Bab 3 - Kelompok4

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

BAB III

STRUKTUR BAWAH JEMBATAN

3.1 Perhitungan Stuktur bawah Abutment


1) Perencanaan Pondasi Jembatan
a. Data Perencanaan
 Tinggi abutment = 4,35 m
 Lebar Abutment = 3,50 m
 Mutu Beton fc’ = 25 MPa
 Mutu Baja fy (BJ 36) = 240 MPa

Gambar 3.1 Dimensi Rencana Abutment

b. Pembebanan
 Beban Struktur Atas
Berat Mati Sendiri
Berat pelat lantai = Bentang × lebar × tp × BJ Beton
= 25 × 7 × 0,20 × 36 = 1260 kN
Berat Trotoar = Bentang × b × h × n × BJ Beton
= 25 × 1 × 0,2 × 2 × 36
= 360 kN
Berat Balok T = b × h × Bentang × BJ Beton × n
= 1 × 1,5 × 25 × 36 × 5
= 6750 kN
Total reaksi berat mati sendiri adalah 8370 kN

Beban Mati Tambahan


Berat Aspal = P × Lebar × ta × BJ.Aspal
= 25 × 7 × 0,1 × 22,00
= 385 kN
Berat Hujan = P × Lebar × th × Bj Air
= 25 × 7 × 0,02 × 10
= 35 kN
Total reaksi beban mati tambahan adalah 420 kN.

Berat Sendiri Abutment dan Tanah di atas Abutment

Gambar 3.2 Pembagian Segmen Abutment


 Berat Abutment
Perhitungan pada segmen 1 (satu):
Lebar = 0,60 m
Tinggi = 1,75 m
Panjang = 7,00 m
Luas = 0,60 × 1,75 = 1,05 m2
Volume = 1,05 × 7 = 7,35 m3
Berat = 7,35 × 36 = 264,60 kN
Jarak Arah Sumbu y = 3,48 m
Jarak Arah Sumbu x = 3,00 m
Momen Y = Jarak arah sumbu Y × Berat
= 3,48 × 264,60 = 914,49 kNm
Momen X = Jarak arah sumbu X × Berat
= 3,00 × 264,60 = 793,80 kNm

 Beban Lajur “D” (TD)


Beban kendaraan yang berupa beban lajur "D" terdiri dari beban terbagi
rata (Uniformly Distributed Load), UDL, dan beban garis (Knife Edge
Load), KEL. UDL mempunyai intensitas q (kPa) yang besarnya
tergantung pada panjang bentang L yang dibebani lalu lintas atau
dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
q = 9,0 kPa untuk L ≤ 30 m
q = 9,0 × (0,5 + 15/L) kPa untuk ≥ 30 m
Untuk panjang bentang L = 25 m, maka menggunakan q = 9,0 kPa
KEL mempunyai intensitas (p) = 49,00 kN/m
Jarak antara Bore Pile (s) = 2,00 m
Faktor beban dinamis (Dinamic Load Allowance) untuk KEL diambil
sebagai berikut:
DLA = 0,40 untuk L ≤ 50 m
DLA = 0,40 – 0,0025 × (L – 50) untuk 50 m < L < 90 m
DLA = 0,30 untuk L ≥ 90 m
Untuk panjang bentang L = 25 m (L ≤ 50 m), maka menggunakan
DLA = 0,4
Beban merata dengan panjang bentang 25 m:
QTD =q×L
= 9,00 × 25,00 = 225,00 kN/m
PTD = (1+DLA) × p
= (1 + 0,40) × 49,00 = 68,60 kN

Beban pada abutment akibat beban lajur "D":


WTD = (QTD × b) + (PTD × b)
WTD = (225 × 7) + (68,60 × 7) = 2055,2 kN
PTD = ½ × WTD = ½ × 2055,2= 1027,6 kN

 Beban Truk “T” (TT)


Beban hidup pada lantai jembatan berupa beban roda ganda oleh Truk
(beban T) yang besarnya, (T) = 112,5 kN
Faktor beban dinamis untuk pembebanan truk diambil, DLA = 0,40
Beban truk "T" (PTT) = (1 + DLA) × T
= (1 + 0,40) × 112,5 = 157,5 kN

 Gaya Rem
Gaya rem harus diambil yang terbesar dari:
- 25% dari berat gandar truk desain atau,
- 5% dari berat truk rencana beban lajur terbagi rata BTR (SNI 1725:
2016, Pasal 8.7)

