Konjungtivitis
Konjungtivitis
Konjungtivitis
Uraian Kasus : seorang gadis (18 tahun), mengeluh mata pedih dan penglihatan kabur dan
mengganjal, semakin sakit ketika digunakan untuk membaca, pasien tampak gelisah, pasien
sering mengusap matanya dengan sapu tangan, mata tampak merah Nyeri, rasa ngeres (seperti
ada pasir dalam mata), gatal, panas dan kemerahan disekitar mata, epipora mata dan sekret,
banyak keluar terutama pada konjungtiva, purulen / Gonoblenorroe. Sifat Keluhan :Keluhan
terus menerus; hal yang dapat memperberat keluhan, nyeri daerah meradang menjalar ke daerah
mana, waktu keluhan timbul pada siang malam, tidur tentu keluhan timbul. Pasien merasa cemas,
terus bertanya dan tidak bisa tidur dimalam hari. TD : 120/80 MmHg RR : 17x/menit HR :
88x/menit Suhu : 37 C
P : nyeri terasa saat px aktivitas maupun tidak beraktivitas
Q : nyeri terasa nyut nyutan seperti tertekan benda berat
R :Nyeri terasa pada mat
S :skala nyeri 5
T : nyeri terus menerus
Data Fokus
S : (Data Subjektif Pasien):
1. mata pedih dan penglihatan kabur
2. pasien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit
2. Rontgen : .................................................................................................................
3. ECG : .................................................................................................................
4. USG : .................................................................................................................
Lain-lain : .................................................................................................................
B. Diagnosa Medis : konjungtivitis
A. DEFINISI
Konjungtiva adalah selaput transparan vaskuler yang melapisi kelopak matasebelah
dalam dan melipat balik pada balik pada anterior bola mata (Brooker etal,. 2001).
Konjungtiva terdiri atas tiga bagian, yaitu:
1. Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus.
2. Konjungtiva bulbi menutupi sclera dna mudah di gerakkan dari sclera dibawahnya
3. Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan tempat peralihan
konjungtiva tarsal dengan konjungiva bulbi.
Konjungtivitis merupakan radang konjungtiva atau radang selaput lender
yangmenutupi belakang kelopak dan bola mata, dalam bentuk akut maupun kronis(Ilyas
& Yulianti, 2012)
B. ETILOGI
Beberapa Penyebab konjungtivitis yaitu sebagai berikut :
a. Konjungtivitis Alergi : konjugtivitis yang disebabkan oleh reaksi alergiterhadap
serbuk sari, rumput, medikasi topical, polutan udara, dan asap.
b. Kongtivitis Bakterial: konjungtivitis yang dapat disebabkan
olehStaphylococcus aureus, Streptococcus Pneumoniae,,
Neisseriagoorrhorae, dan Neisseria Meningitidis
c. Konjungtivitis Inklusi (klamidia): konjungtivitis yang disebabkan olehchlamidia
trachominatis.
d. Konjungtivitis Folikular kronis : Idiopatik;menyertai eritema multiforme,penyakit
tiroid dan syndrome steven-Johnson.
e. Iritan okupasional : Asam dan Alkali
f. Konjungtivitis sekunder : dakriosistitis pneumokokal atau kanalikulitisakibat
infeksi kandida
g. Konjungtivitis Vernal ( konjungtivitis musiman atau musim-hangat)
:alergi terhadap allergen yang tidak teridentifikasi
h. Konjungtivitis yang disebabkan oleh penyakit riketsial ( demam
berbintikpegunungan rocky); yaitu penyakit yang disebabkan oleh Phtirus
pubisdan schistoma haematobium dan infeksi fungus
C. KLASIFIKASI
Klasifikasi Konjungtivitis berdasarkan penyebabnya :
a. Bakterial:
- Konjungtivitis Blenore- Konjungtivitis Gonorre
- Konjungtivitis Difteri
- Konjungtivitis Folikuler
- Konjungtivitis kataralis
- Blefarokonjungtiviti
b. Viral :
- Keratokonjungtivitis epidemika
- Demam Faringokonjungtivitis
- Konjungtivitis flikten
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Tanda dan gejala umum pada konjungtivitis yaitu sebagai berikut :
a. Hiperemia konjungtiva, kadang-kadang disertai keluaran air mata
b. Serangan pada satu mata dan menyebar dengan cepat ke mata yang
lainmelalui kontaminasi
c. Nyeri dan fotophobia
2. Tanda dan gejala pada konjungtivitis bacterial akut :
a. Gatal, rasa terbakar, dan sensasi adanya benda asing didalam mata
b. Keluaran kerak yang lengket dan mukopurulen (jika di sebabkan
N.gonorrhoeae: keluaran puluren yang sangat banyak)
1. Tanda dan gejala pada konjungtivitis viral
a. Keluarnya air mata yang sangat banyak dengan eksudat minimal
b. Pembesaran nodus limfa preaurikular
c. Bentuk kronis membuat penderita sangat lemah
E. PATHWAY
Kurang
konjungtivitis Lakrimasi
informasi
meningkat
bingung
peradangan Pelebaran Peningkatan Tersumbatnya
pembuluh permeabilitas kanal
darah sel schlemen
Defisit Mata terasa
pengetahua panas seperti
n Hyperemia Oedema Iskemik
terbakar kelopak mata saraf optic
(mata merah)
nyeri
Ulkus
kornea
Gangguan
citra tubuh
Terdapat
secret
mukropurulen
Risiko
infeksi
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan fisik memperlihatkan injeksi pembuluh konjungtival bulbar. Pada
anak-anak tanda dan gejala sistemik meliputi sakit tenggorokan dan demam.
