Fitokimia Kulit Lemon

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

JURNAL ILMIAH FARMASI IMELDA Vol.2, No.

2, September 2018

KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN SKRINING FITOKIMIA


SERTA ANALISIS SECARA KLT (Kromatografi Lapis Tipis)
DAUN DAN KULIT BUAH JERUK LEMON
(Citrus limon (L.) Burm.f.)
1.
Rika Puspita Sari, 2Melfin Teokarsa Laoli
Dosen Prodi S1 Farmasi STIKes Imelda, Jalan Bilal Nomor 52 Medan

E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Jeruk lemon (Citrus limon (L.) Burm. f.) merupakan salah satu tanaman yang memiliki potensi sebagai
obat tradisional, serta sumber vitamin C dan kalsium yang sangat baik. Kulit buah jeruk lemon berfungsi
untuk mencegah kanker.Daun jeruk lemon dapat membantu mengatasi penyakit kanker, jantung dan
liver.Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan karakterisasi simplisia daun dan kulit buah jeruk
lemon dan untuk mengetahui golongan senyawa kimia yang terkandung dalam daun dan kulit buah jeruk
lemon serta analisis secara KLT. Karakterisasi simplisia meliputi pemeriksaan makroskopik,
mikroskopik, penetapan susut pengeringan, penetapan kadar sari larut air, penetapan kadar sari larut
etanol, penetapan kadar abu total, dan penetapan kadar abu tidak larut asam. Skrining fitokimia meliputi
uji alkaloid, flavonoid, steroid/triterpenoid, tanin dan saponin. Analisis secara KLT dilakukan dengan
menggunakan lempeng silika gel GF254sebagai fase diam, dan fase gerak CHCl3-MeOH-NH4OH
(85:15:1) pada analisis alkaloid, HCl 1% pada analisis flavonoid, dan Heksan-MeOH (70:30) pada
analisis steroid/triterpenoid. Hasil yang diperoleh dari pemeriksaan karakteristik simplisia daun jeruk
lemon diperoleh susut pengeringan sebesar 69,29%; kadar abu total 6,40%; kadar abu tidak larut asam
1,23%; kadar sari larut etanol 17,73%; kadar sari larut air 24,79%. Pemeriksaan karakteristik simplisia
kulit buah jeruk lemon diperoleh susut pengeringan sebesar 69,69%; kadar abu total 3,32%; kadar abu
tidak larut asam 1,57%; kadar sari larut etanol 28,99%; kadar sari larut air 25,35%. Hasil skrining
fitokimia diperoleh bahwa ekstrak simplisia daun jeruk lemon mengandung senyawa alkaloid, flavonoid,
steroid/triterpenoid dan tanin, sedangkan ekstrak simplisia kulit buah jeruk lemon mengandung senyawa
alkaloid, flavonoid dan steroid/triterpenoid.Hasil identifikasi dengan KLT menunjukkan bahwa ekstrak
simplisia daun dan kulit buah jeruk lemon mengandung golongan senyawa alkaloid, flavonoid dan
steroid/triterpenoid.

Kata Kunci:karakterisasi simplisia, daun dan kulit buah jeruk lemon, skrining

ABSTRACT

Lemon Citrus (Citrus limon (L.) Burm f.) Is one of the plants that has potential as a traditional medicine,
and is an excellent source of vitamin C and calcium. Lemon peel fruit serves to prevent cancer. Lemon
leaf lemon can help overcome cancer, heart and liver. The purpose of this research is to characterize
simplicia leaf and lemon rind and to know the chemical compound group contained in leaf and lemon
rind and also TLC analysis. Characterization of simplicia include macroscopic and microscopic
examination, determinations of loss on drying, determinations of water soluble extract, determination of
ethanol soluble concentration, determination of total ash content, and determination of acid ash in
soluble. Phytochemical screening includes the test for alkaloids, flavonoids, steroids/triterpenoids,
tannins and saponins. TLC analysis was performed using silica gel GF254 as stationary phase, and mobile
phase CHCl3-MeOH-NH4OH (85:15:1) on alkaloids analysis, 1% HCl in flavonoids analysis, and
Hexan-MeOH (70:30) on steroids/triterpenoids analysis. The result obtained from examination of lemon
citrus leaf characteristic gave loss on drying 69,29%; total ash content 6,40%; acid insoluble ash 1,23%;
ethanol soluble extract 17,73%; water soluble extract 24,79%. The examination of simplicia
characteristics of lemon peel obtained by loss on drying 69,69%; total ash content 3,32%; acid insoluble
ash 1,57%; ethanol soluble extract 28,99%; water soluble extract 25,35 %. The result of phytochemical
82
JURNAL ILMIAH FARMASI IMELDA Vol.2, No.2, September 2018

screening showed that lemon leaf simplicia extract contains alkaloids, flavonoids, steroids/triterpenoids
and tannins, while the simplicia extract of lemon peel contains alkaloids, flavonoids and
steroids/triterpenoids compounds. The results of identification with TLC showed that the simplicia extract
of the leaf and lemon peel contain alkaloids, flavonoids and steroids/triterpenoids.

Keywords: characterization of simplicia, leaves and lemon rind, screening, TLC.

