113 422 1 PB
113 422 1 PB
113 422 1 PB
https://doi.org/10.47679/jopp.311132021
ISSN 2502-4825 (print), ISSN 2502-9495 (online)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri remaja.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-
siswi SMA Pondok Modern Selamat 2 Batang dengan sampel 230 siswa. Metode pengambilan sampel mengunakan
teknik Purposive Sampling. Alat ukur penelitian terdiri dari 2 skala. Skala penyesuaian diri yang terdiri dari 20 aitem
dengan reliabilitas skala sebesar 0,809 dan skala dukungan sosial terdiri dari 34 aitem dengan reliabilitas skala sebesar
0,900. Analisis data menggunakan korelasi product moment. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan positif
antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri dengan R= 0,264 Fhitung= 38.464 dengan signifikansi 0,000 (p<0,05).
Semakin tinggi dukungan sosial maka semakin baik penyesuaian diri di pesantren. Sumbangan efektif yang diberikan
oleh variabel dukungan sosial terhadap penyesuaian diri adalah sebesar 26,4%.
UKInstitute
Journal of Psychological Perspective, 3(1), June 2021, – 24
umumnya memerlukan waktu guna bisa memposisikan diri diselesaikan, hal ini bisa memunculkan penyesuaian diri
di lingkungan dan menyesuaikan diri agar bisa mengikuti negatif ataupun frustasi. Penyesuaian diri yang negatif
pendidikan agama dengan baik, akhirnya pada proses itu senantiasa memunculkan sejumlah permasalahan di
sangatlah rawan santri kejenuhan serta kebingungan. kehidupan (Prawira, 2016).
Sesuai pemaparan (Kartono, 2000) penyesuaian diri Manusia pada proses penyesuaian diri mereka
merupakan usaha seseorang guna mencapai harmoni dalam menghadapi sejumlah cara hidup, mengatur hidupnya, serta
diri sendiri serta lingkungannya. menciptakan masyarakat guna usaha bersama yang diawali
Setiap tahap perkembangan remaja mempunyai melalui teman, keluarga, kelompok organisasi selanjutnya
kebutuhan kebutuhan yang wajib dipenuhi guna akan terus maju serta memperoleh pengalaman serta
melanjutkan tugas serta bertahan. Perkembangan itu pengetahuan. Pendidikan merupakan sebuah proses. Lewat
berasal melalui faktor baik dalam diri remaja, lingkungan proses ini, individu dapat menyesuaikan diri dengan unsur
dan keluarga. Permasalahan yang timbul pada remaja pengalaman yang menjadi kepribadian kehidupan modern
menjadikan kekuatan dalam diri remaja supaya bisa kemudian untuk menyiapkan diri untuk kehidupan remaja
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. yang sukses. Penyesuaian diri mempunyai fase pada
Penyesuaian diri merupakan proses bagaimana seseorang prosesnya, lama tidak ataupun sukses tidaknya fase
mencapai keseimbangan diri untuk memenuhi kebutuhan sangatlah dipengaruhi budaya serta pengalaman pada
selaras pada lingkungan (Fatimah, 2009). Hal ini merupakan lingkungan itu (Kertamuda & Herdiansyah, 2009). Remaja
proses alamiah serta dinamis yang memiliki tujuan yang baru masuk lingkungan asing sepenuhnya belum bisa
memperbaiki perilaku seseorang supaya bisa terjalin menyesuaikan diri terhadap lingkungan maupun sosial. Hal
hubungan yang lebih selaras pada keadaan lingkungan. ini remaja dalam menghadapi masalah ataupun kesulitan
Penyesuaian diri bukanlah hal yang mudah bagi remaja. menyesuaikan diri akan lebih mudah dengan terdapatnya
Kasus-kasus penyesuaian diri terhadap remaja di pesantren dukungan sosial melalui orang tua, teman sebaya maupun
sebagian santriwati mengalami kesulitan dalam bergaul lingkungan sekitar.
