Jurnal Filsafat Ilmu
Jurnal Filsafat Ilmu
Jurnal Filsafat Ilmu
Nurjannah1
1
Mahasiswa Fakultas Agama Islam,
e-mail : [email protected]
Abstrak
Latar belakang: pada dasarnya, setiap ilmu memiliki dua macam objek, yaitu objek material dan
onjek formal.Objek material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran penyelidikan, seperti tubuh
manusia adalah objek material ilmu kedokteran.Adapun objek formalnya adalah metode untuk
memahami objek material tersebut.Seperti pendekatan deduktif dan induktif. Filsafat sebagai
proses berfikir yang sistematis dan radikal juga memiliki objek material dan objek formal.
Tujuan: mengetahui pengertian filsafat ilmu, ruang lingkup filsafat ilmu dan tinjauan mengenai
filsafat ilmu.
Hasil: filsafat tidak hanya dipandang sebagai induk dan sumber ilmu, tetapi sudah merupakan
bagian dari ilmu itu sendiri, yang juga mengalami spesialisasi. Ilmu sebagai pengetahuan terbagi
dalam dua bentu yaitu melalui wahyu dan indra dan akal. Jadi pengetahuan filsafat adalah mencari
hakikat sesuatu sampai kedasar atau sedalam-dalamnya.
Kesimpulan: filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah dan filsafat memberi
penilaian tentang sumbangan ilmu-ilmu pada perkembangan pengetahuan manusia untuk mencapai
kebenaran
2
Nurhikmah: Filsafat Ilmu
pikiran, dan yang ada dalam kelompok “yang tiada”. Dalam arti
kemungkinan.Adapun objek formal tidak ada atau dalam bahasa lain “
filsafat adalah sudut pandang yang mustahil ada”. Pada umunya bahasan
menyeluruh radikal dan rasional “yang ada” terbagi menjadi 2 bidang
tentang segala yang ada. Namun, yakni fisika dan meta fisika seperti
filsafat tidak hanya sebatas halnya dengan bahasan objek kajian
pengetahuan yang empiris saja, tetapi filsafat ilmu.Pembahasan epistimologi
filsafat mencakup yang empiris dan bersangkutan dengan hakikat
non empiris.Filsafat oleh para filosof pengetahuan dan cara bagai mana atau
disebut sebagai induk ilmu.Sebab, dari dengan sarana apa pengetahuan dapat
filsafatlah ilmu ilmu modern dan diperoleh. Pembahasan aksiologi
kontemporer berkembang, sehingga bersangkutan dengan hakikat nilai.2
manusia dapat menikmati ilmu 2. Pengertian Filsafat Ilmu
sekaligus buahnya, yaitu teknologi. Filsafat adalah kata mejemuk yang
Bahkan dalam perkembangan berasal dari bahasa yunani, yakni
berikutnya, filsafat tidak hanya philosophia dan philosophos. Philo,
dipandang sebagai induk dan sumber berarti cinta ( loving) sedangkan shopia
ilmu, tetapi sudah merupakan bagian atau shopos, berarti pengetahuan atau
dari ilmu itu sendiri, yang juga kebijaksanaan(wisdom). Jadi filsafat
mengalami spesialisasi.Filsafat ilmu secara sederhana berarti cinta pada
yang sedang dibahas ini adalah bagian pengetahuan atau kebijaksanaan.
dari perkembangan filsafat yang sudah Pengertian cinta yang di maksud sini
menjadi sektoral dan terkotak dalam adalah dalam arti yang seluas-luasnya,
satu bidang tertentu karena filsafat yang ingin dan dengan rasa keinginan
tidak dapat hanya berada pada laut itulah ia berusaha mencapai atau
lepas, tetapi diharuskan juga dapat mendalami hal yang diinginkan.
membimbing ilmu.Tugas filsafat Demikian juga yang dimaksud dengan
diantaranya menyatukan visi keilmuan pengetahuan, yaitu dengan mendalam
itu sendiri agar tidak terjadi bentrokan sampai ke akar-akarnya atau sampai
antara berbagai kepentingan.1 kedasar segala dasar.
Adapun objek bahasan filsafat terbagi Kemudian orang arab memindahkan
menjadi 3 pokok bahasan : kata yunani pholoshopia kedalam
a. Al wujud atau ontologi bahasa arab menjadi falsafa hal ini
b. Al ma’rifat atau epistimologi sesuai dengan tabi’at susunan kata-kata
c. Al qayyim atau aksiologi arab dengan pola fa’lalah, fi’lal.
Pembahasan ontologi mencakup Karena itu kata benda dari kata kerja
hakikat segala yang ada. Dalam dunia falsafa seharusnya falsafah dan filsfat.3
filsafat “yang mungkin ada” termasuk Dalam kamus besar Indonesia kata ini
pengertian “yang ada”. Dengan kata terpakai dengan sebutan filsafat.4
lain “yang mungkin ada” merupkan Ilmu berasal dari bahasa arab‘alima
salah satu jenis “yang ada”. Dan ia ya’lamu, ‘ilman dengan wazan fa’ila
tidak dapat di masukkan kedalam yaf’alu yang berarti mengerti,
3
Nurhikmah: Filsafat Ilmu
4
Nurhikmah: Filsafat Ilmu
5
Nurhikmah: Filsafat Ilmu
karena filsafat tidak dapat hanya berada 7. Amsal Bahtiar, Filsafat Ilmu ,( depok:
pada laut lepas, tetapi diharuskan juga rajawalii pers, 2017 ) hlm,5-6.1
Daftar Pustaka
1. Filsafat Ilmu. Amsal Bakhtiar
2. Filsafat Islam. Sirajuddin Zar, Jakarta:
2004. hlm 7-8
3. Harun Nasution, Falsafat Agama,
(Jakarta: Bulan Bintang, Jakarta, 1973),
cet.I, hlm.7.
4. Dapartemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Kamus Besar Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1990 ), cet III, hlm. 242.
5. Jujun S. Suriasumatri, Filsafat Ilmu;
sebuah pengantar populer, (Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan, 1998 ) cet. 1, hlm
324.
6. Wihadi Admojo,et.al. Kamus Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998),
cet I hlm.324.
1
Nurjannah