Makalah Metode Pembelajaran
Makalah Metode Pembelajaran
Makalah Metode Pembelajaran
Disusun oleh :
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Metode
Pembelajaran. Diharapkan dalam makalah ini, kami dapat mengerti serta
memahami hal-hal tentang Metode Pembelajaran terutama tentang Hakikat
Metode dan Jenis-Jenis Metode dalam Pembelajaran.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
B. Latar Belakang..........................................................................................1
C. Rumusan Masalah.....................................................................................2
D. Tujuan Penulisan.......................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Metode Pembelajaran................................................................................3
B. Hakikat Metode Pembelajaran Aktif ( Active Learning ).........................4
C. Hakekat Hasil Belajar................................................................................5
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar....................................8
F. Jenis-Jenis Metode Pembelajaran.............................................................9
G. Contoh Penerapan Metode Pembelajaran dalam Penerapannya di SD...11
BAB III..................................................................................................................14
PENUTUP..............................................................................................................14
A. Kesimpulan..............................................................................................14
B. Saran........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Latar Belakang
Metode pembelajaran sangat menentukan keberhasilan anak didik dalam
menuntut ilmu. Metode sebagai cara atau jalan yang harus dilalui untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Penguasaan substansi tidaklah cukup, jika
metode yang dipakai tidak tepat. Hal ini merupakan salah satu usaha yang
tidak boleh ditinggalkan oleh tenaga pendidik adalah bagaimana memahami
kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi
keberhasilan kegiatan pembelajaran. Guru sebagai tenaga pendidik diharapkan
mampu mengelola seluruh proses kegiatan belajar-mengajar secara efektif.
Untuk itu guru harus memliki pengetahuan yang cukup tentang prinsip-prinsip
belajar sebagai dasar dalam merancang kegiatan belajar-mengajar, salah
satunya adalah tentang memilih metode yang tepat dalam proses
pembelajaran.
Di dalam proses pembelajaran, guru harus memiliki strategi, agar
siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang
diharapkan. Salah satu langkah untuk memilki strategi itu ialah harus
menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut metode mengajar.
Menurut Slameto (2010:65) metode mengajar adalah suatu cara atau jalan
yang harus dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar digunakan untuk
memotivasi siswa agar mampu menggunakan pengetahuannya untuk
memecahkan suatu masalah yang dihadapi ataupun menjawab suatu
pertanyaan yang bertujuan agar siswa mampu berfikir dan mengemukakan
pendapatnya sendiri di dalam menghadapi segala hal persoalan. Penggunaan
metode sangat berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan
kreatifitas serta minat belajar siswa terhadap semua mata pelajaran yang akan
diajarkan.
Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi minat
belajar siswa yang kurang baik pula. Metode mengajar yang kurang baik itu
dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai
bahan ajar sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru
terhadap siswa dan atau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik, serta
penggunaan metode yang kurang menarik, sehingga siswa kurang senang
terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar. Untuk
itu disinilah penggunaan metode dalam belajar sangat penting agar siswa tidak
bosan ketika sedang mengikuti pelajaran atau ketika proses belajar mengajar
berlangsung.
1
C. Rumusan Masalah
1. Apa itu Metode Pembelajaran?
2. Apa saja Jenis-Jenis Metode Pembelajaran?
3. Apa saja contoh penerapan metode pembelajaran dalam pembelajaran di
SD?
D. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui hakikat metode pembelajaran.
2. Mengetahui jenis-jenis pembelajaran.
3. Mengetahui penerapan metode pembelajaran dalam penerapan nya di SD.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metode Pembelajaran
1. Pengertian pembelajaran
Istilah pembelajaran berasal dari kata belajar, yaitu suatu aktivitas atau
suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan
keterampilan,memperbaiki perilaku, sikap, dan mengukuhkan kepribadian.
