Buku Pedoman Sop Neurologik

Unduh sebagai rtf, pdf, atau txt
Unduh sebagai rtf, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 42

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SOP)

NEUROLOGIK

ELEKTROENSEFALOGRAFI

PENGERTIAN : EEG adalah alat elektromedik yang digunakan untuk merekam aktivitas Ustrik
otak, melalui tengkorak yang utuh
TUJUAN: Untuk mengetahui ada tidaknya abnormalitas fungsi maupun struktur lapisan
otak
bagian luar
KEBIJAKAN : Prosedur pelayanan ditetapkan oleh pimpinan RS dengan melibatkan SMF
dalam penyusunan, evaluasi dan tindak lanjut

INDIKASI
1. Pasien dengan kemungkinan epilepsi
2. Pasien yang diduga menderita kejang
3. Pasien dengan penurunan kesadaran/ koma
4. Mengevaluasi efek serebral pada penyakit metabolik sistemik
5. Mengevaluasi tidur (sleep study)
6. Memonitor aktifitas serebal pada pasien dalam narkose umum

KONTRA INDIKASI : Tidak ada


PERSIAPAN ALAT :
1. Mesin EEG ( untuk mesin digital, minimal dengan 24 channel)
2. Kertas perekam bergaris untuk mesin analog
3. Elektroda
4. Scrubbing gel
5. Elektroda paste
6. EKG gel
7. Kapas alkohol
8. Alat pengukur kepala (meteran dari kain/plastik dengan lebar<1 cm)
9. Pinsil penanda khusus untuk kulit
ELEKTROENSEFALOGRAFI

PESIAPAN PENDERITA :
1. Penderita dan keluarga pendeita diberi penjelasan tentang
maksud
pemeriksaan
2. Pendeita datang dalam keadaan kulit kepala bersih (rambut
sudah
dicuci pagi hainya dan jangan diolesi minyak rambut).
3. Penderita anak-anak yang tidak kooperatif mendapat Chlorpromazine
1 mg/kg BB peroral minimal 1 mg/kg BB/IM atau peroral.

PROSEDUR
1. Memberitahu pasien mengenai apa yang akan dilakukan, dan
juga
memberi pengertian bahwa rekaman ini adalah untuk
merekam aktifitas listrik otak
2. Minta pasien agar kooperatif dan menuruti permintaan teknisi saat
rekaman agar menghasilkan rekaman yang baik
3. Terangkan pada pasien aktivasi apa saja yang akan
dilakukan selama rekaman (aktivasi standar: membuka dan
menutup mata, hiperventilasi, stimulasi fotik, mental aktivasi,
tidur)
4. Tanyakan mengenai bentuk kejang/aura yang mendahului
kejang, minta pasien untuk memberi tahu bila sensasi ini
timbul pada saat direkam
5. Ajarkan pasien melakukan HV dengan baik (pada anak dapat
dipakai
simulasi dengan meniup kertas)
6. Mengukur kepala pasien menggunakan sistim 10 -20
7. Bersihkan kepala dengan 'scrubbing gel' atau alkohol
8. Posisi pasien dapat duduk/berbaring(anak dapat dipangku orang
tuanya)
9. Lama rekaman minimal 20 - 30 menit
10. Buat suasana agar pasien merasa tenang dan tidak tegang
ELEKTROENSEFALOGRAFI

11 Rekaman dilakukan dengan pasien menutup mata (pasien hanya


boleh membuka mata bila teknisi meminta untuk membuka mata) 12 Untuk EEG 'analog'
lakukan kalibrasi sebelum mulai perekaman, dapat dipilih beberapa montage yang
dapat mewakili semua area di kepala, perlu dilakukan perekaman pada referential dan
bipolar montage. Aktivasi pada pasien hanya dilakukan pada bipolar longitudinal
montage
13. Mulai dan akhiri rekaman pada saat pasien dalam keadaan
tenang/rekaman dalam keadaan baik
14 Teknisi diminta untuk mencatat hal hal yang terjadi pada saat
melakukan rekaman (memberi anotasi)
15 Bila pasien kejang pada saat rekaman, teknisi wajib menghubungi
dokter yang bertanggung jawab di laboratorium EEG tersebut.
16 Cuci bersih kepala pasien dari pasta setelah selesai merekam
17 Cuci elektroda dari pasta dengan cara merendam selama15-30
menit

Kriteria tenaga
1. Tehnisi EEG yang terampil mengukur dan trampil menggunakan alat
EEG
2. Electroencephalographer

Tempat
1. Tenang, bebas dari polusi suara
2. Sejuk agar tidak menyebabkan pasien berkeringat
3. Lampu diruangan dapat diredupkan pada saat pasien tidur/ akan
tidur
ELEKTROMIOGRAFI (EMG)

EMG adalah alat elektromedik yang digunakan


PENGERTIAN : untuk merekam kecepatan hantar saraf.
Untuk mengetahui ada tidaknya abnormalitas
TUJUAN : fungsi sistem saraf perifer.
Prosedur pelayanan ditetapkan oleh pimpinan
KEBIJAKAN : RS dengan melibatkan UP dalam penyusunan,
evaluasi dan tindak lanjut.

