Makalah Formulasi Dan Teknologi Sediaan Semisolid Anisa
Makalah Formulasi Dan Teknologi Sediaan Semisolid Anisa
Makalah Formulasi Dan Teknologi Sediaan Semisolid Anisa
Disusun Oleh :
Kelas A/Semester IV
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
SEMARANG
2019
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Sirup
2.2 Tinjauan Farmakologis Bahan Aktif
2.3 Preformulasi Bahan Zat Aktif
2.4 Prosedur Evaluasi Sediaan Sirup
2.5 Persyaratan Kemasan, Pelabelan, Penyimpanan
2.5.1 Persyaratan Kemasan
2.5.2 Persyaratan Pelabelan
2.5.3 Persyaratan Penyimpanan
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “PROSEDUR EVALUASI SEDIAAN CTM YEKATRIA SYRUP”
ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Ibu Dosen apt. Malinda Prihantini,M.Si. pada Formulasi dan Teknologi
Sediaan Semisolid. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang prosedur evaluasi sediaan larutan dan persyaratan
penerimaannya sesuai monografi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
i
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Larutan adalah sediaan cair yang mengadung satu atau lebih zat kimia
yang terlarut, missal : terdispersi secara molecular dalam pelarut yang sesuai atau
campuran pelarut yang saling bercampur. Karena molekul-molekul dalam larutan
terdispersi secara merata, maka penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan,
umunya memberikan jaminan keseragaman disus dan memiliki ketelitian yang
baik jika larutan diencerkan atau dicampur (anonym, 2013)
Larutan oral adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral,
mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis
atau pewarna yang larut dalam air atau campuran cosolven-air. Larutan oral yang
mengadung sukrosa atau gula lain kadar tinggi, dinyatakan sebagai sirup. Larutan
sukrosa hampir jenuh dalam air dikenal sebagai sirup atau sirup simpleks.
Penggunaan istilah sirup juga digunakan untuk bentuk sediaan cair lain yang
i
dibuat dengan pengental dan pemanis, termasuk suspensi oral. Larutan oral yang
mengandung etanol sebagai cosolven dinyatakan sebagai eliksir (anonym,2013)
Sirup adalah salah satu bentuk sediaan cair yang dalam dunia farmasi yang
dikenal luas oleh masyarakat. Saat ini, banyak sediaan sirup yang beredar di
pasaran dari berbagai macam merk, baik yang generic maupun yang paten.
Biasanya, orang-orang mengunakan sediaan sirup karena disamping mudah
penggunaannya, sirup juga mempunyai rasa yang manis dan aroma yang harum
serta warna yang menarik sehingga disukai oleh berbagai kalangan, terutama
anak-anak dan orang yang susah menelan obat dalam bentuk sediaan oral lainnya.
Salah satunya yaitu sirup CTM.
1.3 Tujuan
i
1.3.3 Mengetahui preformulasi dari bahan zat aktif dalam sediaan sirup?
1.3.4 Mengetahui prosedur evaluasi sediaan mutu sediaan sirup?
1.3.5 Mengetahui persyaratan kemasan, pelabelan dan penyimpanan sediaan
sirup?
BAB II
PEMBAHASAN
i
hampir jenuh dengan sukrosa). Kadar sukrosa dalam sirup adalah 64-66%, kecuali
dinyatakan lain (Depkes RI, 1979).
Sirup terdiri dari dari zat aktif, pelarut, pemanis, zat penstabil, pengawet,
pengental, pewarna, pewangi, perasa, dan pengisotonis. Zat aktif merupakan zat
utama / zat yang berkhasiat dalam sediaan sirup. Pelarut merupakan cairan yang
dapat melarutkan zat aktif atau biasa disebut sebagai zat pebawa. Contoh pelarut
adalah air, gliserol, propilenglikol, etanol, eter. Pemanis merupakan zat tambahan
dalam suatu sirup, pemanis ditambahkan untuk memberikan rasa manis pada
sirup. Zat penstabil dimaksudkan untuk menjaga agar sirup dalam keadaan stabil
contoh dari zat penstabil adalah antioksidan, pendapar, pengkompleks.
