Skripsi Glory Hampir Jadi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 75

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN

ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT


HESED INDONESIA UNGARAN

Diajukan untuk melengkapi persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana


Manajemen dalam Jurusan Manajemen Sumberdaya Manusia

Disusun
Oleh:

Nama : SANIYA DEFRIANI


NPM : 17.51.1761

Program Studi : S1 Manajemen

Jurusan : MSDM

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PARIWISATA INDONESIA


(STIEPARI) SEMARANG
2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL

Judul Skripsi : PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN


ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN
DI PT HESED INDONESIA UNGARAN

Nama : Saniya Defriani


NPM : 17.51.1761
Jurusan : MSDM

PERSETUJUAN TIM PEMBIMBING

Nama Tanda Tangan


Tanggal

K risnawati Setyaningrum N., S.TP., M .M.


Pembi mbing I

Wenefrida Ardhian Ayu H, S.T., M.M


Pembi mbing II

ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : GLORY WIDI ASIH


NPM : 18520990
Program Studi : Manajemen
Konsentrasi : Pariwisata
Menerangkan bahwa skripsi yang telah saya selesaikan dengan judul:

Pengembangan Penyampaian Pembelajaran American Service Western

Menu Pada Mata Kuliah Tata Hidang D3 Bina Wisata Stiepari Semarang

Sebagai syarat menyelesaikan pendidikan sarjana di Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Pariwisata Indonesia (STIEPARI) Semarang merupakan hasil karya

pribadi.

Semarang 2020

Penulis

Prakata

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas

berkah dan limpahan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan

proposal dengan judul "Pengaruh Motivasi Kerja dan Komitmen

iii
Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Di PT Hesed Indonesia

Ungaran".

Penulis menyadari bahwa terselesainya proposal ini tidak

terlepas dari bantuan, bimbingan, petunjuk dan saran dari semua

pihak. Untuk itu, penulis dengan segala kerendahan hati ingin

mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak" yang telah

membantu dalam proposal ini khusus kepada:

1. Dr.Samtomo,M,Si. Selaku Ketua STIEPARI Semarang.


2. Krisnawati Setyaningrum N.,S.TP.,M.M. Selaku dosen
pembimbing 1 yang memberikan bimbingan dan pengarahan
dengan penuh kesabaran sampai proposal ini selesai.
3. Wenefrida Ardhian Ayu H,S.T.,M.M. Selaku dosen pembimbing 2
yang memberikan bimbingan dan pengarahan sampai proposal
ini selesai.
4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen STIEPARI Semarang yang telah,
mengarahkan dan member ilmunya sehingga penulis mendapat
bekal dalam menjalani masadepan.
5. Seluruh staf dan karyawan STIEPARI yang telah membantu
penulis dengan sekuat daya upaya dan penuh semangat
selama menjalankan pendidikan dan dalam pengumpulan
materi guna penyusunan skripsi.
6. Mr.Song selaku manajer produksi di PT Hesed Indonesia yang
memberikan ijin untuk melakukan penelitian di PT Hesed
Indonesia.
7. Bapak dan Ibu yang senantiasa selalu mendoakan, memberikan
semangat dan mendukung dalam penyusunan skripsi selama ini

iv
8. Rekan yang telah memberikan semangat untuk dapat bersama-
sama segera menyelesaikan skripsi.
Akhir kata, semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi

penulisan pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, serta

memberikan sumbangan pemikiran dalam ilmu manajemen

khususnya tentang pengaruh mot ivasi kerja.

Semarang

Saniya Defriani

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI....................................................ii

v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.....................................iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.........................................................iv
KATA PENGANTAR........................................................................v
ABSTRAKSI ................................................................................vii
DAFTAR ISI ................................................................................x
DAFTAR TABEL............................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Identifikasi Masalah 6
1.3 Pembatasan Masalah 7
1.4 Rumusan Masalah 8
1.5 Manfaat Penelitian 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teori 9
2.2. Penelitian Terdahulu 32
2.3. Kerangka Berpikir 33
2.4. Pengajuan Hipotesis 33
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian 29
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 29
3.3. Definisi operasional 35
3.4. Populasi dan Sampel Penelitian 36
3.5. Instrumen Penelitian 36
3.6. Teknik Analis Data 37
DAFTAR PUSTAKA 38

vi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

vii
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran.................................................................... 25

Gambar 3.1. Prosedur Validasi ........................................................................ 30

Gambar 3.2. Prosedur Pengembangan ............................................................. 32

DAFTAR TABEL

Halaman

viii
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penilaian Kelayakan Ahli Materi ..................... 34

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Kelayakan Ahli................................ 35

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Kelayakan oleh Mahasiswa.............. 36

Tabel 3.4 Hasil validasi instrumen oleh ahli (expert judgement)..................... 37

Tabel 3.5 Kriteria Penilaian kelayakan Media Pembelajaran American Service 38

Tabel 4.1 Daftar Sumber Materi American Service.......................................... 41

Tabel 4.2 Hasil Validasi Ahli Materi ............................................................... 45

Tabel 4.3 Hasil Validasi Ahli Media ............................................................... 46

Tabel 4.4 Hasil Uji Coba Lapangan Skala Kecil ............................................. 47

Tabel 4.5 Hasil Uji Coba Lapangan Skala Besar............................................. 47

DAFTAR LAMPIRAN

ix
Lampiran 1 Angket Pendapat Mahasiswa Pengembangan Penyampaian

Pembelajaran American Service Western Menu...............................................61

Lampiran 2 Rekapitulasi Uji Kelayakan Ahli Materi ......................................64

Lampiran 3 Dokumentasi ................................................................................72

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan saat ini semakin berkembang, berbagai macam

pembaharuan dilakukan agar dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas

pendidikan. Era globalisasi yang diwarnai oleh revolusi teknologi komunikasi dan

informasi mendorong setiap individu, lembaga dan institusi pendidikan

melakukan respon terhadap perubahan. Untuk meningkatkan proses pembelajaran,

maka dosen dituntut untuk membuat pembelajaran lebih inovatif agar mahasiswa

dapat belajar lebih optimal baik secara mandiri maupun pembelajaran di kelas.

Menurut Oemar Hamalik (2002:77) komponen proses belajar meliputi (1)

tujuan, yaitu pernyataan perubahan tingkah laku yang diinginkan, (2) mahasiswa,

yaitu seorang yang bertindak sebagai pencari, penyimpan pelajaran yang

dibuthkan untuk mencapai tujuan, (3) dosen, yaitu seorang yang bertindak sebagai

pengelola proses pembelajaran, fasilitator proses belajar mengajar, (4)

perencanaan pengajaran sebagai suatu segmen kurikulum, (5) strategi

pembelajaran, yaitu cara yang digunakan untuk menyampaikan isi pembelajaran,

(6) media, yaitu untuk mengukur tingkat tercapainya tujuan. Salah satu untuk

menciptakan pembelajaran yang dapat membangun keaktifan mahasiswa adalah

dengan ketersediaan media pembelajaran, penggunaan media dalam proses belajar

mengajarakan sangat membantu kelancaran, efektivitas dan efisiensi pencapaian

tujuan pembelajaran.
2

Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenis pendidikan formal yang

menjadi salah satu alternatif sekolah lanjutan bagi mahasiswa yang ingin

mendapatkan keahlian dalam bidanng tertentu. Pendidikan D3 memiliki tugas

mempersiapkan mahasiswa untuk dapat bekerja pada bidang tertentu. Perguruan

Tinggi sebagai pencetak tenaga kerja yang siap pakai harus membekali

mahasiswanya dengan pengetahuan dan ketrampilan yang sesuai dengan

kompetensi program keahlian mereka masing-masing serta harus disesuaikan juga

dengan kebutuhan dunia usaha/ dunia industri (DU/DI). Seiring perkembangan

teknologi komunikasi dan informasi maka perlu adanya pengembangan sistem

dan model pembelajaran, pengembangan program media perkuliahan.

Pengembangan media dimaksudkan dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan.

Hasil pengamatan menunjukan bahwa sebagian materi yang disampaikan dan

media yang digunakan dosen kurang menarik karena hanya mengandalkan foto

copy yang dibagikan dosen, proses pembelajaran juga masih sederhana dengan

metode ceramah kemudian pemberian tugas dan praktek kerja. Minimalnya media

yang digunakan dapat mempengaruhi proses pembelajaran dan hasil yang dicapai.

Diantaranya adalah aktivitas mahasiswa dalam proses pembelajaran rendah dan

bersifat pasif atau cenderung sebagai pendengar saja. Mahasiswa terlihat tidak

semangat, mengantuk, pindah-pindah tempat duduk serta ramai di kelas atau

terlihat kemandirian mahasiswa dalam usaha penguasaan materi masih rendah.

Salah satu kegiatan pada aspek pengembangan dan penyelarasan


3

kurikulum adalah penguatan literasi perkuliahan. Dalam hal ini diantaranya,

kampus diharapkan dapat memproduksi dan mendokumentasikan materi

pembelajaran terkait American service dengan western menu untuk

mengupayakan dan memastata hidangan dosen memiliki literasi yang memadai,

untuk kepentingan pembelajaran serta mengupayakan dan memastata hidangan

dosen menerapkan proses pembelajaran daring atau jarak jauh, terlebih dimasa

pandemi yang mengharuskan proses perkuliahan daring (online). Permasalahan

yang telah disebutkan membuat peneliti menyimpulkan perlu adanya literasi

y a n g k u a t , salah satunya berupa media sebagai penunjang dalam kegiatan

pengembangan pembelajaran di kelas maupun diluar kelas khususnya materi

American service dengan western menu pada mata kuliah tata hidang. Mengingat

pada dasarnya banyak turis asing familiar American service western menu

sehingga perlu ada pengembangan penyampaian materi kuliah untuk

memudahkan m a h a s i s w a mempelajari objek, suara, proses dan peristiwa

yang akan disampaikan, tentunya diakhiri dengan kerja praktek. Media

pendidikan merupakan suatu sarana komunikasi untuk menunjang proses

pembelajaran.

S e m e n t a r a i t u k e b r a d a a n media pendidikan membuat proses

pembelajaran lebih menarik, materi pembelajaran akan lebih jelas sehingga

mahasiswa mudah untuk memahami dan menguasai materi dengan baik. Media

pembelajaran juga akan membuat metode mendidik akan lebih bervariasi, tidah

hanya komunikasi verbal oleh dosen sehingga mahasiswa tidak bosan.

