Dian Wahyudi 2016

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 14

Seminar Tugas Akhir

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Juni 2016

PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON DENGAN MENGGUNAKAN DUA JENIS


SEMEN DAN VARIASINYA

Dian Wahyudi1,As’at Pujianto2,Restu Faizah3

ABSTRAK
Pada dasarnya beton memiliki sifat dasar, yaitu kuat terhadap tegangan tekan dan lemah
tehadap tegangan tarik. Kuat tekan beton dipengaruhi oleh jenis bahan penyusunnya, jika bahan
penyusunnya bagus, solid maka nantinya akan menghasilkan beton yang mempunyai kuat tekan tinggi.
Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan dua jenis (merk) semen,
yaitu semen Bima dan semen Tiga Roda dalam satu campuran beton terhadap kuat tekan beton.
Pembuatan benda uji menggunakan silinder diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dengan menggunakan Fc’
20 MPa dan Fas 0,4. Penelitian ini menggunakan 5 (lima) macam perlakuan yaitu: perlakuan I
menggunakan Semen Bima, perlakuan II menggunakan Semen Tiga Roda, perlakuan III menggunakan
campuran Semen Bima + Semen Tiga Roda dengan perbandingan volume 1 : 1, perlakuan IV
menggunakan campuran Semen Gresik + Semen Padang dengan perbandingan volume 3 : 1, dan
perlakuan V menggunakan campuran Semen Gresik + Semen Padang dengan perbandingan volume 1 :
3.
Dari penelitian yang dilakukan didapatkan kuat tekan beton pada umur 7 hari, semen Bima
=24,799 MPa, semen Tiga Roda =21,481 MPa, semen Bima 1: semen Tiga Roda 1 =19,733, semen Bima
3: semen Tiga Roda 1 =20,356, semen Bima 1 : Tiga Roda 3 = 17,033. Nilai kuat tekan beton setelah
pencampuran masih lebih rendah dari nilai kuat tekan yang tidak dicampur. Mungkin dikarenakan
pencampuran antara semen mengakibatkan reaksi kimia baru sehingga memperlambat waktu ikat semen
dan mempengaruhi kuat tekan beton.

Kata kunci: Semen , Kuat Tekan Beton


1
Disampaikan pada Seminar Tugas Akhir
2
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
NIM : 20120110271, e-mail : [email protected]
3
Dosen Pembimbing I
4
Dosen Pembimbing II

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Secara umum semen merupakan salah satu bahan


Perkembangan dalam sektor pembangunan bangunan yang merupakan bahan susunan utama
memicu tingginya kebutuhan semen yeng dalam pembuatan beton. Beton adalah campuran
berpengaruh pada peningkatan produktifitas. antara semen agregat halus agregat kasar dan air
Semen merupakan campuran dari beberapa bila perlu ditambah dengan zat aditif lainnya
senyawa kimia yang bersifat hidrolis. Hidrolis (Mulyono, 2013).
artinya apabila suatu bahan dicampur dengan air Perkembangan ilmu pengetahuan dan
dalam jumlah tertentu akan mengikat bahan - teknologi, khususnya dalam bidang rekayasa
bahan yang lain menjadi satu serta tidak larut. bangunan sipil yang struktur utamanya
merupakan konstruksi beton, menuntut
Seminar Tugas Akhir
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Juni 2016

penggunaan mutu beton dengan kuat tekan 2. Made (2009), Penelitian yang dilakukan
tinggi. Untuk itu perlu diupayakan penelitian tentang pengaruh jenis semen dan agregat
yang berkaitan dengan usaha meningkatkan mutu kasar terhadap kuat tekan beton.
beton. 3. Yuanda (2010), Penelitian yang dilakukan
Penelitian ini di titik beratkan pada yaitu tentang kuat tekan beton dengan
penggunaan dua jenis semen, yaitu semen Bima menggunakan Semen Baturaja, Semen
tipe PPC dan semen Tiga Roda tipe PCC dalam Padang dan Semen Holcim.
satu campuran beton dan pengaruhnya terhadap Tabel 1 Kuat Tekan Beton dengan
mutu beton. Hal ini dilakukan karena perbedaan menggunakan Semen baturaja,
harga dan kadang-kadang menghilangnya salah SemenPadang, dan Semen holcim untuk
satu merk semen di pasaran. beton rencana K-300

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut, maka
masalah-masalah yang akan diteliti adalah :
1. Berapa perbandingan nilai kuat tekan antara
semen bima dan tiga roda (semen baru dan
semen lama) ?
2. Bagaimana pengaruh setelah pencampuran
antara kedua semen tersebut terhadap nilai
kuat tekannya ?
Sumber : yuanda 2010
C. Tujuan Penelitian 4. Meiryato (2013), Penelitian yang dilakukan
Berdasarkan uraian identifikasi masalah, yaitu tentang membandingkan Semen Gresik,
maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. Semen Holcim dan Semen Tiga Roda, dengan
1. Untuk mengetahui perbandingan nilai kuat judul “Waktu Alir, Kuat Tekan dan Kuat Tarik
tekan beton dari dua jenis merk semen. Pasta Sebagai Bahan Graut Dengan Berbagai
2. Untuk mengetahui pengaruh kuat tekan Nilai FAS”.
setelah pencampuran kedua jenis merk semen 5. Kurniawandy (2013), meneliti tentang
(Bima dan Tiga roda). perbandingan kuat tekan beton semen PCC dan
semen Tipe 1 terhadap pemakaian Sikament
BAB II NN..
TINJAUAN PUSTAKA
B. Keaslian Penelitian
A. Penelitian Sebelumya Penelitian tentang “Membandingkan
Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari kuat tekan beton Semen Tiga Roda, Semen
hasil penelitian-penelitian terdahulu yang pernah Bima dan variasi antara kedua campuran semen
dilakukan sebagai bahan perbandingan dan dengan Nilai Fas 0,4 ”belum ada yang meneliti
kajian. Adapun hasil-hasil penelitian yang sebelumnya, segala bentuk kutipan pendapat
dijadikan perbandingan tidak terlepas dari topik atau temuan orang lain yang ada dalam
penelitian yaitu dengan membandingkan kuat penelitian ini dirujuk sesuai kaidah ilmiah yang
tekan beton dengan menggunakan dua jenis benar, sehingga keaslian penelitian ini
semen : diharapkan dapat menambah referensi baru
1. Adnyana (2010), Penelitian yang dilakukan yang bermanfaat bagi semuanya.
yaitu tentang “Perbedaan Kuat Tekan Beton
Menggunakan Dua Jenis Semen”, dengan
tujuan untuk mengetahui pengaruh dua jenis
merk.
Seminar Tugas Akhir
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Juni 2016

