BAB V Agam Edit Jais

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 45

1

BAB V
PERENCANAAN JEMBATAN

5.1. Perhitungan Jembatan Struktur Atas


5.1.2. Data Perencanaan Spesifikasi Jembatan Struktur Atas
Konstruksi jembatan pada Desa Rindu Hati, Kecamatan Taba Penanjung,
Bengkulu Tengah yang akan direncanakan adalah jembatan baja tipe balok
dengan data sebagai berikut:
a. Kelas muatan : III (Tiga)
b. Panjang bentang : 30 m
c. Lebar jembatan : 2,70 m
d. Lebar lantai kendaraan : 2,20 m
e. Jarak tiang sandaran :1m
f. Jumlah tiang sandaran : 30 buah

5.1.3. Data Penggunaan Bahan


Data penggunaan bahan pada perencanaan jembatan adalah sebagai berikut:
a. Lantai kendaraan : Baja plat 8 mm
b. Gelagar induk : IWF 400 x 200
c. Gelagar memanjang : Baja profil U 5
d. Gelagar melintang : Baja Profil U 8
e. Gelagar besi diafragma : IWF 200 x 100
f. Tiang sandaran : Besi L 40.40.4(vertical)
: Besi L 40.40.4(Horizontal)

5.1.4. Perhitungan Pembebanan Bangunan Atas


Adapun perhitungan pembebanan struktur atas jembatan ini terdiri dari:
a. Beban Mati
1. Tiang sandaran
 Tiang sandaran
Berat besi (ρ) = 2,42 kg/m
Jumlah besi L 40.40.4(Vertikal) = 60 buah
Tinggi besi L 40.40.4(Vertikal) =1m
2

Jumlah besi L 40.40.4(horizontal) = 6 buah


Panjang besi L 40.40.4(Horizontal) = 29,8 meter
Maka beban mati satu buah tiang sandaran dapat dihitung sebagai berikut:
Digunakan pipa baja L 40.40.4
 Pipa tiang sandaran (vertikal)
MS = (60 x 1 m)x 2,42 kg/m
= 145,2 kg
 Pipa tiang sandaran (Horizontal)
Digunakan pipa baja L 40.40.4
MS = (6 x 29,8m) x 4,73 kg/m
= 432,7 kg
Berat total tiang sandaran
MS Total = 145,2 kg + 432,7 kg
= 577,9 kg
2. Lantai kendaraan
Lebar lantai kendaraan = 2,20 meter
Tebal lantai kendaraan = 5 mm
Panjang bentang = 30 meter
MS = (P x L x T) x Jumlah
= (2,2 m x 1,2m x 0,005 m) x 25 buah
= 2590,5 kg
3. Gelagar memanjang
Beban mati terdiri dari berat sendiri gelagar dan beban-beban yang bekerja
diatasnya.
Diketahui :
Berat jenis BJ besi (ρ) = 7850 kg/m3 (PPJJR, 1987)
Tinggi gelagar = L/16
= 20/16
= 1,25 m
Tebal plat lantai = 20 cm
Lebar balok =½xh
= ½ x 1,25 = 0,625 ~ 90 cm
3

Maka didapat beban mati gelagar adalah :


MS = 1,25 m x 0,6 m x 20 m x 2500 kg/m3
= 37500 kg
Jumlah gelagar = 5 buah
MS = 37500 kg x 5
= 187500 kg
4. Diafragma
Tinggi diagfragma = 0,5 m
Lebar diagfragma = 0,3 m
Panjang diagfragma = 1,50 m
Jarak antar diagfragma = 250 cm
Berat jenis beton (ρ) = 2500 kg/m3 (PPJJR, 1987)
MS = 0,5 m x 0,30 m x 1,50 m x 2500 kg/m3
= 562,5 kg
Jumlah diagfragma =8
Jumlah diagfragma untuk baris = 4
= 8 x 4 = 32 buah
MS = 562,5 kg x 32
= 18000 kg
MS Total = 1389,2 + 12500 + 60000 + 187500 + 18000
= 279389,2 kg = 279.3892 T
b. Beban Mati Tambahan
1. Lantai Plat Bordes 5mm
Tebal = 0,005 m
Lebar = 2,20 m
Berat jenis BJ Besi = 7850 kg/m3
MA = 0,005 m x 2,20 m x 7850 kg/m3
= 86,35 kg/m
MA Total = 86,35 kg/m x 30
= 2590,5 kg = 25,9 T
4

2. Air hujan
Tebal = 0,02 m
Lebar = 2,20 m
Berat jenis air hujan = 1000 kg/m3
MA = 0,02 m x 2,20 m x 1000 kg/m3
= 44 kg/m
= 44 kg/m x 30 m
= 1320 kg = 13,2 T
MA = 2590,5 + 1320
= 3910,5 kg = 39,1 T
c. Beban T
Untuk perhitungan kekautan lantai kendaraan atau sistem lantai jembatan harus
digunakan beban T yaitu beban kendaraan truk mempunyai beban roda ganda
yaitu sebesar 10 T.
Ptt = (1 + DLA) x T
= (1 + 0,3) x 10
= 13 T
d. Beban D
Besarnya q per meter jalur pada perhitungan beban D menurut PPJJR (1987)
dengan panjang bentang (L) = 30 meter ditentukan sebagai berikut :
Bentang 1
Untuk 10 m< L<30 m (PPJJR 1987)

2,2 - 1,1 x (L – 30) t/m


Q =
60
2,2 - 1,1 x (20 – 30) t/m
Q =
60
2,2 - 1,1 x (20 – 30) t/m
Q =
60
Q = 2,383 t/m
Beban Hidup D (Rql) = 1 / 2,75 x Q x L x P
5

= 1 / 2,75 x 2,383 x 6 x 12
= 62,391 T
e. Beban Garis (P) = 12 ton (PPJJR, 1987)
Rpl = 1 / 2,75 x P
= 1 / 2,75 x 12 Ton
= 4,3636 T
f. Koefisien Kejut (K)
L = 20
20 +1
K =
50+20

K = 1,285
Jadi jumlah koefisien kejut (K) = 1,25 T
Rvl = (k x Rpl) + (1/2 x Rql)
= (1,285 x 4,3636) + ½ x 62,391 T
= 5,6072 + 31,195
= 36,802 T

g. Gaya Rem
Besarnya gaya rem arah memanjang jembatan tergantung pada panjang total
jembatan dengan ketentuan sebagai berikut :
Gaya Rem = 250 jika L < 80 m
Gaya Rem = 250 + 2,5 x (L – 80) jika L > 80 m
Gaya Rem = 500 jika L < 180 m
Maka gaya rem pada struktur jembatan ini adalah 250 (L = 300), Dapat kita
tentukan gaya rem untuk tiap girdernya adalah 250/5 = 50 kN. Gaya rem
diperhitungkan untuk beban lajur D dengan perhitungan sebagai berikut :
Beban Q =qxs
= 2,3 x 1,5
= 3,45 T
Beban P =pxs
= 12 x 1,5
= 18 T
Maka didapat gaya rem untuk 5% = 0,05 x (Beban Q x(250/5)xBeban P)
6