Mahasiswa akan lebih banyak melakukan kegiatan p r a k t e k karena tidak


4

hanya mendengarkan penjelasan dos en , tapi juga melakukan aktivitas lain

seperti mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan. Dalam kegiatan

belajar mengajar ada banyak jenis media yang bisa digunakan oleh dosen dalam

menerangkan materi kepada mahasiswa, dalam hal penyajian menu barat yang

sesuai dengan jurusan Bina Wisata pada mata kuliah Tata hidangan yang akan

disampaikan oleh dosen.

Pada kenyataannya di lapangan menunjukan bahwa belum banyak

Perguruan Tinggi yang menggunakan western menu dalam proses pembelajaran.

Mereka lebih banyak menggunakan menu sederhana bernuasa kearifan lokal.

Salah satu pelajaran paling dasar yang harus dipahami oleh mahasiswa yang

notabene belum banyak mengerti tentang dunia boga ada satu mata kuliah dasar

yaitu Tata Hidang. Dalam pelajaran Tata Hidang itu terdapat beberapa kompetensi

salah satunya tentang restaurant service yang akan terkait dengan American

service tentunya dengan menu barat atau western. Dari hasil pengamatan awal

ternyata ketersediaan media pembelajaran mengenai restaurant service masih

kurang dan belum lengkap. Terutama untuk media pembelajaran tentang jamuan

makan bergaya American Service.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti akan mengembangkan media tentang

restaurant service yaitu urutan pelayanan dalam jamuan bergaya American

Service untuk mata kuliah Tata Hidang. Pengembangan media ini merupakan

salah satu cara mengupayakan dan memastata hidangan dosen memiliki literasi

memadai dan mahasiswa lebih memahami perkuliahan untuk kepentingan

pembelajaran serta mengupayakan dan memastata hidangan dosen juga mampu


5

menerapkan proses pembelajaran jarak jauh atau daring. Diharapkan dosen dapat

memberikan wawasan tentang bagaimana urutan pelayanan dalam jamuan

bergaya American Service kepada mahasiswa dengan baik agar mahasiswa

mengerti dan memahami tentang materi ini. Media yang akan dibuat diharapkan

mampu mewakili kehadiran dosen, sehingga media American Service ini berisi

tentang proses pembelajaran dari awal dosen membuka pelajaran sampai menutup

pembelajaran dan disertai juga dengan media urutan jamuan makan bergaya

American Service. Berdasar uraian latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik

mengambil judul, “Pengembangan Penyampaian Pembelajaran American

Service Western Menu Pada Mata Kuliah Tata Hidang D3 Bina Wisata Stiepari

Semarang”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas terdapat beberapa masalah

yang muncul dalam proses kegiatan belajar mengajar yang dapat diidentifikasi

sebagai berikut:

1. Partisipasi mahasiswa dalam proses belajar mengajar rendah karena

cenderung hanya sebagai pendengar atau penerima saja saat menerima

pelajaran.

2. Penggunaan media pembelajaran yang terbatas pada modul dan power

point.

3. Mahasiswa kurang aktif dikarenakan media yang digunakan kurang

interaktif dan kurang mampu menarik perhatian mahasiswa.


6

4. Kurangnya pemahaman western menu dalam bagian materi American

Service yang disertai dengan proses pembelajaran.

5. Kurangnya pembuatan masakan western menu dalam pembelajaran serta

penyajiannya atau American Service sebagai upaya agar dosen dan

mahasiswa memiliki literasi yang memadai dan cukup.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi permasalahan yang dihadapi

pada pembuatan pengembangan pembelajaran, karena keterbatasan waktu, dana

dan kemampuan maka penelitian ini akan dibatasi pada:

1. Ingin mengembangkan American Service western menu dengan disertai

proses pembelajaran didalamnya.

2. Mengetahui tingkat kelayakan American Service western menu sebagai

bagian pembelajaran mata kuliah tata hidang.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah

pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengembangan p e n y a m p a i a n m a t e r i American Service


western menu untuk proses pembelajaran perkuliahan Tata Hidang?

2. Bagaimana tingkat kelayakan penyampaian western menu American Service


pada proses pembelajaran Tata Hidang?
7

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari pengembangan dan penelitian ini adalah:

1. Mengembangkan western menu pembelajaran American Service untuk

mata kuliah Tata Hidang.

2. Mengetahui tingkat kelayakan western menu American Service untuk mata

kuliah Tata Hidang.

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Pengembangan penyampaian perkuliahan yang berisikan proses belajar

mengajar. Penyampaian menu masakan barat selam dua hari dengan beragam

masakan dan cara penyajian, dengan memberikan gambaran tentang isi dari

materi yang akan disampaikan, dilanjutkan dengan proses pembelajaran dalam

ruang kelas meliputi pembukaan pembelajaran oleh dosen meliputi salam

pembukan, doa dan mengulang materi yang telah dilalui untuk nantinya

dilanjutkan dengan materi inti, selanjutnya kegiatan pemberian materi oleh dosen,

setelah itu mahasiswa diminta untuk berdiskusi lalu mempresentasikan hasil

diskusi.

Setelah itu, disajikan materi mengenai jamuan makan bergaya American

Service dengan menu western lengkap dari mulai tahap penyambutan tamu,

pemberian menu, penyajian makanan, penyajian bill, dan mengantar tamu keluar

restoran, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan evaluasi oleh dosen dan

mahasiswa, yang trakhir penutupan penyampaian. Materi American Service yang


8

digunakan mengacu pada silabus Tata Hidang D3 Bina Wisata STIEPARI

Semarang dan Silabus Tata Hidang Perguruan Tinggi.

Mengevaluasi Layanan Makanan dan Minuman. Media akan diunggah dalam

situs web berbagi media youtube dengan durasi 25 menit. Prosedur penggunaan

dapat ditayangkan pada komputer dan laptop yang memiliki program Media

Player Classic (MPC), Winamp, atau menggunakan smartphone secara online,

tentunya setelah penyampaian tersebut mengalami penyesuaian atau

pengembangan sesuai harapan peneliti.

G. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dirasakan dan didapatkan oleh peneliti adalah, peneliti mampu

membuat ulasan dan pengembangan, mampu merencanakan penyajian dengan

menu barat mampu membuat pembelajaran dengan media yang tersedia. Media

yang dihasilkan juga bermanfaat bagi dosen untuk memberikan materi tata

hidangan saat dosen harus tugas keluar sekolah, juga bisa digunakan sebagai salah

satu literasi yang nantinya bisa juga digunakan dalam proses pembelajaran jarak

jauh atau daring.

American Service dapat dimasukkan dalam literasi tata hiding di sekolah

dimaksudkan agar sekolah memiliki banyak literasi tata hidang. Mahasiswa

nantinya dapat memanfaatkan western menu American Service sebagai sumber

belajar. Media American Service nantinya akan diunggah salam situs youtube

sehingga masyarakat umum juga dapat mempelajari tentang American service

dengan menonton media ini.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Tata Hidangan

Pengertian Tata Hidang bila dilihat dari asal katanya etimologi bahasa,

Tata yang berarti menyusun untuk memperindah, dan Hidangan berarti makanan

dan minuman yang disajikan kepada tamu atau konsumen. Menurut Mertayasa

(2012) yang dimaksud dengan tata hidangan adalah bagian yang mempunyai tugas

pokok untuk menyiapkan dan menyajikan makanan dan minuman kepada para

tamu baik di hotel maupun di luar hotel. Jadi, dapat disimpulkan bahwa F&B

Departement adalah departemen yang bertanggung jawab mengelola makanan dan

minuman yang disertakan dengan pelayanan.

Materi tata hidangan meliputi praktek dan teori. Materi praktik dan

teori yang harus dikuasai adalah menu planning, perabot di restoran, peralatan

makan dan minim serta alat hidang, lenan, lipatan serbet, petugas pelayanan

makan dan minum, table set up, layanan makan dan minum, minuman panas,

minuman dingin, panggilan telepon, taking order untuk room service, room

service, administrasi layanan makan dan minum.

Uraian secara terperinci tentang materi pelajaran Tata Hidang yang

penulis sarikan dari buku SKKNI (2006) yang menjelaskan “Tata Hidang

adalah menata dan menghias makanan dengan menggunakan alat yang tepat

serta cara penyajiannya”. Tata Hidang memiliki beberapa kompetensi, salah

satunya adalah Kompetensi Menyediakan Layanan Makan dan Minum

9
10

(Provide Food and Beverage Service) yang terdiri beberapa sub kompetensi

yaitu sebagai berikut :

a. Menyediakan hidangan / area Restoran untuk pelayanan

1) Jenis-jenis peralatan dan perabot tata hidang

2) Jenis-jenis assesories pada penataan meja

3) Karakteristik peralatan hiding

4) Fungsi peralatan hiding

5) Lay-out penataan ruang dan alat hidang

b. Menyiapkan dan mengatur meja

1) Pengertian penataan meja

2) Jenis-jenis penataan meja

3) Teknik melipat serbet

4) Teknik merangkai bunga

5) Teknik menata meja makan

c. Menyambut tamu

1) Pengertian prmusaji

2) Syarat-syarat pramusaji

3) Tugas-tugas pramusaji

4) Jenis-jenis / tipe pelayanan

d. Mengambil dan memproses pesanan

1) Teknik menerima pesanan makan dan minum (taking order)


11

e. Menyajikan dan membersihkan minuman dan makanan

1) Persiapan penghidangan makan dan minum.

2) Alur pelayanan makan dan minum.

3) Teknik menangani masalah (handling complain).

4) Teknik pelayanan makan dan minum di restoran.

5) Teknik crumbing-down.

6) Teknik penyampaian tagihan (bill)

7) Menutup area restoran / ruang makan

8) Menjelaskan teknik clear-up

Jadi dapat kita ambil kesimpulan bahwa Tata Hidang adalah cara

menyusun makanan untuk memperindah makanan dan minuman yang disajikan

kepada tamu atau konsumen.

2. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Cheppy Riyana (2007) western menu pembelajaran adalah media

yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik

yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu

pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran. Media merupakan bahan

pembelajaran tampak dengar (audio visual) yang dapat digunakan untuk

menyampaikan pesan-pesan/materi pelajaran. Dikatakan tampak dengar kerena

unsur dengar (audio) dan unsur visual/media (tampak) dapat disajikan serentak.