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun yang meliputi
unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang
saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat
dalam sistem pengajaran yang terdiri dari siswa, guru, dan tenagalainnya
seperti laboratorium. Material meliputi buku-buku, papan tulis dankapur,
foto grafi, slide film, audio dan fidio tape. Fasilitas danperlengkapan yang
terdiri dari ruangan kelas audio fisual dan komputer.Dan prosedur meliputi
jadwal dan metode penyampaian informasi, praktek,belajar, ujian dan
sebagainya.
Sebagaimana diketahui bahwa pengajaran terdiri dari beberapa faktorantara
lain :
a. Guru sebagai sumber
b. Murid / siswa sebagai penerima
c. Tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran
d. Dasar sebagai landasan pengajaran
e. Sarana / alat berupa meja dan lain-lainnya
f. Bahan pelajaran yang akan disampaikan oleh guru kepada siswa.
g. Metode atau tekhnik yang digunakan dalam menyampaikan bahan
pelajaran.
Dengan berbagai faktor yang mempengaruhi strategi belajar mengajar
dalam proses pembelajaran tersebut dapat diupayakan untuk meningkatkan
kualitas belajar mengajar. Dengan demikian pencapaian standar proses untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dapat dimulai dari menganalisis setiap
3
komponen yang dapat membentuk dan mempengaruhi proses pembelajaran.
4
atau pengembangan dari metode pembelajaran konvensional, hal ini
dipertegas dalam pernyataan sebagai berikut :
Perbedaan antara metode pembelajaran aktif dan metode konvensional
antara lain berpusat pada siswa atau peserta didik, beriorientasi pada belajar
menemukan, sifatnya menyenangkan, memberdayakan semua indra dan
potensi siswa, menggunakan banyak metode, dan media serta senantiasa
disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa strategi pembelajaran aktif
lebih berorientasi pada siswa terutama dalam membangun minat, motivasi,
daya serap, dan kualitas belajarnya, perbandingan inilah yang menjadi
pertimbangan dan alasan untuk menerapkan strategi pembelajaran aktif
(active learning) dalam proses pelaksanaan pembelajaran di kelas.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan pengertian strategi
pembelajaran aktif adalah suatu tekhnik atau pendekatan yang digunakan
oleh guru dalam proses pembelajaran tersebut. Metode pembelajaran aktif
merupakan inovasi dari berbagai kelemahan strategi konvennsional yang
selama ini diberlakukan.
5
interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan
psikomotor.
Belajar adalah suatu proses yang aktif bila siswa tidak atau kurang
dilibatkan maka hasil belajar yang dicapai akan rendah, bentuk keterlibatan
siswa itu adalah adanya perhatian, menginternalisasi informasi, aktif dalam
memecahkan masalah, semua respon siswa itu harus menunjang tercapainya
tujuan pembelajaran.
Selain itu ada pula sebagian orang memandang bahwa belajar
merupakan sebagai pelatihan belaka seperti yang tampak pada pelatihan
membaca dan menulis. Berdasarkan persepsi semacam ini biasanya mereka
akan merasa cukup puas bila anak-anak dari mereka telah mampu
memperlihatkan keterampilan jasmaniah tertentu tanpa pengetahuan
mengenai arti, hakikat, dan tujuan dari keterampilan tersebut.
2. Bentuk – Bentuk Hasil Belajar
Hasil belajar menurut Bloom mencangkup peringkat dan prestasi
belajar, kecepatan belajar, dan hasil afektif. Anderson sependapat dengan
Bloom bahwa karakteristik manusia meliputi cara yang tipikal dari berfikir
dan berbuat, serta perasaan, tipikal berfikir berkaitan dengan ranah kognitif,
tipikal berbuat berkaitan dengan ranah psikomotorik, dan tipikal perasaan
berkaitan dengan ranah afektif. Dari ketiga ranah tersebut merupakan
karakteristik manusia dalam bidang pendidikan, dan ketiga ranah tersebut
merupakan hasil belajar.