2. Pemeriksaaan Laboratorium :
a. Monosit merupakan yang utama dalam uji pulasan berwarna pada
kerikankonjugntival jika konjungtivitis disebabkan oleh virus
b. Sel polimorfonuklear (neutrofil) adalah hal utama jika
konjungtivitisdisebabkan bakteri.
c. Uji Kultur dan sensivitas membantu mengidentifikasi organisme
bacterialyang menyebabkan dna mengindikasi terapi antibiotic yang tepat
G. KOMPLIKASI
Stafilokokus dapat menyebabkan blefaro konjungtivitis,
genokokusmenyebabkan perforasi kornea dan endoftalmitis, dan meningokokus
dapatmenyebabkan septikemia atau meningitis. Pada konjungtivitis mukopurulen
penyakit yang dapat timbul adalah tukak kataral maginal pada kornea ataukeratitis
superficial.
Infeksi bakteri tertentu dan infeksi virus dapat menyebabkan kerusakan permanen
pada mata jika tidak diobati. Benda asing di mata dapat menyebabkan abrasi
kornea dan pembentukan jaringan parut. Konjungtivitis dapat menjadi gejala awal
penyakit sistemik berat, yaitu penyakit Kawasaki
H. PENATALAKSANAAN
Penanganan Konjungtivitis berdasarkan penyebab
1. Kongjungtivitis bacterial membutuhkan antibiotic atau sulfonamide topicalyang
tepat
2. Jika penyebab adalah N.gonorrhoeae, cefriaxone I.M dosis tunggal
biasanyadiberikan. Jika kornea terlibat oasien membutuhkan obat tersebut selama
5hari
3. Konjungtivitis viral kebal terhadap penanganan, namun tetes mata
antibioticspectrum luas bisa mencegah infeksi sekunder
4. Konjungtivitis karena infeksi herpes simplex ditangani dengan
salepvodarabine atau acyclovir oral, tetapi infeksi bisa bertahan selama 2 sampai
3minggu.
5. Penanganan konjungtivitis vernal ( alergis) meliputi pemberian
tetesankortikosteroid yang diikuti oleh ketorolac tromethamine (anti-
inflamatorik oftalmik), antihistamin oral dan kompres dingin untuk meringankan
gatal.
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri b.d agen pencedera fisiologis