Media yaitu bahan pembelajaran yang dikemas melalaui pita media dan dapat

dilihat melalui media/VCD player yang dihubungkan ke monitor televisi

(Sungkono 2003:65).
12

Western menu pembelajaran dapat digolongkan kedalam jenis media audio

visual aids (AVA) atau media yang dapat dilihat dan didengar. Biasanya media ini

disimpan dalam bentuk piringan atau pita. Media VCD adalah media dengan

sistem penyimpanan dan perekam media dimana signal audio visual direkam pada

disk plastic bukan pada pita magnetic (Arsyad 2004:36).

Berdasarkan beberapan pendapat yang ada diatas, dapat disimpullkan

bahwa media pembelajaran adalah media yang memiliki unsur audio visual yang

diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat

gambar tersebut hidup.

a. Tujuan

Menurut Cheppy Riyana (2007:6) western menu pembelajaran

sebagai bahan ajar bertujuan untuk :

1) Memperjelas dan mempermudah penyampaian pesan agar tidak

terlalu verbalistis

2) Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera mahasiswa

maupun instruktur

3) Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi

b. Pengembangan Media

Pengembangan media berfungsi untuk menyusun langkah-langkah

yang akan dilakukan dalam pembuatan media. Hal ini bertujuan untuk

mengambangkan ide yang telah dimiliki sehingga memudahkan dalam

proses pembuatan media. Menurut Rudi (2008:44) setiap media apapun

yang akan dibuat membutuhkan naskah dan perlu dibuat naskahnya,


13

karena fungsi dari naskah adalah pedoman bagi pengguna dan terutama

pembuat media. Tahapan membuat naskah western menu antar lain

membuat sinopsis, treatment, dan skenario.

Lebih lanjut Daryanto (2011:103-106) menjelaskan langkah-

langkah umum yang lazim ditempuh dalam pembuatan naskah media

pembelajaran, antara lain :

1) Tentukan ide

Ide yang baik biasanya timbul dari adanya masalah. Masalah

dapat dirumuskan sebagai kesenjangan antara kenyataan yang ada

dengan apa yang seharusnya ada.

2) Rumuskan tujuan

Rumusan yang dimaksud disini adalah rumusan mengenai

kompetensi seperti apa yang diharapkan, sehingga setelah menonton

program ini mahasiswa benar- benar menguasai kompetensi yang

diharapkan tadi.

3) Lakukan survey (mengumpulkan bahan materi)

Survey dilakukan dengan maksud untuk mengumpulkan

informasi dan bahan-bahan yang dapat mendukung program yang

akan kita buat.

4) Buat garis besar isi

Bahan/informasi/data yang sudah terkumpul melalui survey

tentu harus berkaitan erat dengan tujuan yang sudah dirumuskan.


14

5) Buat sinopsis (synopsis)

Sinopsis ialah ikhtisar cerita yang mengambarkan isi program

secara ringkas dan masih bersifat secara umum.

6) Buat treatmen

Treatment disusun lebih mendekati rangkaian adegan film.

Rangkaian adegan lebih terlihat secara kronologis atau urutan

kejadiannya lebih terlihat jelas, dengan begitu orang yang membaca

treatment kita sudah bisa membayangkan secara global visualisasi

yang akan tampak dalam program kita nanti.

7) Buat story board

Story board didalamnya memuat unsur-unsur visual maupun

audio, juga istilah-istilah yang terdapat pada media.

8) Menulis naskah

Ada beberapa hal yang penting yang perlu diperhatata

hidangan dalam penulisan naskah, yaitu menggunakan gaya bahasa

percakapan sehari-hari bukan gaya bahasa sastra, kalimat harus jelas,

singkat dan informatif, menggunakan susunan kata yang disesuaikan

dengan latar belakang audiens.

3. Restoran dan Western Menu

Restoran adalah “Suatu tempat atau bangunan yang diorganisasikan secara

komersial, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua

tamunya baik berupa makan maupun minuman” (Marsum, 1991). Jadi Restoran

adalah istilah umum untuk menyebut usaha gastronomi yang menyajikan


15

hidangan kepada masyarakat dan menyediakan tempat untuk menikmati hidangan

tersebut serta menetapkan tarif tertentu untuk makanan dan pelayanannya.

Meski pada umumnya restoran menyajikan makanan di tempat, tetapi ada juga

beberapa yang menyediakan layanan take-out dining dan delivery service

sebagai salah satu bentuk pelayanan kepada konsumennya. Restoran pertama

kali hadir didunia pada tahun 1765. A Boulanger adalah nama restoran pertama

di dunia yang berdiri di kota Paris (Marsum (2005:8) Dengan berdirinya

restoran ini, Paris menjadi tempat yang memiliki sejarah penting bagi kelahiran

restoran dan bisnis kuliner di dunia.Setelah bisnis restoran dimulai di Paris,

berikutnya muncul kafetarian pertama di dunia yang dipercaya hadir di

Kansas City.

Kafetaria ini dianggap sebagai konsep varian dari restoran. Ruangan

yang disediakan kafetaria lebih sederhana dibanding restoran, dan menunya

lebih banyak berupa makanan ringan.Dari sinilah kemudian bisnis restoran

berkembang dalam berbagai konsep hingga saat ini. Ada restoran tradisional,

restoran cepat saji, kafe, dan sebagainya. Saat ini, restoran telah menjadi bisnis

besar yang menghadirkan banyak pengusaha terkemuka. Tak hanya

menjalankan bisnis konvensional restoran juga kemudian berkembang menjadi

waralaba yang mendunia (Marsum (2005:8) .

Tipe-Tipe Restoran Menurut Marsum (2005:8) dilihat dari

pengelolaan dan sistem penyajiannya, Restaurant dapat diklasifikasikan

menjadi beberapa tipe yaitu: A’la Carte Restaurant adalah suatu restaurant yang

telah mendapatkan izin untuk menjual makanan lengkap dengan banyak variasi di
16

mana tamu bebas memilih sendiri makanan yang mereka inginkan. Table D’hote

Restaurant adalah suatu restaurant yang khusus menjual menu yang lengkap dari

hidangan pembuka sampai hidangan penutup dengan harga yang sudah

ditetapkan. Coffee Shop atau Brasserie adalah suatu restaurant yang sistem

pelayanannya menggunakan American Service dan penyajian makanannya

kadang –kadang dilakukan dengan cara buffet, di mana pada restaurant ini

tamu dapat mendapatkan makan siang dan makan malam.

Cafeteria atau Café adalah suatu restaurant yang mengutamakan pejualan

cake, sandwich, coffee dan tea. Pilihan makanannya terbatas dan tidak menjual

minuman yang beralkohol. Canteen adalah suatu restaurant yang diperuntukkan

kepada para pekerja dan pelajar, di mana di restaurant ini mereka bisa

mendapatkan makan pagi, makan siang, makan malam dan coffee break.

Continental Restaurant adalah suatu restaurant yang menitik beratkan

hidangan continental dengan pelayanan yang megah atau elaborate. Adapun

hidangan yang termasuk dalam continental food adalah chicken salad hawaiian,

black papper steakdan fillet fish meuniere.

Carvery adalah suatu restaurant yang menyediakan hidangan yang di

panggang, di mana pada restaurant ini para tamu dapat mengiris sendiri

hidangan panggang sebanyak yang mereka inginkan dengan harga yang

sudah ditetapkan.

Dining Room adalah suatu restaurant yang terdapat di hotel kecil,

motel atau inn dengan harga yang lebih ekonomis dibandingkan dengan

restaurant yang ada di hotel bintang 3, tetapi restaurant ini terbuka bagi para
17

tamu dari luar hotel. Discotheque adalah suatu restaurant yang hanya

menyediakan makanan ringan, di mana pada restaurant ini tamu dapat

menikmati makanan ringan ditemani dengan alunan musik. Fish and Chip Shop

adalah suatu restaurantyang menyediakan berbagai macam kripik (chips) dan

ikan goreng.

Grill Room (Rotisserie) adalah suatu restaurant yangmenyediakan

berbagai macam daging panggang. Pada umumnya antara restaurant dengan dapur

dibatasi oleh sekat dinding kaca sehingga para tamu dapat memilih sendiri

potongan daging yang dikehendaki serta para tamu dapat melihat bagaimana

proses pembuatan makanan tersebut.

Inn Tavern adalah suatu restaurant yang terletak di tepi kota yang

dikelola oleh perorangan dengan harga yang diberikan cukup murah. Night

Club/Supper Club adalah suatu restaurant yang menyediakan makan malam

dengan pelayanan yang megah, pada umumnya di buka menjelang larut

malam.

Pizzeria adalah suatu restaurant yang khusus menjual masakan Italia

seperti pizzadan spaghetti.

Pan Cake House/Creperie adalah suatu restaurant yang khusus

menjual pan cake serta cpere yang diisi dengan berbagai macam manisan di

dalamnya. Pub adalah suatu restaurant yang dibuka untuk umum yang dibuka

pada malam hari dengan menghidangkan snack seperti pies dan sandwich

sertamenyediakan berbagai minuman beralkohol, di mana para pengunjung

dapat menikmati makanan dan minuman sambil berdiri atau sambil duduk.
18

Snack Bar/Café/Milk Bar, adalah semacam restaurant yang cakupan

serta sifatnya tidak resmi dengan pelayanan cepat, di mana para tamu dapat

mengumpulkan makanan di atas baki yang diambil dari atas counter

kemudian membawanya ke meja makan. Para tamu bebas memilih makanan yang

disukainya. Makanan yang disediakan pada umumnya adalah hamburger,

sausages, dan sandwich.

Speciality Restaurant adalah suatu restaurant yang suasana dan

dekorasi seluruh ruangan disesuaikan dengan tipe khas makanan yang

disajikan. Sistem pelayanannya sedikit banyak berdasarkan tata cara negara

tempat asal makanan tersebut.

Terrace Restaurant adalah suatu restaurant yang terletak di luar

bangunan, umumnya restaurant ini masih berhubungan dengan hotel

maupun restaurant induk. Di negara –negara barat pada umumnya

restauranttersebut hanya dibuka pada waktu musim panas saja.

Gourmet Restaurant adalah suatu restaurantyang menyediakan

pelayanan makan dan minum untuk orang –orang yang berpengalaman luas dalam

bidang masakan dan minuman. Keistimewaan restaurant ini adalah makanan

dan minumannya lezat –lezat serta pelayanannya megah dengan harga yang

cukup mahal.