PROSEDUR
a. Persiapan Alat EMG :
1. Periksa semua kabel penghubung, dan perhatikan hubungan
kabel-kabel dengan mesin EMG
2. Ground untuk mesin terpasang dengan baik sebelum mesin
dihidupkan
3. Persiapan elektroda-elektroda. Elektroda jarum harus disterilkan
dahulu sebelum digunakan.
4. Siapkanalat-alatyangdigunakan: kapas,alkohol, pasta elektroda,
abrasive,pita pengukur,tinta penanda,plester
perekat,buku pencatat,dll.
b. Persiapan Pendeita :
1. Penerangan sejelas-jelasnya kepada penderita tentang prosedur
pemeriksaan
2. Pada tiap penderita sebelum dikerjakan EMG harus diperiksa
lebih dahulu.
a. Anamnesis yang cermat tentang riwayat penyakitnya.
b. Pemeriksaan neurologis yang diteliti
c. Pemeiksaan x-ray foto atau laboratorium (kalau ada)
3. Lepaskan pakaian pendeita sehingga otot yang akan dipeiksa
terlihat dengan jelas.
4. Alat-alat dari logam sebaiknya dilepas (arloji, cincin, dll).
ELEKTROMIOGRAFI (EMG)

Cara kerja
1. Hubungkan kabel daya yang tersedia ke soket sumber arus AC
dengan instrumen dan colokkan kabel ke dalam outlet AC.
2. Tekan tombol ON pada monitor
3. Tekan tombol MENU untuk memanggil layer menu.
4. Pilihlah menu yang diinginkan dari table menu di bagian atas
layer (NCV1 MCV, NCV2 MCV, H-RFLX, F wave)
5. Tekan tombol MONITOR lalu tombol Stim/Sweep
6. Bersihkan kotoran dan minyak di kulit dengan alkohol, usap
dengan tissue / skinpure.
7. Berikan jelly pada elektroda
8. Eratkan elektroda dengan kulit menggunakan plester / hipafix.
9. Letakkan elektroda referens dan elektroda aktif.
10 Letakkan ground antara elektroda aktif dan elektroda
stimulasi.
11 Letakkan elektrostimulasi dengan posisi katode berhadapan
dengan elektroda aktif
12. Intensitas dinaikkan pelan-pelan sampai amplitude tidak
bertambah kemudian dinaikkan lagi 20-25%.
13 Jika sudah didapatkan stimulasi supramaksimal, lalu ukur jarak
antara elektroda referens dan elektroda aktif.
14 Ukur jarak antara elektroda aktif dan saraf yang dipeiksa
(elektroda stimulasi).
15 Tekan angka pada keyboard untuk mengetik nilai yang didapat
pada pengukuran.
16. Tekan tombol ANALYSIS
17. Tekan tombol STORE
18. Untuk mencetak, tekan tombol RECORD
LUMBAL PUNGSI

PENGERTIAN : Tindakan Lumbal Pungsi adalah suatu


tindakan untuk memperoleh likuor
serebrospinalis dan untuk mengetahui keadaan
INDIKASI lintasan liquor.
1. Indikasi diagnostik, dengan cara memeriksa :
Komposisi LCS
Dinamik LCS
Bakteriologis
Neuroradiologis: caucfo/myelografi -> memasukkan zat kontras.
2. Indikasi terapeutik : Pemberian antibiotik, kortikosteroid.
3. Untuk follow uo suatu penyakit.

KONTRAINDIKASI :
1. Tekanan intrakkranial meningkat (funduskopi : papiledema(+))
2. Bila diduga ada tumor intrakranial -> terutama di fossa posterior
3. Kontraindikasi relatif bila ada luka / infeksio di tempat LP

ALAT DAN BAHAN :


1. Jarum LP (Spinal needle) No. 18, 20
2. Kapas lidi beberapa buah
3. Larutan Betadin, alkohol
4. Larutan Nonne dan Pandy (bila ada) dan 2 buah tabung reaksi
5. Botol kecil steril (untuk menampung LCS)
6. Sarung tangan steril
7. Nierbecken
8. Spuit 2,5 cc, aqua steril 25 cc
9. Kasa steril, plester, dan korentang + duk berlubang steril
LUMBAL PUNGSI

PROSEDUR :
1. Baringkan miring sisi kiri, bawa sedekat mungkin ke sisi kanan tempat
tidur.
2. Posisikan penderita seolah mencium lututnya
3. Punggung berada pada posisi vertikal
4. Desinfeksi daerah punggung bawah berpusat di tempat yang telah
ditandai sebagai tempat melakukan LP celah vertebra L3-4
atau ditandai sebagai tempat melakukan LP (celah vertebra L3-4
atau L4-5) lakukan penusukan jarum spinal mengarah ke umbilicus.
5. Sampai terasa sensasi seperti menembus kertas, cabut
mandren, bila LCS keluar periksa aspek, warna, kecepatan
tetesan, lakukan Quickenstedt test dengan menekan kedua vena
jugularis.
6. Ambil tabung Nonne dan Pandy lalu teteskan LCS ke dalamnya dan
dinilai, ambil tabung steril dan diisi dengan LCS untuk diperiksa ke Lab. (jumlah sel, glukosa,
protein, hitung jenis leukosit)
7. Cabut jarum spinal lalu tutup dengan kasa steril lubang bekas LP.
MIELOGRAFI

PENGERTIAN Pemeriksaan Myelografi adalah suatu


pemeriksaan penunjang dengan cara
menyuntikkan suatu bahan (gas, zat kontras) ke
dalam kanalis spinalis melalui tindakan pungsi
lumbal, kemudian dilakukan
pemotretan dengan sinar X untuk
memperoleh gambaran tentang kanalis
spinalis.

TUJUAN Untuk mengetahui adanya kelainan dalam


kanalis spinalis, terutama proses yang
berpengaruh terhadap jalannya liquor misalnya :
HNP, tumor dalam kanalis vertebralis, araknoid
adhesiva, trauma medula
spinalis yang telah sembuh (bukan fase akut
trauma medula spinalis).