BAB III 3. Beton mempunyai kuat tarik yang rendah,


LANDASAN TEORI sehingga getas atau rapuh dan mudah retak.
Oleh karena itu perlu diberikan cara-cara
A. Beton mengatasinya.
1. Pengertian Beton
Menurut SNI-03-2847-2002, beton ialah 3. Sifat Beton
campuran antara semen portland atau semen Beberapa sifat beton yang ddimiliki
hidraulik yang lain, agregat halus agregat kasar beton dan sering di pakai adalah (Tjokrodimuljo,
dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang 2007):
membentuk masa padat. Agregat halus yang 1) Kekuatan
digunakan biasanyaadalah pasir alam maupun 2) Berat jenis
pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah 3) Modulus Elastisitas
batu,sedangkan agregat kasar yang dipakai 4) Susutan Pengerasan.
biasanya berupa batu alam maupun batuanyang 5) Kerapatan Air
dihasilkan oleh industri pemecah batu. Beton
sendiri sekarang banyak digunakan pada 4. Bahan Penyusun Beton
konstruksi bangunan gedung saat ini karena Seperti yang diuraikan diatas bahan
proses pengerjaannya yang cukup mudah. penyusun beton normal ialah semen portland,
(Tjokrodimuljo, 2007). agregat halus (pasir), agregat kasar (batu pecah
atau kerikil) dan air.
2. Keunggulan dan Kelemahan Beton 1) Semen Portland
Beton dibandingkan dengan bahan bangunan Portland Cement (PC) atau semen adalah
lain mempunyai beberapa kelebihan, antara lain bahan yang bertindak sebagai bahan pengikat
yaitu (Tjokrodimuljo, 2007) agregat, jika dicampur dengan air semen
1. Harganya relatif murah karena menggunakan menjadi pasta. Dengan proses waktu dan
bahan-bahan dasar yang umumnya tersedia di panas, reaksi kimia akibat campuran air dan
dekat lokasi pembangunan, kecuali semen semen menghasilkan sifat perkerasan pasta
portland. semen. Semen Portland dibuat melalui
2. Termasuk bahan yang awet, tahan aus, tahan beberapa langkah, sehingga sangat halus dan
kebakaran, tahan terhadap pengkaratan atau memiliki sifat adhesive maupun kohesif.
pembusukan oleh kondisi lingkungan, Semen diperoleh dengan membakar karbonat
sehingga biaya perawatan murah. atau batu gamping dan argillaceous (yang
3. Kuat tekannya cukup tinggi sehingga jika mengandung aluminia) dengan perbandingan
dikombinasikan baja tulangan yang kuat tertentu. Bahan tersebut dicampur dan dibakar
tariknya tinggi dapat. dengan suhu 1400º C-1500º C dan menjadi
4. Beton segar dapat dengan mudah diangkat klinker. Setelah itu didinginkan dan
maupun dicetak dalam bentuk dan ukuran dihaluskan sampai seperti bubuk. Lalu
sesuai keinginan. ditambahkan gips atau kalsium sulfat ( )
Walaupun beton mempunyai beberarapa kira–kira 2–4 % persen sebagai bahan
kelebihan beton juga memiliki beberapa pengontrol waktu pengikatan. Bahan tambah
kekurngan, menurut Tjokrodimuljo kekurangan lain kadang ditambahkan pula untuk
beton dibagi menjadi tiga yaitu : membentuk semen khusus misalnya kalsium
1. Bahan dasarpenyusun beton agregat halus klorida untuk menjadikan semen yang cepat
maupun agregat kasar bermacam-macam mengeras. Semen biasanya dikemas dalam
sesuai dengan lokasi pengambilannya. kantong 40 kg/ 50 kg (Sutikno, 2003:2) .
2. Beton keras mempunyai beberapa kelas Beberapa properti kima dan fisik dari semen .
kekuatan sehingga harus disesuaikan dengan
bagian bangunan yang akan dibuat.
Seminar Tugas Akhir
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Juni 2016

