RESUME Keperawtan ORTHOPEDI

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA TN. A DENGAN DIAGNOSA ANTERIOR CRUCIATE LIGAMENT


DI RUANG TULIP 1 B (ORTHOPEDI) RSUD ULIN BANJARMASIN

Untuk Menyelesaikan Tugas Keperawatan Medikal Bedah


Program Profesi Ners

Disusun Oleh:
Eka Puspita, S. Kep
11194692110098

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL KASUS : Asuhan Keperawatan Pada Tn. A Dengan Diagnosa Anterior


Cruciate Ligament (ACL)
NAMA MAHASISWA : Eka Puspita, S. Kep
NIM : 11194692110098

Banjarmasin, November 2021

Menyetujui,

RSUD Ulin Banjarmasin Program Studi Profesi Ners


Preseptor Klinik (PK) Preseptor Akademik (PA)

(Abdul Wahab, S.Kep., Ns) (Rifa’atul Mahmudah, S.Kep., Ns., MSN


NIP. 198301282010011007 NIK. 1166062013061
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. A Suku : Banjar
Tanggal lahir/Umur : 09/11/1994/27 thn Tgl masuk : 10 November 2021
Jenis kelamin : laki-laki Tgl dikaji : 11 November 2021
Alamat : P.Lampihong Ruang perawatan: Orthopedi
Pendidikan : SMA Diagnosa medis : ACL Ruptur
Agama : Islam No. Rekam Medis : 1. 58. .XX. XX

Identitas Penanggung jawab


Nama : Ny. N Alamat : Panaitan Lampihong
Umur : - Pendidikan : SMA
Jenis kelamin : Perempuan Pekerjaan : IRT
Suku/bangsa : Banjar Hubungan : Istri

II. PENGKAJIAN
a. Keluhan Utama:
Pasien mengeluh nyeri pada kaki kiri (post op. reconstruction ACL ruptur). Nyerinya terasa
seperti tersayat-sayat. Rasa nyeri yang dirasakan skala 7 dari skala 0-10. Menurut Bourbanis
skala 7 menggambarkan nyeri sedang. Pasien mengatakan nyeri terus menerus. Jika nyeri muncul
pasien tidak melakukan tindakan apapun untuk mengurangi nyeri dan hanya di diamkan.

b. Riwayat Penyakit Dahulu:


Pasien pernah mengalami cedera lutut pada tahun 2016 lalu dan tidak dibawa ke rumah
sakit. Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit seperti hipertensi, kolestrol,dan
diabetes dan tidak memiliki riwayat penyakit menular seperti TBC.

c. Riwayat Penyakit Sekarang:


Pada tahun 2016 lalu, pasien mengatakan pernah cedera pada lutut saat main bola. Saat itu
pasien melakukan gerakan berbalik secara tiba-tiba dan terdengar krek pada lutut. Pasien
sempat dibawa ke tukang pijat, setelah di pijat tidak ada pasien tidak membawa penyakitnya
ke rumah sakit. Kemudian pada tahun 2019 mulai muncul gejala, tempurung lututnya bisa
bergeser sendiri dan kadang terasa nyeri sampai tahun 2021 (sekarang) diputuskan untuk
dibawa ke rumah sakit ulin.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga:
Pasien mengatakan keluarganya tidak memiliki riwayat
penyakit keturunan maupun penyakit menular seperti
hipertensi, diabetes dan TBC
Genogram:

keterangan:

: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Serumah

e. Keadaan umum :
f. Tingkat kesadaran: Composmentis
g. Antropometrik : TB : 165 cm BMI: 25,7 kg/m2
BB : 70 kg

h. TTV : RR : 22 x/m SpO2 : 98 %


HR : 110 x/m Suhu : 37,0 0C
TD : 110/80 mmHg MAP : - mmHg
i. Kebutuhan O2 : - Via: -

