Bab 201620122

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 58

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan didirikan bertujuan untuk mendapatkan laba dan dapat

mempertahankan kelangsungan hidupnya. Setiap perusahaan senantiasa

melakukan inovasi agar dapat mencapai tujuan yang going concern. Going

concern (kelangsungan hidup) bukan hanya menciptakan laba tiap periode tetapi

juga senatiasa menciptakan nilai bagi perusahaan. Nilai perusahaan adalah

keuntungan yang diperoleh oleh pemegang saham. Manajemen keuangan

memiliki peran yang sangat penting dalam mengelola keuangan perusahaan. Salah

satu tugas manajemen keuangan adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang

berarti manajemen harus dapat menghasilkan laba lebih besar dari biaya modal

yang digunakan dalam operasional perusahaan.

Modal yang digunakan perusahaan berasal dari dua sumber yakni internal dan

eksternal. Modal internal yaitu laba ditahan dan penyusutan sedangkan modal

eksternal dapat berupa pinjaman dari bank atau pasar modal. Dalam menarik

minat para investor untuk menginvestasikan modalnya perusahaan harus bisa

masuk ke dalam pasar modal agar dapat menggambarkan bagaimana

perusahaannya secara umum terlebih khusus bagaimana kinerja keuangannya.

Kinerja keuangan dapat dilihat dan diukur dari laporan keuangan di tahun

berjalan atau tahun sebelumnya agar dapat mengetahui bagaimana keadaaan

keuangan suatu perusahaan yang digunakan sebagai dasar pengambilan

keputusan. Informasi yang didapatkan mengenai kinerja keuangan bermanfaat

1
2

bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Bagi pihak internal sebagai alat

evaluasi kinerja dan pedoman dalam menyusun rencana kerja di masa yang akan

datang sedangkan untuk pihak eksternal khususnya pemegang saham, pengukuran

kinerja keuangan perusahaan dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan

keputusan untuk investasi selanjutnya.

Untuk dapat mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan ada beberapa alat

ukur yang dapat digunakan diantaranya analisis rasio keuangan dan analisis

economic value added. Manajemen perusahaan dapat memilih alat ukur yang

paling sesuai digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan

Analisis rasio keuangan adalah alat mengukur seberapa baik kinerja

keuangan perusahaan dengan menggunakan laporan keuangan. Akan tetapi

analisis rasio keuangan memiliki kelemahan karena mengabaikan biaya modal

sehingga perusahaan tidak dapat mengetahui nilai tambah yang dihasilkan

perusahaan. Pengunaan analisis economic value added dapat melengkapi analisis

rasio keuangan karena analisis economic value added memperhitungkan biaya

modal sehingga dapat mengetahui nilai tambah perusahaan.

Menurut Suripto (2015:17) economic value added adalah ukuran kinerja

keuangan yang paling baik untuk menjelaskan economic profit suatu perusahaan,

dibandingkan dengan ukuran yang lain. Economic value added juga berkaitan

langsung dengan kemakmuran pemegang saham sepanjang waktu. Semakin kecil

biaya modal yang digunakan perusahaan maka kinerja keuangan perusahaan

semakin meningkat.
3

Dalam penelitian ini penulis memilih objek penelitian pada PT Kimia Farma,

Tbk yang bergerak dalam bidang industri farmasi. Industri farmasi termasuk

industri prioritas yang berperan besar sebagai penggerak utama perekonomian.

Adanya kebijakan pemerintah tentang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

berdampak positif bagi industri farmasi. Semakin banyak peserta Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) semakin banyak pula obat yang diperlukan yang mana

bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan tentunya ini akan

berpengaruh terhadap nilai tambah ekonomis perusahaan. Tetapi perusahaan

farmasi membutuhkan dana produksi yang sangat besar karena bahan baku yang

digunakan sebagian besar adalah bahan baku yang di impor dan harganya

bergantung pada nilai tukar dollar.

Selain dari bahan baku yang mahal pemerintah juga mengharuskan

perusahaan farmasi menjual obat dengan harga yang rendah. Di Indonesia ada

banyak perusahaan farmasi yang bekersajama dengan pemerintah untuk menenuhi

kebutuhann obat dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Salah

satunya adalah perusahaan PT Kimia Farma,Tbk. PT Kimia Farma, Tbk adalah

perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah

Hindia Belanda tahun 1817.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merasa perlu melakukan

penelitian lebih lanjut untuk mengkaji fenomena yang ada. Dengan permasalahan

diatas peneliti mengambil judul penelitian “Analisis Economic Value Added

untuk menilai Kinerja Keuangan pada PT Kimia Farma, Tbk di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2014-2018”.


4

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja keuangan

menggunakan analisis economic value added pada PT Kimia Farma, Tbk periode

2014-2018?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan pada PT

Kimia Farma, Tbk periode 2014-2018 dengan menggunakan analisis economic

value added.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan

pengetahuan dan informasi mengenai analisis laporan keuangan untuk menilai

kinerja PT Kimia Farma, Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia serta sebagai

tambahan referensi dalam penelitian yang serupa.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini secara praktis dapat memberikan data dan informasi serta

gambaran mengenai analisis kinerja keuangan perusahaan dan dapat dipergunakan

sebagai bahan masukan bagi pihak yang berkepentingan langsung dengan

penelitian ini.

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Ruang lingkup yang dibahas dalam penelitian ini mengenai bagaimana kinerja

keuangan PT Kimia Farma, Tbk. Agar tidak terjadi pembahasan yang luas dan

menyimpang serta dapat memperjelas masalah yang akan dibahas maka


5

diperlukan batasan penelitian. Adapun batasan dari penelitian ini adalah

menganalisis PT Kimia Farma selama 5 periode, yakni tahun 2014 sampai dengan

2018. Data yang diteliti hanya sampai tahun 2018 dikarenakan perusahaan belum

melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk laporan keuangan

tahun 2019, oleh sebab itu peneliti hanya bisa mendapatkan data sampai dengan

tahun 2018.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Laporan Keuangan

2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan Keuangan adalah suatu gambaran kondisi keuangan dan hasil usaha suatu

perusahaan pada jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada

pihak-pihak yang berkepentingan. Sedangkan Harahap (2011:120) laporan

keuangan merupakan komoditi yang bermanfaaat dan dibutuhkan masyarakat,

karena dapat memberikan informasi yang dibutuhkan para pemakainya dalam

dunia bisnis yang dapat menghasilkan keuntungan. Jenis laporan keuangan yang

lazim dikenal adalah: neraca atau laporan posisi keuangan, laporan laba/rugi,

laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan.

2.1.2 Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 Paragraf 05

tahun 2009 menjelaskan bahwa: tujuan dari laporan keuangan yaitu memberikan

informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang

bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka

membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban

manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada

mereka.

6
7

Menurut Kasmir (2014:10), secara umum laporan keuangan bertujuan untuk

memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu

maupun pada periode tertentu. Laporan keuangan juga dapat disusun secara

mendadak sesuai kebutuhan perusahaan maupun secara berkala.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) tujuan laporan keuangan adalah:

1. Memberikan informasi yang tentang posisi keuangan, kinerja serta perubahan

posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar

pengguna laporan keuangan dalam mengambil keputusan ekonomi.

2. Laporan keuangan disusun agar dapat memenuhi kebutuhan sebagian besar

pemakainya, yang secara umum menggambarkan keseluruhan aktivitas

keuangan yang telah terjadi.

Laporan keuangan dapat juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen

sebagai pertanggungjawaban atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Laporan keuangan tersebut disajikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

dengan eksistensi perusahaan.

Menurut Martani, dkk (2012:33) penggunaan laporan keuangan untuk

memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda sebagai berikut:

1) Investor, untuk menilai entitas dan kemampuan entitas perusahaan dalam

membayar dividen dimasa mendatang.

2) Karyawan, kemampuan memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan

kesempatan bekerja.
8

3) Pemberi jaminan, kemampuan membayar utang dan bunga yang akan

mempengaruhi keputusan apakah akan memberikan pinjaman.

4) Pemasok dan kreditur lain, kemampuan entitas membayar liabilitasnya pada

saat jatuh tempo.

