Tugas - Heri Bertus Suandi - Kopling Toyota Agya
Tugas - Heri Bertus Suandi - Kopling Toyota Agya
Tugas - Heri Bertus Suandi - Kopling Toyota Agya
Daya(P) : 88Ps
Putaran ( n ): 6000 Rpm
Disusun oleh r
}_-..-.s++-
Daya(P) : 88Ps
Putaran ( n ): 6000 Rpm
Disususn Oleh :
Etbaiwqn lna f-
Lab I h-
//-
Ll
3o ,Toti 2oto *yt anqo,\a lqfra, /-,
,// //ar
r 0? aluJ(rr 2020 Brntrun Soj;1 Kefirrt ffn / 't l--
/ iL-
,
Medan,
Dosen Pembimbing
TUGAS RANCANGAN I
Agenda ............/FTM tTR U2020
Nama HERI BERTUS SUANDI GINTING
NPM 168 I 3008 I
Spesifikasi tugas Rancangan Kopling dengan Daya 88 Ps dan Putaran 6000 Rpm
- Perencanaan Meliputi
* Jenis Kopling
* Ukuran Kopling
* Garnbar Kerja
Medan,..../.. ...12020
Disetujuioleh
(MUHAMMAD IDRIS ST, MT) (lr. H. AMRU SIREGAR, MT) (lr. H. AMRU SIREGAR, MT)
1! rrlllllil
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmatnya dan
hidayahnya makan penulis dapat menyelesaikan " Tugas Rancangan Elemen Mesin" ini,
yang mana sudah menjadi kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap Mahasiswa
Universitas Medan Area Jurusan Teknik Mesin untuk merancang sebuah Kopling. Dalam
tugas Kopling ini, penulis merancang Kopling jenis kendaraan TOYOTA AGYA dengan
Daya : 88 Ps dan Putaran : 6000 Rpm.
Untuk menyelesaikan tugas ini penulis mengarnbil dari beberapa sumber yakni
buku-buku yang berhubungan dengan perencangan Kopling yang ditambah dengan mata
kuliah yang telah diberikan oleh dosenmata kuliah Elemen Mesin.
Penulis menyadari sepenuhnya dalam merancang Kopling ini masih banyak sekali
ditemukan kekurangan-kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis
tetap mengundang saran dan kritik untuk perbaikan dimasa mendatang.
Akihirnya penulis mengucapkan banyak terimaksaih kepada Bapak Ir. H. AMRU
SIREGAR, MT sebagai Dosen pembimbing dan rekan-rekan Mahasiswa yang telah
banayak membantu penulis dalam menyelesaikan tugas ini.penulis berharap tugas ini
dapat bermanfaat bagi penulis pribadi khususnya dan bagi pihak yang membutuhkan.
Medan, 20ldi2A2A
@
HERI BERTUS SUANDI GINTING
NPM: 168130081
LEMBAR PENGESAIIAN i
KATA PtrNGAI{TAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR iv
DATTAR TABEL v
DAFTAR DIAGRAM ALIRAN v
SKEMA GAMBAR KOPLING vi
BAB 1 PENDAHULUAN I
1.1. Latar Belakang Perencanaan 1
3.1. Poros ll
3.2. Spline dan Naaf 18
3.4. Pegas 29
3.5. Bantalan 36
BAB 4 KESIMPULAN s0
DAFTAR PUSTAKA
GAMBAR TEKNIK
Pegas
Bantalan Gelinding
Baut
Paku Keling
Poros Penggerak
Plat Penekan
Fly Wheel
Cluth Disc
penggerak kopling.
Jika pedal kopling ditekan penuh. tekanan pedal tersebut akan diteruskan oleh
mekanisme penggerak sehingga akan mendorong plat penekan melawan tekanan pegas
penekan sehingga plat kopling tidak mendapat tekanan. Gesekan antara plat kopling
dengan fl.v- wheel dan plat penekan tidak terjadi sehingga putaran mesin tidak diteruskan.
