Makalah E-Leraning Bhs Indonesia

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“E-LEARNING PADA MASA PANDEMI COVID-19”

Disusun Oleh :
MUH MAHFUD B
NIM 043140401

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM, ILMU SOSIAL, DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ MAJENE
KATA PENGANTAR

Penulis bersyukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufiq,dan


karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah kebidanan “E-
Learning pada masa pandemic Covid-19” dengan baik. Makalah ini, dapat
diselesaikan dengan baik karena dukungan dan partisipasi berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut
membantu terselesaikannya makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu per-
satu.
Penulis menyadari bahwa tiada sesuatu yang sempurna di dunia ini,
begitupun makalah yang telah penulis buat, baik dalam hal isi maupun
penulisannya. Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
sebagai sumbangan pemikiran kecil bagi kemajuan ilmu pengetahuan, baik di
Universitas Terbuka.

Penulis

Muh.Mahfud B

ii
DAFTAR ISI

JUDUL .........................................................................................................................................
KATA PENGANTAR ................................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................
BAB III PENUTUP .....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Penyebaran pandemi virus corona atau COVID-19 telah


memberikan tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan di
Indonesia. Untuk mengantisipasi penularan virus tersebut pemerintah
mengeluarkan kebijakan seperti social distancing, physical distancing,
hingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Kondisi ini
mengharuskan masyarakat untuk tetap diam di rumah, belajar, bekerja,
dan beribadah di rumah. Akibat dari kebijakan tersebut membuat sektor
pendidikan seperti sekolah maupun perguruan tinggi menghentikan
proses pembelajaran secara tatap muka. Sebagai gantinya, proses
pembelajaran dilaksanakan secara daring yang bisa dilaksanakan dari
rumah masing-masing siswa. Sesuai dengan Surat Edaran Mendikbud
Nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam
masa darurat penyebaran coronavirus disease (COVID-19) menganjurkan
untuk melaksanakan proses belajar dari rumah melalui pembelajaran
daring. Kesiapan dari pihak penyedia layanan maupun siswa merupakan
tuntutan dari pelaksanaan pembelajaran daring. Pelaksanaan
pembelajaran daring ini memerlukan perangkat pendukung seperti
komputer atau laptop, gawai, dan alat bantu lain sebagai perantara yang
tentu saja harus terhubung dengan koneksi internet. Data Statistika 2019
menunjukkan pengguna internet di Indonesia pada 2018 sebanyak 95,2
juta, tumbuh 13,3% dari 2017 yang sebanyak 84 pengguna. 2Pada tahun
selanjutnya pengguna internet di Indonesia akan semakin meningkat
dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 10,2% pada periode 2018-2023.
Pada tanggal 30 Januari 2020, WHO menetapkan Covid-19
sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC)
atau Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia
(KKMMD). Penambahan jumlah kasus COVID- 19 berlangsung cukup

1
cepat dan menyebar ke luar wilayah Wuhan dan negara lain. Jumlah
kasus terinfeksi terus meningkat cukup signifikan pada waktu yang
relatif cepat. Dalam kurun waktu 6 bulan, sudah 216 negara di dunia
terjangkit virus ini. Menurut WHO, jumlah kasus terkonfirmasi positif
pada tanggal 25 Juni telah mencapai 9.296.202, dengan angka kematian
mencapai 479.433 orang (https://Covid19.who.int/).

Dampak dari adanya COVID-19 menyebabkan perekonomian di


Indonesia menjadi merosot, menjatuhkan nilai tukar rupiah, harga barang
naik, terutama alat- alat kesehatan. Penanggulangan ekstrem seperti
Lockdown suatu daerah bahkan suatu negara pun dilakukan sebagai upaya
untuk meminimalisir penyebaran penyakit tersebut (Zahrotunni’mah, 2020
: 248). Menurut Hongyue dan Rajib (dalam Ginting : 2020), dampak
pandemik terhadap perekonomian, sosial, keamanan, serta politik akan
mempengaruhi kondisi psikologis dan perubahan perilaku yang
sifatnya lebih luas dalam jangka waktu yang lebih panjang. Perubahan
perilaku tersebut mencakup
 perilaku hidup sehat, perilaku menggunakan teknologi, perilaku dalam
pendidikan,