KEBIJAKAN Rumah sakit memiliki langkah-langkah yang


benar dan terbaik berdasarkan ketetapan
bersama untuk melakukan tindakan Myelografi
KONTRAINDIKASI: Infeksi sekitar tempat lumbal pungsi

Hipersensitif terhadap bahan


kontras
BAHAN DAN ALAT
1. Seperti persiapan untuk Lumbal Pungsi (LP)
2. Spuit steril : 10 cc 1 (satu) buah
3. Spuit steril 5 cc 1(satu) buah
4. Spuit steril 2 cc 1(satu) buah
5. Jarum Pungsi Lumbal dengan klap/kran
6. Zat kontras 1 buah (Omnipaque 300 U 20 cc)
7. Adrenalin inj. 1 ampul, Dexametason Inj.2 ampul (persiapan bila
terjadi shock anafilaktik)
MIELOGRAFI

8. Suntikkan Kontras misal iopamiro 300 - 370 mg% 1 botol (tergantung


lokalisasi lesi : * Servikal ± 20 ml,
* Torakal ± 20 ml *
Lumbal ± 10 ml
9. Bantal tipis : 2 (dua) buah.

KONTRA INDIKASI :
Ada infeksi dalam kanalis atau dalam likuor, antara lain
meningitis, mielitis.
Hipersensitif terhadap bahan kontras.

PERSIAPAN PENDERITA :
1. Klinis mempunyai indikasi untuk myelografi
2. telah dilakukan LPsebelumnya (minimal 7 - 10 hari yang lalu) tidak
selalu bila kasus cito operasi bila langsung
3. Ada tanda-tanda gangguan aliran liquor
4. Fungsi ginjal baik, tak ada kontra indikasi LP.
5. Beri pengertian pada keluarga dan/atau penderita
6. harus dijelaskan maksudnya kepada keluarga dan/atau penderita,
resiko bahayanya dan bahwa ini bukan operasi.
7. perlu persetujuan tindakan medik (informed consent) dai keluarga
dan/atau penderita
8. Konsul ke Bagian Radiologi, minta kesediaan serta tanggal dan
jamnya.
9. Myelografi dilaksanakan di ruang radiologi
10. Dilakukan oleh dokter spesialis/residen dengan bimbingan
spesialis dibantu oleh radiolog/radiografer.
11. Alat dan obat emergensi harus disiapkan.
MIELOGRAFI

PROSEDUR
1. Sebelum pemeriksaan penderita diberi lugol 3 kali 10 tetes selama 3
hari berturut-turut atau dengan sensitiviti test kontras yang
hendak dipakai di test di daerah volar dengan pengenceran
1:10 sebanyak 1cc
2. Bila tidak ada reaksi alergi pemeriksaan myelografi dapat
dilakukan.
3. Setelah penderita, ruangan radiologi dan alat siap, penderita
dibaringkan dengan letak kepala tergantung pada letak lesi (pada
lesi tinggi torakal/servikal -> kepala di ujung meja yang dapat
dimiringkan paling rendah, sebaliknya pada lesi
rendah) Dilakukan LP seperti biasa, jaga sterilitas.
Setelah LP berhasil , likuor dikeluarkan sebanyak berapa banyak
kontras yang hendak dimasukkan kemudian kontras dimasukkan
(iopamirolultravistlomnipaque) yang telah disiapkan dibuka.
Masukkan kontras 10 - 20 cc dengan spuit 20 cc
(Lumbal 10 cc,
torakal 15 cc, servikal 20 cc) dengan pemompaan terfiksir
Tarik mandrin dan ditutup dengan kasa steril
Selanjutnya dilakukan fluoroskopi dan foto sambil mengubah posisi/
sudut meja sesuai keperluan.
9. Setelah pemeiksaan dilakukan pasien harus berbaring selama 24
jam.
TES PERSPIRASI

Pemeriksaan TES - PERPIRASI adalah suatu


PENGERTIAN :
pemeiksaan terhadap fungsi sekresi
kelenjar
keringat, sebagai salah satu fungsi saraf otonom.
TUJUAN
1. Untuk mengetahui terganggu tidaknya pengeluaran keringat pada
lesi susunan saraf terutama lesi medulla spinalis
2. Menetapkan tinggi lesi / batas lesi medulla spinalis ditingkat torako-
lumbar.

DASAR : Keingat membantu terjadinya reaksi amylum dan


jodium -> perubahan warna amylum menjadi biru /
ungu.
BAHAN
1. Alkohol
2. Jodium tinctur: R/ Jodium 2,5 gr
Oleum Ricini 15,0 cc
Alkohol 150,0 cc
3. Tepung kanji (amylum)
4. Lidi kapas beberapa batang
5. Aspirin/asetosal
6. Selimut/lampu

PROSEDUR
1. Penderita sepatutnya diberitahu dan diberi penjelasan tentang
pemeriksaan yang akan dilakukan.
2. Pagi-pagi + Vt - 1 jam sebelum pemeiksaan -> beri tablet aspirin/
asetosal.
TES PERSPIRASI

3. Bersihkan kulit penderita, olesi dengan alkohol sepanjang daerah


yang dipeiksa.
4. Lalu sapukan larutan jodium sepanjang badan sepasang di ventral
dan dorsal.
5. Setelah kering ditaburkan amylum di sepanjang garis jodium
tersebut.
6. Penderita di "exposure" dengan panas, misalnya dengan selimut
atau lebih baik dengan lampu agar timbul keringat.
7. Pada kulit yang berkeringat, jodium akan bereaksi dengan amylum
dan menimbulkan warna biru/ungu.
8. Baca daerah-daerah yang mengalami perubahan warna amylum dan
yang tidak ada perubahan.

