Memahami Apresiasi Puisi-Dikonversi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 23

MEMAHAMI APRESIASI PUISI

D
I
S
U
S
U
N
Oleh
Amilia Sanggar Wati
0314203003

Dosen Pengampu : Bapak Budiman. S. Pd.I., M.Pd

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
TADRIS BAHASA INDONESIA
MEDAN
2021
Kata Pengantar

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan rahmat hidayahnya saya
bisa menyelesaikan makalah Apresiasi Sastra yang berjudul “Memahami Apresiasi Puisi”
dengan tepat waktu dan dengan tanpa adanya hambatan. Saya juga mengucapkan terima
kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Apresiasi Sastra yaitu bapak Bapak Budiman.
S. Pd.I.,M.Pd yang bersedia membimbing dan membantu saya dalam menyelesaikan makalah
ini. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Medan,19 Oktober 2021

Penyusun
i
Daftar Isi
Kata Pengantar ................................................................................................................. i
Daftar Isi ......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
C. Tujuan ................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 3
A. Pengertian Apresiasi ............................................................................................ 3
B. Langkah-langkah kegiatan apresiasi puisi .......................................................... 3
C. Pembelajaran Apresiasi Puisi ............................................................................... 4
D. Pengertian Puisi ................................................................................................... 5
E. Unsur Puisi ........................................................................................................... 6
F. Strategi Membaca Puisi ..................................................................................... 10
G. Strategi Menulis Puisi ........................................................................................ 14
BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 18
A. Simpulan ............................................................................................................ 18
B. Saran .................................................................................................................. 19
Daftar Pustaka ................................................................................................................ 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses pembelajaran bahasa Indonesia secara komunikatif mencakup beberapa
keterampilan, salah satunya keterampilan membaca dan menulis. Sehubungan dengan
hal tersebut, keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting bagi
siswa karena ketarampilan menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang
memiliki peranan penting di kehidupan manusia. Dengan menulis seseorang mampu
menyampaikan pesan, mengungkapkan suatu gagasan, perasaan, pendapat atau
pikirannya sesuai keinginannya dengan keterampilan menulis. Sedangkan
keterampilan membaca adalah salah satu keterampilan yang mampu dalam
menafsirkan makna dan bentuk-bentuk bahasa tertulis berupa kata, kalimat, dan
paragraf yang dibacanya.
Menurut Tarigan, menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka
dengan orang lain.1 Menurut KBBI membaca adalah melihat serta memahami isi dari
apa yang tertulis kemudian dilafalkan secara lisan atau hanya dalam hati. 2 Salah satu
pembelajaran bahasa Indonesia yang terkait dengan aspek menulis dan membaca
adalah puisi, karena puisi merupakan sebuah karya estetis yang mempunyai banyak
makna di setiap kata.
Dalam menulis puisi kita harus memperhatikan gaya bahasa yang sesuai.
Melalui hal itu, seseorang diharapkan dapat menemukan hal-hal baru dan menuliskan
kembali atau mengembangkannya melalui tulisan yang berupa teks puisi. Kegiatan
menulis puisi dapat menambah pengalaman batin seseorang menjadi bertambah luas
sehingga terbentuk mental yang baik dari dalam dirinya. Puisi lahir melalui renungan
berdasarkan pengamatan terhadap realita kehidupan.
Di samping itu, puisi juga mengandung ketidakpastian. Oleh karena itu,
pembaca berada dalam tanggapan antara ketidakpastian dan kepastian, antara
mengerti dan tidak mengerti. Di sinilah terletak seni suatu puisi, karena nilai suatu
puisi terletak pada maknanya, maka setiap kali dibaca mengandung pemikiran atau

1
Muhlas Adi Putra, Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Melalui Strategi Pembelajaran Perr Teaching
Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Pangkep Kab.Pangkep, 2015, hlm 6.
2
Kamus Besar Bahasa Indonesia.

