat gejala sisa, setelah dirawat dan
• Jenis vaksin yang diberikan, cara pemberian, sembuh
dosis, nomor batch, siapa yang memberikan,
• Tulis juga apabila terdapat penyakit lain yang
bila disuntik tuliskan lokasi suntikan
menyertainya
• Saat timbulnya gejala KIPI sehingga diketahui
• Bagaimana cara menyelesaikan masalah KIPI
berapa lama interval waktu antara pemberian
(kronologis)
imunisasi dengan terjadinya KIPI
• Adakah tuntutan dari keluarga
• Adakah gejala KIPI pada imunisasi terdahulu
• Nama dokter yang bertanggung jawab
• Bila gejala klinis atau diagnosis yang
terdeteksi tidak terdapat dalam kolom isian, • Nama pelapor KIPI
maka dibuat dalam laporan tertulis
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
Pelaporan KIPI Non Serius

Saat kunjungan
imunisasi bulan Orangtua/
berikutnya: masyarakat
• Ditanyakan apakah ada memberi
gejala yang timbul setelah informasi kepada
imunisasi sebelumnya?
petugas
• Bila ada, petugas
puskesmas mengisi kesehatan.
formulir KIPI non-serius.

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Alur Pelaporan KIPI Non-serius

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Alur Pelaporan dan Kajian KIPI Serius

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


FORM
KIPI
Formulir KIPI, KIPI Serius &
Investigasi dapat diunduh di :
https://bit.ly/formkipi Form KIPI Form KIPI Form
atau di: Non Serius Serius Investigasi
www.keamananvaksin.kemkes.go.id
Cara Pencatatan dan Pelaporan KIPI dapat
dilakukan melalui:
Tatacara pelaporan melalui web
keamanan vaksin dapat dilihat pada E-mail: [email protected] Website: keamananvaksin.kemkes.go.id
Buku Pedoman:
https://bit.ly/jukniswebkipi

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


2. Faktor Pendukung Pelaporan KIPI
Agar petugas kesehatan melaporkan KIPI sesuai dengan ketentuan pelaporan, maka perlu:
Memberikan umpan balik yang positif
terhadap laporan. Penghargaan pribadi
Membekali petugas kesehatan kepada petugas kesehatan dengan
dengan pengetahuan mengenai KIPI pernyataan terima kasih untuk laporannya,
dan safety injection walaupun laporannya tidak lengkap

Menekankan bahwa investigasi adalah Menyediakan formulir laporan dan


Meningkatkan kepedulian terhadap
untuk menemukan masalah pada formulir investigasi KIPI dan laporan
pentingnya pelaporan, melalui sistem
sistim sehingga segera dapat diatasi KIPI juga meliputi pelayanan imunisasi
pelaporan yang telah ada, sehingga
dan tidak untuk menyalahkan pada Unit Pelayanan Swasta (UPS).
membuat pelaporan menjadi mudah,
seseorang
terutama pada situasi yang tak pasti

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


C Investigasi KIPI
01 Mekanisme Pelaporan & Investigasi KIPI

02 Langkah-langkah Investigasi KIPI Serius

03 Formulir Investigasi KIPI Serius

04 Uji Laboratium Sampel Vaksin

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


1. Mekanisme Pelaporan dan Investigasi KIPI Serius
Penemuan Laporan
Informasi dari Masyarakat
Petugas Kesehatan
24 jam

1.Pengobatan/Perawatan Jika diperlukan


2.Pelaporan, Pelacakan/Investigasi
ØKonfirmasi : Positif atau negatif
Ø Identifikasi : Kasus Petugas Puskesmas,
Vaksin Kabupaten/Kota, Provinsi
Petugas
Tata laksana
Sikap Masyarakat
Ø Tunggal/berkelompok
Ø Apakah ada kasus lain yang serupa

Analisis Sementara Penyebab dan


Klasifikasi KIPI melengkapi
investigasi Pokja KIPI
Kabupaten/Kota

Tindak Lanjut
ØPengobatan
Puskesmas RS
Ø Komunikasi
Ø Perbaikan Mutu Pelayanan

Dinas Kes Kab.