Jika pedal kopling ditekan sebagian/ setengah, tekanan pedal tersebut akan diteruskan
oleh mekanisme penggerak sehingga akan mendorong plat penekan melawan sebagain/
setengah tekanan pegas penekan sehingga tekanan plat penekan ke fly wheel berkurang,
sehingga plat kopling akan slip. Gesekan antara plat kopling dengan fly wheel dan plat
penekan kecil sehingga putaran dan daya mesin diteruskan sebagian.
Apabila pedal dilepaskan maka gaya pegas akan kembali mendorong dengan penuh plat
penekan. Plat penekan menghimpit plat kopling ke fly wheel dengan kuat sehingga
terjadi gesekan kuat dan berputar bersamaan. Dengan demikian putaran dan daya mesin
diteruskan sepenuhnya (100%) tanpa slip.
dan menghubungkan daya dan putaran. Komponen ini adalah kopling. Kopling
(cluth) adalah suatu komponen mesin yang berfungsi sebagai penerus dan
pemutus putaran daya dari poros penggerak ke poros. Dalam hal ini diusahakan
supaya tidak terjadi slip yang dapat merugikan atau mengurangi efisiensi suatu
mesin.
Sesuai dengan tujuan seperti tersebut diatas, maka setiap mahasiswa prodi
1.2. TujuanPerencanaan
1.4. SistematikaPenulisan
o Perhitungan Poros
o Perhitungan Spline dan Naaf
o Perhitungan Plat Gesek
. Perhitungan Pegas
o Perhitungan Bantalan
. Perhitungan Baut dan Mur
o Perhitungan Paku Keling
Penutupan berisikan tentang Kesimpulan (BAB 4).
2.1. KlasifikasiKopling
Jika ditinjau dari sistem pengoperasian dan cara kerjanya maka kopling dapat
dibedakan atau diklasifikasikan menjadi sebagi berikut :
a. Kopling tetap
b. Kopling tidak tetap
2.2. Macam-macamKopling
a. Kopling Kaku
Kopling kaku dipergunakan bila kedua poros harus dihubungkan dengan sumbu
segaris. Kopling ini tidak mengizinkan ketidak lurusan kedua sumbu poros serta
tidak dapat mengurangi tumbukan dan getaran pada transmisi. Kopling ini umun
dipergunakan pada poros mesin dan transmisi dipabrik - pabrik. Kopling kaku ini
terbagi atas tiga jenis yaitu :
o Kopling Bus
Kopling ini bekerja dengan menghubungka poros penggerak dan poros yang
digerakkan dengan satu lubang pengikat dan pada poros tidak tedadi gerakan atau
poros dapat berputar dengan baik tanpa terjadi kejutan pada putaran awal.
Kopling ini diikat oleh beberapa buah baut dan di baut pengepas pada sisi yang
berhimpit yang gunanya untuk mengurangi besar badan gesek pada baut pengikat.
Kopling ini ditempa sesuai bentuk yang diingikan. Porosnya menyatu dengan
kopling dan diikat dengan beberapa baut. Pada ujung kopling yang berimpit
dibuat pengepas yang gunanya untuk mengurangi beban pada baut.
Kopling luwes dipergunakan bila kedua poros yang dihubungkannya tidak benar-
benar lurus dan dapat bekerja dengan baik. Kopling ini mengizinkan ketidak
lurusan kedua sumbu poros serta dapat meredam tumbukan dan getaran yang
terjadi pada transmisi. Kopling luwes ini terbagi atas lima jenis yaitu :
Bentuknya sama dengan kopling kaku, tetapi pada sisinya yang berimpit tidak
dibuat pengepas karena pada baut pengikat dipasang bos karet yangjuga berguna
untuk mengurangi beban kejut.
Prinsipnya sama dengan kopling karet ban, hanya bentuk karetnya bulat sehingga
beban kejut dapat diredam sekecil mungkin.
