RESUME Keperawtan ORTHOPEDI
RESUME Keperawtan ORTHOPEDI
RESUME Keperawtan ORTHOPEDI
Disusun Oleh:
Eka Puspita, S. Kep
11194692110098
Menyetujui,
II. PENGKAJIAN
a. Keluhan Utama:
Pasien mengeluh nyeri pada kaki kiri (post op. reconstruction ACL ruptur). Nyerinya terasa
seperti tersayat-sayat. Rasa nyeri yang dirasakan skala 7 dari skala 0-10. Menurut Bourbanis
skala 7 menggambarkan nyeri sedang. Pasien mengatakan nyeri terus menerus. Jika nyeri muncul
pasien tidak melakukan tindakan apapun untuk mengurangi nyeri dan hanya di diamkan.
keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Serumah
e. Keadaan umum :
f. Tingkat kesadaran: Composmentis
g. Antropometrik : TB : 165 cm BMI: 25,7 kg/m2
BB : 70 kg
Inspeksi
Mulut : Keadaan mulut secara umum normal, distribusi pertumbuhan
3. Hidung, gigi merata, tidak ada gangguan saat menelan, tidak tampak
Mulut/ adanya stoma pada mulut, mukosa bibir lembab, dan tidak
Tenggorokan tampak sianosis
Hidung: Keadaan hidung secara umum normal, tidak ada sumbatan pada
jalan nafas, tidak terlihat adanya polip, tidak ada
sekret/darah/pus yang keluar, tidak ada kesulitan saat bernapas
dan tidak ada pernapasan cuping hidung.
Inspeksi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe, dan tidak
Perkusi
Thorax: Saat diperkusi dada terdengar sonor
- -
- -
- -
Abdomen: Suara perut timpani dan pada bagian yang ada organ hati
suara pekak
Auskultasi
Thorax: Bunyi jantung terdengar lup dan dup atau S1 S2 tunggal
Bunyi nafas terdengar vesicular
- -
- -
- -
Abdomen: Peristaltik meningkat 13 x/menit
Pada ekstremitas kiri tampak luka post op. rekontruksi ACL ruptur.
Tampak adanya heating sepanjang cm. Pasien tidak dapat
5. Ekstre menggerakkan kaki kiri dan hanya bisa menggerakkan ujung-ujung jari.
mitas,
Terdapat drain pada luka. Tidak ada gangguan pada ektermitas atas dan
kaki kanan. Fungsi pergerakan baik kecuali kaki kiri, pasien dapat
melakukan gerakan ekstremitas atas dan bawah, kecuali kaki kiri,
Kekuatan otot klien:
5555 5555
5555 1111
Keterangan:
0 = Tidak ada kontraksi
1 = Ada kontraksi
Keadaan alat genitalia dan fungsi sistem reproduksi secara umum normal,
pasien berjenis kelamin laki-laki. Tidak ada keluhan dan gangguan pada
sistem reproduksi.
6. Genitali
a, anus, Pasien tidak ada kelainan pada neurologis
7. Refleks
neurologis
8. Nervus
Cranial
k. Kebutuhan Cairan :
Tanggal: 03.11.2021
Nama : Tn. A
Umur : 27 tahun (L)
Pemeriksaan : MRI KNEE JOINT (S) POLOS
Alamat : Panaitan Lampihong
Tanggal : 19 Oktober 2021
Nomor pemeriksaan : MJ310-2021-POLI-11944
HASIL PEMERIKSAAN
Teman sejawat
MRI GENU KIRI irisan axila, sagittal, coronal, T1SE,TFSE, dan PD STIR tanpa kontras:
Alignment femur dan tibia baik, tak tampak fraktur maupun dislokasi
Tampak lesi hiperintense abnormal pada T2FSE bursa suprapatella
Posterior Crusiatum ligamen: intensitas signal normal homogen, tak tampak lesi
Hiperintense/hipointense abnormal
Anterior Crusiatum ligamen: tampak defek dg peningkatan intensitas signal pada T2FSE dg discontinuities +
Meniscus medialis dan lateralis: tampak tear meniscus medialis posterior intensitas signal abnormal
Ligamentum patellaris normal
Ligamentum collateral medial maupun lateral: intensitas signal normal, tak tampak defek
KESIMPULAN:
Anterior cruciatum ligament tear genu kiri dg cairan pada bursa suprapatella kiri disertai curiga
meniscus medial tear posterior
PCI, meniscus, LCL, MCL normal
g. Terapi Farmakologi
1. Ranitidine 2x1 Injeksi Ranitidine HCl 150 mg Histamin H2- Indikasi: Efek samping yang timbul :
receptor antagonist - Menghambat sekresi asam lambung - Mual dan muntah.