1
2

inspirasi baru. Puisi, akan memberikan nuansa baru pada pembaca apabila pembaca
yang bersangkutan dapat memahami apa yang dibacanya. Berkaitan dengan membaca
dan menulis puisi, pada kesempatan kali ini saya akan menuliskan makalah dengan
judul Memahami Apresiasti Puisi mulai dari Strategi membaca puisi dan strategi
menulis puisi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Apresiasi?
2. Bagaimana Langkah-Langkah Kegiatan Dalam Melakukan Apresiasi puisi?
3. Apa yang dimaksud dengan pengertian Puisi?
4. Apa saja yang termasuk kedalam unsur puisi?
5. Bagaimana Strategi membaca puisi?
6. Bagaimana strategi menulis puisi?
C. Tujuan
1. Untuk mengeahui pengertian apresiasi
2. Untuk mengetahui langkah-langkah kegiatan dalam melakukan apresiasi puisi
3. Untuk mengetahui pengertian puisi
4. Untuk mengetahui unsur dalam puisi
5. Untuk mengetahui strategi membaca puisi
6. Untuk mengetahui strategi menulis puisi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Apresiasi
Pengertian apresiasi menurut Aminuddin mengatakan, istilah apresiasi berasal
dari bahsa Latin apreciatio yang berarti mengindahkan atau menghargai suatu karya.
Menurut Gove istilah apresiasi mengandung makna pengenalan melalui perasaan atau
kepekaan batin dan pemahaman dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang
diungkapkan pengarang. Kemudian Squire dan Taba juga menambahkan
kesimpulannya bahwa sebagai suatu proses, apresiasi melibatkan tiga unsur inti, yakni
aspek kognitif, aspek emotif, aspek evaluatif. Effendi juga berpendapat bahwasanya
apresiasi adalah tindakan menggauli karya sastra secara sungguh-sungguh sehingga
menumbuhkan pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan
perasaan yang baik terhadap karya sastra.3 Dari beberapa pemaham tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa apresiasi adalah sebuah tindakan yang bersifat membangun
untuk menghargai suatu karya sastra salah satunya seperti puisi agar karya tersebut
dapat berkembang menjadi lebih baik dari sebelumnya.

B. Langkah-langkah kegiatan apresiasi puisi


Dalam bukunya yang berjudul Apresiasi Kesusastraan, Soemardjo dan Saini
K.M. mengatakan, ada empat langkah atau tahapan dalam apresiasi, yakni keterlibatan
jiwa, penguasaan penyair, hubungan dengan pengalaman, dan apresiasi melalui
ungkapan lisan.4 Untuk lebih mengerti berikut penjelasnya :
1. Keterlibatan jiwa adalah tahap dimana apresiator mencoba memahami puisi
dengan cara membayangkan, turut memikirkan, serta merasakan apa yang
dibayangkan, dipikirkan, dan dirasakan oleh si penyair ketika menulis puisi
tersebut
2. Penguasaan penyair terhadap bahasa adalah tahap dimana memahami puisi
melalui pemahaman penggunaan bahasa yang dilakukan oleh penyair. Apakah
apresiator memahami penggunaan bahasa yang dilakukan oleh penyair?
Apakah apresiator dapat membayangkan apa yang disampaikan penyair

3
Willy Eka Cahyadi, Pelatihan Pementasan Membaca Puisi Dengan Teknik Penerjemahan Simbol Ke Dalam
Ornamen Teatrikal (Doctoral Dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia), hlm 16.
4
Ibid, hlm 17-18.

3
4

dengan penggunaan bahasa tersebut? Apakah apresiator dapat larut dalam


puisi yang menggunakan bahasa gaya si penyair tersebut?
3. Hubungan dengan pengalaman kehidupan adalah langkah dimana apresiator
mulai mengevaluasi diri setelah membaca secara personal sebuah puisi.
Apakah puisi itu berpengaruh terhadap pikiran dan diri si apresiator, apakah
puisi tersebut memiliki kesamaan dengan pengalaman hidup apresiator,
apakah puisi tersebut memiliki kebermanfaatan dalam kehidupan sehari-hari
apresiator, dan semacamnya.
4. Apresiasi melalui ungkapan lisan adalah langkah puncak dimana apresiator
membacakan sebuah puisi di depan umum dengan gayanya sendiri, setelah
melalui beberapa tahap pemahaman dan apresiasi yang sebelumnya telah jelas
dan dijalankan oleh apresiator.

C. Pembelajaran Apresiasi Puisi


Menurut Rahmanto, pembelajaran apresiasi puisi dapat dilakukan dengan
beberapa teknik Pelacakan pendahuluan, Penentuan sikap praktis, Introduksi,
Penyajian, Diskusi, dan Pengukuhan.5 Berikut sekilas penjelasan dari keenam teknik
tersebut.
1. Pelacakan pendahuluan
Guru perlu mempelajari puisi yang akan diajarkannya di dalam kelas. Hal
tersebut dilakukan untuk memperoleh pemahaman awal tentang puisi yang
akan disajikan sebagi bahan.

2. Penentuan sikap praktis


Untuk mempermudah siswa memahami puisi, guru harus memilih informasi
apa yang seharusnya diberikan kepada siswa. Guru juga hendaknya memilih
puisi yang tidak terlalu panjang agar dapat dibahas dalam sekali pertemuan.