Family Type Restaurant adalah suatu restaurant sederhana yang

menghidangkan makanan dan minuman yang tidak mahal terutama

disediakan untuk tamu –tamu keluarga atau rombongan. Main Dining Room

adalah suatu restaurant yang terdapat pada hotel –hotel besar, dimana penyajian
19

makanannya secara resmi, pelan tapi pasti terikat oleh suatu peraturan yang

ketat. Pelayanannya menggunakan French service atau Russian service. Marsum

(2005:8)

4. Sistem Pelayanan American Service

Cara penghidangan American Service atau ready plate merupakan salah

satu cara penghidangan di ruang makan, makanan siap diracik di dapur untuk

disuguhkan kepada tamu.

Urutan tahapan secara Lengkap American Service :

1. Pramusaji/waiter mempersilakan tamu menempati meja makan yang

disediakan, membantu tamu menggunakan napkin bila tamu belum

mengetahui penggunaannya.

2. Setelah tamu duduk dengan nyaman, Pramusaji menawarkan pilihan menu

kepada tamunya.

3. Sebagai awal dari penyajian, Pramusaji menuangkan air putih ke dalam

water goblet dari sebelah kanan tamu, dan berjalan searah jarum jam.

4. Langkah selanjutnya, Pramusaji menyajikan dinner roll dan mentega

darinsebelah kiri tamu, dan berjalan searah jarum jam. Sambil menunggu

giliran hidangan yang disajikan tamu dapat menikmati dinner roll sedikit

demi sedikit (roti dipotong dengan tangan sepengginggitan lalu dioles

mentega/jam dengan butter spreader) ataupun menikmati air putih.

5. Pramusaji menyajikan hidangan pembuka/appetizer dari sebelah kanan

tamu, dan berjalan searah jarum jam.


20

6. Setelah tamu selesai menikmati hidangan yaitu bila tamu sudah

memposisikan alat makan secara terbuka disebelah kanan atas piring,

berarti makanan telah selesai dinikmati. Pengambilan barang kotor

dilakukan dari sebelah kanan tamu, dan berjalan searah jarum jam.

7. Pramusaji menyajikan giliran hidangan selanjutnya, yaitu soup dilakukan

dari sebelah kanan tamu, dan berjalan searah jarum jam. Setelah selesai

menikmati hidangan pramusaji mengambil barang kotor dilakukan dari

sebelah kanan juga searah jarum jam.

8. Giliran selanjutnya adalah penyajian wine atau anggur sesuai dengan jenis

main course yang disajikan. Untuk red wine digunakan sebagai

pendamping hidangan pokok dengan bahan utama daging merah,

sedangkan ikan dan jenis daging putih disertai anggur putih (white wine).

Anggur disajikan dari sebelah kanan tamu dan bergerak sesuai putaran

jarum jam.

9. Kemudian baru menyajikan main course dari sebelah kanan tamu dan

bergerak sesuai putaran jarum jam.

10. Setelah disajikan main course, langkah selanjutnya pramusaji melakukan

clear- up, yakni mengambil peralatan yang sudah tidak terpakai sebelum

penyajian dessert. Adapun peralatan tersebut meliputi: dinner plate, salt &

pepper, ashtray, B & B plate dan butter spreader.

11. Selanjutnya melakukan crumbing down, yaitu membersihkan meja dari

kotoran sisa-sisa makanan dengan meggunakan napkin dan dessert plate,

serta memindahkan alat makan untuk dessert di sebelah kanan tamu.


21

12. Giliran selanjutnya adalah menyajikan dessert, dari sebelah kanan dan

bergerak sesuai putaran jarum jam. Setelah tamu selesai menikmati

hidangan dessert, pramusaji mengambil barang kotor dari sebelah kanan

dan bergerak sesuai putaran jarum jam.

13. Terakhir pramusaji menyajikan minuman tea/coffee, dari sebelah kanan

dan bergerak sesuai putaran jarum jam.

14. Pramusaji bertugas melayani tamu, sampai tamu meninggalkan restoran.

Terakhir kali pramusaji menyajikan bill yaitu kartu bon pembayaran di

restoran tersebut. Prihastuti (2008: 373).

Menurut Marsum (2016: 276) pengertian american service (pelayanan

makanan secara amerika) merupakan salah satu pelayanan di ruang makan,

dimana makanan telah siap diracik diatas piring dari dapur dan langsung disajikan

kepada tamu.

Tahap-tahap pelayanan makanan:

1. Greeting the guest (menyambut tamu)

2. Escuting and Sitting the guest (mempersilahkan tamu duduk)

3. Pouring ice water (menuangkan air es)

4. Serving bread and butter (menyajukan roti dan mentega)

5. Presenting the menu/ taking order (memberikan daftar menu dan

membantu jika tamu mengalami kesulitan terhadap menu yang ditawarkan,

mencatat pesanan)

6. Presenting the wine list (menawarkan wine yang akan disajikan sebagai

pendamping hidangan)
22

7. Adjustment (menyesuaikan peralatan makan sesuai dengan menu yang

dipesan)

8. Serving the food (menghidangkan makanan)

9. Clear up (proses pengambilan peralatan kotor)

10. Crumbing down (proses pembersihan meja menggunakan napkin dan

piring)

11. Presenting coffee or tea (menawarkan kopi atau teh)

12. Presenting the bill (memberikan tagiahan)

13. Table setting (tamu meninggalkan restoran lalu tugas waiter menata

kembali meja agar dapat digunakan kembali)

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, pengertian

american service adalah jenis pelayanan di restoran dimana makanan telah siap

diracik di atas piring dari dapur dan langsung disajikan kepada tamu.

Urutan pelayanan american service adalah sebagai berikut:

1. Menyambut tamu

2. Mempersilahkan tamu duduk

3. Menawarkan menu

4. Menuangkan air putih

5. Menghidangkan roti

6. Mencatat pesanan

7. Menyesuaikan peralatan sesuai menu yang dipesan (adjusment)

8. Menghidangkan hidangan pembuka (appetizer)

9. Clear up
23

10. Menghidangkan sup

11. Clear up

12. Menghidangkan wine sesuai jenis hidangan utama

13. Menghidangkan hidangan utama (main corse)

14. Clear up

15. Mengambil peralatan yang sudah tidak digunakan seperti: salt & pepper

shaker, astrey, b & b plate, butter spreader.

16. Melakukan crumbing down

17. Menyajikan hidangan penutup (dessert)

18. Clear up

19. Menyajikan teh atau kopi

20. Memberikan bill

21. Mengantar tamu keluar restoran

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang mendukung berhasilnya pembelajaran

dengan media yaitu:

1. Penelitian Ema Marleni (2017) yang berjudul “Pengembangan Media

Pembelajaran Pewarnaan Teknik Kering Mata kuliah Desain Busana di

SMK N 6 Yogyakarta” diambil pada bagian alur kerangka berfikir dengan

pengembangan dan beberapa penyesuaian dengan pemikiran peneliti.

2. Penelitian Feni Meilani (2017) yang berjudul “Pengembangan Komik

Jajanan Sehat untuk Anak SD” diambil pada bagian metode penelitian
24

yang digunakan yaitu metode penelitian Borg dan Galll yang sudah

disederhanakan oleh Tim Puslitjaknov.

3. Penelitian M. Hilmi Fathurrauf (2017) yang berjudul “Pengembangan

Media Pembelajaran Student Centered Learning Materi Pengaruh pH

Terhadap Zat Warna pada Mata kuliah Pengetahuan Bahan Makanan di

SMK N 4 Yogyakarta” diambil pada bagian instrumen dengan

mengembangkan dan disesuai dengan kebutuhan peneliti.

C. Kerangka Berfikir

Kegiatan belajar mengajar di dalam kelas sangat bergantung dengan

pengemasan materi oleh dosen. Partisipasi mahasiswa dalam berjalannya

pembelajaran sangat penting untuk memacu kreatifitas mahasiswa. Suatu kelas

akan menjadi aktif dan menyenangkan ketata hidangan proses pembelajaran

mengasikkan dan dianggap menarik oleh mahasiswa. Penggunaan media

pembelajaran sangat penting untuk membantu mahasiswa dalam memahami

sebuah materi. Bila mahasiswa sulit dalam memahami materi, nantinya akan

berpengaruh pada minat dan hasil belajar mahasiswa.

Berdasarkan pengamatan, saat mengajar tata hidang ada beberapa

kekurangan dalam media pembelajaran yang digunakan yaitu media hanya berupa

power point dan foto copy materi dan diberikan dengan cara ceramah. Sebenarnya

sarana dan prasarana sudah menunjang proses pembelajaran karena kurang

digunakan secara optimal membuat motivasi mahasiswa untuk belajar kurang.

Pengembangan pembelajaran western menu American service merupakan salah


25

satu alat bantu untuk lebih memahami pembelajaran tata hidang, western menu

American service juga memudakan mahasiswa dalam memahami materi.

Pengembangan pembelajaran ini merupakan salah satu cara

mengupayakan dan meningkatkan kemampuan dosen memiliki literasi tata hidang

untuk kepentingan pembelajaran serta mengupayakan dan meningkatkan mata

kuliah tata hidangan. Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan

sebelumnya, kemudian muncul ide untuk mengembangkan western menu

American service Berikut adalah bagan yang menggambarkan kerangka berfikir

penelitian ini.

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Berpikir

Produk American
Identifikasi Service Western
Masalah Menu
Hari 1:
Beets Salad
Squid dng saos
Chimichurri
Perlu dikembangkan materi Brainsed Beed Short
Western Menu American Rib Peningkatan
Service sesuai dengan Panna Cotta Pemahaman
Hari 2 :
kebutuhan belajar mahasiswa Mata Kuliah
Roasted Veggies
Skewers
Tata Hidangan
Chiken Apple Salad
Philly Sandwich
Churros
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development

(R&D). Menurut Sugiyono (2009: 407) metode penelitian Research and

Development yang selanjutnya akan disingkat menjadi R&D adalah metode

penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji

keefektifan produk tersebut. Produk tersebut tidak selalu benda atau perangkat

keras (hardwere), seperti buku, alat tulis, dan alat pembelajaran lainnya. Akan

tetapi, dapat pula dalam bentuk perangkat lunak (softwere).

Dalam pelaksanaan R&D, ada beberapa metode yang digunakan yaitu

metode deskriptif, eveluatif, dan eksperimental. Metode penelitian deskriptif

digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi yang

ada. Metode evaluatif digunakan untuk mengevaluasi proses uji coba

pengembangan suatu produk, dan metode eksperimental digunakan untuk menguji

keampuhan dari produk yang dihasilkan. Model yang biasa disebut dengan

penelitian dan pengembangan bertujuan untuk menghasilkan produk baru melalui

peroses pengembangan.