Tabel 2. Properti kimia dan fisik semen


Jenis Semen PPC PCC
(%) 8,76 7,40
CaO (%) 58,66 57,38
(%) 23,13 23,04
(%) 4,62 3,36
Kehalusan (%) 5,00 2,00
Gambar 1. Semen Bima
Berat Isi (Kg/l) 1,19 1,15
2. Semen Tiga Roda
Sumber : Made, 2009
Semen Tiga Roda merupakan produk semen
` Semen Portland yang digunakan disini
yang diproduksi oleh PT Indocement Tunggal
adalah Semen Bima dan Semen Tiga Roda ,
Prakarsa Tbk (“Indocement”). Dengan
berikut adalah sejarah dan penjelasan
mengedepankan kualitas terbaik dan inovasi yang
mengenai Semen yang digunakan pada
berbaur dengan alam, Semen Tiga Roda
penelitian :
diproduksi guna memenuhi kebutuhan
1. Semen Bima
pembangunan di dalam dan luar negeri. Produksi
PT. Sinar Tambang Arthalestari (PT. STAR)
Semen Tiga Roda bermula sejak Indocement
adalah pemilik dan produsen Semen Bima.Pabrik
mengoperasikan pabrik pertamanya secara resmi
Semen Bima yang dibangun diatas lahan seluas
pada Agustus 1975. Perseroan atas nama
43 Hektar, dimana pellet akan batu pertama
Indocement secara resmi didirikan pada 16
(ground breaking) dilakukan oleh Gubernur Jawa
Januari 1985 melalui penggabungan enam
Tengah H. Bibit Waluyu yang di damping oleh
perusahaan semen yang pada saat itu memiliki
Bupati Banyumas Mardjoko berlokasi di Desa
delapan pabrik. Seiring berjalannya
Tipar Kidul Kecamatan Ajibarang, Banyumas
pembangunan dan bertambahnya kebutuhan,
pada tanggal 8 Oktober 2012 berkomit menuntuk
Indocement terus menambah jumlah pabriknya
dapat memenuhi kebutuhan semen nasional
hingga dua belas pabrik. Pada 22 Februari 2013,
secara merata. (sumber
Perseroan telah memulai perluasan Kompleks
:http://www.semenbima.com/history)
Pabrik Citeureup dengan penambahan lini
Jenis dari semen bima adalah semen
produksi yang disebut Pabrik ke-14. Dengan
portland pozzolan (PPC) adalah bahan pengikat
penambahan Pabrik ke-14 maka jumlah pabrik
hidrolis yang dibuat dengan menggiling
Indocement saat ini adalah 13 pabrik. Sebagian
terak, gypsum, dan bahan pozzolan. Digunakan
besar pabrik berada di Pulau Jawa, 10
untuk bangunan umum dan bangunan yang
diantaranya berlokasi di Citeureup, Bogor, Jawa
memerlukan ketahanan sulfat dan panas hidrasi
Barat, yang menjadikannya salah satu kompleks
sedang, seperti : jembatan, jalan raya,
pabrik semen terintegrasi terbesar di dunia.
perumahan, dermaga, beton massa, bendungan,
Sementara dua pabrik lainnya ada di Palimanan,
bangunan irigasi, dan fondasi pelat penuh.
Cirebon, Jawa Barat, dan satu lagi di Tarjun,
Di pasaran semen bima dengan kemasan 40
Kotabaru, Kalimantan Selatan. Dengan merek
kg dijual dengan harga Rp. 47,000.00. – Rp.
dagang “Tiga Roda”, Indocement menjual sekitar
50,000.00 berikut adalah Gambar dari Semen
18,7 juta ton semen di 2014, yang menjadikannya
Bima:
perusahaan entitas tunggal penjual semen
terbanyak di Indonesia. Produk semen Perseroan
adalah Portland Composite Cement (PCC),
Portland Cement (PC Tipe I, II, dan V), Oil Well
Cement (OWC), Semen Putih, and TR-30 Acian
Putih. Melalui inovasinya, Indocement menjadi
Seminar Tugas Akhir
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Juni 2016

satu-satunya produsen Semen Putih di Indonesia. maksimum 12 %, jika dengan garam


Dibawah ini adalah Macam-macam produk Magnesium Sulfat maksimum 18 %,
semen tiga roda (sumber : c. Tidak mengandung lumpur lebih dari 5 %
www.sementigaroda.com ) : d. Tidak mengandung zat organis terlalu
1. Portland Composite Cement (PCC) banyak, yang dilakukan dengan percobaan
2. Ordinary Portland Cement (OPC) Jenis warna dengan larutan 3% NaOH, yaitu
I. warna cairan di atas endapan agregat halus
3. Ordinary Portland Cement (OPC) Jenis tidak boleh lebih gelap daripada warna
II standar
4. Ordinary Portland Cement (OPC) Jenis e. Modulus butir antara 1,50-3,80 dan
V dengan variasi butiran sesuai standar
5. Semen Sumur Minyak / Oil Well Cement gradasi
(OWC) f. Khusus untuk beton dengan tingkat
6. Semen Putih / White Cement keawetan tinggi, agregat harus reaktif
Di pasaran Semen Tiga Roda dengan terhadap alkali,
kemasan 40 kg dijual dengan harga Rp. g. Agregat halus dari laut atau pantai, boleh
50,000.00. – Rp. 53,000.00 berikut adalah dipakai asalkan dengan petunjuk dari
Gambar dari Semen Bima: lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang
diakui.
2. Agregat Kasar
a. Butir-butirnya keras dan tidak berpori,
indeks kekerasan ≤ 5% bila diuji dengan
goresan batang tembaga. Bila diuji
dengan bejana Rudeloff atau Los .
b. Kekal, tidak pecah atau hancur oleh
pengaruh cuaca. Jika diuji dengan larutan
garam Natrium Sulfat bagian yang
Gambar 2. Semen Tiga Roda
hancur maksimum 12 %, jika diuji
2) Agregat dengan larutan garam Magnesium Sulfat
Agregat pada beton adalah sebagai bahan maksimum 18 %,
pengisi, walaupun hanya bahan pengisi akan c. Tidak mengandung lumpur lebih dari 1
tetapi agregat sangat berpengaruh pada sifat-sifat %,
beton sehingga pemilihan agregat sangat penting d. Tidak boleh mengandung zat-zat yang
dalam pembuatan beton. Agregat sendiri reaktif terhadap alkali,
menempati 70 % volume beton. Pada umumnya e. Butiran agregat yang pipih dan panjang
agregat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu tidak bolek lebih dari 20 %
Untuk beton normal sendiri agregat yang f. Modulus halus butir antara 6-7,10
digunakan adalah agregat halus dan agregat dengan variasi butir sesuai standar
kasar. Menurut standar SK SNI S-04-1989-F, gradasi,
agregat untuk bahan bangunan sebaiknya g. Ukuran butir maksimum tidak boleh
memenuhi persyaratan sebagai berikut : melebihi dari: 1/5 jarak terkecil antar
1. Agregat Halus bidang-bidang samping cetakan, 1/3
a. Butir-butirnya tajam dan keras, dengan tebal pelat beton, ¾ antar tulangan atau
indeks kekerasan ≤ 2,2 berkas tulangan.
b. Kekal, tidak pecah atau hancur oleh 3) Air
pengaruh cuaca. Jika diuji dengan larutan Air merupakan bahan dasar pembuat
garam Natrium Sulfat bagian yang hancur beton yang penting namun harganya paling
Seminar Tugas Akhir
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Juni 2016