3. Introduksi
Introduksi atau pengantar sangatlah penting dalam menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan. Pemilihan introduksi yang tepat dapat

5
Yulianeta, S.Pd., M.Pd., Modul 1 Hakikat Pembelajaran Sastra, hlm 1.11-1.12.
5

dilakukan dengan melihat situasi siswa dan karakteristik puisi yang akan
diajarkan.
4. Penyajian
Penyajian berguna agar puisi dapat memberikan kesan dan pesan bagi siswa,
maka dibutuhkan penyajian yang tepat. Misalnya, dengan membacakan puisi
dengan irama dan penghayatan yang tepat. Dengan demikian, siswa akan
tersentuh dan tertarik untuk menelisik puisi lebih dalam lagi.

5. Diskusi
Untuk mencermati seberapa dalam apresiasi siswa terhadap puisi maka dapat
diadakan diskusi. Siswa dapat membicarakan unsur-unsur intrinsik dan
ekstrinsik dari puisi.

6. Pengukuhan
Pengukuhan dapat dilakukan dengan cara memberikan tugas-tugas di luar
kelas yang merupakan kelanjutan dari pembelajaran di dalam kelas.
Contohnya, dengan menugaskan siswa untuk menulis puisi sesuai dengan
pengalaman masing-masing.

Keenam teknik pembelajaran apresiasi puisi di atas dalam pelaksanaannya


dapat diterapkan pula pada pembelajaran apresiasi sastra yang lain, seperti
cerpen, novel, dan drama. Teknik pembelajaran apresiasi seperti contoh di atas
dirancang agar terjadi proses yang memungkinkan terjadinya pengenalan,
pemahaman, penghayatan, serta penikmatan terhadap karya sastra hingga akhirnya
siswa mampu menerapkan temuannya di dalam kehidupan nyata. Dengan demikian,
pembelajar apresiasi sastra akan memperoleh manfaat dari karya sastra yang
diapresiasinya.

D. Pengertian Puisi
Puisi adalah bentuk karya sastra yang tersaji secara monolog, menggunakan
kata-kata yang indah dan kaya akan makna. Keindahan puisi ditentukan oleh diksi,
majas, rima, dan iramanya. Adapun kekayaan makna yang terkandung dalam puisi
disebabkan oleh pemadatan segala unsur bahasa. Bahasa yang digunakan dalam puisi
berbeda dengan yang bahasa yang digunakan sehari-hari . Puisi menggunakan bahasa
6

yang ringkas, tetapi maknanya sangat kaya. Kata yang digunakannya ialah kata
konotatif yang mengandung banyak penafsiran dan pengertian.6 Sehingga dapat
penulis simpulkan bahwa puisi adalah sebuah karya sastra yang terdiri dari banyak
kata dimana, di dalamnya terdapat makna yang memiliki banyak arti sehingga apabila
dibacakan dengan seksama puisi tersebut akan menambah unsur keindahannya.
Perhatikan contoh puisi dibawah ini :
Semangka
Musthofa Aldo

Di kebun milik ayahku


Kulihat banyak buah semangka
Kuambil satu lalu membelahnya
Aku pun berdoa
Tuhan!
Berilah aku gairah
Semerah daging semangka7

Teks di atas merupakan karya monolog. Pengarang berbicara langsung tentang


pengalaman dan harapan-harapan dirinya. Pengalamannya diungkapkan melalui
pilihan kata yang tertata dan susunan katanya yang harmonis. Kata kebun,ayahku,
semangka, membelanya, berdoa, tuhan,semerah semangka. Kata-kata itu ringkas,
tetapi kaya akan makna. Sebuah gairah cukup diumpamakan dengan merahnya
semangka. Tidak banyak kata tetapi dengan satu atau dua kata pun cukuplah baginya
untuk menyatakan harapan-harapan itu.

E. Unsur Puisi
Secara garis besar, unsur-unsur puisi terbagi menjadi dua macam. Yakni unsur
fisik dan unsur batin.8 Berikut ini adalah penjelasan dari unsur fisik dan unsur batin
sebagai berikut :
1. Unsur fisik
a. Diksi (pemilihan kata)

6
E. Kosasih, Apresiasi Sastra Indonesia ,2008, Jakarta: PT Perca ,hlm 31.
7
Ibid, hlm 31.
8
Ibid, hlm 32-39.
7

Kata-kata yang digunakan dalam puisi merupakan hasil


pemilihan yang sangat cermat. Kata-katanya merupakan hasil
pertimbangan, baik makna, susunan bunyinya, maupun hubungan kata
dengan kata-kata lain dalam baris dan baitnya. Kata-kata memiliki
kedudukan yang sangat penting dalam puisi.
Kata-kata dalam puisi bersifat konotatif. Makna kata-kata itu
mungkin lebih dari satu. Kata-kata yang dipilih hendaknya bersifat
puitis yang mempunyai efek keindahan. Bunyinya harus indah dan
memiliki keharmonisan dengan kata-kata lainnya.