HASIL :
Normal (terjadi pengeluaran keringat), ada perubahan warna.
Interpretasi = dikaitkan dengan gejala-gejala klinik yang lain.
TRANS CRANIAL DOPPLER

PENGERTIAN Pemeriksaan TCD adalah suatu pemeriksaan


non-invasive terhadap hemodinamika aliran
darah
otak pada pembuluh darah otak intrakranial
dan ektrakranial, melalui jendela insonansi di
leher, transtemporal, transorbital,
submandibular, dan suboksipital dengan
menggunakan gelombang suara ultrasound dari
alat TCD.

TUJUAN Untuk memperoleh informasi tentang


hemodinamika aliran darah otak sekaligus
mendeteksi kemungkinan adanya kelainan pada
pembuluh darah otak utama yang mendasari
terjadinya penyakit tertentu.

KEBIJAKAN Pemeriksaan TCD hendaknya dilakukan


secara rutin pada mereka dengan faktor risiko
penyakit serebrovaskular atau gangguan
hemodinamika aliran darah otak.

PROSEDUR
1, Colokkan kabel listrik alat TCD pada sumber listrik yang tersedi

adengan voltase sekitar 220 volt yang memiliki stabilizer (UPS), sistem
grounding di bawah 0,5 ohm
2. Hidupkan alat TCD dengan menekan tombol ON (POWER) pada hard
disk, monitor, printer.
3. Gerakan kursor ke "Name" lalu ketik nama pasien memakai key
board
4. Tekan "ENTER"
5. Ketik nomor register memakai keyboard
TRANS CRANIAL DOPPLER

6. Tekan "ENTER"
7. Klik kursor - atau + tampak gambar satu kotak dengan garis datar di
tengah
8. Tampak pula indikator power, gain, signal, gate, vessel, range,
depth, dsb
9. Atur power ke angka 100, gate 11,8 ,gain 30, signal 30 range 100
dengan menekan kursor - untuk menurunkan ke nilai rendah
atau menekan kursor + untuk menaikkan angka-angka sesuai
kebutuhan.
10. Arahkan kursor ke vessel lalu tekan tombol + atau - sehingga akan
muncul nama-nama pembuluh darah secara berturut-turut
RMCA, RBIFURC, RACA, RCPA, RPA, RTICA, ROA, RICA, RVA, LMCA,
LBIFURC, LACA, LCPA, LPCA, LTICA, LOA, LVA, disesuaikan dengan
pembuluh darah mana yang akan diperiksa.
11. Berikan penjelasan kepada pasien tentang apa yang akan dilakukan
bahwa pemeriksaan ini tidak berbahaya,tidak sakit,
menggunakan gelombang suara, probe ditempelkan di kepala,
kelopak mata, serta leher, hanya perlu kooperatif, tenang
agar pemeriksaan berjalan lancar
12. Selama pemeriksaan pasien dapat berbaring terlentang atau duduk,
sebaiknya terlentang agar pasien merasa relaks
13. Pilih probe yang 2 MHz, lalu olesi jelly pada ujungnya
14. Probe yang telah diolesi jelly lalu ditempelkan pada kepala sesuai
dengan pembuluh darah yang akan diperiksa
15. Untuk memeiksa RMCA, RBIFURC, RACA, RPCA probe ditempelkan
pada jendela insonansi temporal kanan
16. Untuk memeriksa LMCA, LBIFURC, LACA, LPCA probe ditempelkan
pada temporal kiri
TRANS CRANIAL DOPPLER

17. Untuk memeriksa sifon karotis dan a.oftalmika probe ditempelkan


pada kelopak mata atas kanan dan kiri.
18. Untuk memeriksa a.basilaris probe ditempelkan pada suboksipital
tepat pada garis tengah
19. Untuk memeiksa a.vertebralis kanan/kiri probe ditempelkan pada
suboksipital lateral kanan / kiri
20. Untuk memeriksa a.karotis interna probe ditempelkan pada
submandibular di bawah angulus mandibula kanan/kiri
21. Setiap gambar yang muncul pada saat dilakukan insonansi dapat di
save dengan menekan tombol freez pada kursor
22. Setiap selesai pemeriksaan pada satu jendela insonansi, jelly yang
masih menempel pada kulit kepala pasien langsung dibersihkan
dengan tissue.
23. Pemeriksaan untuk pasien telah dianggap selesai
24. Pemeriksa selanjutnya mengatur tampilan dan urutan gambar
25. Pada layar monitor muncul angka-angka peak sistole, end diastolic,
mean, PI, Rl, depth, gain, signal, power, nama-nama pembuluh
darah, gambaran/pola gelombang
26. Setiap halaman pemeriksaan terdiri dari enam gambaran pembuluh
darah
27. Untuk pindah ke halaman berikut (tiga halaman) arahkan kursor ke
"page" lalu tekan +/-
28. Setelah selesai dilakukan insonansi, pasien dapat bangun atau
meninggalkan tempat pemeriksaan.
29. Pasien menunggu hasil pemeriksaan di ruang tunggu
30. Bila pada tampilan gambar anak panah penunjuk peak sistole dan
end diastolic tidak tepat, maka kursor diarahkan pada
indikator "next" untuk mengatur anak panah vertikal
menunjuk ke peak
TRANS CRANIAL DOPPLER