Website Keamanan Vaksin


KomDa PP KomNas
Kajian Laporan KIPI PP-KIPI
ØEtiologi Lapangan
Ø Kausalitas

Subdit Imunisasi ,
BPOM

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Mekanisme Pelaporan dan Pelacakan Kasus KIPI

2. Setiap fasyankes harus 4. Untuk kasus diduga KIPI serius, maka Dinas
menetapkan narahubung yang dapat 01 Kesehatan Kabupaten/ Kota akan melakukan
dihubungi apabila ada keluhan dari konfirmasi kebenaran kasus diduga KIPI serius
penerima vaksin tersebut berkoordinasi dengan Pokja
Setiap Fasyankes
KIPI/Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau
harus menerapkan
dengan Komda PP-KIPI/Dinas Kesehatan
narahubung yang
Provinsi
dapat dihubungi
apabila ada
keluhan dari
penerima vaksin
3. Selanjutnya fasyankes akan 5. Kemudian bila perlu dilakukan investigasi
melaporkan ke Puskesmas, sementara (Lampiran Formulir Investigasi KIPI), maka
Puskesmas dan rumah sakit akan Dinas Kesehatan Provinsi akan berkoordinasi
melaporkan ke Dinas Kesehatan dengan Komda PP-KIPI dan Balai Besar POM
Kabupaten/Kota (Lampiran Formulir Provinsi serta melaporkan ke dalam laman
Pemantauan KIPI Serius) web keamanan vaksin

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


2. Langkah-langkah dalam Investigasi KIPI Serius (1)
1. Pastikan informasi pada laporan:

No Langkah Tindakan
1 Pastikan • Dapatkan catatan medik pasien (atau catatan klinis lain)
informasi pada • Periksa informasi tentang pasien dari catatan medik dan dokumen lain
laporan
• Isi setiap kelengkapan yang kurang dari formulir laporan KIPI
• Tentukan informasi dari kasus lain yang dibutuhkan untuk melengkapi pelacakan

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Langkah-langkah dalam Investigasi KIPI Serius (2)
Tanggung Jawab
2. Lacak dan kumpulkan data tentang: Program Imunisasi

Pasien Kejadian Vaksin Orang Lain


• Riwayat Imunisasi • Riwayat • Keadaan bagaimana vaksin • Apakah ada org lain yg
• Riwayat medis sebelumnya, • Deskripsi Klinis dikirim mendapat imunisasi dari
termasuk riwayat dengan • Semua hasil laboratorium • Kondisi penyimpanan vaksin yg sama &
reaksi yg sama atau reaksi yg relevan dengan KIPI • Keadaan vaccine vial monitor menimbulkan penyakit
alergi yg lain • Diagnosis dari kejadian & catatan suhu pd lemari es • Apakah ada org lain yg
• Riwayat keluarga dg kejadian • Tindakan apakah dirawat • Penyimpanan vaksin sebelum mempunyai penyakit yg sama
yg sama dan hasilnya tiba di Fasilitas Kesehatan • Investigasi Pelayanan
• Kartu Suhu Imunisasi

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


3. Menilai Pelayanan dg menanyakan tentang:
Langkah-langkah dalam • Penyimpanan vaksin (termasuk vial/ampul vaksin yg telah
dibuka, distribusi & pembuangan limbah
Investigasi KIPI Serius (3) • Penyimpanan pelarut & distribusi
• Pelarutan vaksin (proses & waktu / jam dilakukan)
• Penggunaan & sterilisasi dari syringe dan jarum
• Penjelasan tentang pelatihan praktik imunisasi, supervisi
& pelaksana imunisasi

4. Mengamati Pelayanan:
• Apakah melayani imunisasi dalam jumlah yang lebih banyak
daripada biasa?
• Lemari pendingin: Apa saja yang disimpan (catat jika ada kotak
penyimpanan yang serupa dekat dengan dengan vial vaksin yang
dapat menimbulkan kebingungan);
• vaksin/pelarut apa saja yang disimpan dengan obat lain, apakah
ada vial yang kehilangan labelnya.
• Prosedur imunisasi (pelarutan, Menyusun vaksin, Teknik
penyuntikan, keamanan jarum suntik dan syringe; pembuangan
vial-vial yang sudah terbuka)
• Apakah ada vial-vial yang sudah terbuka tampak
Tanggung Jawab terkontaminasi?
Program Imunisasi
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
Langkah-langkah dalam Investigasi KIPI Serius (4)

5. Rumuskan suatu hipotesis kerja:


• Kemungkinan besar / kemungkinan
penyebab dari kejadian tersebut

6. Menguji hipotesis kerja:


• Apakah distribusi kasus cocok dengan
hipotesa kerja?
• Kadang-kadang diperlukan uji laboratorium

7. Menyimpulkan pelacakan:
• Buat kesimpulan penyebab KIPI Tanggung Jawab
• Lengkapi formulir investigasi KIPI Komda-Komnas PP-KIPI
• Lakukan tindakan koreksi dan rekomendasikan
tindakan lebih lanjut

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


3.Formulir
Investigasi KIPI
Setiap KIPI serius perlu dilakukan investigasi
oleh petugas imunisasi di fasyankes dan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota atau Dinas
Kesehatan Provinsi.