j. Pemeriksaan fisik : Inspeksi


1. Kulit,
Keadaan umum kulit tampak normal, kulit tampak bersih, tampak luka
Kuku
post op. ACL ruptur. Terdapat heating sepanjang Luka tidak ada pus
dan tidak ada tanda-tanda infeksi
Palpasi
Tekstur kulit teraba kasar, kulit teraba lembab, suhu kulit teraba hangat,
tidak terdapat lesi/luka, kulit pasien berwarna sawo matang, turgor kulit <
2 detik dan CRT < 2 detik
Inspeksi
2. Rambut Kepala : Bentuk kepala normal, distribusi pertumbuhan rambut merata,
, Kepala, Mata,
secara umum tidak ada kelainan pada kepala.
Telinga
Mata : Keadaan mata secara umum normal (tidak ada kelainan mata
seperti: strabismus dan nistagmus, pasien tidak menggunakan
alat bantu penglihatan dan tidak ada gangguan saat
melihat/membaca.
Telinga :Keadaan telinga secara umum normal, tidak ada gangguan saat
mendengar, dan pasien tidak menggunakan alat bantu
pendengaran
Palpasi
Mata : konjungtiva tidak tampak anemis, dan sklera tidak tampak ikterik

Inspeksi
Mulut : Keadaan mulut secara umum normal, distribusi pertumbuhan
3. Hidung, gigi merata, tidak ada gangguan saat menelan, tidak tampak
Mulut/ adanya stoma pada mulut, mukosa bibir lembab, dan tidak
Tenggorokan tampak sianosis

Hidung: Keadaan hidung secara umum normal, tidak ada sumbatan pada
jalan nafas, tidak terlihat adanya polip, tidak ada
sekret/darah/pus yang keluar, tidak ada kesulitan saat bernapas
dan tidak ada pernapasan cuping hidung.

Inspeksi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe, dan tidak

4. Leher, ada keterbatasan gerak leher.


Thorax/dada, Thorax: Dada dada tampak simetris, ekspansi/pengembagan dada tampak
Abdomen
sama
Sirkulasi: warna ujung-ujung jari tidak pucat, mukosa bibir tampak
kering dan sianosis, kulit lembab dan hangat.
Abdomen: Keadaan abdomen secara umum normal, tidak tampak asites,
tampak pergerakan napas, tidak tampak adanya benjolan.
Palpasi
Leher : Tidak ada pelebaran vena jugularis
Thorax: Ekspansi/pengembagan dada teraba sama, saat dilakukan taktil
fremitus getarannya teraba sama
Sirkuasi: Capiler Refill time/CRT < 2 detik.
Abdomen: Tidak teraba adanya massa, abdomen kanan atas teraba sedikit
keras dan saat di palpasi pasien mengeluh sakit

Perkusi
Thorax: Saat diperkusi dada terdengar sonor
- -
- -
- -
Abdomen: Suara perut timpani dan pada bagian yang ada organ hati
suara pekak

Auskultasi
Thorax: Bunyi jantung terdengar lup dan dup atau S1 S2 tunggal
Bunyi nafas terdengar vesicular
- -
- -
- -
Abdomen: Peristaltik meningkat 13 x/menit

Pada ekstremitas kiri tampak luka post op. rekontruksi ACL ruptur.
Tampak adanya heating sepanjang cm. Pasien tidak dapat
5. Ekstre menggerakkan kaki kiri dan hanya bisa menggerakkan ujung-ujung jari.
mitas,
Terdapat drain pada luka. Tidak ada gangguan pada ektermitas atas dan
kaki kanan. Fungsi pergerakan baik kecuali kaki kiri, pasien dapat
melakukan gerakan ekstremitas atas dan bawah, kecuali kaki kiri,
Kekuatan otot klien:
5555 5555
5555 1111

Keterangan:
0 = Tidak ada kontraksi

1 = Ada kontraksi

2 = Dapat bergerak dengan bantuan

3 = Dapat melawan gravitasi

4 = Dapat menahan tahanan ringan

5 = Dapat menahan tahanan penuh

Keadaan alat genitalia dan fungsi sistem reproduksi secara umum normal,
pasien berjenis kelamin laki-laki. Tidak ada keluhan dan gangguan pada
sistem reproduksi.
6. Genitali
a, anus, Pasien tidak ada kelainan pada neurologis