sistolic menekan - dan ke end diastolic menekan + lalu tekan


freez pada kursor, sehingga keluar nilai dari peak sistolic, end
diastolic, mean, PI, Rl untuk setiap pembuluh darah yang diperiksa
31 Setiap hasil yang diperoleh disave dengan mengarahkan kursor
ke "save" lalu tekan - atau +
32 Gambar yang diperoleh dapat diatur secara berurut antara setiap
pembuluh darah sisi kanan berpasangan dengan sisi kiri
dengan mengarahkan kursor pada format lalu ditekan - atau +
33. Tampak pada monitor sederetan nama-nama pembuluh darah
34. Urutan pembuluh darah dapat diatur dengan mengarahkan kursor ke
"select" dan "move" lalu tekan - atau + sesuai dengan urutan
yang kita kehendaki
35 Arahkan kursor ke "note" lalu tekan - atau + sehingga keluar angka-
angka/ nilai pemeriksaan yang kita peroleh, termasuk
identitas pemeriksa dan pasien
36 Ketik umur pasien
37 Ketik jenis kelamin
38 Ketik diagnosa klinik
39 Ketik/buat kesimpulan hasil pemeriksaan
40 Tekan "home" pada keyboard maka akan ter print hasil
pemeriksaan
41. Arahkan kursor pada "file" lalu klik - atau + , data tersimpan
42. Arahkan kursor pada "print", hasil pemeiksaan akan terprint
bersama dengan gambar
43. Arahkan kembali kursor pada "option" lalu tekan - atau +
44. Matikan alat TCD dengan menekan tombol OFF pada layar monitor,
hard disk, dan printer serta UPS
45. Cabut colokan kabel listrik
NEURORESTORASI

PENGERTIAN : Prosedur aktif berdasarkan ilmu neurologi yang


bertujuan untuk memperbaiki sistem saraf
yang terganggu baik secara patologik maupun
fungsional dengan memodifikasi secara selektif
struktur dan fungsi kontrol saraf yang masih
tersisa

DASAR : - Diagnosis klinis, jenis dan subtipe


- Stadium penyakit berdasarkan patogenesa
(akut, subakut dan kronik)
Level penyakit (patologik, "impairment",
keterbatasan dan ketunaan)
Komorbiditas, komplikasi dan faktor risiko
Hasil pemeiksaan pembantu
Obat-obatan yang sedang
dimakan/riwayat alergi obat
ANAMNESIS : - Keadaan defisit neurologis

TAMBAHAN : - Riwayat sosial dan lingkungan keluarga


Status gizi
Riwayat pengobatan alternatif
ESESMEN : - Kemampuan motorik, sensorik dan otonom
Penilaian "posture"
Penilaian tonus
Penilaian balans
Penilaian kognisi
Penilaian ADL
Penilaian kemampuan "care-giver"
NEURORESTORASI

TERAPI Tindakan perawat (Fisiotherapist, Occupation


therapist, Speech therapist)
Tindakan oleh terapis (PT, OT, ST)
Tindakan oleh psikolog
Tindakan alternatif
Program edukasi keluarga

EVALUASI & MONITOR


Status Neurologis
Status fungsional
NEUROPSIKOLOGI - FAQ

INDIKASI/GUNA : Pemeriksaan tingkat fungsional IADL

KONTRAINDIKASI: Tidak tersedia pengasuh

BAHAN YANG DIPERLUKAN :


1. Formulir pemeriksaan (lihat lampiran)
2. Pensil

TEHNIK TINDAKAN : Wawancara terhadap pengasuh

KRITERIA TENAGA : Medis dan paramedis terlatih

TEMPAT : Klinik
NEUROPSIKOLOGI
Global Deppression Scale

INDIKASI/GUNA : Penapisan gejala depresi

KONTRAINDIKASI : Gangguan kesadaran

BAHAN YANG DIPERLUKAN :


1. Formulir pemeriksaan (lihat lampiran)
2. Pensil

TEHNIK TINDAKAN : Wawancara


KRITERIA TENAGA : Medis dan paramedis terlatih
TEMPAT : Klinik
NEUROPSIKOLOGI
Mini Mental State Examination

INDIKASI/GUNA Esesmen kognisi global untuk penapisan


gangguan kognisi

KONTRAINDIKASI
1. Gangguan kesadaran
2. Pendidikan kurang dai 3 tahun
3. Gangguan indera penglihatan/
pendengaran
4. Afasia berat

BAHAN YANG DIPERLUKAN :


1. Formulir pemeriksaan (lihat lampiran)
2. Pensil

TEHNIK TINDAKAN : Wawancara dan psikotest


KRITERIA TENAGA : Medis dan paramedis terlatih
TEMPAT : Klinik
NEUROPSIKOLOGI - CDT

INDIKASI/GUNA Esesmen kognisi global, visuospasial dan


konsep
jam

KONTRAINDIKASI 1. Gangguan kesadaran


2. Pendidikan kurang dari 3 tahun
3. Gangguan indera penglihatan/
pendengaran
4. Afasia berat

BAHAN YANG DIPERLUKAN :


1. Formulir pemeiksaan (lihat lampiran)
2. Pensil

TEHNIK TINDAKAN : Wawancara dan psikotest

KRITERIA TENAGA : Medis dan paramedis terlatih

TEMPAT : Klinik
NEUROPSIKOLOGI
Neuro Psychiatric Inventory

INDIKASI/GUNA : Tes neuropsikiatri pasien & pengasuh

KONTRAINDIKASI:
1. Gangguan kesadaran
2. Tidak tersedianya pengasuh

BAHAN YANG DIPERLUKAN :


1. Formulir pemeriksaan (lihat lampiran)
2. Pensil

TEHNIK TINDAKAN : Wawancara


KRITERIA TENAGA : Medis dan paramedis terlatih
TEMPAT : Klinik
NEUROPSIKOLOGI - ADL

INDIKASI/GUNA Esesmen tingkat fungsional ADL (Activity Daily


Living)
KONTRAINDIKASI Gangguan kesadaran

BAHAN YANG DIPERLUKAN :