Investigasi diperlukan untuk melengkapi data-data seperti


identitas pasien, kronologis kejadian, keluhan atau gejala
klinis yang dialami, tatalaksana atau tindakan medis yang
didapatkan, kondisi rantai dingin vaksin, data vaksin, dan
sebagainya

Form Investigasi dapat diunduh di:


https://bit.ly/formkipi
atau di:
www.keamananvaksin.kemkes.go.id
You can simply impress your audience and add a
unique zing and appeal to your Presentations. Get
Buku Pedoman: a modern PowerPoint Presentation that is
https://bit.ly/jukniswebkipi
beautifully designed.
4. Uji Laboratorium Sampel Vaksin

Diperlukan untuk dapat memastikan


atau menyingkirkan dugaan
penyebab seperti:
• Vaksin untuk uji sterilitas dan
toksisitas; Jenis KIPI yang perlu dilakukan
• Pelarut untuk uji sterilitas; pengujian sampel adalah KIPI yang
• Jarum suntik dan syringe untuk uji
dicurigai berhubungan dengan
sterilitas.
reaksi vaksin berat dan KIPI
berkelompok (cluster).

Pemeriksaan yang diperlukan (uji


laboratorium) adalah untuk Pemeriksaan (uji laboratorium)
menjelaskan kecurigaan dan bukan dilakukan oleh Pusat Pengujian Obat
sebagai prosedur rutin. dan Makanan Nasional (PPOMN),
Badan POM.
4. Uji Laboratorium Sampel Vaksin

Penugasan BPOM Identifikasi Lot / Pengambilan &


Sampling
ke BBPOM Batch Pengiriman Sample
Jumlah sampel vaksin
yang diambil sesuai
Badan POM Pengambilan sampel kebutuhan. Jika sampel Proses pengambilan
menugaskan Balai dilakukan oleh di lapangan tidak dan pengiriman
mencukupi kebutuhan
Besar POM (BBPOM) BBPOM/BPOM sampel harus
pengujian, maka
untuk melakukan setelah berkoordinasi pengambilan sampel dilakukan sesuai
pengambilan sampel, dengan Komnas & dapat dilakukan di ketentuan dan
jika diperlukan. Komda PP-KIPI dan Puskesmas/Dinkes persyaratan
Dinas Kesehatan Kecamatan/Kabupaten. pengiriman vaksin
setempat untuk Apabila masih tidak dan dilengkapi
identifikasi lot/batch. mencukupi/habis maka dengan Berita Acara.
pengambilan sampel
dilakukan pada Dinkes
Provinsi dg nomor batch
yang sama.
Jika diperlukan Uji Pemenuhan Sample
Koordinasi Berita Acara
Sample Vaksin

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Sistematika Pengambilan dan Pengiriman Sampel

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Pengiriman Sample:
Pengiriman sampel vaksin dilakukan oleh
BBPOM/BPOM yang ditujukan kepada:
Kepala Pusat Pengujian Obat dan Makanan
Nasional (PPOMN)
d.a Jl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta
Pusat, 10560

dengan tembusan kepada:


Direktur Pengawasan Distribusi Produk
Pengiriman
Terapetik dan PKRT
Jl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta Pusat. Sample Vaksin
10560
Jumlah Sampel Vaksin untuk
Pemeriksaan Sterilitas & Toksisitas Vaksin
No Antigen Volume sampel (ml atau Total Sampel
dosis)
1 Measles/MR 5 22 + diluent
2 DPT-HB-Hib 5 29
3 DT 5 29
4 Td 5 29
5 Polio 10 dosis 40
6 Polio 20 dosis 40
7 IPV 5 29
8 Hepatitis B Uniject 0,5 56
9 BCG 1 50
10 Covid-19 5 ml, 10 dosis 29
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
Formulir Berita Acara Pengambilan Sampel
Vaksin