2. Gangguan citra tubuh b.d perubahan fungsi tubuh
3. Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi
4. Risiko infeki b.d proses peradangan
J. INTERVENSI
NO DIAGNOSA SLKI SIKI
1 Nyeri b.d agen pencedera Setelah dilakukan tindakan MANAJEMEN NYERI (I.
08238)
fisiologis keperawatan 3 x 24 nyeri
menurun. Observasi
Kriteria hasil :
lokasi, karakteristik,
Keluhan nyeri durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
menurun
Identifikasi skala nyeri
Meringis menurun Identifikasi respon nyeri
non verbal
Gelisah menurun Identifikasi faktor yang
Sulit tidur menurun memperberat dan
memperingan nyeri
Pola nafas membaik Identifikasi pengetahuan
dan keyakinan tentang
Tekanan darah
nyeri
membaik Identifikasi pengaruh
budaya terhadap respon
Nafsu makan
nyeri
membaik Identifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas hidup
Monitor keberhasilan
terapi komplementer
yang sudah diberikan
Monitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik
Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat,
aroma terapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan
tidur
Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyri
secara mandiri
Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2 Gangguan citra tubuh b.d Setelah dilakukan tindakan PROMOSI CITRA TUBUH
keperawatan diharapkan :
perubahan fungsi tubuh ( I.09305)
Verbalisasi perasaan
negatig tentang Observasi
perubahan tubuh
menurun
Identifikasi harapan
Melihat bagian tubuh
menurun citra tubuh
Menyentuh bagian berdasarkan tahap
tubuh menurun
perkembangan
Identifikasi budaya,
agama, jenis kelami,
dan umur terkait citra
tubuh
Identifikasi
perubahan citra tubuh
yang mengakibatkan
isolasi sosial
Monitor frekuensi
pernyataan kritik
tehadap diri sendiri
Monitor apakah
pasien bisa melihat
bagian tubuh yang
berubah
Terapiutik
Diskusikan perubahn
tubuh dan fungsinya
Diskusikan
perbedaan
penampilan fisik
terhadap harga diri
Diskusikan akibat
perubahan pubertas,
kehamilan dan
penuwaan
Diskusikan kondisi
stres yang
mempengaruhi citra
tubuh (mis.luka,
penyakit,
pembedahan)
Diskusikan cara
mengembangkan
harapan citra tubuh
secara realistis
Diskusikan persepsi
pasien dan keluarga
tentang perubahan
citra tubuh
Edukasi
Jelaskan kepad
keluarga tentang
perawatan perubahan
citra tubuh
Anjurka
mengungkapkan
gambaran diri
terhadap citra tubuh
Anjurkan
menggunakan alat
bantu( mis. Pakaian ,
wig, kosmetik)
Anjurkan mengikuti
kelompok
pendukung( mis.
Kelompok sebaya).
Latih fungsi tubuh
yang dimiliki
Latih peningkatan
penampilan diri (mis.
berdandan)
Latih pengungkapan
kemampuan diri
kepad orang lain
maupun kelompok
3 Defisit pengetahuan b.d Setelah dilakukan tindakan EDUKASI KESEHATAN
kurang terpapar informasi keperawatan 3 x 24 jam
Observasi
diharapkan tingkat
Identifikasi kesiapan dan
pengetahuan membaik
kemampuan menerima
Kriteria hasil : informasi
Identifikasi faktor faktor
Perilaku sesuai
yang dapat meningkatkan
anjuran meningkat dan menurunkan
motivasi perilaku-
Pertanyaan tentang
perilaku hidup bersih dan
masalah yang sehat
dihadapi menurun
Terapeutik
Menjalani
Sediakan materi dan
pemeriksaan yang
media pendidikan
tidak tepat menurun kesehatan
Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
Berikan kesempatan
untuk bertanya
Edukasi
Terapeutik
Edukasi
Lewis, SL., Dirksen, SR., Heitkemper, MM, and Bucher, L.(2014).Medical surgical Nursing.