26
27

Menurut borg & Gall (2003: 569) penelitian dan pengembangan adalah

suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan produk-produk yang efektif

digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Sementara menurut Gay (1990:

10) penelitian dan pengembangan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

suatu produk yang efektif berupa material pembelajaran, media, strategi

pembelajaran untuk digunakan di sekolah, bukan untuk menguji teori.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

penelitian pengembangan dalam bidang pendidikan dan pembelajaran merupakan

model penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk

pendidikan dan pembelajaran untuk meningkatkan dan mengembangkan mutu

pendidikan dan pembelajaran secara efektif dan efisien. Penelitian ini

menggunakan metode penelitian Borg dan Galll yang sudah disederhanakan oleh

Tim Puslitjaknov (2008: 11) yaitu:

1. Melakukan analisis kebutuhan yang akan dikembangkan

2. Mengembangkan produk awal

3. Validasi ahli dan revisi

4. Uji coba lapangan skala kecil dan revisi produk

5. Uji coba lapangan skala besar dan produk akhir

B. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan ini merupakan langkah-langkah yang harus

dilakukan untuk mengambangkan suatu produk. Pengembangan western menu ini

melalui prosedur penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan

Galll yang sudah disederhanakan oleh Tim Puslitjaknov (2008: 11) yakni:
28

1. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan produk western menu pembelajaran American

Service ini diantaranya adalah mengkaji kurikulum dan melakukan

identifikasi kebutuhan produk. Berdasarkan tuntutan terhadap program

revitalisasi perguruan tinggi tentang penguatan literasi tata hidang peneliti

berupaya membuat media yang dibutuhkan. Western menu yang akan

dibuat berguna untuk mengupayakan dan memastata hidangan dosen

menerapkan proses pembelajaran jarak jauh atau daring menggunakan

perangkat tata hidang.

Berdasarkan hasil observasi ketersediaan media yang ada di jurusan

Pendidikan Bina Wisata / Perhotelan pada materi Tata Hidang khususnya

American Service western menu sudah ada, namun belum banyak dan

belum ada dikemas dalam suasana pembelajaran yang lebih berkembang.

Materi yang dipilih berdasarkan pertimbangan hasil analisis yang

dilakukan menunjukan bahwa masih terbatasnya media pembelajaran pada

materi tersebut.

Analisis kurikulum dan analisis lapangan bertujuan untuk

menyesuaikan media yang akan dikembangkan dengan kebutuhan dalam

kegiatan pembelajaran jarak jauh atau daring. Berdasarkan analisis

tersebut, mahasiswa memerlukan pengembangan penyampaian

pembelajaran yang menunjang kegiatan pembelajaran dengan lebih efektif.

Media pembelajaran dipilih pada materi western menu karena diharapkan

dapat disampaikan materi teori dan demonstrasi praktek dalam satu


29

kemasan yang ringkas dan jelas.

2. Mengembangkan Produk Awal

Mengembangkan produk awal media pembelajaran American Service

ini adalah dengan mengumpulkan materi-materi pelajaran hingga

penyusunan media. Adapun susunan atau rancangan pengembangan media

pembelajaran adalah sebagai berikut :

a. Mengumpulkan materi tentang American Service western menu

b. Membuat ringkasan dan naskah media penyampaian western menu

c. Pengambilan gambar media pembelajaran selam dua hari western

menu

d. Penyusunan media pembelajaran yang cocok digunakan.

e. Mengemas produk awal materi media pembelajaran kedalam CD

(Compack Disk) dan selanjutnya diunggah melalui chanel youtube

Pendidikan Bina Wisata / Perhotelan STIEPARI Semarang.

3. Validasi dan Revisi

Validasi merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan

media pembelajaran secara rasional lebih efektif atau tidak. Validasi media

pembelajaran American Service western menu ini dilakukan oleh ahli

materi dan ahli praktisi. Para validator berasal dari dosen Pendidikan Bina

Wisata / Perhotelan.

Revisi produk diperlukan ketata hidangan dalam proses validasi


30

ditemukan kekurangan pada media pembelajaran sehingga perlu untuk

diperbaiki kembali untuk dapat digunakan dalam proses uji lapangan. Bila

validator telah menyetujui media pembelajaran layak untuk digunakan

maka media tersebut digunakan dalam uji lapangan.

Gambar 3.1. Prosedur Validasi

4. Uji Coba Lapangan Skala Kecil

Uji lapangan skala kecil dilakukan pada 9 mahasiswa D3 Pendidikan

Bina Wisata / Perhotelan STIEPARI Semarang. Uji lapangan skala kecil

ini bertujuan untuk mengumpulkan pendapat mahasiswa mengenai

kekurangan serta pemahaman mahasiswa terhadap media pembelajaran

American Service western menu. Bila masih ada kekurangan akan

dilanjutkan pada tahap revisi.

5. Uji Coba Lapangan Skala Besar

Setelah uji coba skala kecil, selanjutnya dilakukan uji coba skala besar

yang dilakukan pada 44 mahasiswa D3 Bina Wisata / Perhotelan

STIEPARI Semarang untuk menentukan kelayakan media pembelajaran


31

American Service western menu. Perangkat yang digunakan untuk

mengumpulkan data berupa angket untuk mengumpulkan pendapat

mahasiswa tentang kelayakan penyampaian materi pembelajaran

American Service western menu yang disampaikan dalam kelas teori dan

praktek selama dua hari tersebut.

Gambar 3.2 Prosedur Pengembangan


Analisis
Kebutuhan Kurangnya litersi atau sumber belajar yang nyata
tentang American service western menu.
Pengembangan penyampain pembelajaran yang
dibutuhkan untuk perkulihan daring atau jarak jauh.

Perencanaan
Merancang materi yang akan disampaikan.
Mengumpulkan sumber materi American service
western menu

Membuat Story board materi


Pengembangan Membuat Video Pembelajaran
Produk
Membuat Ringkasan dari proses memasak menu
hingga penyajian western menu secara american

Kelayakan Produk

Ahli Materi
Ahli Praktisi

Uji coba lapangan sekal kecil dan


revisi

Uji coba lapangan sekala besar dan


revisi
32

C. Sumber Data/Subjek Penelitian

Subjek data dalam penelitian ini adalah mahasiswa D3 Bina Wisata /

Perhotelan Mahasiswa tersebut digunakan untuk uji coba kelompok skala kecil

dan skala besar. Uji coba skala kecil melibatkan 9 mahasiswa S1 Pendidikan Bina

Wisata / Perhotelan angkatan 2020 yang dipilih secara acak. Uji coba skala besar

dilakukan kepada 44 mahasiswa D3 Bina Wisata / Perhotelan

D. Metode dan Alat Pengumpulan Data

1. Metode Pengumpul Data

Metode pengumpulan data merupakan langkah utama dalam

penelitian, dengan maksud untuk mendapatkan data yang akurat dan dapat

dipertanggung jawabkan. Menurut Sugiyono (2012: 309) ada empat

macam metode pengumpulan data yaitu: observasi, wawancara,

dokumentasi, dan gabungan/triangulasi. Mengacu pada Sugiyono metode

pengumpulan data dilakukan bertahap antara lain:

a. Observasi

Observasi bertujuan untuk mengetahui keadaan awal

dilapangan. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

melakukan pengamatan secara langsung tentang keadaan tempat

yang akan digunakan sebagai tempat penilaian kelayakan produk

American service western menu. Keadaan sekolah yang diamati

adalah fasilitas yang dimiliki, model pembelajaran yang digunakan

dan karakteristata hidang mahasiswa sebagai subjek penelitian.


33

Sehingga didapat pertimbangan dalam proses pengembangan media

pembelajaran yang dibutuhkan.

b. Angket

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 128) angket merupakan

daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud

agar orang yang diberi respon sesuai dengan permintaan pengguna.

Menurut cara menjawabnya bentuk angket ada 2 yaitu angket

terbuka dan angket tertutup. Angket terbuka adalah responden diberi

kesempatan untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri, sedangkan

angket tertutup adalah responden tinggal memilih jawaban tersedia

yang termasuk dalam angket tertutup adalah angket pilihan ganda,

isian, checklist, rating scale.

2. Alat Pengumpulan Data (Instrumen)

Alat pengumpulan data/instrumen penelitian adalah suatu alat yang

digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun untuk mengukur

fenomena sosial yang diamati (Sugiyono, 2012: 148). Alat pengumpul data

atau instrumen penelitian adalah fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya

lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga

mudah diolah (Suharsimi Arikunto,2013: 160). Instrumen penelitian yang

digunakan pada penelitian ini adalah angket.

Angket atau kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan secara


34

tertulis kepada responden untuk dijawab. (Sugiyono, 2012: 142).

Angket digunakan sebagai instrumen penelitian untuk mengetahui

kelayakan suatu media pembelajaran. Angket ini bertujuan untuk

mengevaluasi media pembelajaran sebelum disebarluaskan.

Angket yang digunakan meliputi angket ahli media, ahli materi, dan

calon pengguna (mahasiswa). Angket ini berisi tentang aspek-aspek untuk

menilai apakah media pembelajaran yang dikembangkan ini layak atau

tidak. Instrumen untuk ahli materi ditinjau dari karakteristata hidang

media, materi dan manfaatnya. Sedangkan untuk ahli media ditinjau dari

audio, visual dan manfaatnya. Instrumen angket untuk calon pengguna

ditinjau dari karakteristata hidang media, materi, audio visual dan

manfaatnya.