Pasien tidak ada kelainan pada nervus kranial

7. Refleks
neurologis

8. Nervus
Cranial

k. Kebutuhan Cairan :

l. Intake cairan : ± 2.500cc/hari Output Cairan : ± 1.500cc/ hari

m. Balance Cairan : 880cc/jam

n. Nutrisi : Sebelum di RS Sesudah di RS


Frekuensi : 3 kali/hari Frekuensi: 3 kali/hari
Porsi makan/minum: Porsi makan/ minum:
1 prosi dan ± 8 gelas air 1 porsi bubur dan ± 8 gelas air
Keterangan: keterangan:
Semua jenis makanan Pasien dapat diet dari ahli gizi

o. Pola tidur : Sebelum di RS Sesudah di RS


Siang/ malam: 1-2 jam/7-8 jam Siang/ malam : 1-2 jam/7-8 jam
Kebiasaan tidur: - Kebiasaan tidur:-
p. Kebersihan diri : Sebelum di RS Sesudah di RS
Mandi : 3 x/hari Mandi : diseka 1 x/hari
Sikat gigi : 2 x/hari Sikat gigi : 1 x/hari
Potong kuku: 1x/2 minggu Potong kuku: - x/hari

q. Eliminasi : Sebelum di RS Sesudah di RS


BAB: 1x/hari BAB: . 1 x/hari
BAK: 4-6 x/hari BAK: 4-6 x/hari

r. Spiritualitas : Apa aktivitas spiritualitas Anda sebelum masuk RS?


- Pasien rutin melakukan ibadah dirumah, tanpa bantuan orang lain

Selama di RS, apakah Anda masih bisa melakukan aktivitas spiritualitas?


- Masih melakukan seperti biasanya

Jika, tidak. Apakah hal tersebut menjadi kekhawatiran Anda?


Jawaban: -
s. Hasil laboratorium

Tanggal: 03.11.2021

PEMERIKSAAN HASIL NILAI SATUAN METODA


RUJUKA
N
HEMATOLOGI
Hemoglobin 16.1 14.0-18.0 g/dl Colorimetric
Leukosit 7.6 4.0-10.5 ribu/ul Impedance
Eritrosit 5.41 4.10-6.00 juta/ul Impedance
Hematokrit 46.6 42.0-52.0 % Analyzer Calculates
Trombosit 313 150-450 ribu/ul Impedance
RDW-CV 12.4 12.1-14.0 %
LED/ESR 14 * 0-10 mm/jam
MCV,MCH,MCHC
MCV 86.1 75.0-96.0 fl Analyzer Calculates
MCH 29.8 28.0-32.0 pg Analyzer Calculates
MCHC 34.5 33.0-37.0 % Analyzer Calculates
HITUNG JENIS
Basofil% 0.6 0.0-1.0 %
Eosinofil% 2.3 1.0-3.0 %
Neutrofil% 62.0 50.0-81.0 % Impedance
Limfosit% 29.7 20.0-40.0 % Impedance
Monosit% 5.4 2.0-8.0 %
Basofil# 0.05 <1.00 ribu/ul
Eosinofil# 0.18 <3.00 ribu/ul
Neutrofil# 4.90 2.50-7.00 ribu/ul Impedance
Limfosit# 2.35 1.25-4.00 ribu/ul Impedance
Monosit# 0.43 0.30-1.00 ribu/ul
HEMOSTASIS
Hasil PT 11.0 9.9-13.5 detik Nephelometri
INR 1.00 - Nephelometri
Control Normal PT 11.4 - Nephelometri
Hasil APTT 26.2 22.2- 37.0 detik Nephelometri
Control Normal APTT 26.1 - Nephelometri
KIMIA
DIABETES
Glukosa Darah Sewaktu 115 <200.00 mg/dl Hexokinase/G-6-PDH
HATI & PANKREAS
Total Protein 8.7 * 6.0-7.8 g/dl BIURET
Albumin 5.0 3.5-5.2 g/dl BCG
Globulin 3.7 * 2.2-2.6 g/dl KALKULUS
SGOT 22 5-34 U/L NADH (TANPA P-5’-P)
SGPT 17 0-55 U/L NADH (TANPA P-5’-P)
GINJAL
Ureum 24 0-50 mg/dl UREASE
Kreatinin 1.26 * 0.72-1.25 mg/dl Kinetik Alkaline picrate
ELEKTROLIT
Natrium 140 136-145 Meq/L ISE
Kalium 3.4 * 3.5-5.1 Meq/L ISE
Chlorida 104 98-107 Meq/L ISE
t. MRI (Hasil pembacaan)