Mosby: ELSIVER
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009
IDENTITAS
1. Nama : Ny. T
2. Umur : 18 Tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
6. Bahasa : Jawa
7. Pendidikan : belum sekolah
8. Pekerjaan : Wiraswasta
9. Alamat : Ds. Ngantru
10. Alamat yg mudah dihubungi : Ds. Ngantru
11. Ditanggung oleh : Askes / Astek / Jamsostek / JPS / Sendiri
B. Pola Eliminasi
1. B A B
- Warna Kuning kecoklatan Coklat
- Bau Khas Khas
- Konsistensi Padat Lunak
- Jumlah - -
- Frekwensi 1-2x/hari 1x sehari
- Masalah BAB Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada
2. B A K
- Warna Kuning Bening
- Bau Khas Khas
- Konsistensi Cair Cair
- Jumlah Tidak terkaji 1000cc
- Frekwensi 4x sehari 2-3x sehari
- Masalah BAK Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada
2. Minum
- Oral / NGT 1000ml/hari 1000ml/hari
- Frekwensi Air putih Air putih
- Jenis Tidak ada Rendah gula
- Diit Tidak ada Tidak ada
- Pantangan Tidak ada Tidak ada
- Yang Disukai Tidak ada Tidak ada
- Yang Tdk disukai Tidak ada yang tidak suka Semua suka
- Alergi Tidak ada Tidak ada
- Masalah minum Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada
F. Kebiasaan
- Merokok Tidak Tidak
- Alkohol Tidak Tidak
- Jamu, dll Tidak Tidak
C. Rekreasi
Hobby : mendengarkan musik
Penggunaan Waktu Senggang :
Menonton tv
D. Dampak dirawat di Rumah Sakit :
Pasien tidak dapat bekerja seperti biasanya
E. Hubungan dengan orang lain / interaksi sosial :
Pasien tampak terbuka
F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan :
Ibu
KONSEP DIRI
B. Gambaran Diri
Pasien suka dan menerima semua fisik tubuhnya
C. Harga Diri
Pasien tidak menarik diri dari lingkunganya
D. Ideal Diri
Seharusnya pasien bekerja
E. Identitas Diri
Pasien mengatakan pasien sorang laki-laki
F. Peran
Pasien seorang anak
DATA SPIRITUAL
A. Ketaatan Beribadah :
Pasien beribadah diatas tempat tidur
B. Keyakinan terhadap sehat / sakit :
Pasien yakin akan segera cepat sembuh
C. Keyakinan terhadap penyembuhan :
Pasien yakin kalau dirawat di RS akan segera cepat sembuh dan cepat pulang
PEMERIKSAAN FISIK
A. Kesan Umum / Keadaan Umum
k/u tampak menahan nyeri
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan Palpasi
- Pulsasi : terlihat
- Ictus cordis : ICS 5 liniea mid clavicula sinistra
b. Perkusi
Batas-batas jantung :
Kanan atas : ICS II liniea sternalis dekstra, kiri atas : ICS II liniea sternalis
sinista. Kanan bawah : ICS IV liniea sternalis dekstra, kiri bawah : ICS IV
liniea sternalis sinistra
Auskultasi
- Bunyi jantung I : lup (terdengar tunggal)
- Bunyi jantung II : dup ( terdengar tunggal)
- Bunyi jantung Tambahan : tidak ada
- Bising / Murmur : tidak ada
- Frekwensi denyut jantung : 80x/menit
Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : normal, tidak ada tanda tanda acites
- Benjolan / Massa : tidak ada
- Bayangan pembuluh darah pada abdomen
Tidak terlihat
b. Auskultasi
- Peristaltik Usus : 20x/menit
c. Palpasi
- Tanda nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
- Benjolan / massa : tidak ada benjolan
- Tanda-tanda ascites : tidak ada tanda tanda acites
- Hepar : tidak ada pembesaran + nyeri hepar
- Lien : tidak ada pembesaran + nyeri tekan
- Titik Mc. Burne : tidak ada nyeri tekan
d. Perkusi
- Suara Abdomen
Tympani
- Pemeriksaan Ascites
Tidak ada
Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran ( secara kuantitatif ) / GCS :
Composmentis / 4-5-6
2. Tanda – tanda rangsangan otak ( meningeal sign ) :
Tidak ada kaku kuduk/kejang
3. Syaraf otak( Nervus cranialis ) :
Tidak ada parese/kelemahan
4. Fungsi Motorik :
Pasien tidak mampu berjalan
5. Fungsi Sensorik :
Pasien mampu merasakan panas dan dingin
6. Refleks :
a. Refleks Fisiologis
Tidak normal
b. Refleks Patologis
tidak normal
2. Rontgen
Tidak ada
3. E C G
Tidak ada
4. U S G
Tidak ada
5. Lain – lain
PENATALAKSANAAN DAN TERAPI
Mahasiswa
sapu tangan
menghasilkan mediator kimia
- TD: 120/80 mmhg
- RR: 17x/menit
nyeri akut
- HR : 88x/menit
- T: 37˚C
- P :nyeri terasa saat px
aktivitas maupun tidak
beraktivitas
Q : nyeri terasa seperti
ditusuk tusuk
R : Nyeri terasa pada
bagian mata kanan
S : skala nyeri 5
T : nyeri hilang timbul
dengan durasi yang
tidak menentu Infeksius (virus, bakteri, jamur,
parasit)
2 Menginfeksi konjungtiva
DS : Klien mengatakan tidak
mengetahui tentang penyakit Terjadinya reaksi antigen dan
antibodi
DO
- Pasien tampak gelisah
konjungtivitis
- Pasien tampak terus
bertanya
kurang informasi
- Klien tampa cemas
bingung
- Klien tampak bingung defisit pengetahuan
- TD: 120/80 mmhg
defisit pengetahuan
- RR: 17x/menit
- T: 37˚C
- HR : 88x/menit
2 18 September 2021 Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi d.d pasien
sering bertanya, pasien tampak gelisah, klien tampak cemas,
klien tampak bingung.