murah. Dalam pembuatan beton air C. Slump


diperlukan untuk (Tjokrodimuljo, 2007) : Pada setiap pengerjaan beton, ada hal hal
1. Bereaksi dengan semen portland yang penting yang harus diperhatikan salah satu
2. Menjadi bahan pelumas antara butir- diantaranya adalah kelecakan beton segar.
butir agregat, agar mudah dikerjakan. Kelecakan beton biasanya di periksa dengan uji
Menurut spesifikasi bahan bangunan slump untuk dapat memperoleh nilai slump yang
A, air sebaiknya memenuhi syarat kemudian dipakai sebagai tolak ukur kelecakan
SK SNI S-04-1989 F beton segar untuk kemudahannya dalam
Kualitas beton akan berkurang jika air yang mengerjakan. Adapun faktor-faktor yang
digunakan mengandung kotoran, pengaruh mempengaruhi kelecakan beton antara lain
lainnya pada saaat pengikatan awal adukan (Tjokrodimuljo) :
beton. 1. Jumlah air yang dipakai dalam adukan
beton
5. Perawatan beton 2. Jumlah pasta dalam campuran adukan,
Perawatan beton ialah suatu tahap akhir 3. Gradasi agregat
pekerjaan pembetonan, yaitu menjaga agar 4. Bentuk butiran agregat
permukaan beton segar selalu lembab, sejak 5. Besar butir maksimum agregat.
dipadatkan sampai proses hidrasi cukup
sempurna (kira- kira selama 28 hari). D. Kuat Tekan Beton
Kelembaban permukaan beton itu harus Kinerja dalam sebuah beton dapat
dijaga agar air di dalam beton segar tidak dibuktikan dengan nilai kuat tekan beton. Kuat
keluar. (Tjokrodimuljo, 2007 ). tekan beton merupakan kemampuan beton untuk
Untuk menghindari terjadinya retak- menerima beban persatuan luas (Mulyono,
retak pada beton karena proses hidrasi yang 2004). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
terlalu cepat, maka dilakukan perawatan kuat tekan beton, antara lain (Tjokrodimuljo,
beton dengan cara : 2007) :
a. Menaruh beton segar di dalam ruangan 1) Umur beton
yang lembab Kuat tekan beton akan bertambah
b. Menaruh beton segar di atas genangan tinggi dengan bertambahnya umur beton.
air Laju kenaikan kuat tekan beton mula-mula
c. Menaruh beton segar di dalam air cepat, lama-lama laju kenaikan semakin
lambat. Laju kenaikan tersebut
B. Perancangan Campuran Adukan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
Beton lain : faktor air semen, suhu sekeliling
Perancangan campuran adukan beton beton, semen portland dan faktor lain yang
bertujuan untuk mengetahui komposisi atau sama dengan faktor-faktor yang
proporsi jumlah bahan yang dibutuhkan mempengaruhi kuat tekan beton.
untuk suatu campuran adukan beton. Hal-hal 2) Faktor Air Semen
yang perlu diperhatikan dalam perancangan Faktor Air Semen (FAS) ialah
campuran beton adalah kuat tekan yang perbandingan berat antar air dan semen
direncanakan pada umur 28 hari, sifat mudah portland didalam campuran adukan
dikerjakan (workability), sifat awet dan beton. Semakin tinggi nilai fas maka
ekonomis. Adapun perancangan campuran kuat tekan beton akan semakin tinggi
adukan beton ini menggunakan SK SNI : 03- pula, nilai fas juga sangat berpengaruh
2834-2002 (Tjokrodimuljo, 2007) pada jumlah semen yang dibutuhkan
pada suatu campuran beton
3) Kepadatan beton
Seminar Tugas Akhir
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Juni 2016

