Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi Sektor Publik
KELOMPOK 5
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
Pokok Pembahasan:
BAB I
1. Inventarisasi investasi.
2. Inventarisasi investasi memuat daftar nama dan jenis nilai investasi, kondisi, barang
modal yang saat ini ada, apakah baik atau buruk.
3. Cakupan layanan dengan tingkat investasi yang sekarang ada.
4. Tambahan cakupan layanan yang dibutuhkan saat ini dan masa yang akan datang.
5. Inventarisasi kebutuhan investasi
6. Evaluasi kelayakan investasi.
7. Kriteria kelayakan investasi meliputi aspek-aspek teknis, sosial-budaya, finansial,
ekonomi, dan aspek distribusi. Penghitungan kelayakan investasi dapat dilakukan
dengan menggunakan alat analisis, misalnya: NPV, IRR, ARR, PP (Pay Back period),
Cost-Benefit Analysis, dan Cost-Effectiveness Analysis.
Pengeluaran investasi untuk penggantian barang modal mengikuti pola umur manfaat
barang modal. Bila umur ekonomi barang modal telah abis, maka perlu pembelian barang
modal baru untuk menggantinya. Penilaian investasi publik perlu mempertimbangkan
umur teknis dan umur ekonomis dari barang modal yang akan dibeli. Umur ekonomis
2
terkait dengan perkiraan waktu efektif suatu barang modal dapat memberikan manfaat,
sedangkan umur teknis terkait dengan kemampuan barang modal dalam memberikan
manfaat hingga tidak mampu lagi memberikan manfaat. Jadi, umur teknis suatu barang
modal bisa lebih lama daripada umur ekonomis. Bila barang modal telah usang dan tidak
mampu lagi memberikan manfaat, berarti umur teknis barang modal tersebut adalah
habis.
Investasi penambahan barang modal perlu dilakukan bila terjadi tuntutan peningkatan
cakupan pelayanan. Jumlah penambahan unit barang modal ditentukan oleh produktivitas
barang modal yang saat ini ada. Produktivitas barang modal diukur berdasarkan rasio
antara input dengan output yang dihasilkan. Rasio pada dasarnya mencerminkan tingkat
efisiensi barang modal yang bersangkutan. Jika suatu barang modal sudah kurang (tidak)
efisien lagi, sementara terjadi kenaikan cakupan pelayanan yang harus dilakukan
pemerintah, maka pemerintah harus mempertimbangkan untuk melakukan investasi
penambahan kapasitas.
3
Pertimbangan aspek ekonomi meliputi kegiatan menganalisis apakah suatu proyek
yang diusulkan akan memberikan kontribusi yang nyata terhadap pembangunan
perekonomian secara keseluruh dan apakah kontribusinya cukup besar dalam
menentukan penggunaan sumber-sumber daya uang di gunakan. Aspek finansial
menerangkan pengaruh-pengaruh finansial dari suatu proyek yang diusulkan.
Berdasarkan perencanaan anggaran, keputusan keputusan mengenai efesiensi proyek
secara fuiinansial,solvabilitas,dan likuiditas perlu di pertimbangkan.
4. Aspek Distribusi
Keputusan investasi merupak keputusan yang perlu dikaitkan dengan masalah
distribusi pelayanan public secara adil dan merata. Untuk itu perlu diketahui siapa
yang akan menerima manfaat atau keuntungan yang dihasilkan dari proyek investasi;
dari mana mendapatkan modal untuk pelaksanaan proyek, apakah dari public revenue
atau oleh individu:aoakah terdapat pajak penghasilan atau tidak; apakah proyek
dijalankan oleh public agencies atau oleh individu. Aspek distribusi terkait dengan
keadilan dan persamaan kesempatam untuk mendapatkan pelayanan public (equity and
equality).
