LP + Askep CA Colon Boyke Fixxxxxxxxxx
LP + Askep CA Colon Boyke Fixxxxxxxxxx
LP + Askep CA Colon Boyke Fixxxxxxxxxx
Oleh :
BOYKE DIMAS
NIM. A2R17045
2021
1
LAPORAN PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Kanker kolon merupakan kanker yang menyerang bagian usus besar, yakni bagian
akhir dari sistem pencernaan. Sebagian besar kasus kanker kolorektal dimulai dari sebuah
benjolan/polip kecil, dan kemudian membesar menjadi tumor (Yayasan Kanker Indonesia,
2018).
Kanker kolon adalah keganasan yang berasal dari jaringan usus besar, terdiri dari
kolon (bagian terpanjang dari usus besar) (Komite Penanggulangan Kanker Nasional, 2015).
B. ETIOLOGI
Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan waktu
peredaran pada usus besar (Aliran depan feses) yang meliputi faktor kausatif. Petunjuk
pencegahan yang tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society, The National Cancer
Institut, dan organisasi kanker lainnya. Faktor resiko telah teridentifikasi untuk kanker
kolon
Usia lebih dari 40 tahun
Darah dalam feses
Riwayat polip rektal atau polip kolon
Adanya polip adematosa atau adenoma villus
Riwayat keluarga dengan kanker kolon atau poliposis dalam keluarga • Riwayat
penyakit usus inflamasi kronis
Diet tinggi lemak, protein, daging dan rendah serat.
Makanan – makanan yang pasti di curigai mengandung zat-zat kimia yang
menyebabkan kanker pada usus besar. Makanan tersebut juga mengurangi waktu
peredaran pada perut, yang mempercepat usus besar menyebabkan terjadinya kanker.
Makanan yang tinggi lemak terutama lemak hewan dari daging merah, menyebabkan
sekresi asam dan bakteri anaerob, menyebabkan timbulnya kanker di dalam usus besar.
Daging yang di goreng dan di panggang juga dapat berisi zat-zat kimia yang menyebabkan
kanker. Diet dengan karbohidrat murni yang mengandung serat dalam jumlah yang banyak
dapat mengurangi waktu peredaran dalam usus besar. Beberapa kelompok menyarankan
2
diet yang mengandung sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran dan buah-buahan.
( Mormons,seventh Day Adventists ).
Makanan yang harus dihindari :
Daging merah
Lemak hewan
Makanan berlemak
Daging dan ikan goreng atau panggang
Karbohidrat yang disaring (example : sari yang disaring)
Makanan yang harus dikonsumsi :
Buah – buahan dan sayur – sayuran khususnya Craciferous Vegetables dari
golongan kubis (seperti brokoli)
Butir padi yang utuh
Cairan yang cukup terutama air
C. MANIFISTASI KLINIS
Manifestasi kanker kolon menurut (Yayasan Kanker Indonesia, 2018):
a. Perubahan pada pola buang air besar termasuk diare, atau konstipasi atau
perubahan pada lamanya saat buang air besar, dimana pola ini berlangsung selama
beberapa minggu hinggabulan. Kadang-kadang perubahan pola itu terjadi sebagai
perubahan bentuk dari feses atau kotoran dari hari ke hari (kadang kadang keras,
lalu lunak, dan seterusnya)
b. Pendarahan pada buang air besar atau ditemukannya darah di feses, seringkali
hanya dapat dideteksi di laboratorium
c. Rasa tidak nyaman pada bagian abdomen atau perut seperti keram, gas atau rasa
sakit yang berulang
d. Perasaan bahwa usus besar belum seluruhnya kosong sesudah buang air besar
e. Rasa cepat lelah, lesu lemah atau letih
f. Turunnya berat badan secara drastis dan tidak dapat dijelaskan sebabnya
D. KLASIFIKASI
Klasifikasi kanker kolon dapat ditentukan dengan sistem TNM (T = tumor, N =
kelenjar getah bening regional, M = jarak metastese).