b. Pengimajian
Pengimajian ini sama dengan pengimajinasian yang dapat
didefinisikan sebagai kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan
khayalan atau imajinasi. Dengan daya imajinasi tersebut, pembaca
seolah-olah merasa, mendengar atau melihat sesuatu yang diungkapkan
penyair.

c. Kata konkret
Untuk membangkitkan imajinasi pembaca, kata-kata harus
diperkonkret atau diperjelas. Jika penyair mahir memperkonkret kata,
pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan apa yang
dilukiskan oleh penyair. Pembaca dapat membayangkan secara jelas
peristiwa atau keadaan yang dilukiskan oleh penyair.

d. Bahasa figuratif (majas)


Majas (figurative language) adalah bahasa yang digunakan oleh
penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara membandingkannya
dengan benda atau kata lain. Majas mengiaskan atau menyamakan
sesuatu dengan hal lain. Maksudnya, agar gambaran benda yang
dibandingkan itu lebih jelas, misalnya, untuk menggambarkan keadaan
ombak penyair menggunakan majas personifikasi Risik risau ombak
memecah, di pantai landai, buih berderai.
8

Dalam cuplikan puisi tersebut, ombak digambarkan seolah-olah


manusia yang bisa berisik dan memiliki rasa risau. Selain itu, majas
menjadikan suatu puisi lebih indah. Perhatikan misalnya, untaian kata-
kata di pantai landai/buih berderai. Kata-kata itu tampak indah (puitis)
dengan digunakannya persamaan bunyi /a/ dan /i/.

e. Rima/Ritma
Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi. Dengan adanya
rima, suatu puisi menjadi indah. Makna yang ditimbulkannya pun lebih
kuat, seperti petikan sajak berikut “Dan angin mendesah/mengeluh
mendesah”. Di samping rima, dikenal pula istilah ritma yang diartikan
sebagai pengulangan kata, frase, atau kalimat dalam bait-bait puisi.

f. Tata Wajah (Tipografi)


Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi, prosa,
dan drama. Larik-larik puisi tidak berbentuk paragraf, tetapi bait.
Dalam puisi kontemporer seperti puisi-puisi Sutardji Calzoum Bachri,
tipografi dipandang sangat penting sehingga kedudukan makna kata-
kata tergeser.

2. Unsur Batin
a. Tema (sense)
Tema puisi merupakan gagasan utama penyair dalam puisinya.
Gagasan penyair cenderung tidak selalu sama dan besar kemungkinan
untuk berbeda-beda. Oleh karena itu, tema puisi yang dihasilkannya
pun akan berlainan.

b. Perasaan
Puisi merupakan karya sastra yang paling mewakili ekspresi
perasaan penyair. Ekspresi dapat berupa kerinduan, kegelisahan, atau
penga gungan kekasih, alam, atau Sang Khalik. Jika penyair hendak
mengagungkan keindahan alam, sebagai sarana ekspresinya ia akan
memanfaatkan majas dan diksi yang mewakili dan memancarkan
makna keindahan alam. Jika ekspresi berupa kegelisahan dan
9

kerinduan kepada Sang Khalik, bahasa yang digunakannya cenderung


bersifat perenungan akan eksistensinya dan hakikat keberadaan dirinya
sebagai hamba Tuhan. Perhatikan dua bait puisi berikut :

Hanyut aku Tuhanku


Dalam lautan kasih-Mu
Tuhan, bawalah aku
Meninggi ke langit ruhani.

Larik-larik di atas diambil dari puisi yang berjudul “Tuhan” karya


Bahrum Rangkuti. Puisi tersebut merupakan pengejawantahan
kerinduan dan kegelisahan penyair untuk bertemu dengan Sang Khalik.
Kerinduan dan kegelisahannya diekspresikannya melalui kata hanyut,
kasih, meninggi, dan langit ruhani.

c. Nada dan suasana


Dalam menulis puisi, penyair mempunyai sikap tertentu
terhadap pembaca, antara lain menggurui, menasihati, mengejek,
menyindir, atau bersikap lugas hanya menceritakan sesuatu kepada
pembaca. Sikap pe nyair kepada pembaca disebut nada puisi. Adapun
suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi.
Suasana adalah akibat yang ditimbulkan oleh puisi terhadap
jiwa pembaca. Nada dan suasana puisi saling berhubungan. Nada puisi
menimbulkan suasana tertentu terhadap pembacanya.
Nada duka yang di ciptakan oleh penyair dapat menimbulkan
suasana iba di hati pembaca. Nada kritik yang diberikan penyair dapat
menimbulkan suasana penuh pemberontakan bagi pembaca. Nada
religius dapat menimbulkan suasana khusyuk.