(Antasida, berlebih - Sakit kepala.
Antirefluks, dan - Tukak lambung - Insomnia.
Antiulserasi) - Sakit maag, - Vertigo.
- Penyakit refluks asam lambung - Ruam.
(GERD) - Konstipasi.
- Sindrom Zollinger-Ellison - Diare.
Kontraindikasi
- Riwayat porfiria akut
- hipersensitivitas terhadap ranitidine
- Pasien dengan gangguan fungsi ginjal
dan liver memerlukan penyesuaian
dosis.
2. Ketorolac 3x1 Injeksi Ketorolac Antiinflamasi Indikasi: Efek samping yang timbul :
nonsteroid (OAINS - Untuk penatalaksanaan nyeri akut
yang berat jangka pendek (< 5 hari) - Berat badan naik drastic
- Sakit perut
Kontraindikasi:
- Mual dan muntah
- Hipersensitif terhadap ketorolac
- Peningkatan tekanan darah
- Riwayat ulkus peptikum akut,
perdarahan saluran cerna atau - Mulut kering
perforasi. - Sariawan
- Penderita gangguan ginjal berat atau
berisiko menderita gagal ginjal.
- Penderita perdarahan
serebrovaskular, diatesis hemoragik.
- Pasien yang sedang mengalami
proses persalinan.
- Ibu menyusui.
- Mendapatkan obat AINS lainnya
dan probenecid.
- Tidak boleh diberikan secara
intratekal atau epidural.
3. Ceftriaxone 2x1 Injeksi Antibiotik golongan Indikasi: Efek samping yang timbul :
sefalosporin - Mengobati dan mencegah infeksi - Nyeri perut
bakteri infeksi saluran kemih, - Mual
- Muntah
- Diare
Kontraindikasi - Pusing
- Hipersensitivitas alergi terhadap - Mengantuk
ceftriaxone
- Sakit kepala
- Penderita penyakit liver, ginjal,
diabetes, malnutrisi, penyakit kantong
- Bengkak dan iritasi pada area
empedu, atau gangguan pencernaan, suntikan
seperti colitis - Muncul keringat berlebihan
- Hindari penggunaan ceftriaxone pada
bayi prematur, bayi yang berusia
kurang dari 1 bulan, atau bayi yang
berisiko mengalami bilirubin
encephalopaty.
III. Data Fokus
Data subjektif:
- Pasien mengeluh nyeri pada kaki kiri (post op. reconstruction ACL ruptur). Nyerinya
terasa seperti tersayat-sayat. Rasa nyeri yang dirasakan skala 7 dari skala 0-10. Pasien
mengatakan nyeri terus menerus. Jika nyeri muncul pasien tidak melakukan tindakan
apapun untuk mengurangi nyeri dan hanya di diamkan.
Data Objektif:
- Pasien tidak dapat menggerakkan kaki kiri dan hanya bisa menggerakkan ujung-ujung
jari.