Kekuatan beton berkurang jika dilaksanakan. Pengujian yang dilakukan yaitu


kepadatan beton berkurang. Beton yang pengujian bahan penyusun beton meliputi
kurang padat berarti berisi rongga agregat halus dan agregat kasar, serta pengujian
sehingga kuat tekannya berkurang. kuat tekan beton. Untuk Pemeriksaan semen
Pengaruh kepadatan beton terhadap dilakukan dengan melihat fisiknya secara visual,
kuat tekan bisa. apakah semen itu produksi baru ataukah produksi
4) Jumlah pasta semen lama dengan melihat apakah butiran semen
Pasta semen dalam beton berfungsi terdapat butiran pada tatau tidak.
untuk merekatkan butir-butir agregat.
Pasta semen akan berfungsi secara C. Bahan dan Peralatan Penelitian
maksimal jika seluruh pori antar butir- Bahan – bahan yang digunakan dalam
butir agregat terisi penuh dengan pasta penelitian ini terdapat pada uraian berikut.
semen, serta seluruh permukaan butir 1. Agregat halus yang berupa pasir Merapi,
agregat terselimuti pasta semen. 2. Agregat kasar yang digunakan iyalah agregat
5) Jenis semen yang di pecah/splite clereng yang diambil di
Semen portland untuk pembuatan laboratoriumTeknologi Bahan Konstruksi,
beton terdiri beberapa jenis. Masing- Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
masing jenis semen portland Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
mempunyai sifat tertentu, misalnya 3. Semen portland yang digunakan dalam
cepat mengeras dan sebagainya, penelitian ini adalah semen portland tipe 1
sehingga mempengaruhi juga terhadap Semen Bima,dan Semen Tiga Roda kapasitas
kuat tekan betonnya. kemasan 40 kg.
6) Sifat agregat 4. Air yang memenuhi syarat dan layak
Agregat terdiri atas agregat halus diminum sebagai campuran beton, diambil
dan agregat kasar. Beberapa sifat dari laboratorium Teknologi Bahan
agregat yang mempengaruhi kekuatan Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
beton (Tjokrodimuljo, 2007:75) : Teknik, Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta
BAB IV Alat yang digunakan pada penelitian ini
METODE PENELITIAN dari mulai pemeriksaan bahan sampai dengan
benda uji, dengan uraian berikut:
A. Lokasi Penelitian
1. Timbangan neraca dengan ketelitian 0,1
Lokasi penelitian ini dilakukan di
gram , untuk mengetahui berat dari bahan-
Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi,
bahan penyusun beton.
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik ,
2. Saringan standar ASTM, dengan ukuran 16
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
mm.
B. Metode Penelitian 3. Erlenmeyer dengan merk Pyrex, untuk
Metode yang digunakan dalam penelitian pemeriksaan berat jenis.
ini adalah metode eksperimen, yaitu penelitian 4. Conrete mixer untuk mencampur semua
yang bertujuan untuk menyelediki hubungan bahan- bahan pembuat beton.
sebab akibat antara satu dengan yang lain dan 5. Mesin Los Angeles dengan merkTatonas,
membandingkan hasilnya sehingga menjadikan untuk menguji tingkat keausan agregat kasar
sebuah inovasi. Benda uji yang dibuat dalam 6. Wajan dan Nampan besi untuk mencampur
penelitian ini adalah beton normal silinder yang dan mengaduk campuran benda uji.
nantinya akan di uji kuat tekannya. Agar 7. Sekop, cetok dan talam, untuk menampung
mencapai tujuan yang ditetapkan, penelitian ini dan menuang adukan beton ke dalam cetakan
mempunyai tahap-tahap yang harus
Seminar Tugas Akhir
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Juni 2016

8. Penumbuk besi untuk menumbuk beton yang


sudah dimasukkan kedalam cetakan.
9. Mesin uji tekan beton merk Hung Ta
kapasitas 50 MPa, digunakan untuk menguji
dan mengetahui nilai kuat tekan dari beton
yang dibuat.
10. Mistar dan kaliper, untuk mengukur dimensi
dari alat-alat benda uji yang digunakan.
11. Saringan/ ayakan, digunakan untuk
mengukur ukuran agregat yang lolos
saringan.
12. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml
dengan merk MC, digunakan untuk menakar
volume air .
13. Kerucut Abrams dan baja penumbuk
digunakan untuk mengukur nilai slump dari
beton segar.
14. Oven, digunakan untuk mengeringkan
sample dalam pemeriksaan bahan yang
digunakan dalam campuran beton.
15. Cangkul/Cetok (sendok pengaduk), untuk
mengaduk semua agregat dan semen hingga
bersifat homogen.
16. Cetakan baja berbentuk silinder dengan
tinggi 300 mm dan diameter 150 mm.
17. Tempat adukan digunakan untuk mengaduk
agregat dan pasta menjadi beton segar. Gambar 3. Bagan Alir Penelitian
18. Mesin uji tekan beton berkapasitas 1. Persiapan Alat dan Bahan
maksimum 50 ton. Tahap pertama yang dilakukan dalam
19. Alat pengujian Pengujian Beton Segar penelitian ini adalah persiapan alat dan bahan.
flowabilty yang digunakan yaitu Slump Sedangkan untuk bahan yang dipersiapkan
berupa agregat halus, agregat kasar, dan semen
D. Pelaksanaan Penelitan Portland, untuk air disiapkan pada saat ketika
Pelaksanaan penelitian dilakukan sesuai akan dilaksanakan pengadukan beton.
dengan bagan alir yang terdapat pada Gambar 3.
Pelaksanaan penelitian dilakukan dimulai dari 2. Pengujian Bahan Dasar Beton
persiapan alat dan bahan yang digunakan dalam Pengujian bahan dasar beton bertujuan
penelitian. Setelah itu dilanjutkan dengan untuk mengetahui apakah bahan penyusun beton
pemeriksaan bahan susun beton, pembuatan mix memenuhi kelayakan standar yang nantinya akan
design, pembuatan benda uji hingga pengujian dipakai untuk campuran beton, untuk semen
kuat tekan benda uji di Laboratorium Teknologi sendiri tidak dilakukan pengujian bahan semen
Bahan Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas hanya dilihat secara visual apakah terdapat
Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. gumpalan dan pembekuan atau tidak.
Pengujian bahan yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Pemeriksaan Agregat Halus (Pasir)
Agregat halus yang akan
digunakan sebagai bahan penyusun beton
Seminar Tugas Akhir
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Juni 2016