4
berbdanding lurus dengan return investasi. Makin tinggi rasio investasi maka return
diharapkan juga makin tinggi. Disamping itu, pembiayaan utang memiliki biaya lebih
kecil dibandingkan dengan pembiayaan modal. Biaya utang (cost of dept) lebih murah
dibandingkan dengan biaya modal sendiri (cost of equity) karena pembayaran bunga
utang merupakan biaya yang mengurangi pajak. Biaya modal total dapat dinyatakan
dalam bentuk biaya modal rata-rata tertimbang dengan rumus :
KO = Ke.(E/V) + Kd.(1-T).(D/V)
Dalam hal ini :
KO = biaya modal total
Ke = biaya modal (tingkat keuntungan yang diisyaratkan atas investasi modal)
Kd = biaya utang (tingkat keuntungan yang diisyaratkan atas investasi utang)
T = tingkat pajak
E = harga pasar saham
D = harga pasar surat berharga utang
V = E+D = nilai pasar perusahaan secara keseluruhan
Berdasarkan asumsi bahwa seluruh biaya dan manfaat suatu proyek telah dinilai
cukup,masalah berikutnya yang perlu di pertimbangkan berfokus pada tingkat diskonto
(discount rate) yang cocok yang akan digunakan. Antara biaya dan manfaat terjadi
pada titik waktu yang berbeda sehingga nilai tersebut perlu didiskontokan untuk
beberapa periode waktu sebelum sebagai alternative investasi diperbandingkan untuk
ditentukan investasi mana yang akan dilakukan. Untuk tujuan analisis biaya manfaat
maka perlu digunakan tingkat diskonto social (social discount rate). Salah satu
pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan menyatakan social discount rate
sebagai tingkat yang merefleksikan prefensi masyarakat terhadap manfaat saat ini atas
manfaat yang akan diterima di masa yang akan datang, atau disebut social time
preference rate (STRP). Masalah yang akan mucul adalah bahwa alas an memilih
manfaat sekarang (current benefit) mungkin dipengaruhi oleh penilaian individu yang
menilai terlalu rendah (underestimate) manfaat yang akan diterima di masa depan.
Asumsi dalam pendekatan ini adalah generasi mendatang akan lebih sejahtera daripada
generasi sekarang. Oleh karena itu,dilakukan pengurangan terhadap kebutuhan benefits
yang tersedia.
2. Inflasi
Penilaian investasi harus memperhitungkan perkiraan tingkat inflasi.makin tinggi
tingkat inflasi,maka makin rendah nilai riil keuntungan di masa depan yang diharapkan
(expected future returns) sehingga makin tinggi tingkat keuntungan yang disyaratkan
inflasi yang tinggi menyebabkan required rate of return makin tinggi.
3. Resiko dan Ketidakpastian
Required rate of return akan makin tinggi jika resiko investasi naik. Ketidakpastian
ekonomi dan hokum,kekacauan social politik, tidak adanya jaminan keamanan,dan
kebijakan yag tidak konsisten dapat meningkatkan rasio investasi. Faktor-faktor
tersebut menyumbang resiko investasi suatu negara (country risk) yang jika sudah
sangat parah dapat mengarah pada kategori defdefault country. Terjaminnya keamanan
berinvestasi, penegakan hokum dan demokrasi, terjaminnya property right dan contact
right dapat menurunkan resiko investasi.
4. Capital Rationing
Capital rationing adalah keadaan ketika organisasi menghadapi masalah
ketersediaan dana untuk melakukan pengeluaran investasi.dalam keadaan seperti
ini,terdapatbeberapa alternative investasi yang dapat dilakukan tetapi tidak tersedia
cukup dana pemeringkatan investasi. Pemeringkatan dapat dilakukan dengan
menggunakan rasio manfaat/biaya atau dapat juga menggunakan model pemrograman
linier.
Pada organisasi sector public,selain memperhatikan factor factor diatas penilaian
investasi public juga harus memperhatikan hal hal berikut :
6
1. Tingkat utang pemerintah.
2. Tingkat kesempatan social yang dikorbankan (social opportunity cost rate).
3. Social time preference rate.
Metode tradisional yang sering digunakan adalah tingkat pengembalian modal yang
diinvestasikan (accounting rate of return on capital employed-ROCE) dan payback
period (PP). ROCE secara sederhana dirumuskan:
Jumlah akuntansi
Jumlah modal yang diinvestasikan
IRR mendiskontokan future cash flow pada tingkat NPV yang bernilai nol. Dengan
kata lain, adalah ukuran yang menyetarakan aliran kas bersih di masa mendatang (future
8
net cash flow) dengan pengeluaran investasi awal. IRR dinyatakan dalam persentase
proyek yang memiliki nilai IRR yang besar adalah proyek yang potensial untuk diterima.
Untuk menganalisis usulan investasi public, manajer publik dapat menggunakan alat
analisis yang biasa digunakan untuk menilai kelayakan suatu proyek pada sector swasta,
misalnya NPV, IRR, payback period, dan sebagainya.
Atau:
n
CF1
∑ (1+I) 1
t=0
Keterangan:
i = tingkat diskonto
CF = cash flow
= (CF x pvf) – I
Net Present Benefit (manfaat bersih sekarang) merupakan nilai bersih suatu proyek
setelah dikurangi seluruh biaya pada satu tahun tertentu dari keuntungan atau manfaat
yang diterima pada tahun yang bersangkutan dan didiskotokan dengan tingkat bunga yang
berlaku.
M- C M2 M3 Mn - Cn
NPB = Mo – Co + + + +…
(1+t) (1+t)2 (1+t)3 (1+t) n
Atau:
9
n
Mn−Bn
∑
n =1 ( (1+i)t )
NPB = nilai bersih, yaitu manfaat dikurangi dengan biaya pada tahum ke-n
i = tingkat bunga
n = 1, …, 50 tahun (umur proyek)
M = manfaat
C = biaya
Catatan: proyek yang dipilih adalah jenis proyek yang memiliki nilai NPB tertinggi.