5) Pelanggan, kemampuan entitas menjamin kelangsungan hidupnya.

6) Pemerintah, menilai bagaimana alokasi sumber daya.

7) Masyarakat, menilai trend dan perkembangan kemakmuran entitas.

Manfaat laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1) Memberikan informasi dalam pengambilan keputusan.

2) Memberikan informasi yang bermanfaat untuk perkiraan aliran pemakai

eksternal.

3) Memberikan informasi aliran kas perusahaan.

4) Informasi klaim terhadap sumber daya dan mengenai sumber daya ekonomi

yang ada.

5) Memberikan informasi mengenai pendapatan dan komponen-komponen dalam

laporan keuangan.

2.1.3 Unsur-Unsur Laporan Keuangan

Laporan keuangan mendeskripsikan dampak-dampak dari transaksi dan peristiwa

lain yang diklasifikasi dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik

ekonomisnya. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1

paragraf 07 revisi 2009 menyatakan laporan keuangan yang lengkap terdiri dari

komponen-komponen neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas,

laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.


9

1. Neraca (Laporan Posisi Keuangan)

Laporan ini menggambarkan posisi keuangan yang didalamnya memuat aktiva,

kewajiban, dan modal pada periode tertentu. Laporan ini dapat disusun setiap

saat. Aktiva adalah harta yang dimiliki perusahaan yang berperan dalam

operasi perusahaan diantaranya kas, persediaan, aktiva tetap, aktiva tak

berwujud dan lainnya. Kewajiban merupakan dana yang sumbernya dari

kreditur dan mewakili kewajiban perusahaan atau klaim kreditur atas aktiva.

Ekuitas merupakan sumber dana yang berasal dari pemilik modal, merupakan

total dari pendapatan yang diinvestasikan atau dikontribusikan oleh

pemilik. Termasuk hasil dari kegiatan operasi yang diperoleh perusahaan

berupa laba yang tidak dibagikan kepada pemilik dan disajikan dengan nama

akun saldo laba atau laba ditahan.

2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan yang berisi penghasilan, biaya

dan pendapatan bersih dari suatu perusahaan selama suatu periode waktu.

Laporan laba rugi dibuat untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan pada

suatu periode tertentu dan menyediakan informasi mengenai rincian

pendapatan, beban, laba/rugi perusahaan suatu periode waktu. Informasi

disajikan dalam laporan laba rugi mencerminkan kemampuan manajemen

mengelola perusahaan dan untuk mengetahui apakah seluruh biaya yang

dikeluarkan dalam menjalankan aktivitas usaha berjalan efektif dan efisien.


10

3. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan yang memberikan informasi mengenai perubahan-perubahan pada

pos-pos ekuitas dalam laporan keuangan. Perusahaan yang berskala besar

penyajiannya menjadi sangat informative karena komponen ekuitasnya

beragam. Manfaat dari laporan ini untuk mengidentifikasi perubahan

klaim pemegang ekuitas atau aktiva perusahaan.

4. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang memberikan informasi

tentang keluar masuknya arus yang dikelompokan dalam aktivitas operasi,

investasi dan pendanaan perusahaan secara terpisah selama suatu periode

tertentu. Salah satu ukuran untuk mengetahui apakah aktivitas operasional

perusahaan berjalan dengan baik, karena keberadaan arus kas yang positif akan

menjamin kelancaran dalam melaksanakan aktivitas bisnis yaitu dengan adanya

laporan arus kas.

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan memberikan gambaran informasi kualitatif atas

setiap akun yang disajikan dalam empat laporan kuantitatif. Informasi prinsip

dan metode akuntansi yang digunakan oleh perusahaan dalam menyusun

laporan keuangan, dan dapat pula memuat berbagai tabel perhitungan dan

penjelasan lainnya. Selain uraian diatas catatan atas laporan keuangan juga

merupakan kebijakan akuntansi yang ditetapkan perusahaan.


11

2.2 Kinerja Keuangan

2.2.1 Pengertian Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian mengenai

kondisi-kondisi keuangan yang dapat dilakukan berdasarkan analisis rasio-rasio

keuangan. Menurut Rudianto (2013:189), Kinerja keuangan merupakan hasil atau

prestasi yang telah dicapai oleh manajemen perusahaan dalam mengelola aset

perusahaan secara efektif selama periode tertentu. Sedangkan menurut Sutrisno

(2009:53) Kinerja keuangan adalah prestasi yang dicapai oleh suatu perusahaan

pada periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut.

Kinerja keuangan sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengetahui dan

mengevaluasi tingkat keberhasilan perusahaan berdasarkan aktivitas keuangan

yang telah dilaksanakan.

Menurut Fahmi (2012:2), kinerja keuangan adalah suatu analisis

yang dilakukan untuk melihat sejauh mana perusahaan telah melaksanakan

dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar

seperti dalam membuat suatu laporan keuangan yang telah memenuhi standar atau

ketentuan dalam SAK (standar akuntansi keuangan atau GAAP (generally

accepted accounting principl) dan lainnya. Kinerja perusahaan merupakan

gambaran kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat

analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan

keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode

tertentu.
12

Pengertian ini menunjukkan sangat pentingnya bagi analisis untuk dapat

memahami dan menggunakan alat analisis kinerja dengan baik, agar dapat

menentukan item-item mana dari laporan keuangan yang perlu mendapat

perhatian khusus dan sesegera mungkin mencari solusinya dari laporan keuangan

tersebut yang dapat dipertahankan untuk masa yang akan datang, dengan

demikian hubungan antara laporan keuangan dan analisis kinerja keuangan

merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

2.2.2 Analisis Kinerja Keuangan

Menurut Hanifah (2019) analisis keuangan merupakan penggunaan laporan

keuangan untuk menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan, dan untuk

menilai kinerja keuangan di masa depan. Mereka mengatakan bahwa analisis

keuangan terdiri atas tiga bagian besar, yaitu:

1). Analisis Profitabilitas (Profitability Analysis)

Analisis profitabilitas merupakan evaluasi atas tingkat pengembalian investasi

perusahaan. Analisis ini berfokus pada sumber daya perusahaan dan tingkat

profitabilitasnya, melibatkan identifikasi dan pengukuran dampak berbagai

pemicu profitabilitas. Analisis ini juga mencakup evaluasi atas dua sumber

utama profitabilitas, yaitu marjin (bagian dari penjualan yang tidak tertutup

oleh biaya) dan perputaran (penggunaan modal).

2). Analisis Risiko (Risk Analysis)

Analisis risiko adalah salah satu bagian dari proses audit menganalisis jenis

resiko agar dapat mengambil langkah-langkah dalam menangani kendala ada.


13

Analisis ini melibatkan penilaian atas solvabilitas dan likuiditas perusahaan

sejalan dengan variasi laba.

3). Analisis Nilai Tambah Ekonomis (Economic Value Added)

Economic value added adalah ukuran kinerja keuangan yang lebih mampu

menangkap laba ekonomis perusahaan yang sebenarnya daripada ukuran-

ukuran lain. Economic value added juga merupakan ukuran kinerja yang secara

langsung berhubungan dengan kekayaan pemegang saham dari waktu ke

waktu.

2.3 Economic Value Added (EVA)

2.3.1 Pengertian Economic Value Added (EVA)

Economic value added merupakan sebuah konsep penilaian kinerja keuangan

perusahaan dikembangkan oleh Stern Steward & Co, sebuah perusahaan

konsultan manajemen keuangan di Amerika Serikat. Konsep economic value

added membuat perusahaan lebih fokus dalam upaya penciptaan nilai

perusahaan dan menilai kinerja keuangan secara adil, dapat diukur dengan

menggunakan ukuran tertimbang dari struktur modal awal yang ada. Nilai dapat

diartikan sebagai nilai guna, daya guna maupun manfaat yang dinikmati oleh

stakeholder. Hal ini disebabkan economic value added dihitung berdasarkan

kepentingan kreditur dan para pemegang saham dan bukannya berdasarkan nilai

buku yang bersifat historis.