= 0,05 x (3,45 T x 50 x 18 T)
= 155,25 T

h. Beban Angin
Gaya angin yang bekerja pada lantai kendaraan akibat angin yang meniup
kendaraan diatas lantai kendaraan dimana nilai koefisien angin (Cw) berdasarkan
PPJJR (1987) sebesar 1,2 dan gaya angin rencana (Vw) sebesar 35 kN bisa
dihitung dengan persamaan :
Tew = 0,0012 x Cw x Vw2
= 0,0012 x 1,2 x 352
= 1,764 kN
Beban akibat transfer beban ke lantai jembatan di bidang vertikal yang
memiliki ketinggian 2 m diatas lantai jembatan dan jarak antara roda kendaraan
adalah 1,75 m sebagai berikut :
Qew = ½ H / X x Tew
= ½ 2 / 1,75 x 1,764
= 1,008 kN/m
= 0,1008 T
i. Beban Gempa
Untuk struktur jembatan beton baja gaya gempa vertikal dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
Teq = Kv x Wt, dimana diketahui
Jumlah sendi plastis (n) = 1 (Supriyadi, 2007)
Faktor perangkaan (F) = 1,25 – 0,0025 x n
= 1,25 – 0,0025 x 1 = 1,225
Faktor tipe struktur (S) = 1 x F (Supriyadi, 2007)
= 1 x 1,225
= 1,225
Koefisien gaya geser (C) = 0,18 (Supriyadi, 2007)
Koefisien beban gempa horizontal (Kh)
Kh =SxC
= 1,225 x 0,18
= 0,221
7

Koefisien beban gempa vertikal (Kv)


Kv = 50% x Kh
= 0,5 x 0,221
= 0,110
Gaya gempa vertikal (Teq) untuk Wt sebesar =
Teq = Kv x Wt
= 0,110 x 334,5892
= 36,805 T

5.1.5. Perhitungan Struktur Atas


Adapun perhitungan struktur atas jembatan daerah air Ulak Tanding, Desa
Ulak Tanding, Kecamatan Batik Nau, Bengkulu Utara ini dimulai dari
perhitungan perencanaan tiang sandaran, trotoar, lantai jembatan, gelagar
melintang dan gelagar memanjang.
a. Sandaran
Jarak antara tiang ralling (L) =1m
Beban horizontal pada ralling (H1) = 100 kg/m = 1 kN/m (PPJJR, 1987)
Tinggi tiang sandaran = 100 cm
Dimensi tiang sandaran = Pipa baja galvanis ᴓ 76,3 mm BJ – 37
(σijin = 1600 kg/cm2)
Dari tabel baja diperoleh T = 2,4 mm
G = 4,73 Kg/m
W = 9,98 cm3
Pembebanan
 Beban Vertikal
Beban mati = 4,73 kg/m
Beban hidup (P) = 100 kg/m (PPJJR, 1987)
qVertikal (Qv) = (1,2 x G) + (1,6 x P)
qVertikal = (1,2 x 4,73) + (1,6 x 100)
= 165,68 Kg/m
Gaya horizontal = 100 kg/m
 Perhitungan
8

R = √qV2 + qH2
= √165,682 + 1002
= 193,519 kg/m
Cek Kekuatan Pipa
Mmax = 1/8 x R x L2
= 1/8 x 193,519 x 2,52
= 151,187 Kg.m = 151187 kg.cm
Tegangan yang terjadi :
σ = M/W
= 151187/9,98
= 1515,9 Kg/cm2 < 1600 kg/cm2 ................................................... Aman !!!
b. Tiang Sandaran
Tiang sandaran diasumsikan sebagai struktur jembatan yang diperhitungkan
mampu menahan beban horizontal sebesar 100 kg dan mampu menahan ralling
sandaran (Supriyadi, 2007).
Data perhitungan :
Kuat tekan beton (fc’) = 20 Mpa
Tegangan leleh baja (fy) = 320 Mpa
Lebar balok (B) = 15 cm
Tinggi balok (H) = 20 cm
Selimut beton (p) = 4 cm
Dtulangan = 12 mm
Dbegel = 8 mm
Jarak tiang sandaran = 2,5 m
Perhitungan Tulangan Utama :
d = h – p – 0,5 x Dtulangan – Dbegel
= 200 – 40 – 0,5 x 12 – 8
= 146 mm
Mu =P.L.H
= 100 . 2,5 . (1 + 0,25)
= 312,5 kg.m
= 3,125 kN.m
9

Mn = Mu/Faktor Reduksi ,
dimana Faktor Reduksi untuk menahan momen lentur = 0,8 (PPJJR, 1987)
= 3,125/0,8
= 3,906 kN.m
= 39060 kg.cm2
RI = 0,85 x fc’
= 0,85 x 200 kg/cm2
= 170 kg/cm2
Mu = RI x b x d2 x F (1 – F/2)
K = F (1 – F/2)
K = Mn

(b . d . RI)
K = 39060

(15 . 14,62. 170


= 0,0718
F = 1 - √1 – 2K
= 1 - √1 – 2 . 0,0718
= 0,0747
Fmax = β1 x 450/(600 +fy)
= 0,85 x 450 / (600 + 320)
= 0,415780
Fmin = 14/RI
= 14/170
= 0,08235
Fmin > F, Maka diambil Fmin = 0,08235
As = F x b x d x RI/fy
= 0,08235 x 150 x 146 x 1,70/32
= 95,809 mm2
Dipakai Tulangan Utama 2 Diameter 12 dengan As’ = 226 mm2
As’> As
226 mm2 > 95,809 mm2 ........................................................................... Aman !!!
Checking :
10

Kontrol rasio penulangan


ρ max = β1 x (450/600 + fy) x (RI/fy)
= 0,85 x (450/(600 + 320)) x (17,0/320)
= 0,415 x 0,053
= 0,022
ρ min = 1,4/fy
= 1,4/320
= 0,004375
ρ = As terpasang / (b.d)
= 226/(150.146)
= 0,01032
ρ max > ρ > ρ min
0,022 > 0,01032 >0,004375 .......................................................................... OK !!!
Perhitungan Tulangan Geser
V = 100 kg (PPJJR, 1987)
Vu = V/ faktor reduksi
Dimana faktor redkusi untuk menahan gaya geser adalah = 0,6 (PPJJR, 1987)
Vu = 100/0,6
= 167 kg
= 1670 N
Vc = 1/3 x (√fc’) x b x d
= 1/3 x (√20)x 150 x 146
= 32646,59 N
Vc > Vu
32646,59 N > 1670 N maka tidak perlu tulangan geser
Jarak antar sengkang = ½ x d
= ½ x 146
= 73 mm = 7,3 cm
Digunakan sengkang praktis Diameter 8
As’ = 3,14 x 42
= 50,24 mm2
Jumlah tulangan Yang digunakan
11