- Kekuatan otot klien:
5555 5555
5555 1111
- Terdapat luka post op. post op. reconstruction ACL ruptur pada kaki kanan sudah 1 hari
- Luka tampak:
Panjang:
Jaringan nekrotik:
Pus:
Tanda-tanda infeksi:
IV. ANALISIS DATA
Data Objektif :
- Pasien tampak meringis
- Pasien tidak berani
menggerakkan kakinya
- Pasien tampak gelisah
- HR : 110 x/m
- Terdapat luka post op.
rekontruksi ACL rupture
sudah hari ke-1
Data Objektif :
- ADL dibantu total oleh perawat
dan keluarg
- Kekuatan otot:
DIAGNOSA PERENCANAAN
No
KEPERAWATAN SLKI SIKI
1. Nyeri akut b.d Agen
TINGKAT NYERI (L.08066) MANAJEMEN NYERI (I. 08238)
pencedera fisik Observasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri akut 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
menurun dengan kriteria hasil: kualitas, intensitas nyeri
- Keluhan nyeri dari skala 1 (meningkat) ke 2. Identifikasi skala nyeri
skala 5 (menurun) 3. Identifikasi faktor yang memperberat dan
- Pasien meringis dari skala 2 (cukup memperingan nyeri
meningkat) ke skala 5 (menurun)
- pasien gelisah dari skala 2 (cukup meningkat)
Terapeutik
ke skala 5 (menurun) 1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
- frekuensi nadi dari skala 2 (cukup memburuk) mengurangi rasa nyeri
ke skala 5 (membaik) 2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
1. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik
2. Gangguan mobilitas
MOBILITAS FISIK (L.14134) DUKUNGAN MOBILISASI (I.05173)
fisik b.d gangguan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan Observasi
muskuloskeletal
gangguan mobilitas fisik meningkat dengan kriteria - Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
hasil: - Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
- Pergerakan ektremitas dari skala 1 (menurun) - Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah
ke skala 5 (meningkat) sebelum memulai mobilisasi
- Kekuatan otot dari skala 1 (menurun) ke skala - Monitor kondisi umum selama melakukan
mobilisasi
5 (meningkat)
Terapeutik
- Rentang gerak (ROM) dari skala 2 (cukup - Fasilitas aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
memburuk) ke skala 5 (meningkat) - Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
- Kaku dari skala 1 (meningkat) ke skala 5 - Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
(menurun) meningkatkan pergerakan
Edukasi
- Jeaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
- Anjurkan melakukan mobilisasi dini
- Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan
3. Resiko infeksi
Tingkat infeksi (L.14137) Pencegahan Infeksi (I.14539)
dengan faktor resiko
efek prosedur invasif Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi
diharapkan resiko infeksi menurun dengan kriteria - Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
hasil:
- Kebersihan tangan skala 5 (meningkat) Teraupetik
- Kebersihan badan skala 5 (meningkat)
- Batasi jumlah pengunjung
- Berikan perawatan kulit pada area edema
Tidak ada tanda-tanda infeksi seperti - Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien dan ligkungan pasien
- Demam skala 5 (menurun) - Pertahankan teknik aseptik pada berisiko tinggi
- Bengkak skala 5 (menurun)
- Kemerahan skala 5 (menurun) Edukasi
- Nyeri skala 5 (menurun)
- Cairan bau busuk skala 5 (menurun) - Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cuci tangan tangan dengan benar
- Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka
operasi
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antibiotik
VII. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
A:
Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
2. Senin, 11 DUKUNGAN MOBILISASI (I.05173) DS:
November
2021
II Observasi
- Pasien mengatakan
belum bisa
- Memonitor frekuensi jantung dan tekanan darah menggerakkan kakinya
sebelum memulai mobilisasi DO:
Terapeutik TTV
- Melibatkan keluarga untuk membantu pasien120/80 mmHg
dalam meningkatkan pergerakan : 98x/menit
P: Intervensi dilanjutkan
I : Implementasi dilanjutkan