KELOMPOK 8 Audit Fix

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 27

KELOMPOK 8 :

FELI DWI OKTARI


C1C017041
MIFTA QONITA E
C1C017144
FITRIA QADRIANI
C1CO16
DISKUSI TIM AUDIT
ISAs yang menjadi acuan dalam pembelajaran di bab ini ialah ISAs
nomor 240, 300, dan 315.
•ISA 240.15
ISA 315 mewajibkan diskusi diantara anggota tim penugasan dan
keputusan partner penugasan mengenai hal-hal yang harus
dikomunikasikan kepada anggota tim yang tidak terlibat dalam diskusi.

•ISA 240.44
Auditor wajib memasukan hal-hal berikut dalam dokumentasi audit
mengenai pemahaman auditor terhadap entitas dan lingkungannya
serta penilaian mengenai risiko salah saji material yg ditetapkan ISA
315.
1. Keputusan penting yang diambil dalam diskusi di antara anggota tim
penugasan mengenai kerentanan laporan keuangan entitas terhadap
salah saji yang material karena kecurangan
2. Salah saji yang material karena kecurangan, yang diidentifikasi dan
dinilai, pada tingkat laporan keuangan dan tingkat asersi .
DISKUSI TIM AUDIT
• ISA 315.10
Partner (yang memimpin) penugasan dan anggota
kunci tim penugasan wajib membahas kerentanan
laporan keuangan entitas terhadap salah saji yang
material, dan penerapan FRF yang berlaku terhadap
fakta dan situasi entitas.

• Tinjauan Umum
Unsur penting dalam sukses penugasan audit
manapun ialah komunikasi yang baik diantara
anggota tim audit.
Manfaat komunikasi berkelanjutan diantara
anggota tim :
•Produktivitas Audit
• Efektivitas Audit
• Pengembangan staf

Komunikasi berkelanjutan yang efektif


memerlukan :
Keterlibatan penuh dari partner penugasan dan anggota
tim inti lainnya,
Kesediaan personel senior untuk mendengar “suara”
personel yang lebih junior.
KOMUNIKASI TIM AUDIT

1. Membagi tugas dan peran kepada anggota-


anggota tim.
Mempertimbangkan:
• Keterampilan dan Pengalaman
• Kebutuhan akan keahlian tertentu
• Kebutuhan pereviu kendali mutu

2. Pertemuan mengenai perencanaan dalam tim :


Bahas : Materialitas, Insight berdasarkan pengetahuan
mengenai entitas, Potensi risiko bisnis dan risiko
kecurangan, Dimana/ bagaimana laporan keuangan
rentan salah saji yang material, Rencana audit
mencakupi : siapa, apa, dimana, kapan. , Supervisi dan
reviu .
KOMUNIKASI TIM AUDIT

3. Selama dan sesudah audit

Bahas :
Hasil, kemajuan/perkembangan, dan masalah audit,
perubahan dalam rencana audit, info rmasi baru,
transaksi/peristiwa luar biasa, saran untuk audit yang akan
datang .
PERTEMUAN PERENCANAAN TIM AUDIT
Tiga hal yang akan dibahas sebagai berikut :
1. Berbagi insight tentang entitas
Tujuannya :
• Entitas : Sejarah dan tujuan bisnis, budaya perusahaan,
perubahan dalam operasi, personalia atau sistem.
• Manajemen :Sifat/struktur entitas dan manajemen, sikap
terhadap pengendalian intern, intensif, untuk melakukan
kecurangan, peubahan yang tidak bisa dijelaskan mengenai
perilaku/gaya hiduppimpinan, adanya indikasi bias dalam
keputusan manajemen
• Faktor risiko yang diketahui : Pengalaman dan penugasan
audit yang lalu, faktor risiko bisnis yang signifikan, peluang
dilakukannya kecurangan.
PERTEMUAN PERENCANAAN AUDIT
2. Bertukar Pikiran
• Potensi untuk kesalahan dan kecurangan
1. Area mana dalam laporan keuangan yang rentan terhadap salah saji yang
material? Langkah ini merupakan keseharyskan dalam semua audit
2. Bagaimana manajemen bisa melakukan dan menyembunyikan pelaporan
keuangan yang curang ?
3. Akan bermanfaat untuk mengembangkan berbagai skenario kecurangan atau,
jika mungkin,gunakan saja jasa akuntan forensik. Amati journal entries , yang
dapat mengindikasikan bias manajemen mengenai estimasi/penyisihan,
perubahan kebijakan akuntansi , dll
4. Bagaimana aset perusahaan bisa dijarah/digunakan untuk kepentingan
pribadi?
5. Apakah ada kegiatan nirlaba dengankedok CSR yang sesungguhnya
merupakan sarana korupsi dan manipulasi laporan keuangan.
PERTEMUAN PERENCANAAN AUDIT
• Tanggapam terhadap risiko
a) Pendekatan/ prosedur audit yang mungkin dilakukan untuk
menanggapi risiko yang diidentifikasi ?
b) Pertimbangan untuk memasukkan unsur pendadakan ke
dalam sifat, penetapan waktu, dan luasnya prosedur audit
yang akan dilakukan.