Bh = 1670/ 50,24
= 33 buah
As’ = 50,24 x 34
= 1708,16
As’ > Vu
1708,16 > 1670 .......................................................................................... Aman !!!
c. Slab Lantai Kendaraan
Tebal Slab Kendaraan = 0,20 m
Tebal lapis Overlay + Aspal = 0,10 m
Tebal genangan air hujan = 0,05 m
Jarak antar balok girder (L) = 2,00 m
Lebar jalur lalu lintas = 6,00 m
Lebar trotoar = 0,5 m
Lebar jembatan = 7,00 m
Panjang bentang jembatan = 20 m
Kuat tekan beton (fc’) = 30 Mpa
Modulus elastisitas = 4700 √fc’ (Supriyadi, 2007)
= 4700 √30
= 25742,9 Mpa
Angka poison = 0,2
Modulus geser = Ec/(2 x (1+u))
= 25742,9/(2x(1+0,2)
= 25742,9/2,4
= 10725,83 Mpa
Koefisien muai panjang beton = 1 x 10-5 (PPJJR, 1987)
Momen pada slab lantai jembatan :
Perhitungan koefisien momen maksimum diambil dari tabel GTBPP hal 24 :
Momen lapangan = 1/10 x Qu
Momen tumpuan = 1/11 x Qu
Berat sendiri Plat per 1 m2 = 0,2 x 1 x 2500 kg/m3
= 500 kg/m
Berat aspal + overlay per 1 m2 = 0,1 x 1 x 2200 kg/m3
12

= 220 kg/m
Berat air hujan per 1 m2 = 0,02 x 1 x 1000 kg/m3
= 20 kg/m
Jumlah berat sendiri slab lantai kendaraan
qMs = 500 + 220 + 20
= 740 kg/m
= 7,4 kN/m
qu = 1,3 x qMS
= 1,3 x 7,4
= 9,62 kN/m
MLx1 = 1/11 x 9,62 x 22
= 3,498 kN/m
MTx1 = 1/10 x 9,62 x 22
= 3,848 kN/m

Beban T
Untuk perhitungan kekuatan lantai kendaraan atau sistem lantai kendaraan
jembatan harus digunakan beban T yaitu beban yang merupakan kendaraan truk
yang mempunyai beban roda ganda (dual wheel load) sebesar 10 T.

Gambar 5.1. Beban kendaraan yang mempunyai beban roda ganda sebesar 10 Ton
Sumber: slideshare.net/Faridth/1873-chapter-v
13

Gambar 5.2. Pennyebaran beban satu roda


Sumber: slideshare.net/Faridth/1873-chapter-v
Tinjauan keadaan beban satu roda :

Gambar 5.3. Tinjauan pembebanan terhadap beban satu roda


Sumber: slideshare.net/Faridth/1873-chapter-v
bx = 50 + (2 x 15)
= 80 cm
by =30 + (2 x 15)
= 60 cm
Lx = 1,85 m
Ly = 30,80 m
Jembatan kelas II = 100 % muatan Bina Marga (PPJR, 1987)
T = 10 ton = 100 kN (PPJR, 1987)
Beban yang diterima plat :
q = T/0,6
= 100/0,6
= 166,67 kN/m
14

Faktor pembebanan :
qu = 1,6 x q
= 1,6 x 166,67
= 266,67 kN/m
Reaksi tumpuan :
Ra = qu x bx /lx
= 266,67 x 0,8 / 1,85
= 106,67 kN
Momen maksimum yang terjadi di tengah bentang :
Mo = Ra x (1/2 Lx) –(1/2 qu) x (1/2 x bx)2
= 106,67 x 0,925 – 133,34 x (0,4)2
= 77,34 kNm

Gambar 5.4. Penyebaran beban dua roda


Sumber: slideshare.net/Faridth/1873-chapter-v
Tinjauan keadaan beban dua roda :

Gambar 5.5. Tinjauan Pembebanan Terhadap Beban Dua Roda


Sumber: slideshare.net/Faridth/1873-chapter-v
Lx = 1,85 m
Ly = 1,85 m
Jembatan kelas II = 100 % muatan Bina Marga (PPJR, 1987)
15

Ra = bx x qu
= 0,8 x 266,67
= 213,34 kN
Mo = (0,925 x Ra) – (0,8 x Qu) x (bx/2 + 10)
= (0,925 x 213,34) – (0,8 x 266,67) x (0,8/2 + 10)
= 66,46 kNm
Koefisien tumpuan (r) = 2/3 (tumpuan jepit bebas)
Lebar kerja plat (sa) = (3/4 x bx) + (1/4 x r) Lx
= (3/4 x 0,8) + (1/4 x 2/3) x 1,85
= 0,9 m = 90 cm
Sb = bx
= 80 cm
Dari perhitungan momen (Mo) ternyata Mo maximum pada saat satu roda
ditengah bentang Lx :
MLx1 = 3Mo/4Sa
= (3 x77,34 )/ (4 x 0,9)
= 64,45 kNm
MTx2 = 2Mo/3Sb
= (2 x 77,34) / (3 x 0,8)
= 64,45 kNm

Momen total :
MLx = MLx1 + MLx2
= 3,498 + 64,45
= 67,948 kNm
MTx = MTx1 + MTx2
= 3,848 + 64,45
= 68,298 kNm
MLy = 1/3 x MLx
= 1/3 x 67,948
= 22,6493 kNm
Penulangan arah x lapangan :
16

Tebal pelat (dx) = tebal plat – selimut beton – diamter tulangan/2


= 200 – 40 – 16/2
= 152 mm
Momen Nominal (Mn)= Mlx / 0,8
= 67,948 / 0,8
= 84,935 kNm
RI = 0,85 x fc’
= 0,85 x 30 Mpa
= 25,5 Mpa
Fmax = β1 x 450 / (600 + fy)
= (0,85 x 450) / (600 + 320)
= 382,5 / 920
= 0,415
Fmin = 1,4/R1
= 1,4 / 25,5
= 0,0549
K = Mn / (b.d2.R1)
= 84,935 x 10-3/ (1 . 0,1522. 25,5)
= 0,084935 / 0,589
= 0,144
F = 1 - √1- 2K
= 1 - √1- 2K x 0,144
F = 0,156
Fmax > F > Fmin
0,415 < 0,156 < 0,0549 ..................................................................................OK !!!
As = F. b. d. RI/Fy
= 0,156 x 1000 x 152 x (25,5/320)
= 1889,55 mm2
Digunakan tulangan dalam 1 meter tulangan Diameter 16 – 100
As’ = 1000/100 x 3,14 x 82
= 2009,6 mm2
= 2009,6 mm2
17

Jumlah tulangan yang digunakan dalam 1 m :


n = 2009,6/50,25
= 38,35 = 40 tulangan
As’ > As
2009,6 mm2 > 1744,2 mm2......................................................................... Aman !!!
Kontrol kapasitas penampang :
As = 2009,6 mm2
F = As x Fy / (b.d.R1)
= 2096 x 320 / (1000 x 152 x 25,5)
= 670720 / 3876000
= 0,173
Maka :
Fmin < F < Fmax
0,0549 < 0,173 < 0,415 ..................................................................................OK !!!
Kontrol Rasio Penulangan :
As = 2009,6 mm2
ρ = As / b x d
= 2009,6 / 1000 x 152
= 2009,6 / 152000
= 0,0132
ρ max = β1 x (450/600 + fy) x (RI/fy)
= 0,85 x (450/(600 + 320)) x (25,5/320)
= 0,415 x 0,0796
= 0,033
ρ min = 1,4/fy
= 1,4/320
= 0,004375
Maka :
ρ min < ρ < ρ max
0,004375 < 0,0132 < 0,033 ........................................................................
Aman !!!
Penulangan arah x tumpuan :
18