dilakukan beberapa pemeriksaan, antara Pemeriksaan berat jenis dan


lain : penyerapan air agregat kasar
1. Pemeriksaan gradasi agregat halus berdasarkan SK SNI : 03-1968-1990
Pemeriksaan dilakukan dengan dan ASTM C127.
langkah-langkah berdasarkan lSK 2. Pemeriksaan keausan agregat kasar
SNI : 03-1968-1990 untuk Pemeriksaan ini dilakukan untuk
mengetahui distribusi ukuran butiran mengetahui kekuatan atau ketahanan
pasir dengan menggunakan saringan agregat kasar (split/kerikil), dengan
atau ayakan standar ASTMC 136. menggunakan mesin Los Angeles.
2. Pemeriksaan berat jenis dan 3. Pemeriksaan kadar lumpur agregat
penyerapan air agregat halus kasar
Pemeriksaan ini dilakukan Pemeriksaan kadar lumpur dilakukan
berdasarkan langkah-langkah yang berdasarkan SK SNI S-041989-F.
terdapat pada SNI : 03-1970-2008. Pemeriksaan ini dilakukan untuk
3. Pemeriksaan kadar lumpur agregat mengetahui kandungan lumpur yang
halus terdapat pada agregat kasar. Seperti
Pemeriksaan kadar lumpur dilakukan yang telah disyaratkan bahwakan
berdasarkan SK SNI S-041989-F. dungan lumpur pada agregat halus
Pemeriksaan ini dilakukan untuk tidak boleh lebih dari 1%.
mengetahui kandungan lumpur yang 4. Pemeriksaan kadar air agregat
terdapat pada agregat halus. Seperti kasar
yang telah disyaratkan bahwa Pemeriksaan ini dilakukan untuk
kandungan lumpur pada agregat halus mengetahui kandungan air yang
tidak boleh lebih dari 5%. terdapat pada agregat kasar.
4. Pemeriksaan kadar air agregathalus Pemeriksaan ini berdasarkan SK SNI
Pemeriksaan kadar air dilakukan : 03-971-1990.
berdasarkan SK SNI : 03-1971-1990 5. Pemeriksaan berat satuan agregat
dengan tujuan untuk mengetahui kasar
angka persentasi dari kadar air yang Berat satuan agregat yaitu
terkandung dalam agregat halus. perbandingan antara berat dan volume
5. Pemeriksaan berat satuan agregat agregat termasuk pori-pori antar
halus (Pasir) butirannya, penelitian dilakukan
Berat satuan agregat yaitu untuk mengetahui berat satuan
perbandingan antara berat dan volume agregat kasar.
agregat termasuk pori-pori antar
butirannya, penelitian dilakukan 3. Perancangan Campuran (Mix Design)
untuk mengetahui berat satuan Perancangaan Campuran adukan beton
agregat halus. ini menggunakan SK SNI : 03-2834-2002 dan
b. Pemeriksaan Agregat Kasar (BatuPecah/ dengan nilai FAS 0,4.
Kerikil)
Agregat kasar yang akan 4. Pembuatan Benda Uji
digunakan sebagai bahan penyusun beton Sebelum dilakukan pembuatan benda uji
dilakukan beberapa pemeriksaan, antara yaitu mempersiapkan bahan-bahan sesuai takaran
lain : yang ditentukan di dalam mix design concrete.
1. Pemeriksaan berat jenis dan Metode pembuatan beton yaitu sebagai berikut:
penyerapan air agregat kasar a. Agregat kasar batu pecah dan agregat
halus dicampur ke dalam Conrete
Seminar Tugas Akhir
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Juni 2016

Mixer, dilakukan analisis dan pembahasan terhadap data


b. Setelah agregat kasar batu pecah dan tersebut.Tahap selanjutnya setelah analisis dan
agregat halus (Pasir) sudah tercampur pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan serta
rata masukan semen berserta air ke saran.
dalam Conrete Mixer,
c. Kemudian campuran beton segardi
BAB V
keluarkan dari Conrete Mixer lalu di
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
lakukan pemeriksaan slump,
d. Kemudian campuran beton segar dicetak A. Hasil Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton
kedalam cetakan silinder dengan tinggi Pemeriksaan bahan penyusun beton yang
30 cm, diameter 15 cm. dilakukan di Laboratortium Bahan
FakultasTeknik Universitas Muhammadiyah
5. Perawatan Benda Uji Yogyakarta, untuk bahan yang di periksa adalah
Cara perawatan benda uji adalah adalah agregat kasar dan agregat halus sedangkan
sebagai berikut: Semen Portland hanya dilakukan pengujian
a. Setelah 24 jam cetakan beton silinder secara visual dengan melihat pakah smen
dibuka, lalu beton di bersihkan, tersebut terdapat smen yang memadat atau
b. Beton ditimbang dan diberi nama sesuai membeku. Dari hasil pemeriksaan bahan
dengan variasi bata ringan, penyusun beton didapat hasil sebagai berikut:
c. Kemudian, beton direndam selama 24
jam dalam air untuk menjaga agar tidak 1. Hasil Pemeriksaan Agregat Halus (Pasir
terjadi pengeringan yang lebih cepat, Merapi)
d. Setelah itu, beton diangkat dan a. Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus
didiamkan dalam suhu ruang sampai siap Berdasarkan hasil pengujian yang
untuk diuji kuat tekan betonnya. dilakukan pada agregat halus (Pasir
6. Pengujian Kuat Tekan Beton Merapi) didapat bahwa gradasi agregat
Pengujian kuat tekan beton dilakukan halus termasuk dalam daerah gradasi no. 2,
dengan mesin uji tekan merk Hung Ta 50 Mpa yaitu pasir agak kasar dengan modulus
dan diuji pada umur 7 hari, yang secara langsung halus butir sebesar 2,237 %, untuk
dapat memberikan nilai kuat tekan benda uji, mengetahui daerah gradasi bisa dilihat
dengan beban yang dapat dibaca pada skala pada tabel 3. Hasil pemeriksaan dapat
pembebanan. Pengujian dilakukan pada tanggal 2 dilihat dalam Tabel 3, Gambar 4.
Mei 2016 di Laboratorium Teknologi Bahan b. Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus
Konstruksi Universitas Muhammadiyah Hasil pemeriksaan berat jenis dan
Yogyakarta. penyerapan air dapat dilihat pada tabel 4.
dan untuk hasil selengkapnya dapat dilihat
E. Analisis dan Hasil pada lampiran II. Pada hasil penelitian
Analisis hasil penelitian dapat dilakukan berat jenis pasir jenuh kering muka didapat
setelah data-data diolah, Data-data yang dapat nilai antara 2,5 – 2,7 sehingga pasir ini
diolah mulai dari saat penelitian sampai akhir dapat digolongkan menjadi agregat normal
penelitian adalah sebagai berikut : karena hasilnya terletak diantara 2,5
1. Data Pemeriksaan Agregat Halus sampai 2,7.
2. Data Pemeriksaan Agregat kasar Tabel 3. hasil Pemeriksaan Gradasi Pasir
3. Uji Slump
4. Uji kuat tekan beton,
Setelah semua data tersebut diolah
menjadi tabel dan grafik persamaan maka dapat
Seminar Tugas Akhir
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Juni 2016