. Kopling Gigi
Dengan kopling ini sebagai penghubung dipakai roda gigi dan untuk mengurangi
gesekan dipakai pelumas. anatra masing-masing poros diikat dengan satu rumah
llr
. Kopling Rantai
Pada kopling ini diantara poros penggerak dengan poros yang digerakkan diikat
oleh rantai, yang mana rantaitersebut dipasang pada masing-masing poros.
f*'*-
/r'.---.:.
ij 'ii
h, Ji
c. Kopling Llniver,sal
Kopling universal dipergunakan bila kedua poros akan membentuk sudut yang
cukup besar. Kopling ini dihubungkan dengan sebuah silang yang berfungsi untuk
memutuskan putaran dengan membentuk sudut yang diingikan atau sumbu poros
tidak lurus.
d. Kopling Cakar
Kontruksi kopling ini adalah yang paling sederhana diantara kopling tidak tetap
lainnya. Ada dua bentuk kopling cakar, yaitu kopling cakar persegi dan kopling
cakar spiral. Kopling cakar persegi dapat meneruskan momen dalam dua arah
putaran, tetapi tidak dapat dihubungkan dalam keadaan berputar. Dengan
demikian tidak dapat sepenuhnya berfungsi sebagai kopling tidak tetap yang
i '---"-
r''
----f
-.*-*I a, \
.r' -. '\
A_-- .--' : 'ri
,.' .,*'; rr'-i*- i"i \
!jI i ;i :iiii,i: li '
i. 1.-.. \"-. ! -.rr{..I 7 i
e. Kopling Plat
Kopling plat merupakan kopling yang menggunakan satu plat atau lebih yang
dipasang diantara kedua poros serta membuat kontak dengan poros tersebut
sehingga terjadi penerusan daya melalui gesekan antara sesamanya. Kontruksi
kopling ini sangat sederhana dan dapat dihubungkan dan dilepaskan dalam keadan
berputar.
f. Kopling Kerucut
--
Meskipun demikian, dalam keadaan dimana bentuk plat tidak dikehendaki dan ada
kemungkinan terkena minyak, kopling kerucut sering lebih menguntungkan.
Kopling friwil adalah kopling yang dapat lepas dengan sendirin,va bila poros
penggerak mulai berputar lebih lambat atau dalam arah berlawanan dari poros
yang digerakkan. Bola - bola atau rol - rol dipasang dalam ruangan y.ang
bentuknya sedemikian rupa hingga jika poros penggerak (bagian dalam) berputar
searah jarum jam, maka gesekan yang timbul akan menyebabkan rol atau bola
terjepit diantara poros penggerak dan cincin luar, sehingga cincin luar bersama
poros yang digerakkan akan berputar meneruskan daya.
Jika poros penggerak berputar berlawanan arah jarum jam, atau jika poros yang
digerakkan berputar lebih cepat dari poros penggerak, maka bola atau rol akan
lepas darijepitan hingga terjadi penerusan momen lagi. Kopling ini sangat banyak
gunanya dalam otomatisasi mekanis.
t0
-
BAB III
PERIIITI]NGAI{ BAGIAN UTAMA KOPLING
3.1. Poros
Poros adalah salah satu bagian yang terpenting dalam konstruksi roda gigi,
sangat pentingnya poros dan roda gigi mempunyai fungsi yang sama, poros dan
roda gigi berfungsi sebagai penerus daya dan putaran, poros dan roda gigi dapat
direncakan sesuai dengan perencanaan seperti dibawah ini.
Poros sebagai pemindah daya dan putaran, Poros yang terbuat dari batang
baja mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
sebesar 6000 rpm. Jika daya di berikan dalam daya kuda (Ps) maka harus
dikalikan 0,735 untuk mendapatkan daya dalam (kW).
Daya (P) 88 Ps
l1
Pd:fc.P (kW)
fc : faktor koreksi
P : Dava
Faktor koreksi (fc) daya maksimum yang diperlukan 0.8 - 1,2. diambilfc : l,O
Maka daya rencana Pd adalah:
prl = fc. p
: 1.0.64,69 kw
: 64.68 kw
Jika momen puntir (torsi) adalah T (kg mm), maka torsi untuk daya maksimum :
D,l
T =9,74x105 ::' . . . . ( Lit 1, holT )
n
64'68
T =9,74x105
6600
T :10.499.72 kg-mm
I2
oR
Tegangan geser yang di izinkan L o - --7------^-
s|t' sJ t
dimana:
r d: tegangan geser yang diizinkan poros (kg/mmr)
pada poros, harga sebesar 1,3- 3,0 maka di ambil 2,5 ltit I hal8 )
Bahan poros di pilih baja karbon konstruksi mesin S35C dengan kekuatan tarik
oa =52 kg lmm2
ofl
maka: L-
sf, sf ,
52
6,0.2.5
3,47 kg lmm2
13
f. , ll l
/, =il1 .K,.c^.Tl (Ltl,hot8)
lr, _]
dimana :
(diambil 1,2).