PENDAHULUAN Kulit buah jeruk lemon mengandung


kadar vitamin C yang cukup tinggi. Selain
Indonesia kaya akan tanaman obat itu kulit buah jeruk lemon digunakan dalam
tradisional yang secara turun temurun telah membuat roti, manisan, dan untuk
digunakan sebagai ramuan obat tradisional. menambah rasa makanan.Kulit buah ini
Pengobatan tradisional dengan tanaman juga berfungsi untuk mencegah kanker.
obat diharapkan dapat dimanfaatkan dalam Daun jeruk lemon dapat membantu
pembangunan kesehatan masyarakat. mengatasi penyakit kanker, jantung dan
Konsep back to nature atau pengobatan liver. Beberapa zat yang terkandung dalam
dengan menggunakan bahan yang berasal daun jeruk lemon yang dapat bermanfaat
dari alam terus berkembang semakin besar, untuk kesehatan diantaranya limonene,
baik untuk pengobatan maupun tanin dan fenol Limonene terdapat
pemeliharaan kesehatan (Wasito, 2011). diseluruh bagian tanaman jeruk lemon.
Saat ini banyak tumbuhan obat yang Tanin dan fenol ditemukan pada kulit dan
dikembangkan industri farmasi menjadi daun jeruk lemon (Nuraini, 2011).
obat tradisional. Salah satu tanaman yang Pengembangan obat tradisional juga
potensial dimanfaatkan untuk obat didukung oleh Peraturan Menteri Kesehatan
tradisional adalah jeruk lemon (Citrus Republik Indonesia, tentang fitofarmaka,
limon (L.) Burm. f.). Jenis jeruk ini yang berarti diperlukan adanya
memang belum populer di Indonesia pengendalian mutu simplisia yang akan
sebagai obat tradisional karena memang digunakan untuk bahan baku obat atau
jeruk lemon bukan tanaman asli Indonesia. sediaan galenik (Tjitrosoepomo, 1994).
Jeruk lemon sudah digunakan untuk Salah satu cara untuk mengendalikan mutu
kesehatan sejak zaman dahulu, yaitu untuk simplisia adalah dengan melakukan
mengobati para pelaut yang kekurangan standarisasi simplisia yang diperlukan agar
vitamin pada tahun 1600 di dataran Eropa. dapat diperoleh bahan baku yang seragam
Jeruk lemon kemudian di produksi pada yang akhirnya dapat menjamin efek
skala industri pada tahun 1849 di farmakologi tanaman tersebut (BPOM,
California, USA (Marwanto, 2014). 2005).
Jeruk lemon sebenarnya banyak Parameter mutu simplisa meliputi
mempunyai kegunaan tetapi masyarakat susut pengeringan, kadar air, kadar abu,
Indonesia belum banyak mengetahuinya. kadar abu tidak larut asam, kadar sari larut
Jeruk lemon merupakan sumber vitamin C air, kadar sari larut etanol. Sebagai data
dan kalsium yang sangat baik, jeruk lemon pelengkap, dilakukan pemeriksaan
juga bisa digunakan sebagai cooling drink organoleptik, mikroskopis, makroskopis
jika mengalami demam, serta jusnya serta identifikasi kimia simplisia.
digunakan dalam kasus diaphoretic atau Pengetahuan akan kandungan kimia suatu
diuretic draughts. Jus jeruk lemon sangat di tumbuhan merupakan suatu langkah awal
anjurkan dalam pengobatan acute pemahaman tumbuhan tersebut sebagai obat
rheumatism. Lemon juga merupakan (BPOM, 2005).
astringent yang bagus dan biasa digunakan Berdasarkan uraian diatas maka
untuk lotion dalam kasus sunburn penulis melakukan penelitian dengan
(Sediaoetama, 2004). menggunakan tanaman jeruk lemon untuk
mengetahui karakterisasi simplisia dan
83
JURNAL ILMIAH FARMASI IMELDA Vol.2, No.2, September 2018

skrining fitokimia serta analisis golongan Burm. f.) secara kromatografi lapis tipis
senyawa kimia dari ekstrak simplisia daun (KLT).
dan kulit buah jeruk lemon (Citrus limon
(L.) Burm.f.). Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari
Perumusan Masalah penelitian ini adalah:
Berdasarkan pendapat latar belakang 1. Dapat memberikan informasi kepada
tersebut, maka perumusan masalah masyarakat kandungan dari daun dan
penelitian ini adalah: kulit buah jeruk lemon (Citrus limon
1. Bagaimana cara mengetahui (L.) Burm. f.) sehingga dapat
karakteristik simplisia daun dan kulit dimanfaatkan sebagai salah satu
buah jeruk lemon (Citrus limon (L.) tanaman obat tradisional.
Burm.f.)? 2. Agar dapat mendorong minat para
2. Golongan senyawa kimia apa saja yang peneliti untuk menggunakan tanaman
ada di dalam daun dan kulit buah jeruk jeruk lemon (Citrus limon (L.) Burm.
lemon (Citrus limon (L.) Burm.f.)? f.) sebagai sampel penelitian.
3. Bagaimana cara menganalisis 3. Dapat memberikan informasi kepada
kandungan kimia daun dan kulit buah peneliti mengenai karakterisasi
jeruk lemon (Citrus limon (L.) simplisia dan kandungan kimia serta
Burm.f.)? analisis secara kromatografi lapis tipis
dari daun dan kulit buah jeruk lemon
Hipotesis Penelitian (Citrus limon (L.) Burm. f.) sehingga
Berdasarkan perumusan masalah dapat menambah data penelitian dalam
tersebut, maka hipotesis pada penelitian ini usaha pemanfaatan jeruk lemon (Citrus
adalah: limon (L.) Burm.f.).
1. Karakterisasi simplisia daun dan kulit
buah jeruk lemon (Citrus limon (L.) METODE
Burm. f.) dapat diketahui dengan
melakukan pengamatan parameter Desain Penelitian
simplisia. Desain penelitian yang diterapkan pada
2. Golongan senyawa kimia yang ada di penelitian ini adalah eksplorasi. Penelitian
dalam daun dan kulit buah jeruk lemon meliputi pengumpulan bahan, pembuatan
(Citrus limon (L.) Burm. f.) dapat simplisia, karakterisasi simplisia,
ditentukan dengan melakukan skrining pembuatan ekstrak, skrining fitokimia,
fitokimia. analisis secara KLT (kromatografi lapis
3. Analisis kandungan kimia dari daun tipis).
dan kulit buah jeruk lemon (Citrus
limon (L.) Burm. f.) dapat dilakukan Lokasi Penelitian
secara kromatografi lapis tipis (KLT). Penelitian dilakukan di Laboratorium
Farmasi Universitas Sari Mutiara Indonesia.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah: Waktu Penelitian
1. Untuk mengetahui karakteristik Penelitian dilakukan pada tanggal 05
simplisia daun dan kulit jeruk buah Juni 2017 – 28 Agustus 2017.
lemon (Citrus limon (L.) Burm.f.).
2. Untuk mengetahui golongan senyawa Alat dan Bahan
kimia yang terdapat didalam daun dan  Alat
kulit buah jeruk lemon (Citrus limon Alat-alat yang digunakan selama
(L.) Burm.f.). penelitian seperti alat-alat gelas
3. Untuk mengetahui cara analisis (Erlenmeyer, beaker glass, corong, gelas
kandungan kimia dari daun dan kulit ukur, corong pisah, tabung reaksi, labu
buah jeruk lemon (Citrus limon (L.) bersumbat), krus porselen bertutup,
84
JURNAL ILMIAH FARMASI IMELDA Vol.2, No.2, September 2018

maserator, timbangan analitik, mikroskop, ditimbang diperoleh berat gram, kemudian