3 18 September 2021 Risiko infeki b.d proses peradangan d.d faktor resiko Sekret
banyak yang keluar dari konjungtiva, konjungtiva tampak
kemerahan, Leukosit : 12,6, Limfosit : 17,5, Monosit : 6,2,
Neutrofi : 72,4
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny. T
Umur : 18 Tahun
No. Register : ……………………………….
NO DIAGNOSA LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)
KEPERAWATAN
Setelah dilakukan MANAJEMEN NYERI (I. 08238)
1 Nyeri akut b.d agen tindakan keperawatan
2x24jam diharapkan : Observasi
pencedera fisiologi d.d pasien
mengatakan nyeri pada Keluhan nyeri lokasi, karakteristik, durasi,
menurun frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
telinga, pasien tampak
Meringisi Identifikasi skala nyeri
menyeringai kesakitan, menurun Identifikasi respon nyeri non verbal
Pasien tampak gelisah, Pasien Sulit tidur
menurun Terapeutik
sulit tidur, Sekret banyak Pola nafas
yang keluar pada memnaik Berikan teknik nonfarmakologis
Tekanan darah untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
konjungtiva, Pasien tampak membaik TENS, hypnosis, akupresur, terapi
sering mengusap mata dengan musik, biofeedback, terapi pijat,
aroma terapi, teknik imajinasi
sapu tangan. terbimbing, kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2 Defisit pengetahuan b.d Setelah dilakukan EDUKASI KESEHATAN
kurang terpapar informasi d.d
tindakan keperawatan 3
pasien sering bertanya, pasien Observasi
tampak gelisah, klien tampak x 24 jam diharapkan
cemas, klien tampak bingung. Identifikasi kesiapan dan
tingkat pengetahuan
kemampuan menerima informasi
membaik Identifikasi faktor faktor yang dapat
meningkatkan dan menurunkan
Kriteria hasil :
motivasi perilaku-perilaku hidup
Perilaku sesuai bersih dan sehat
anjuran
Terapeutik
meningkat
Sediakan materi dan media
Pertanyaan
pendidikan kesehatan
tentang masalah Berikan kesempatan untuk bertanya
yang dihadapi
Edukasi
menurun
Jelaskan faktor resiko yang dapat
Menjalani
mempengaruhi kesehatan
pemeriksaan
yang tidak tepat
menurun
3 Risiko infeki b.d proses Setelah dilakukan PENCEGAHAN INFEKSI (I.14539)
peradangan d.d faktor resiko
tindakan keperawatan 3
Sekret banyak yang keluar Observasi
dari konjungtiva, Leukosit : x 24jam glukosa derajat
12,6, Limfosit : 17,5, Monosit Identifikasi riwayat kesehatan dan
infeksi menurun
: 6,2, Neutrofi : 72,4 riwayat alergi
Kriteria hasil : Identifikasi kontraindikasi
pemberian imunisasi
Demam
Identifikasi status imunisasi setiap
menurun kunjungan ke pelayanan kesehatan
Kemerahan
Terapeutik
menurun
Dokumentasikan informasi
Nyeri menurun
vaksinasi
Kadar sel darah Jadwalkan imunisasi pada interval
waktu yang tepat
putih menurun
Edukasi
Edukasi
Kolaborasi
Observasi
Edukasi
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Edukasi
Kolaborasi
09.00
3 III 21-09-2021 PENCEGAHAN INFEKSI (I.14539) Boyke dimas 21-09-2021 S : - Boyke d
14.00
O:
Observasi
- Sekret yang keluar dari konjungtiva
Mengidentifikasi riwayat kesehatan dan
08.00 berkurang
riwayat alergi
Mengidentifikasi kontraindikasi pemberian - Konjugtiva kemerahan berkurang
imunisasi
Mengidentifikasi status imunisasi setiap - Leukosit : 20
kunjungan ke pelayanan kesehatan - Limfosit : 17,5
08.30
Terapeutik - Monosit : 6,2
Terapeutik
Edukasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Observasi
Terapeutik
Edukasi