Ad Art Bapera 2018 at Revisi
Ad Art Bapera 2018 at Revisi
Ad Art Bapera 2018 at Revisi
DAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA
BARISAN PEMUDA NUSANTARA
BAPERA
-1-
PEMBUKAAN
Bahwa perjalanan sejarah perjuangan kebangsaan Indonesia kaum muda adalah aset
yang dapat melakukan perubahan. Pemuda pada dasarnya memiliki peran strategis
sehingga disebut sebagai agen perubahan. Sejak abad ke 19, saat Bangsa Indonesia
mengalami momen penting dalam kebangkitan nasional untuk melakukan perlawanan
secara sistematis terhadap imperialisme, dimana tonggak sejarah itu dimulai pada
tahun 1928, kaum muda melakukan pergerakan yang mengguncangkan sejarah
dengan mendeklrasikan Sumpah Pemuda sebagai manifesto yang sangat heroik.
Bahwa pemuda dalam perkembangan demokrasi kebangsaan kita telah terlibat baik
secara langsung maupun tidak langsung telah merubah dan ikut mewarnai dinamika
perkembangan arah politik dan kebudayaan kita yang masih belum lepas seutuhnya
atas pengaruh dari dunia secara global, hal ini membuat kaum muda harus tetap
menjadi motor penggerak untuk mengembalikan cita-cita para pendiri bangsa
sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
sebagai tujuan kita berbangsa dan bernegara, dimana Pancasila sebagai idiologi yang
tetap harus hidup dan besemayam ditengah-tengah masyarakat kita yang sangat
majemuk/heterogen.
Bahwa sadar akan panggilan sejarah, dengan melihat kondisi saat ini, sebagai
jawaban akan tantangan masa depan, sebagai generasi muda, bertekad bulat dan
bersungguh-sunguh untuk mengabdikan diri dengan turut serta terlibat dalam setiap
derap langkah pembangunan nasional sebagai tanggung jawab moral sebagai
pemuda, yang berhimpun didalam organisasi yang kami namakan BARISAN
PEMUDA NUSANTARA yang untuk pertama kalinya didirikan pada tanggal 19 Mei
tahun 2016 di Jakarta, maka dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, BARISAN
PEMUDA NUSANTARA dengan ini menyusun Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga sebagai berikut :
-2-
ANGGARAN DASAR
BAB I
NAMA, WAKTU, TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
Nama
Pasal 2
Waktu
BAPERA untuk pertama kalinya didirikan pada tanggal 19 Mei 2016 di Jakarta, untuk
jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya.
Pasal 3
Tempat Kedudukan
BAB II
ASAS, SIFAT DAN TUJUAN
PASAL 4
ASAS
PASAL 5
SIFAT
-3-
PASAL 6
TUJUAN
BAPERA bertujuan:
BAB III
FUNGSI DAN TUGAS POKOK
PASAL 8
FUNGSI
-4-
PASAL 9
TUGAS POKOK
Untuk mencapai tujuan seperti disebut dalam Pasal 6, BAPERA memiliki tugas pokok
:
1. Ikut menciptakan, memelihara dan memantapkan stabiltas nasional yang dinamis
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai salah satu syarat
terlaksananya kemajuan disegala bidang menuju masyarakat adil dan makmur
berdasarkan Pancasila.
2. Menggerakkan, mendorong dan mempersatukan potensi pemuda dalam menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan nilai-nilai Pancasila UUD 1945, per-
Undang-Undangan dan nilai-nilai yang hidup didalam masyarakat.
3. Melaksanakan dan meperjuangkan program organisasi dan menyalurkan aspirasi
anggota, sebagai perwujudan rasa tanggung jawab untuk berpartisipasi dalam
pembangunan Nasional.
4. Menjunjung nilai nilai sosial budaya dan kebhinekaan diseluruh Nusantara
BAB IV
KEANGGOTAAN DAN KADER
PASAL 10
KEANGGOTAAN
BAB V
KEDAULATAN DAN PERMUSYAWARATAN
PASAL 11
KEDAULATAN
Kedaulatan organisasi berada ditangan anggota dan dilaksanakan sepenuhnya oleh
Musyawarah Nasional dan Kebijakan Ketua Umum.
-5-
PASAL 12
MUSYAWARAH DAN RAPAT RAPAT
PASAL 13
QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
-6-
BAB VI
SUSUNAN ORGANISASI, DEWAN PERTIMBANGAN DAN DEWAN PIMPINAN
PASAL 14
SUSUNAN ORGANISASI
BAPERA merupakan perkumpulan organisasi yang ruang lingkupnya nasional dan
disusun secara bertingkat menurut jenjang organisasi, sebagai berikut :
1. Dewan Pimpinan Pusat
Dewan Pimpinan Pusat dengan ruang lingkup kewenangan nasional
berkedudukan di Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Dewan Pimpinan Daerah Propinsi
Dewan Pimpinan Propinsi dengan ruang lingkup kewenangan propinsi
berkedudukan di Ibukota Propinsi.
3. Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota
Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota dengan ruang lingkup kewenangan
Kabupaten/Kota berkedudukan di Ibukota Kabupaten/Kota.
4. Dewan Pimpinan Kecamatan
Dewan Pimpinan Kecamatan dengan ruang lingkup kewenangan Kecamatan
berkedudukan di Ibukota Kecamatan.
PASAL 15
MASA BAKTI KEPENGURUSAN
-7-
3. Ketua Dewan Pertimbangan ditetapkan dalam Musyawarah Nasional, Musyawarah
Daerah Propinsi, Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota, Musyawarah Kecamatan
dan Musyawarah Kelurahan/Desa
4. Dewan Pertimbangan tidak memiliki hubungan struktural dengan Dewan Pimpinan
BAPERA disemua tingkatan, tetapi memiliki hubungan koordinasi dan konsultasi.
BAB VII
WEWENANG DAN KEWAJIBAN DEWAN PIMPINAN
PASAL 17
WEWENANG DEWAN PIMPINAN PUSAT
PASAL 18
WEWENANG DEWAN PIMPINAN DAERAH PROPINSI
1. Dewan Pimpinan Daerah Propinsi merupakan badan pelaksana tertinggi organisasi
yang bersifat kolektif.
2. Dewan Pimpinan Daerah Propinsi berwenang :
a. Menetapkan kebijakan organisasi di Daerah Propinsi sesuai dengan Anggaran
Dasar dan Anggaan Rumah Tangga, Keputusan-keputusan Musyawarah
-8-
Nasional, Rapat Pimpinan Nasional Rapat Kerja Nasional, Keputusan-
Keputusan/Peraturan-Peraturan Organisasi Tingkat Pusat, Keputusan-
Keputusan Musyawarah Daerah Propinsi dan Rapat Pimpinan Daerah dan
Rapat Kerja Daerah
b. Mengusulkan pergantian antar waktu Dewan Pimpinan Daerah Propinsi yang
diputuskan melalui Rapat Pleno DPD Propinsi kepada DPP BAPERA
c. Mengusulkan dan melantik susunan dan personalia Dewan Pimpinan Daerah
Kabupaten/Kota kepada DPP Bapera
3. Bersama-sama Ketua Dewan Pertimbangan menyusun struktur dan personalia
anggota Dewan Pertimbangan DPD BAPERA Propinsi.
PASAL 19
WEWENANG DEWAN PIMPINAN DAERAH KABUPATEN/KOTA
PASAL 20
KEWAJIBAN DEWAN PIMPINAN
1. Dewan Pimpinan Pusat, berkewajiban :
a. Melaksanakan segala keputusan, ketentuan dan kebijakan Organisasi sesuai
dengan Anggaran Dasar dan Anggaan Rumah Tangga, Keputusan-Keputusan
Musyawarah Nasional, Rapat Pimpinan Nasional Rapat Kerja Nasional.
b. Memberikan pertanggungjawaban pada forum Musyawarah Nasional.
-9-
c. Melaksanakan perkaderan BAPERA sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam
periode kepengurusan.
2. Dewan Pimpinan Daerah Propinsi, berkewajiban :
a. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan Organisasi di Daerah Propinsi
sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaan Rumah Tangga, Keputusan-
Keputusan Musyawarah Nasional, Rapat Pimpinan Nasional Rapat Kerja
Nasional, Keputusan-Keputusan dan Peraturan-Peraturan Organisasi Tingkat
Pusat, Rapat Pimpinan dan Rapat Kerja Propinsi dan Keputusan-Keputusan
Daeah Propinsi lainnya.
b. Memberikan Pertanggungjawaban kepada Musyawarah Daerah Propinsi.
c. Melaksanakan perkaderan BAPERA sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam
periode kepengurusan.
3. Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota, berkewajiban :
a. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan Organisasi di Daerah
Kabupaten/Kota sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaan Rumah
Tangga, Keputusan-Keputusan Musyawarah Nasional, Rapat Pimpinan dan
Rapat Kerja Nasional, Keputusan-Keputusan dan Peraturan-Peraturan
Organisasi Tingkat Pusat, Rapat Pimpinan dan Rapat Kerja Kabupaten/Kota
dan Keputusan-Keputusan Daeah Kabupaten/Kota lainnya.
b. Memberikan Pertanggungjawaban kepada Musyawarah Daerah
Kabupaten/Kota.
c. Melaksanakan perkaderan BAPERA sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam
periode kepengurusan.