 25% dari berat gandar truk desain


Besarnya pembebanan truk “T” (SNI 1725:2016,Pasal 8.4.1)
Pembebanan truk “T” terdiri atas kendaraan truk semi-trailer yang
mempunyai susunan berat gandar seperti terlihat dalam Gambar 3.3.
Berat dari tiap-tiap gandar disebarkan menjadi 2 beban merata sama
besar yang merupakan bidang kontak antara roda dengan permukaan
lantai.
Gambar 3.3 Pembebanan Truk “T” (500 kN)
Berat gandar truk desain = 25% × 500 = 125 kN
TTB = ¼ × 125 = 31,25 kN

 5% dari berat truk rencana ditambah beban lajur terbagi rata BTR Jika
L ≤ 30 m : q = 9,0 kN/m2
QTD= q × s = 9,00 × 2,00 = 18,00 kN/m
PTD = p × s = 49 x 2 = 98,00 kN
QTD x L
TTB = 5% ×
PTD
18 x 25
= 5% × = 27,40 kN
98
Maka diambil nilai terbesar, yaitu TTB = 31,25 kN
Gaya rem bekerja pada ketinggian 1,80 m di atas lantai jembatan,
maka
MTB = (Tinggi Abutment + 1,8) × Gaya Rem
= (4,35 + 1,8) × 31,25 = 290,63 kN.m

 Gaya Friksi atau Gesekan pada Perletakan


Perletakan pada jembatan ini adalah elastometric bearing, yaitu
menggunakan tumpuan karet dengan baja atau beton.
Koefisien gesekan (f) = 0,15 – 0,18 (PPPJJR 1987)
Gaya friksi ditinjau terhadap beban mati struktur atas, maka besar gaya
friksi yaitu:
Gg = 0,18 × (berat mati sendiri + beban mati tambahan)
= 0,18 × (8370 + 420) = 1582,2 kN
Gaya friksi bekerja pada perletakan, maka:
Yf = tinggi abutmen – tinggi gelagar & pelat = 4,35 – 1,75 = 2,60 m
Sehingga didapat momen yang bekerja akibat gaya friksi yaitu:
MGg = Gg × Yf
= 1582,2 × 2,60 = 4113,72 kNm

 Aksi Lingkungan
Beban Angin
Beban angin pada struktur (EWs):
Lebar bentang jembatan adalah 25 m
Kelas jembatan A
Lebar melintang jembatan (b) = 1 +7 + 1 = 9 m
Tinggi balok T + plat + trotoar (d) = 1,5 + 0,2 + 0,2= 1,9 m
 Tekanan angin horizontal
Tekanan angin yang ditentukan pada pasal ini diasumsikan disebabkan
oleh angin rencana dengan kecepatan dasar (VB) sebesar 90 hingga
126 km/jam. (SNI 1725 2016, Pasal 9.6.1)
Kecepatan angin dasar (VB) = 126 km/jam
126 x 1000
Kecepatan angin rencana, VDZ = = 35 m/detik
60 x 60 detik
 Tekanan angin rencana dalam MPa dapat ditetapkan dengan
menggunakan persamaan berikut. (SNI 1725: 2016, Pasal 9.6.11)
Tekanan angin rencana (Pd)
V DZ 2 35 2
Pd = Pb( ) = 0,0024 ( ) = 0,00019 MPa
VB 126
PB adalah tekanan angin dasar seperti yang ditentukan dalam Tabel
3.1.
Tabel 3.1 Tekanan Angin Dasar

(SNI 1725 2016, Pasal 9.6.1.1)


Gaya total beban angin tidak boleh diambil kurang dari 4,4 N/mm pada
balok atau gelagar.
Ab = luas bidang samping jembatan (m2)
Ab = ½ × 1,40 × 25 = 17,5 m2
Beban angin = Pd × Ab = 0,00019 × 17,5 = 3,24 kN
Momen Arah Y = ((½ × tinggi samping jembatan) + tinggi
abutment)
× Beban angin
= (½ × 1,40 + 4,35) × 3,24 = 16,37 kN.m
Ab = luas bidang samping jembatan (m2)
Ab = ½ × 1,40 × 9= 6,3 m2
Beban angin = Pd × Ab = 0,00019 × 6,3 = 1,17 kN
Momen Arah X = ((½ × tinggi samping jembatan) + tinggi
abutment)
× beban angin
= (½ × 1,40 + 4,35) × 1,17 = 5.89 kN.m

Beban angin kendaraan (EWL):