Konsep ini memperhitungkan biaya modal berdasarkan nilai pasar dan

bukan berdasarkan nilai historisnya seperti pada penilaian kinerja dengan

menggunakan analisis laporan keuangan. Economic value added dimaksudkan


14

untuk menilai laba yang dihasilkan perusahaan apakah dapat bernilai tambah

secara ekonomis ataukah hanya untuk pembiayaan perusahaan.

Economic value added merupakan konsep yang berdasarkan pada prinsip

bahwa dalam mengukur laba perusahaan kita harus dengan adil

mempertimbangkan harapan setiap penyandang dana, derajat keadilan tersebut

dinyatakan dengan ukuran tertimbang dari struktur modal yang ada dalam

perusahaan. Economic value added adalah ukuran keberhasilan manajemen

perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah bagi perusahaan. Kinerja

manajemen baik dan efektif tercermin pada peningkatan harga saham

perusahaan.

Menurut Rudianto (2013:217) economic value added merupakan suatu

sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu

perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta manakala

perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi dan biaya modal.

Menurut Suripto (2015:17) economic value added adalah ukuran kinerja

keuangan yang paling baik untuk menjelaskan economic profit suatu perusahaan,

dibandingkan dengan ukuran yang lain. Economic value added juga berkaitan

langsung dengan kemakmuran pemegang saham sepanjang waktu.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa economic

value added merupakan alat untuk mengetahui seberapa besar keuntungan

operasional setelah pajak, dikurangi biaya modal agar dapat menilai kinerja

perusahaan.
15

2.3.2 Manfaat Economic Value Added

Manfaat economic value added menurut Rudianto (2013:223) yaitu :

1. Pengukur kinerja keuangan yang berhubungan langsung secara teoritis dan

empiris pada penciptaan kekayaan pemegang saham, di mana pengelolaan agar

economic value added lebih tinggi yang berakibat pada harga saham lebih

tinggi pula.

2. Pengukuran kinerja yang memberikan solusi tepat, dalam artian economic

value added selalu meyakinkan para pemegang saham, yang membuatnya

menjadi satu-satunya matriks kemajuan berkelanjutan yang andal.

3. Suatu kerangka yang mendasari sistem baru yang komprehensif untuk

manajemen keuangan perusahaan yang membimbing semua keputusan, dari

anggaran operasional tahunan sampai penganggaran modal, perencanaan

strategik, akuisisi dan divestasi.

4. Metode yang mudah sekaligus efektif untuk diajarkan bahkan pada pekerja

yang kurang berpengalaman.

5. Metode ini merupakan pilihan utama dalam sistem kompensasi yang unik, di

mana terdapat ukuran kinerja perusahaan yang benar-benar menyatukan

kepentingan manajer dengan kepentingan pemegang saham, dan menyebabkan

manajer berpikir serta bertindak sebagai pemilik.

6. Suatu kerangka yang dapat digunakan untuk mengkomunikasikan tujuan dan

pencapaiannya pada investor, dan investor dapat menggunakan economic value

added untuk mengidentifikasi perusahaan mana yang mempunyai prospek

kinerja lebih baik lagi di masa mendatang.


16

7. Lebih penting lagi, economic value added merupakan suatu sistem internal

corporate governance yang memotivasi semua manajer dan pegawai untuk

bekerja sama lebih erat dan penuh antusias demi menghasilkan kinerja terbaik

yang mungkin bisa dicapai.

2.3.3 Kelebihan dan Kelemahan Economic Value Added

Kegunaan model economic value added membuat perusahaan lebih memfokuskan

perhatian ke upaya penciptaan nilai perusahaan, sebab inilah salah satu fungsi

penggunaan economic value added.

Economic value added sebagai alat penilai kinerja keuangan perusahaan,

terlihat beberapa nilai unggul economic value added dibandingkan ukuran kinerja

konvensional lainnya menurut Rudianto (2013:224) yaitu:

1. Economic value added dapat menyelaraskan tujuan manajemen dan

kepentingan pemegang saham di mana economic value added digunakan

sebagai ukuran operasi dari manajemen yang mencerminkan keberhasilan

perusahaan dalam menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham atau

investor.

2. Economic value added memberikan pedoman bagi manajemen untuk

meningkatkan laba operasi tanpa tambahan dana/modal, mengeksposur

pemberian pinjaman (piutang), dan menginvestasikan dana yang memberikan

imbalan tinggi.

3. Economic value added merupakan system manajemen keuangan yang dapat

memecahkan semua masalah bisnis, mulai dari strategi dan pergerakannya

sampai keputusan operasi sehari-hari.


17

Sehingga dapat dikatakan bahwa economic value added merupakan suatu

metode penilaian yang akurat dan komperhensif mampu memberikan penilaian

secara wajar atas kondisi suatu perusahaan.

Melihat berbagai kelebihan economic value added , ternyata juga mempunyai

kelemahan-kelemahan yang diungkapkan Menurut Sawir (2014:48-49), yaitu :

1. Sebagai ukuran kinerja masa lampau tidak mampu memprediksi dampak

strategi yang kini diterapkan untuk masa depan perusahaan.

2. Sifat pengukurannya jangka pendek sehingga manajemen cenderung tidak

ingin berinvestasi jangka panjang, karena dapat mengakibatkan penurunan nilai

economic value added pada periode yang bersangkutan serta mengakibatkan

turunnya daya saing perusahaan di masa depan.

3. Mengabaikan kinerja non-keuangan yang sebenarnya dapat meningkatkan

kinerja keuangan.

4. Penggunaan economic value added untuk mengevaluasi kinerja keuangan

mungkin tidak tepat untuk beberapa perusahaan tertentu, misalkan perusahaan

dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi seperti pada sector teknologi.

5. Tidak dapat diterapkan pada masa inflasi.

6. Sulit menentukan besarnya biaya modal secara obyektif.

7. Tergantung pada transparansi internal dalam perhitungan economic value

added secara akurat.

Economic value added tetap berguna untuk dijadikan acuan walaupun ada

beberapa kelemahan. Mengingat economic value added dapat memberikan

pertimbangan atas harapan investor terhadap investasi mereka pada perusahaan.


18

Pengembalian dari suatu investasi baru akan berarti bila besarnya pengembalian

tersebut melebihi biaya modal yang dikeluarkan untuk mewujudkan investasi

tersebut.

2.3.4 Perhitungan Economic Value Added

Menurut Rudianto (2013:218) cara untuk mengukur economic value added adalah

dengan meggunakan rumus :

EVA = NOPAT – Capital Charge

Keterangan :

NOPAT = Net operating profit after taxes

Capital Charges = Invested x Cost Of Capital

NOPAT ( Laba bersih setelah pajak ) dapat diketahui dalam laporan laba rugi

yang tersedia pada laporan keuangan tahunan perusahaan. Sedangkan Capital

Charge ( Biaya Modal ) dapat diketahui di laporan posisi keuangan perusahaan di

sisi passiva yang tersedia dalam laporan keuangan tahunan perusahaan.

Langkah – langkah untuk mengukur economic value added dengan

menggunakan rumus menurut Tunggal (2008:28) sebagai berikut:

1. Menghitung Net Operating After Tax ( Laba Bersih Setelah Pajak ).

Biaya modal dapat didefinisikan sebagai tingkat keuntungan yang diharapkan

atau diisyaratkan, dan dinyatakan dengan ukuran Weighted Average Cost of

Capital dari struktur modal. Dalam menghitung Economic value added

menggunakan Net Operating Profit After Tax (NOPAT), yaitu laba operasi
19

perusahaan setelah pajak dan mengukur laba yang telah diperoleh dari operasi

berjalan perusahaan

NOPAT merupakan laba yang diperoleh dari operasi perusahaan setelah dikurangi

pajak penghasilan, tetapi termasuk biaya keuangan dan non cash bookeeping

entries seperti biaya penyusutan.

Rumus :

NOPAT = Laba ( Rugi ) usaha - Pajak

2. Menghitung Invested Capital

Invested Capital merupakan jumlah seluruh pinjaman diluar pinjaman jangka

pendek tanpa bunga seperti hutang dagang, biaya yang masih harus dibayar,

hutang pajak, uang muka pelanggan dan sebagainya.