PASAL 21
Pengaturan Wewenang dan kewajiban Pimpinan Kecamatan dan Kelurahan/Desa
ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat dalam Peraturan Organisasi.
PASAL 22
Pelaksanaan Wewenang dan Kewajiban Pimpinan pada setiap jenjang organisasi,
diatur dan ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat dalam Tata Kerja Kepengurusan
sebagai Peraturan Organisasi.
- 10 -
BAB VIII
HUBUNGAN DENGAN KELEMBAGAAN PEMERINTAH
DAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN
PASAL 23
1. BAPERA secara hubungan historis dan yuridis, tidak terkait dengan Partai Politik
manapun.
2. BAPERA memberikan kebebasan kepada kader dan anggotanya untuk
menyalurkan aspirasi politiknya ke partai politik manapun.
3. BAPERA menjalin komunikasi dan kerjasama yang bersifat terbuka dengan unsur
pemerintah, organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat (LSM)
dan organisasi keagamaan dan sosial budaya lainnya, dalam rangka
melaksanakan program kerja untuk menapai tujuan organisasi dan tujuan
nasional.
BAB IX
KEUANGAN
PASAL 24
Keuangan organisasi BAPERA diperoleh dari :
a. Iuran Anggota
b. Sumbangan dan bantuan yang tidak mengingat
c. Usaha-usaha organisasi yang sah.
BAB X
PEMBUBARAN ORGANISASI
PASAL 25
- 11 -
BAB XI
PERALIHAN DAN PENUTUP
PASAL 26
1. Hal-hal lain yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
DITETAPKAN DI : Jakarta
PADA TANGGAl : 19 MEI 2020
- 12 -
ANGGARAN RUMAH TANGGA
BAPERA
- 13 -
ANGGARAN RUMAH TANGGA
BAB I
KEANGGOTAAN
PASAL 1
PENERIMAAN KEANGGOTAAN
1. Warga Negara Indonesia yang dapat diterima menjadi anggota BAPERA, harus
memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Telah berumur 16 (enam belas) tahun.
b. Menerima dan menyetujui Anggaran Dasar dab Anggaran Rumah Tangga
serta Peraturan Organisasi.
c. Menyatakan diri untuk menjadi anggota BAPERA melalui perangkat
organisasi terdekat dengan mengisi formulir permohonan menjadi anggota.
d. Sanggup aktif mengikuti kegiatan yang ditentukan oleh organisasi.
e. Ditetapkan dan disahkan oleh Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota.
2. Tata cara dan klasifikasi penerimaan keanggotaan ditentukan serta diatur dalam
Peraturan Organisasi
PASAL 2
KEWAJIBAN DAN HAK ANGGOTA
1. Setiap anggota berkewajiban :
a. Menjunjung tinggi nama dan kehormatan organisasi
b. Mentaati dan memegang teguh Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga serta seluruh Keputusan-Keputusan organisasi.
c. Membina dan meningkatkan program organisasi
d. Membantu Dewan Pimpinan Pusat dalam melaksanakan tugas-tugas
organisasi.
e. Aktif mengikuti kegiatan-kegiatan organisasi.
2. Setiap anggota hak :
a. Memilih dan dipilih m enjadi pengurus BAPERA
b. Hak bicara
c. Hak membela diri
d. Mengeluarkan pendapat, mengajukan usul atau saran kepada Dewan
Pimpinan BAPERA sesuai dengan tingkatannya.
e. Mengikuti kegiatan organisasi.
f. Memperoleh perlindungan, pembelaan, pendidikan kader, penataran,
bimbingan, dan kesempatan peningkatan karir di dalam organisasi.
g. Hak lainnya akan ditentukan kemudian dalam peraturan organisasi.
- 14 -
PASAL 3
PEMBERHENTIAN KEANGGOTAAN
1. Keanggotaan berhenti karena :
a. Meninggal dunia.
b. Dipecat / diberhentikan.
c. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri.
2. Ketentuan-tentang pemberhentian dan pemecatan anggota diatur dalam
Peraturan Organisasi.
3. Tata cara membela diri diatur dalam Peraturan Organisasi.
BAB II
KADER
PASAL 4
1. Kader BAPERA adalah anggota BAPERA yang telah diseleksi berdasarkan
kriteria sebagai berikut :
a. Mental ideologi.
b. Prestasi, dedikasi, disiplin, loyalitas dan tidak tercela
c. Mandiri dan kontribusi terhadap organisasi
d. Telah lulus mengikuti proses pendidikan dan/atau latihan kader.