1. Formulir pemeriksaan (lihat lampiran)
2. Pensil

TEHNIK TINDAKAN : Wawancara


KRITERIA TENAGA : Medis dan paramedis terlatih
TEMPAT : Klinik
NEUROPSIKOLOGI - IADL

INDIKASI/GUNA : Esesmen tingkat fungsional Instrumental ADL

KONTRAINDIKASI: Gangguan kesadaran

BAHAN YANG DIPERLUKAN :


1. Formulir pemeriksaan (lihat lampiran)
2. Pensil

TEHNIK TINDAKAN : Wawancara

KRITERIA TENAGA : Medis dan paramedis terlatih

TEMPAT : Klinik
NEUROPSIKOLOGI
Trial Making Tes A
dan B

INDIKASI/GUNA: Esesmen visuospasial, fungsi eksekutif dan


set-shifting
KONTRAINDIKASI:
1. Gangguan kesadaran
2. Kelemahan tangan dominan

BAHAN YANG DIPERLUKAN :


1. Formulir pemeriksaan (lihat lampiran)
2. Pensil

TEHNIK TINDAKAN : Wawancara

KRITERIA TENAGA : Medis dan paramedis terlatih

TEMPAT : Klinik
NEUROPSIKOLOGI
Clinical Dementia Rating

INDIKASI/GUNA: Esesmen fungsi kognisi


diagnostik dan fungsional untuk
demensia KONTRAINDIKASI:
1. Gangguan kesadaran
2. Kelemahan tangan dominan

BAHAN YANG DIPERLUKAN :


1. Formulir pemeriksaan (lihat lampiran)
2. Pensil
TEHNIK TINDAKAN : Wawancara
KRITERIA TENAGA : Medis terlatih
TEMPAT : Klinik
INJEKSI TOKSIN BOTULINUM (BOTOX)

INDIKASI
1. Distonia Lokal
■ Blefarospasme
■ Distonia oromandibular, fasial, lingual
■ Distonia laringeal
■ Writer's cramp
■ Distonia lain
2. Gerakan Involunter lain
■ Tremor
■ Mioklonik Palatal
■ Hemifasial spasme
■ Tick
3. Lain-lain
■ Strabismus,
nistagmus, miokimia, 1. Pemakaian lama
bruxism,stuttering, 2. Hati-hati pada:
r ■ Myasthenia Gravis
i ■ Sindrome Labert-Eaton
g ■ Penyakit motor neuron
i 3. Jangan diberikan bersama antibiotik lain
d
i
t
a
s
,

n
y
e
r
i

S
p
a
s
t
i
s
i
t
a
s
■ Back spasm
■ Spastic bladder
■ Akalasia
■ Pelvirectal spasm
■ Hiperhidrosis
■ Kosmetik

K
O
N
T
R
A

I
N
D
I
K
A
S
I
INJEKSI TOKSIN BOTULINUM (BOTOX)

ALAT DAN BAHAN


1. Kapas alkohol 70%
2. Kapas kering
3. Kassa steil
4. Jarum suntik tuberkulin (tergantung besar otot yang dituju)
5. Spuit 5 cc untuk pengenceran
6. Vial BOTULLINUM TOXIN
7. NaCl 0,9%

PERSIAPAN
1. Harus disimpan dalam lemari pendingin (suhu 2-8° C) sampai
akan digunakan.
2. Saat akan digunakan perlu diencerkan dengan NaCl 0,9% steril.
3. Saat mencampur pelarut, tidak boleh tergesa-gesa sehingga
timbul gelembung udara atau dikocok secara kasar. Larutan
yang dihasilkan harus merupakan larutan yang bening dan tidak
ada yang menggumpal.
4. Setelah selesai digunakan, maka harus disimpan dalam lemari
es (bukan freezer) dan digunakan dalam waktu 4 jam sejak
dilarutkan.
5. Kadar obat per cc, tergantung jumlah pelarut (setiap botol 100
unit).
Jumlah pelarut unit BOTOX
yang ditambahkan per0,1 cc
1 cc 10u
2 cc 5u
4 cc 2.5 u
8cc 1.25 u
INJEKSI TOKSIN BOTULINUM (BOTOX)

TEKNIK TINDAKAN
1. Pasien pada posisi supine atau duduk.
2. Asepsis daerah injeksi dengan kapas alkohol 70%.
3. Menggunakan jarum tuberkulin (1 cc) # 27-30 pada otot kecil di
fasial dan leher, jarum yang lebih besar # 24, digunakan
untuk otot yang lebih besar.
4. Bila ada, EMG dapat digunakan untuk deteksi dan sekaligus
menyuntikkan botox ke otot tersebut.

TEMPAT Poliklinik Rawat Jalan

KOMPLIKASI
1. Pada penyuntikan otot daerah wajah, dapat menyebabkan
ptosis, perdarahan subkonjunktiva dan melukai kornea.
2. Pada penyuntikan otot daerah leher, dapat menyebabkan
disfagia.
3. Pada penyuntikan otot daerah ekstremitas, dapat menyebabkan
kelemahan temporer.
POLISOMNOGRAFI

OVERVIEW

Polisomnografi adalah istilah yang digunakan untuk


menjelaskan kumpulan sistematika macam-macam
parameter fisiologis selama tidur.
Polisomnografi digunakan untuk mengevaluasi tidur dan
bangun abnormal dan gangguan fisiologis yang mempunyai
akibat pada tidur dan/atau bangun
Polisomnogram terdiri atas rekaman simultan dari
parameter fisiologis yang tekait dengan tidur dan bangun.
Interaksi antara berbagai sistem organ selama tidur dan
bangun juga dievaluasi Menurut Standar Internasional
sebuah polisomnogram minimal harus mempunyai 4
channel neurofisiologis : (1 ) Satu channel
EEG / Electroencephalography untuk memonitor tahap tidur
(2) Dua channel EOG/ Electrooculogram untuk memonitor
gerakan mata horisontal dan vertikal serta (3) Satu
channel EMG/
Electromyography (mentalis dan submentalis, anterior
tibialis) untuk merekam atonia atau REM sleep.
Parameter lain yang dievaluasi : saturasi oksigen, nasal dan
oral airflow (aliran udara hidung dan mulut), rib cage dan
abdominal respiratory effort (usaha pernafasan rongga
dada dan perut).