K,: faktor bila terjadi kejutan dan tumbukan besar atau kasar 1,5 -
3,0
(diambil 1,5)
maka:
13.47
I
l
:32,52 mm :32 mm ( sesuai dengan tabel 3.3.)
14
o=L=32 :
d32
t =-l-=
44 =g
88 -4
Alur pasak l0 x 5 x filet 0,6
Konsentrasi tegangan pada poros bertangga B
Pada diameter poros di atas 32 mm, maka tegangan geser yang terjadi pada poros
adalah :
5.1.7
,= ( Ltt t,hal7 )
O:
dimana:
t : tegangan geser (kg/mm2)
maka:
5,1 .10499,72
'- 32..
=ry#
:1,634kg lmm2
r .,sf
B
15
d, =32 mm
s35C
Diameter poros : Q 32x fi 40 Jan-jari filet 1 mm
Pasak: l0x8
Alurpasak: 10x5x0,6
16
START
r ..tf -
4. Momen puntir rencana : I: 10499,72 ke.mm ,, > C'UK,r
;
8. Diameter poros : d. - 32 mm
t7
l -
3.2. Spline dan Naaf
Spline adalah suatu elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan bagian-
bagian roda gigi sebagai penerus momen torsi dari kopling ke poros kemudian ke
roda gigi dan Naaf adalah pasangan dari spline. Hubungan antara roda gigi maju
dan mundur pada waktu perpindahan kecepatan.
Pada perhitungan ini telah diperoleh ukuran diameter porosn).a (r/, ) sebesar (32
mm ) bahan yang digunakan yaitu 535C dengan kekuatan tarik 52 kg/mm2, untuk
spline dan naaf pada kendaraan dapat diambil menururt DIN 5462 sampai 5464.
Dalam perencanaan ini diambil DIN 5463 untuk beban menengah. Seperti yang
terdapat pada tabel dibarvah ini :
18
I
Dimana:
d., =0,81.d,
d
d,- - ---'
0.8r
,32
d,- =
0,gl
-
:39,50mm: 42 mm
Spline dan Naaf yang direncanakan atau ketentuan ukurannya (dari tabel 3.4.)
antara lain :
Jumlah ( i ) : 8 buah
Lebar ( b ) : 8mm
Diameter luar ( d2 ) :48mm
Tinggil H 1
dr-d,
2
42-32
5mm
2
Panjang ( L ) 1,5 . d,
1,5.32 48 mm
lari-jari ( Rm )
dr+d,
4
42 +32
18,5 mm
4
Jarakantaraspline(w) 0,5.d2
0,5.42 mm 21 mm
h-T
-_
Rm
dimana:
19
kg.mm
Rm : jari-jari spline (mm)
maka:
- = 10499,72
^ ,*J
= 567,55 kg
F
'r i.w.L
dimana:
r:
t tegangan geser yang terjadi pada spline (kg/mm2)
maka:
567.55
* 8.21 .49
= 0,070 kg I mm2
F
P:
i.H ,L
_ 567,55
8.5.48
20
Kekuatan tarik dari bahan yang direncanakan adalah 52 kglmmz dengan faktor
keamanan untuk pembebanan dinamis (8 - l0) diambil 10 untuk meredam getaran
yang terjadi.
T
r, = 0,8' o,,t
\)
'- -<a kg lmm2
t0
Maka spline dan naaf aman terhadap tegangan geser yang terjadi.
dimana dapat dibuktikan :
Tsi 2 Tr
Tegangan geser yang terjadi lebih kecil dari tegangan geser yang diizinkan
2l
l
Diagram aliran spline dan naaf
START
22
Plat gesek berfungsi untuk meneruskan daya dan putaran poros penggerak
dengan poros yang digerakkan akibat terjadinya gesekan pada plat. sekaligusjuga
Pada perencanaan ini bahan yang digunakan ialah besi cor dan asbes.