2. Ketentuan-tentang kader dan perkaderan BAPERA diatur dalam pedoman
Perkaderan BAPERA sebagai Peraturan Organisasi.
BAB III
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT
PASAL 5
1. Wewenang Musyawarah Nasional :
- 15 -
2. Wewenang Musyawarah Nasional Luar Biasa :
Musyawarah Nasional Luar Biasa mempunyai wewenang sama dengan
Musyawarah Nasional.
3. Wewenang Rapat Pimpinan Nasional :
a. Forum tertinggi dibawah Musyawarah Nasional, yang diadakan atas
undangan Dewan Pimpinan Pusat, apabila terdapat hal-hal yang perlu
diputuskan/disahkan yang selanjutnya akan dipertanggungjawabkan kepada
Musyawarah Nasional.
b. Mengambil Keputusan-Keputusan kecuali yang menjadi wewenang
Musyawarah Nasional, sebagaimana yang tercantum dalam ayat1 Pasal 5.
4. Wewenang Musyawarah Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kota :
a. Menyusun Program Kerja Daerah dalam rangka pelaksanaan hasil MUNAS.
b. Menetapkan Ketua Dewan Pembina Daerah.
c. Memilih dan menetapkan Pengurus Dewan Pimpinan Daerah
d. Memberi penilaian terhadap laporan pertanggung jawaban Dewan Pimpinan
Daerah pada akhir masa jabatan.
5. Wewenang Rapat Kerja Nasional :
Mengadakan penilaian terhadap pelaksanaan program kerja sebelumnya dan
menetapkan arah /prioritas pelaksanaan program selanjutnya yang sesuai
dengan program Umum Organisasi.
6. Wewenang Rapat Kerja Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kota :
Mengadakan penilaian terhadap pelaksanaan program kerja sebelumnya dan
menetapkan arah /prioritas pelaksanaan program selanjutnya yang sesuai
dengan Program Umum Organisasi dan Keputusan-Keputusan Rapat Kerja
Nasional.
7. Wewenang Rapat Kerja di tingkat Kecamatan dan Kelurahan/Desa ditetapkan
Dewan Pimpinan Pusat dalam Peraturan Organisasi.
8. Wewenang Rapat Pleno dan/atau Rapat Harian untuk menetapkan kebijakan
dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas organisasi sesuai dengan jenjang
kewenangannya akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi.
PASAL 6
1. Musyawarah Nasional (MUNAS) Musyawarah Daerah (MUSDA) untuk Propinsi
dan Kabupaten/Kota Musyawarah Kecamatan (MUSCAM) dan Musyawarah
Ranting (MUSRAN) untuk Kelurahan/Desa diselenggarakan 1 (satu) kali dalam 5
(lima) Tahun.
- 16 -
2. Rapat Kerja Nasional diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 3 (tiga)
tahun.
3. Rapat Kerja Daerah diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 2 (dua)
tahun.
PASAL 7
1. Musyawarah Nasional Luar Biasa (MUNASLUB) diadakan oleh Dewan Pimpinan
Pusat dan atas persetujuan Ketua Umum apabila :
a. Kelangsungan hidup organisasi dalam keadaan terancam.
b. Atas permintaan sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah Dewan Pimpinan
Daerah Propinsi.
2. Pelaksanaan Musyawarah-Musyawarah Luar Biasa akan diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Organisasi.
PASAL 8
Utusan Musyawarah dan Rapat-Rapat, terdiri dari :
a. Peserta
b. Peninjau.
PASAL 9
Musyawarah Nasional dihadiri oleh utusan, terdiri :
1. Peserta :
a. Dewan Pimpinan Pusat.
b. Dewan Pimpinan Daerah Propinsi
2. Peninjau :
a. Unsur Dewan Pertimbangan DPP
b. Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota
c. Unsur perorangan yang diundang oleh DPP BAPERA
PASAL 10
Musyawarah Nasional Luar Biasa dihadiri oleh utusan yang sama seperti Musyawarah
Nasional yang terdapat pada Pasal 9 Anggaran Rumag Tangga ini.