Tabel 3.1. Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Kelayakan Ahli Materi


Aspek No Jumlah
No indikator
Penilaian butir butir
1 Karakteristik Sesuai dengan tujuan 1 1
western menu pembelajaran
American service Sesuai dengan karakteristata 2 1
hidang mahasiswa
Sesuai dengan gaya belajar 3 1
mahasiswa
Sesuai dengan fasilitas yang 4 1
ada
Kejelasan pesan 5 1
User friendly 6 1
Stand alone 7 1
2 Materi Sesuai dengan materi 8 1
Sesuai dengan teori 9 1
Mendukung materi pelajaran 10-11 2
Representasi isi 12 1
Kedalaman materi 13 1
3 Manfaat Membantu proses pembelajaran 14 1
Memperjelas materi 15 1
35

Meningkatkan motivasi belajar 16 1


Memberikan pengalaman 17 1
Mengatasi keterbatasan ruang, 18-20 3
waktu, dan tenaga.
Total 20
Sumber: M. Hilmi (2017:48)
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Kelayakan Ahli

Aspek No Jumlah
No indikator
Penilaian butir butir
1 Suara Pengguanaan bahasa 1 1
Penggunaan sound effect 2 1
Kejelasan suara 3 1
Pengucapan dan intonasi suara 4 1
2 Visual Kualitas media 5 1
Keterbacaan teks 6 1
Format teks 7-8 2
Pencahayaan 9 1
Penggunaan animasi 10 1
Penyaji (presenter) 11 1
Demonstrasi 12 1
Durasi penyampaian 13-14 2
3 Manfaat membantu pemahaman dalam 15 1
pembelajaran
Tepat sasaran 16 1
Praktis 17 1
Media belajar efektif 18 1
Meningkatkan motivasi 19 1
Dapat digunakan secara klasikal 20 1
Total 20
Sumber: M. Hilmi (2017:48)
36

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Kelayakan oleh Mahasiswa


Aspek No Jumlah
No Indikator
Penilaian butir butir
1 Karateritik Sesuai dengan tujuan pembelajaran 1 1
western menu
American
service Sesuai dengan karakteristata hidang 2 1
mahasiswa
Sesuai dengan gaya belajar 3 1
mahasiswa
Sesuai dengan fasilitas yang 4 1
ada
2 Materi Sesuai dengan materi pembelajaran 5 1

Sesuai dengan teori 6 1


Mendukung materi pelajaran 7-8 2
Representasi isi 9 1
3 Suara dan Kualitas penyampaian 10 1
Visual
Keterbacaan teks 11-12 2
Pengguanaan bahasa 13 1
Kejelasan suara 14-15 2
Musik 16 1
Demonstrasi 17 1
Durasi penyampaian 18-19 2
4 Manfaat Membantu proses pembelajaran 20 1
Meningkatkan motivasi belajar 21 1
Memperjelas materi 22 1
Memberikan pengalaman 23 1
Praktis dan fleksibel 24 1
Media belajar efektif 25 1
Total 25
Sumber : M. Hilmi (2017:49)
37

E. Validitas Instrumen

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen. Validitas instrumen mengacu pada sejauh mana suatu

instrumen dalam menjalankan fungsi. Instrumen dikatakan valid jika instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengikur apa yang hendak diukur (Sugiyono,

2007:363). Uji validitas dilakukan dengan pengujian validitas konstruk dari para

ahli (expert judgement).

Pengujian validitas konstruk mengacu pada sejauh mana instrumen

tersebut mengukur konsep dari teori yang menjadi dasar dalam penyusunan

instrumen. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket. Instrumen

tersebut akan melewati pengujian validitas kostruk dari para ahli (expert

judgement).

Tahapannya adalah mahasiswa menyerahkan proposal penelitian beserta

kisi-kisi angket. Para ahli (expert judgement) kemudian memeriksa dan

memperbaikinya, apabila masih kurang tepat instrumen harus direvisi kembali

hingga layak digunakan sebaai angket. Para ahli (expert judgement) merupakan

Dosen Pendidikan Bina Wisata / Perhotelan STIEPARI Semarang.

Tabel 3.4. Hasil validasi instrumen oleh ahli (expert judgement)


Nomor
Butir Soal Revisi
Soal
Media pembelajaran tepat Media pembelajaran tepat digunakan
16
sasaran untuk mahasiswa
Media pembelajaran Media pembelajaran American Service
17 American Service sangat sangat praktis untuk digunakan dalam
praktis untuk digunakan pembelajaran mandiri maupun dikelas
38

F. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan untuk mengetahui pengembangan western

menu pembelajaran American Service western menu ini adalah metode deskriptif.

Menurut Sugiyono (2007:29), analisis deskriptif dilakukan untuk mendeskripsikan

atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau

populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan

yang berlaku untuk umum.

Analisis kelayakan media penyampaian pembelajaran ini menggunakan

analisis deskriptif yang dipaparkan oleh sugiyono (2007:176) yaitu dengan

menentukan skor ideal, yaitu skor yang ditetapkan dengan asumsi bahwa setiap

responden pada setiap pernyataan menjawab dengan skor tertinggi. Selanjutnya

untuk menjawab rumusan masalah, dapat dilakukan dengan cara membagi jumlah

skor hasil penelitian dengan skor ideal. Analisis tersebut dapat digambarkan

dengan rumusan sebagai berikut:

skor yang diperoleh


Kelayakan ( % )= ×100 %
skor ideal

Setelah penyajian dalam bentuk persentase, langkah selanjutnya adalah

mendeskripsikan dan menyimpulan tentang masing-masing indikator dengan

kriteria sebagai berikut :

Tabel 3.5. Kriteria Penilaian kelayakan Media Pembelajaran American Service


Persentase pencapaian Skala nilai Interpretasi
76-100% 4 Sangat Layak
56-75% 3 Layak
40-55% 2 Cukup
0-39% 1 Kurang Layak
Sumber : Suharsimi (2013: 244)
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Uji Coba

Penelitian ini merupakan jenis penelitian research and development

(R&D), yang bertujuan untuk menghasilkan produk media pembelajaran berupa

Media Pembelajaran American Service. Model pengembangan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah model pengembangan dari Borg and Gall yang telah

disederhanakan oleh Tim Puslitjaknov dan disesuaikan dengan pedoman

penyusunan tugas akhir skripsi D3 Bina Wisata / Perhotelan STIEPARI

Semarang.

Media Pembelajaran American Service diujikan di jurusan D3 Bina

Wisata / Perhotelan STIEPARI Semarang. STIEPARI Semarang sebagai

Perguruan tinggi yang mencetak mahasiswa berwawasan global memiliki peran

penting agar nantinya para mahasiswa calon praktisi pariwisata memahami dan

memiliki literasi tata hidang yang lengkap dan mumpuni, serta diharapkan dapat

menerapkan proses pembelajaran jarak jauh seperti yang diharapkan dari program

revitalisasi perguruan tinggi.

Uji lapangan skala kecil dilakukan pada 9 mahasiswa Program Studi

Pendidikan Bina Wisata / Perhotelan angkatan 2020 STIEPARI Semarang. Uji

lapangan skala besar dilakukan pada 43 mahasiswa Program Studi Bina Wisata /

Perhotelan angkatan 2020. Pengembangan Media Pembelajaran American Service

melalui beberapa tahapan yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

39
40

1. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan yang dilakukan adalah mengkaji kurikulum dan

mengidentifikasi kebutuhan produk. Analisis kebutuhan produk dilakukan

observasi. Observasi dilakukan dengan melihat ketersediaan media dan

sarapan prasarana yang ada di jurusan Pendidikan Bina Wisata /

Perhotelan khususnya untuk materi tata hidang.

Kurikulum yang digunakan di jurusan Pendidikan Bina Wisata /

Perhotelan STIEPARI. Dengan mengacu pada program revitalisasi

perguruan tinggi, yang menuntut dosen memiliki literasi memadai

terutama dalam hal ini Tata Hidang yang akan digunakan dalam

pembelajaran tatap muka dikelas maupun daring dan jarak jauh, maka

mahasiswa memerlukan media pembelajaran yang efektif berupa

penyampaian yang lebih jelas dan berkembang, salah satunya adalah

media pembelajaran tentang American Service dengan western menu.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di jurusan Pendidikan

Bina Wisata / Perhotelan STIEPARI menunjukan bahwa sudah terdapat

fasilitas yang dapat digunakan. Serta dilihat dari kemajuan teknologi yang

ada, setiap mahasiswa memiliki fasilitas untuk mengoperasikan media

karena nantinya media ini akan diunggah melalui chanel youtube

Pendidikan Bina Wisata / Perhotelan STIEPARI Semarang, sehingga

mahasiswa dengan mudah dapat melihat media pembelajarn American

Service western menu ini.


41

2. Pengembangan Produk Awal

Setelah masalah teridentifikasi dan ditemukannya ide untuk

membuat western menu pembelajaran American Service western menu,

maka langkah selanjutnya dalam pengembangan media pembelajaran ini

adalah sebagai berikut :

a. Mengumpulkan Materi Tentang American Service western menu

Acuan penyusunan media pembelajaran American Service adalah

silabus Tata Hidang Pendidikan Bina Wisata / Perhotelan , sedangkan

materi didapat dari buku maupun artikel tentang tata hidang.

Tabel 4.1. Daftar Sumber Materi American Service

Judul Buku/Artata hidangel Penulis


Sumber Buku :
1. Restoran Jilid 3 Prihastuti Ekawatiningsih, dkk.
2. Professional Waiter Marsum Widjojo

b. Membuat Naskah Dan Story Board Media Pembelajaran

Setelah materi terkumpul, langkah selanjutnya adalah pembuatan

sinopsis cerita yang disesuaikan silabus dan materi bahan ajar. Kemudian

dirancanglah story board yang berisi dialog dan rancangan situasi yang

akan digambarkan dalam media pembelajaran.

c. Penyusunan Media Pembelajaran

Setelah dilakukan proses pengambilan media, proses selanjutnya

adalah proses penysunan media pembelajaran. Proses penyusunan media

dan edit media pembelajaran dilakukan oleh crew dari Lab Media

pembelajaran disusun sesuai dengan urutan yang telah dibuat pada story

board. Pada proses ini dilakukan editing media seperti proses


42

menghaluskan suara, proses penambahan teks pada percakapan dan proses

penambahan efek-efek yang dibutuhkan.

d. Pengenalan Produk

Produk disajikan dan dikemas dalam bentuk media penyampaian

mata kuliah tata hidang. Media pembelajaran ini juga bisa dikemas dalam

bentuk CD (Compack Disk) untuk dilampirkan saat proses validasi dan

selanjutnya diunggah melalui chanelyoutube Pendidikan Bina Wisata /

Perhotelan STIEPARI Semarang.

3. Validasi dan Revisi

Media pembelajaran yang telah diproduksi selanjutnya diujikan

melalui validasi oleh para ahli, yaitu ahli materi dan ahli media. Uji

kelayakan media pembelajaran American Service western menu dilakukan

oleh dosen ahli media dan dosen ahli materi. Hasil validasi penelitian ini

adalah sebagai berikut :

a. Validasi Ahli Materi

Validasi ahli materi dilakukan untuk menguji kelayakan media

pembelajaran American Service western menu ditinjau dari aspek materi.