Dengan asumsi material sangat baik untuk menghantar panas serta tahan pada
temperatur tinggi. Seperti yang terdapat pada tabel di bawah ini :
Tabel3.5. Ha dan
p
Bahan Permukaan Kontak p,,(kglmm2)
Kering Dilumasi
Bahan cor dan besi cor 0,10 * 0,20 0,08 - 0,l2 0,09 - 0,17
Besi cor dan perunggu 0, l0
- 0,20 0,10 - 0,20 0,05 - 0,09
Besi cor dan asbes (ditenun) 0,35 - 0,65 0,007 - 0,07
Besi cor dan serat 0,05 - 0,10 0,05 - o,l0 0,005 - 0,03
Besi cor dan kayu 0,10 - 0,35 0,02 - 0,03
23
Diketahui : P :88 PS
n: 6000 rpm
d, : 32 mm ( diameter poros )
Daya di berikan dalam daya kuda (Ps) maka harus diubah untuk
mendapatkan daya dalam (kW).
Dimana: lPs:0"735kW
Maka: P : Pd .0,735
= 88.0,735
= 64,68 kfi/
p6l =
fc. p
= 1,0.64.68
= 64.68 kW
T :9,74x10t ld
n
:9,74x10'!1'6q
6000
:10499,72 kg.mm
24
-- -
D, = 1,2. r/, + l0 = 1,2.32 + 10 = 4g,40 mnt
Diameter luar kopling bidang gesek :
=
T(rr., o' - 48,4$).o,oz
= 88,18 ,tg
= I
maka:
Tr=p.F.rm (Litt,hol62) I
Tatrel 3.6. Momen puntir gesek statis kopling plat tunggal kering
25
rt llliinL
GD2 pada sisi rotor diambil berdasarkan diameter lubang: 38 dari tabel di atas.
maka:
:0,2061 ks . *'
Momen start:
.r GDl 'n, , T
-tt ( Lit 1, hol 57 )
' 375.t.
dimana:
maka:
0,206t.6000
To= + 13,01 61 8
375-0,3
26
Nomor tipe kopling 38, Momen gesekan statis 7,,, = lg kg.* , Momen gesekan
dimana:
E : kerja penghubungan pada kopling (kg.m)
maka:
E- 0,2061.6000 28,6 g
7160 28,6 - 13,0161
=2,6913 kg.m
GDl .n
ta' =
' ' (Litl,hol7O)
37 5 . (T,,,, 7,,)
-
0,2061. 6000
375.Q\,A-13,01618)
=0,2 I ^v
tu" t,
27
Batas keausan
permukaan (mm)
2,0 2,0 )\ )5 3,0 3,0 3,5 "15
)"
w=4x10'cm3 lkg.m
Dengan mengambil nomor tipe kopling 38, maka dapat diambil volume
keausan yang diizinkan dari tabel 3.8. sebesar :
=88,25 cm3
28
= I I0,58 kali
Nomor kopling 38
Bahan gesek paduan tembaga sinter
29
START
30
Gambur.3,4. Pegas
JI
D: d.D/d :70mm
maka:
T lo49q'72
w,
' -,\D t2). = \7012) =299.992 ks
Indeks pegas :
c: D/d
c- nI
Faktor tegangan:
4c -l 0,615
1(:-+- ( Lii 1, hol 316 )
4c-4 c
4.7 *I 0"615
=1,21
4.7-4 7
Tegangan geser r:
TT
Zp (tr ta).d'
10499.72
= # t6). 10',
=0-668 kglmm2
\3.14
32
tabel 3.9.)