T Tumor primer
TO Tidak ada tumor
TI Invasi hingga mukosa atau sub mukosa
3
T2 Invasi ke dinding otot
T3 Tumor menembus dinding otot
N Kelenjar limfa
N0 tidak ada metastase
N1 Metastasis ke kelenjar regional unilateral
N2 Metastasis ke kelenjar regional bilateral
N3 Metastasis multipel ekstensif ke kelenjar regional
M Metastasis jauh
MO Tidak ada metastasis jauh
MI Ada metastasis jauh
E. KOMPLIKASI
Komplikasi pada pasien dengan kanker kolon yaitu:
Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap.
Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen, limfogen dan penyebaran
langsung.
Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar kolon
yang menyebabkan hemoragi.
Perforasi usus dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses.
Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.
Pembentukan abses
4
F. PATHWAY
genetik
Perubahan metaplasia pada
usia epitel dinding kolon
Penyakit kronik
Terjadi Hiperplasia pada sel
merokok kanker
Perdarahan intestinal,
feses bercampur Risiko infeksi
darah
Anemia
Keletihan
5
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Endoskpi
Pemeriksaan endoskopi perlu dilakukan baik sigmoidoskopi maupun
kolonoskopi. Gambaran yang khas karsinoma atau ulkus akan dapat dilihat
dengan jelas pada endoskopi, dan untuk menegakkan diagnosis perlu
dilakukan biopsi.
2. Radiologis
Pemeriksaan radiologis yang dapat dilakukan antara lain adalah foto dada dan
foto kolon (barium enema). Foto dada dilakukan untuk melihat apakah ada
metastasis kanker ke paru. Pemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat
memperjelas keadaan tumor dan mengidentifikasikan letaknya. Tes ini
mungkin menggambarkan adanya kebuntuan pada isi perut, dimana terjadi
pengurangan ukuran tumor pada lumen. Luka yang kecil kemungkinan tidak
teridentifikasi dengan tes ini. Enema barium secara umum dilakukan setelah
3. Ultrasonografi (USG)
Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon, tetapi digunakan untuk
melihat ada tidaknya metastasis kanker ke kelenjar getah bening di abdomen
dan hati.
4. Histopatologi
Biopsy digunakan untuk menegakkan diagnosis. Gambar histopatologis
karsinoma kolon adalah adenokarsinoma dan perlu ditentukan diferensiansi
sel.
5. Laboratorium
Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan pasien mengalami
perdarahan (FKUI, 2001 : 210). Tumor marker (petanda tumor) yang biasa
dipakai adalah CEA. Kadar CEA lebih dari 5 mg/ ml biasanya ditemukan
karsinoma kolorektal yang sudah lanjut. Berdasarkan penelitian, CEA tidak
bisa digunakan untuk mendeteksi secara dini karsinoma kolorektal, sebab
ditemukan titer lebih dari 5 mg/ml hanya pada sepertiga kasus stadium III.
Pasien dengan buang air besar lendir berdarah, perlu diperiksa tinjanya secara
bakteriologi terhadap shigella dan juga amoeba.
6. Scan (misalnya, MR1. CZ: gallium) dan ultrasound
Dilakukan untuk tujuan diagnostik, identifikasi metastatik, dan evaluasi
respons pada pengobatan.
6
7. Biopsi (aspirasi, eksisi, jarum)
Dilakukan untuk diagnostik banding dan menggambarkan pengobatan dan
dapat dilakukan melalui sum – sum tulang, kulit, organ dan sebagainya.