Rumus :

Invested Capital = Total Utang + Ekuitas – Utang Jangka


Panjang

3. Menghitung Capital Charges ( Biaya Modal )

Capital Charges dapat diketahui di laporan posisi keuangan perusahaan di sisi

passiva yang tersedia dalam laporan keuangan tahunan perusahaan.

Rumus :

Capital Charge = WACC x Invested Capital

4. Menghitung Weighted Average Cost of Capital (WACC)

Rumus :

WACC = { (D x Rd) x (1-Tax) + (ExRe) }


20

Keterangan :

D = Tingkat Modal
Rd = Cost Of Debt
Tax = Tingkat Pajak
E = Tingkat Modal dan Ekuitas
Re = Cost Of Equity

5. Menghitung Economic Value Added

Rumus :

EVA = NOPAT – Capital Charges

Hasil penilaian kinerja perusahaan dengan menggunakan economic value added

dapat dikelompokkan ke dalam 3 kategori yang berbeda menurut Rudianto

(2013:222) yaitu:

1. Nilai EVA > 0 atau EVA bernilai positif

Pada posisi ini berarti manajemen perusahaan telah berhasil menciptakan nilai

tambah ekonomis bagi perusahaan.

2. Nilai EVA = 0

Pada posisi ini berarti manajemen perusahaan berada dalam titik impas.

Perusahaan tidak mengalami kemunduran tetapi sekaligus tidak mengalami

kemajuan secara ekonomi.

3. Nilai EVA < 0 atau EVA bernilai negatif

Pada posisi ini berarti tidak terjadi proses pertambahan nilai ekonomis bagi

perusahaan yaitu laba yang dihasilkan tidak dapat memenuhi harapan para

kreditor dan pemegang saham perusahaan (investor).


21

2.4 Struktur Modal

Menurut Sartono (2015:225) struktur modal adalah merupakan perimbangan

jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham

preferen dan saham biasa. Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2001: 608)

struktur modal merupakan kombinasi atau bauran seluruh sumber pembiayaan

jangka panjang dan merupakan bagian dari struktur keuangan yang tercermin pada

sisi kanan neraca.

Berdasarkan pendapat tersebut, pada dasarnya struktur modal adalah bagian

dari struktur keuangan yang merupakan sumber pembiayaan permanen dari utang

jangka panjang dan modal pemengang saham.

2.5 Biaya Modal

Biaya modal adalah biaya yang dikeluarkan karena perubahan menggunakan

sumber dana yang tergabung dalam struktur modal (Margaretha, 2014:277).

Menurut Brigham dan Houston (2013:5) biaya modal keseluruhan perusahaan

merupakan angka rata-rata dari biaya berbagai jenis dana yang digunakan

perusahaan tersebut.

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan biaya modal merupakan biaya riil

yang digunakan perusahaan dari berbagai jenis dana yang diperoleh perusahaan.
22

2.6 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu

Nama Judul Variabel


No. Hasil Penelitian
Peneliti Penelitian Penelitian
Ratih F D Analisis EVA Economic Secara umum
Simbolon, ( Economic Value Added perusahaan sector
Moch. Value Added) (EVA), farmasi yang ada
Dzulkiron untuk menilai Dividend per di BEI memiliki
dam kinerja Saham dan nilai EVA yang
Muhammad keuangan Beban Bunga baik. Hal ini
saifi (2014) perusahaan dapat dilihat dari
(studi pada 5 perusahaan
perusahaan yang menjadi
farmasi pada objek penelitian
bursa efek dan 3 periode
Indonesia tahun perhitungan
1. periode 2010- yaitu 2010-2012,
2012) dimana ada 2
perusahaan yang
memeliki nilai
EVA negative
hanya pada tahun
2010 yakni PT.
Kimia Farma Rp.-
19.923.733.488
dan PT. Kalbe
Farma Rp.-
1.186.067.008.01
0,008
2. Wilmar Analisis Economic PT SA pada tahun
23

Amonio Economic Value Added 2008 memiliki


Gulo dan Value Added (EVA), nilai EVA yang
Wita Juwita (EVA) dan Market Value posifit yang
Ermawati Market Value Added berarti perusahaan
(2011) Added (MVA) (MVA), telah mampu
sebagai alat Financial menciptakan nilai
pengukur performance tambah ekonomi
kinerja kepada
keuangan investornya
PT.SA namun pada tahun
2009 perusahaan
memiliki nilai
EVA negative
dan mengalami
penurunan yang
signifikan yang
berarti tidak
terjadi proses
nilai tambah
ekonomi kepada
investor.
Sedangkan nilai
MVA yang
dicapai PT SA
tahun 2008 dan
tahun 2009
keduanya bernilai
posifit yang
membuktikan
bahwa perusahaan
telah berhasil
24

menciptakan
kekayaan kepada
pemegang
sahamnya.
Masnawati, Analisis Kinerja Kinerja keuangan
Indra penggunaan Keuangan pada PT. Daya
Kusdarinto Economiic ,Economic Anugrah Mandiri
dan Value Added Value Added Cabang Palopo
Jumawan (EVA) dalam (EVA) selama lima tahun
Jasman mengukur terakhir yaitu dari
(2017) kinerja tahun 2012
keuangan sampai dengan
pada PT. tahun 2016
Daya dengan
Anugrah pendekatan
Mandiri Kota Economic Value
3. Palopo Added (EVA)
mampu
memberikan nilai
tambah ekonomis.
Hal tersebut
terlihat dari
perhitungan EVA
selama lima tahun
terakhir terus
mengalami
peningkatan dan
berada di atas
angka nol.
4. Nawang Analisis Analysis of Analisis kinerja
25

Wulan Kinerja Company keuangan


Jannatul keuangan Financial menggunakan
Firdaus, Sri perusahaan Performance, metode EVA
Mangesti dengan Economic pada PT.
Rahayu metode Value Added Pembangunan
(2019) Economic (EVA) dan Perumahan Tbk,
Value Added Market Value Pt. Waskita Karya
(EVA) dan Added Tbk, PT. Wijaya
Market Value (MVA) Karya Tbk dan
Added (MVA) PT. Adhi Karya
(Studi pada Tbk pada tahun
PT. 2014-2016 selalu
Pembangunan bernilai positif
Perumahan artinya
Tbk, Pt. perusahaan telah
Waskita berhasil
Karya Tbk, menciptakan nilai
PT. Wijaya tambah ekonomis
Karya Tbk bagi perusahaan
dan PT. Adhi sedangkan
Karya Tbk analisis kinerja
Periode 2014- keuangan
2016) menggunakan
metode MVA
pada PT.
Pembangunan
Perumahan Tbk,
Pt. Waskita Karya
Tbk, PT. Wijaya
Karya Tbk dan
PT. Adhi Karya
26

Tbk berhasil
meningkatkan
nilai modal yang
telah
diinvestasikan
oleh penyandang
dana dan dapat
menghasilkan
nilai bagi
pemegang
sahamnya
dikarenakan nilai
MVA yang
diperoleh pada
tahun 2014-2016
selalu bernilai
positif.
Redaktur Analisis Economic Kinerja Keuangan
Wau, Perbandingan Value Added sub sector farmasi
Achmad Economic (EVA), jika diukur
Syarifuddin Value Added Return On dengan analisis
dan Rudi (EVA) dan Investment Economic Value
Herwanto Return On (ROI) dan Added (EVA)
(2017) Investment Kinerja menunjukkan
5.
(ROI) dalam Keuangan bahwa PT Kabel
Menilai Farma, Tbk
Kinerja merupakan
Keuangan perusahaan yang
Sub Sektor memiliki
Farmasi yang kemampuan
terdaftar di menciptakan nilai
27

bursa efek ekonomi terbaik .