Tegangan rencana :
T, =To'0,8
=65.0,8=52kglntm)
T < T,t
k =+620
=t,]^ ^r, = r 8.59 kg t mnt
, G.d'
n = --------=
8n.D'
r8.5e:8000 00)-
sn (zo)
8n=8.1 n=1.01 -+ 1
Lendutan total :
6=20. l=l9.8mm
1.01
H,=(n+1,5).d
=(4+L5).10 =55 mm
JJ
H,-55=2.2
Hr =57'2 mm
Maka:
d=Ht-Hr
20=Hr *57,2
Ht=57,2+20=77,2mnt
C,=(t1, -H,)l(n+1.5)
1,5: (11, - ss)z(+ + t.s)
H. -55=8.25
H., = 63,25 mm
6u=Hr-H,
34
Tinggimampat H"=55mm
Kelonggaran kawat pada awal terpasang antara 0,2 - 0.6 mm, maka diambil
Ct=0,4 mm
HrlD < 5
Tinggi tekan H. = 55 mm
35
START
2. Taksiran awal :
Indeks pegas : 7 c: 13. Tiuggi mampat: Id:55 .rn
Diameter karvat : d -- 10 lun
6. I : t, t6.Ht/D<5
17. Diameterkawat:d- l0 mm
Bahan pegas SUP4 (Bajapegas)
7. Jumlah lilitan yang beke4a n = | Perlakuan panas
Jumlah lilitan yang bekerja : n: I
Lilitan mati I
8. Lendutan total : d - 19,8 mnr Lendutan efektif : i : 5,85 mm
Lendutan total : d - 19,8 mm
Tinggi tekan : I1,.:55 mm
9. Konstanta pegas : ,t: 28,9 kg/mm Beban awal : ltt,,:403.16k9,
36
Bahan poros S35C dengan diameter 32 mm dan putaran (n): 6600 rpm.
to" =-3L
sf., .sf,
52
= 6.0 .2.5 = 3.47 kp I mm2
L=1,5.d,
L = 1,5.32 -* 48 mm
1-
'
tt
. a -rl; =L ma
1,5 w
)/
W *750!.5'27 :1563,44 kg
48
Panjang bantalan :
t tr W.n
1000 x 60 (pr),
t _ 3,14 1563.44 6600
1000 x 60 20
Bahan poros S35C dengan diameter 2 rnm. kekuatantarik o, =52 kg/mm2 dan
tegangan lentur yang diizinkan o,1 - 26 kg I mml .
lld=30132=0,93
Harga sebesar 0,9 terletak dalarn daerah 0,8 - 1,8, jadidapat diterima.
Tekanan permukaan :
W
'
P=
td -
t563.44
'p- 30. 32 =1.62 kslmm2
Kecepatan keliling :
zr.d.n
60.1000
3,14 .32. 6600
it _
-
60.r000
=11,05 mls
38
kg.mlmm'.s.
Kerja gesekan :
H = lt.W.v
dimana harga p untuk perunggu (0,002 - 0,004), diambil 0,004 mm
maka:
H =0,004'1563,44 'I 1,05
=69,10 kg.mls
P -H
" t02
69'lo
- =0.67 kll
102
Sehingga diperoleh :
Panjang bantalan ( / ) : 30 mm
39
l
ffiili[[Tillililnilil-
Diagram aliran bantalan luncur
START
3. Bebanrencara W- 1563,4 ke
12. Kerja gesekan : H = 69,1 0 kg.m/s
Daya yang diserap : Pg :0,67 kW
4. Bahan bantalan perunggu
Tekanan perm ukaan diizinkan : P = 0,7 -2,0 kgl mm'1
"
(pv),.- 20 kg.nr/mm2.s
13. Panjang bantalan: /:30 mm
:
Diameter poros'. d 32 mm
Daya yang diserap : Pfl: 0.67 kW
5. Panjangbantalan : /:30 mm
7. Diameter poros : d: 32 mm
40
Itlllll]l l
3.6. Baut dan Mur
Baut dan mur merupakan alat pengikat yang sangat penting untuk
mencegah kecelakaan atau kerusakan pada mesin. Pemilihan baut dan mur sebagai
alat pengikat harus dilakukan dengan seksama untuk mendapatkan ukuran yang
sesuai. Di dalam perencanaan kopling ini. Baut dan mur berfungsi sebagai
pengikat gear box. Untuk menentukan ukuran baut dan mur, berbagai falrtor harus