Tebal pelat (dx) = tebal plat – selimut beton – diamter tulangan/2


= 200 – 40 – 16/2
= 152 mm
Momen Nominal (Mn)= MTx / 0,8
= 68,298 / 0,8
= 85,3725 kNm
RI = 0,85 x fc’
= 0,85 x 30 Mpa
= 25,5 Mpa
Fmax = β1 x 450 / (600 + fy)
= (0,85 x 450) / (600 + 320)
= 382,5 / 920
= 0,415
Fmin = 1,4/R1
= 1,4 / 25,5
= 0,0549
K = Mn / (b.d2.R1)
= 85,3725 x 10-3/ (1 . 0,1522. 25,5)
= 0,0853725 / 0,589
= 0,145
F = 1 - √1- 2K
= 1 - √1- 2K x 0,145
F = 0,157
Fmax > F > Fmin
0,415 > 0,157 > 0,0549 ..................................................................................OK !!!
As = F. b. d. RI/Fy
= 0,157 x 1000 x 152 x (25,5/320)
= 1901,66 mm2
Digunakan tulangan dalam 1 meter tulangan Diameter 16 – 100
As’ = 1000/100 x 3,14 x 82
= 2009,6 mm2
= 2009,6 mm2
19

Jumlah tulangan yang digunakan dalam 1 m :


n = 1726,03/2009,6
= 38,35 = 40 buah tulangan
As’ > As
2009,6 mm2 > 1756,31 mm2....................................................................... Aman !!!
Kontrol kapasitas penampang :
As = 2009,6 mm2
F = As x Fy / (b.d.R1)
= 2009,6 x 320 / (1000 x 152 x 25,5)
= 670720 / 3876000
= 0,173
Maka :
Fmin < F < Fmax
0,0549 < 0,173 < 0,415 ..................................................................................OK !!!
Kontrol Rasio Penulangan :
As = 2009,6 mm2
ρ = As / b x d
= 2009,6 / 1000 x 152
= 2009,6 / 152000
= 0,0132
ρ max = β1 x (450/600 + fy) x (RI/fy)
= 0,85 x (450/(600 + 320)) x (25,5/320)
= 0,415 x 0,0796
= 0,033
ρ min = 1,4/fy
= 1,4/320
= 0,004375
Maka :
ρ min < ρ < ρ max
0,004375 < 0,0132 < 0,033 ........................................................................
Aman !!!
20

Penulangan arah y lapangan :


Tebal pelat (dx) = tebal plat – selimut beton – diamter tulangan/2
= 200 – 40 – 16/2
= 152 mm
Momen Nominal (Mn)= MLy / 0,8
= 22,6493 / 0,8
= 28,3116 kNm
RI = 0,85 x fc’
= 0,85 x 30 Mpa
= 25,5 Mpa
Fmax = β1 x 450 / (600 + fy)
= (0,85 x 450) / (600 + 320)
= 382,5 / 920
= 0,415
Fmin = 1,4/R1
= 1,4 / 25,5
= 0,0549
K = Mn / (b.d2.R1)
= 28,3116 x 10-3/ (1 . 0,1522. 25,5)
= 0,0283116 / 0,589
= 0,0481
F = 1 - √1- 2K
= 1 - √1- 2K x 0,0481
F = 0,0493
Fmax > F > Fmin
0,415 < 0,0493< 0,0549 .................................................................................OK !!!
As = F. b. d. RI/Fy
= 0,0493 x 1000 x 152 x (25,5/320)
= 597,146 mm2
Digunakan tulangan dalam 1 meter tulangan Diameter 16 – 100
As’ = 1000/100 x 3,14 x 82
= 2009,6 mm2
21

= 2009,6 mm2
As’ > As
2009,6 mm2 > 582,611 mm2....................................................................... Aman !!!
Kontrol kapasitas penampang :
As = 2009,6 mm2
F = As x Fy / (b.d.R1)
= 2009,6 x 320 / (1000 x 152 x 25,5)
= 670720 / 3876000
= 0,173
Maka :
Fmin < F < Fmax
0,0549 < 0,173 < 0,415 ..................................................................................OK !!!
Kontrol Rasio Penulangan :
As = 2009,6 mm2
ρ = As / b x d
= 2009,6 / 1000 x 152
= 2009,6 / 152000
= 0,0132
ρ max = β1 x (450/600 + fy) x (RI/fy)
= 0,85 x (450/(600 + 320)) x (25,5/320)
= 0,415 x 0,0796
= 0,033
ρ min = 1,4/fy
= 1,4/320
= 0,004375
Maka :
ρ min < ρ < ρ max
0,004375 < 0,0132 < 0,033 ........................................................................
Aman !!!
22

E. Perhitungan Balok T Girder

Gambar 5.6. Potongan Melintang Jembatan dan Gelagar


Sumber: dlscrib.com/queue/perhitungan-gelagar-jembatan-balok-t

Tinggi Gelagar = L/16


= 20/16
= 1,25 m
Tebal plat lantai = 20 cm
Lebar balok =½xh
= ½ x 1,25 = 0,625 m
Kuat tekan beton (fc’) = 30 Mpa
Modulus elastisitas = 4700 √fc’
= 4700 √30
= 25742,96 Mpa
Angka poison = 0,2
Modulus geser = Ec/(2 x (1+u))
= 25742,9/(2x(1+0,2)
23

= 25742,9/2,4
= 10725,83 Mpa
Kuat leleh baja (fy) = 320 Mpa
Berat jenis beton bertulang = 2500 kg/m3
Data struktur atas :
1. Beban mati :
Tabel 5.1. Beban berat sendiri pada Girder
No. Jenis   Lebar Tebal Berat Beban
      (m) (m) (kN/m3) (kN/m)
1 Plat lantai 6,00 0,20 25,00 30,00
2 Girder   0,90 1,88 25,00 42,75
3 Diafragma 0,3 0,5 25 3,75
QMS = 76,5
Sumber: dlscrib.com/queue/perhitungan-gelagar-jembatan-balok-t

Gambar 5.7. Beban Mati pada Girder


Sumber: dlscrib.com/queue/perhitungan-gelagar-jembatan-balok-t

Gaya geser dan momen akibat beban sendiri pada girder adalah :
VMS = ½ x Qms x L
= ½ x 76,5 x 20
= 765 kN
MMS = 1/8 x Qms x L2
= 1/8 x 76,5 x 202
= 3825 kNm

2. Beban mati tambahan


Tabel 5.2. Beban mati tambahan pada Girder
No. Jenis   Lebar Tebal Berat Beban
      (m) (m) (kN/m3) (kN/m)
1 Lap.Aspal+overlay 6,00 0,10 22,00 13,2
24

2 Air hujan   6,00 0,02 10,00 1,2


Beban mati tambahan : QMA = 14,4
Sumber: dlscrib.com/queue/perhitungan-gelagar-jembatan-balok-t

Gambar 5.8. Beban Mati Tambahan pada Girder


Sumber: dlscrib.com/queue/perhitungan-gelagar-jembatan-balok-t

Gaya geser dan momen akibat beban mati tambahan pada girder adalah :
VMA = ½ x Qma x L
= ½ x 14,4 x 20
= 144 kN
MMA = 1/8 x Qma x L2
= 1/8 x 14,4 x 202
= 720 kNm
3. Beban lajur D