 perilaku menggunakan media sosial, perilaku konsumtif, perilaku kerja,


dan perilaku sosial keagamaan. Menurut Roycnhansyah (2020), perilaku
masyarakat pada masa
 pandemi mengalami perubahan diantaranya yaitu WFH, everything
virtual, transport mode choice, sampai dengan controll access.
Penggunaan teknologi yang tadinya lebih banyak sebagai pendukung
kerja sekunder atau malah rekreasi, berubah menjadi fasilitas kerja
utama. Hal ini juga berdampak pada sistem pendidikan di Indonesia.
Dalam sektor pendidikan misalnya, pengajar dan peserta didik akan
terbiasa melakukan interaksi pembelajaran jarak jauh. Banyak aplikasi
pembelajaran online yang bisa diterapkan dalam dunia

2
 pendidikan akhir-akhir ini. Menurut pendapat Molinda (2005), yang
dikutip oleh Arizona (2020 : 66), Pembelajaran online merupakan bentuk
pembelajaran/pelatihan
 jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan
informasi, misalnya internet, CD-ROOM (secara langsung dan tidak
langsung). Pembelajaran online menghubungkan pembelajar (peserta
didik) dengan sumber belajarnya (database,
 pakar/instruktur, perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau bahkan
berjauhan namun dapat saling berkomunikasi, berinteraksi atau
berkolaborasi (secara langsung/synchronous dan secara tidak
langsung/asynchronous).
Salah satu aplikasi gratis dan familiar diterapkan adalah aplikasi
Google Classroom. Menurut Arizona (2020 : 66), Pembelajaran online
yang diterapkan dengan menggunakan media goggle calssroom
memungkinkan pengajar dan peserta didik dapat melangsungkan
pembelajaran tanpa melalui tatap muka di kelas dengan pemberian
materi pembelajaran (berupa slide power point, e-book, video
pembelajaran, tugas (mandiri atau kelompok), sekaligus penilaian.
Pengajar dan peserta didik dalam aplikasi ini dimungkinkan untuk
berinteraksi melalui forum diskusi (stream) terkait dengan permasalahan
materi dan jalannya pembelajaran secara interaktif.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. E-learning
Pembelajaran elektronik atau eLearning telah dimulai pada tahun
1970-an berbagai istilah digunakan untuk mengemukakan
pendapat/gagasan tentang pembelajaran elektronik, antara lain adalah: on-
line learning, internetenabled learning, virtual learning, atau web-based
learning. Berdasarkan berbagai pengertian tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa e-Learning merupakan proses instruksi atau
pembelajaran yang melibatkan penggunaan peralatan elektronik dalam
menciptakan, membantu perkembangan, menyampaikan, menilai dan
memudahkan suatu proses belajar mengajar dimana pelajar sebagai
pusatnya serta dilakukan secara interaktif kapanpun dan dimanapun.
Setidaknya terdapat tiga fungsi pembelajaran elektronik bagi kegiatan
pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction), yaitu sebagai
suplemen yang sifatnya pilihan/opsional, pelengkap (komplemen), atau
pengganti (Siahaan, 2002:9).
1. Suplemen (Tambahan) Dikatakan berfungsi sebagai suplemen
(tambahan), apabila siswa mempunyai kebebasan memilih, apakah
akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam
hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi siswa untuk mengakses
materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, siswa
yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan
atau wawasan.
2. Komplemen (Pelengkap) Dikatakan berfungsi sebagai komplemen
(pelengkap) apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan
untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di dalam
kelas (Lewis, 2002). Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran
elektronik diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement
(pengayaan) atau remedial bagi siswa di dalam mengikuti kegiatan