pada teman baru saat memasuki pesantren. Kesulitan Dukungan sosial yang diberikan dengan baik dari orang
lainnya yang terjadi pada remaja di pesantren bermacam- terdekat atau lingkungan biasanya menciptakan suasana
macam, mulai dari kesulitan mengikuti peraturan baru, yang hangat, seperti berkomunikasi dengan baik pada
kesulitan menyesuaikan bangun tidur sebelum shubuh, teman-temannya dan pengurus pondok pesantren. Suasana
kesulitan untuk selalu memakai jilbab saat keluar kamar yang hangat bagi remaja yaitu ketika makan bersama,
bagi santri putri, dan kesulitan untuk selalu memakai belajar bersama dan sholat berjama’ah. Remaja mampu
sarung atau peci kecuali pada saat olahraga dan bersih- melakukan penyesuaian diri yang tepat guna
bersih lingkungan pesantren bagi santri putra, kewajiban menyelesaikan serta menghadapi suatu masalah ataupun
mengikuti semua kegiatan di pesantren serta penyesuaian kesukaran yang dihadapi ketika remaja memperoleh umpan
diri dengan aturan yang tidak diperbolehkan, seperti balik melalui rekan sebaya yaitu nasihat ataupun saran.
menggunakan handphone. (Haber & Richard, 1984) Dukungan sosial bisa pula diamati melalui keluarga yaitu
memaparkan jika semua individu pastilah mengalami orang tua, adalah lingkungan pertama yang dikenal
permasalahan untuk mencapai tujuan hidup serta seseorang sejak lahir kemudian orang tua serta anak
penyesuaian diri sebagai kondisi ataupun proses. Santriwati memiliki bantuan yang diberi orang tua pada anaknya yang
yang berada di pondok pesantren cenderung merasa menjadikan seseorang mempunyai keyakinan diri serta
kesepian karena jauh dari orang tuanya juga termasuk perasaan positif terkait dirinya sendiri kemudian seseorang
kesulitan. sanggup menjalani sekolahnya (Wijaya & Pratitis , 2012).
Rutinitas aktivitas yang sangatlah padat serta peraturan
yang sangatlah jauh tidak sama dengan kehidupan Remaja dalam menghadapi masalah ataupun kesulitan
sebelumnya yang mengalami perubahan drastis, misalnya menyesuaikan diri akan lebih mudah dengan terdapatnya
santriwati yang sebelumnya tidak memakai jilbab pada saat dukungan sosial melalui orang tua maupun lingkungan,
dipondok wajib memakai jilbab ketika keluar dari kamar seperti kasus yang ada. Dukungan sosial adalah hubungan
masing-masing. Di masa remaja awal seseorang akan yang bersifat membantu, misalnya ada kesulitan ataupun
mengalami fase peralihan serta masih mengalami masalah dapat dibantu dengan cara memberi saran, nasihat
ketidakyakinan terhadap perubahan dengan cara fisik yang maupun bantuan real. Akhirnya seseorang merasakan
ada di tubuhnya sendiri (Sarwono, 2002). Remaja awal akan dicintai, dihargai serta diperhatikan. Dukungan sosial
menumbuhkan pikiran baru serta belum bisa mengontrol didapatkan melalui orangtua, rekan terdekat dan
emosinya, seringkali merasa tidak yakin, tidak puas, tidak lingkungan pesantren.
stabil, cepat merasa kecewa, serta rendah diri. Semua makhluk hidup pada sebuah lingkungan, baik
Remaja yang baru masuk ke lingkungan pesantren dalam lingkungan ataupun fisik harus saling mengadakan
haruslah bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan interaksi satu dengan yang lain. Permasalahan penyesuaian
pesantren, seperti mengikuti peraturan yang ada dan diri untuk makhluk hidup ataupun yang lebih dikenal
mengikuti kegiatan pesantren. Banyak remaja yang tidak dengan proses adaptasi, terkhusus manusia, bukan hanya
mampu dalam menyesuaikan diri akan lebih menjadi terjadi dengan lingkungan sekelilingnya. Hal ini teruslah
remaja yang rendah diri dan malu bila ada disekitar individu berlangsung serta tetap ada sampai era globalisasi.
lain ataupun keadaan yang dianggap asing. Hal ini Misalnya, kehidupan pada saat di sekolah maupun dirumah
menunjukan ketika terpisah dari keluarganya anak akan terus mengalami penyesuaian dalam diri. Penyesuaian diri
menghadapi masalah yang baru dan dihadapkan pada merupakan sebuah proses alamiah serta dinamis yang
situasi lingkungan yang baru sehingga dirinya merasa asing. memiliki tujuan guna mengubah perilaku seseorang supaya
Penyesuaian diri merupakan sebuah proses dari hasil tercipta hubungan yang selaras pada keadaan lingkungan
kelompok ataupun individu menghadapi kondisi baru pada (Fatimah, 2010). Penyesuaian diri menurut (Sofyan, 2010)
lingkungan hidup, dan tingkah lakunya bisa diterima pada remaja bisa bergaul serta hidup dengan wajar pada
hidup bersama dengan masyarakat sekitar. Penyesuaian diri lingkungan, kemudian remaja puas pada lingkungan serta
itu bisa terhambat ataupun lancar, seseorang tidak dirinya sendiri.