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


D Pengenalan & Penanganan
Syok Anafilaktik

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Pengenalan Mengenali Tanda & Gejala Anafilaktik
Petugas sebaiknya dapat mengenali tanda dan gejala anafilaktik. Pada
Syok Anafilaktik dasarnya makin cepat reaksi timbul, makin berat keadaan penderita.
Tanda Awal
q Reaksi anafilaktik adalah reaksi Tanda awal anafilaktik adalah kemerahan (eritema)
hipersensitifitas generalisata atau menyeluruh dan gatal (urtikaria) dengan obstruksi jalan
sistemik yang terjadi dengan cepat nafas atas dan/atau bawah. Pada kasus berat dapat terjadi
(umumnya 5-30 menit sesudah keadaan lemas, pucat, hilang kesadaran dan hipotensi.
suntikan) serius dan mengancam jiwa.
Penurunan Kesadaran & Denyut Nadi
q Biasanya melibatkan beberapa sistem
Penurunan kesadaran jarang sebagai manifestasi tunggal
tubuh, tetapi ada juga gejala-gejala
anafilaktik, ini hanya terjadi sebagai suatu kejadian lambat
yang terbatas hanya pada satu sistem
pada kasus berat.
tubuh (contoh: gatal pada kulit).
Denyut nadi sentral yang kuat (contoh: karotis) tetap ada pada
q Reaksi anafilaktik adalah KIPI paling
keadaan pingsan, tetapi tidak pada keadaan anafilaktik.
serius yang juga menjadi risiko pada
setiap pemberian obat atau vaksin. Gejala Klinik
q Jika reaksi tersebut cukup hebat dapat Gejala klinik suatu reaksi anafilaktik berbeda-beda sesuai dengan
menimbulkan syok yang disebut berat-ringannya reaksi antigen-antibodi atau tingkat sensitivitas
sebagai syok anafilaktik. seseorang, namun pada tingkat yang berat berupa syok
q Syok anafilaktik membutuhkan anafilaktik gejala yang menonjol adalah gangguan sirkulasi dan
pertolongan cepat dan tepat & setiap gangguan respirasi.
petugas pelaksana vaksinasi harus
sudah kompeten dalam menangani Tatalaksana
reaksi anafilaktik. Tatalaksananya harus cepat dan tepat mulai dari penegakkan
diagnosis sampai pada terapinya di tempat kejadian, dan setelah
stabil baru dipertimbangkan untuk dirujuk ke RS terdekat.
Tanda Dan Gejala Anafilaktik

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
Penanganan Syok Anafilaktik

11. Catat tanda-tanda vital (kesadaran,


frekuensi denyut jantung, frekuensi
pernafasan, denyut nadi) setiap waktu dan
catat dosis setiap pengobatan yang
diberikan. Yakinkan catatan detail tersebut
juga dibawa bersama pasien ketika dirujuk.

12. Tandai catatan/kartu vaksinasi dengan jelas,


sehingga pasien tersebut tidak boleh lagi
mendapatkan jenis vaksin tersebut.

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Tindak Lanjut
Penanganan yang cepat dan tepat

• Sekali diagnosis ditegakkan, maka harus diingat bahwa pasien berpotensi untuk
menjadi fatal tanpa menghiraukan berat ringannya gejala yang muncul.
• Mulai tangani pasien dengan cepat dan pada saat yang sama buat rencana untuk
merujuk pasien ke rumah sakit dengan cepat.
• Pemberian epinefrin (adrenalin) akan merangsang jantung dan melonggarkan
spasme pada saluran nafas serta mengurangi edema dan urtikaria. Tetapi adrenalin
dapat menyebabkan denyut jantung tidak teratur, gagal jantung (heart failure),
hipertensi berat dan nekrosis jaringan jika dosis yang dipergunakan tidak tepat.

Rencana Tindak Lanjut:

a. Mencatat penyebab reaksi anafilaktik di rekam medis


serta memberitahukan kepada pasien dan keluarga.
b. Jangan memberikan vaksin yang sama pada Vaksinasi
berikutnya

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Kit Anafilaktik

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


E Kelompok Risiko Tinggi KIPI

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Kelompok Risiko Tinggi KIPI
Pada dasarnya jadwal imunisasi bayi kurang bulan sama
dengan bayi cukup bulan. Hal-hal yang perlu
diperhatikan pada bayi kurang bulan adalah:
1. Titer imunitas pasif melalui transmisi maternal lebih
rendah daripada bayi cukup bulan
2. Apabila berat badan bayi sangat kecil (<1000 gram)
imunisasi ditunda dan diberikan setelah bayi
mencapai berat 2000 gram atau berumur 2 bulan;
kecuali untuk imunisasi hepatitis B pada bayi
dengan ibu yang HBs Ag positif.