agregatnya porous maka bisa terjadi


penurunan kuat tekan pada beton.
e. Kadar Lumpur Agregat Halus
Kadar lumpur agregat halus rata-rata
diperoleh sebesar 4,32 %, lebih kecil dari
batas yang ditetapkan untuk beton normal
sebesar 5%. Sehingga pasir dapat
digunakan tanpa harus dicuci terlebih
dahulu.
Sumber : Hasil penelitian, 2016
2. Hasil Pemeriksaan Agregat Kasar (Batu
Pecah Clereng)
a. Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan
Air Agregat Kasar
Berat jenis batu pecah jenuh kering muka
adalah 2,63 sehingga batu ini tergolong
agregat normal yaitu antara 2,5 sampai
2,7 (Tjokrodimuljo, 2007). Unruk hasil
pemeriksaan dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Hasil Pemeriksaan Berat Jenis
Gambar 4. Grafik hasil gradasi butiran dan Penyerapan air agregat Kasar
Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Berat Jenis
dan Penyerapan air agregat halus

Sumber : Penelitian, 2016


b. Pemeriksaan Kadar Air Agregat kasar
Hasil pengujian kadar air kerikil di dapat
Sumber : Penelitian, 2016
nilai rata-rata sebesar 0.549 %. Oleh
c. Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus
karena itu dapat disimpukan kerikilkering
Hasil pengujian kadar air pasir di dapat
udara karena butir-butir agregat
nilai rata-rata sebesar 5,281 %. Oleh
mengandung sedikit air (tidak penuh) di
karena itu dapat disimpukan pasir agak
dalam porinya dan permukaan butirannya
basah, sehingga sebelumnya dilakukan
kering (Tjokrodimuljo,2007).
penjemuran hingga keadaan kering muka
c. Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat
guna mengurangi kadar air pada pasir.
Kasar
d. Berat Satuan Agregat Halus
Kadar lumpur agregat halus rata-rata
Berat satuan pasir SSD yaitu 1,26 gr/cm3.
diperoleh sebesar 1.75 %, lebih kecil dari
Berat satuan ini berfungsi untuk
batas yang ditetapkan pada SK SNI S-04-
mengidentifikasi apakah agregat ini
1989-F tentang spesifikasi bahan
porous atau mampat. Semakin besar berat
bangunan bagian A bahwa untuk beton
satuan maka semakin mampat agregat
normal kandungan lumpur tidak boleh
tersebut. Hal ini akan berpengaruh juga
lebih dari 1%. Karena kadar lumpur
nantinya pada proses pengerjaan beton
melebihi yang di syaratkan maka harus di
dalam jumlah besar dan juga berpengaruh
cuci terlebih dahulu.
pada kuat tekan beton, dimana apabila
d. Pemeriksaan Berat Satuan agregat Kasar
Seminar Tugas Akhir
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Juni 2016

Berat satuan agregat kasar yang diperoleh


dari hasil pemeriksaan adalah sebesar 1,55 C. Hasil Pengujian Slump
g/cm3. dengan ini agregat dapat Pengujian slump dilakukan pada saat
digolongkan sebagai agregat normal pengadukan pencampuran beton, dari hasil
karena berada di antara 1,50 – 1,80 pengujian yang dilakukan didapat nilai slump
(Tjokrodimuljo, 2007). sebagai berikut :
e. Pemeriksaan Keausan Agregat Kasar Tabel 8. hasil pengujian slump
Keausan butir batu pecah yang diperoleh
dari hasil pemeriksaan adalah 21,360%
lebih kecil dari batas maksimum yang
ditetapkan yaitu, bahwa kekerasan atau
kekuatan agregat kasar untuk beton
normal tidak boleh lebih dari 40 %
apabila agregat kasar diuji dengan mesin
Los Angeles (Tjokrodimuljo, 2007) untuk
Sumber : Penelitian 2016
lebih jelas nilai maksimum keausan
agregat kasar bila di uji dengan bejana
Rudeloff atau Mesin Los Angeles dapat
dilihat pada Tabel 5.5.

B. Hasil Perencanaan Campuran


Beton (Mix Design)
Perhitungan dari Perancangan campuran
adukan beton dengan metode SK SNI : 03-2834-
2002, rencana untuk kebutuhan bahan adukan
beton dapat dilihat pada tabel 6. Gambar 5. Diagram nilai slump dengan jenis
Tabel 6. Kebutuhan bahan susun untuk semen
tiap satu silinder adukan beton normal