diperhatikan seperti sifat gaya yang beked a pada baut, syarat kerja, kekuatan
i
W =2204,7 kg
ll/o = fc.W I
Wa =1.2'1563,44
=1876,12 kg
Balran baut dipakai baja Iiat dengan kadar karbon 0.22 o/o
(difinis tinggi)
Tegangan geser yang diizinkan
41
maka:
ro=0,5.6=3 kglmm'
E .18:.6,n
' 1j 3,14.6
dl>19,95 = 20 mm
Dipilih ulir metris kasar diameter inti dr =20,752 mm >20 mm dari tabel 3.7. di
atas Maka pemilihan ulir standar ulir luar
42
Bahan mur dipakai baja liat dengan kadar karbon 0.22 o/o
(difinis tinggi)
maka:
r,=0,5'6=3 kglmm2
W
z--
tr.dr.h.q,
z)_ 1972,12
3.14 . 22,051 .1,624 . 3
z>5"54 -+7
Tinggi mur
H=z.p
H =7 .3 =21 mnr
43
,H
p
)t
-r1
- I
-- a -
J
W
Tb: (dimana k = 0,84)
r-d, .k. p. ,
1872,12
Tb= =1,69 kg /mm2
314 .2A . 0,84 .3 .7
W
T, = (dimana .j =0.75)
n.D-i.p.z
,." = --_ )-Y2,1]--
3,14. 20.A.75 . 3. 7
r.89 kg r mm2
Harga di atas dapat diterima karena masing - masing lebih rendah dari 3 kg/mm2.
Bahan baut dan mur baja liat dengan kadar karbon 0,22 o/o.
Diameter nominal ulir : Baut : M 27, Mur : M 27, tinggi mur : 2l mm.
++
^u
START
rb I rs
13.
Th '. Ta
6. Pemilihan ulir standar
Diameterluar:d=20mm
Diameter inti . d1:20,752 mm
Jarak bagi: p:3 mm
45
sambungan paku keling memerlukan waktu lebih lama dari pada sambungan las
yang lebih sederhana. Pada sisi lain sambungan paku keling terlihat jauh lebih
aman dan mudah untuk dilakukan pengontrolan yang lebih baik (dibunyikan
dengan pukulan). Khususnya untuk sambungan logam ringan orang lebih
menyukai pengelingan, untuk menghindarkan penuruna kekuatan disebabkan
tingginya suhu seperti karena pengelasan (pengaruh dari struktur penggelasan).
Paku keling yang dipasang pada plat gesek dan plat penghubung berfungsi
Frl '}l..ti,
.ltil
l]|rtrfrsrtt iLI]
46
D =1,6. d
K =0,6. d
= 0,6' 4 =2,4 mm
P=l'5'd
=1,5.4-(t rnrn
Dr+D.
Rm=
dirnana :
maka:
1ol
o* * 55'6 +
= 39,15 mm
4
nT
Rm
47
maka:
- 10.1ee.72
39,15
=768,19 kg
Jadi seluruh paku keling mengalami gaya F : 332,46 kg
Sedangkan gaya yang berkerja pada masing - masing paku keling dapat di
asumsikan dengan persamaan berikut ini :
F'=L
n
dimana :
maka:
132'16
p,=L.>4 = 13.85 ks
kg lmm2
48
maka:
A
A* ---!1
v
)1
= -'^ = 2-8 mm'
0,75
F'
tA
* 13'85
= 6.59 ks I mm2
2,1
'"
= ,,,,ir, = 125,6 kg r mm2
Tr, ) r,
125,6 > 6,59
Tegangan geser )iang terjadi lebih kecil dari tegangan geser y.ang diizinkan.
Diameterpaku keling d = 4 mm
Banyaknya paku keling n = 24
49
START
1. Banyakpakukeling : a : 24
4. Bahan pakukelingBajaSt 37
10. Tg, ) Tg
50
L Tegangan izin harus lebih besar dari teganagan yang terjadi untuk
mendapatkan hasil yang optimal.
51
-). Jac Stolk. Ir dan C. Kros. lr, Elemen Mesin (Elemen Kontruksi Bangunan
Me,sin), Erlangga, Jakarta 1993.
52