Gambar 5.9. Beban D


Sumber: dlscrib.com/queue/perhitungan-gelagar-jembatan-balok-t

Jarak antar girder = 1,5 m


DLA < 50 m = 0,4
Beban Q pada lajur :
Q = 23 kN
QTD =qxs
= 23 x 1,5
25

= 34,5 kNm
Beban P pada lajur :
P = 43,63 kN
PTD = (1+DLA) x P x s
= (1 + 0,4) x 43,63 x 1,5
= 91.623 kNm

Gambar 5.10. beban P dan Q lajur D


Sumber: dlscrib.com/queue/perhitungan-gelagar-jembatan-balok-t

Gaya geser dan momen akibat beban mati tambahan pada girder adalah :
VTD = ½ x (QTD x L +PTD)
= ½ x 46 x 20 + 122,164
= 582,164 kN
MTD = 1/8 x QTD x L2 + ¼ PTD x L
= 1/8 x 46 x 202 + ¼ x 122,164 x 20
= 2300 + 610,82
= 2910,82 kNm
4. Beban truk T
Beban truk T (PTT) = (1+DLA) + T
= (1+0,3) + 100
= 130 kN
26

Gambar 5.11. Beban T pada Truk


Sumber: dlscrib.com/queue/perhitungan-gelagar-jembatan-balok-t

a = 5 m (PPJJR 1987)
b = 5 m (PPJJR 1987)
Gaya geser dan momen akibat beban mati tambahan pada girder adalah :
VTT = ((9/8 x L – ¼ x a + b) / L) x PTT
= ((9/8 x 20 – ¼ x 5 x 5) / 20) x 130
= ((22,5 – 6,25) / 20) x 130
= 105,625 kN
MTT = VTT x L/2 - PTT x b
= 105,625 x 10 - 130 x 5
= 1056,25 + 650
= 1706,25 kNm
5. Gaya Rem
Besarnya gaya rem arah memanjang jembatan tergantung pada panjang total
jembatan dengan ketentuan sebagai berikut :
Gaya Rem = 250 jika L < 80 m
Gaya Rem = 250 + 2,5 x (L – 80) jika L > 80 m
Gaya Rem = 500 jika L < 180 m
Maka gaya rem pada struktur jembatan ini adalah 250 (L = 20), dapat kita
tentukan gaya rem untuk tiap girdernya (q) adalah 250/5 = 50 kN. Gaya rem
diperhitungkan untuk beban lajur D dengan perhitungan sebagai berikut :
Beban Q =qxs
= 2,3 x 1,5
= 3,45 T
Beban P =pxs
= 12 x 1,5
= 18 T
Maka didapat gaya rem untuk 5% (TTB) = 0,05 x (Beban Q x(250/5)xBeban P)
= 0,05 x (3,45 T x 50 x 18 T)
= 155,25 T
27

Gambar 5.12. Beban Rem pada Girder


Sumber: dlscrib.com/queue/perhitungan-gelagar-jembatan-balok-t

Gaya geser dan momen akibat beban mati tambahan pada girder adalah :
y = 1,8 + ta + h/2
= 1,8 + 1 + 1,25/2
= 3,425
Beban momen akibat rem dimana y sebesar 3,425 adalah :
M = TTB x y
= 155,25 x 3,425
= 531.731 kNm
VTTB = M/L
= 531.731 / 20
= 26,586 kN
MTB =1/2 x M
= ½ x 531.731
= 265.865 kNm
6. Beban Angin
Gaya angin yang bekerja pada lantai kendaraan akibat angin yang meniup
kendaraan diatas lantai kendaraan dimana nilai koefisien angin (Cw) berdasarkan
PPJJR (1987) sebesar 1,2 dan gaya angin rencana (Vw) sebesar 35 Kn bisa
dihitung dengan persamaan :
Tew = 0,0012 x Cw x Vw2
= 0,0012 x 1,2 x 352
= 1,764 kN
Beban akibat transfer beban ke lantai jembatan di bidang vertikal yang memiliki
ketinggian 2 m diatas lantai jembatan dan jarak antara roda kendaraan adalah 1,75
m sebagai berikut :
28

Qew = ½ H / X x Tew
= ½ 2 / 1,75 x 1,764
= 1,008 kN/m
= 0,1008 T

Gambar 5.13. Beban Angin


Sumber: dlscrib.com/queue/perhitungan-gelagar-jembatan-balok-t

Gaya geser dan momen akibat beban mati tambahan pada girder adalah :
VEW = ½ x QEW x L
= ½ x 1,008 x 20
= 10,08 kN
MEW = 1/8 x QEW x L2
= 1/8 x 1,008 x 202
= 50,4 kNm

7. Beban akibat Temperatur


Beban akibat temperatur diperhitungkan karena akan menimbulkan gaya pada
tumpuan (Elastomeric Bearing) dengan perbedaan temperatur sebagai berikut :
Perbedaan suhu (ɅT) = 15o C
Koefisien muai beton (α) = 1 x 10-5
Panjang bentang jembatan (L) = 20 m
Gaya geser pada elastomeric bearing (k) = 15000 kg/m
Pergerakan temperatur (δ) = α x ɅT x L
= 15 x 1 x 10-5 x 20
= 0,003 m
Gaya yang ditimbulkan akibat pergerakan temperatur adalah sebagai berikut :
Fet = k x (δ)
= 15000 x 0,003
29

= 45 kg/m
= 0,045 T

Gambar 5.14. Momen akibat Temperatur


Sumber: dlscrib.com/queue/perhitungan-gelagar-jembatan-balok-t

Eksentrisitas (E) = H/2


= 1,25/2
= 0,625 m
Momen akibat temperatur :
M = Fet x E
= 45 x 0,625
= 28,125 kNm
VET = M/L
= 28,125 / 20
= 1,40625 kN
MET = M
= 28,125 kNm
8. Beban Gempa
Untuk struktur jembatan beton bertulang gaya gempa vertikal dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
Teq = Kv x Wt, dimana diketahui
Jumlag sendi plastis (n) =1
Faktor perangkaan (F) = 1,25 – 0,0025 x n
= 1,25 – 0,0025 x 1 = 1,225
Faktor tipe struktur (S) =1xF
= 1 x 1,225
= 1,225
Koefisien gaya geser (C) = 0,18
30

Koefisien beban gempa horizontal (Kh)


Kh =SxC
= 1,225 x 0,18
= 0,221
Koefisien beban gempa vertikal (Kv)
Kv = 50% x Kh
= 0,5 x 0,221
= 0,110
Gaya gempa vertikal (Teq)
Teq = Kv x Wt
= 0,110 x 334,5892
= 36,805 T

Gambar 5.15. Beban Gempa pada Girder


Sumber: dlscrib.com/queue/perhitungan-gelagar-jembatan-balok-t

Gaya geser dan momen akibat beban mati tambahan pada girder adalah :
Beban gempa vertikal (QEQ) = Teq/L
= 269,264 / 20 = 13,4632 kN/m
VEQ = ½ x QEQ x L
= ½ x 13,4632 x 20
= 134,632 kN
MEQ = 1/8 x QEq x L2
= 1/8 x 13,4632 x 202
= 673,16 kN/m
Tabel 5.3. Kombinasi momen ultimeate
KOMBINASI MOMEN     Komb-1 Komb-2 Komb-3
No
. Jenis Beban Faktor M Mu Mu Mu
        Beban (kNm) (kNm) (kNm) (kNm)
31