Sumber : Penelitian 2016


Gambar 6. Diagram nilai kuat tekan dengan jenis
Tabel 7. Kebutuhan bahan susun untuk
tiap satu m3 adukan beton normal semen
Dilihat dari nilai slumpnya Gambar 6. slump
semen bima paling tinggi . Tidak bisa menjadi
acuan jika nilai slump nya tinggi maka nilai kuat
tekannya rendah karena terdapat gelembung
dalam beton sehingga menjadi rongga. padahal
bisa juga slump yang tinggi semen dan agregat
lebih mudah mencampur, dan pemadatanya juga
Sumber : Penelitian 2016 lebih mudah sehingga mumbuat kuat tekan bima
Seminar Tugas Akhir
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Juni 2016

tinggi. Akan tetapi nilai slump dalam beton


mempunyai nilai ambang batas, artinya beton
tidak boleh mempunyai nilai slump yang terlalu
tinggi dan juga tidak boleh mempunyai nilai
slump yang terlalu rendah. Jadi kesimpulannya
secara tidak langsung slump tes ini tidak
berpengaruh pada kekuatan beton hanya
berpengaruh pada kemudahan untuk dikerjakan.
Gambar 7. Grafik Perbandingan semen dengan
1. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton
kuat tekan
Pada penelitian ini pengujian kuat tekan beton
Berdasarkan Gambar 7. Kuat tekan beton
dengan Semen Bima, dan Semen Tiga Roda pada
paling besar adalah semen bima kemudian yang
nilai FAS 0,40 dilakukan pada umur 7 hari.
kedua semen Tiga Roda. Semen bima lebih kuat
Untuk hasil pengujian kuat tekan beton pada tiap
mungkin dikarenakan kandungan kimia dan fisik
Semen Bima dan Semen Tiga Roda dengan nilai
semen Bima PPC lebih besar dari Tiga Roda
FAS 0,40 adalah sebagai berikut :
PCC dapat dilihat di tabel 3.3 Sedangkan untuk
Tabel 9.Hasil Uji kuat tekan Beton
variasi campuran semen kuat tekannya masih di
Perbandingan Semen dengan berbagai macam
bawah semen Bima dan semen Tiga Roda.
variasi campuran
mungkin dikarenakan campuran antara semen
Bima PPC dan Tiga Roda PCC terjadi reaksi
kimia baru sehingga akan memperlambat waktu
ikat semen, bisa di coba untuk pengujian selama
28 hari.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Pengujian dan
pembahasan yang dilakukan terhadap beton
dengan menggunakan 2 (dua) jenis merk semen
,maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut
:
Sumber : Penelitian 2016 1. Perbandingan nilai kuat tekan beton semen
Berdasarkan hasil uji kuat tekan beton Bima didapat 24,799 dan semen Tiga Roda
didapat bahwa nilai nilai kuat tekan semen Bima didapat 21,687 selisih perbandinganya 13,37
lebih tinggi dari pada semen Tiga Roda dengan %. Kualitas semen merek semen Bima lebih
perbandingan selisih 13,37% . dan nilai kuat baik dari pada semen Tiga Roda .
tekan variasi campuran beton masih dibawah 2. Nilai kuat tekan beton setelah pencampuran
semen Bima dan semen Tiga Roda . Untuk masih lebih rendah dari nilai kuat tekan yang
perbandingan selisih antara semen bima dan tidak dicampur. Untuk kekuatan beton
variasi campuran semen paling rendah adalah campuran paling tinggi didapat 20,356 Mpa
31,31 %. yaitu pada campuran semen Bima + semen
Tiga Roda dengan perbandingan 3 : 1.
Mungkin dikarenakan pencampuran antara
semen mengakibatkan reaksi kimia baru
Seminar Tugas Akhir
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Juni 2016

sehingga memperlambat waktu ikat semen Dengan Berbagai Nilai FAS.


dan mempengaruhi kuat tekan beton. http://etd.repository.ugm.ac.id/. Diakses
pada tanggal 10 mei 2016.
B. Rekomendasi
Mulyono. 2005, Teknologi Beton, Andi,
Berdasarkan kesimpulan di atas dapat di
Yogyakarta.
rekomendasikan bahwa jangan mencampur
SK SNI : 03-1970-2008 : “Cara Uji Berat Jenis
bermacam- macam merk semen karena kuat
dan Penyerapan Air Agregat Halus”.
tekannya masih di bawah yang tidak di campur
SK SNI : 03-1968-1990 : “Metode Pengujian
Tentang Analisis Saringan Agregat Halus
C. Saran
dan Kasar”.
Berdasarkan hasil pengalaman dalam
SK SNI : 03-1970-2008 : “Metode Pungujian
melakukan penelitian di laboratorium ,dapat
Kuat Tekan Beton”.
dikemukakan saran yang mungkin dapat di
SK SNI : 03-1970-2008 : “Tata Cara Pembuatan
pergunakan untuk penelitian lanjutan :
Rencana Campuran Beton Normal”.
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
Tjokrodimuljo, 2007, Teknologi Beton, KMTS
dengan memperbanyak variasi umur dan
FT UGM, Yogakarta.
jumlah sampel agar data lebih akurat .
2. Kesalahan yang terjadi dapat di hindari
Yuanda. 2010. kuat tekan beton dengan
sekecil mungkin, baik oleh factor human
menggunakan Semen Baturaja, Semen
error maupun kesalahan pada alat dan bahan
Padang dan Semen Holcim.
penelitian.
http://unpal.ac.id/. Diakses pada tanggal
3. Gunakan semen sesuai dengan 10 mei 2016
peruntukannya sehingga biaya bangunan
menjadi lebih murah .
4. Bagi masyarakat pemakai semen hendaknya
jangan fanatik terhadap salah satu merk
semen saja karena semua semen produksi
dalam negeri telah memenuhi standart
ASTM dan SII .

DAFTAR PUSTAKA
Adnyan . 2010. Perbedaan Kuat Tekan Beton
Menggunakan Dua Jenis Semen.
http://ojs.unud.ac.id/. Diakses pada tanggal
2 mei 2016.
Kurniawandy. 2013. perbandingan kuat tekan
beton semen PCC dan semen Tipe 1
terhadap pemakaian Sikament NN.
http://jom.unri.ac.id/. Diakses pada tanggal
10mei 2016.
Made. 2009. pengaruh jenis semen dan agregat
kasar terhadap kuat tekan beton.
http://journal.um.ac.id/. Diakses pada
tanggal 10 mei 2016.
Meiryato. 2013. Waktu Alir, Kuat Tekan dan
Kuat Tarik Pasta Sebagai Bahan Graut

Anda mungkin juga menyukai