Dari kedua pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa bentuk-
bentuk dari hasil belajar meliputi tiga aspek anatara lain :
a Aspek kognitif
Aspek kognitif adalah ranah yang mencangkup kegiatan mental (otak),
menurut Bloom segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah
termaksud dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif terdiri dari enam
jenjang antara lain :
1) Pengetahuan (Knowlege)
6
2) Pemahaman (Comprehension)
3) Penerapan (Aplication)
4) Penguraian (Analisa)
5) Pemanduan (Syntesis)
6) Penilaian (Avaluatif).
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir
yangnmencangkup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu
mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut
siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan,
metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut.
Dengan demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan
tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan
sampai tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi.
a. Aspek afektif
Aspek afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.
Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan
perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat
tinggi.
Ranah afektif ini oleh Krathwohl (1974) dan kawan-kawan ditaksonomi
menjadi lebih rinci lagi kedalam lima jenjang antara lain :
1) Menerima rangsangan (Receving)
2) Merespon rangsangan (Respondeng)
3) Menilai sesuatu (Valuing)
4) Mengorganisasi (Organization)
5) Menginternalisasikan mewujudkan nilai-nilai (Characterization
byvalue or value compleks).
Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, emosi, minat,
sikap, dan nilai. Sebagaimana telah disebutkan tentang jenjang ranah afektif,
yang merupakan sebagai ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada
7
peserta didik dalam berbagai tingkah laku.
b. Aspek psikomotorik
Aspek psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan
(skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman
belajar tertentu. Baik yang meliputi kognitif, afektif, dan psikomotorik,
maupun aspek-aspek yang lain sehingga perubahan sifat yang terjadi pada
masing-masing aspek tersebut tergantung pada tingkat kedalaman belajar.
8
atau bermotif ekstrinsik ( faktor eksternal ) biasanya cenderung
mengambil pendekatan belajar yang sederhana dan tidak mendalam.
Sebaliknya, sorang siswa berintelegensi tinggi (faktor internal) dan
mendapat dorongan positif dari orang tuanya (faktor aksternal), atau
memilih pendekatan belajar yang lebih meningkatkan kualitas hasil
belajar. Jadi, karena pengaruh faktor-faktor tersebut maka muncullah
siswa-siswa yang high-achievers (berprestasi tinggi ), dan underachievers
( berprestasi rendah ) atau gagal sama sekali.
9
demonstrasi meman lebih menarik serta membuat siswa lebih fokus pada
materi pelajaran.
4. Metode Ceramah Plus
Metode ini sebetulnya mirip metode ceramah pada umumnya, tetapi
untuk metode ceramah plus biasanya disertai metode lainnya saat
menyampaikan materi seperti diskusi, tanya jawab, demonstrasi dan
latihan. atau feedback antara pengajar dan murid.
5. Metode Resitasi
Metode resitasi biasanya mengharuskan siswa membuat sebuah
resume tentang materi yang telah disampaikan oleh guru. Dimana resume
tersebut ditulis pada kertas menggunakan kata-kata dari siswa sendiri.
6. Metode Eksperimen
Metode eksperimen dilakukan melalui kegiatan percobaan atau
praktikum di laboratorium agar siswa bisa melihat secara langsung
materi pelajaran yang sedang disampaikan. Biasanya dapat berupa ilmu
pengetahuan alam (sains) dan sebagainnya.
7. Metode Karya Wisata
Metode satu ini menggunakan tempat atau lingkungan tertentu yang
mempunyai sumber belajar untuk siswa. Namun penerapan metode ini
perlu memperoleh pengawasan secara langsung dari guru. Misalnya
Museum atau Alam.
8. Metode Latihan
Metode ini merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan
melatih keterampilan kepada siswa dengan merangsang, memanfaatkan
atau membuat sesuatu. Biasanya setelah Penjelasan Murid akan diuji
Oleh beberapa pertanyaan.
9. Metode Perancangan
Pada metode ini, siswa akan dirangsang agar mampu membuat
sebuah proyek yang nantinya akan diteliti. Dapat Berupa perancangan
10
skema, data, grafik , dan lain-lain. Metode ini banyak digunakan juga
pada program khususnya kejurusan.
