Laprak Botani 3

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

BOTANI DAN SISTEMATIKA TANAMAN


“MORFOLOGI DAUN PADA TANAMAN”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Botani dan Sistematika
Tanaman

Disusun oleh:
Nama : Muhammad Fahmi Sulthan Hafda
NIM : 4442190065
Kelas : II C
Kelompok : I (Satu)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
semua limpahan nikmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
laporan praktikum tentang Morfologi Daun pada Tanaman dengan baik, meski
jauh dari kata sempurna.
Penyusunan laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mata
kuliah Botani dan Sistematika Tanaman. Sebagai penyusun tidak lupa saya
mengucapkan terimakasih pada dosen pengampu saya yaitu Ibu Imas Rohmawati,
S.P, M.Si. karena tanpa pertolongannya saya tidak akan mampu menyelesaikan
laporan ini dengan baik.
Pada kesempatan ini saya juga mengucapkan terimakasih kepada kakak
asisten laboratorium kami yaitu saudari Ainu Rohmah dan saudari Silvi Yanti
Yuliana yang mana telah membimbing saya dalam menyelesaikan laporan
praktikum ini.
Saya berharap dengan laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca
dan juga dapat dijadikan bahan pelajaran. Saya mengharapkan kritik dan saran
yang membangun agar laporan ini dapat lebih baik.

Serang, Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBARiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Daun 2
2.2. Jenis Daun 3
2.3. Struktur Daun Tunggal (Folium simplex) 4
2.4. Struktur Daun Majemuk (Folium compositum) 7
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat 9
3.2. Alat dan Bahan 9
3.3. Cara Kerja 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil 10
4.2. Pembahasan 11
BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan 14
5.2. Saran 14
DAFTAR PUSTAKA 15
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Identifikasi Bagian – Bagian Daun 10

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Daun 2

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tumbuhan merupakan salah satu penopang hidup manusia yang sangat
penting, di samping itu tumbuhan juga memliki peranan yang sangat penting
untuk perkembangan makhluk hidup. Daun (Folium) merupakan suatu bagian
tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah
besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat
pada bagian lain pada tumbuhan. Daun mempunyai helaian daun (lamina) yaitu
bagian yang melebar yang bertaut pada batang oleh sebuah tangkai daun
(petiolus). Buku-buku (nodus) adalah bagian batang tempat duduk atau
melekatnya daun, tempat di atas daun yang merupakan sudut antara batang dan
daun dinamakan ketiak daun (axilla). Daun merupakan tempat proses fotosintesis
sehingga pada umumnya pipih dan melebar.
Daun lengkap terdiri dari bagian pelepah daun, tangkai daun dan helai
daun. Jika tidak memiliki salah satu atau kedua bagian tersebut maka disebut daun
tidak lengkap. Umumnya tumbuhan berdaun tidak lengkap dapat berupih,
bertangkai, atau duduk langsung pada batang. Bentuk daun beraneka ragam
sehingga sering digunakan untuk mengenali jenis tumbuhan. Bentuk umum daun
ditentukan berdasarkan letak bagian daun terlebar, perbandingan lebar dengan
panjang helai daun, dan pertemuan antara helai daun dengan tangkai daun, bentuk
pangkal, ujung dan tepi daun. Keragaman daun juga dapat dilihat pada susunan
pertulangan daun, ketebalan helai daun, dan warna serta bagian
permukaannya (Citrosupomo, 1989).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum Morfologi Daun pada Tanaman yaitu :
1. Untuk mempelajari bagian – bagian daun.
2. Agar mahasiswa mengetahui bagian – bagian pada morfologi daun.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Daun

Gambar 1. Daun
Sumber : plus.kapanlagi.com
Daun merupakan struktur pokok tumbuhan yang tak kalah pentingnya
dengan akar. Setiap tumbuhan pada umumya memiliki daun. Daun dikenal dengan
nama ilmiah Folium. Secara umum, daun memiliki struktur berupa helai,
berbentuk bulat atau lonjong dan berwarna hijau (Nilasari, 2013).
Daun memiliki fungsi antara lain sebagai resorpsi. Dalam hal ini, daun
bertugas menyerap zat-zat makanan dan gas. Daun juga berfungsi mengolah
makanan melalui fotosintesis. Selain itu, daun juga berfungsi sebagai
alat transformasi atau pengangkutan zat makanan hasil fotosintesis keseluruh
tubuh tumbuhan, dan daun juga berfungsi sebagai alat transpirasi (penguapan air)
dan respirasi (pertukaran dan pernapasan gas) (Rosanti, 2013).
Daun merupakan bagian terpenting dari suatu tumbuhan dan berfungsi
dalam proses fotosintesis. Pada sayatan epidermis daun bagian atas (adaksial)
hanya memperlihatkan bentuk sel epidermis, sedangkan pada daun bagian bawah
(abaksial) dapat dilihat adanya stomata ada yang membuka dan ada yang
menutup. Adanya stomata pada bagian bawah berfungsi untuk mengurangi

2
penguapan berlebihan.Tipe stomata pada daun adalah tipe parasitik dimana tiap
sel penutup didampingi satu atau lebih sel tetangga yang sumbu memanjangnya
sejajar dengan sumbu sel penutup (Yuzammi, 2015).
Luas daun dan morfologi daun sangat dipengaruhi oleh tempat tumbuh dan
faktor lingkungan. Daun terkena cahaya dengan intensitas tinggi dan panas selama
perkembangannya dapat mempengaruhi luas permukaan daun yaitu berukur
(Tambaru, 2005).

2.2 Jenis Daun


Menurut Citrosupomo (1989), daun yang lengkap mempunyai bagian-
bagian sebagai berikut:
1. Upih daun atau pelepah daun (vagina)
2. Tangkai daun (petioles)
3. Helaian daun (lamina)
Daun lengkap dapat kita jumpai pada beberapa macam tumbuhan, misalnya:
pohon pisang (Areca catechu L.), bambu (Bambusa sp.) dan lain-lain
(Citrosupomo, 1989).
Kebanyakan tumbuhan mempunyai daun, yang kehilangan satu atau dua
bagian dari tiga bagian tersebut di atas. Daun yang demikian dinamakan daun
tidak lengkap (Citrosupomo, 1989).
1. Upih daun atau pelepah daun (Vagina)
Menurut Citrosupomo (1989), upih daun merupakan bagian daun yang
melekat atau memeluk batang, juga dapat mempunyai fungsi lain:
a)  Sebagai pelindung kuncup yang masih muda, seperti dapat dilihat pada
tanaman tebu (Saccharum officinarum L.).
b)  Memberi kekuatan pada batang tanaman. Dalam hal ini upih daun-daun
semuanya membungkus batang, sehingga batang tidak tampak, bahkan yang
tampak sebagai batang dari luar adalah upih-upihnya tadi.

2. Tangkai Daun (Petioles)


Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaiannya dan
bertugas untuk menempatkan helaian daun tadi pada posisi sedemikian rupa,

3
sehingga dapat memperoleh cahaya matahari yang sebanyak-banyaknya
(Citrosupomo, 1989).

3. Helaian Daun (Lamina)


Tumbuhan yang demikian banyak macam  dan ragamnya itu mempunyai
daun yang helainya berbeda-beda pula, baik mengenai bentuk, ukuran, maupun
warnanya (Citrosupomo, 1989).
Menurut Citrosupomo (1989), mengenal susunan daun yang tidak lengkap
ada beberapa kemungkinan:
1. Hanya terdiri atas tangkai dan helai saja, disebut daun bertangkai. Misalnya:
nangka (Artocarpus integra Merr.) dan mangga (Mangifera indica L.).
2. Daun terdiri atas upih dan helai, maka disebut daun berupih. Misalnya padi
(Oryza sativa L.), jagung (Zea mays L.) dan lain-lain.
3. Daun hanya terdiri atas helai saja, sehingga langsung melekat atau duduk pada
batang, maka disebut daun duduk (sessilis).
4. Daun hanya terdiri atas tangkai saja dan tangkai biasanya lalu menjadi pipih
sehingga menyerupai helaian daun, jadi merupakan suatu helaian daun semu atau
palsu dinamakan filodia. misalnya: Acacia  auriculiformis A. Cunn.

2.3 Struktur Daun Tunggal (Folium simplex)


1. Struktur Daun Tunggal
Struktur daun yaitu tangkai daun (petioles), helai daun (lamina) dan
pelepah atau upih (vagina). Apabila daun memiliki tiga struktur tersebut
digolongkan sebagai daun lengkap, dan daun yang tidak memiliki salah satu dari
struktur daun tersebut dinamakan daun tidak lengkap (Rosanti 2013).

2. Bangun Daun (Circumscriptio)


Bangun daun merupakan bentuk helaian daun secara keseluruhan. Untuk
menentukan helaian daun, dilakukan berdasarkan posisi bagian terlebar dari
helaian daun, yaitu di tengah helaian daun, di bagian bawah helaian daun dan
tidak adabagian yang terlebar. Hasil visualisasi yang tergambardari langkah-

4
langkah tersebut merupakan bangun dari daun yang bersangkutan, misalnya bulat,
segitiga, berbentuk jantung, belah ketupat dan sebagainya (Rosanti, 2013).
a) Bagian Terlebar di tengah Helaian Daun
Bagian-bagian daun ini adalah bangun jorong, bangun perisai, bangun
lanset dan bangun memanjang. Dikatakan bangun perisai jika letak tangkai daun
berada di tengah-tengah helaian daun, bukan tumbuh dari pangkal daun.
Dikatakan bangun jorong jika panjang dan lebar helaian daun melalui garis bantu
berkisar antara 1,5 : 1 sampai 2 : 1. Dikatakan bangun memanjang jika melalui
sketsa garis bantu perbandingan panjang dan lebar daun berkisar antara 2,5 : 1
sampai 3 : 1. Dikatakan bangun lanset jika daun yang memiliki perbandinga lebar
dan panjang daun antara 3 : 1 sampai 5 : 1 (Rosanti, 2013).
b) Tidak Ada Bagian yang Terlebar
Bangun daun seperti ini biasanya dimiliki oleh tumbuh-tumbuhan berdaun
sempit, sehingga bangun daun dapat dibedakan menjadi: daun berbangun garis
(linearis), umumnya memiliki helaian daun yang panjang, sempit dan tipis. Daun
berbangun pita (ligulatus), umumnya memiliki ukuran daun yang jauh lebih
panjang, menyerupai pita yang dapat dilipat-lipat ataupun digulung. Berbangun
pedang (ensiformis), memiliki helaian yang tebal dan kaku, dengan bentuk
panjang seperti pedang. Bangun kaku (subulatus), memiliki bentuk seperti
panjang dan tajam, dengan struktur yang kaku. Bangun jarum (acerosus),
mempunyai struktur yang panjang berbentuk bulat dan kaku, sehingga berdiri
tegal di setiap helainya (Rosanti, 2013).

3. Pangkal Daun (Basis  folli)


Pangkal daun merupakan bagian helaian daun yang berhubungan dengan
tangkai daun. Pangkal yang terdapat di kiri-kanan tangkai daun, baik berlekatan
atau tidak, dapat dibedakan menjadi enam macam: Runcing (acutus), meruncing
(acuminatus), tumpul (obtusus), membulat (rotundatus), ramping atau rata
(truncatus) dan berlekuk (emarginatus) (Rosanti, 2013).

4. Ujung Daun (Apex folii)

5
Ujung daun merupakan pucuk daun, dimana letaknya paling jauh dari
pangkal daun. Dalam Morfologi Tumbuhan diketahui sedikitnya 7 bentuk ujung
daun yaitu: runcing (acutus), meruncing (acuminatus), tumpul (obtusus),
membulat (rotundatus), ramping atau rata (truncatus), terbelah (retusus), dan
berduri (mucronatus) (Rosanti, 2013).

5. Tepi Daun (Margo folii)


Tepi daun hanya dibedakan dalam dua macam yaitu tepi yang rata
(integer) dan yang tidak rata. Tepi daun yang tidak rata disebut juga tepi daun
yang bertoreh (divisus) atau berlekuk (Rosanti, 2013).

6. Daging Daun (Intervenium)


Daging daun merupakan isi dari daun. Daging daun berbeda-beda, ada
yang yang berdaging tebal dan ada yang berdaging tipis. Karena itulah daging dan
dapat dibedakan menjadi: tipis seperti selaput (membranaceus), tipis seperti kertas
(papyraceus), tipis lunak (herbaceous), kaku (perkeimenteus), seperti kulit
(coriaceus) dan berdaging (carnosus) (Rosanti, 2013).

7. Pertulangan Daun (Nervatio)


Tulang daun merupakan struktur penguat helaian daun, sama dengan
tulang manusia yang member kekuatan menunjang berdirinya tubuh. Berdasarkan
posisi tulang-tulang cabang terhadap ibu tulang daunnya, sistem pertulangan daun
dapat dibedakan menjadi: bertulang menyirip (pennineryis), bertulang menjari
(palminervis), bertulang melengkung (cervinervis) dan bertulang lurus atau sejajar
(rectinervis) (Rosanti, 2013).

8. Warna Daun
Pada umumnya, daun berwarna hijau. Namun tidak jarang dijumpai daun
dengan warna yang berbeda, seperti merah pada andong. Ada juga yang memiliki
warna campuran seperti hijau bercampur merah, hijau keputihan, dan hijau
kekuningan (Rosanti, 2013).

6
9. Permukaan Daun
Permukaan daun dapat ditentukan dengan alat peraba (tangan). Ada
beberapa jenis permukaan daun, yaitu: licin (leavis), gundul (glaber), berkerut
(rugosus), berbulu (pilosus) dan bersisik (lepidus) (Rosanti, 2013).

2.4 Struktur Daun Majemuk (Folium compositum)


Daun majemuk merupakan tangkai daunnya bercabang-cabang dan helaian
daunnya terletak pada cabang-cabang tersebut. daun majemuk memiliki tiga
struktur yaitu ibu tangkai (petiolus communis), anak daun (foliolum) dan tangkai
anak daun (petiololus). Ibu tangkai daun merupakan struktur tangkai daun yang
paling besar, yang langsung duduk pada batang. Anak-anak daun merupakan
helaian daun yang terbagi-bagi menjadi beberapa helaian yang kecil (Rosanti
2013).
1.  Jenis-jenis Daun Majemuk
Menurut Rosanti (2013), berdasarkan susunan anak daun dan tangkai anak
daunnya, daun majemuk dapat dibedakan menjadi daun majemuk menyirip
(pinnatus), daun majemuk menjari (palmatus), daun majemuk bangun kaki
(pedatus), dan daun majemuk campuran (digitato pinnatus).
a) Daun Majemuk Menyirip (Pinnatus)
Daun majemuk menyirip mempunyai anak-anak daun yang tersusun di kiri
dan di kanan ibu tangkai daun (petioles communis). Biasanya daun-daun majemuk
meyirip memiliki ukuran anak daun yang kecil (Rosanti 2013).
b) Daun Majemuk Menjari (Palmatus atau Digitatus)
Cara untuk menentukan apakah suatu daun memiliki struktur daun
majemuk menjari hampir sama dengan menentukan sistem tulang daun menjari.
Pada daun majemuk menjari, yang harus diperhatikan adalah susunan anak-anak
daun yang terpencar dari ujung ibu tangkai daun, seperti pada jari-jari tangan
(Rosanti 2013).
c) Daun Majemuk Bangun Kaki (Pedatus)
Susunan daun majemuk bangun kaki hampir sama dengan susunan daun
majemuk menjari. Perbedaan dapat dilihat pada dua anak daun terakhir, yang
bisanya terletak di dekat ibu tangkai daun, tidak duduk pada ibu tangkai daun,

7
melainkan pada tangkai daun yang disampinya, sehingga seolah-olah memiliki
kaki yang menunjang daun sampingnya. Contohnya daun rasberi (Rubus sp.)
(Rosanti 2013).
d) Daun Majemuk Campuran (Digitatopinnatus)
Struktur daun majemuk campuran merupakan perpaduan dari daun
majemuk menjari dan daun majemuk menyirip. Pada ujung ibu tangkai daun
tersusun cabang-cabang yang terpencar seperti jari. Pada cabang-cabang tersebut
duduk anak-anak daun yang tersusun menyirip. Contohnya daun putrid malu
(Mimosa pudice) (Rosanti, 2013).

8
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Pelaksanaan Praktikum Biologi yang berjudul “Morfologi Bunga pada
Tanaman” dilaksanakan pada hari Rabu, 2 Maret 2020 pukul 13.00-14.40 WIB.
Bertempat di Laboratorium Bioteknologi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,
Univertsitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu ATK dan pisau kecil.
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu HVS, buah jeruk, buah
tomat,buah ciplukan, buah apel, buah jambu biji, dan buah manggis.

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja pada praktikum Morfologi Batang pada Tanaman yaitu :
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Dipotong masing – masin buah secara vertikal dan horizontal.
3. Diamati dan Diidentifikasikan.
4. Digambar bagian buah disertai identifikasi.

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Identifikasi Bagian – Bagian Daun
No. Gambar Keterangan

Kelengkapan daun : Tidak lengkap


Susunan daun : Majemuk
1 Ujung daun : Terbelah
Tepi daun : Tepi rata
Tulang daun : Menjari
Permukaan daun : Licin

Duan Jambu Biji


( Psidium guajava)
Kelengkapan daun : Lengkap
Susunan daun : Tunggal
Ujung daun : Meruncing
2 Pangkal daun : Meruncing
Tepi daun : Bertoreh
Tulang daun : Menjajar
Permukaan daun : Licin

Daun Nangka
( Artocarpus Neterophyllus )
3 Kelengkapan daun : Tidak lengkap
Susunan daun : Majemuk
Ujung daun : Terbelah
Pangkal daun : Runcing
Tepi daun : Tepi rata

Daun Semanggi Tulang daun : Menjari

( Marsilea ) Permukaan daun : Licin

10
Kelengkapan daun : Tidak lengkap
Susunan daun : Majemuk
4 Ujung daun : Runcing
Pangkal daun : Membulat
Tepi daun : Rata
Tulang daun : Menyririp
Permukaan daun : Licin
Daun
Putri Malu
( Mimosa pudica )
Kelengkapan daun : Tidak lengkap
Susunan daun : Tunggal
Ujung daun : Meruncing
5 Pangkal daun : Berlekuk
Tepi daun : Bertoreh
Tulang daun : Menjari
Permukaan daun : Licin

Daun Pepaya
( Carica papaya )
Kelengkapan daun : tidak lengkap
Susunan daun : Majemuk
Ujung daun : Runcing
6 Pangkal daun : Tumpul
Tepi daun : Rata
Tulang daun : Sejajar
Permukaan daun : kasap
Daun Padi
( Oryza sativa )

4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini yang berjudul “Morfologi Daun pada Tanaman”
kita
akan melakukan pengidentifikasian terdahap morfologi daun pada tanaman.
Sebelum melakukan pengidentifikasian kita harus tahu dulu apa itu daun. Daun

11
adalah salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari ranting, biasanya berwarna
hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi
dari cahaya matahari untuk fotosintesis. Menurut Savitri (2008), Daun (folium)
merupakan alat yang penting bagi kelangsungan hidup tumbuhan, sebab disitu
terjadi proses fotosintesis yang akan menghasilkan makanan bagi tumbuhan. Hasil
fotosintesis akan didistribusikan ke seluruh organ untuk pertumbuhan dan
perkembangan. Daun tidak seperti organ lain dari tumbuhan karena umumnya
bersifat sementara. Untuk fotosintesis diperlukan sinar dan klorofil serta CO2 dan
H2O sebagai bahan baku, dengan demikian posisi daun mempengaruhi
strukturnya. Selain itu pengaruh lingkungan yang lain seperti ketersediaan air,
adanya kadar garam yang tinggi dalam air disekitar tumbuhan juga berpengaruh
terhadap struktur luar dan dalam dari daun.
Pada praktikum kali ini kita melakukan pengindentifikasian morfologi
daun dengan enam jenis daun, diantaranya yaitu Duan Jambu Biji ( Psidium
guajava ), Daun Pepaya ( Carica papaya ), Daun Putri Malu ( Mimosa pudica ),
Daun Nangka ( Artocarpus heterophyllus ), Daun Semanggi ( Marsilea ), dan juga
Daun Padi ( Oryza Sativa ).
Daun yang pertama diidentifikasi yaitu Daun Jambu Biji ( Psidium
guajava ), Praktikan mengamati, daun jambu biji kelangkapan daun tidak lengkap,
susunan daun tunggal, ujung daun runcing, pangkal daunnya tumpul, tepi daunnya
rata, tulang daunnya menyirip, dan permukaan daunnya berkerut. Hal ini
diperkuat oleh
Parimin (2005) Daun pada tanaman jambu biji memiliki struktur daun tunggal dan
mengeluarkan aroma yang khas jika diremas. Kedudukan daunnya bersilangan
dengan letak daun berhadapan dan pertulangan daun menyirip. Terdapat beberapa
bentuk daun pada tanaman jambu biji, yaitu: bentuk daun lonjong, jorong, dan
bundar telur terbalik. Bentuk daun yang paling dominan adalah bentuk daun
lonjong.
Perbedaan pada bentuk daun dapat dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor
lingkungan.
Daun yang kedua yaitu Daun Nangka ( Artocarpus heterophyllus ),
kelengkapan daun nangka yaitu daun lengkap, susunan dari daunnya tunggal,

12
ujung daun nangka meruncing, pangkal daunnya meruncing, tepi daunnya
bertoreh, tulang daun menjajar, dan permukaan daunnya licin. Pada daun nangka
tepi daunnya bertoreh dan tidak rata karena tepinya yang dangkal dan letaknya
tidak tergantung pada jalannya tulang daun. Tetapi ini bertentangan dengan Heyne
(1987) Morfologi pada daun nangka yaitu susunan daun tunggal, berseling,
lonjong, memiliki tulang daun yang menyirip, daging daun tebal, tepi rata, ujung
runcing.
Daun yang ketiga yaitu Daun Semanggi ( Marsilea ), kelengkapan pada
daun semanggi yaitu tidak lengkap, susunan daun majemuk, ujung daunnya
terbelah, pangkal daun runcing , tepi daunnya rata, tulang daunnya menjari, bisa
dilihat dari ujung batang, dan permukaan daunnya licin jika disentuh oleh tangan.
Daun yang keempat yaitu Daun Putri Malu ( Mimosa pudica ),
Kelengkapan pada daunnya yaitu tidak lengkap karena hanya memiliki tangkai
daun dan helaian daun. Susunan daunnya majemuk, ujung daunnya runcing,
pangkal daunnya berbentuk membulat, tepi daunnya rata, tulang daunnya
menyirip dan permukaannya yang licin.
Daun yang kelima yaitu Daun Pepaya ( Carica papaya ) yaitu
kelengkapan daunnya tidak lengkap, susunan daunnya tunggal karena tidak
bercabang, ujung daunnya meruncing, pangkal daunnya belekuk, tepi duannya
bertoreh, tuang daunnya menjari, permukaan daunnya licin.
Daun yang terakhir yaitu Daun Padi ( Oryza sativa ) yaitu kelengkapan
daunnya tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun dan upih daun.
Susunan daunnya majemuk dan juga pangkal daunnya tumpul, tepi daunnya
terlihat rata, tulang daunnya sejajar dan terakhir permukaan daunnya kasap. Hal
ini diperkuat oleh Saidah (2015), bahwa ujung daun padi ini membentuk runcing
dan permukaan daunnya berbulu.

13
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan pada praktikum kali ini kita
dapat membedakan bagian – bagian daun dilihat dari kelengkapan daun, ujung
daun, pangkal, tepi daun, tulang daun dan juga permukaan daun. Diharapkan
praktikan bisa memahami morfologi daun setelah ini praktikum selesai.

5.2 Saran
Sebaiknya mahasiswa memerhatikan dengan baik agar mahasiswa bisa
paham morfologi daun pada tanaman dan mencatat bagian – bagian dari tanaman
dan bisa membedakan dari beberapa jenis daun yang disediakan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Citrosupomo, Gembong. 1989. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University


Press: Yogyakarta.
Heyne, K.1987.Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid II. Badan Litbang Kehutanan:
Jakarta.
Nilasari, A., Heddy, S., Wardiyati, T., 2013. Identifikasi Keragaman Mortologi
Daun Mangga (Mangifera indica L.) Pada Tanaman Hasil Persilangan
Antara Varietas Arumanis 143 Dengan Podang Urang Umur 2
Tahun. Malang: Universitas Brawijaya Malang. Jurnal Produksi Tanaman
Vol. 1 No. 1.
Parimin. 2005. Jambu Biji: Budidaya dan Ragam Pemanfaatannya. Jakarta (ID):
Penebar Swadaya.
Rosanti, Dewi. 2013. Morfologi Tumbuhan.Erlangga: Jakarta.
Saidah. 2015. Sifat Morfologi Padi Lokal Kamba di Sulawesi Tengah. Jurnal
Biodiversitas. Vol 1 (3).
Tambaru, E., Paembonan, S., Sanusi, D., Umar, A. 2005. Karakter Morfologi dan
Tipe Stomata Daun Beberapa Jenis Pohon Penghijauan Hutan Kota di Kota
Makassar.Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar:
Makassar.
Yuzammi, J., Suwastika, N., Pitopang, R., 2015. Studi Beberapa Aspek Botani
Amorphophallus paeoniifolius Dennst. Nicolson (Araceae) di Lembah
Palu. Palu: Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Tadulako Palu
Indonesia. Online Jurnal of Natural Science ISSN: 2338-0950 Vol 4(1) :17-
31.
.

15
16

Anda mungkin juga menyukai