Kelompok Risiko Tinggi KIPI Bayi Kurang Bulan

Untuk mengurangi risiko timbulnya KIPI


maka harus diperhatikan apakah resipien
termasuk dalam kelompok risiko.
Yang dimaksud dengan kelompok risiko
adalah:
1. Anak yang mendapat reaksi simpang
pada imunisasi terdahulu
2. Bayi berat lahir rendah

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Kelompok Risiko Tinggi Kipi
1. Pasien Imunokompromais

• Keadaan imunokompromais dapat terjadi 2. Pada resipien yang mendapatkan


sebagai akibat peyakit dasar atau human immunoglobulin.
pengobatan imunosupresan (kemoterapi, Imunisasi virus hidup diberikan setelah 3
kortikosteroid jangka panjang). bulan pengobatan untuk menghindarkan
• Jenis vaksin hidup merupakan indikasi hambatan pembentukan respons imun.
kontra untuk pasien imunokompromais,
untuk polio dapat diberikan IPV bila vaksin 3. Pasien HIV
tersedia. • Mempunyai risiko lebih besar untuk
• Imunisasi tetap diberikan pada pengobatan mendapatkan infeksi. Walaupun
kortikosteroid dosis kecil dan pemberian responnya terhadap imunisasi tidak
dalam waktu pendek. optimal atau kurang, penderita HIV
• Tetapi imunisasi harus ditunda pada anak tetap memerlukan imunisasi.
dengan pengobatan kortikosteroid sistemik • Pasien HIV dapat diimunisasi dengan
dosis 2 mg/kg berat badan/hari atau mikroorganisme yang dilemahkan atau
prednison 20 mg/hari selama 14 hari. yang mati sesuai dengan rekomendasi
• Imunisasi dapat diberikan setelah 1 bulan yang tercantum pada tabel berikut;
pengobatan kortikosteroid dihentikan atau
3 bulan setelah pemberian kemoterapi
selesai.
Rekomendasi Imunisasi untuk Pasien HIV Anak
Vaksin Rekomendasi Keterangan
IPV Ya Pasien dan keluarga serumah
DPT Ya Pasien dan keluarga serumah
Hib Ya Pasien dan keluarga serumah
Hepatitis B* Ya Sesuai jadwal anak sehat
Hepatitis A Ya Sesuai jadwal anak sehat
MMR** Ya Diberikan umur 12 bulan
Influenza Ya Tiap tahun diulang
Pneumokok Ya Sedini mungkin
BCG*** Ya Dianjurkan untuk Indonesia
*) Dianjurkan dosis Hepatitis B dilipat gandakan dua kali.
**) Diberikan pada penderita HIV yang asimptomatik atau HIV dengan gejala ringan.
***) Tidak diberikan bila HIV yang berat.
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
Kontra Indikasi dan Bukan Indikasi Pada Imunisasi Program

Catatan :
Yang dimaksud dengan perhatian khusus
adalah pemberian imunisasi diberikan di
fasilitas kesehatan yang lengkap

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


F KIPI Berkelompok (Cluster)

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Kipi Berkelompok
KIPI berkelompok adalah:
Dua atau lebih KIPI yang serupa yang
terjadi pada saat yang bersamaan, di
tempat yang sama.

• KIPI berkelompok kemungkinan besar


meningkat akibat kekeliruan prosedur
imunisasi.
• Jika kejadian serupa juga terjadi pada
orang lain yang tidak diimunisasi,
kemungkinan penyebabnya adalah karena
kebetulan/koinsiden dan bukan KIPI.