INDIKASI
Circadian rhythm disorders
Narcolepsy
Idiopathic hypersomnia
Sleep apnea syndrome
POLISOMNOGRAFI

Upper airway resistance


syndrome Disorders of arousal
Disorders of sleep-wake
transition Nightmare
REM Behavior disorders
Medical-psychiatric disorders
Bruxism
Restless legs syndrome and peridic limb movement disorders

KONTRAINDIKASI
Tidak ada

ALAT DAN BAHAN BAHAN


Laboratorium Sleep
Alat polisomnografi
Video recording dan monitoring pasien untuk tehnik
observasi Komputer

TEKNIK TINDAKAN
• Persiapan pasien : pasien diminta mempertahankan ritme sleep-
wake reguler, menghindari obat tidur, menghindari
alkohol, menghindari obat stimulan termasuk obat-
obatan untuk narkolepsi, menghindari aktifitas yang
melelahkan pada hari pemeriksaan PSG
Memberi tahu pasien mengenai apa yang akan dilakukan
dan memberi pengertian secara garis besar tentang
pemeriksaan dan tujuan pemeriksaan.
POLISOMNOGRAFI

KRITERIA TENAGA
• Teknisi Polisomnografi
• Spesialis Saraf
• Spesialis Saraf Konsultan Sleep Disorder

TEMPAT
Laboratorium Sleep : ruang tidur yang sunyi yang dilengkapi
dengan video monitor dengan cahaya redup atau infra
red, instrumen perekam, Multi Channel Polygraph yang
mampu merekam ECG, EOG, EMG dengan monotoring
respirasi, ECG, rekaman tekanan oeshopageal,
oksigenasi darah, pH dan temperatur rektal
INTUBASI ENDOTRAKEAL

INDIKASI
1. Proteksi jalan nafas.
2. Menanggulangi obstruksi jalan nafas.
3. Sarana untuk melakukan terapi oksigen termasuk mesin pernafasan.
4. Gagal nafas.
5. Syok.
6. Terapi hiperventilasi pada peninggian tekanan intrakranial.
7. Mengurangi beban otot pernafasan.
8. Sebagai sarana untuk pembersihan jalan nafas.

KONTRA INDIKASI
Tidak ada.

BAHAN
1. Sarung tangan, masker dan pelindung mata untuk operator.
2. Laringoskop
3. Pipa endotrakeal dengan berbagai ukuran
4. Jelly pelumas yang mudah larut dalam air.
5. Obat anestesi topikal.
6. Stylet.
7. Konektor yang sesuai dengan ukuran pipa endotrakeal
8. Suction.
9. Sumber oksigen.
10. Ambu bag.
11. Forseps Magil.

TEKNIK
Persiapan:
INTUBASI ENDOTRAKEAL

1. Pastikan kelengkapan alat-alat, pastikan alat-alat tersebut


berfungsi dengan baik.
2. Operator siap dengan memakai sarung tangan, masker dan
pelindung mata.
3. Pastikan pasien telah terpasang infus, dan bila memungkinkan
terpasang pulse oksimetri, EKG dan alat monitor tekanan
darah.

CARA KERJA
1. Operator berdiri di posisi kepala tempat tidur, ketinggian tempat
tidur diatur sesuai dengan posisi yang cocok dengan
operator. Kepala tempat tidur dalam posisi datar atau
sedikit ditinggikan disesuaikan dengan kenyamanan
operator.
2. Apabila tidak ada dugaan trauma servikal, tempatkan bantal
tipis kecil di occiput, leher dalam posisi ekstensi.
Apabila ada dugaan trauma servikal langkah tersebut
tidak boleh dikerjakan, dan stabilisasi leher harus
dilakukan dengan bantuan asisten dan bagian depan
cervical collar dibuka.
3. Pegang laringoskop dengan tangan kii.
4. Lakukan penekanan krikoid (dapat dengan bantuan asisten), dan
dipertahankan sampai pipa endotrakeal terpasang dan balon
fiksasi (cuff) dikembangkan.
Buka mulut dengan teknik posisi silang jari-jari tangan
kanan (cross-finger) yaitu jempol tangan kanan
diletakkan pada ujung gigi depan bawah dan jari
telunjuk pada ujung gigi depan atas. Mulut dibuka
dengan menggerakkan jari2 tangan seperti gerakan
menggunting (reverse scissor) dan selanjutnya
laringoskop
dimasukkan kedalam mulut pasien.
INTUBASI ENDOTRAKEAL