3. Amanat
Amanat yang hendak disampaikan oleh penyair dapat ditelaah setelah
kita memahami tema, rasa, dan nada puisi. Tujuan/amanat merupakan hal
yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya. Amanat tersirat di balik
kata-kata yang disusun dan tema yang diungkap kan. Amanat yang hendak
10

disampaikan oleh penyair mungkin secara sadar berada dalam pikiran penyair,
tetapi lebih banyak penyair tidak sadar akan amanat yang diberikannya.9

F. Strategi Membaca Puisi


Membaca puisi pada umumnya dilakukan dengan nyaring atau berdeklamasi.
Deklamasi adalah pembacaan puisi yang disertai oleh gerak dan mimik yang sesuai.
Dalam berpuisi, berdeklamasi, pembaca tidak sekadar membunyikan kata-kata. Lebih
dari itu, ia pun bertugas mengekspresikan perasaan dan pesan penyair dalam puisinya.
Membacakan puisi merupakan kegiatan membaca indah. Untuk itu, pembaca
harus memerhatikan empat hal mulai dari lafal, tekanan, intonasi, dan jeda. Tujuannya
agar isi puisi dapat terekspresikan dengan jelas sehingga pendengar bisa memahami
maksud penyairnya dengan baik. Perhatikan penjelasan berikut :

1. Lafal
Lafal adalah cara seseorang atau sekelompok orang dalam suatu
masyarakat bahasa dalam mengucapkan bunyi bahasa. Adapun yang dimaksud
dengan bunyi bahasa, antara lain adalah, [a], [c], [f], [h], dan [u]. Pelafalan
seseorang dalam berbahasa sering kali berbeda dengan orang lain.
Berdasarkan pelafalannya pula, kita bisa mengetahui asal daerah seseorang
karena memang beberapa kelompok masyarakat memiliki warna pelafalan
yang khas, misalnya orang Aceh dan orang Sunda berbeda dalam melafalkan
bunyi [e].
Begitu pula dengan orang Jawa dan orang Madura dalam
mengucapkan bunyi [d]. Meskipun demikian, terlepas dari asal daerahmu,
melafalkan bunyi bahasa haruslah jelas. Bunyi-bunyi itu tidak boleh tertukar
dengan bunyi-bunyi bahasa lainnya, misalnya, bunyi [p] dengan [b], [k]
dengan [h], atau [o] dengan [u]. Untuk melatih ketepatan dalam melafalkan
bunyi bahasa, kamu harus melakukan olah vokal, misalnya dengan
mengucapkan bunyi-bunyi vokal atau konsonan secara cepat dan bervariasi.

9
Ibid, hlm 39-40.
11

2. Tekanan
Tekanan (nada) adalah keras-lunaknya pengucapan kata. Tekanan
berfungsi untuk memberikan tekanan khusus pada kata-kata tertentu. Kata
yang ingin ditonjolkan pesannya perlu dibacakan dengan keras dibandingkan
kata lainnya. Tinggi-rendahnya tekanan dapat membedakan bagian kalimat
yang satu dengan bagian lainnya yang tidak penting.

3. Intonasi
Intonasi adalah naik-turunnya lagu kalimat. Perbedaan intonasi dapat
menghasilkan jenis kalimat yang berbeda, yakni kalimat berita, kalimat tanya,
kalimat perintah, atau kalimat seru. Penggunaan intonasi dalam puisi sangat
penting agar pembacaan tidak monoton sehingga pendengar pun lebih tertarik.
Intonasi juga berguna dalam memperjelas atau membedakan maksud/pesan
setiap lariknya
Untuk itu, sebelum kamu membaca puisi, kamu perlu menandainya,
misalnya dengan memberikan garis yang menanjak atau menurun. Dengan
cara demikian, mudahlah dalam membedakan intonasi dari setiap lariknya
ketika kamu membaca puisi itu.

4. Jeda
Jeda adalah hentian arus ujaran dalam pembacaan puisi yang
ditentukan oleh peralihan larik. Jeda berpengaruh pada jelastidaknya maksud
suatu kata atau larik. Dalam penggunaannya, jeda dikelompokkan menjadi tiga
jenis, yaitu jeda pendek, jeda sedang, dan jeda panjang.
a. Jeda pendek digunakan pada bagian antarkata dalam suatu larik.
b. Jeda sedang digunakan pada bagian-bagian larik yang bertanda koma
atau di antara frasa-frasa.
c. Jeda panjang digunakan pada pergantian larik.10

10
Ibid, hlm 47-49.
12

Di dalam membaca puisi perlu juga diperhatikan beberapa strategi dalam membaca
puisi diantaranya latihan pernafasan, latihan vocal, intonasi, ekspresi, mengasah
mental, dan memahami makna puisi.11 Untuk lebih jelas simak penjelasan dibawah
ini!
1. Latihan Pernafasan
Latihan pernafasan adalah salah satu langkah dalam strategi membaca
puisi. tanpa memperhatikan dan memperhitungkan pernafasan yang benar
dapat menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan nafas yang membuat
pembaca terkesan terburu-buru ingin cepat selesai dalam membaca puisinya.
Sehingga, puisi yang dibacakan tidak sesuai dengan apa yang di inginkan.
Untuk itu, disarankan agar pada saat membaca puisi diharapkan pembaca tidak
terburu-buru dan harus tau bagaimana menempatkan pernafasan apabila
sedang membaca puisi.