Tekanan angin pada kendaraan harus diasumsikan sebagai tekanan
menerus sebesar 1,46 N/mm dan tegak lurus bekerja 1,8 m di atas
permukaan jalan (SNI 1725: 2016 pasal 9.6.1.2)
Jarak antar roda kendaraan, x = 1,75 m.
Gaya akibat transfer beban angin ke lantai jembatan:
h
PEW ¿ × Tekanan Angin
jarak antar rodatruk
1,8
PEW¿ ×1,46=1,50 kN
1,75
Momen = ((½ × tinggi samping jembatan) + tinggi abutment) ×
PEW
= (½ × 1,40 + 4,35) × (1,50) = 7,58 kN.m
 Beban Gempa
Beban gempa diambil sebagai gaya horizontal yang ditentukan
berdasarkan perkalian antara kefisien respons elastik (Csm) dengan berat
struktur ekivalen yang kemudian dimodifikasi dengan faktor modifikasi
respons (Rd) dengan formulasi sebagai berikut: (SNI 1725:2016, Pasal
9.7)
Csm
EQ = × Wt
Rd
Keterangan:
EQ = Gaya gempa horizontal statis (kN)
Csm = Koefisien respons gempa elastis
Rd = Faktor modifikasi respons
Wt = Berat total struktur terdiri dari beban mati dan beban hidup yang
sesuai (kN)
Koefisien respons elastik Csm diperoleh dari peta percepatan batuan dasar
dan spektra percepatan sesuai dengan daerah gempa dan periode ulang
gempa. rencana. Perhitungan pengaruh gempa terhadap jembatan termasuk
beban gempa, cara analisis, peta gempa dan detail struktur mengacu pada
SNI 2833:2008 Strandar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Jembatan.
Koefisien geser dasar C elastis dapat ditentukan dengan dirumuskan
sebagai berikut: (SNI 2833:2008, Pasal 4.2)
1,2 A , S
Csm = dengan syarat Csm < 2,5A
T 2 /3
Dengan pengertian:
A adalah akselerasi puncak di batuan dasar (g) (lihat Tabel 3.3)
T adalah perioda alami struktur (detik)
S adalah koefisien tanah (lihat Tabel 3.2)
Koefisien Tanah (S)
Tabel 3.2 Koefisien tanah (S)

Maka dipakai S tanah teguh S = 1,0


Pada gempa untuk periode ulang 50 tahun, 100 tahun, 200 tahun, 500
tahun dan 1000 tahun. Gambar 3.4 menunjukkan akselerasi di batuan dasar
sebagai berikut:

Gambar 3.4 Wilayah Gempa Indonesia untuk


Periode Ulang 500 tahun
Kalimantan Timur termasuk ke dalam wilayah gempa zona VI.
Tabel 3.3 Akselerasi Puncak PGA di Batuan Dasar
sesuai Periode Ulang
Maka dipakai nilai akselerasi puncak PGA batuan dasar sesuai periode
ulang 500 tahun, didapat A = 0,07.
Mencari perioda alami struktur (T):
WT
T = 2π
√ gK
Keterangan:
WT = Berat bangunan bawah jembatan dan bagian bangunan atas yang
dipikul (kN).
K = Konstanta kekakuan (kN/m).
g = Gravitasi (9,81 m/s).
Mencari Berat total nominal (WT):
Wt = MS + MA + PTD + Berat abutment
= 4507,81 + 195 + 880,80 + 1093,75 = 6677,36 kN
Mencari Konstanta Kekakuan (K)
48 Ec I
Csm =
L3
Modulus Elastisitas beton:
Ec = 4700√ fc = 4700√ 25 =23500 MPa
Momen Inersia penampang abutment:
I = 1/12 × b x h3 = 1/12 × 1,87 x 1,493 = 0,51 m4
Panjang bentang jembatan, L = 25 m
Perhitungan konstanta kekakuan (K)
48 Ec I 48 ×23500000 ×0,51
K = = = 37091,62 kN/m
L3 25 3
Periode perhitungan alami struktur (T)
WT
T = 2π
√ gK
6677,36
= 2π
√ 9,81 x 37091,62
= 0,85 detik
Perhitungan koefisien respom gempa elastis:
1,2 A , S 1,2× 0.07 ×1,0
Csm = = = 0,09
T 2 /3 0,852 /3
dengan syarat Csm < 0,125 (ok)

Mencari nilai modifikasi respon (Rd):


Tabel 3.4 Faktor Modifikasi Respon (Rd) untuk Kolom dan Hubungan
dengan Bangunan Bawah

(Sumber: SNI 2833:2008)

Maka dipakai modifikasi respon (Rd) = 0,8


Perhitungan gaya gempa horizontal statis (EQ)
C sm
EQ = × Wt
Rd
0,09
= × 6677,36= 780,65 kN
0,8
MEQ = EQ x Tinggi tanah aktif
= 780,65 x 4,35 = 3395,81 kN.m

