Perkuliahan 6 Revisi Pesan Bisnis
Perkuliahan 6 Revisi Pesan Bisnis
Perkuliahan 6 Revisi Pesan Bisnis
Oleh:
Agus Prasetyo, S.E., M.M.
Revisi merupakan langkah terakhir dalam mengembangkan pesan-pesan bisnis secara efektif.
Setiap pesan bisnis perlu diedit baik menyangkut masalah isi dan pengorganisasiannya. Gaya
penulisan yang efektif dimulai dengan pemilihan kata yang tepat. Dalam memilih kata perlu
diperhatikan antara lain memilih kata yang sudah familiar atau sudah dikenal secara umum,
singkat, dan hindarkan kata yang memiliki pengertian ganda.
Penulisan pesan-pesan bisnis yang peling efektif akan mencakup keseimbangan pemilihan
terhadap ketiga jenis kalimat yaitu kalimat sederhana, majemuk, dan kompleks. Kalimat-
kalimat yang singkat dan menggunakan kalimat aktif akan mempermudah audiens anda
dalam memahami maksud dan tujuan suatu pesan-pesan bisnis. Dalam mengembangkan
suatu paragraph dapat dilakukan dengan berbagai macam cara antara lain dengan
menggunakan ilustrasi , perbandingan, pembahasan mengenai sebab akibat, melakukan
klasifikasi (pengelompokan), dan pembahasan mengenai pemecahan masalah (problem
solving). Pusatkan perhatian pada ide tunggal, dan usahakan untuk setiap paragraph singkat
saja.
STUDY KASUS
Study Kasus 1
Berikut adalah contoh study kasus untuk materi “Revisi Pesan-Pesan Bisnis”, sebagai contoh,
berikut adalah pesan untuk reservasi/booking kamar hotel.
Sebelum direvisi:
Kami bermaksud menyelenggarakan konfrensi tahunan di hotel Rose Garden dalam bulan
depan. Sehubungan dengan hal tersebut kami berharap dapat memperoleh informasi tentang
ketersediaan kamar untuk 350 peserta konferensi. Selain itu, kami juga memerlukan
informasi tentang konsumsi dan kendaraan yang memadai untuk antar-jemput dari bandara ke
hotel dan sebaliknya.
Setelah direvisi :
Dengan hormat,
Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : DARONE
Tempat tanggal lahir : Cirebon,17 Oktober 1989
Alamat : Jl.Kembangan Utara RT. 001/02 no.48
kel.kembangan utara Kec.Sunyaragi, Cirebon
No telepon/HP : 0231-96641948
Dengan ini saya bermaksud mengajukan permohonan kerja kepada perusahaan yang
Bapak/ibu pimpin,
Demikianlah surat ini saya buat dengan sebenar-benarnya atas perhatian bapak/ibu sebelum
dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya
Contoh surat lamaran kerja yang belum direvisi
Kepada Yth,
Kepala Bagian Personalia
PT. Karya Indah Retail
Jl. Pejompongan 15 A
Jakarta
Dengan hormat,
Menanggapi iklan Anda di harian Kompas terbitan tanggal 5 Mei 2015 untuk posisi
sekretaris, saya ingin menawarkan diri saya untuk posisi tersebut.
Saya berusia dua puluh dua tahun dan pernah bekerja sebagai staf juru ketik selama dua
tahun. Setelah tamat dari Akademi Sekretaris, saya mengikuti pelatihan kerja untuk pekerjaan
sekretaris selama tiga bulan. Sekarang saya merasa memiliki keahlian yang diperlukan untuk
mengisi lowongan yang Anda tawarkan.
Untuk informasi selanjutnya, dengan ini saya lampirkan daftar riwayat hidup, surat
keterangan dari akademi, dan selembar foto terbaru saya.
Saya harap Bapak akan mempertimbangkan lamaran ini, dan memberi saya suatu kesempatan
untuk wawancara.
Hormat saya,
Nadya Faizzaty
PEMBAHASAN
Menulis pesan-pesan bisnis sangatlah berbeda dan tidak semudah menulis pesan-pesan yang
bersifat pribadi (personal), seperti penulisan surat kepada orang tua, saudara, atau teman
akrab.
Maka dari itu dalam menulis surat-surat bisnis yang baik diperlukan proses pemikiran dan
tenaga dan waktu yang cukup. Akan berbahaya apabila penyampaian pesan–pesan bisnis
cenderung dilakukan secara asal-asalan atau ceroboh, baik dalam sisi substansi isi pesan
mupun format penulisan.
Pada face awal pengeditan, perlu perhatian secara seksama terutama pada pesan-pesan awal
dan akhir, karena pesan – pesan tersebut mempunyai pengaruh besar terhadap audiens.
Perhatikan bahwa pembuka surat atau memo haruslah relevan, menarik, dan memberikan
reaksi pada pembacanya. Untuk pesan-pesan yang lebih panjang, beberapa paragraf pertama
mencakup subjek, maksud, dan organisasi bahan.
2) Penggunaan kapitalisasi secara tepat (perhatikan kata-kata yang harus ditulis dengan
huruf kapital).