chamber, oven, kertas saring, pengayak kulit buah jeruk lemon dirajang. Kemudian
mesh 40, lemari pengering, blender. dimasukkan kedalam lemari pengering
dengan suhu 40-50o C. Simplisia yang telah
 Bahan kering disortasi kering yaitu memisahkan
Bahan alam yang digunakan adalah benda-benda asing seperti pengotoran-
daun dan kulit buah jeruk lemon (Citrus pengotoran lain yang terjadi selama
limon (L.) Burm. f.). Bahan kimia yang pengeringan. Setelah disortasi, ditimbang
digunakan etanol 70%, lempeng silika gel kembali, diperoleh berat simplisia daun
60 F254, kloral hidrat, asam klorida(p), jeruk lemon 540 g dan berat simplisia kulit
kloroform, serbuk magnesium, amil buah jeruk lemon 370 g. Simplisia kering
alkohol, etanol 95%, methanol, asam selanjutnya diserbuk dengan menggunakan
sulfat(P), asam asetat anhidrat, n-heksan, blender. Serbuk simplisia disimpan dalam
benzene, NaOH, natrium klorida(P) jenuh, plastik untuk mencegah lembab dan
pereaksi Mayer, pereaksi Molish, Pereaksi pengotoran lainnya sebelum di ekstraksi
Dragendorff, pereaksi Bouchardat, pereaksi (Depkes, 1989).
Liebermann-Burchad, pereaksi Besi (III)
klorida 1%, pereaksi asam klorida 2N, Pembuatan Pereaksi
pereaksi Timbal (II) asetat 0,4M, pereaksi  Pereaksi Mayer
asam sulfat 2N, pereaksi asam nitrat 0,5N, Sebanyak 1,569 g raksa (II) klorida
aquadest. dilarutkan dalam air suling hingga 100 ml.
pada wadah lain ditimbang sebanyak 5 g
Pengambilan Sampel kalium iodide lalu dilarutkan dalam 10 ml
Pengambilan sampel secara purposif air suling. Kedua larutan dicampurkan dan
yaitu tanpa membandingkan dengan bahan tambahkan air suling hingga diperoleh
tanaman yang sama dari daerah lain. Bahan larutan 100 ml (Depkes RI, 1995).
tanaman yang digunakan adalah daun dan
kulit buah jeruk lemon yang diperoleh dari  Pereaksi Molish
Jl. Bunga Sedap Malam IX Kompleks Sebanyak 3 g α-naftol dilarutkan
Sunrise Garden, Kelurahan Sempakata, dalam asam nitrat 0,5 N hingga 100 ml
Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan, (Depkes RI, 1995).
Provinsi Sumatera Utara.
 Pereaksi Dragendorff
Identifikasi Sampel Sebanyak 0,8 g bismut (III) nitrat
Identifikasi sampel dilakukan di dilarutkan dalam asam nitrat pekat 20 ml
Herbarium Medanense USU, Medan, kemudian dicampurkan dengan kalium
Sumatera Utara. iodide sebanyak 27,2 g dalam 50 ml air
suling. Campuran didiamkan sampai
Pembuatan Simplisia memisah sempurna. Larutan jernih diambil
Daun jeruk lemon segar sebanyak dan diencerkan dengan air secukupnya
2.050 g dan kulit buah jeruk lemon hingga 100 ml (Depkes RI, 1995).
sebanyak 1400 g yang telah dikumpulkan,
disortasi basah yaitu memisahkan daun dan  Pereaksi Bouchardat
kulit buah jeruk lemon dari bagian Sebanyak 4 g kalium iodide dilarutkan
tumbuhan yang terikut, kotoran-kotoran dalam air suling secukupnya kemudian
atau bahan asing lainnya, kemudian daun ditambahkan 2 g iodium sedikit demi
dan kulit buah jeruk lemon yang telah sedikit cukupkan dengan air suling hingga
terkumpul dicuci untuk menghilangkan 100 ml (Dekes RI, 1995).
pengotoran yang melekat. Pencucian
dilakukan dengan air kran yang mengalir,  Pereaksi Liebermann-Burchard
ditiriskan, dijemur dibawah sinar matahari Sebanyak 5 bagian volume asam sulfat
selama satu hari (sebelum dirajang) lalu pekat dicampurkan dengan 50 bagian
85
JURNAL ILMIAH FARMASI IMELDA Vol.2, No.2, September 2018

volume etanol 95%, lalu ditambahkan  Pemeriksaan Mikroskopik


dengan hati-hati 5 bagian volume asam Simplisia yang diperiksa berupa serbuk
asetat anhidrida ke dalam campuran daun dan kulit buah jeruk lemon dilakukan
tersebut dan didinginkan (Depkes RI, dengan cara meletakkan serbuk simplisia
1995). daun dan kulit buah jeruk lemon di atas
objek gelas yang ditetesi kloralhidrat.
 Pereaksi Besi (III) klorida 1% Diamati di bawah mikroskop untuk melihat
Sebanyak 1 g besi (III) klorida fragmen pengenal dalam bentuk sel, isi sel
dilarutkan dalam air suling sampai 100 ml atau jaringan tanaman serbuk simplisia
(Depkes RI, 1995). daun dan kulit buah jeruk lemon.

 Pereaksi asam klorida 2N  Penetapan Susut Pengeringan


Sebanyak 17 ml asam klorida pekat 1 g simplisia ditimbang seksama dan
diencerkan dengan air suling sampai 100 ml dimasukkan ke dalam krus porselen
(Depkes RI, 1995). bertutup yang sebelumnya telah dipanaskan
pada suhu 105o C selama 30 menit dan telah
 Pereaksi Timbal (II) asetat 0,4 M ditara. Simplisia diratakan dalam krus
Sebanyak 15,17 g timbal (II) asetat porselen dengan menggoyangkan krus
dilarutkan dalam air suling bebas CO2 hingga merata. Masukkan ke dalam oven,
hingga 100 ml (Depkes RI, 1995). buka tutup krus, panaskan pada temperatur
100o C sampai dengan 105o C, timbang dan
 Pereaksi Asam Sulfat 2N ulangi pemanasan sampai didapat berat
Sebanyak 5,5 ml asam sulfat pekat yang kostan (Depkes, 1989).
diencerkan dengan air suling sehingga Susut pengeringan
berat sebelum pemanasan – berat akhir
diperoleh 100 ml (Depkes RI, 1995). = X 100%
berat sebelum pemanasan