i
Sirup ctm yekatria mengandung zat aktif satu bahan aktif utama yaitu
chlorpheniramin maleat (ctm). Dimana ctm sendiri memilki Mekanisme kerja
sebagai antagonis reseptor H1, chlorpheniramin maleat akan menghambat efek
histamin pada pembuluh darah, bronkus dan bermacam-macam otot polos; selain
itu chlorpheniramin maleat dapat merangsang maupun menghambat susunan
saraf pusat (Tjay, 2002; Siswandono, 1995) chlorpheniramin maleat memberikan
efek samping walaupun juga bersifat serius dan kadang-kadang hilang bila
pengobatan diteruskan. Efek samping yang sering terjadi adalah sedatif, gangguan
saluran cerna, mulut kering, kesukaran miksi.
Kontra indikasi menimbulkan aktivitas antikolinergik yang dapat
memperburuk asma bronkial, retensi urin, glaukoma. chlorpheniramin maleat
memiliki interaksi dengan alkohol, depresan syaraf pusat, anti kolinergik (IONI,
2001; Tjay, 2002).
Struktur
i
Kelarutan Mudah larut dalam air, larut dalam
etanol dan dalam kloroform, sukar larut
dalam eter dan dalam benzene
Titik lebur Antara 130° dan 135°
Stabilitas Mengalami peruraian pada suasana
asam
Kompatibilitas Inkompatibel dengan kalsium klorida,
kanamisin sulfat, noradrenalin, acid
tartrat, pentobarbital sodium, dan
megiumine adipiodone
Dosis Larutan oral 2mg/5ml (BNF 54, hal
166)
Anak 6-12th : 2mg setiap 4-6jam; maks
12mg/hari
Dewasa : 4mg setiap 4-6jam; maks
24mg/hari
Khasiat Antihistamin, sedative
Pka & Koefisien partisi 9,2
Penyimpanan Wadah tertutup rapat, tidak tembus
cahaya
i
2) Penetapan pH (Farmakope Indonesia edisi IV)
Tujuan : Mengetahui pH sediaan
Prinsip : Pengukuran pH menggunakan pH meter yang telah dikalibrasi
3) Bobot Jenis (Farmakope Indonesia edisi IV)
Tujuan : Menjamin sediaan memiliki bobot jenis yang sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditetapkan.
Alatnya : Piknomemeter
Prinsip : Membandingkan bobot sediaan sesuai dengan spesifikasi
bobot air dalam volume dan suhu yang sama.
Syarat : Bobot jenis sediaan sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan.
4) Viskositas/ kekentalan (Farmakope Indonesia edisi IV)
Tujuan : Memeriksa kesesuaian viskositas dengan spesifikasi yang
telah ditetapkan.
Alat : Viscometer Hoppler
Prinsip : Mengukur kecepatan bola jatuh melalui cairan dalam tabung
pada suhu tetap dengan cara menghitung waktu yang dibutuhkan oleh bola untuk
menetukan jarak tertentu melalui cairan pada tabung.
Syarat : Nilai viskositas sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan.
5) Volume terpindahkan (Farmakope Indonesia edisi IV)
Tujuan : Sebagai jaminan bahwa sediaan sirup yang dikemas
dalam wadah dosis ganda dengan volume yang tertera di etiket jikadipindah kan
dari wadah asli akan memberikan volume sediaan seperti tertera di
etiket.
Alat : Gelas ukur kering.
Prinsip : Melihat kesesuaian volume sediaan jika dipindahkan dari
wadah asli dengan volume yang tertera di etiket.
Prosedur : 10 wadah dipilih dan dikocok satu per satu kemudian isi
i
wadah dituang perlahan dalam gelas ukur didiamkan selama
kurang lebih 30 menit. Jika telah bebas gelembung udara volume
dapat di ukur.
Penafsiran hasil :
Volume rata-rata campuran sirup yang diperoleh dari 10 wadah tidak
kurang dari 100% dan tidak satupun yang kurang dari 95% dari volume yang
tertera di etiket.