Tabel 3.5 Rekapitulasi Pembebanan pada Abutment


Beban
Simbo Momen y Momen x
No Jenis Beban Vertikal Horizontal
l (kN.m) (kN.m)
(kN) (kN)
1 Berat mati sendiri MS 10166.76   2429.72 4317.77
2 Beban mati tambahan MA 420.00      
3 Tekanan tanah aktif TA    
4 Beban lajur "D" TD 1027.60      
5 Gaya rem TB   31.25 290.63  
6 Gesekan pada perletakan BF   1582.20 4113.72  
Beban angin struktur (y)   3.24 16.37  
7 EWS
Beban angin struktur (x)   1.17   5.89
8 Beban angin kendaraann EWL   1.50 11.39  
9 Beban gempa EQ   1115.27 4851.44  
Kombinasi pembebanan pada gaya vertikal, horizontal dan momen dapat dilihat pada tabel betikut.
Tabel 3.6 Rekapitulasi Pembebanan Kombinasi Vertikal
MS TT Gunakan salah satu
MA TD
Keadaan Batas TA TB EU EWS EWL BF EUn TG ES Total (kN)
PR TR EQ TC TV
PL TP
SH
Kuat I 19056,17 1849,68 - - - - - - - - - - 20905,85
Kuat II 19056,17 1438,64 - - - - - - - - - - 20494,81
Kuat III 19056,17 - - - - - - - - - - - 19056,17
Kuat IV 19056,17 - - - - - - - - - - - 19056,17
Kuat V 19056,17 - - - - - - - - - - - 19056,17
Ekstrem I 19056,17 - - - - - - - - - - - 19056,17
Ekstrem II 19056,17 513,80 - - - - - - - - - - 19569,97
Daya layan I 10586,76 1027,60 - - - - - - - - - - 11614,36
Daya layan II 10586,76 1335,88 - - - - - - - - - - 11922,64
Daya layan III 10586,76 822,08 - - - - - - - - - - 11408,84
Daya layan IV 10586,76 - - - - - - - - - - - 10586,76
Fatik (TD dan TR) - 770,70 - - - - - - - - - - 770,70
Tabel 3.7 Rekapitulasi Pembebanan Kombinasi Horizontal
MS TT Gunakan salah satu
MA TD
TA TB
Keadaan Batas TA EU EWS EWL BF EUn TG ES Total (kN)
PR TR EQ TC TV
PL TP
SH
Kuat I - 56,25 905,29 - - - 1582,2 - - - - - - 2543,74
Kuat II - 43,75 905,29 - - - 1582,2 - - - - - - 2531,24
Kuat III - - 905,29 - 6,17 - 1582,2 - - - - - - 2493,66
Kuat IV - - 905,29 - - - 1582,2 - - - - - - 2487,49
Kuat V - - 905,29 - 1,76 1,50 1582,2 - - - - - - 2490,76
Ekstrem I - - - - - - 1582,2 - - - 1115,27 - - 2697,47
Ekstrem II - 15,63 - - - - 1582,2 - - - - - - 1597,83
Daya layan I - 31,25 724,23 - 1,32 1,50 1582,2 - - - - - - 2340,51
Daya layan II - 40,63 724,23 - - - 1582,2 - - - - - - 2347,06
Daya layan III - 25,00 724,23 - - - 1582,2 - - - - - - 2331,43
Daya layan IV - - 724,23 - 3,09 - 1582,2 - - - - - - 2309,52
Fatik (TD dan TR) - 23,44 - - - - - - - - - - - 23,44
Tabel 3.8 Rekapitulasi Pembebanan Kombinasi Momen Y
MS TT Gunakan salah satu
MA TD
TA TB Total
Keadaan Batas TA EU EWS EWL BF EUn TG ES
PR TR EQ TC TV (kN.m)
PL TP
SH
Kuat I 4373,50 523,13 1314,57 - - - 4113,72 - - - - - - 10324,91
Kuat II 4373,50 406,88 1314,57 - - - 4113,72 - - - - - - 10208,66
Kuat III 4373,50 - 1314,57 - 22,91 - 4113,72 - - - - - - 9824,69
Kuat IV 4373,50 - 1314,57 - - - 4113,72 - - - - - - 9801,78
Kuat V 4373,50 - 1314,57 - 6,55 11,39 4113,72 - - - - - - 9819,72
Ekstrem I 4373,50 - - - - - 4113,72 - - - 1115,27 - - 9602,49
Ekstrem II 4373,50 145,31 - - - - 4113,72 - - - - - - 8632,53
Daya layan I 2429,72 290,63 1051,65 - 4,91 11,39 4113,72 - - - - - - 7902,02
Daya layan II 2429,72 377,81 1051,65 - - - 4113,72 - - - - - - 7972,91
Daya layan III 2429,72 232,50 1051,65 - - - 4113,72 - - - - - - 7827,59
Daya layan IV 2429,72 - 1051,65 - 11,46 - 4113,72 - - - - - - 7606,55
Fatik (TD dan TR) - 217,97 - - - - - - - - - - - 217,97
Tabel 3.9 Rekapitulasi Pembebanan Kombinasi Momen X
c.