 Pereaksi Asam Nitrat 0,5 N


 Penetapan Kadar Abu Total
Sebanyak 3,4 ml asam nitrat pekat
Sebanyak 3 g serbuk simplisia yang
diencerkan dengan air suling hingga
telah digerus dan ditimbang seksama
volume 100 ml (Depkes RI, 1995).
dimasukkan dalam krus porselen yang telah
dipijarkan dan ditara, diratakan. Krus
Pemeriksaan Karakteristik Simplisia
dipijarkan perlahan-lahan hingga arang
Identifikasi simplisia dilakukan dengan
habis, pijaran dilakukan pada suhu 600º C
memeriksa pemerian dan melakukan
selama 3 jam kemudian didinginkan dan
pengamatan simplisia baik secara
ditimbang sampai diperoleh bobot tetap.
makroskopik maupun secara mikroskopik
Kadar abu dihitung terhadap bahan yang
penetapan kadar air, penetapan kadar sari
dikeringkan di udara. Jika cara ini arang
larut dalam air, penetapan kadar sari larut
tidak dapat dihilangkan, ditambahkan air
dalam etanol, penetapan kadar abu,
panas, saring melalui kertas saring bebas
penetapan kadar abu tidak larut dalam
abu. Dipijarkan sisa kertas dan kertas saring
asam, selanjutnya dilakukan
dalam krus yang sama. Dimasukkan filtrat
skriningfitokimia (Depkes RI, 1989).
ke dalam krus, diuapkan.Dipijarkan hingga
bobot tetap, ditimbang dan dihitung
Pemeriksaan Makroskopik
(Depkes, 1989).
Uji makroskopik bertujuan untuk berat abu sisa pijar
menentukan ciri khas simplisia dengan Kadar Abu Total = X 100%
berat simplisia
pengamatan secara langsung berdasarkan
bentuk simplisia dan ciri-ciri daun dan kulit  Penetapan Kadar Abu Tidak Larut
buah jeruk lemon (Citrus limon (L.) Asam
Burm.f.) menurut literatur secara umum. Abu yang diperoleh pada penetapan
kadar abu, didihkan dengan 25 ml asam
klorida encer selama 5 menit, kumpulkan
86
JURNAL ILMIAH FARMASI IMELDA Vol.2, No.2, September 2018

bagian yang tidak larut dalam asam, saring diuapkan hingga mencapai kekentalan yang
melalui krus kaca masir atau kertas saring diinginkan (BPOM RI, 2013).
bebas abu yang telah diketahui beratnya,
lalu sisa dipanaskan, kemudian didinginkan Skrining Fitokimia
dan ditimbang sampai bobot tetap. Kadar  Pemeriksaan Alkaloida
abu yang tidak larut dalam asam dihitung Sampel uji ditimbang sebanyak 0,5 g
terhadap bahan yang telah dikeringkan di kemudian ditambahkan 1 ml asam klorida 2
udara (Depkes, 1989). N dan 9 ml air suling, dipanaskan diatas
berat abu sisa pijar
Kadar Abu Tidak Larut Asam =
berat simplisia
X 100% penangas air selama 2 menit, didinginkan
dan disaring. Filtrat yang diperoleh dipakai
 Penetapan Kadar Sari Larut Etanol untuk uji alkaloida, diambil 3 tabung reaksi,
5 g serbuk simplisa dimaserasi dengan lalu kedalamnya dimasukkan 0,5 ml filtrat.
100 ml etanol selama 24 jam seperti tertera Masing-masing tabung reaksi ditambahkan
pada monografi, menggunakan labu pereaksi yang berbeda.
bersumbat sambil sekali-sekali dikocok Tabung reaksi 1: ditambahkan 2 tetes
selama 6 jam pertama, kemudian pereaksi Mayer
didiamkan. Disaring cepat, 20 ml filtrat Tabung reaksi 2: ditambahkan 2 tetes
diuapkan dalam cawan dangkal (Depkes, pereaksi Bouchardat
1989). Tabung reaksi 3: ditambahkan 2 tetes
berat ekstrak x 5 pereaksi Dragendorff
Kadar sari larut etanol = X 100%
berat simplisia Alkaloid positif jika terjadi endapan
atau kekeruhan pada paling sedikit dua dari
 Penetapan Kadar Sari Larut Air tiga percobaan diatas (Depkes RI, 1995).
5 g serbuk simplisia dimaserasi dengan
100 ml kloroforom P (2,5 mL kloroforom  Pemeriksaan Flavonoida
dalam 1000 mL aquadest) selama 24 jam Sebanyak 10 g sampel uji ditambahkan
menggunakan labu bersumbat sambil 10 ml air panas, dididihkan selama 5 menit
sekali-sekali dikocok selama 6 jam pertama, dan disaring dalam keadaan panas, kedalam
kemudian didiamkan. Disaring cepat, 20 ml 5 ml filtrat ditambahkan 0,1 g serbuk
filtrat diuapkan dalam cawan dangkal magnesium dan 1 ml asam klorida pekat
berdasar rata (yang telah ditara) di atas dan 2 ml amil alkohol, dikocok dan
penangas air hingga kering, sisa dipanaskan dibiarkan memisah. Flavonoida positif jika
pada suhu 105o C hingga bobot tetap. Kadar terjadi warna merah atau kuning atau jingga
dihitung dalam persen terhadap bahan yang pada lapisan amil alkohol (Depkes RI,
telah dikeringkan di udara (Depkes, 1989). 1995).
berat ekstrak x 5
Kadar sari larut air = X 100%
berat simplisia  Pemeriksaan Saponin
Sampel uji ditimbang sebanyak 0,5 g
 Ekstraksi Serbuk Simplisia dan dimasukkan kedalam tabung reaksi,
Ekstraksi dilakukan dengan cara lalu ditambahkan 10 ml air panas,
maserasi, penyari yang digunakan adalah dinginkan kemudian dikocok kuat-kuat
etanol atau campuran etanol-air. Sepuluh selama 10 detik. Jika terbentuk busa
bagian simplisia dimasukkan ke dalam setinggi 1-10 cm yang stabil dan tidak
bejana maserasi (maserator), ditambahkan kurang dari 10 menit dan tidak hilang
75 bagian cairan penyari dan direndam dengan penambahan 1 tetes asam klorida
selama 5 hari sambil sekali-sekali diaduk. 2N menunjukkan adanya saponin (Depkes
Disaring, maseratnya dicukupkan menjadi RI, 1995).
100 bagian dengan melewatkan cairan
penyari melalui ampas maseratnya.  Pemeriksaan Tanin
Kemudian didiamkan 2 hari. Cairan jernih Sampel uji ditimbang sebanyak 1 g,
dienaptuangkan dan kemudian maserat dididihkan selama 3 menit dalam 100 ml air
suling lalu didinginkan dan disaring.
87
JURNAL ILMIAH FARMASI IMELDA Vol.2, No.2, September 2018