Indonesia Jika diukur
dengan analisis
Return On
Investment (ROI)
menunjukkan
bahwa PT Merck,
Tbk sebagai
perusahaan
dengan tingkat
perputaran
investasi terbaik.
Meutia Penilaian Kinerja Kinerja PT.
Dewi (2017) Kinerja Keuangan, Krakatau Steel
Keuangan Laporan Tbk berdasarkan
Perusahaan Keuangan, analisis Economi
dengan EVA Value Added
Menggunakan (EVA) dari tahun
Metode EVA 2012 sampai
(Economic dengan tahun
6. Value Added) 2016 adalah
(Studi Kasus kurang baik,
pada PT. dimana EVA<0,
Krakatau yakni selama 5
Steel Tbk tahun berturut-
Periode 2012- turut EVA
2016) perusahaan
menunjukkan
nilai negatif.
7. Muhammad Penilaian Financial 1. Kinerja
28

Iqbal, Raden Kinerja Performance, keuangan jika


Rustam Keuangan Financial dilihat dari rasio
Hidayat dan Perusahaan Ratio, likuiditas masih
Sri Dengan Economic belum maksimal
Sulasmiyati Analisis Rasio Value Added disebabkan masih
(2015) Keuangan (EVA) adanya tingkat
Dan Metode rasio yang berada
Economic di bawah standar
Value Added umum dan selalu
(EVA) fluktuatif.
(Studi pada 2. Kinerja
PT. Jasa keuangan bila
Marga dilihat dari rasio
(Persero) Tbk. aktivitas
dan Anak mengalami
Perusahaan kenaikan pada
yang tahun 2012,
Terdaftar di namun
Bursa Efek mengalami
Indonesia penurunan pada
Periode 2011- tahun 2013 dan
2014) 2014 yang
mengindikasikan
kemampuan
aktiva dalam
menciptakan
penjualan
semakin
menurun.
3. Rasio
profitabilitas juga
29

mengalami
keadaan
fluktuatif, namun
pada NPM
mengalami
penurunan setiap
tahunnya, ROI
dan ROE
menurun pada
tahun 2013 dan
2014 yang
menunjukkan
bahwa
kemampuan
total aktiva
dan modal
dalam
menghasilkan
laba kurang baik.
4. Rasio
leverage
menunjukkan
nilai yang cukup
tinggi, sehingga
hal tersebut
menunjukkan
bahwa
hutang jangka
panjang yang
diberikan oleh
kreditur lebih
30

besar daripada
modal sendiri.
5. Hasil
merhitungan EVA
(Economic Value
Added) PT. Jasa
Marga (Persero),
Tbk dan Anak
Perusahaan
periode 2011-
2014
menunjukkan
bahwa kinerja
keuangan pada
periode tersebut
dalam kondisi
baik karena
bernilai positif
tiap tahun.
Keadaan tersebut
menunjukkan
perusahaan yang
mampu
memenuhi
harapan investor.
David J. Analisis Kinerja Kinerja keuangan
Umboh, perbandingan keuangan, pada PT. Media
Maryam kinerja nilai tambah Nusantara Citra
8.
Mangantar, keuangan ekonomi Tbk dan PT.
dan Ivonne menggunakan Surya Citra
S. Saerang metode Media Tbk
31

(2015) Economic periode tahun


Value Added 2010-2014 tidak
pada PT. terdapat
Media perbedaan yang
Nusantara signifikan. Hasil
Citra Tbk dan analisis
PT. Surya menunjukan nilai
Citra Media signifikan sebesar
Tbk periode 0,186 (18,6%)
tahun 2010- dimana jika nilai
2014 signifikan < alpha
(0,05) berarti Ho
ditolak Ha
diterima dan jika
nilai signifikan >
alpha (0,05)
berarti Ho
diterima dan Ha
ditolak. Hasil
penelitian
mengemukakan
bahwa nilai
signifikansi
(0,186) > alpha
(0,05) atau t
hitung (-1.597) <
t table (-2,36962).
Hal ini
menjelaskan
hipotesis yang
menyatakan
32

bahwa : “diduga
tidak terdapat
perbedaan kinerja
keuangan yang
signifikan
terhadap PT.
Media Nusantara
Citra Tbk dan PT.
Surya Citra
Media Tbk,
diterima atau
terbukti.
Jilly Analisis Economic Penilaian kinerja
Karamoy, Economic Value Added perusahaan PT.
Dolina L. Value Added Bank Negara
Tampi dan (EVA) pada Indonesia Tbk
Danny D. S. PT Bank menggunakan
Mukuan Negara metode Economic
Indonesia Tbk Value Added
(EVA) dapat
9.
dikatakan
semakin baik tiap
tahunnya, karena
hasil EVA yang
positif dan terus
mengalami
peningkatan
setiap tahunnya.
Bachrul Analisis Kinerja 1. Keadaan
10.
Hilal Sahara, kinerja Keuangan, keuangan PT.
33

Sri Mangesti keuangan Rasio Semen Indonesia


Rahayu dan perusahaan Keuangan, (Persero) Tbk
Zahroh dengan metode periode 2011-
Z.A.(2015) menggunakan Economic 2013 dengan
rasio Value Added pendekatan time
keuangan dan (EVA) series analysis
metode menghasilkan
Economic rasio likuiditas,
Value Added aktivitas, leverage
(EVA) dan profitabilitas
PT. Semen
Indonesia
(persero) Tbk
mengalami
fluktuasi. Pada
rasio likuiditas
dan leverage
terlihat baik
artinya
kemampuan
perusahaan dalam
menggunakan
hutang untuk
membiayai
operasional
perusahaan
dilakukan dengan
baik. Rasio
aktivitas dan rasio
profitabilitas
masih kurang
34

efisien artinya
bahwa
perusahaan dalam
mendapatkan
keuntungan masih
kurang maksimal.
2. Kinerja
keuangan PT.
Semen Indonesia
dihitung dengan
metode EVA
dapat diartikan
efisien. Nilai
EVA dari tahun
dari tahun 2011
hingga 2013
memiliki nilai
tambah ekonomis
tetapi
berfluktuasi. Nilai
EVA yang positif
menunjukkan
bahwa laba bersih
setelah pajak
lebih besar
daripada biaya
modal yang
digunakan oleh
perusahaan.
3. Analisis kinerja
keuangan PT.
35

Semen Indonesia
(Persero) Tbk jika
dianalisisi dengan
menggunakan dua
metode yaitu
rasio keuangan
dan metode EVA.
Kedua metode ini
saling mendukung
dalam mengetahui
kondisi keuangan
perusahaan

2.7 Kerangka Konseptual

Agar dapat menghitung economic value added dibutuhkan data laporan keuangan

perusahaan. Dengan demikian, peneliti dapat menghitung economic value added

pada PT Kimia Farma,Tbk. Setelah menghitung dengan menggunakan economic

value added, peneliti dapat menyimpulkan mengenai kinerja keuangan PT Kimia

Farma, Tbk. Untuk lebih jelasnya kerangka konseptual pada penelitian ini dapat

dilihat pada gambar berikut.


36

Gambar 2.2

Kerangka Konseptual

PT. Kimia Farma

Laporan Keuangan

Economic Value Added (EVA)

Terjadi nilai tambah Impas Tidak terjadi nilai


ekonomis tambah ekonomis

Kinerja Keuangan

2.8 Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

adalah diduga bahwa kinerja keuangan PT Kimia Farma yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia mempunyai nilai tambah yang optimal dengan menggunakan alat

ukur economic value added selama periode tahun 2014 sampai dengan tahun

2018.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode pendekatan

deskriptif. Metode penelitian deskriptif merupakan sebuah metode yang

menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, bertujuan untuk menjelaskan

suatu kejadian secara aktual. Dalam penelitian ini penulis menggunakan

pendekatan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha menggambarkan

dan menginterprestasi objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian

deskriptif merupakan suatu penelitian untuk menyusun, mengklasifikasikan,

menafsirkan serta menginterprestasikan data, sehingga memberikan suatu

gambaran tentang masalah analisis economic value added.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada PT Kimia Farma yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia dan waktu yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian ini selama dua

bulan setelah seminar, mulai Maret sampai April 2020.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Populasi pada

penelitian ini yaitu semua laporan keuangan PT Kimia Farma,Tbk yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia. Sementara itu, sampel adalah bagian dari jumlah dan

37
38

karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2013). Sampel dalam

penelitian ini adalah laporan keuangan PT Kimia Farma,Tbk dari tahun 2014

sampai dengan tahun 2018.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini bersifat kuantitatif, yaitu data yang digunakan dalam penelitian ini

merupakan data sekunder berupa angka-angka atau besaran tertentu yang sifatnya

pasti. Data seperti ini memungkinkan untuk dilakukan analisis menggunakan

pendekatan statistic dan sejenisnya.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder,

yaitu sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui

media perantara. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan

historis perusahaan. Pengambilan sumber data sekunder didapat dari laporan

tahunan perusahaan PT Kimia Farma,Tbk yang tercatat di Bursa Efek Indonesia

(BEI) pada tahun 2014-2018 dapat diakses disitus BEI yaitu www.idx.co.id

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi.