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Kipi Berkelompok

Pada investigasi
KIPI berkelompok
yang harus
dilakukan adalah :

Tentukan persamaan paparan di antara kasus-kasus


01 Menetapkan definisi untuk KIPI tersebut. 04 tersebut.

Lacak orang lain di daerah tersebut yang mempunyai


02 gejala penyakit yang serupa dengan definisi KIPI 05
Laporkan bila ada beberapa orang yang pada saat
bersamaan mendapatkan vaksin yang sama, namun
tersebut.
tidak ditemukan gejala KIPI

Dapatkan riwayat imunisasi (kapan, dimana, jenis dan


03 nomor batch vaksin yang diberikan).
Alur Identifikasi KIPI berkelompok

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


G Tindak Lanjut KIPI
01 Pengobatan

02 Komunikasi

03 Perbaikan Mutu Pelayanan

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


1. Pengobatan

Dengan adanya data KIPI dokter


Puskesmas dapat memberikan
pengobatan segera. Apabila KIPI
tergolong serius harus segera
dirujuk untuk pemeriksaan lebih
lanjut dan pemberian pengobatan
segera.

Tabel berikut menunjukkan gejala


KIPI dan tindakan yang harus
dilakukan.

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


2. Komunikasi
• Kepercayaan merupakan kunci utama komunikasi pada setiap tingkat,
terlalu cepat menyimpulkan penyebab kejadian KIPI dapat merusak
kepercayaan masyarakat.
• Mengakui ketidakpastian, investigasi menyeluruh, dan tetap beri informasi
ke masyarakat.
• Hindari membuat pernyataan yang terlalu dini tentang penyebab dari
kejadian sebelum pelacakan lengkap.
• Jika penyebab diidentifikasi sebagai kekeliruan prosedur imunisasi,
penting untuk tidak berbohong tentang kesalahan seseorang pada
siapapun, tetapi tetap fokus pada masalah yang berhubungan dengan
sistim yang menyebabkan kekeliruan prosedur imunisasi dan langkah–
langkah yang diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
• Dalam berkomunikasi dengan masyarakat, akan bermanfaat apabila
membangun jaringan dengan tokoh masyarakat dan tenaga kesehatan di
daerah, jadi informasi tersebut bisa dengan cepat disebarkan.
3. Perbaikan Mutu Pelayanan

Setelah didapatkan
kesimpulan penyebab dari
hasil investigasi KIPI maka
dilakukan tindak lanjut
perbaikan seperti pada
tabel berikut:

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


H Evaluasi KIPI

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Evaluasi
ü Evaluasi rutin dilakukan oleh Komda PP-KIPI/Dinkes
Provinsi disesuaikan dengan kondisi daerah maksimal 6
bulan sekali.
ü Evaluasi tahunan dilakukan oleh Komda PP-KIPI/Dinkes
Provinsi untuk tingkat provinsi dan Komnas PP-KIPI/Sub
Direktorat Imunisasi untuk tingkat nasional.
ü Kriteria penilaian efektivitas pemantauan KIPI adalah:
1. Ketepatan waktu laporan
2. Kelengkapan laporan
3. Keakuratan laporan
4. Kecepatan investigasi
5. Keadekuatan tindakan perbaikan yang dilakukan
6. KIPI tidak mengganggu imunisasi

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Evaluasi
Perkembangan pemantauan KIPI dapat dinilai dari data laporan tahunan di tingkat
provinsi dan nasional. Data laporan tahunan KIPI mengandung hal-hal di bawah ini:
Jumlah laporan KIPI yang diterima,
dikelompokkan berdasarkan : 01 04 KIPI langka lainnya
• Vaksin
• Klasifikasi penyebab khusus
• Klasifikasi kausalitas

Rate masing-masing KIPI


berdasarkan vaksin yang diberikan 02 05 KIPI berkelompok yang besar
(dan nomor batch) tingkat provinsi
dan nasional.

Ringkasan pelacakan KIPI yang


KIPI berat yang sangat jarang 03 06
jarang terjadi/penting

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Kesimpulan
Keamanan vaksin merupakan hal Perkuat sistem surveilans pelaporan KIPI
secara pasif sebagai upaya tatalaksana
penting dalam menjamin
terhadap kemungkinan keadaan
kelangsungan program imunisasi meningkatnya laporan KIPI baik ringan,
sedang maupun berat.

Tenaga medis harus memberikan Kejadian ikutan pasca


vaksinasi yang aman dan dapat imunisasi dapat terjadi pada
memberikan penanganan jika 1-2m semua vaksin dan harus
terjadi KIPI dilaporkan

[email protected] https://bit.ly/jukniswebkipi keamananvaksin.kemkes.go.id

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Te r i m a K a s i h

Anda mungkin juga menyukai