Larutan diambil 2 ml ditambahkan 1-2 tetes  Analisis Steroid/Triterpenoid


pereaksi besi (III) klorida 1%. Jika terjadi Fase diam :Lempeng silika gel GF254
warna biru kehitaman atau hijau kehitaman Fase gerak :Heksan-MeOH (7:3)
menunjukkan adanya tannin (Depkes RI, Larutan deteksi :Pereaksi Liebermann-
1995). Burchard
Pengamatan dilakukan pada sinar
 Pemeriksaan Steroid/Triterpenoid tampak dan sinar UV 366 nm, sebelum dan
Sebanyak 1 g sampel uji dimaserasi sesudah perlakuan. Nilai Rf noda dihitung
selama 2 jam dengan 20 ml n-heksan, lalu dan warna yang timbul dicatat.
disaring. Filtrat diuapkan dalam cawan
penguap. Pada sisa ditambahkan beberapa HASIL DAN PEMBAHASAN
tetes pereaksi Liebermann-Burchad.
Timbulnya warna biru atau biru hijau Hasil Identifikasi Tumbuhan
menunjukkan adanya steroida, sedangkan Hasil identifikasi tumbuhan yang
warna merah, merah muda atau ungu dilakukan di Herbarium Medanense
menunjukkan adanya triterpenoida (MEDA), Universitas Sumatera Utara
(Harborne, 1987). menunjukkan bahwa tumbuhan termasuk
suku Rutaceae, jenis (Citrus limon (L.)
 Pemeriksaan Antrakuinon Burm.f.).
Sampel uji ditimbang sebanyak 0,2 g,
kemudian ditambahkan 10 ml benzen, Hasil Identifikasi Morfologi Tumbuhan
dikocok lalu didiamkan. Lapisan benzen Tumbuhan jeruk lemon (Citrus limon
dipisahkan dan disaring, kocok lapisan (L.) Burm. f.) berupa pohon dengan tinggi
benzen dengan 2 ml NaOH 2N, didiamkan. 2-3,5 meter, berakar tunggang, berbatang
Lapisan air berwarna merah dan lapisan kayu dan berdiri tegak serta mempunyai
benzen tidak berwarna menunjukkan percabangan yang banyak. Tumbuhan jeruk
adanya antrakuinon (Depkes RI, 1995). lemon berdaun majemuk menyirip, tepi
daun bergerigi, ujung dan pangkal daun
Analisis KLT (Kromatografi Lapis Tipis) runcing, berbentuk jorong atau oval,
 Analisis Alkaloid panjang daun 7-10 cm, lebar daun 3,5-5 cm,
Bahan yang diperlukan untuk uji KLT: dan daun berwarna hijau. Bunga tumbuhan
Fase diam :Lempeng silika gel GF254 jeruk lemon terdapat diujung batang dan di
Fase gerak :CHCl3-MeOH-NH4OH ketiak daun, panjang 1-1,5 cm, benang sari
(85:15:1) panjang 1,5 cm, kepala sari berbentuk
Larutan deteksi: 1. Pereaksi Dragendorff ginjal, tangkai putik silindris (panjang ± 1
2. Asam sulfat pekat cm), kepala putik bulat, kelopak daun 5
Pengamatan dilakukan pada sinar helai, mahkota daun 5x2 helai (putih
tampak dan sinar UV 366 nm, sebelum dan kekuningan). Buah jeruk lemon berbentuk
sesudah perlakuan. Nilai Rf noda dihitung agak bulat, mempunyai ukuran panjang 5-8
dan warna yang timbul dicatat. cm dan mempunyai diameter 3-4 cm,
berdaging keras dan padat. Kulit buah jeruk
 Analisis Flavonoid lemon berwarna kuning tua.
Bahan yang digunakan pada uji KLT:
Fase diam : Lempeng silika gel GF254 Hasil Karakterisasi Simplisia
Fase gerak : HCl 1%  Hasil Pemeriksaan Makroskopik
Larutan deteksi :Asam sulfat-etanol (10:10) Simplisia
Pengamatan dilakukan pada sinar Hasil pemeriksaan makroskopik dari
tampak dan sinar UV 366 nm, sebelum dan simplisia daun dan kulit buah jeruk lemon
sesudah perlakuan. Nilai Rf noda dihitung dapat dilihat pada tabel berikut:
dan warna yang timbul dicatat.

88
JURNAL ILMIAH FARMASI IMELDA Vol.2, No.2, September 2018

Tabel 1. Hasil pemeriksaan makroskopik daun dan kulit buah jeruk lemon
No Pemeriksaan Daun Jeruk Lemon Kulit Buah Jeruk Lemon
1 Rupa dan Bentuk daun jorong, tepi daun Bentuk kulit buah jeruk lemon menggulung
Bentuk menggulung, ujung dan dan berkerut. Berupa potongan-potongan
pangkal daun tumpul. kecil kulit buah yang telah di keringkan.
2 Ukuran Panjang 9,5 - 11,5 cm Panjang 2,5 - 4,5 cm
Lebar 2,5 - 4,2 cm Lebar 1,7 - 3,5 cm
3 Warna Hijau – Hijau Kecoklatan Kuning kecoklatan, bagian dalam kulit buah
berwarna putih kecoklatan
4 Bau Bau Khas Jeruk Lemon Bau Khas Jeruk Lemon
5 Uraian serbuk Serbuk simplisia daun jeruk Serbuk simplisia kulit buah jeruk lemon
simplisia lemon dicirikan dengan serbuk dicirikan dengan serbuk berwarna kuning
berwarna hijau kecoklatan. kecoklatan.