Pengumpulan dimulai dengan tahap penelitian pendahuluan yaitu dengan cara

studi kepustakaan melalui buku-buku dan laporan keuangan yang mendukung

penelitian ini, yang berhubungan dengn kinerja keuangan dan economic value

added. Pada tahap ini dilakukan pemilihan data sebagai sumber referensi

penelitian mengenai jenis data yang dibutuhkan, ketersediaan data, dan gambaran

data dari sumber yang telah didapatkan.


39

Tahap berikutnya adalah mengumpulkan keseluruhan data untuk selanjutnya

diolah dan dianalisis melalui teknik analisis data guna menjawab hipotesis

penelitian.

3.6 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional

Variabel dalam penelitian ini yaitu economic value added dengan mengukur

kinerja suatu perusahaan agar dapat menilai apakah perusahaan tersebut memberi

nilai tambah terhadap investor atas modal yang dikeluarkan untuk investasi setiap

tahunnya. Economic value added merupakan pengukuran kinerja keuangan untuk

menigkatkan nilai dari modal perusahaan dimana laba diperoleh dari selisih

perhitungan laba bersih operasi setelah pajak (NOPAT) dengan biaya pinjaman

dan biaya ekuitas (capital charges) yang dikeluarkan untuk menciptakan laba.

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam

maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2017:102). Dalam penelitian ini

instrument yang digunakan alat analisis Economic Value Added (EVA)

3.8 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis Economic Value Added (EVA)

yang terdiri dari :

1. Menghitung Net Operating After Tax (NOPAT)

NOPAT = Laba ( Rugi ) usaha - Pajak


40

2. Menghitung Invested Capital

Invested Capital = Total Utang + Ekuitas – Utang


Jangka Panjang

3. Menghitung Weighted Average Cost Of Capital (WACC)

WACC = { (D x Rd) x (1-Tax) + (ExRe) }

4. Menghitung Capital Charges

Capital Charge = WACC x Invested Capital

5. Menghitung nilai Economic Value Added (EVA)

EVA = NOPAT – Capital Charge

6. Kesimpulan

Kinerja keuangan dapat disimpulkan dengan standar ukuran yang terdiri

dari 3 yaitu :

1. Nilai EVA>0, artinya manajemen perusahaan telah berhasil

menciptakan nilai tambah ekonomis bagi perusahaan.

2. Nilai EVA =0, artinya perusahaan berada dalam titik impas. Perusahaan

tidak mengalami kemunduran tetapi juga tidak mengalami kemajuan

secara ekonomis.

3. Nilai EVA<0, artinya tidak terjadi proses pertumbuhan nilai ekonomis

bagi perusahaan, laba yang dihasilkan tidak dapat memenuhi harapan

para kreditor dan pemegang saham perusahaan.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat PT Kimia Farma, Tbk


Kimia Farma merupakan perusahaan industry farmasi pertama di Indonesia yang

didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817. Nama perusahaan ini pada

awalnya adalah NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co. Berdasarkan keputusan

nasionalisasi atas eks perusahaan Belanda di masa awal kemerdekaan, pada tahun

1958, Pemerintah Republik Indonesia melakukan peleburan sejumlah perusahaan

farmasi menjadi PNF (Perusahaan Negara Farmasi) Bhinneka Kimia Farma.

Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1971, bentuk badan hokum PNF diubah

menjadi Perseroan Terbatas, sehingga nama perusahaan berubah menjadi PT.

Kimia Farma (persero).

Pada tanggal 4 Juli 2001, PT Kimia Farma (Persero) kembali mengubah

statusnya menjadi perusahaan terbuka, PT. Kimia Farma(Persero) Tbk, dalam

penulisan berikutnya disebut Perseroan. Bersamaan dengan perubahan tersebut,

Perseroan telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya

(sekarang kedua bursa telah merger dan kini bernama Bursa Efek Indonesia).

Berbekal pengalaman selama puluhan tahun, Perseroan telah berkembang menjadi

perusahaan dengan pelayanan kesehatan terintegrasi di Indonesia. Perseroan kian

diperhitungkan kiprahnya dalam pengembangan dan pembangunan bangsa,

khususnya pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia.

41
42

Berdasarkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya Nomor AHU-0017895.AH.01.02

Tahun 2020 tanggal 28 Februari 2020 dan surat Nomor AHU-AH.01.03-0115053

tanggal 28 Februari serta tertuang dalam Akta isalah RUPSLB Nomor 18 tanggal

18 September 2019, terjadi perubahan nama perusahaan yang semula PT Kimia

Farma (Persero) Tbk menjadi PT Kimia Farma, Tbk, efektif per tanggal 28

Februari 2020.

4.1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan usaha perseroan sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar

Perseroan yang terakhir mengalami perubahan dengan Akta No 49 tanggal 20

April 2017 dari Nova Faisal,SH,MKn, notaris di Jakarta adalah menyediakan

barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat khususnya

bidang industri farmasi, healthcare, kimia, biologi, alat kesehatan, makanan dan

minuman, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk

mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai dengan menerapkan prinsip-

prinsip Perseoran Terbatas.

Untuk mencapai maksud ddan tujuan tersebut, perseroan dapat melaksanakan

kegiatan usaha dengan penjabaran sebagai berikut:

1. Memproduksi sediaan farmasi (obat, bahan obat, obat tradisional dan

kosmetika)

2. Memproduksi alat kesehatan dan bahan kimia

3. Memproduksi minyak nabati, yodium dan garam-garamnya


43

4. Memproduksi produk makanan dan minuman

5. Memproduksi pengemas dan bahan pengemas

6. Menyelenggarakan kegiatan pemasaran, perdagangan dan distribusi dari hasil

produksi seperti di atas, baik hasil produksi sendiri maupun hasil produksi

pihak lain, baik di dalam maupun di luar negeri

7. Melakukan kegiatan pelayanan kesehatan (healthcare services)

8. Menyelenggarakan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh industri farmasi,

healthcare, kimia, biologi, alat kesehatan, makanan dan minuman sepanjang

tidak bertentangan dengan peraturan dan peundang-undangan.

Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 5

(Penyesuaian 2015) tentang “Segmen Operasi”, segmen usaha Kimia Farma

dikelompokkan menurut kegiatan usaha yaitu, manufaktur atau produksi,

distribusi dan ritel atau unit usaha, serta jasa lainnya.

4.1.3 Visi dan Misi

a. Visi

Menjadi perusahaan Healthcare pilihan utama yang terintegrasi dan

menghasilkan nilai yang bersinambungan

b. Misi

1. Melakukan aktivitas usaha di bidang-bidang industri kimia dan

farmasi, perdagangan dan jaringan distribusi, ritel farmasi dan layanan

kesehatan serta optimalisasi aset.


44

2. Mengelola perusahaan secara Good Corporate Governance dan

operational excellence didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM)

professional.

3. Memberikan nilai tambah dan manfaat bagi seluruh stakeholder.


45

4.1.4 Stuktur Organisasi

Gambar 4.1 Struktur Organisasi


46

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Net Operating After Tax (NOPAT)

Grafik 4.1 Net Operating After Tax (NOPAT)

577.726.327.511
Laba(Rugi) Usaha Pajak NOPAT

449.709.762.422

401.792.808.948
383.025.924.670
354.904.735.867

331.707.917.461
315.611.059.635

271.597.947.663
265.549.762.082
236.531.070.864

175.933.518.563
118.001.844.961
111.427.977.007
89.354.973.785
79.079.988.771

2014 2015 2016 2017 2018

Sumber: Data Sekunder Diolah, 2020

Berdasarkan hasil penelitian pada grafik 4.1 di atas, diketahui bahwa selama 5

tahun terakhir yaitu dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 terjadi

peningkatan laba usaha setelah pajak (NOPAT). Hal ini disebabkan oleh tingkat

penjualan bersih yang tinggi, sehingga berdasarkan peningkatan laba tersebut

kinerja keuangan PT Kimia Farma,Tbk dapat dikatakan baik.