menghadapi kendala, jikalau terdapat bisa diselesaikan Dukungan sosial merupakan pemikiran paling baik
secara baik. Sedangkan, jika terdapat kendala yang tidak sebagai sebuah konstruk multidimensional yang memuat
UKInstitute
Journal of Psychological Perspective, 3(1), June 2021, – 25
Berdasarkan uji linieritas pada variabel dukungan sosial signifikan antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri
dengan penyesuaian diri memperoleh F linier sebesar pada siswa SMA Pondok Modern Selamat 2 Batang. Hasil
38.464 dengan taraf signifikan sebesar 0,000 (p<0,05). Hasil tersebut menunjukan bahwa hipotesis dalam penelitian ini
tersebut menunjukkan bahwa variabel dukungan sosial dapat diterima yang artinya semakin tinggi dukungan sosial
dengan penyesuaian diri terdapat hubungan yang linier. maka semakin baik penyesuaian diri pada remaja yang
Berdasarkan hasil uji korelasi antara dukungan sosial tinggal di pesantren. Presentase dukungan sosial dan
dengan penyesuaian diri dapat diperoleh bahwa rxy = 0,514 penyesuaian diri berdasarkan kategorisasi penelitian ini
dan Fhitung = 38.464 dengan signifikansi 0,000 (p<0,05). Hal dapat dilihat pada table berikut :
ini mengungkapkan bahwa adanya hubungan positif yang
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, Uji guna menguji hubungan antara dukungan sosial dengan
korelasi dalam penelitian ini memakai teknik analisis penyesuaian diri pada remaja. Menurut uji korelasi Product
korelasi Product Moment. Teknik ini digunakan peneliti Moment yang dilakukan antara dukungan sosial dengan
UKInstitute
Journal of Psychological Perspective, 3(1), June 2021, – 26
penyesuaian diri dapat diperoleh bahwa rxy = 0,514 dan terhadap stres lingkungan pada. Jurnal Psikologi, 1(2), 79-
Fhitung= 38,464 dengan signifikansi 0,000 (p<0,05). Dengan 89.
ini mengungkapkan bahwa adanya hubungan positif yang Kartono, K. (2000). Hygiene mental. Jakarta: CV. Mandar Maju.
signifikan antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri Kertamuda, F., & Herdiansyah, H. (2009). Pengaruh strategi
remaja di SMA Pondok Modern Selamat 2 Batang. Hasil coping terhadap penyesuaian diri mahasiswa baru. Jurnal
tersebut menunjukan bahwa hipotesis pada penelitian ini Universitas Paramadina, 6(1), 11-23.
dapat diterima. Jadi semakin tinggi dukungan sosial maka
Kusrini, W., & Prihartanti, N. (2014). Hubungan dukungan sosial
semakin baik penyesuaian diri pada remaja yang tinggal di
dengan kepercayaan diri dengan prestasi bahasa inggris
pesantren. siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Boyolali. Jurnal Penelitian
Hasil penelitian ini memiliki tujuan yaitu melihat Humaniora, 15(2), 131-140.
hubungan antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri
Lestari, V. (2016). Hubungan antara dukungan sosial orangtua
remaja di SMA Pondok Modern Selamat 2 Batang.
dengan penyesuaian diri remaja dengan orangtua bercerai.
Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan teknik Jurnal Psikologi , 2(2), 44-50.
analisis korelasi Product Moment, maka telah diperoleh
Mappiare, A. (1982). Psikologi remaja. Surabaya: Usaha
Flinier = 38,464 dengan taraf signifikan p = 0,000 (p < 0,05).
Nasional.
Hasil penelitian diperkuat dari penelitian dahulu yang
dilakukan oleh oleh (Tricahyani, Widiasavitri, & Putu, 2017) Marni, A., & Yuniawati, R. (2015). Hubungan dukungan sosial
meneliti tentang hubungan antara dukungan sosial dengan dengan penerimaan diri pada lansia dipanti werdha budi
penyesuaian diri pada remaja awal dipanti asuhan kota dharma Yogyakarta. Jurnal Fakultas Psikologi, 3(1), 1-7.
denpasar, menunjukan adanya pengaruh positif yang Monks, F., & dkk. (2014). Psikologi perkembangan. Yogyakarta:
signifikan. Hal ini membuktikan bahwa terdapat hubungan Gadjah Mada University Press.
yang positif antara dukungan sosial dengan penyesuaian Myers, G. D. (2012). Psikologi Sosial edisi 10. Jakarta: Salemba
diri pada remaja awal di panti asuhan. Humanik.
