Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme
Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme
Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme
8.A. Latar Belakang Rekontruksionisme
Rekonstrusionisme di pelopori oleh George Count dan Harold Rugg pada tahun
1930 yang ingin membangun masyarakat baru, masyrakat yang pantas dan adil.
Aliran filsafat Rekonstruksionisme dipelopori oleh Goerge Count dan Harold Rugg
pada 1930. Mereka bermaksud membangun masyarakat baru, masyarakat yang dipandang
pantas dan adil.Ide gagasan mereka secara meluas dipengaruhi oleh pemikiran progresif
Dewey; dan ini menjelaskan mengapa aliran Rekonstruksionisme memiliki landasan filsafat
pragmatism. Meskipun mereka banyak terinspirasi pemikiran Theodore Brameld, khususnya
dengan beberapa karya filsafat pendidikannya, mulai dari ‘Pattern of Educational Philosophy
(1950), Toward recunstucted Philosophy of Education (1956), dan Education of power
(1965).
2.Solusi efektif satu-satunya bagi pesoalan- pesoalan dunia kita adalah penciptaan social yang
menjagat.
Kerjasama dari semua bangsa adalah satu-satunya harapan bagi penduduk dunia
yang berkembang terus yang menghuni dunia dengan segala keterbatasan sumber daya
alamnya. Era teknologi telah memunculkan saling ketergantungan dunia, di samping juga
kemajuan-kemajuan di bidang sains. Di sisi lain, kita sedang didera kesenjangan budaya
dalam beradaptasi dengan tatanan dunia baru. Kita sedang berupaya hidup di ruang angkasa
dengan sebuah sistem nilai dan mentalitas politik yang dianut di era kuda dan
andong.Menurut rekonstruksionisme, umat manusia sekarang hidup dalam masyarakat dunia
yang mana kemampuan teknologinya dapat membinasakan kebutuhan-kebutuhan material
semua orang. Dalam masyrakat ini, sangat mungkin muncul penghayal karena komunitas
internasional secara bersama-sama bergelut dari kesibukan menghasilkan dan mengupayakan
kekayaan material menuju ke tingkat dimana kebutuhan dan kepentingan manusia dianggap
paling penting. Dunia semasa itu, orang-orang berkonsentrasi untuk menjadi manusia yang
lebih baik (secara material) sebagai tujuan akhir.
Aliran ini berpijak pada pola pemikiran bahwa untuk memahami realita alam nyata
memerlukan suatu azaz tahu, dalam arti bahwa tidak mungkin memahami realita ini tanpa
melalui proses pengalaman dan hubungan dengan realita terlebih dahulu melalui penemuan
suatu pintu gerbang ilmu pengetahuan. Karenanya baik indra maupun rasio sama-sama
berfungsi membentuk pengetahuan, dan akal di bawa oleh panca indra menjadi pengetahuan
dalam yang sesungguhnya.
1. Tujuan Pendidikan
a. Sekolah-sekolah rekonstruksionis berfungsi sebagai lembaga utama untuk
melakukan perubahan sosial,ekonomi dan politik dalam masyarakat.
b. Tugas sekolah-sekolah rekonstruksionis adalah mengembangkan ”insinyur-insinyur”
sosial,warga-warga negara yang mempunyai tujuan mengubah secara radikal wajah
masyarakat masa kini.
c. Tujuan pendidikan rekonstruksionis adalah membangkitkan kesadaran para peserta
didik tentang masalah sosial, ekonomi dan politik yang dihadapi umat manusia dalam skala
global, dan mengajarkan kepada mereka keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk
mengatasi masalah tersebut.
2. Metode pendidikan
Analisis kritis terhadap kerusakan-kerusakan masyarakat dan kebutuhan-kebutuhan
programatik untuk perbaikan.Dengan demikian menggunakan metode pemecahan masalah,
analisis kebutuhan, dan penyusunan program aksi perbaikan masyarakat.
3. Kurikulum
Kurikulum berisi mata-mata pelajaran yang berorientasi pada kebutuhan-kebutuhan
masyarakat masa depan.
Kurikulum banyak berisi masalah-masalah sosial, ekonomi, dan politik yang
dihadapi umat manusi, yang termasuk di dalamnya masalah-masalah pribadi para peserta
didik sendiri; dan program-program perbaikan yang ditentukan secara ilmiah untuk aksi
kolektif.
Struktur organisasi kurikulum terbentuk dari cabang-cabang ilmu sosial dan proses-
proses penyelidikan ilmiah sebagai metode pemecahan masalah.
Pelajar
Siswa adalah generasi muda yang sedang tumbuh menjadi manusia pembangun
masyarakat masa depan, dan perlu berlatih keras untuk menjadi insinyur-insinyur sosial yang
diperlukan untuk membangun masyarakat masa depan.
Pengajar
Guru harus membuat para peserta didik menyadari masalah-masalah yang dihadapi
umat manusia, mambatu mereka merasa mengenali masalah-masalah tersebut sehingga
mereka merasa terikat untuk memecahkannya.
Guru harus terampil dalam membantu peserta didik menghadapi kontroversi dan
perubahan. Guru harus menumbuhkan berpikir berbeda-beda sebaga suatu cara untuk
menciptakan alternatif-alternatif pemecahan masalah yang menjanjikan keberhasilannya.
Menurut Brameld (Kneller,1971) teori pendidikan rekonstruksionisme ada 5 yaitu:
1) Pendidikan harus di laksanakan di sini dan sekarang dalam rangka menciptakan tata
sosial baru yang akan mengisi nilai-nilai dasar budaya kita, dan selaras dengan yang
mendasari kekuatan-kekuatan ekonomi, dan sosial masyarakat modern.
2) Masyarakat baru harus berada dalam kehidupan demokrasi sejati dimana sumber dan
lembaga utama dalam masyarakat dikontrol oleh warganya sendiri.
3) Anak, sekolah, dan pendidikan itu sendiri dikondisikan oleh kekuatan budaya dan sosial.
4) Guru harus menyakini terhadap validitas dan urgensi dirinnya dengan cara bijaksana
dengan cara memperhatikan prosedur yang demokratis
5) Cara dan tujuan pendidikan harus diubah kembali seluruhnya dengan tujuan untuk
menemukan kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan krisis budaya dewasa ini, dan
untuk menyesuaikan kebutuhan dengan sains sosial yang mendorong kita untuk menemukan
nilali-nilai dimana manusia percaya atau tidak bahwa nilai-nilai itu bersifat universal.
6) Meninjau kembali penyusunan kurikulum, isi pelajaran, metode yang dipakai, struktur
administrasi, dan cara bagaimana guru dilatih.