Peningkatan NOPAT yang paling signifikan terjadi pada tahun 2017

sebesar 22% sedangkan pada tahun 2016 peningkatannya hanya sebesar 2%.

Peningkatan NOPAT akan berpengaruh pada besar kecilnya nilai EVA. Semakin

besar NOPAT yang didapat, maka kemungkinan nilai EVA pun akan semakin

besar atau bernilai positif.


47

4.2.2 Invested Capital

Grafik 4.2 Invested Capital

7.130.764.211.317
Total Utang Ekuitas Utang Jangka Panjang Invested Capital

6.103.967.587.830
4.942.028.203.895
3.967.616.276.775

3.523.628.217.406

3.356.459.729.851
3.149.183.406.085
2.665.955.631.340

2.572.520.755.127
2.341.155.131.870

2.329.663.106.364
2.271.407.409.194
2.056.559.640.523
1.811.143.949.913

1.378.319.672.511

1.154.120.768.638
1.157.040.676.384

644.946.264.289
302.228.994.957

285.695.906.949

2014 2015 2016 2017 2018

Sumber: Data Sekunder Diolah, 2020

Berdasarkan hasil penelitian dari grafik 4.2 di atas dapat dilihat tingkat invested

capital pada PT Kimia Farma, Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

periode 2014-2018, setiap tahunnya mengalami peningkatakan. Peningkatan yang

paling singnifikan terjadi pada tahun 2018 sebesar 44% dan yang paling tidak

singnifikan terjadi pada tahun 2015 sebesar 18%.


48

4.2.3 Weighted Average Cost Of Capital (WACC)

Grafik 4.3 Weighted Average Cost Of Capital (WACC)

D Rd 1-Tax E Re WACC

0,65
0,58

0,58
0,6

0,51

0,49
0,42

0,42
0,4

0,35
0,31
0,27

0,27

0,18
0,0035
0,03

0,03

0,03
0,02

0,02

0,02
0,01
0,01

0,01

0,01
0,01

0,01
-0,0011

2014 2015 2016 2017 2018


-0,007

Sumber: Data Sekunder Diolah, 2020

Dari grafik 4.3 dapat diketahui bahwa biaya modal rata-rata tertimbang (WACC)

dari tahun 2014-2018 mengalami penurunan di tahun 2015 sebesar -0.0007.

Peningkatan WACC terjadi hanya pada tahun 2018 dan peningkatan tersebut tidak

signifikan karena hanya mengalami peningkatan sebesar 0.02 dari tahun

sebelumnya.
49

4.2.4 Capital Charges

Grafik 4.4 Capital Charges

7.130.764.211.317
WACC Invested Capital Capital Charges

4.942.028.203.895
3.967.616.276.775
3.149.183.406.085
2.665.955.631.340

130.475.734.780
65.353.052.892
44.024.391.997
33.939.320.884

2.167.247.586
-0,0007
0,01

0,01

0,01

0,02
2014 2015 2016 2017 2018

Sumber: Data Sekunder Diolah, 2020

Berdasarkan grafik 4.4 dapat dilihat bahwa capital charges PT Kimia Farma, Tbk

mengalami peningkatan di tahun 2014, 2016, 2017 dan pada 2018 mengalami

peningkatan yang paling singnifikan di bandingkan dengan tiga tahun

sebelumnya. Pada tahun 2015 terjadi penurunan yang sangat singnifikan

disebabkan oleh WACC yang bernilai negatif.


50

4.2.5 Economic Value Added (EVA)

Grafik 4.5 Economic Value Added (EVA)

401.792.808.948
NOPAT Capital Charges EVA

331.707.917.461
271.597.947.663

271.317.074.168
266.354.864.569
265.549.762.082

263.382.514.496
236.531.070.864

227.573.555.666
202.591.749.980

130.475.734.780
65.353.052.892
44.024.391.997
33.939.320.884

2.167.247.586

2014 2015 2016 2017 2018

Sumber: Data Sekunder Diolah, 2020

Berdasarkan hasil penelitian pada grafik 4.5 dapat dilihat bahwa hasil

perhitungan EVA dari tahun 2014 Rp. 202.591.749.980, tahun 2015 Rp.

263.382.514.496, tahun 2016 Rp. 227.573.555.666, tahun 2017 Rp.

266,354,864,569, dan tahun 2018 Rp. 2711317.074.168 dapat dikatakan bahwa

kinerja keuangan PT Kimia Farma,Tbk sudah baik. Hal ini ditandai dengan nilai

EVA yang positif setiap tahunnya. Walaupun pada tahun 2016 mengalami

penurunan disebabkan nilai capital charges mengalami peningkatan dibandingkan

peningkatan nilai NOPAT.


51

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian di atas diketahui bahwa kinerja keuangan pada PT

kimia Farma, Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama lima tahun

terakhir yaitu dari tahun 2014 sampai dengan 2018 dengan metode Economic

Value Added (EVA) mampu memberikan nilai tambah ekonomis. Hal ini dapat

dilihat dari perhitungan EVA selama lima tahun terakhir yang selalu bernilai

positif ( EVA>0). Dalam mengukur kinerja keuangan dengan EVA ada tiga

kategori yang dapat digunkan untuk mengetahui sebuah perusahaan memiliki nilai

tambah ekonomis yaitu jika nilai EVA>0 atau bernilai positif yang berarti

manajemen perusahaan telah berhasil menciptakan nilai tambah ekonomis bagi

perusahaan, jika nilai EVA=0 artinya manajemen perusahaan berada pada titik

impas dan jika EVA<0 atau bernilai negatif berarti tidak terjadi pertambahan nilai

ekonomis bagi perusahaan.

Penelitian ini sejalan dengan Umbara (2016) bahwa pengukuran kinerja

keuangan dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA) pada

perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI menunjukkan pergerakan nilai EVA

yang positif dan berfluktuatif di setiap periode penelitian, hal ini menunjukkan

bahwa perusahaan secara umum mampu mampu menciptakan nilai tambah bagi

perusahaan dan manajemen mampu menyelaraskan kepentingan antara

manajemen dan investor terhadap imbalan dan resiko. Penurunan EVA yang

terjadi lebih disebabkan adanya penurunan pada nilai NOPAT yang cukup tinggi

diikuti dengan peningkatan nilai capital serta semakin tingginya biaya modal yang

harus ditanggung perusahaan.


52

Masnawati, dkk (2017) juga menekankan bahwa hasil perhitungan

menggunakan Economic Value Added (EVA) pada PT Daya Anugrah Mandiri

Cabang Palopo untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan periode 2012-2016

menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan baik karena mampu

memberikan nilai tambah ekonomis. Hal tersebu terlihat dari hasil perhitungan

EVA selama tahun 2012-2016 mengalami peningkatan dan bernilai positif

(EVA>0).
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penilitian dan pembahasan yang dilakukan terhadap kinerja

keuangan pada PT Kimia Farma, Tbk dengan menggunakan analisis Economic

Value Added (EVA) :

1. Pada tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 30% dari tahun 2014

2. Pada tahun 2016 mengalami penurunan sebesar -14% dari tahun 2015

3. Pada tahun 2017 kembali mengalami kenaikan sebesar 17% dari tahun 2016

4. Pada tahun 2018 nilai EVA mengalami penurunan sebesar 2% dari tahun

2017

Maka dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja keuangan sudah baik. Hal ini

ditandai dengan nilai EVA yang positif dari tahun 2014-2018. Walaupun pada

tahun pada tahun 2016 nilai EVA mengalami penurunan sebesar -14% dari tahun

2015 tetapi penurunan tersebut tidak memberikan dampak besar pada

perkembangan perusahaan. Dari hal tersebut di atas menandakan perusahaan

mampu menghasilkan nilai tambah ekonomis bagi pemegang saham dan investor.