Papalia, Diane, E., & dkk. (2009). Human development
perkembangan manusia. Jakarta: Salemba Humanika.
Prawira, P. A. (2016). Psikologi pendidikan dalam perspektif
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI baru. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.
Pritaningrum, M., & Hendriani, W. (2013). Penyesuaian diri
Berdasar analisi data dari hasil penelitian yang telah
remaja yang tinggal dipondok pesantren modern nurul
dilakukan bisa disimpulkan yaitu adanya hubungan positif
izzah gresik pada tahun pertama. Jurnal Psikologi
yang signifikan antara dukungan sosial dengan penyesuaian Kepribadian dan Sosial, 2(3), 134-143.
diri. Yang memiliki arti semakin tinggi dukungan sosial
Priyatno, D. (2016). SPSS Handbook: Analisis data, olah data dan
maka semakin baik penyesuaian diri remaja di pesantren.
penyelesaian kasus-kasus statistik. Yogyakarta: MediaKom.
Sebaliknya semakin rendah dukungan sosial maka
penyesuaian diri akan berdampak negatif. Sarafino, E. P., & Smith, T. W. (2011). Health psychology.
America: Jay O Colaghan.
Sarwono. (2002). Psikologi remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
DAFTAR PUSTAKA
Schneiders, A. A. (1964). Personal adjustment and mental
Azwar, S. (2016). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka health. New York: Rinehart and Winston.
Belajar. Semiun, Y. (2006). Kesehatan Mental. Yogyakarta: Kanisius.
Azwar, S. (2017). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Singgih, D. G. (2007). Psikologi remaja. Jakarta: Gunung Mulia.
(Anggota IKAPI) Pustaka Belajar.
Smet, & Bart. (1994). Psikologi kesehatan. Jakarta: Grasindo.
Baron, R. A. (2004). Psikologi sosial. Jakarta: Erlangga.
Sofyan, W. (2010). Remaja & masalahnya. Bandung: Alfabeta.
Cohen, S., & Hobermen, H. (1983). Positive events and social
supports as buffers of life change stress. Journal Of Applied Soeparwoto, dkk. (2004). Psikologi perkembangan. Semarang:
Social Psychology, 13. 99-125. Unnes Press
Erikson, E. H. (2010). Chilhood and society. Yogyakarta: Pustaka Stanley, & Beare. (2007). Buku ajar keperawatan Gerotik.
Belajar. Jakarta: EGC.
Fatimah, E. (2009). Psikologi perkembangan: perkembangan Sugiyono. (2014). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan
peserta didik. Bandung: Pustaka Setia. R&D. Bandung: Alfabeta.
Fatimah, E. (2010). Psikologi perkembangan. Bandung: Pustaka Sunarto, H. (2006). Perkembangan peserta didik. Jakarta: Rineka
Setia. Cipta.
Friedlander, L. J., & dkk. (2007). Social support, self esteem, and Tricahyani, I. A., & Widiasavitri, P. N. (2016). Hubungan antara
stress as predictors of adjustment to university among first dukungan sosial dengan penyesuaian diri pada remaja awal
year undergraduate. Journal Of College Student dipanti asuhan kota Denpasar. Jurnal Psikologi Udayana,
Development, 48(3), 259-274. 3(3), 542-550.
Gunandar, M. S., & Utami, M. S. (2017). Hubungan antara Wahyuni, N. S. (2016). Hubungan dukungan sosial teman
dukungan sosial orangtua dengan penyesuaian diri sebaya dengan kemampuan bersosialisasi pada siswa SMK
mahasiswa baru yang merantau. Gadjah Mada Journal Of Negeri 3 Medan. Jurnal Diversita, 2(2), 1-11.
Psychology, 3(2), 98-109. Wijaya, I. P., & Pratitis , N. T. (2012). Efikasi diri akademik,
Haber, A. P., & Richard, R. (1984). Psychology of adjustment. dukungan sosial orangtua dan penyesuaian diri mahasiswa
Jakarta: The Dorsey Press. . Jurnal Pesona, 1(1), 40-52.
UKInstitute