Materi dalam media pembelajaran American Service western menu

divalidasikan kepada ahli materi tata hidang yaitu yang merupakan dosen

di jurusan Pendidikan Bina Wisata / Perhotelan STIEPARI Semarang.

Hasil validasi diperoleh dengan memberikan media pembelajaran

American Service, kisi-kisi instrument, dan instrument penelitian kepada

ahli materi. Selanjutnya, ahli materi memberikan penilaian terhadap media


43

tersebut, kemudian memberikan saran dan masukan untuk perbaikan atau

revisi. Setelah revisi dan telah sesuai dengan saran yang diberikan ahli

materi, selanjutnya ahli materi memberikan penilaian pada lembar

penilaian yang telah disiapkan.

b. Validasi Ahli Penyampaian pengembangan dan media

Validasi ahli dilakukan untuk menguji kelayakan pembelajaran

American Service western menu ditinjau dari aspek media. Western menu

pembelajaran American Service divalidasikan kepada ahli dari kampus

yang merupakan dosen di jurusan Pendidikan Bina Wisata / Perhotelan

STIEPARI.

Hasil validasi diperoleh dengan memberikan media pembelajaran

American Service western menu, kisi-kisi instrument, dan instrument

penelitian kepada ahli. Selanjutnya, ahli memberikan penilaian terhadap

penyampaian tersebut, kemudian memberikan saran dan masukan untuk

perbaikan atau revisi. Setelah revisi dan telah sesuai dengan saran yang

diberikan ahli media, selanjutnya ahli memberikan penilaian pada lembar

penilaian yang telah disiapkan.

4. Uji Coba Lapangan Skala Kecil

Uji coba lapangan skala kecil dilakukan setelah media pembelajaran

selesai divalidasi oleh ahli materi dan ahli media. Uji coba lapangan skala

kecil bertujuan untuk mengantisipasi kesalahan yang mungkin terjadi serta

menganalisis kendala yang mungkin dihadapi dan berusaha mengurangi

kendala tersebut pasa uji coba skala besar. Uji coba lapangan skala kecil
44

dalam penelitian ini melibatkan 9 mahasiswa. Kegiatan uji coba lapangan

skala kecil dilakukan dengan menampilkan media pembelajaran American

Service western menu menggunakan laptop. Data diperoleh dengan

memberikan angket kepada mahasiswa. Angket berisi 25 butir soal. Data

yang diperoleh kemudian dianalisi dan dievaluasi untuk dilakukan revisi

terhadap produk jika diperlukan. Berdasarkan uji coba lapangan skala kecil

telah dilakukan pada 9 mahasiswa D3 Pendidikan Bina Wisata /

Perhotelan angkatan 2020 media dinyatakan layak sehingga dapat

dilanjutkan ke tahap uji coba lapangan skala besar.

5. Uji Coba Lapangan Skala Besar

Uji coba lapangan skala besar pada penelitian ini melibatkan 43

mahasiswa. Kegiatan uji coba lapangan skala besar dilakukan dengan

menampilkan media pembelajaran American Service menggunakan laptop,

secara berkelompok 2-4 mahasiswa. Data diperoleh dengan memberikan

angket kepada mahasiswa. Angket berisi 25 butir soal. Data yang

diperoleh kemudian dianalisi dan dievaluasi untuk dilakukan revisi

terhadap produk jika diperlukan. Berdasarkan uji coba skala besar yang

telah dilakukan pada 44 mahasiswa D3 Bina Wisata / Perhotelan angkatan

2020, dari pengisian angket yang dilakukan terdapat beberapa saran dan

komentar yang diberikan responden. Berdasarkan penghitungan data dari

uji coba lapangan skala besar, media pembelajaran American Service

nwestern menu dinyatakan layak sehingga pengembangan pembelajaran


45

yang dihasilkan merupakan produk jadi berupa pengembangan materi

penyampaian American service western menu.

B. Analisis Data

1. Validasi Oleh Ahli Materi

Validasi materi dilakukan oleh dosen materi Pendidikan Bina Wisata

/ Perhotelan berikut data dari ahli media:

Tabel 4.2. Hasil Validasi Ahli Materi


No Aspek Penilaian Skor % Kategori

1 Karateristik Penyampaian 4 57 Layak


2 Materi 3 75 Layak
3 Manfaat 3 75 Layak
Rerata 69 Layak
Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh ahli materi

menunjukan bahwa dalam aspek penilaian karakteristik penyampaian

mencapai 57% dikategorikan layak, aspek penilaian materi mencapai 75%

dikategorikan layak dan aspek penilaian manfaat mencapai 75% masuk

dalam kategori layak. Sehingga diperoleh rerata 69% dan dapat disimpulan

bahwa menurut validator materi American service western menu yang

digunakan masuk dalam kategori layak.

2. Validasi Ahli Media

Validasi media dilakukan oleh dosen media Pendidikan Bina

Wisata / Perhotelan berikut data dari ahli media:


46

Tabel 4.3. Hasil Validasi Ahli Media


No Aspek Penilaian Skor % Kategori
1 Suara 3 75 Layak
2 Visual 3 60 Layak
3 Manfaat 3 50 Cukup
Rerata 62 Layak
Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh ahli materi

menunjukan bahwa dalam aspek penilaian suara mencapai 75%

dikategorikan layak, aspek penilaian visual mencapai 60% dikategorikan

layak dan aspek penilaian manfaat mencapai 50% masuk dalam kategori

cukup. Sehingga diperoleh rerata 62% dan dapat disimpulan bahwa

menurut validator media yang dibuat masuk dalam kategori layak.

Adapun saran dari ahli media adalah sebagai menambahkan

keterangan pada setiap bagian pendekatan saintifik (5M) dalam media

pembelajaran.

3. Hasil Uji coba lapangan skala kecil

Produk yang telah mengalami revisi, kemudian dibuat produk jadi

lalu diuji cobakan dalam kelompok kecil berjumlah 9 orang mahasiswa

Program D3 Studi Pendidikan Bina Wisata / Perhotelan angkatan 2020

Hasil dari uji coba yang dilakukan oleh mahasiswa adalah sebagai berikut:
47

Tabel 4.4. Hasil Uji Coba Lapangan Skala Kecil


No Aspek Skor % Kategori

1 Karakteristata hidang Media 3 63 Layak


2 Materi 4 78 Sangat Layak
3 Suara dan penggambaran 3 68 Layak
4 Manfaat 3 68 Layak
Rerata 69 Layak

Hasil uji coba lapangan skala kecil menunjukan bahwa

pengembangan penyampaian pembelajaran American Service western

menu layak digunakan. Maka kegiatan penelitian dapat dilanjutkan untuk

uji coba lapangan skala besar.

4. Hasil Uji coba lapangan skala besar

Uji coba lapangan skala besar dilakukan pada 43 orang mahasiswa

Program Studi Bina Wisata / Perhotelan angkatan 2020. Dari uji coba

kelayakan maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.5. Hasil Uji Coba Lapangan Skala Besar


No Aspek Skor % Kategori
1 Karakteristata hidang Media 3 75 Layak
2 Materi 4 75 Layak
3 Suara dan Penggambaran 3 68 Layak
4 Manfaat 4 79 Sangat Layak
Rerata 74 Layak
48

Hasil uji coba lapangan skala besar menunjukan bahwa penyampaian

pembelajaran American Service western menu layak digunakan. Adapun

saran dari responden adalah durasi penyampaian sedikit dikurangi agar

tidak bosan.

C. Kajian Produk

Hasil dari pembuatan media pembelajaran yang telah dikembangkan

adalah media pembelajaran American Service western menu. Media pembelajaran

ini sebagai upaya pemenuhan program revitalisasi perguruan tinggi dimana dosen

dituntut memiliki literasi tata hidang yang memadai untuk kepentingan mengajar,

terutama pada proses pembelajaran daring atau jarak jauh. Isi materi dari

penyampaian pembelajaran ini disesuaikan dengan kurikulum dan mengacu pada

silabus yang ada. Silabus yang digunakan adalah silabus Tata Hidang D3

STIEPARI Semarang, namuteri ini juga tercantum dalam silabus sehingga

nantinya media pembelajaran ini juga dapat digunakan di perguruan tinggi

Media pembelajaran American Service western menu disajikan dan

dikemas dalam bentuk media penyampaian. Media pembelajaran ini diunggah

melalui chanel youtube Pendidikan Bina Wisata / Perhotelan STIEPARI

Semarang, sehingga diharapkan mahasiswa dapat dengan mudah mengakses

media tersebut untuk digunakan sebagai media belajar dimana saja dan kapan saja

menggunakan smartphone yang dimiliki.

Western menu ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam belajar

dan menyelesaikan tugas tata hidang pada materi American Service.


49

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan bertujuan untuk mengembangakan media

pembelajaran dan uji tingkat kelayakannya. Pengembangan media pembelajaran

dibuat dengan menggunakan model pengembangan dari Borg and Gall yang telah

disederhanakan oleh Tim Puslitjaknov, dengan model tersebut dapat dihasilkan

media pembelajaran yang baik dan layak untuk digunakan.

Tahapan pertama dalam penelitian ini adalah melakukan analisis

kebutuhan, dan di dapatkan informasi mengenai media yang dibutuhkan

berdasarkan observasi yang dilakukan. Sarana dan prasarana yang ada juga

mendukung, seperti ketersediaan fasilitas yang dimiliki jurusan D3 Bina wisata

dan mahasiswa itu sendiri. Dari hasil observasi fasilitas yang dimiliki jurusan

sangat mendukung, seperti jurusan memiliki LCD beserta proyektor disetiap

ruang pembelajaran teori, jurusan juga memiliki ruang komputer yang dapat

digunakan untuk pembelajaran dengan media yang telah dibuat oleh peneliti.

Observasi yang dilakukan dengan mengamati mahasiswa juga menunjukan

bahwa mahasiswa memiliki media berupa smartphone dan laptop yang dapat

digunakan untuk menjalankan media yang telah dibuat oleh peneliti.

Media pembelajaran yg dibutuhkan harus relevan dengan kurikulum yang

diharapkan membuat mahasiswa berperan aktif, inovatif,kreatif serta mandiri.

Media pembelajaran juga disesuaikan dengan silabus yang ada. Silabus yang

dikaji merupakan silabus tata hidang, materi yang dikembangkan lebih spesifik

pada materi pelayanan American Service western menu. Materi yang ditampilkan

berupa urutan proses pelayanan American Service western menu dari mulai
50

penyambutan tamu, menghidangkan giliran makan, hingga proses mengantar tamu

keluar dari restoran.