10. Metode Debat
Metode ini mengajak siswa untuk saling beradu argumentasi secara
perorangan atau kelompok. Tetapi debat tersebut dilakukan secara formal
dan memiliki aturan tertentu untuk membahas dan mencari penyelesaian
masalah.
11. Metode Mind Maping
Metode pembelajaran ini menerapkan cara berpikir secara runtut pada
sebuah permasalahan, bagaimana terjadinya serta penyelesaiannya.
Melalui metode ini, siswa bisa meningkatkan daya analisis serta berpikir
kritis agar memahami masalah sejak awal sampai akhir.
11
b. Sering-seringlah beristirahat yaitu berpikir suatu aktifitas yang
menggunakan usaha sehingga juga akan mengurangi tenaga.
Ingatkan siswa yang belajar untuk berdiri, meregangkan badan,
minum air, berbagi tawa dengan teman-teman mereka, dan
kemudian ke proses kegiatan belajar.
c. Menciptakan suasana yang bebas gangguan
Susana yang nyaman dalam arti mencakup banyak hal, mulai dari
kebersihan dasar hingga menjalankan kegiatan belajar mengajar
dalam suasana yang nyaman dan bebas gangguan. Meski begitu,
setiap siswa tentu memiliki pendekatan dan preferensi yang
berbeda-beda, di sini pendidik dapat menciptakan suasana
tersebut berdasarkan suara terbanyak.
d. Fokus pada eksplorasi dan pemecahan masalah
Kebanyakan manusia menyukai tantangan, terutama hal-hal
baru yang memberikan manfaat bagi kehidupan. Strategi
pembelajaran yang cerdas dapat mencakup memanfaatkan
website pencarian dan melakukan kegiatan berbasis penyelesaian
masalah dalam waktu belajar siswa.
e. Pemicu motivasi belajar
Memiliki tujuan dan gagasan yang jelas menjadi landasan
besar untuk mencapai keberhasilan. Para guru juga dapat
memberikan apresiasi kepada siswa yang berhasil menyelesaikan
tugas dengan baik. Dengan begitu, akan memberikan motivasi
kepada para siswa untuk belajar lebih giat lagi.
f. Berbagi pendapat
Ibaratkan pelajar memiliki kemampuan untuk berpikir kritis
tentang apa yang diajarkan dengan meminta mereka untuk
menjelaskannya dengan kata-katanya sendiri. Memiliki minat
pada apa yang ingin diketahui dan bagaimana mereka memahami
suatu masalah atau tantangan merupakan hal yang sangat
berharga dan suatu bentuk apresiasi.
12
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia
ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter
dan kepribadian anak
2. Terdapat beberapa metode yang biasanya diterapkan pada anak usia dini,
antara lain : bermain, bercerita, bernyanyi, bercakap ( dialog dengan tanya
jawab ), karya wisata, praktik langsung, bermain peran ( sosio-drama ),
penugasan dan metode lainnya yang dianggap mampu mendorong
pembelajaran anak usia dini sehingga mencapai tujuan pembelajaran.
3. Tidak satupun metode pembelajaran yang lebih unggul daripada yang
lainnya. Semua metode baik asal sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai
dan ketersediaan sarana belajar anak.
B. Saran
Guru disarankan menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai, begitu juga metode pembelajaran anak
usia dini harus menyesuaikan dengan sarana yang tersedia. Guru hendaknya
lebih banyak mengkolaborasikan beberapa metode pembelajaran agar proses
pembelajaran lebih menarik.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://rudisalam62.blogspot.com/2014/06/jenis-jenis-pembelajaran-dan-
strategi.html?m=1
https://pintek.id/blog/strategi-pembelajaran/
https://idcloudhost.com/metode-pembelajaran-pengertian-macam-macam-fungsi-
dan-tujuannya/amp/
15