3. Perencanaan audit
Auditor harus memastikan bahwa semua kewajiban dan
persyaratan yang ditetapkan ISAs yang relevan dengan audit
tersebut dimasukan dalam rencana audit . ISAs meliputi
prosedur tertentu yang harus dilakanakan , yaitu : ISA 240, ISA
402, ISA 540,ISA 550 dan ISA 600.
PERTEMUAN PERENCANAAN AUDIT

Berikan pengarahan kepada tim mengenai :


• Menentukan tingkat materitas
• Memberikan peran dan tanggung jawab
• Memberikan pengarahan umum kepada staf mengenai
bagian-bagian audit yang digunakan ,pertimbangan
khusus,penjadwalan waktu untuk prosedur/proses
audit,dokumentasi yang harus dipenuhi,luasnya
supervisi.penelaah berkas-berkas audit,dan ekspetasi lainnya.
• Tekankan pentingnya mempertahankan spektisisme
profesional selama audit berlangsunf
KOMUNIKASI SELAMA DAN PADA
AKHIR AUDIT

Diskusi tim janganlah dibatasi dalam pertemuan-pertemuan


mengenai perencanaan audit. Tim audit perlu didorong untuk
berkomunikasi dan berbagi nformasi yang diperoleh, dengan
berbagai relevansinya,khusunya ketika informasi itu berdampak
pada penilaian risiko dan prosedur audit yang direncanakan.
MENGIDENTIFIKASI RISIKO
BAWAAN
ISAs yang menjadi acuan bab ini adalah
ISA 240 alenia 10 dan ISA 315 alenia 3
tentang tujuan auditor . ISA yang relevan
dengan pembahasan ini ISA 200.13,ISA
240.11.12.13.15.17.18.22.23.24.44, dan
ISA 315.11.
SELAYANG PANDANG
Identifikasi risiko didasarkan kepada, dan merupakan
bagian yang tidakterpisahkan dari prosedur yang
dilksanakan auditor untuk memahami entitas dan
lingkungannya.

Prosedur identifikasi risiko dan penilaian risiko dapat


dijelaskan sebagai berikut :
• Dalam proses identifikasi pertanyaan auditor ialah
apa yang bisa salah yang menyebabkan salah saji
dalam laporan keuangan .
SELAYANG PANDANG

•Auditor mencari jawaban dengan melaksanakan


prosedur penilaian risiko
• Dalam prosedur penilaian , auditor berupaya
mengidentifikasi risiko melalui pemahaman terhadap
entitas dan lingkungannya ,seperti : (1) Tujuan entitas,
(2) Faktor eksternal (3) Faktor Internal, (4) Kebijakan
akuntansi, (5) Pengukuran kinerja perusahaan, (6)
Pengendalian internal , disebut sumber risiko .
• Proses pemahaman dalam butir diatas, menghasilkan
daftar dari sejumlah faktor risiko bisnis dan faktor
risiko kecurangan.
BUTIR PERTIMBANGAN
• Sesudah penugasan
pertama, fokus pada
perubahan
• Identifikasi Risiko
Sesudah penugasan
Auditor tidak bisa pertama, fokus pada apa-
menilai risiko sebelum ia apa yg berubah diantara
mengidentifikasinya enam sumber risiko dan
tanpa perlu mengulang
seluruh proses dari awal.
JENIS RISIKO
•Risiko Bisnis
Tidak sekedar risiko salah saji material . Risiko bisnis berasal
dari kondisi, peristiwa, situasi,tindakan, bahkan tidak
mengambil tindakan yang berdampak negatif terhadap
kemajuan perusahaan mencapai tujuannya dan melaksanakan
strateginya.
Risiko bisnis juga muncul dari peristiwa perubahan , seperti :
• Pengembangan produk baru yang gagal
• Pasar yg tidak cukup besar
• Kegagalan produk yang menimbulkan tuntutan dan
menghancurkan reputasi
• tuntunan hukum juga bisa justru ketika produk sukses, dan
pesaing menuntut karenaan dugaan pelanggaran hak cipta
JENIS RISIKO
•Risiko kecurangan