Berat sendiri
1,30 3825 11918,40 11918,40 9168,00
1 (MS)  
Beban mati tambahan
2,00 720 3960,00 3960,00 3960,00
2 (MA)
Beban lajur "D"
2,00 2910,82 10277,90 10277,90 10277,90
3 (TD/TT)
4 Gaya rem (TB)   12,75 265,865 25,50 12,75
5 Beban angin (EW) 1,20 50,4 136,08
Pengaruh Temperatur
1,20 28,125 75,94
6 (ET)
7 Beban gempa (EQ) 1,00 673,16 88,58
26317,88 26257,74 26244,88
Sumber: (Hasil Analisa 2020)

Tabel 5.4. Kombinasi gaya geser


KOMBINASI GAYA GESER Komb- Komb- Komb-
ULTIMATE   1 2 3
No. Jenis Beban Faktor V Vu Vu Vu
        Beban (kN) (kN) (kN) (kN)
Berat sendiri
1,30 765 1589,25 1589,25 1589,25
1 (MS)  
Beban mati
2,00 144 504,00 504,00 504,00
2 tambahan (MA)
Beban lajur "D"
2,00 582,164 329,28 329,28 329,28
3 (TD/TT)
4 Gaya rem (TB)   2,00 26,586 1,70 1,70
5 Beban angin (EW) 1,20 10,08 18,14
Pengaruh
1,20 1,40625 2,53
6 Temperatur (ET)
7 Beban gempa (EQ) 1,00 134,632 11,85
2442,37 2426,76 2434,38
Sumber: (Hasil Analisa 2020)

Momen ultimit rencana Girder, Mu = 26317,88 kNm


Gaya geser ultimit rencana Girder, Vu = 2442,37 kN
9. Pembesian Girder
a. Tulangan Lentur
Momen ultimit rencana Girder, Mu = 26317,88 kNm
Mutu beton ƒc’ = 30 Mpa
32

Mutu Baja tulangan ƒy = 320 MPa


Tebal slab beton, ts = 200 mm
Lebar badan Girder, b = 900 mm
Tinggi Girder, h = 1250 mm
Lebar sayap T-Girder berdasarkan buku Perencanaan Jembatan Supriyadi (2007)
diambil nilai terkecil dari :
L/4 = 5000 mm
12 x ts = 2400 mm
beff = 1500 mm
d’ = 400 mm
Es = 200000Mpa
β1 = 0,85
ρb = β1 x 0.85 x fc' / fy x 600 / (600 + fy )
= 0,85 x 0,85 x 30/320 x 600/(600+320)
= 0,04415
Rmax = 0,75 x ρb x fy x [1-1/2 x 0,75 x ρb x fy / (0.85 x fc')]
= 0,75 x 0,04415 x 320 x(1 – ½ x 0,75 x 0,04415 x 320/(0,85 x 30)
= 10,596 x 0,7922
= 8,3941
Faktor reduksi kekuatan lentur, ф = 0.80
Tinggi efektif T-Girder :
d = h – d’
= 1250 – 100
= 1150 mm
Momen nominal rencana :
Mn = Mu / ф
= 26317,88 / 0,8
= 32897,35 kNm
Faktor tahanan momen, Rn = Mn x10⁶ / (beff x d²) < Rmax
Rn = 32897,35 x 106 / (1500 x 11502)
= 3,2 x 106/ 1983750000
= 6,1992
33

Kontrol :
Rn < Rmax
6,1992 < 8,3941 ............................................................................................. OK!!!
Rasio tulangan yang di perlukan :
ρ = 0.85 x fc' / fy x [ 1 - √ 1 - [2 x 4,754/ (0.85 x fc' )]]
= 0,85 x 0,093 x 0,2
= 0,0158
Rasio tulangan minimum :
ρmin = 1.4 / 320
= 0,004375
Luas tulangan yang di perlukan :
As = ρ x beff x d
= 0,0158 x 1500 x 1250
= 29625 mm2
Diameter tulangan yang di perlukan, D = 32 mm2
As1 = π / 4 x D²
= 3,14/4 x 322
= 804.571 mm2
Jumlah tulangan yang diperlukan :
n = As / As1
= 29625 / 804,571
= 36,821
Digunakan tulangan D 32 mm
As’ = As1 x n
= 804,571 x 36,821
= 29625,10879 mm
As’ > As
29625,10879 > 29625 ................................................................................. Aman!!!
Tebal selimut beton td = 40 mm
Diameter sengkang yang digunakan, ds = 12 mm
Jumlah tulangan tiap baris, nt = 6 (Supriyadi, 2007)
Jarak bersih antar tulangan
34

X = ( b - nt x D - 2 x td - 2 x ds ) / (nt - 1) (Supriyadi, 2007)


= (900 – 6 x 12 - 2 x 40 – 2 x 12) / (6 – 1)
= 44,8 mm > 35 mm ......................................................................... OK!!!
Untuk menjamin agar Girder bersifat daktail, maka tulangan tekan di ambil 30%
tulangan tarik sehingga : As' = 30% * As
= 0,3 x 48457
= 14537,1 mm
Jumlah tulangan tekan yang di perlukan : n' = As' / As1
= 14537 / 804.571
= 18,06 = 20 buah
Kontrol Kapasitas Momen Ultimit :
beff 0.003 0.85 f c'

ts C Cc a

h
As
Ts
d'
b
Gambar 5.16. Gaya – Gaya yang bekerja pada “T” Girder
Sumber: Desain Balok T Girder 2020

Tebal sleb beton ts = 200 mm


Lebar efektif sayap beff = 1500 mm
Lebar badan girder b = 900 mm
Tinggi Girder h = 1250 mm
Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton,d' = 100 mm
Tinggi efektif T-Girder d = h - d' = 1150 mm
Luas tulangan As = 29625 mm2
kuat tekan beton fc' = 30 MPa
Kuat leleh baja fy = 320 MPa
a = As x fy / ( 0.85 x fc' x beff )
= 14537,1 x 320 / (0,85 x 30 x 1500)
35

= 4651872 / 38250
= 121,617 mm
Jarak garis netral c = a / β1
= 121,617 / 0,85
= 143,078 mm
Regangan pada baja tulangan tarik
Ԑs = 0.003 x ( d - c ) /c
= 0,003 x (1150-143,078)/143,078
= 0,0273 < 0.03 ................................................................................. OK!!!
Momen nominal Mn = As x fy x ( d - a / 2 ) x 10-6
= 14537,1 x 320 x (1150 – 121,617/2) x 10-6
= 4651872 x 5,1419
= 23919460,64 kNm
Kapasitas momen ultimit ф x Mn = 6812,57 kNm
Mu = 6812,57 kNm

b. Tulangan Geser
Gaya geser ultimit rencana Vu = 2442,37kN
Mutu beton : K – 350 Kuat tekan beton fc' = 30 Mpa
Mutu baja tulangan : U- 32 Tegangan leleh baja fy = 320 Mpa
Faktor reduksi kekuatan geser ф = 0.75
Lebar badan Girder b = 900 mm
Tinggi efektif Girder d = 1150 mm
Kuat geser nominal beton :
Vc = (√fc') / 6 x b x d x 10-3
= (√30') / 6 x 900 x 1150 x 10-3
= 944,8214
ф x Vc = 1093 kN
Perlu tulangan geser
ф x Vs = Vu - ф x Vc
= 2442,37 – 1093
= 1348,63 kN
Gaya geser yang di pikul tulangan geser Vs = 1798,18 kN
36