5.2 Saran

1. Bagi perusahaan, dengan nilai EVA yang bernilai positif diharapkan

perusahaan dapat mempertahankan dan lebih menciptakan nilai yang lebih

tinggi sehingga mampu menghasilkan nilai tambah ekonomis perusahaan di

masa yang akan datang.

53
54

2. Bagi para investor, melalui penelitian ini investor kiranya dapat

mempertimbangkan dan juga mampu untuk memilih lebih cermat dalam

mengambil keputusan untuk berinvestasi. Dengan melakukan penilaian kinerja

keuangan yang ada pada perusahan merupakan langkah awal yang baik bagi

investor untuk berinvestasi.

3. Bagi pihak lainnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk

mengembangkan penelitian sejenis dimasa yang akan datang terkait EVA

sebagai alat untuk menilai kinerja keuangan perusahaan.


55

DAFTAR RUJUKAN

Brigham, Eugene dan Joel F. Houston. 2001. Management Finance,


Diterjemahkan oleh Suharto, Dodo, Wibowo, dan Herman. 2001. Manajemen
Keuangan. Erlangga.Jakarta
Brigham, F. Eugene dan Joel F. Houston. 2013. Dasar-dasar Manajemen
Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Dewi, M. (2017). Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Menggunakan
Metode EVA (Economic Value Added)(Studi Kasus pada PT. Krakatau Steel
Tbk Periode 2012-2016). Jurnal Manajemen dan Keuangan, 6(1), 648-659.

Erica, D. (2016). Analisa Rasio Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja


Perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk. Moneter-Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, 3(2).

Fahmi, Irham. 2012. Analisis Laporan Keuangan.Cetakan Ke-2.


Bandung:Alfabeta.
Gulo, W. A., & Ermawati, W. J. (2011). Analisis Economic Value Added (EVA)
dan Market Value Added (MVA) sebagai Alat Pengukur Kinerja Keuangan PT
SA. Jurnal Manajemen dan Organisasi, 2(2), 123-133.

Hanifah, H. (2019). Analisis Pengukuran Kinerja Keuangan Dengan Pendekatan


Economic Value Added (EVA) Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
Medan (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara).

Hanifah. 2019. Analisis Pengukuran Kinerja Keuangan Dengan Pendekatan


Economic Value Added (EVA) Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
Medan. Skrispsi. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Medan.

Harahap, Sofyan S. 2011. Analisis Kristis atas Laporan Keuangan. Rajawali Pers:
Jakarta
Hery. 2012. Analisis Laporan Keuangan. PT. Bumi Aksara.Jakarta

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).2009. Standar Akuntansi Keuangan Revisi 2009.

Salemba Empat. Jakarta

Iqbal, M. Dkk (2015). Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Analisis


Rasio Keuangan Dan Metode Economic Value Added (Eva)(Studi Pada, pt.
Jasa Marga (Persero) Tbk. Dan Anak Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2011-2014). Jurnal Administrasi Bisnis, 25(1). 1-6
56

Jannatul Firdaus, N. W., & Rahayu, S. M. (2019). Analisis Kinerja Keuangan


Perusahaan Dengan Metode Economic Value Added (EVA) Dan Market Value
Added (MVA)(Studi pada PT Pembangunan Perumahan Tbk, PT Waskita
Karya Tbk, PT Wijaya Karya Tbk dan PT Adhi Karya Tbk Periode 2014-
2016). Jurnal Administrasi Bisnis, 74(1), 30-38.

Karamoy, J., Tampi, D. L., & Mukuan, D. D. (2016). Analisis Economic Value
Added (EVA) Pada PT Bank Negara Indonesia Tbk. Jurnal Administrasi
Bisnis, 4(2).1-10

Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Ketujuh.


Jakarta:PT. Rajagrafindo Persada.
Margaretha, F. 2014. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Dian Rakyat. Jakarta

Martani, D. Dkk. 2012. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Salemba


Empat. Jakarta
Masnawati, M., Kusdarianto, I., & Jasman, J. (2019). Analisis Penggunaan
Economic Value Added (Eva) Dalam Mengukur Kinerja Keuangan Pada Pt.
Daya Anugrah Mandiri Kota Palopo. Jurnal Manajemen STIE Muhammadiyah
Palopo, 3(2).26-31

Masnawati, M., Kusdarianto, I., & Jasman, J. (2019). Analisis Penggunaan


Economic Value Added (Eva) Dalam Mengukur Kinerja Keuangan Pada Pt.
Daya Anugrah Mandiri Kota Palopo. Jurnal Manajemen STIE Muhammadiyah
Palopo, 3(2).

Mudjijah, S. (2015). Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Internal Perusahaan


Terhadap Earning Per Share. Jurnal Ekonomika dan Manajemen, 4(2).

Putra, R. E. (2018). Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Selisih Kurs Dan


Transaksi Dalam Mata Uang Asing Serta Pengaruhnya Terhadap Laporan
Keuangan (Studi Kasus Pada Pt. Appipa Indonesia). Measurement: Jurnal
Akuntansi, 12(2), 180-191.

Richard Andriyanto, 124010043 (2017) Pengaruh Economic Value Added (Eva)


Dan Market Value Added (Mva) Terhadap Harga Saham (Pada Industri Barang
Konsumsi Sub Sektor Makanan & Minuman di Indeks Saham Syariah
Indonesia Periode 2012–2016). Skripsi(S1) thesis, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Unpas Bandung.

Rudianto. 2013. Akuntansi Manajemen Informasi untuk Pengambilan Keputusan


Strategis. Jakarta: Erlangga
Sahara, B. H. (2015). Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan
Menggunakan Rasio Keuangan Dan Metode Economic Value Added
57

(EVA)(Studi pada PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk periode 2011-2013).


Jurnal Administrasi Bisnis, 19(1).1-8

Sartono,Agus.2015.Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi. BPFE

Yogyakarta.

Sawir, A. 2014.Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan


Perusahan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Simbolon, R. F. (2014). Analisis EVA (Economic Value Added) Untuk Menilai
Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Farmasi Pada Bursa
Efek Indonesia Periode 2010-2012). Jurnal Administrasi Bisnis, 8(1).1-8

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Cetakan ke-
26. Alfabeta.Jakarta.
Suripto. 2015. Manajemen Keuangan (Strategi Penciptaan Nilai Perusahaan
Melalui Pendekatan Economic Value Added). Cetakan Pertama. Graha Ilmu.
Yogyakarta
Sutrisno, Edi. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi pertama.Jakarta:
Kencana Prenada Media Group

Syamsiah, S. 2015. Analisis Perbandingan Penerapan Konsep Return On


Investment dan Economic Value Added Dalam Menilai Kinerja Keuangan
Perusahaan Makananan Dan Minuman Yang terdaftar Di BEI. Skripsi.
Universitas Hasanuddin. Makassar.

Tunggal, Amin W. (2008). Pengantar Konsep Nilai Tambah Ekonomi (EVA) dan
Value Based Management (VBM). Harvarindo.

Umbara, A. (2016). Analisis Penilaian Kinerja Keuangan Ditinjau Dari Economic


Value Added (EVA) dan Return On Invesment (ROI) Pada Perusahaan
Farmasi yang Tecatat di BEI. Ejournal Ilmu Administresi Bisnis, 4(2), 479-490.

Umboh, D. J., Mangantar, M., & Saerang, I. S. (2015). Analisis Perbandingan


Kinerja Keuangan Menggunakan Metode Economic Value Added Pada PT.
Media Nusantara Citra Tbk Dan PT. Surya Citra Media Tbk Periode Tahun
2010-2014. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan
Akuntansi, 3(2),997-1006

Wau, R., Syarifuddin, A., & Herwanto, R. (2017). Analisis Perbandingan


Ecocnomic Value Added (Eva) dan Return On Investment (Roi) dalam Menilai
Kinerja Keuangan Sub Sektor Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Journal Of Business Studies, 2(1), 99-110.
58

WWW.KimiaFarma.co.id

WWW.idx.co.id

Anda mungkin juga menyukai