Berhubungan dengan peristiwa atau kondisi


yang berindikasi adanya insentif atau tekanan
untuk melakukan kecurangan atau adanya
peluang untuk melakukan kecurangan
SUMBER INFORMASI MENGENAI ENTITAS

Langkah pertama dalam proses penilaian risiko


ialah mengumpulkan data memutakhirkan
sebanyak mungkin informasi yang relevan
mengenai entitas. Informasi ini memberikan
kerangka rujukan yang penting untuk
mengidentifikasi dan menilai factor risiko yang
mungkin ada.
Prosedur Penilaian Risiko
Berdasarkan informasi yang diperoleh A.    Faktor Eksternal    
•  Sifat Industri
mengenai entitas, auditor sekarang
• Aturan perundangan dan regulator
dapat merancang prosedur penilaian • Kerangka Pelaporan Keuangan
risiko .Prosedur-prosedur penilaian B.     Sifat
risiko ini dirancang untuk memperoleh Entitas                                      
dan mendokumentasikan pemahaman  
mengenai entitas dan lingkungannya, • Pegawai operasional dan pegawai inti
• Kepemilikan dan governance
termasuk pengendalian internal.
• Investasi, struktur, dan pembelanjaan
Lingkup pemahaman yang diperlukan C.     Kebijakan
editor untuk mengidentifikasi risiko, Akuntansi                          
dicakup dalam enam area inti ata Enam • Pemilihan dan Penerapan
Sumber Risiko. • Alasan untuk mengubah
D.    Tujuan
• Tepatnya dan Strategi
kebijakan untuk entitas
Entitas                
F. Pengendalian Internal yang • Rencana dan strategi bisnis
relevan untuk audit • Implikasi dan risiko keuangan terkait
• Segala proses dan E.  Pengukuran/ Reviu   Kinerja
pengendalian yang relevan Keuangan                           
• Apa yang diukur ?
untuk memitigasi risiko di •  Siapa yang mereviu kenierja keuangan
tingkat entitas dan di tingakat
SUMBER – SUMBER RISIKO BISNIS DAN RISIKO
KECURANGAN
Tujuan dan Strategi Entitas
· Tujuan dan strategi entitas yang tidak
tepat, tidak realistis, terlalu agresif.
· Produk atau jasa baru, atau memasuki
bisnis baru. Sifat Entitas
· Tidak konsistennya strategi IT dan · Budaya perusahaan
strategi bisnis. dan governance yang buruk.
· Pengaturan keuangan melalui transaksi
yang kompleks.
· Pegawai dalam posisi kunci dengan
kemampuan yang meragukan..
· Kegagalan dalam produk atau jasa
yang menimbulkan tuntutan dan risiko
Faktor Eksternal reputasi.
· Keadaan perekonomian (seperti · Kelemahan dalam pengendalian
resesi, krisis keuangan Asia / Eropa / intern, khususnya yang ditangani
Amerika / Dunia) dan perubahan dalam manajemen.
ketentuan perundang-undangan. · Hubungan yang buruk dengan
· Permintaan menurun akan prosuk penyedia / penyandang dana seperti bank.
atau jasa entitas.
· Ketidakmampuan
memperoleh sumber daya (bahan baku,
mesin-mesin, tenaga terampil).
Indikator Kinerja
·         Pengukuran kinerja tidak dilakukan oleh manajemen dalam
menilai kinerja entitas dan mapaian tujuan.
·         Pengukuran tidak digunakan untuk memperbaiki operasi
atau untuk mengambil tindakan perbaikan.