Nama : Tn. A
Umur : 27 tahun (L)
Pemeriksaan : MRI KNEE JOINT (S) POLOS
Alamat : Panaitan Lampihong
Tanggal : 19 Oktober 2021
Nomor pemeriksaan : MJ310-2021-POLI-11944

HASIL PEMERIKSAAN

Teman sejawat

MRI GENU KIRI irisan axila, sagittal, coronal, T1SE,TFSE, dan PD STIR tanpa kontras:

 Alignment femur dan tibia baik, tak tampak fraktur maupun dislokasi
 Tampak lesi hiperintense abnormal pada T2FSE bursa suprapatella
 Posterior Crusiatum ligamen: intensitas signal normal homogen, tak tampak lesi
Hiperintense/hipointense abnormal
 Anterior Crusiatum ligamen: tampak defek dg peningkatan intensitas signal pada T2FSE dg discontinuities +
 Meniscus medialis dan lateralis: tampak tear meniscus medialis posterior intensitas signal abnormal
 Ligamentum patellaris normal
 Ligamentum collateral medial maupun lateral: intensitas signal normal, tak tampak defek

KESIMPULAN:
 Anterior cruciatum ligament tear genu kiri dg cairan pada bursa suprapatella kiri disertai curiga
meniscus medial tear posterior
 PCI, meniscus, LCL, MCL normal
g. Terapi Farmakologi

No Nama Dosis Cara Komposisi Golongan Indikasi/ Kontaindikasi Efek Samping


Obat (Isi) Pemberian Obat

1. Ranitidine 2x1 Injeksi Ranitidine HCl 150 mg Histamin H2- Indikasi: Efek samping yang timbul :
receptor antagonist - Menghambat sekresi asam lambung - Mual dan muntah.
(Antasida, berlebih - Sakit kepala.
Antirefluks, dan - Tukak lambung - Insomnia.
Antiulserasi) - Sakit maag, - Vertigo.
- Penyakit refluks asam lambung - Ruam.
(GERD) - Konstipasi.
- Sindrom Zollinger-Ellison - Diare.
Kontraindikasi
- Riwayat porfiria akut
- hipersensitivitas terhadap ranitidine
- Pasien dengan gangguan fungsi ginjal
dan liver memerlukan penyesuaian
dosis.

2. Ketorolac 3x1 Injeksi Ketorolac Antiinflamasi Indikasi: Efek samping yang timbul :
nonsteroid (OAINS - Untuk penatalaksanaan nyeri akut
yang berat jangka pendek (< 5 hari) - Berat badan naik drastic
- Sakit perut
Kontraindikasi:
- Mual dan muntah
- Hipersensitif terhadap ketorolac
- Peningkatan tekanan darah
- Riwayat ulkus peptikum akut,
perdarahan saluran cerna atau - Mulut kering
perforasi. - Sariawan
- Penderita gangguan ginjal berat atau
berisiko menderita gagal ginjal.
- Penderita perdarahan
serebrovaskular, diatesis hemoragik.
- Pasien yang sedang mengalami
proses persalinan.
- Ibu menyusui.
- Mendapatkan obat AINS lainnya
dan probenecid.
- Tidak boleh diberikan secara
intratekal atau epidural.
3. Ceftriaxone 2x1 Injeksi Antibiotik golongan Indikasi: Efek samping yang timbul :
sefalosporin - Mengobati dan mencegah infeksi - Nyeri perut
bakteri infeksi saluran kemih, - Mual
- Muntah
- Diare
Kontraindikasi - Pusing
- Hipersensitivitas alergi terhadap - Mengantuk
ceftriaxone
- Sakit kepala
- Penderita penyakit liver, ginjal,
diabetes, malnutrisi, penyakit kantong
- Bengkak dan iritasi pada area
empedu, atau gangguan pencernaan, suntikan
seperti colitis - Muncul keringat berlebihan
- Hindari penggunaan ceftriaxone pada
bayi prematur, bayi yang berusia
kurang dari 1 bulan, atau bayi yang
berisiko mengalami bilirubin
encephalopaty.
III. Data Fokus
Data subjektif:
- Pasien mengeluh nyeri pada kaki kiri (post op. reconstruction ACL ruptur). Nyerinya
terasa seperti tersayat-sayat. Rasa nyeri yang dirasakan skala 7 dari skala 0-10. Pasien
mengatakan nyeri terus menerus. Jika nyeri muncul pasien tidak melakukan tindakan
apapun untuk mengurangi nyeri dan hanya di diamkan.