 Pemeriksaan Mikroskopik stomata, fragmen sel minyak dan fragmen


Hasil pemeriksaan serbuk simplisia rambut penutup.
daun jeruk lemon warna hijau kecoklatan,
terdapat jaringan pengangkut, stomata, Hasil Pemeriksaan Karakteristik
fragmen rambut penutup dan fragmen sel Simplisia
minyak. Hasil pemeriksaan serbuk simplisia Hasil pemeriksaan penetapan susut
kulit buah jeruk lemon warna kuning pengeringan, penetapan kadar abu total,
kecoklatan, terdapat berkas pembuluh, penetapan kadar abu tidak larut asam,
kristal kalsium oksalat bentuk prisma, penetapan kadar sari larut etanol, dan
penetapan kadar sari larut air dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:

Tabel 2. Hasil pemeriksaan karakteristik simplisia


No Penetapan Hasil (%)
Daun Jeruk Lemon Kulit Buah Jeruk Lemon
1 Penetapan susut pengeringan 69,29% 69,69%
2 Penetapan kadar abu total 6,40% 3,32%
3 Penetapan kadar abu tidak larut asam 1,23% 1,57%
4 Penetapan kadar sari larut etanol 17,73% 28,99%
5 Penetapan kadar sari larut air 24,79% 25,35%

Karakterisasi simplisia untuk simplisia tidak larut dalam asam misalnya silika
daun dan kulit buah jeruk lemon belum (WHO, 1998).
tertera pada Materia Medika Indonesia.
Namun sebagian besar hasil yang diperoleh Hasil Skrining Fitokimia
mendekati persyaratan karakterisasi Hasil skrining fitokimia dari simplisia
simplisia kulit buah jeruk nipis yang tertera daun dan kulit buah jeruk lemon dapat
dalam Farmakope Hebal Indonesia Edisi I dilihat pada tabel 3.
2011.
Penetapan kadar sari dilakukan Tabel 3. Hasil skrining fitokimia daun dan
terhadap kadar sari air dan sari larut etanol. kulit buah jeruk lemon
Penetapan kadar sari menyatakan jumlah No Pemeriksaan Daun Jeruk Kulit Buah
zat yang terlarut dalam air atau etanol Lemon Jeruk
(Depkes RI, 1995). Lemon
Penetapan kadar abu dilakukan untuk 1 Alkaloid + +
mengetahui kandungan senyawa anorganik 2 Flavonoid + +
dalam simplisia misalnya Mg, Ca, Na dan 3 Steroid/Triterpenoid + +
4 Saponin - -
K. Kadar abu tidak larut asam untuk
5 Tanin + -
mengetahui kadar senyawa anorganik yang
6 Antrakuinon - -
89
JURNAL ILMIAH FARMASI IMELDA Vol.2, No.2, September 2018

Keterangan: Hasil Analisis Secara KLT


Positif (+): Mengandung golongan senyawa  Golongan Alkaloid
Negatif (-): Tidak mengandung golongan Hasil analisis KLT golongan alkaloid
senyawa dapat dilihat pada tabel berikut.
Hasil di atas menunjukkan bahwa
simplisia daun dan kulit buah jeruk lemon Tabel 4. Hasil analisis KLT golongan
mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, alkaloid sebelum perlakuan
steroid/triterpenoid, tanin dan minyak atsiri. No Bercak Harga Rf Harga Rf
Kulit buah jeruk lemon mengandung ekstrak daun ekstrak kulit
tangerin yaitu sejenis antioksidan kuat yang jeruk lemon buah jeruk lemon
disebut super-flavonoid. Daun dan kulit 1 Bercak1 0,71 0,86
buah jeruk lemon mengandung tannin dan 2 Bercak2 0,80 0,87
minyak esensial (Sutraningsih, 2005). 3 Bercak3 0,90 -
Hasil uji alkaloid serbuk simplisia
daun jeruk lemon dengan pereaksi Tabel 5. Hasil analisis KLT golongan
Bouchardat memberikan endapan coklat alkaloid dengan penyinaran dibawah sinar
jingga, dengan pereaksi Dragendorff UV
memberikan endapan coklat jingga dan No Bercak Harga Rf Harga Rf
pereaksi Mayer memberikan endapan putih ekstrak daun ekstrak kulit
jeruk lemon buah jeruk lemon
kekuningan, sedangkan pada serbuk
1 Bercak1 0,54 -
simplisia kulit buah jeruk lemon dengan 2 Bercak2 0,95 -
pereaksi Bouchardat memberikan endapan
jingga, dengan pereaksi Dragendorff Tabel 6. Hasil analisis KLT golongan
memberikan endapan kuning jingga dan alkaloid dengan pereaksi Dragendorff
dengan pereaksi Mayer memberikan No Bercak Harga Rf Harga Rf
endapan putih. Hasil uji flavonoid serbuk ekstrak daun ekstrak kulit
simplisia daun jeruk lemon terjadi warna jeruk lemon buah jeruk lemon
jingga pada lapisan amil alkohol, sedangkan 1 Bercak1 0,14 0,19
pada serbuk simplisia kulit buah jeruk 2 Bercak2 - 0,53
lemon terjadi warna kuning pada lapisan 3 Bercak3 - 0,70
amil alkohol. Hasil uji tanin pada serbuk Pada analisis golongan senyawa
simplisia daun jeruk lemon terjadi warna alkaloid sebelum perlakuan pada ekstrak
hijau kehitaman, sedangkan pada serbuk daun jeruk lemon diperoleh harga Rf1 0,71;
simplisia kulit buah jeruk lemon terjadi Rf2 0,80; Rf3 0,90; sedangkan pada ekstrak
warna coklat kehitaman. kulit buah jeruk lemon diperoleh harga Rf1
Hasil uji steroid/triterpen pada serbuk 0,86; Rf2 0,87. Dibawah sinar UV harga Rf
simplisia daun jeruk lemon menimbulkan dari ekstrak daun jeruk lemon Rf1 0,54; Rf2
warna biru hijau, ini menunjukkan bahwa 0,95. Pada ekstrak daun jeruk lemon setelah
daun jeruk lemon mengandung senyawa penyemprotan pereaksi Dragendorff didapat
steroid, sedangkan pada serbuk simplisia harga Rf 0,14, sedangkan pada ekstrak kuli
kulit buah jeruk lemon menimbulkan warna buah jeruk lemon didapat harga Rf1 0,19;
merah muda, ini menunjukkan bahwa kulit Rf2 0,53; Rf3 0,70. Eluen yang digunakan
buah jeruk lemon mengandung senyawa adalah CHCl3–MeOH–NH4OH (85:15:1).
terpen. Hasil uji saponin pada serbuk Campuran kloroform-metanol-
simplisia daun dan kulit buah jeruk lemon ammonia (85:15:1) memiliki sifat kepolaran
tidak menunjukkan adanya senyawa yang berbeda. Kloroform bersifat non polar,
saponin dengan ditandai tidak terjadi busa. sedangkan metanol dan ammonia bersifat
Hasil uji antrakuinon pada serbuk simplisia polar. Namun karena perbandingan
daun dan kulit buah jeruk lemon tidak kloroform lebih besar dibandingkan
menunjukkan adanya senyawa antrakuinon metanol dan ammonia, maka campuran
ini ditandai dengan tidak terjadi warna eluen cenderung bersifat non polar.
merah pada lapisan air. Pemisahan alkaloid dengan KLT dapat
90
JURNAL ILMIAH FARMASI IMELDA Vol.2, No.2, September 2018