H. PENATALAKSANAAN
1. Pembedahan (Operasi)
Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebanyakan kanker kolon dan
rektal, pembedahan dapat bersifat kuratif atau paliatif. Kanker yang terbatas
pada satu sisi dapat diangkat dengan kolonoskop. Kolostomi laparoskopi
dengan polipektomi merupakan suatu prosedur yang baru dikembangkan
untuk meminimalkan luasnya pembedahan pada beberapa kasus. Laparoskop
digunakan sebagai pedoman dalam membuat keputusan di kolon, massa tumor
kemudian di eksisi. Reseksi usus diindikasikan untuk kebanyakan lesi kelas A
dan semua kelas B serta lesi C. Pembedahan kadang dianjurkan untuk
mengatasi kanker kolon kelas D. Tujuan pembedahan dalam situasi ini adalah
paliatif. Apabila tumor sudah menyebar dan mencakup struktur vital sekitar,
operasi tidak dapat dilakukan. Tipe pembedahan tergantung dari lokasi dan
ukuran tumor.
2. Penyinaran (Radioterapi)
Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya
sinar X, atau sinar gamma, difokuskan untuk merusak daerah yang ditumbuhi
tumor, merusak genetic sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak
sel-sel yang pembelahan dirinya cepat, antara alin sel kanker, sel kulit, sel
dinding lambung & usus, sel darah. Kerusakan sel tubuh menyebabkan lemas,
perubahan kulit dan kehilangan nafsu makan.
3. Kemotherapy
Chemotherapy memakai obat anti kanker yang kuat , dapat masuk ke dalam
sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar.
Obat chemotherapy ini ada kira–kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau
dimakan, pada umumnya lebih dari satu macam obat, karena digabungkan
akan memberikan efek yang lebih bagus (FKUI, 2001 : 211)
4. Difersi vekal untuk kanker kolon dan rektum
Berkenaan dengan teknik perbaikan melalui pembedahan, kolostomi dilakukan
pada kurang dari sepertiga pasien kanker kolorektal. Kolostomi adalah
pembuatan lubang (stoma) pada kolon secara bedah. Stoma ini dapat berfungsi
7
sebagai difersi sementara atau permanen. Ini memungkinkan drainase atau
evakuasi isi kolon keluar tubuh. Konsistensi drainase dihubungkan dengan
penempatan kolostomi yang ditentukan oleh lokasi tumor dan luasnya invasi
pada jaringan sekitar.
5. Penatalaksanaan Keperawatan
Dukungan adaptasi dan kemandirian.
Meningkatkan kenyamanan.
Mempertahankan fungsi fisiologis optimal.
Mencegah komplikasi.
Memberikan informasi tentang proses/kondisi penyakit, prognosis, dan
kebutuhan pengobatan.
6. Penatalaksanaan Diet
Cukup mengkonsumsi serat, seperti sayur – sayuran dan buah – buahan
Serat dapat melancarkan pencemaan dan buang air besar sehingga
berfungsi menghilangkan kotoran dan zat yang tidak berguna di usus,
karena kotoran yang terlalu lama mengendap di usus akan menjadi
racun yang memicu sel kanker.
Kacang – kacangan (lima porsi setiap hari) • Menghindari makanan
yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi terutama yang
terdapat pada daging hewan.
Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena
hal tersebut dapat memicu sel karsinogen / sel kanker.
Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan.
Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur.
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Kronik b.d gangguan fungsi metabolik
2. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makanan
3. Risiko infeksi b.d penyakit kronis
4. Keletihan b.d kondisi fisiologi
J. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Nyeri Kronik b.d gangguan fungsi metabolik
Menejemen Nyeri
Observasi
8
- lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aroma terapi, teknik
imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
- Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Terapeutik
- Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
- Hentikan pemberian makan melalui selang nasigastrik jika asupan oral dapat
ditoleransi
Edukasi
- Anjurkan posisi duduk, jika mampu
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri, antiemetik),
jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan, jika perlu
3. Risiko infeksi b.d penyakit kronis
Pencegahan Infeksi
10
Observasi
- Identifikasi riwayat kesehatan dan riwayat alergi
Terapeutik
- Berikan suntikan pada pada bayi dibagian paha anterolateral
Edukasi
- Jelaskan tujuan, manfaat, resiko yang terjadi, jadwal dan efek samping
Terapeutik
- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. cahaya, suara,
kunjungan)
11
- Lakukan rentang gerak pasif dan/atau aktif
- Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
12
DAFTAR PUSTAKA
Lewis, SL., Dirksen, SR., Heitkemper, MM, and Bucher, L.(2014).Medical surgical Nursing.