4
pembelajaran konvensional. Materi pembelajaran elektronik dikatakan
sebagai enrichment, apabila kepada siswa yang dapat dengan cepat
menguasai/memahami materi pelajaran yang disampaikan guru secara
tatap muka (fast learners) diberikan kesempatan untuk mengakses
materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus
dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar semakin memantapkan
tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang disajikan guru
di dalam kelas. Dikatakan sebagai program remedial, apabila kepada
siswa yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran yang
disajikan guru secara tatap muka di kelas (slow learners) diberikan
kesempatan untuk memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang
memang secara khusus dirancang untuk mereka. Tujuannya agar siswa
semakin lebih mudah memahami materi pelajaran yang disajikan guru
di kelas.
3. Substitusi (Pengganti) Beberapa perguruan tinggi di negara-negara
maju memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran
kepada para siswanya. Tujuannya agar para siswa dapat secara
fleksibel mengelola kegiatan pembelajaran sesuai dengan waktu dan
aktivitas lain sehari-hari siswa. Ada 3 alternatif model kegiatan
pembelajaran yang dapat dipilih siswa, yaitu:
a) Sepenuhnya secara tatap muka (konvensional);
b) Sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet; dan
c) sepenuhnya melalui internet.
Alternatif model pembelajaran mana pun yang akan dipilih
siswa tidak menjadi masalah dalam penilaian. Karena ketiga model
penyajian materi pembelajaran mendapatkan pengakuan atau penilaian
yang sama. Jika siswa dapat menyelesaikan program pembelajarannya
dan lulus melalui cara konvensional atau sepenuhnya melalui internet,
atau bahkan melalui perpaduan kedua model ini, maka institusi
penyelenggara pendidikan akan memberikan pengakuan yang sama.
Keadaan yang sangat fleksibel ini dinilai sangat membantu siswa untuk

5
mempercepat penyelesaian pembelajarannya. E-Learning
mempermudah interaksi antara siswa dengan bahan atau materi
pelajaran. Demikian juga interaksi antara siswa dengan guru maupun
antara sesama siswa. Siswa dapat saling berbagi informasi atau
pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut pelajaran ataupun
kebutuhan pengembangan diri siswa. Guru atau instruktur dapat
menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus
dikerjakan oleh siswa di tempat tertentu di dalam web untuk diakses
oleh para siswa. Sesuai dengan kebutuhan, guru/instruktur dapat pula
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengakses bahan belajar
tertentu maupun soal-soal ujian yang hanya dapat diakses oleh siswa
sekali saja dan dalam rentangan waktu tertentu pula (Website Kudos,
2002:7).

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
E-Learning diartikan sebagai pembelajaran jarak jauh berbasis web
yang menggunakan teknologi komputer atau biasanya disebut internet.
ELearning merupakan salah satu bentuk dari konsep Distance Learning.
Bentuk Ratna Tiharita Setiawardhani, e-Learning sendiri cukup luas,
sebuah portal yang berisi informasi ilmu pengetahuan yang dapat dikatakan
sebagai situs e-Learning. Jadi eLearning atau Internet enabled learning
menggabungkan metode pengajaran dan teknologi sebagai sarana dalam
belajar. Tiga fungsi pembelajaran elektronik (elearning) bagi kegiatan
pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction), yaitu sebagai
suplemen yang sifatnya pilihan/opsional, pelengkap (komplemen), atau
pengganti. Alternatif model pembelajaran mana pun yang akan dipilih
siswa tidak menjadi masalah dalam penilaian. E-Learning mempermudah
interaksi antara siswa dengan bahan/materi pelajaran. Demikian juga
interaksi antara siswa dengan dosen/guru/instruktur maupun antara sesama
siswa.
B. Saran
Pembelajaran jarak jauh diera pandemi hendaknya dilakukan
melalui pendekatan pendekatan yang dapat menstimulus pemikiran
Siswa/Mahasiswa dengan cara atau pola kreativitas masing-masing
pengajar agar nantinya metoda pembelajaran ini tidak jauh beda dengan
metode tatap muka pada umumnya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Dewobroto, Wiryanto. (2005). Strategi Pembelajaran Era Digital.


http://www.indomedia.com/sripo/ 2005/06/12/1206h13.pdf/

Aqib, Z. (2003). Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Jakarta: Insan Cendekia


Arsyad.

Azhar. (2004). Media Pembelajaran Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada

Setiawan, Candra. (2006). E-Learning, Media Pembelajaran Berbasis TI. Sriwijaya Pos,
terbit 12 Juni 2006

Anda mungkin juga menyukai