menggunakan pereaksi penyemprot Tabel 10. Hasil analisis KLT golongan


Dragendorff. Setelah disemprot, plat akan steroid/triterpenoid sebelum perlakuan
menunjukkan bercak coklat-jingga/orange- No Bercak Harga Rf Harga Rf
merah/coklat berlatar belakang kuning ekstrak daun ekstrak kulit buah
(Harborne, 1987). jeruk lemon jeruk lemon
1 Bercak1 0,05 0,21
 Golongan flavonoid 2 Bercak2 0,24 0,40
Hasil analisis KLT golongan flavonoid
dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 11. Hasil analisis KLT golongan
steroid/triterpenoid dengan penyinaran
Tabel 7. Hasil analisis KLT golongan dibawah sinar UV
Flavonoid sebelum perlakuan No Bercak Harga Rf Harga Rf
ekstrak daun ekstrak kulit buah
No Bercak Harga Rf Harga Rf
jeruk lemon jeruk lemon
ekstrak daun ekstrak kulit buah
1 Bercak1 0,48 0,69
jeruk lemon jeruk lemon
2 Bercak2 0,80 0,95
1 Bercak1 0,45 0,93
2 Bercak2 0,94 -
Tabel 12. Hasil analisis KLT golongan
Tabel 8. Hasil analisis KLT golongan steroid/triterpenoid dengan pereaksi
flavonoid dengan penyinaran dibawah sinar Liebermann-Burchard
UV No Bercak Harga Rf Harga Rf
ekstrak daun ekstrak kulit buah
No Bercak Harga Rf Harga Rf
jeruk lemon jeruk lemon
ekstrak daun ekstrak kulit buah
1 Bercak1 - 0,46
jeruk lemon jeruk lemon
2 Bercak2 - 0,96
1 Bercak1 - 0,39
Pada analisis golongan senyawa
Tabel 9. Hasil analisis KLT golongan steroid/triterpenoid sebelum perlakuan pada
flavonoid dengan asam sulfat (p) : etanol ekstrak daun jeruk lemon diperoleh harga
(10:10) Rf1 0,05; Rf2 0,24; sedangkan pada ekstrak
No Bercak Harga Rf Harga Rf kulit buah jeruk lemon diperoleh harga Rf1
ekstrak daun ekstrak kulit buah 0,21; Rf2 0,40. Pengamatan dibawah sinar
jeruk lemon jeruk lemon UV pada ekstrak daun jeruk lemon
1 Bercak1 0,80 - diperoleh harga Rf1 0,48; Rf2 0,80,
Pada analisis golongan senyawa sedangkan pada ekstrak kulit buah jeruk
flavonoid sebelum perlakuan pada ekstrak lemon diperoleh harga Rf1 0,69; Rf2 0,95.
daun jeruk lemon diperoleh harga Rf1 0,45; Setelah menyemprotkan pendeteksi
Rf2 0,94. Sedangkan pada ekstrak kulit buah bercak menggunakan pereaksi Liebermann-
jeruk lemon diperoleh harga Rf 0,93. Burchard kemudian dipanaskan pada suhu
Pengamatan dibawah sinar UV pada ekstrak 100oC selama 10-15 menit diperoleh harga
kulit buah jeruk lemon diperoleh harga Rf Rf pada ekstrak kulit buah jeruk lemon Rf1
0,39. Setelah menyemprotkan pendeteksi 0,46; Rf2 0,96. Pada analisis golongan
bercak asam sulfat(p)-etanol (10:10) pada senyawa steroid/triterpen digunakan eluen
ekstrak daun jeruk lemon kemudian heksan:metanol (70:30).
dipanaskan pada suhu 100oC selama 10-15 Analisis KLT dilakukan untuk
menit diperoleh harga Rf 0,80. Eluen yang menegaskan hasil yang didapat dari
digunakan adalah HCl 1%. skrining fitokimia. Pemisahan senyawa
dilakukan menggunakan plat silika gel
 Golongan Steroid/Triterpenoid GF254 sebagai fase diamnya dengan ukuran
Hasil analisis KLT golongan 2 cm x 10 cm. Sebelum digunakan plat
steroid/triterpenoid dapat dilihat pada tabel kromatografi lapis tipis diaktifkan terlebih
berikut. dahulu dengan pemanasan pada suhu diatas
100oC selama setengah jam, tujuannya
untuk menghilangkan molekul air yang
91
JURNAL ILMIAH FARMASI IMELDA Vol.2, No.2, September 2018