2. Latihan vocal
Latihan vocal adalah satu hal yang sangat penting dalam strategi
membaca puisi. Karena, latihan vocal berguna untuk membuat pelafalan
ketika membaca puisi menjadi terdengar jelas. Sehingga pada saat membaca
puisi kita dapat membedakan bagaimana posisi suara ketika lantang,tegas,
keras, lembut, dan lain-lain.

3. Intonasi
Intonasi adalah naik-turunnya lagu kalimat. Perbedaan intonasi dapat
menghasilkan jenis kalimat yang berbeda, yakni kalimat berita, kalimat tanya,
kalimat perintah, atau kalimat seru. Penggunaan intonasi dalam puisi sangat
penting agar pembacaan tidak monoton sehingga pendengar pun lebih tertarik.
Intonasi juga berguna dalam memperjelas atau membedakan maksud/pesan
setiap lariknya.
Untuk itu, sebelum kamu membaca puisi, kamu perlu menandainya,
misalnya dengan memberikan garis yang menanjak atau menurun. Dengan
cara demikian, mudahlah dalam membedakan intonasi dari setiap lariknya
ketika kamu membaca puisi itu. Di sisi lain Intonasi adalah nada tinggi

11
Junaidi dkk, Strategi Baca Puisi Bahasa Indonesia Dan Inggris Bagi Guru-Guru Dan Siswa Di SDN 65
Pekanbaru Dan 63 Pekanbaru, 2018, hlm 6-8.
13

rendahnya suara pada saat membaca puisi. Intonasi juga menjadi strategi
penting dalam membaca puisi. Karena, dengan adanya intonasi dapat
membuat pendengar menjadi ikut terbuai dalam puisi yang sedang dibacakan.
Membaca puisi akan terasa nikmat apabila menggunakan intonasi yang tepat.
Untuk itu, pembaca puisi harus pandai dalam menempatkan intonasi ketika
sedang membaca puisi mulai dari tinggi-rendahnya dan panjang-pendeknya
suara yang di ucapkan.

4. Ekspresi
Ekspresi adalah pengungkapan raut wajah yang menggambarkan suatu
keadaan mulai dari keadaan bahagia, sedih, kecewa, dan lain-lain. Ekspresi
juga merupakan salah satu strategi penting dalam membaca puisi. Karena,
dengan ekspresi yang tepat membuat pendengar akan larut dan menikmati
puisi mulai dari kata demi kata.

5. Mengasah mental
Dalam membaca puisi kita harus mempunyai mental yang kuat, karena
dengan adanya mental yang kuat dapat menyakinkan diri seseorang dalam
berani tampil di depan orang banyak. apabila seseorang tidak memiliki mental
yang kuat maka akan menimbulkan jiwa tidak percaya diri sehingga ia tidak
yakin dalam membacakan puisinya .

6. Memahami
Sebelum membaca puisi, strategi yang dilakukan adalah memahami
bacaan puisi terlebih dahulu, kita harus tau apa makna dari puisi tersebut.
setelah memahami makna dari puisi tersebut barulah kita dapat membacakan
puisi sesuai dengan beberapa strategi yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Untuk memaknai puisi, kamu dapat melakukannya beberapa langkah-langkah
berikut :
a. Pahami bentuk puisi, bait-bait, dan lirik-lirik. Selain itu, secara
global pahami tema yang dikemukakan oleh penyair dalam
puisi itu.
b. Untuk melengkapi pemahaman global terhadap puisi, kita perlu
menelaah penyair dan latar belakang penciptaan puisi. Dengan
14

kedua data tersebut, totalitas makna puisi akan lebih mudah


ditafsirkan.
c. Telaah unsur-unsur struktur fisik dan struktur batin puisi.
Kedua struktur itu harus mempunyai kepaduan dalam
mendukung totalitas makna puisi. 12