Kontrol dimensi Girder terhadap kuat geser maksimum :


Vsmax = 2 / 3 x √fc' x [b x d] x 10-3
= 2/3 x √30x [0,09 x 1,775] x 10-3
= 2047,86
1798,18 kN < 2047,86 ≈ Dimensi balok memenuhi persyaratan kuat geser....OK!!!
Digunakan sengkang berpenampang : 2 Ø 12
Luas tulangan geser sengkang Av = π /4 x D² = 226.286
Jarak tulangan geser (sengkang) yang di perlukan :
s = 2 x Av x fy / [1 / 3 √ fc'] x b
= 2 x 226,286 x 320 /(1/3 √30) x 900
= 212.228
Digunakan sengkang : 2 Ø 12 – 200 mm
Pada badan girder di pasang tulangan susut minimal dengan rasio tulangan
ρsh = 0.001
Luas tulangan susut Ash = ρsh x b x d
= 0,001 x 900 x 1775
= 710 mm2
Diameter tulangan yang digunakan Ø = 12 mm
Jumlah tulangan susut yang di perlukan :
n = Ash / ( π / 4 x D² )
= 710 / (3,14/4 x 122)
= 710/113,04 = 6,28
Digunakan tulangan : 6 D 12
10. Lendutan Balok
Mutu beton : K – 350, Kuat tekan beton, fc' = 30 Mpa
Mutu baja tulangan : U – 32 Tegangan leleh baja fy = 320 Mpa
Modulus elastis beton : Ec = 4700 * √ fc' = 25742,96 Mpa
Modulus elastis baja : Es = 200000 Mpa
Tinggi balok h = 1,25 m
Lebar balok b = 0,9 m
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton d' = 0,1 m
Tinggi efektif balok d = h - d' = 1150 m
37

Luas tulangan balok As = 29,625 m2


Inersia brutto penampang balok :
lg = 1/12 x b x h³
= 1/12 x 0,9 x 1,875
= 0,0625 m³
Modulus keruntuhan lentur beton : fr = 0.7 * √ fc' x 103 = 3834,05 kPa
Nilai perbandingan modulus elastis :
n = Es / Ec
= 200000/25742,96
= 7,769
n x As = 0.1433 mm²
Jarak garis netral terhadap sisi atas beton :
c = n x As / b
= 0,1433/0,9
= 0.159 m
Inersia penampang retak yang ditransformasikan ke beton dihitung sbb :
lcr = 1/3 x b x c3 + n x As x ( d - c )²
= 1/3 x 0,9 x 0,1593 + 7,769 x 0,048457 x (1.775 – 0,159)2
= 0.091654 m4
yt = 1,875 / 2 = 0.9375 m

Momen retak :
Mcr = fr x lg / yt
= 3834,05 x 0,0625 /0,9375
= 419.159 Nmm
Momen akibat beban mati dan beban hidup (MD+L)
Berat Sendiri (MS) = 22162 kNm
Beban mati tambahan (MA) = 1980 kNm
Beban lalu-lintas (TD/TT) = 5238,95kNm
Gaya rem (TB) = 12,75 kNm
MD+L = 29383,7 kNm
Inersia efektif untuk perhitungan lendutan :
38

le = ( Mcr / MD+L )3 x lg + [ 1 - (Mcr / MD+L)3]xlcr


= (419,159/29383,7)3 x 0,0625 + (1 + (419,159/29383,7)3 x 0,09154
= 0.078533 m⁴
L = 20.00 m

a. Lendutan Akibat Berat Sendiri (MS)


Beban akibat berat sendiri : QMS = 197 kN/m
Lendutan akibat berat sendiri (MS) :
δMS = 5/384 x QMS x L⁴ / (Ec x le)
= 5/384 x 81,5 x 304 / (25742,96 x 0,078533 x 1000)
= 0,0041 m

b. Lendutan Akibat Beban Mati Tambahan (MA)


Beban akibat beban mati tambahan : QMA = 16,80 kN/m
Lendutan akibat beban mati tambahan (MA) :
δMA = 5/384 x QMA x L⁴ / (Ec x le)
= 5/384x 16,80 x 304 / (25742,96 x 0,078533 x 1000)
= 0,0015 m

c. Lendutan Akibat Beban Lajur "D" (TD)


Beban lajur "D" : Beban terpusat: PTD = 106,8935 kN
Beban merata : QTD = 38,5 kN/m
Lendut akibat beban lajur "D" (TD) :
δTD = 1/48 x PTD xL³ / (Ec*le) + 5/384 x QTD x L⁴/(Ec x le)
= 1/48 x 106,8935 x 303 / (25742,96 x 0,078533 x1000) + 5/384 x 38,5 x
304 /(25742,96 x 0,078533)
= 0.0262 m

d. Lendutan Akibat Gaya Rem (TB)


Momen akibat gaya rem: MTB = 12,75 kNm
Lendut akibat gaya rem (TB)
δTB = 0.0642 x MTB x L² / (Ec x le)
= 0,0642 x 12,75 x 302 / (25742,96 x 0,078533 x 1000)
= 0.0037 m
39

e. Lendutan Akibat Beban Angin (EW)


Beban akibat transfer beban angin pada kendaraan :
QEW = 1.008 kN/m
Lendut akibat beban angin (EW) :
δEW = 5/384 x QEW x L⁴ / (Ec x le)
= 5/384 x 1,008 x 304 / (25742,96 x 0,078533 x 1000)
= 0.00012 m

f. Lendutan Akibat Pengaruh Temperatur (ET)


Momen akibat temperatur movement : MET = 63,28kNm
Lendut akibat pengaruh temperatur (ET) :
δET = 0.0642 x MET x L² / (Ec x le)
= 0,0642 x 63,28 x 302 /(25742,96 x 0,078533 x 1000)
= 0.0034 m

g. Lendutan Akibat Beban Gempa (EQ)


Beban gempa vertikal : QEQ = 0,79 kN/m
Lendutan akibat beban gempa (EQ) :
δEQ = 5/384 x QEQ x L⁴ / (Ec x le)
= 5/384 x 0,79 x 304 / (25742,96 x 0,078533 x 1000)
= 0.00035 m
Tabel 5.5. Kontrol Lendutan
Komb- Komb-
No. Jenis Beban     1 2 Komb-3
            (kNm) (kNm) (kNm)
1 Berat sendiri (MS)       0,0040 0,0040 0,0040
2 Beban mati tambahan (MA)     0,001 0,001 0,001
3 Beban lajur "D" (TD/TT)     0,0262 0,0262 0,0262
4 Gaya rem (TB)       0,003 0,003  
5 Beban angin (EW)     0,0001    
6 Pengaruh Temperatur (ET)       0,003  
7 Beban gempa (EQ)         0,00035
0,0343 0,0342 0,0337
< L/240 < L/240 < L/240
OK OK OK
Sumber: (Hasil Analisa 2020)
40

h. Perhitungan Diagfragma
Tinggi diagfragma = 0,5 m
Lebar diagfragma = 0,3 m
Panjang bentang diagfragma = 1,5 m
Tebal lantai kendaraan = 20 cm