Kebijakan Akuntansi
·         Penerapan kebijakan akuntansi secara tidak
konsisten
·         Penerapan kebijakan akuntansi secara tidak
tepat.

Pengendalian Internal
·         Pengawasan oleh manajemen atas operasi sehari-hari, lemah.
·         Pengendalian lemah atau tidak berfungsi, atas kegiatan di tingkat entitas seperti SDM,
kecurangan, dan pembuatan informasi akuntansi seperti estimasi akuntansi dan laporan
keuangan.
·         Pengendalian lemah atau tidak berfungsi, atas transaksi seperti penjualan, pembelian,
beban biaya, dan gaji.
Risiko kecurangan
Segitiga Kecurangan
Segitiga kecurangan atau fraund triangle
Kecurangan adalah perbuatan menjelaskan tiga kondisi yang dapat
yang disengaja oleh satu atau memberi petunjuk mengenai adanya
beberapa orang dalam kecurangan, yakni :
manajemen, TCWG, pegawai, atau · Tekanan (preesure);
pihak ketiga. Kecurangan yang Ini sering didorong oleh kebutuhan yang
melibatkan anggota manajemen (sangat) mendesak, termasuk kebutuhan
atau TCWG disebut “management untuk “sejajar” dengan tetangganya atau
fraund” .kecurangan yang hanya rekan sekerja di perusahaan/kantor.
melibatkan pegawai dari entitas · Peluang (opportunity);
tersebut disebut “employee fraund”. Peluang ini berhubungan dengan hubungan
Dalam management korporasi dan pengendalian intern yang
fraund dan employee fraund bisa tidak mencegah, mendeteksi, dan
terjadi persekongkolan (collusion) mengoreksi keadaan.
di dalam entitas atau dengan pihak · Pembenaran (rationalization).
ketia di luar entitas. Pembenaran adalah cara pelaku
“menenteramkan diri”,misalnya “semua
orang juga korupsi’ atau “nanti juga saya
kembalikan (jarahan saya)”.
Skeptisme Profesional
Skeptisme Profesional adalah kewajiban auditor untuk
menggunakan dan mempertahankan skeptisme profesional,
sepanjang periode penugasan.Terutama kewaspadaan atas
kemungkinan terjadinya kecurangan.

 Sadari, manajemen selalu bisa


membuat kecurangan
Kewaspadaan  Sikap berpikir yang senantiasa
Profesional mempertanyakan
 Waspada
 Terapkan kehati-hatian
Mengidentifikasi Faktor Risiko Bawaan
Cara paling efektif untuk mencegah terlewatinya faktor risiko yang
relevan adalah dengan membuat identifikasi risiko sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari pemahaman entitas.Makin auditor
mengetahui dan menghayati ke enam area pemahaman entitas, makin
besar pula kemampuan auditor mengidentifikasi faktor risiko.
Memahami entitas juga bermanfaat ketika auditor mengidentifikasi
dan kemudian menanggapi scenario kemungkinan terjadinya
kecurangan Management override selalu berpeluang terjadi. Dan jika
terjadi, kecurangan ini disembunyikan, khususnya dari auditor.

Tiga Langkah Identifikasi RIsiko


 Langkah 1 – Kumpulkan Informasi dasar
tentang entitas
 Langkah 2 – Rancang, laksanakan, dan
dokumentasikan prosedur penilaian risiko
 Langkah 3 – Hubungan risiko yang
diidentifikasi dengan area laporan keuangan
Mendokumentasikan Proses
Identifikasi Risiko
Auditor harus menggunakan
kearifan profesionalnya mengenai Mendokumentasikan Proses
bagaimana ia mendokumentasikan Identifikasi Risiko
proses identifikasi risiko.  Informasi mengenai entitas
Mengikuti ketiga langkah itu,  Prosedur penilaian risiko
 Menghubungkan risiko
dokumentasinya terdiri atas;
dengan kemungkinan salah
informasi mengenai entitas, saji dalam laporan keuangan
prosedur penilaian risiko, dan
menghubungkan risiko yang
diidentifikasi dengan kemungkinan
kesalahan dan kecurangan dalam
laporan keuangan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai