Laprak Botani 3
Laprak Botani 3
Laprak Botani 3
Disusun oleh:
Nama : Muhammad Fahmi Sulthan Hafda
NIM : 4442190065
Kelas : II C
Kelompok : I (Satu)
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
semua limpahan nikmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
laporan praktikum tentang Morfologi Daun pada Tanaman dengan baik, meski
jauh dari kata sempurna.
Penyusunan laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mata
kuliah Botani dan Sistematika Tanaman. Sebagai penyusun tidak lupa saya
mengucapkan terimakasih pada dosen pengampu saya yaitu Ibu Imas Rohmawati,
S.P, M.Si. karena tanpa pertolongannya saya tidak akan mampu menyelesaikan
laporan ini dengan baik.
Pada kesempatan ini saya juga mengucapkan terimakasih kepada kakak
asisten laboratorium kami yaitu saudari Ainu Rohmah dan saudari Silvi Yanti
Yuliana yang mana telah membimbing saya dalam menyelesaikan laporan
praktikum ini.
Saya berharap dengan laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca
dan juga dapat dijadikan bahan pelajaran. Saya mengharapkan kritik dan saran
yang membangun agar laporan ini dapat lebih baik.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBARiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Daun 2
2.2. Jenis Daun 3
2.3. Struktur Daun Tunggal (Folium simplex) 4
2.4. Struktur Daun Majemuk (Folium compositum) 7
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat 9
3.2. Alat dan Bahan 9
3.3. Cara Kerja 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil 10
4.2. Pembahasan 11
BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan 14
5.2. Saran 14
DAFTAR PUSTAKA 15
LAMPIRAN
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Daun 2
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum Morfologi Daun pada Tanaman yaitu :
1. Untuk mempelajari bagian – bagian daun.
2. Agar mahasiswa mengetahui bagian – bagian pada morfologi daun.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 1. Daun
Sumber : plus.kapanlagi.com
Daun merupakan struktur pokok tumbuhan yang tak kalah pentingnya
dengan akar. Setiap tumbuhan pada umumya memiliki daun. Daun dikenal dengan
nama ilmiah Folium. Secara umum, daun memiliki struktur berupa helai,
berbentuk bulat atau lonjong dan berwarna hijau (Nilasari, 2013).
Daun memiliki fungsi antara lain sebagai resorpsi. Dalam hal ini, daun
bertugas menyerap zat-zat makanan dan gas. Daun juga berfungsi mengolah
makanan melalui fotosintesis. Selain itu, daun juga berfungsi sebagai
alat transformasi atau pengangkutan zat makanan hasil fotosintesis keseluruh
tubuh tumbuhan, dan daun juga berfungsi sebagai alat transpirasi (penguapan air)
dan respirasi (pertukaran dan pernapasan gas) (Rosanti, 2013).
Daun merupakan bagian terpenting dari suatu tumbuhan dan berfungsi
dalam proses fotosintesis. Pada sayatan epidermis daun bagian atas (adaksial)
hanya memperlihatkan bentuk sel epidermis, sedangkan pada daun bagian bawah
(abaksial) dapat dilihat adanya stomata ada yang membuka dan ada yang
menutup. Adanya stomata pada bagian bawah berfungsi untuk mengurangi
2
penguapan berlebihan.Tipe stomata pada daun adalah tipe parasitik dimana tiap
sel penutup didampingi satu atau lebih sel tetangga yang sumbu memanjangnya
sejajar dengan sumbu sel penutup (Yuzammi, 2015).
Luas daun dan morfologi daun sangat dipengaruhi oleh tempat tumbuh dan
faktor lingkungan. Daun terkena cahaya dengan intensitas tinggi dan panas selama
perkembangannya dapat mempengaruhi luas permukaan daun yaitu berukur
(Tambaru, 2005).
3
sehingga dapat memperoleh cahaya matahari yang sebanyak-banyaknya
(Citrosupomo, 1989).
4
langkah tersebut merupakan bangun dari daun yang bersangkutan, misalnya bulat,
segitiga, berbentuk jantung, belah ketupat dan sebagainya (Rosanti, 2013).
a) Bagian Terlebar di tengah Helaian Daun
Bagian-bagian daun ini adalah bangun jorong, bangun perisai, bangun
lanset dan bangun memanjang. Dikatakan bangun perisai jika letak tangkai daun
berada di tengah-tengah helaian daun, bukan tumbuh dari pangkal daun.
Dikatakan bangun jorong jika panjang dan lebar helaian daun melalui garis bantu
berkisar antara 1,5 : 1 sampai 2 : 1. Dikatakan bangun memanjang jika melalui
sketsa garis bantu perbandingan panjang dan lebar daun berkisar antara 2,5 : 1
sampai 3 : 1. Dikatakan bangun lanset jika daun yang memiliki perbandinga lebar
dan panjang daun antara 3 : 1 sampai 5 : 1 (Rosanti, 2013).
b) Tidak Ada Bagian yang Terlebar
Bangun daun seperti ini biasanya dimiliki oleh tumbuh-tumbuhan berdaun
sempit, sehingga bangun daun dapat dibedakan menjadi: daun berbangun garis
(linearis), umumnya memiliki helaian daun yang panjang, sempit dan tipis. Daun
berbangun pita (ligulatus), umumnya memiliki ukuran daun yang jauh lebih
panjang, menyerupai pita yang dapat dilipat-lipat ataupun digulung. Berbangun
pedang (ensiformis), memiliki helaian yang tebal dan kaku, dengan bentuk
panjang seperti pedang. Bangun kaku (subulatus), memiliki bentuk seperti
panjang dan tajam, dengan struktur yang kaku. Bangun jarum (acerosus),
mempunyai struktur yang panjang berbentuk bulat dan kaku, sehingga berdiri
tegal di setiap helainya (Rosanti, 2013).
5
Ujung daun merupakan pucuk daun, dimana letaknya paling jauh dari
pangkal daun. Dalam Morfologi Tumbuhan diketahui sedikitnya 7 bentuk ujung
daun yaitu: runcing (acutus), meruncing (acuminatus), tumpul (obtusus),
membulat (rotundatus), ramping atau rata (truncatus), terbelah (retusus), dan
berduri (mucronatus) (Rosanti, 2013).
8. Warna Daun
Pada umumnya, daun berwarna hijau. Namun tidak jarang dijumpai daun
dengan warna yang berbeda, seperti merah pada andong. Ada juga yang memiliki
warna campuran seperti hijau bercampur merah, hijau keputihan, dan hijau
kekuningan (Rosanti, 2013).
6
9. Permukaan Daun
Permukaan daun dapat ditentukan dengan alat peraba (tangan). Ada
beberapa jenis permukaan daun, yaitu: licin (leavis), gundul (glaber), berkerut
(rugosus), berbulu (pilosus) dan bersisik (lepidus) (Rosanti, 2013).
7
melainkan pada tangkai daun yang disampinya, sehingga seolah-olah memiliki
kaki yang menunjang daun sampingnya. Contohnya daun rasberi (Rubus sp.)
(Rosanti 2013).
d) Daun Majemuk Campuran (Digitatopinnatus)
Struktur daun majemuk campuran merupakan perpaduan dari daun
majemuk menjari dan daun majemuk menyirip. Pada ujung ibu tangkai daun
tersusun cabang-cabang yang terpencar seperti jari. Pada cabang-cabang tersebut
duduk anak-anak daun yang tersusun menyirip. Contohnya daun putrid malu
(Mimosa pudice) (Rosanti, 2013).
8
BAB III
METODE PRAKTIKUM
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Identifikasi Bagian – Bagian Daun
No. Gambar Keterangan
Daun Nangka
( Artocarpus Neterophyllus )
3 Kelengkapan daun : Tidak lengkap
Susunan daun : Majemuk
Ujung daun : Terbelah
Pangkal daun : Runcing
Tepi daun : Tepi rata
10
Kelengkapan daun : Tidak lengkap
Susunan daun : Majemuk
4 Ujung daun : Runcing
Pangkal daun : Membulat
Tepi daun : Rata
Tulang daun : Menyririp
Permukaan daun : Licin
Daun
Putri Malu
( Mimosa pudica )
Kelengkapan daun : Tidak lengkap
Susunan daun : Tunggal
Ujung daun : Meruncing
5 Pangkal daun : Berlekuk
Tepi daun : Bertoreh
Tulang daun : Menjari
Permukaan daun : Licin
Daun Pepaya
( Carica papaya )
Kelengkapan daun : tidak lengkap
Susunan daun : Majemuk
Ujung daun : Runcing
6 Pangkal daun : Tumpul
Tepi daun : Rata
Tulang daun : Sejajar
Permukaan daun : kasap
Daun Padi
( Oryza sativa )
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini yang berjudul “Morfologi Daun pada Tanaman”
kita
akan melakukan pengidentifikasian terdahap morfologi daun pada tanaman.
Sebelum melakukan pengidentifikasian kita harus tahu dulu apa itu daun. Daun
11
adalah salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari ranting, biasanya berwarna
hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi
dari cahaya matahari untuk fotosintesis. Menurut Savitri (2008), Daun (folium)
merupakan alat yang penting bagi kelangsungan hidup tumbuhan, sebab disitu
terjadi proses fotosintesis yang akan menghasilkan makanan bagi tumbuhan. Hasil
fotosintesis akan didistribusikan ke seluruh organ untuk pertumbuhan dan
perkembangan. Daun tidak seperti organ lain dari tumbuhan karena umumnya
bersifat sementara. Untuk fotosintesis diperlukan sinar dan klorofil serta CO2 dan
H2O sebagai bahan baku, dengan demikian posisi daun mempengaruhi
strukturnya. Selain itu pengaruh lingkungan yang lain seperti ketersediaan air,
adanya kadar garam yang tinggi dalam air disekitar tumbuhan juga berpengaruh
terhadap struktur luar dan dalam dari daun.
Pada praktikum kali ini kita melakukan pengindentifikasian morfologi
daun dengan enam jenis daun, diantaranya yaitu Duan Jambu Biji ( Psidium
guajava ), Daun Pepaya ( Carica papaya ), Daun Putri Malu ( Mimosa pudica ),
Daun Nangka ( Artocarpus heterophyllus ), Daun Semanggi ( Marsilea ), dan juga
Daun Padi ( Oryza Sativa ).
Daun yang pertama diidentifikasi yaitu Daun Jambu Biji ( Psidium
guajava ), Praktikan mengamati, daun jambu biji kelangkapan daun tidak lengkap,
susunan daun tunggal, ujung daun runcing, pangkal daunnya tumpul, tepi daunnya
rata, tulang daunnya menyirip, dan permukaan daunnya berkerut. Hal ini
diperkuat oleh
Parimin (2005) Daun pada tanaman jambu biji memiliki struktur daun tunggal dan
mengeluarkan aroma yang khas jika diremas. Kedudukan daunnya bersilangan
dengan letak daun berhadapan dan pertulangan daun menyirip. Terdapat beberapa
bentuk daun pada tanaman jambu biji, yaitu: bentuk daun lonjong, jorong, dan
bundar telur terbalik. Bentuk daun yang paling dominan adalah bentuk daun
lonjong.
Perbedaan pada bentuk daun dapat dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor
lingkungan.
Daun yang kedua yaitu Daun Nangka ( Artocarpus heterophyllus ),
kelengkapan daun nangka yaitu daun lengkap, susunan dari daunnya tunggal,
12
ujung daun nangka meruncing, pangkal daunnya meruncing, tepi daunnya
bertoreh, tulang daun menjajar, dan permukaan daunnya licin. Pada daun nangka
tepi daunnya bertoreh dan tidak rata karena tepinya yang dangkal dan letaknya
tidak tergantung pada jalannya tulang daun. Tetapi ini bertentangan dengan Heyne
(1987) Morfologi pada daun nangka yaitu susunan daun tunggal, berseling,
lonjong, memiliki tulang daun yang menyirip, daging daun tebal, tepi rata, ujung
runcing.
Daun yang ketiga yaitu Daun Semanggi ( Marsilea ), kelengkapan pada
daun semanggi yaitu tidak lengkap, susunan daun majemuk, ujung daunnya
terbelah, pangkal daun runcing , tepi daunnya rata, tulang daunnya menjari, bisa
dilihat dari ujung batang, dan permukaan daunnya licin jika disentuh oleh tangan.
Daun yang keempat yaitu Daun Putri Malu ( Mimosa pudica ),
Kelengkapan pada daunnya yaitu tidak lengkap karena hanya memiliki tangkai
daun dan helaian daun. Susunan daunnya majemuk, ujung daunnya runcing,
pangkal daunnya berbentuk membulat, tepi daunnya rata, tulang daunnya
menyirip dan permukaannya yang licin.
Daun yang kelima yaitu Daun Pepaya ( Carica papaya ) yaitu
kelengkapan daunnya tidak lengkap, susunan daunnya tunggal karena tidak
bercabang, ujung daunnya meruncing, pangkal daunnya belekuk, tepi duannya
bertoreh, tuang daunnya menjari, permukaan daunnya licin.
Daun yang terakhir yaitu Daun Padi ( Oryza sativa ) yaitu kelengkapan
daunnya tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun dan upih daun.
Susunan daunnya majemuk dan juga pangkal daunnya tumpul, tepi daunnya
terlihat rata, tulang daunnya sejajar dan terakhir permukaan daunnya kasap. Hal
ini diperkuat oleh Saidah (2015), bahwa ujung daun padi ini membentuk runcing
dan permukaan daunnya berbulu.
13
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan pada praktikum kali ini kita
dapat membedakan bagian – bagian daun dilihat dari kelengkapan daun, ujung
daun, pangkal, tepi daun, tulang daun dan juga permukaan daun. Diharapkan
praktikan bisa memahami morfologi daun setelah ini praktikum selesai.
5.2 Saran
Sebaiknya mahasiswa memerhatikan dengan baik agar mahasiswa bisa
paham morfologi daun pada tanaman dan mencatat bagian – bagian dari tanaman
dan bisa membedakan dari beberapa jenis daun yang disediakan.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
16