G. Strategi Menulis Puisi


Menulis puisi, Taufiq Ismail mengakui dirinya sebagai penulis puisi yang
lamban. Satu puisi bisa tuntas penulisannya dalam bilangan bulan. Beberapa puisi
yang lahir dari tangannya diselesaikan sampai tiga bulan. Bahkan, ada yang sampai
satu tahun. Sementara itu, penyair Aspar Paturusi dapat menciptakan puisi secara
spontanitas. Dua penyair itu menunjukkan bahwa penciptaan puisi bersifat sangat
individualistik. Ismail menyatakan bahwa “Tidak benar menulis puisi itu susah.
Bahkan dia menyatakan bahwa menulis puisi itu menyenangkan”. Berikut ini
disajikan sejumlah strategi menulis puisi yang ditawarkan Taufiq Ismail sebagai
berikut :
1. Menentukan tema contohnya seperti “Mimpi”
2. Tuliskan 4-7 baris puisi dimulai dengan aku bermimpi.....
3. Mengaitkan dengan unsur warna, bunyi, manusia, nama tempat,dan lain-lain.
4. Beri judul yang menarik.

Contoh :
Mimpi Kecapi
Aku bermimpi seluruh RT/Rwku dimalam hari berwarna putih salju,
Terdengar ada tetangga yang bermain kecapi Cianjuran,
Berkata hansip tetangga kami,
“Wah, klining-klining itu merdu sekali”,
Di dalam mimpi itu aku tertidur lalu bermimpi tentang kecapi lagi,
Dawai-dawainya berubah menjadi roda bergigi.13

12
Ibid, hlm 42.
13
Ibid, hlm 16-17.
15

Selain itu, terdapat Langkah-langkah dalam menulis puisi, Dalam menulis puisi ada
beberapa langkah yang perlu dipelajari agar dapat menghasilkan suatu puisi yang
indah. Perhatikan langkah-langkah berikut :

1. Menentukan tema puisi


Dalam menentukan tema puisi kita dapat melakukan beberapa cara dibawah
ini:
a. Mencatat semua hal menarik yang ada disekitar kita.
b. Mencatat semua benda yang menarik yang ada disekitar kita.
c. Mencatat semua keinginan kita, baik yang sudah tercapai maupun yang
baru diusahakan.
d. Mencatat semua peristiwa yang berkesan (baik yang menyenangkan
maupun yang tidak) yang pernah kita alami atau pernah kita lihat dan
kita dengar (cerita dari teman).
e. Mencatat semua harapan atau cita-cita kita.

Tema yang kita pilih sebaiknya tema yang benar-benar menarik perhatian.
Tema yang dipilih harus berdasarkan kecenderungan orang yang ingin menulis
puisi.Hal tersebut akan memudahkan kita dalam mengungkapkan puisi.

2. Mendaftar dan Memilih Kata yang Sesuai dengan Tema


Kata yang didaftar merupakan kata yang berhubungan dekat dengan
tema yang dipilih. Kata-kata tersebut diambil dari kata yang bermakna sama
atau sinonim (harum-wangi, senang-bahagia, susah-sedih), antonim atau lawan
kata (suka-duka, tua-muda, siang-malam) kata yang bunyinya mirip (serang-
terjang), jenis-jenis warna (putih, merah, hitam), jenis-jenis rasa (manis, pahit,
getir, asam), jenis-jenis rabaan (empuk, kasar, keras), benda-benda disekitar
objek puisi (rumah, halaman, komputer, jam dinding, gunung, sungai,dan lain-
lain).
16

3. Memilih gaya bahasa


Gaya bahasa adalah perkataan yang terungkap karena perasaan yang
timbul atau hidup dalam hatimu dan mampu menimbulkan perasaan tertentu
dalam hati pembaca. Gaya bahasa membuat kalimat-kalimat dalam puisi
menjadi hidup, bergerak, dan merangsang pembaca untuk memberikan reaksi
tertentu dan berkontemplasi atas apa yang dikemukakan oleh penyair.14
Apabila tidak suka dengan gaya bahasa, jangan memaksakan diri untuk
memilih, tanpa gaya bahasa pun puisi dapat juga terkesan indah.

4. Menentukan cara pengungkapan


Dalam menentukan cara pengungkapan penulis boleh memosisikan
dirinya sebagai benda atau makhluk lain sebagai sarana untuk menyatakan
dirinya. Penulis juga dapat menyebut dirinya sebagai “aku” atau “saya” untuk
menyatakan dirinya melalui puisi yang ditulis.

5. Menentukan imajinasi atau daya bayang


Imajinasi seseorang dapat terungkap dalam penulisan puisi. Imajinasi
atau daya bayang dapat terwujud melalui daya bayang penglihatan,
pendengaran dan rabaan yang kita gunakan akan mempermudahkan pembaca
menangkap objek puisi dan pembaca memahami ungkapan perasaan kita.

6. Menyusun baris menjadi bait


Menyusun baris-baris puisi secara bebas tidak terikat oleh bentuk-
bentuk yang sudah ada. Kita diberi kebebasan dalam menyusun baris puisi
secara lurus, zig-zag, atau satu menjorok yang lain menonjol dan sebagainya.