MS TT
MA TD
TA TB
Keadaan Batas TA EU EWS EWL BF EUn TG
PR TR
PL TP
SH
Kuat I 7771,98 - - - - - - - -
Kuat II 7771,98 - - - - - - - -
Kuat III 7771,98 - - - 8,25 - - - -
Kuat IV 7771,98 - - - - - - - -
Kuat V 7771,98 - - - 2,36 - - - -
Ekstrem I 7771,98 - - - - - - - -
Ekstrem II 7771,98 - - - - - - - -
Daya layan I 4317,77 - - - 1,77 - - - -
Daya layan II 4317,77 - - - - - - - -
Daya layan III 4317,77 - - - - - - - -
Daya layan IV 4317,77 - - - 4,12 - - - -
Fatik (TD dan TR) - - - - - - - - -

Perhitungan Gaya yang Bekerja pada Bore Pile

Bore Pile Beton

Diameter 400 mm

Gambar 3.5 Rencana Konfigurasi Bore Pile


Gaya yang bekerja pada 1 tiang
Perhitungan geometris tiang
Konfigurasi tiang Sumbu X (m) =2
Konfigurasi tiang Sumbu Y (n) =4
Jarak antar as tiang pada sumbu X = 1,75 m
Jarak antar as tiang pada sumbu Y =2m
Absis tiang-tiang:
Y1-5 =3m
Y2-6 =1m
Y3-7 =–1m
Y4-8 =–3m
Ymax =3m
Ordinat tiang-tiang:
X1-2-3-4 = 0,875 m
X5-6-7-8 = – 0,875 m
Xmax = 0,875 m
Jumlah tiang :
n = 8 buah tiang
Jumlah kuadrat dari jarak tiap-tiap tiang ke pusat kelompok tiang :
ΣY2 = (2 × Y1-52) + (2 × Y2-62) + (2 × Y3-72) + (2 × Y4-82)
= (2 × 32) + (2 × 12) + (2 × (-1)2) + (2 × (-3)2) = 40 m2
ΣX2 = (4 × X1-2-3-42) + (4 × X5-6-7-82)
= (4 × 0,8752) + (4 × (-0875)2) = 6,125 m2
Contoh perhitungan menggunakan kombinasi kuat I:
Vertikal (V) = 20905,85 kN
Horizontal (H) =2543,74 kN
Momen (Mx) = 7771,98 kN.m
Momen (My) = 10324,91 kN.m

 Beban Vertikal
ΣV Σ M Y . X i Σ M X . Y i
P = + +
n .m ΣX 2 ΣY 2
20905,85 7771,98 ×0,875 10324,91 ×3
= + + = 4671,12 kN
4 ×2 6,125 40
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10 Beban Vertikal pada Tiang Pancang
No V (kN) My (kN.m) Mx (kN.m) y (m) x (m) P (kN)
1 20905.85 10324.91 7771.98 3 0.875 4671.12
2 20905.85 10324.91 7771.98 1 0.875 4282.52
3 20905.85 10324.91 7771.98 -1 0.875 3893.92
4 20905.85 10324.91 7771.98 -3 0.875 3505.32
5 20905.85 10324.91 7771.98 3 -0.875 1721.14
6 20905.85 10324.91 7771.98 1 -0.875 1332.54
7 20905.85 10324.91 7771.98 -1 -0.875 943.94
8 20905.85 10324.91 7771.98 -3 -0.875 555.35

Kontrol distribusi :
Ptotal = 4671,12+4282,52+3893,92+3505,32+1721,14+1332,54+943,94+555,35
Ptotal = 20905,85
Ptotal ≤ V
Ptotal = 20905,85 kN ≤ 20905,85 kN …. ok
Tiang yang memikul beban yang paling besar adalah tiang nomor 1 yaitu
sebesar 4671,12 kN.

 Beban Horizontal
Jadi, distribusi yang bekerja pada satu tiang adalah :
h 2543,74
H = = = 317,97 kN
n 8

Anda mungkin juga menyukai