Gambar 5.17. Diagfragma Jembatan


Sumber: dlscrib.com/queue/perhitungan-gelagar-jembatan-balok-t

1. Beban mati :
Tabel 5.6. Beban Berat Sendiri pada Diagfragma
No. Jenis   Lebar Tebal Berat Beban
      (m) (m) (kN/m3) (kN/m)
1 Plat lantai 6,00 0,20 25,00 30,00
2 Girder   0,90 1,88 25,00 42,75
QMS = 72,75
Sumber: (Hasil Analisa 2020)

Gaya geser dan momen akibat beban sendiri pada girder adalah :
VMS = ½ x Qms x s
= ½ x 72,75 x 1,5
= 54,5625 kN
MMS = 1/8 x Qms x s2
= 1/8 x 72,75 x 1,52
= 20,4609 kNm

2. Beban mati tambahan :


41

Tabel 5.7. Beban Mati Tambahan pada Diagfragma


No. Jenis   Lebar Tebal Berat Beban
      (m) (m) (kN/m3) (kN/m)
1 Lap.Aspal+overlay 6,00 0,10 22,00 13,2
2 Air hujan   6,00 0,02 10,00 1,20
Beban mati tambahan : QMA = 14,4
Sumber: (Hasil Analisa 2020)

Gaya geser dan momen akibat beban mati tambahan pada girder adalah :
VMA = ½ x Qma x s
= ½ x 14,4 x 1,5
= 10,8 kN
MMA = 1/8 x Qma x s2
= 1/8 x 14,4 x 1,52
= 4,05 kNm

3. Beban truk T
Beban truk T (PTT) = (1+DLA) + T
= (1+0,3) + 100
= 130 kN
Gaya geser dan momen akibat beban mati tambahan pada girder adalah :
VTT = ½ x PTT
= 0,5 x 130
= 65 kN
MTT = 1/8 x PTT x s
= 1/8 x 130 x 1,5
= 28,437 kNm

Tabel 5.8. Kombinasi Momen Ultimate


No. Jenis beban Faktor V M Vu Mu
      Beban (kN) (kNm) (kN) (kNm)
Berat sendiri 54,562 20,460
1,30 88,44 38,691
1 (MS) 5 9
Beb.mati tamb
2,00 10,8 4,05 29,4 12,682
2 (MA)
3 Beban truk "T" 2,00 65 28,437 130 56,874
42

(TT)
247,84 108,247
Sumber: (Hasil Analisa 2020)

Momen ultimate dan gaya geser rencana pada diagfragma :


Mu = 108,247 kNm
Vu = 247,84 Kn

4. Tualangan Lentur Diagfragma


Momen ultimit rencana Girder, Mu = 108,247 kNm
Mutu Beton ƒc’ = 30 Mpa
Mutu Baja Tulangan ƒy = 320 MPa
Tebal Slab Beton, ts = 200 mm
Lebar Diagfragma b = 300 mm
Tinggi Diagfragma h = 500 mm
β1 = 0,85
d’ = 50 mm
ρb = β1 x 0.85 x fc' / fy x 600 / (600 + fy )
= 0,85 x 0,85 x 30/320 x 600/(600+320)
= 0,04415
Rmax = 0,75 x ρb x fy x [1-1/2 x 0,75 x ρb x fy / (0.85 x fc')]
= 0,75 x 0,04415 x 320 x(1 – ½ x 0,75 x 0,04415 x 320/(0,85 x 30)
= 10,596 x 0,7922
= 8,3941
Faktor reduksi kekuatan lentur, ф = 0.80
Tinggi efektif T-Girder :
d = h – d’
= 500 – 50
= 450 mm
Momen nominal rencana :
Mn = Mu / ф
= 108,247 / 0,8
= 135,308 kNm
Faktor tahanan momen, Rn = Mn x10⁶ / (beff x d²) < Rmax
43

Rn = 135,308 x 106 / (1500 x 4502)


= 135,308 x 106/303750000
= 0,381
Kontrol :
Rn < Rmax
0,381 < 8,3941 ............................................................................................. OK!!!
Rasio tulangan yang di perlukan :
ρ = 0.85 x fc' / fy x [ 1 - √ 1 - [2 x 4,754/ (0.85 x fc' )]
= 0,85 x 0,093 x 0,2
= 0,0158

Rasio tulangan minimum :


ρmin = 1.4 / 320
= 0,004375
Luas tulangan yang di perlukan :
As = ρ x beff x d
= 0,0158 x 1500 x 450
= 10665 mm2
Diameter tulangan yang di perlukan, = D = 25 mm2
As1 = π / 4 x D²
= 3,14/4 x 252
= 490,625 mm2
Jumlah tulangan yang diperlukan :
n = As / As1
= 10665 / 490,625
= 25,36
Digunakan tulangan 26 D 25 mm
As’ = As1 x n
= 490,625 x 26
= 12756,25 mm
As’ > As
12756,25 > 12442,5 ................................................................................ Aman!!!
44

5. Tulangan Geser
Gaya geser ultimit rencana Vu = 247,84 kN
Mutu beton : K – 350 Kuat tekan beton fc' = 30 Mpa
Mutu baja tulangan : U- 32 Tegangan leleh baja fy = 320 Mpa
Faktor reduksi kekuatan geser ф = 0.75
Lebar diagfragma b = 300 mm
Tinggi efektif Girder d = 500 mm
Kuat geser nominal beton :
Vc = (√fc') / 6 x b x d x 10-3
= (√30') / 6 x 300 x 500 x 10-3
= 136,93
ф x Vc = 102,697 kN
Perlu tulangan geser
ф x Vs = Vu - ф x Vc
= 247,84 – 102,697
= 145,142 kN
Gaya geser yang di pikul tulangan geser Vs = 145,142 kN
Kontrol dimensi Girder terhadap kuat geser maksimum :
Vsmax = 2 / 3 x √fc' x [b x d] x 10-3
= 2/3 x √30x [300x500] x 10-3
= 547,722
145,142 kN < 547,722 ≈ Dimensi balok memenuhi syaran kuat geser ..........OK!!!
Digunakan sengkang berpenampang : 2 Ø 12
Luas tulangan geser sengkang Av = π /4 x D²
= ¼ x 3,14 x 122
=
113,04 mm
Digunakan sengkang 2 Ø 12 = 2 x 113,04 mm
= 226.286 mm ................................. Aman!!!
Jarak tulangan geser (sengkang) yang di perlukan :
s = 2 x Av x fy / [1 / 3 √ fc'] x b
= 2 x 226,286 x 320 /(1/3 √30) x 300
= 264.42 mm ~ 300 mm
45

Digunakan sengkang : 2 Ø 12 – 300 mm

Anda mungkin juga menyukai