Analisis Payback Period
Metode payback period digunakan untuk mengetahui jangka waktu pengembalian
investasi.
investasi awal
Payback period =
keuntungan tahunan
Payback period merupakan teknik analisis investasi yang relatif mudah dan sederhana
sehingga banyak digunakan. Adapun kelemahan dari payback period antara lain:
M1 M2 M3 Mn
M = Mo + + + +…
(1+i) (1+i) 2
(1+i) 3
(1+i) n
10
C1 C2 C3 Cn
C = Co + + + +…
(1+t) (1+t)2 (1+t) 3 (1+t) n
Berdasarkan metode ini suatu proyek akan dilakukan bila (M/C)>1. Metode ini akan
memberikan hasil yang konsistem dengan metode net present benefit apabila B/C>1
berarti pula B-C>0.
Kelemahan metode B-C ratio adalah tidak adanya pedoman yang jelas mengenai hal-
hal yang masuk sebagai perhitungan biaya dan manfaat. Di satu sisi dapat dimasukkan
sebagai biaya, tetapi di sisi lain dapat masuk sebagai manfaat sehingga kemungkinan
terjadi manipulasi besar. Secara umum, kelemahan ini disebabkan karena adanya
kesulitan dalam penghitungan manfaat dan biaya. Biaya dianggap sebagai manfaat
negatif. Dengan demikian B-C ratio dapat berpeluang memberikan hasil yang keliru
dalam menentukan proyek.
Berdasarkan benefit/cost ratio, maka proyek B lebih layak diterima daripada proyek A
karena proyek B memiliki ratio manfaat atau biaya yang lebih besar dari proyek A.
11
Keputusan mengenai aktivitas investasi dalam private sector detekankan dengan
menilai apakah pemilik perusahaan akan menjadi lebih baik dengan melakukan investasi
tersebut. Sementara itu, keputusan investasi dalam organisasi sektor public lebih
difokuskan pada penilaian apakah masyarakat secara keseluruhan akan menjadi lebih baik
dengan adanya investasi tersebut. Untuk menentukan manfaat sosial bersih ini tidak hanya
diperhitungkan manfaat yang tangible melainkan juga termasuk manfaat yang intangible.
Menurut Dixon (1994) dalam Blundell dan Murdock (1997), analisis biaya-manfaat
pada dasarnya harus dapat mengukur manfaat sosial bersih (net social benefit), yaitu:
Analisis efektivitas biaya dilakukan karena terdapat kesulitan dalam menghitung biaya
dan manfaat social secara kuantitatif. Analisis ini meliputi penilaian terhadap biaya dan
manfaat yang dapat dikuantifikasi, baik di masa sekarang maupun di masa yang akan
dating atas suatu proyek dengan pengaruh atau dampak yang tidak dapat
dikuantifikasikan, namun tidak dinilai. Dengan kata lain, analisis efektivitas biaya
memusatkan pada pengukuran suatu yang dapat diukur.
13
BAB II
KASUS
14
lain, investasi ini juga menyediakan tempat usaha dan memberikan kesempatan kerja
yang lebih luas lagi. Dengan adanya investasi ini, diharapkan mampu meningkatkan
produktivitas masyarakat sekitar. Selain itu, usaha grosir ini juga akan memudahkan
konsumen atau masyarakat dalam mendapatkan kebutuhan sehari- hari.
Namun, tentunya terdapat social opportunity cost yang ditanggung oleh masyarakat
dimana pasti akan terjadi pertambahan polusi suara akibat aktivitas jual beli. Selain itu
juga masalah sampah dan kelancaran lalu lintas.
3. Aspek Ekonomi dan Finansial
Dari hasil analisis investasi yang telah dilakukan, dapat kita lihat bahwa indicator-
indicator tersebut menunjukkan bahwa investasi usaha grosir ini merupakan investasi
yang menguntungkan. Hasil perhitungan NPV positif dengan payback period yang
relative sangat singkat, hanya 6, 2 bulan. Selain itu, dengan mengikutsertakan modal
dari investor swasta, maka investasi ini diharapkan dapat berkontribusi dalam
peningkatan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.
4. Aspek Distribusi
Investasi ini memungkinkan terjadinya distribusi yang merata karena dilakukan di
seluruh kecamatan di Kabupaten Sragen. Dengan demikian, pembangunan tidak hanya
terpusat pada kecamatan- kecamatan kota. Selain itu, proyek ini juga turut mengundang
partisipasi dari pihak swasta sehingga alokasi dana Pemerintah Daerah tidak akan
terlampau banyak terkuras di proyek ini saja.
15
DAFTAR PUSTAKA
16