- 17 -
PASAL 11
Rapat Pimpinan Nasional dihadiri oleh utusan, terdiri dari :
1. Peserta :
a. Dewan Pimpinan Pusat.
b. Dewan Pimpinan Daerah Propinsi
2. Peninjau :
a. Unsur Dewan Pertimbangan DPP.
b. Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota (apabila diperlukan)
c. Unsur perorangan yang diundang oleh DPP BAPERA
PASAL 12
Musyawarah Daerah Propinsi dihadiri oleh utusan, terdiri dari :
1. Peserta :
a. Dewan Pimpinan Daerah Propinsi.
b. Unsur Dewan Pimpinan Pusat
c. Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota
2. Peninjau :
a. Unsur Dewan Pertimbangan DPD Propinsi
b. Unsur perorangan yang diundang oleh DPD Propinsi
PASAL 13
- 18 -
PASAL 14
1. Rapat Kerja Nasional dihadiri oleh utusan yang sama dengan Rapat Pimpinan
Nasional, seperti yang disebut dalam Pasal 11 Anggaran Rumah Tangga ini.
2. Rapat Kerja Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kota dihadiri oleh utusan yang sama
dengan Musyawarah Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kota, seperti yang disebut
dalam Pasal 12 dan Pasal 13 Anggaran Rumah Tangga ini.
PASAL 15
Perincian dan jumlah Utusan Musyawarah dan Rapat-Rapat, seperti yang diatur
dalam BAB III Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur dalam Peraturan Organisasi.
BAB IV
HAK BICARA DAN HAK SUARA
PASAL 16
1. Hak Bicara dalam forum musyawarah dan rapat-rapat pada dasarnya menjadi hak
perorangan yang dimiliki oleh seluruh Utusan baik Peserta maupun Peninjau.
2. Hak Suara yang dipergunakan dalam pengambilan Keputusan pada Musyawarah
dan Rapat-Rapat hanya dimiliki oleh Peserta.
3. Penggunaan lebih lanjut Hak Bicara dan Hak Suara Peserta Musyawarah dan
Rapat-Rapat sebagaimana tersebut pada ayat (1) dan ayat (2) Pasal 16 ini diatur
dalam Peraturan Organisasi.
BAB V
KEPENGURUSAN
PASAL 17
SYARAT KEPENGURUSAN
- 19 -
c. Mampu bekerjasama secara kolektif serta mampu meningkatkan dan
mengembangkan peranan BAPERA sebagai organisasi kemasyarakatan yang
tangguh dan berintegritas.
d. Mendapat dukungan dan kepercayaan anggota dan masyarakat luas.
e. Dapat meluangkan waktu dan sanggup bekerja secara aktif dalam
kepengurusan.
PASAL 18
PEMBENTUKAN DAN PEMBEKUAN ORGANISASI
BAB VI
KEDUDUKAN DEWAN PERTIMBANGAN
PASAL 19
1. Keanggotaan Dewan Pertimbangan, terdiri dari tokoh-tokoh yang memiliki
kewibawaan dalam masyarakat dan menaruh perhatian terhadap pengembangan
dan pembinaan generasi muda.
- 20 -
2. Dewan Pertimbangan di masing-masing tingkatan merupakan Badan yang
bersifat kolektif dan bertugas memberikan pertimbangan, saran, nasihat kepada
Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Daerah Propinsi, Kabupaten/Kota dan
Ranting (Kelurahan/Desa).
3. Ketua Dewan Pertimbangan diangkat dan ditentukan oleh Dewan Pimpinan di
masing-masing tingkatan yang kualifikasinya sesuai Ayat (1) Pasal 19 ini.
BAB VII
SUSUNAN KEPENGURUSAN
PASAL 20
Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Pusat, yang terdiri dari :
a. Ketua Umum.
b. Wakil-Wakil Ketua Umum.
c. Ketua-Ketua.
d. Sekretaris Jenderal.
e. Wakil-Wakil Sekretaris Jenderal.
f. Bendahara Umum.
g. Bendahara.
h. Departeman-Departemen.
PASAL 21
Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Propinsi, yang terdiri dari :
a. Ketua.
b. Wakil-Wakil Ketua.
c. Sekretaris.
d. Wakil-Wakil Sekretaris.
e. Bendahara.
f. Wakil-Wakil Bendahara.
g. Biro - Biro
- 21 -
PASAL 22
PASAL 25
- 22 -
BAB VIII
KEUANGAN
PASAL 26
1. Iuran Anggota akan ditentukan dalam Peraturan Organisasi.
2. Segala hal mengenai pemasukan dan pengeluaran keuangan organisasi wajib
dipertanggungjawabkan, sesuai ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan
Organisasi.
BAB IX
PERATURAN PERALIHAN
PASAL 27
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini,
akan ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat dalam Peraturan Organisasi.
BAB X
PENTUP
PASAL 28
Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
DITETAPKAN DI : Jakarta
PADA TANGGAl : 19 MEI 2020
- 23 -
LAMBANG BARISAN PEMUDA NUSANTARA
LAMBANG
- 24 -