Data Objektif:
- Pasien tidak dapat menggerakkan kaki kiri dan hanya bisa menggerakkan ujung-ujung
jari.
- Kekuatan otot klien:
5555 5555
5555 1111

- Terdapat luka post op. post op. reconstruction ACL ruptur pada kaki kanan sudah 1 hari
- Luka tampak:
Panjang:
Jaringan nekrotik:
Pus:
Tanda-tanda infeksi:
IV. ANALISIS DATA

DATA KLIEN MASALAH


No ETIOLOGI
(Data Subjektif & Data Objektif) KEPERAWATAN
1. Data subjektif: AGEN PENCEDERA NYERI AKUT (D.0142)
- Pasien mengeluh nyeri pada FISIK
kaki kiri (post op. (PROSEDUR
reconstruction ACL ruptur) OPERASI)

Data Objektif :
- Pasien tampak meringis
- Pasien tidak berani
menggerakkan kakinya
- Pasien tampak gelisah
- HR : 110 x/m
- Terdapat luka post op.
rekontruksi ACL rupture
sudah hari ke-1

2. Data Subjektif: GANGGUAN GANGGUAN MOBILITAS


- Pasien tidak dapat MUSKULOSKELETA FISIK (D.0054)
menggerakkan kaki kiri dan L
hanya bisa menggerakkan
ujung-ujung jari.

Data Objektif :
- ADL dibantu total oleh perawat
dan keluarg
- Kekuatan otot:

3. Data subjektif: EFEK PROSEDUR RESIKO INFEKSI (D.0142)


- INVASIF
Data Objektif:
- Terdapat luka post op.
rekontruksi ACL rupture
sudah hari ke-1
- Luka terpasang drain
V. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Nyeri akut b.d agen pencedera fisik (prosedur operasi)


2) Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan muskuloskeletal
3) Resiko infeksi dengan F.R efek prosedur invasif
VI. RENCANA KEPERAWATAN

DIAGNOSA PERENCANAAN
No
KEPERAWATAN SLKI SIKI
1. Nyeri akut b.d Agen
TINGKAT NYERI (L.08066) MANAJEMEN NYERI (I. 08238)
pencedera fisik Observasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri akut 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
menurun dengan kriteria hasil: kualitas, intensitas nyeri
- Keluhan nyeri dari skala 1 (meningkat) ke 2. Identifikasi skala nyeri
skala 5 (menurun) 3. Identifikasi faktor yang memperberat dan
- Pasien meringis dari skala 2 (cukup memperingan nyeri
meningkat) ke skala 5 (menurun)
- pasien gelisah dari skala 2 (cukup meningkat)
Terapeutik
ke skala 5 (menurun) 1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
- frekuensi nadi dari skala 2 (cukup memburuk) mengurangi rasa nyeri
ke skala 5 (membaik) 2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri

Edukasi
1. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik

2. Gangguan mobilitas
MOBILITAS FISIK (L.14134) DUKUNGAN MOBILISASI (I.05173)
fisik b.d gangguan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan Observasi
muskuloskeletal
gangguan mobilitas fisik meningkat dengan kriteria - Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
hasil: - Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
- Pergerakan ektremitas dari skala 1 (menurun) - Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah
ke skala 5 (meningkat) sebelum memulai mobilisasi
- Kekuatan otot dari skala 1 (menurun) ke skala - Monitor kondisi umum selama melakukan
mobilisasi
5 (meningkat)
Terapeutik
- Rentang gerak (ROM) dari skala 2 (cukup - Fasilitas aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
memburuk) ke skala 5 (meningkat) - Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
- Kaku dari skala 1 (meningkat) ke skala 5 - Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
(menurun) meningkatkan pergerakan

Edukasi
- Jeaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
- Anjurkan melakukan mobilisasi dini
- Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan

3. Resiko infeksi
Tingkat infeksi (L.14137) Pencegahan Infeksi (I.14539)
dengan faktor resiko
efek prosedur invasif Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi
diharapkan resiko infeksi menurun dengan kriteria - Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
hasil:
- Kebersihan tangan skala 5 (meningkat) Teraupetik
- Kebersihan badan skala 5 (meningkat)
- Batasi jumlah pengunjung
- Berikan perawatan kulit pada area edema
Tidak ada tanda-tanda infeksi seperti - Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien dan ligkungan pasien
- Demam skala 5 (menurun) - Pertahankan teknik aseptik pada berisiko tinggi
- Bengkak skala 5 (menurun)
- Kemerahan skala 5 (menurun) Edukasi
- Nyeri skala 5 (menurun)
- Cairan bau busuk skala 5 (menurun) - Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cuci tangan tangan dengan benar
- Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka
operasi
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan cairan

Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antibiotik
VII. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NO HARI/ NO IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI PARAF


TANGGAL DIAGNOSA
1. Senin, 11 MANAJEMEN NYERI (I. 08238) S:
November
2021
I Observasi
1. Mengidentifikasi lokasi, durasi, frekuensi,
- Pasien mengatakan nyeri
berkurang sedikit
kualitas, intensitas nyeri DO:
2. Mengidendentifikasi faktor yang memperberat - Pasien Pasien tampak
dan memperingan nyeri gelisah
- Pasien sudah diberikan
Terapeutik ketorolac 3x1 amp
3. Memberikan teknik nonfarmakologis untuk (injeksi)
mengurangi rasa nyeri - Frekuensi Nadi: 89
x/menit
Edukasi
4. Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam untuk Pengkajian PQRST:
mengurangi rasa nyeri P:
- Nyeri karena penyakit
Kolaborasi
5. Berkolaborasi pemberian analgetik (ketorolac post op. ACL ruptur
3x1 amp via injeksi) - Bila nyeri hanya
didiamkan
Q: seperti terasa tersayat-
sayat
R: Nyeri di bagian ektremitas
kiri bawah (kaki
kiri)
S:Skala nyeri 6(nyeri sedang)
T: Nyerinya terus-menerus

A:
Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan
2. Senin, 11 DUKUNGAN MOBILISASI (I.05173) DS:
November
2021
II Observasi
- Pasien mengatakan
belum bisa
- Memonitor frekuensi jantung dan tekanan darah menggerakkan kakinya
sebelum memulai mobilisasi DO:
Terapeutik TTV
- Melibatkan keluarga untuk membantu pasien120/80 mmHg
dalam meningkatkan pergerakan : 98x/menit

Edukasi - Pasien dapat


- Menjelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi menggerakkan ujung-
- Menganjurkan melakukan mobilisasi dini ujung jari kaki
- Mengajarkan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan (gerakan ROM) - Kekuatan otot:

- ADL dibantu total oleh


perawat dan keluarga

A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

I : Implementasi dilanjutkan

E: Mobilitas fisik meningkat

3. Senin, 11 PENCEGAHAN INFEKSI (I.14539) DS:


November
2021
III Observasi
- Pasien mengatakan luka
tidak terasa nyeri
- Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
sistemik
DO:
Teraupetik - Sudah dilakukan
- Memberikan perawatan kulit pada area edema perawatan luka operasi
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak sesuai prosedur
dengan pasien dan ligkungan pasien - Tidak ada tanda dan
- Mempertahankan teknik aseptik pada berisiko gejala infeksi
tinggi
- Tidak ada pendarahan
Edukasi
- Pasien sudah diberikan
- Menjelaskan tanda dan gejala infeksi (dolor
antibiotik ceftriaxone 2x1
(nyeri), kalor (panas), rubor (kemerahan), tumor
gr (injeksi)
(bengkak) dan fungsio laesa)
A:
- Mengajarkan cuci tangan tangan dengan benar
Masalah teratasi
(cuci tangan 6 langkah)
- Mengajarkan cara memeriksa kondisi luka atau
P: Intervensi dilanjutkan
luka operasi
I : Implementasi dilanjutkan
Kolaborasi
- Berkolaborasi pemberian antibiotik ceftriaxone
E: resiko infeksi tidak terjadi
2x1 gr (injeksi) (evaluasi dilanjutkan)

Anda mungkin juga menyukai