terjerap pada plat kromatografi lapis tipis Burm. f.) dilakukan secara KLT
yang mengganggu proses pemisahan dan (kromatografi lapis tipis) untuk
analisis. Kemudian plat kromatografi lapis menegaskan hasil yang didapat dari
tipis yang telah kering disimpan dalam skrining fitokimia.
desikator untuk menjaga agar tetap kering
dan bersih (Miller, 2005) Selanjutnya SARAN
ekstrak ditotolkan sebanyak 5-10 totolan
pada tempat yang sama menggunakan pipa 1. Disarankan kepada peneliti selanjutnya
kapiler pada tepi bawah plat. untuk melakukan isolasi zat berkhasiat
Sebelum dilakukan pengelusian eluen dari daun dan kulit buah jeruk lemon
dalam bejana dijenuhkan terlebih dahulu serta melakukan uji khasiat atau uji
agar campuran eluen dapat mengelusi aktivitas dari zat yang terkandung
ekstrak dengan baik dan untuk dalam daun dan kulit buah jeruk lemon.
mempercepat reaksi yang nantinya dapat 2. Disarankan kepada masyarakat untuk
bercampur sempurna. Eluen yang baik dapat memanfaatkan daun dan kulit
adalah eluen yang bisa memisahkan buah jeruk lemon sebagai salah satu
senyawa dalam jumlah yang banyak pilihan obat tradisional.
ditandai dengan munculnya noda. Noda
yang terbentuk tidak berekor dan jarak noda DAFTAR PUSTAKA
yang satu dengan yang lainnya jelas
(Harborne, 1987). Plat yang sudah Badan POM RI. (2005). Standarisasi
ditotolkan dengan sampel dimasukkan Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia,
dalam bejana, diamati prosesnya. Plat bisa Salah Satu Tahapan Penting Dalam
diangkat dari bejana jika eluennya sudah Pengembangan Obat Asli Indonesia.
naik sampai batas garis atas, kemudian plat Volume 6. Jakarta: Badan POM RI.
didiamkan sebentar dan ditunggu sampai Badan POM RI. (2013). Pedoman
kering. Teknologi Formulasi Sediaan Berbasis
Ekstrak. Volume 2. Jakarta: Direktorat
KESIMPULAN Obat Asli Indonesia, Deputi Bidang
Pengawas Obat Tradisional, Kosmetik
1. Hasil pemeriksaan karakterisasi Dan Produk Komplemen.
simplisia daun jeruk lemon (Citrus Day dan Underwood. (1980). Analisa
limon (L.) Burm. f.) diperoleh susut Kimia Kuantitatif. Edisi Keempat.
pengeringan 69,29%, kadar sari larut Jakarta: Erlangga.
etanol 17,73%, kadar sari larut air Depkes Republik Indonesia. (1979).
24,79%, kadar abu total 6,40%, dan Farmakope Indonesia (Edisi III).
kadar abu tidak larut asam 1,23%. Jakarta : Depkes Republik Indonesia.
2. Hasil pemeriksaan karakterisasi Depkes Republik Indonesia. (1989).
simplisia kulit buah jeruk lemon (Citrus Materia Medika Indonesia (Jilid V).
limon (L.) Burm. f.) diperoleh susut Jakarta : Depkes Republik Indonesia.
pengeringan 69,69%, kadar sari larut Depkes Republik Indonesia. (1995).
etanol 28,99%, kadar sari larut air Farmakope Indonesia. Edisi IV.
25,35%, kadar abu total 3,32% dan Jakarta: Depkes RI.
kadar abu tidak larut asam 1,57%. Depkes Republik Indonesia. (2000).
3. Hasil skrining fitokimia dari daun dan Parameter Standar Umum Pembuatan
kulit buah jeruk lemon (Citrus limon Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta:
(L.) Burm. f.) menunjukkan adanya Depkes RI. Prosiding Seminar
golongan senyawa alkaloid, flavonoid, Agroindustri dan Lokakarya Nasional
tanin dan steroid/triterpen. FKPT-TPI Program Studi TIP-UTM,
4. Analisis golongan senyawa yang 2-3 September 2015. ISBN: 978-602-
terkandung dalam ektrak daun kulit 7998-92-6. Halaman: 176-177.
buah jeruk lemon (Citrus limon (L.)
92
JURNAL ILMIAH FARMASI IMELDA Vol.2, No.2, September 2018

Green, Clinton. (2002). Export (Bahan Simplisia). Bengkulu: Badan


Development Of Essential Oils And Penerbitan Fakultas Pertanian UNIB.
Spices by Cambodia. C.L. Green Robinson, T. (1995). Kandungan Organik
Consultanty Services. Tumbuhan Tinggi. Penerjemah:
Gritter, R. J., Bobbit, I. M., dan Schwarting, Kosasih Padmawinata. Edisi Ke-VI.
A. E. (1991). Pengantar Kromatografi. Bandung: ITB.
Edisi Kedua. Diterjemahkan oleh Rohman, A. (2009). Kromatografi Untuk
Padmawinata. Bandung: ITB. Analisis Obat. Edisi Pertama.
Hanani, E. (2015). Analisis Fitokimia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Jakarta: EGC. Rohman, A., dan Gandjar, I.G. (2007).
Harborne, J.B. (2013). Metode Fitokimia, Kimia Farmasi Analisis. Cetakan
Penetuan Cara Modern Menganalisa Pertama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tumbuhan. Edisi Kedua. Bandung: Rukmana, H., Rahmat. (2001). Jeruk
ITB. Lemon.Cetakan ke-5. Yogyakarta:
Mac, Tavish., Hazel., and Harris, D. (2002). Penerbit Kanisius.
An Economic Study Of Essential Oil Saifudin, A., Rahayu, dan Teruna. (2011).
Production in The UK: A case Study Standarisasi Bahan Obat Alam.
Comparing Non-UK Yogyakarta: Graha Ilmu. UIN Syarif
Lavender/Lavandin Production and Hidayatullah Jakarta.
Peppermin /Spearmint Production Sastrohamidjojo, H. (1985). Kromatografi.
with UK Production Techniques and Cetakan Pertama. Yogyakarta:
Cost. ADAS Consulting Ltd. Penerbit Liberty.
Marjoni, R. (2016). Dasar-Dasar Fitokimia Sediaoetama, A.D. (2004). Ilmu Gizi:
Untuk Diploma III Farmasi. CV. Untuk Mahasiswa Dan Profesi, Jilid I.
Jakarta: Trans Info Media Jakarta: Dian Rakyat.
Marwanto. (2014). Rekayasa Alat Pemeras Sutomo, B., Dian, K. (2016). Resep Jus dan
Air Jeruk Siam Dengan Sistem Ulir. ramuan Herbal. Depok: Kawan
Sambas: Poltesa. Pustaka.
Miller, J.M. (2005). Chromatography Sutraningsih. (2005). Cantik Dengan Bahan
Concepts and Contrast.2nd Edition. Alami. Jakarta: Elex Media
United States of America: Wiley- Komputindo.
Interscience. Voigt, T. (1994). Buku Pelajaran Teknologi
Murtie, A., Marzuqi, Y. (2014). Cara Asyik Farmasi. Edisi V. Ahli Bahasa
Minum Sehat. Infused Water. Jakarta: Noerono, S. Yogyakarta: Universitas
Bhuana Ilmu Populer. Gadjah mada Press.
Nizhar, M., Ullyl. (2012). Level Optimum Wasito, H. (2011). Obat Tradisional
Sari Buah Lemon (Citrus limon) Kekayaan Indonesia. Yogyakarta:
Sebagai Bahan Penggumpal Pada Graha Ilmu.
Pembentukkan Curd Keju Cottage. Watson, David, G. (2009). Analisa Farmasi
Makassar: UNHAS. Buku Ajar Untuk Mahasiswa Farmasi
Nuraini, D.N. (2011). Aneka Manfaat Kulit dan Praktisi Kimia Farmasi. Jakarta:
Buah dan Sayuran: Manfaat dan Cara EGC.
Pemakaian. Yogyakarta: Andi Offset. World Health Organization. (1998). Quality
Prasetyo, Inoriah, E. (2013). Pengelolaan Control Methods for Medical Plant
Budidaya Tanaman Obat-Obatan Materials. Switzerland: WHO.

93

Anda mungkin juga menyukai