Urutan yang dilakukan dalam pengembangan media adalah sebagai

berikut:

1) Membuat story board

Story board nantinya akan mencakup bagaimana kondisi dan situasi

yang harus diciptakan saat pembuatan media serta berisi juga dengan

percakapan antar pemeran. Story board dibuat seluwes mungkin agar dapat

dengan mudah dimengerti dan diwujudkan oleh para pemeran. Kesulitan

dalam membuat story board adalah dalam hal pemilihan kata, pemilihan

kata harus tepat agak percakapan tidak berkesan kaku. Dilakukan revisi

beberapa kali dalam pembuatan story board sampai akhirnya mendapatkan

hasil yang pas seperti yang diinginkan peneliti.

2) Mencari rekanan

Peneliti memilih rekanan Restaurant karena peneliti ingin

memberikan gambaran nyata kepada penggolahan western menu

bagaimana restoran yang ada di hotel. Peneliti ingin memberikan suasana

restoran secara nyata.

Tahap selanjutnya adalah tahap validasi dan revisi, pada tahap ini

media pembelajaran divalidasi oleh para ahli yaitu ahli materi dan ahli

media. Validasi yang pertama dilakukan oleh ahli materi dengan

memberikan angket penilaian serta media yang telah jadi. Validasi yang ke

2 dilakukan oleh ahli media dengan proses yang sama dengan ahli materi,
51

dalam proses validasi yang ke 2 terdapat saran yang diberikan oleh ahli

media yaitu dengan menambahkan keterangan 5M (mengamati, menanya,

mengumpulkan data, mengasosiasi/mengolah dan mengkomunikasikan)

pada masing-masing bagian yang dimaksud. Setelah mendapatkan saran

dan masukan dari ahli media, peneliti melakukan editing seperti saran

yang telah diberikan, agar penyampaian menjadi sempurna dan siap untuk

diujikan.

Pengujian lapangan dilakukan dalam 2 tahap yaitu uji coba lapangan

skala kecil dilanjutkan dengan uji coba lapangan skala besar. Pada uji coba

lapangan skala kecil dilakukan kepada 9 orang mahasiswa yaitu 9 orang

mahasiswa S1 Pendidikan Bina Wisata / Perhotelan angkatan 2020.

Pengujian skala lapangan skala kecil dilakukan diharipengolahan masakan

western menu selam dua hari berselang dengan adanya dokumentasi dan

pemotretan.

Uji coba lapangan skala besar dilakukan kepada 43 mahasiswa yaitu

43 orang mahasiswa D3 Bina Wisata / Perhotelan angkatan 2020

Pengujian dilakukan bebarengan dengan kegiatan kuliah tata hidang

dimana mahasiswa melakukan kegiatan membuka usaha berupa usaha

tempat makan sehingga pengambilan data harus dilakukan setelah kegiatan

selesai.

Uji coba dilakukan sebanyak dua kali diharapkan untuk

mendapatkan hasil berupa western menu pembelajaran yang layak untuk

digunakan sebagai media pembelajaran. Media yang telah dinyatakan


52

layak untuk digunakan sebagai media belajar setelah dilakukan proses

validasi oleh para ahli yang kompeten dibidangnya masing-masing.


53

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka

dapat disimpulkan bahwa:

1. Pengembangan media pembelajaran American Service western menu

dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu a) analisis kebutuhan,dengan

melakukan analisis kurikulum dan observasi ketersediaan sarana dan

prasarana; b) pengembangan produk awal, yang terdiri dari pengumpulan

materi makanan tentang American Service, western menu membuat naskah

dan story board pengembangan pembelajaran, pengambilan gambar media

pembelajaran, penyusunan media pembelajaran, serta pengemasan produk,

c) validasi dan revisi dilakukan oleh ahli materi dan ahli media, d) uji coba

lapangan skala kecil, melibatkan 9 mahasiswa dengan menggunakan

angket 25 butir soal; e) uji coba lapangan skala besar, melibatkan 44

mahasiswa dengan menggunakan angket 25 butir soal.

2. Hasil penilaian kelayakan media pembelajaran American Service western

menu untuk mata kuliah tata hidang oleh ahli materi menunjukkan bahwa

secara keseluruhan tingkat kelayakan adalah 69% dan termasuk dalam

kategori layak, sedangkan menurut ahli media, tingkat kelayakan

pengembangan pembelajaran American Service western menu untuk mata

kuliah tata hidang adalah 62% yang termasuk kategori layak.

53
54

Uji coba lapangan skala kecil menunjukkan tingkat kelayakan media

pembelajaran american service untuk mata kuliah tata hidang adalah 69%,

dan hasil dari uji coba lapangan skala besar memperoleh hasil 74%

termasuk kategori layak. Dari hasil beberapa kali pengujian dapat

disimpulkan bahwa pengembangan media pembelajaran American Service

western menu dinyatakan layak untuk digunakan sebagai media

pembelajaran yang telah mengalami pengembangan.

B. Keterbatasan Produk

Selama proses pembuatan pengembangan American service western menu

terdapat beberapa hambatan atau keterbatasan yang dilalui yakni:

1. Materi yang disajikan pada media pembelajaran hanyalah sebagian kecil

dari materi utama yaitu pelayanan makanan di restoran pada Mata kuliah

Tata Hidang.

2. Produk merupakan media yang diunggah ke situs YouTube, sehingga

membutuhkan smartphone dan kuota internet untuk dapat mengaksesnya.

3. Proses pengolahan selama dua hari dirasa masih kurang untuk lebih

menjelaskan secara lebih lanjut untuk pengembangan yang beraneka

ragam kreativitas mahasiswa.

C. Pengembangan Produk Lebih Lanjut

1. Produk media pembelajaran American Service wesytern menu untuk mata

kuliah tata hidang pada program studi bina wisata bisa dikembangkan lagi

untuk materi lain.

2. Produk media yang telah dibuat lebih disempurnakan kembali sehingga


55

dapat digunakan sebagai media e-learning perkulihan daring dan

sebagainya.

D. Saran

Pengembangan pembelajaran American Service western menu sebaiknya

dilanjutkan hingga tahap efektivitas, untuk mengetahui manfaat media dalam

proses pembelajaran jarak jauh atau daring dan efektifitas praktek yang dilakukan

setiap mahasiswa mengingat kemampuan mereka yang berbeda beda.


DAFTAR PUSTAKA

Agus Mertayasa, I Gede. (2012). Food and Beverage Service Operational.

Yogyakarta: Andi

. (2017). Panduan Pendampingan Revitalisasi SMK. Jakarta:

Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi , Direktorat Jenderal Pendidikan

Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Arief S. Sadiman. et al. (2009). Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan,

dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers.

Azhar Arsyad. (2002). Manfaat Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada

Press.

Azhar Arsyad. (2004). Pengertian Media VCD. Jakarta: Gaung Persada Press.

Azhar Arsyad. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Borg &Gall. (2003). Pengertian Penelitian dan Pengembangan. Jakarta: Rineka

Cipta.

Cheppy Riyana. (2007). Western menu Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada

Press. Cheppy Riyana. (2007). Karakteristata hidang Western menu

Pembelajaran. Jakarta: Gaung

Persada Press.

Cheppy Riyana. (2007). Pedoman Pengembangan Western menu. Jakarta: P3AI

Universitas Pendidikan Indonesia.

56
Daryanto. (2010). Keunggulan Western menu. Bandung: Alfabeta.

Daryanto. (2011). Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting dalam

Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Ghava Media.

Ema Marleni (2017). Pengembangan Media Pembelajaran Pewarnaan Teknik

Kering Mata kuliah Desain Busana di SMK N 6 Yogyakarta. Skripsi.

UNY.

Feni Meilani. (2017). Pengembangan Komik Jajanan Sehat untuk Anak SD.

Skripsi.UNY

Gay. (1990). Pengertian Penelitian dan Pengembangan. Bandung: Alfabetan.

Hujair AH. Sanaky. (2013). Media pembelajaran interktif- Inovatif.

Yogyakarta: kaukaba Dipantara.

Imam Mustholiq, Sukir, Ariade Chandra N. (2007). Pengembangan Media

Pembelajaran Interaktif Berbasis Multimedia Pada Mata Kuliah Dasar

Listrik. Jurnal PTK UNY.

M.Hilmi Fathurrauf. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran Student

Centered Learning Materi Pengaruh pH Terhadap Zat Warna Pada Mata

kuliah Pengetahuan Bahan Makanan di SMK N 4 Yogyakarta. Skripsi.

UNY

Marsum Widojo. (2016). Professional Waiter. Yogyakarta: Penerbit Andi.

57
Muhammad Munir. (2013). Analisis Pengembangan Media Pembelajaran

Pengolahan Angka (Spreadsheet) Berbasis Media Screencast. Jurnal PTK

UNY.

Munir. (2013). Multimedia: Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung:

Alfabeta.

Nana Sudjana & Ahmad Rivai. (2001). Media Pembelajaran. Bandung: Sinar

Baru Algensindo.

Oemar Hamalik. (2002). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algesindo.

Prihastuti, E., Kokom, K. & Sutriyati, P. (2008). Restoran Jilid 3. Jakarta:

Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi , Direktorat Jenderal Manajemen

Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Rayandra Asyhar. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta:

Referensi.

Rudi Susilana dan Cheppy Riyana. (2007). Media Pembelajaran. Bandung: CV

Wacana Prima.

Rudi Susilana & Cepi Riyana. (2008). Media Pembelajaran. Bandung: Jurusan

Kurtakpend FIP UPI.

Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer (mengembangkan

Profesionalisme Dosen Abad 21). Bandung: Alfabeta.

Sudrajat. (2011). Fungsi Media Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

58
Sugiyono. (2007). Statistata hidanga untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Tindakan Pendekatan Kualitatif,

Kuantuitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Sukiman (2012). Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogja.

Sukoco, Sutiman, Muhkamad wakid. (2014). Pengembangan Media

Pembelajaran

Interaktif Berbasis Komputer untuk Mahasiswa Mata kuliah Teknik Kendaraan

Ringan. Jurnal PTK UNY.

Sungkono. (2003). Pengertian Media. Jakarta: Gaung Persada Press.

Tim Puslitjaknov. (2008). Metode Penelitian Pengembangan. Jakarta: Pusat

Penelitian dan inovasi Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan

Departemen Pendidikan Nasional.

Yudhi Munadi. (2013). Media Pembelajaran:Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta:

Referensi.

59

Anda mungkin juga menyukai