Mosby: ELSIVER
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
13
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009
IDENTITAS
1. Nama : Ny. L
2. Umur : 33 Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki laki
4. Agama : Islam
5. Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
6. Bahasa : Jawa
7. Pendidikan : SMA
8. Pekerjaan : Wiraswasta
9. Alamat : Ds. Ngantru
10. Alamat yg mudah dihubungi : Ds. Ngantru
11. Ditanggung oleh : Askes / Astek / Jamsostek / JPS / Sendiri
14
pasien MRS dengan keluhan nyeri pada perut bagian bawah , tidak nafsu makan
menggerakkan ektremitas
b. Keluhan Utama :
nyeri
2. Riwayat Penyakit Sekarang ( PQRST ) :
Pasien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah sebelum MRS. Pasien dibawah
keluarga ke IGD RSUD Dr. Iskak pada tanggal 28 agustus 2021. Dengan Hb 6,5 gr/dl
Saat tiba di ruang IGD pasien segera diberikan penanganan. Selanjutnya pasien di
pindahkan ke ruangan cempaka untuk perawatan intensif. Saat di ruang Saat dikaji
pasien Pasien tampak tidak nafsu makan, cepat kenyang, BB turun 7kg dalam waktu
2minggu. serum albumin 3 gr/dl. Perut bagian bawah terasa nyeri, kembung dan
tegang.
P : Nyeri terasa saat pasien beraktivitas px lemas tidak beraktivitas atau beristirahat
Q : nyeri terasa seperti di tusuk tusuk
R : nyeri terasa diperut bagian bawah
S : skala nyeri 5
T : nyeri dirasa lebih dari 3 bulan, muncul sewaktu-waktu dengan durasi yang tidak
menentu
15
4. Hal-hal yang Suasana tenang Suasana tenang
mempermudah tidur
B. Pola Eliminasi
1. B A B
- Warna Kuning kecoklatan Coklat
- Bau Khas Khas
- Konsistensi Padat Lunak
- Jumlah - -
- Frekwensi 1-2x/hari 4x sehari
- Masalah BAB Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada
2. B A K
- Warna Kuning Bening
- Bau Khas Khas
- Konsistensi Cair Cair
- Jumlah Tidak terkaji Tidak terkaji
- Frekwensi 4x sehari 3x sehari
- Masalah BAK Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada
2. Minum
- Oral / NGT 1000ml/hari 1000ml/hari
- Frekwensi Air putih Air putih
- Jenis Tidak ada Tidak ada
- Diit Tidak ada Tidak ada
- Pantangan Tidak ada Tidak ada
- Yang Disukai Tidak ada Tidak ada
- Yang Tdk disukai Tidak ada yang tidak suka Tidak ada yang tidak suka
- Alergi Tidak ada Tidak ada
- Masalah minum Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada
16
D. Kebersihan diri / personal
hygiene :
1. Mandi 2x sehari Px belum mandi
2. Keramas 1x per 2 hari Belum keramas
3. Pemeliharaan gigi dan Gigi dan mulut bersih Px gosok gigi
mulut
4. Pemeliharaan kuku 1x/2hari 1x/2hari
5. Ganti pakaian 3x sehari 3x sehari
F. Kebiasaan
- Merokok Tidak Tidak
- Alkohol Tidak Tidak
- Jamu, dll Tidak Tidak
C. Rekreasi
Hobby : mendengarkan musik
Penggunaan Waktu Senggang :
Menonton tv
D. Dampak dirawat di Rumah Sakit :
Pasien tidak dapat bekerja seperti biasanya
E. Hubungan dengan orang lain / interaksi sosial :
Pasien tampak terbuka
F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan :
Suami
KONSEP DIRI
B. Gambaran Diri
Pasien suka dan menerima semua fisik tubuhnya
C. Harga Diri
Pasien tidak menarik diri dari lingkunganya
D. Ideal Diri
Seharusnya pasien bekerja
E. Identitas Diri
Pasien mengatakan pasien sorang perempuan
F. Peran
Pasien seorang istri dan seorang suami dan seorang ibu
17
DATA SPIRITUAL
A. Ketaatan Beribadah :
Pasien beribadah diatas tempat tidur
B. Keyakinan terhadap sehat / sakit :