Jika A volume rata-rata kurang dari 100%, tetapi tidak ada satupun wadah
yang volumenya kurang dari 95% dari yang tertera di etiket atau
Jika B volume rarta-rata tidak kuarang dari 100% dantidak lebih dari satu
wadah yang volumenya kurang dari 95% tetapi tidak kurang dari 90% dari
volume yang tertera pada etiket maka lakukan uji tambahan terhadap 20 wadah
tambahan.
Kriteria penerimaan : Volume rata-rata yang diperoleh dari 30 wadah tidak kurang
dari 100% yang tertera di etiket, dan tidak lebih dari satu botol yang bervolume
kurang dari 95%, tetapi tidak kurang dari 90% seperti yang tertera di etiket.
Indonesia.
6) Penetapan kadar zat aktif dalam sediaan (Farmakope Indonesia edisi IV)
Tujuan : Secara kuantitatif mengetahui konsentrasi zat aktif dalam sediaan.
Metode : Sesuai dengan yang tertera pada monografi sediaan sirup
dengan kandungan zat aktif tertentu pada Farmakope Indonesia.
Organoleptis
a. warna Kuning
b. rasa Jeruk
c. aroma Aroma jeruk
d. bentuk Cair
i
pH 4,5
i
setiap sediaan sudah mendekati nilai BJ
pada literature yang ada.
Kadar Zat aktif 99,54%
i
wadah. Sebelum diisi wadah harus bersih, prosedur pencegahan khusus dan
pembersihan diperlukan untuk menjamin agar tiap wadah bersih dan benda asing
tidak masuk ke dalamnya atau mencemari bahan (FI V, 2004).
Menurut monografi dari bahan aktif yang terkandung dalam sirup CTM,
chlorpheniramin maleat stabil dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari
cahaya. Wadah tertutup rapat harus melindungi isi terhadap masuknya bahan cair,
bahan padat atau uap dan mencegah kehilangan, merekat, mencair, atau
menguapnya bahan selama penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan
distribusi, harus dapat ditutup rapat kembali. Sedangkan untuk wadah terlindung
cahaya atau tidak tembus cahaya harus dapat melindungu isi dari pengaruh cahaya
yang dibuat dari bahan khusus yang mempunyai sifat menahan cahaya atau
dengan melapisi wadah tersebut (FI V, 2004). Kemasan sirup CTM menggunakan
botol plastic yang berasal dari polimer-polimer dimana kebanyakan untuk sediaan
orang menggunakan Polipropilen (PP) yang dibuat melalui cara polimerisasi
propilen yang termasuk dalam poliofelin (Kurniawan, 2012).
i
1. Nama produk sediaan/farmasi (ctm syrup)
2. Terdapat penulisan bahan aktif untuk menunjukkan kejelasan produk (zat aktif
chlorpheniramin maleat)
5. Kontra indikasi
6. Efek samping
10. Bentuk tanda peringatan (tanda bulat berwarna biru bersifat bebas terbatas)
11. Terdapat batch number yang telah dicantumkan oleh pihak produsen
13. Terdapat nama dan alamat produsen atau perusahaan (PT Yekatria)
i
chlorpheniramin maleat stabil penyimpanan pada tempat yan terhindar dari
cahaya (FI V, 2004).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
i
Prosedur evaluasi sediaan sangat diperlukan guna menjaga mutu dan
kualitas dari sediaan yang akan dipasarkan. Evaluasi sediaan yang dilakukan
terdiri dari pengujian organoleptis (warna, rasa, aroma dan bentuk), pH sediaan,
volume terpindahkan, bobot jenis, kadar zat aktif, viskositas dan persyaratan
umum penerimaan sesuai monografinya. Berdasarkan hasil evaluasi dan
dibandingkan dengan literature yang ada, menyatakan bahwa sediaan sirup ctm
telah memenuhi persyaratan sehingga dapat di pasarkan.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
i
Ansel,H.C.,1989.Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.diterjemahkan oleh Farida
Ibrahim, Asmanizar, Iis Aisyah. Edisi ke empat. Jakarta: UI-Press