3) Penulisan tanda baca secara benar (perhatikan penggunaan tanda baca koma, titik, titik
koma, tanda tanya, dan tanda seru).
4) Perhatikan makna keutuhan suatu kalimat, sehingga makna suatu kalimat dapat dipahami
dengan mudah.
5) Perhatikan pengulangan kata yang tidak tepat dalam suatu kalimat. Hal ini dapat
menghilangkan makna suatu pesan – pesan bisnis yng telah disampaikan.
Langkah terakhir dalam mengedit suatu pesan bisnis adalah mengedit format atau layout
secara keseluruhan. Di samping melakukan penelaahan terhadap tata bahasa, ejaan, kesalahan
– kesalahan tulis, dan tanda baca, format penulisannya juga tidak boleh diabaikan begitu saja.
Jika format penulisannya menarik, di tata rapi, bersih, tidak penuh coretan, dan kertas yang
digunakan berkualitas baik, audiens anda akan senang membacanya.
Sebagaimana pesan – pesan bisnis yang disampaikan secara tertulis, pesan– pesan bisnis yang
disampaikan secara lisan pun memerlukan pengecekan ulang, perbaikan atau pengeditan
(editing) seperlunya, sehingga suatu pesan bisnis dapat dipahami audiens dengan baik. Perlu
dilakukan kegiatan pengeditan yang mencakup antara lain:
A. Substansi pesan
C. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan dalam penyajian pesan – pesan bisnis secara lisan lebih
menarik dan dinamis daripada yang berbentuk tertulis karena cara penyampaiannya yang
lebih santai, luwes, dan tidak monoton.
Pemilihan kata dalam penyampaian pesan – pesan bisnis kepada audiens sangat penting.
Penggunaan kata asing yang sukar dimengerti adalah pemborosan. Agar suatu komunikasi
dapat tercapai maksudnya, perlu diperhatikan hal-hal berikut:
Diperlukan suatu analisis audiens, terutama untuk mengetahui latar belakang pendidikan dan
pengalaman audiens. Pemahaman yang baik terhadap audiens akan memberikan pengaruh
yang baik bagi proses penyampaian pesan – pesan bisnis.
Kata-kata yang singkat selain efisien, juga mudah dipahami oleh audiens. Tetapi kita juga
harus memperhatian kaidah penulisan bahasa yang baik dan benar.
Penggunaan kata-kata tersebut akan mengakibatkan penafsiran yang bermacam – macam. Hal
ini dapat mengakibatkan tidak tercapainya maksud dari pesan-pesan bisnis.
C. Membuat Kalimat Yang Efektif
Dalam menyusun suatu kalimat perlu diperhatikan 3 hal, yaitu kesatuan pikiran, kesatuan
susunan, dan kelogisan. Diketahui bahwa dalam setiap kalimat paling tidak terdiri atas subjek
dan predikat. Subjek dalam predikat akan menjawab “siapa” atau “apa” yang dilakukan oleh
kata kerja dan merupakan topik suatu bahasan atau sesuatu yang sedang dikatakan dan
biasanya berupa kata benda.
a) Kalimat Sederhana
Suatu kalimat sederhana hanya memiliki sebuah subjek dan predikat. Namun tidak menutup
kemungkinan suatu kalimat dilengkapi dengan objek baik langsung maupun tidak langsung.
b) Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk berisi dua atau lebih klausa independen dan tidak mempunyai klausa
dependen. Klausa independen merupakan lausa yang dapat berdiri sendiri atau mempunyai
pengertian yang utuh, sedangkan klausa dependen adalah klausa yang tidak dapat berdiri
sendiri sehingga tidak memiliki klausa yang utuh.
c) Kalimat kompleks
Kalimat kompleks berisi sebuah klausa independen dan satu atau lebih klausa dependen
sebagai anak kalimat.
Ada dua pendekatan untuk mengembangkan suatu paragraf, pendekatan induktif dan
pendekatan deduktif. Pendekatan induktif dimulai dengan berbagai alasan terlebih dahulu
baru dibuat kesimpulan, sedangkan deduktif dimulai dari kesimpulan, baru diikuti dengan
alasan-alasannya. Cara-cara mengembangkan paragraf:
a). Ilustrasi
Untuk mengembangkan suatu paragraf dapat digunakan suatu ilustrasi yang dapat
memberikan gambaran terhadap ide atau gagasan umum.
b). Perbandingan (Persamaan & Perbedaan)
c. Pembahasan Sebab-Akibat
Agar dapat memberikan arah yang jelas terhadap suatu pokok bahasan tertentu.
d. Klasifikasi
Untuk mempermudah pemahaman paragraf bagi pengirim pesan dan penerima pesan. Selain
itu agar suatu topik bahasan menjadi lebih terarah atau terfokus.
Untuk memberikan latihan analitis yang sangat diperlukan bagi seseorang dalam
pengambilan keputusan-keputusan penting bagi suatu organisasi
Paragraf hendaknya jangan terlalu singkat namun juga jangan terlalu panjang. Yang penting,
suatu paragraf harus merupakan kesatuan ide atau gagasan yang utuh, menggunakan kata-
kata transisi, kata ganti, atau kata kunci sebagai penghubung antara kalimat yang satu dengan
yang lainnya, dan jelas.