Pasien yakin akan segera cepat sembuh
C. Keyakinan terhadap penyembuhan :
Pasien yakin kalau dirawat di RS akan segera cepat sembuh dan cepat pulang
PEMERIKSAAN FISIK
A. Kesan Umum / Keadaan Umum
k/u tampak lemas
18
normal
g. Tekanan bola mata :
tidak terkaji
8. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi :
tidak ada sumbatan dan posisi simetris
b. Lubang Hidung :
bersih, tidak ada darah/kotoran
c. Cuping hidung :
tidak ada pernafasan cuping hidung
9. Telinga
a. Bentuk telinga : simetris
Ukuran telinga : normal
Ketegangan telinga : Elastis
b. Lubang telinga :
Bersih
c. Ketajaman pendengaran :
normal, px mampu mendengarkan detak jam tangan, kanan dan kiri
sama kerasnya
19
e. Tekstur : normal
f. Kelembaban : kering
g. Kelainan pada kulit : tidak ada
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan Palpasi
- Pulsasi : terlihat
- Ictus cordis : ICS 5 liniea mid clavicula sinistra
b. Perkusi
Batas-batas jantung :
Kanan atas : ICS II liniea sternalis dekstra
kiri atas : ICS II liniea sternalis sinista.
Kanan bawah : ICS IV liniea sternalis dekstra,
kiri bawah : ICS IV liniea sternalis sinistra
Auskultasi
- Bunyi jantung I : lup (terdengar tunggal)
- Bunyi jantung II : dup ( terdengar tunggal)
- Bunyi jantung Tambahan : tidak ada
- Bising / Murmur : tidak ada
20
- Frekwensi denyut jantung : 80x/menit
Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : ada acites
- Benjolan / Massa : tidak ada
- Bayangan pembuluh darah pada abdomen
Tidak terlihat
b. Auskultasi
- Peristaltik Usus : 20x/menit
c. Palpasi
- Tanda nyeri tekan : perut bagan bawah
- Benjolan / massa : tidak ada benjolan
- Tanda-tanda ascites : ada acites
- Hepar : tidak ada pembesaran + nyeri hepar
- Lien : tidak ada pembesaran + nyeri tekan
- Titik Mc. Burne : tidak ada nyeri tekan
d. Perkusi
- Suara Abdomen
Tympani
- Pemeriksaan Ascites
Tympani
Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran ( secara kuantitatif ) / GCS :
Compos mentis / 4-5-6
2. Tanda – tanda rangsangan otak ( meningeal sign ) :
Tidak ada kaku kuduk/kejang
21
3. Syaraf otak( Nervus cranialis ) :
Tidak ada parese/kelemahan
4. Fungsi Motorik :
Pasien tidak mampu berjalan
5. Fungsi Sensorik :
Mampu merasakan panas dan dingin
6. Refleks :
a. Refleks Fisiologis
Tidak normal
b. Refleks Patologis
tidak normal
2. Rontgen
Tidak ada
3. E C G
Tidak ada
4. U S G
ada gambaran massa di colon descenden
22
5. Lain – lain
Tidak ada
Ketoroloac 30mg
Mahasiswa
BOYKE DIMAS
NIM. A2R17045
23
ANALISA DATA
Umur : 33 Tahun
- Pasien tampak
memegangi perut bagian
bawah
P : Nyeri terasa saat pasien
beraktivitas px lemas
tidak beraktivitas atau
beristirahat
Q : nyeri terasa seperti di tusuk
tusuk
R : nyeri terasa diperut bagian
bawah
S : skala nyeri 5
24
2 T : nyeri dirasa lebih dari 3 Penyakit kronik Defisit nutrisi
bulan, muncul sewaktu-
waktu dengan durasi Perubahan metaplasia pada
epitel dinding kolon
yang tidak menentu
Terjadi Hiperplasia pada sel
kanker
DS :
Mayor : Pasien mengatakan Karsinoma Colon
tidak nafsu makan anoreksia
DO :
asupan nutrisi tidak adekuat
Minor :
- BAB warna hitam, Defisit nutrisi
konstipasi
- Konjungtiva anemis
- serum albumin 3
gr/dl
25
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
Umur : 33 Tahun
DO :
- bibir tampak pucat dan lemas
- Pasien tampak menyeringai menahan nyeri
- Konjungtiva anemis