7. Pemeriksaan
Setelah bait puisi telah tersusun rapi, kita perlu memeriksa kembali
penggunaan kata-kata dan gaya bahasanya. Misalnya, apakah kata-kata yang
kita gunakan telah sesuai..? apakah gaya bahasa yang digunakan telah tepat..?
pemeriksaan ini bertujuan agar tidak ada kesalahan dalam membuat puisi.

14
Ibid, hlm 50.
17

8. Memberi Judul yang Sesuai


Judul puisi boleh ditentukan dari awal penulisan puisi, tetapi boleh
juga ditentukan sesudah puisi tersusun sebagai sebuah puisi. Judul puisi
haruslah mencerminkan isi puisi secara keseluruhan. Bacalah berulang-ulang
puisi puisi yang kita buat dan periksalah apakah judul itu sudah tepat atau
perlu diganti. Tidak perlu ragu untuk mengganti judul karena Chairil Anwar
pun pernah melakukan perbaikan judul puisi “aku’ yang sangat terkenal itu.15

15
Ibid, hlm 19-22.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan dari hasil pembahasan makalah yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pengertian apresiasi menurut Aminuddin mengatakan, istilah apresiasi berasal
dari bahsa Latin apreciatio yang berarti mengindahkan atau menghargai suatu
karya.
2. Terdapat empat langkah atau tahapan dalam apresiasi, yaitu Keterlibatan jiwa,
Penguasaan penyair terhadap bahasa, Hubungan dengan pengalaman
kehidupan, dan Apresiasi melalui ungkapan lisan.
3. Dalam pembelajaran apresiasi puisi dibutuhkan beberapa teknik di dalamnya
seperti Pelacakan pendahuluan, Penentuan sikap praktis, Introduksi, Penyajian,
Diskusi, dan Pengukuhan.
4. Puisi adalah Puisi adalah bentuk karya sastra yang tersaji secara monolog,
menggunakan kata-kata yang indah dan kaya akan makna. Keindahan puisi
ditentukan oleh diksi, majas, rima, dan iramanya.
5. Unsur puisi terbagi menjadi 3 yaitu :
a. Unsur fisik, meliputi diksi, pengimajian, kata konkret, bahasa figuratif
(majas), rima/ritma, dan tata wajah (tipografi)
b. Unsur batin, meliputi tema (sense), perasaan, nada dan suasana.
c. Amanat
6. Strategi membaca puisi, dalam membaca puisi haruslah memperhatikan
beberapa strategi membaca puisi diantaranya lafal, tekanan, intonasi, dan jeda.
Namun, di sisi lain terdapat juga beberapa strategi lainnya seperti latihan
pernafasan, latihan vocal, intonasi, ekspresi, mengasah mental, dan
memahami.
7. Strategi menulis puisi menurut Taufiq Ismail seperti menentukan tema
contohnya seperti “Mimpi”, tuliskan 4-7 baris puisi dimulai dengan aku
bermimpi, Mengaitkan dengan unsur warna, bunyi, manusia, nama tempat,dan
lain-lain, Beri judul yang menarik. Namun, terdapat juga beberapa strategi
lainnya seperti menentukan tema puisi, mendaftar dan memilih Kata yang
sesuai dengan tema, memilih gaya bahasa, menentukan cara pengungkapan,

18
19

menentukan imajinasi atau daya bayang, menyusun baris menjadi bait,


pemeriksaan dan memberi judul yang sesuai.

B. Saran
Dari hasil pembahasan yang telah diuraikan, maka diharapkan bagi pembaca
makalah ini agar lebih memahami tentang bagaimana mengapresiasi puisi, bagaimana
strategi membaca puisi, dan strategi menulis puisi. Sebab dengan memahami hal
tersebut dapat memudahkan kita dalam melakukan apresiasi sebuah karya dengan
menciptakan sebuah puisi dan pandai membaca puisi.
Daftar Pustaka

Cahyadi, W. E. (2015). Perlatihan Pementasan Membaca Puisi Dengan Teknik Penerjemahan


Simbol ke Dalam Ornamen Teatrikal (Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan
Indonesia).
Kosasih, E., (2008), Apresiasi Sastra Indonesia, Jakarta: PT.Perca.
Islami, Q., & Fauzi, M. (2018). Strategi Baca Puisi Bahasa Indonesia Dan Inggris Bagi Guru-
Guru Dan Siswa Di Sdn 65 Pekanbaru Dan 63 Pekanbaru.
Putra, M. A. (2015). Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Melalui Strategi Pembelajaran
Peer Teaching Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Pangkep.
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Yulianeta,S.P., Modul 1 Hakikat Pembelajaran Sastra.

20

Anda mungkin juga menyukai