- Hb : 6,5 gr/dl
- Konjungtiva anemis
26
- Bibir nampak pucat dan lemas
Umur : 33 Tahun
27
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
28
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN
29
09.20 - Berkolaborasi pemberian analgetik, jika Q : nyeri terasa seperti di tusuk tusuk
perlu R : nyeri terasa diperut bagian bawah
S : skala nyeri 5
T : nyeri dirasa lebih dari 3 bulan,
muncul sewaktu-waktu dengan
durasi yang tidak menentu
A : masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Observasi
- lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri non verbal
- Identifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan
nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya
terhadap respon nyeri
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis, akupresur, terapi
musik, biofeedback, terapi pijat,
aroma terapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin,
30
terapi bermain)
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
31
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : NY. L Umur : 45 Tahun No. Register : Kasus : Hiperglikemi
32
- Berkolaborasi pemberian medikasi P : Intervensi dilanjutkan
Kolaborasi
33
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrient yang dibutuhkan,
jika perlu
34
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN
35
perlu tusuk
R : nyeri terasa diperut bagian
bawah
S : skala nyeri 3
T : nyeri dirasa lebih dari 3 bulan,
muncul sewaktu-waktu dengan
durasi yang tidak menentu
- TTV : frekuensi nadi
90x/menit, TD 110/70mmHg,
Suhu 37,5oC dan frekuensi
napas 22x/menit
36
aroma terapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
37
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : NY. L Umur : 45 Tahun No. Register : Kasus : Hiperglikemi
38
mencegah konstipasi - serum albumin 4 gr/dl
39
perlu
Edukasi
- Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
- Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrient yang dibutuhkan,
jika perlu
40
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN
41
perlu bawah
S : skala nyeri 2
T : nyeri dirasa lebih dari 3 bulan,
muncul sewaktu-waktu dengan
durasi yang tidak menentu
- TTV : frekuensi nadi
90x/menit, TD 110/70mmHg,
Suhu 37oC dan frekuensi napas
22x/menit
A : masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis, akupresur, terapi
musik, biofeedback, terapi pijat,
aroma terapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan
42
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
43
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : NY. L Umur : 45 Tahun No. Register : Kasus : Hiperglikemi
44
09.00 Edukasi Suhu 37oC dan frekuensi
- Menganjurkan posisi duduk, jika mampu napas 22x/menit
09.10 - Ajarkan diet yang diprogramkan A : masalah teratasi sebagian
Kolaborasi P : Intervensi dilanjutkan
09.20 - Berkolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
Terapeutik
antiemetik), jika perlu
- Sajikan makanan secara menarik
- Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk
dan suhu yang sesuai
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan, jika perlu - Berikan makan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
- Berikan suplemen makanan, jika
perlu
Edukasi
- Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
- Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrient yang dibutuhkan,
jika perlu
45
46
47