Dorong laringoskop, ujung blade menyusuri bagian sisi


kanan mulut sampai mencapai pangkal lidah.
Geser lidah ke arah kiri, pengontrolan posisi lidah ini
adalah kunci visualisasi laring.
8. Dorong blade lebih dalam ke posisi yang diinginkan, pada blade
yang lurus ditempatkan di bawah epiglotis, sedangkan
bila
memamakai blade lengkung ditempatkan di atas epiglotis.
9. Traksi hendaklah mengikuti aksis panjang tangkai
laringoskop
dengan cara laingoskop mengangkat lidah menjauhi laring.
Pada
dasarnya hindari kontak blade laringoskop dengan gigi atas.
10. Pastikan terlihat plika vokalis dan terbukanya glotis.
11. Apabila plika vokalis dan glotis tidak terlihat, mintalah
asisten untuk melakukan penekanan kartilago tiroid
dengan menggunakan jari jempol dan telunjuk dengan
gerakan sebagai berikut: menekan ke arah vertebra
servikal (bacward) dan
kemudian ke arah laring superior (upward) dan geser
sejauh 2 cm ke arah kanan pasien (rightward).
12 Masukkan pipa endotrakeal dengan gentel melewati celah plika
vokalis, tahan pipa/ stilet dengan tangan kanan.
13 Dengan hati-hati keluarkan stilet dan laingoskop. Operator
tetap mempertahan posisi pipa endotrakeal; biasanya pada laki-
laki dewasa posisi 23 cm dan pada wanita 21 cm (posisi di depan
gigi)-
14. Kembangkan balon fiksasi (cuff).
15. Pastikan pipa dalam posisi tepat, dengan cara:
a. Inspeksi dan auskultasi dinding dada simetris kanan-kiri.
b. Menggunakan monitor atau detektor C02 kwalitatif atau
dengan bantuan alat detektor esofagus.
INTUBASI ENDOTRAKEAL

c. Adanya pengembunan pada pipa endotrakeal selama


ekspirasi.
d. Adanya suara nafas melewati pipa endotrakeal bila
pasien
bernafas spontan.
e. Rontgen thoraks (ujung tube berada 2-3 cm di atas karina)
16. Stabilisasi pipa endotrakeal dengan plester atau
menggunakan
alat khusus penstabil pipa endotrakeal.

KRITERIA TENAGA
Dokter atau petugas kesehatan lain yang terlatih.

TEMPAT
1. Unit gawat darurat.
2. ICU/HCU.
3. Lokasi terjadinya gagal nafas yang memerlukan tindakan intubasi
segera.
PENENTUAN MATI BATANG OTAK (MBO)

Pengertian :
Mati batang otak adalah suatu keadaan yang ditandai oleh
menghilangnya fungsi batang otak berupa:
1. Tidak terdapat sikap tubuh yang abnormal (dekortikasi atau
deserebrasi).
2. Tidak teradapat sentakan epileptik.
3. Tidak terdapat refleks-refleks batang otak.
4. Tidak terdapat nafas spontan.

Syarat Pengujian MBO


1. Diyakini bahwa telah terdapat prakondisi tertentu yaitu koma
dan apneu karena kerusakan otak struktural yang tak
dapat diperbaiki lagi, dengan kemungkinan MBO
2. Menyingkirkan penyebab koma dan henti nafas yang reversibel
(obat-obatari, intoksikasi, gangguan metabolik dan hipotermia)

Prosedur Pengujian MBO


Memastikan hilangnya refleks batang otak dan henti nafas yang
menetap yaitu:
1. Tidak ada respon terhadap cahaya.
2. Tidak ada refleks kornea.
3. Tidak ada refleks vestibulo-okuler.
4. Tidak ada respon motor terhadap rangsang adekuat pada area
somatik.
5. Tidak ada refleks muntah (gag reflex) atau refleks batuk karena
rangsang oleh kateter isap yang dimasukkan ke dalam trakhea.
6. Tes henti nafas positif, yang dilakukan dengan cara:
« Preoksigenasi dengan 02 100% selama 10 menit.
PENENTUAN MATI BATANG OTAK (MBO)

Pastikan pC02 awal testing dalam batas 40 - 60 torr


dengan memakai kapnograf dan atau analisa gas darah.
Lepaskan pasien dari ventilator, insuflasikan trakea
dengan 02100%, 6 liter/ menit melalui kateterintratrakeal
melewati karina.
Lepaskan ventiltor selama 10 menit.
Bila pasien tetap tidak bernafas, tes dinyatakan
positif (henti nafas menetap).
Bila tes hilangnya refleks batang otak dinyatakan positif,
tes diulangi lagi 25 menit kemudian.
Bila tes tetap positif, pasien dinyatakan mati,
kendatipun jantung masih bersenyut.

Kriteria tenaga :
Sekurang-kurangnya3 (tiga) orang dokter yang kompeten (2 orang
dokter diantaranya adalah1 dokter spesialis anestesiologi /intensivist
dan 1 dokter spesialis saraf.

Tempat :
Ruang ICU atau HCU
NEURO OFTALMOLOGI KLINIK

PENGERTIAN
Bidang Neuroopthalmologi adalah cabang ilmu Neurologi yang
mendalami gejala klinis yang timbul akibat lesi dan kerusakan
anatomik / fungsional dari jaras-jaras visual mulai retina sampai
ke pusat visual beserta asosiasinya. Selain itu dikaji juga
manifestasi klinik spesifik mobilisasi okular dalam kaitannya
dengan penyakit neurologik

TUJUAN
Memberikan keterangan pada ahli saraf untuk mengenai
1. gangguan visus karena kelainan neurologi struktural/fungsional
2. gangguan mobilitas okular karena penyakit neurologik struktural/
fungsional
3. memberikan saran-saran tindakan-tindakan lanjutan untuk me-
negakkan diagnosa atau memberikan saran-saran pengobatan

INDIKASI
Pemeriksaan dilakukan pada pasien yang mengeluhkan tanda-
tanda kelainan gerakan okuler / bola mata dan gangguan visual
/penglihatan, hipertensi dan diabetes.

KONTRAINDIKASI : -

PERSIAPAN ALAT
1. Oftalmoskop
2. Snellen card
3. Campimetri (Goldmann)
4. Optional digital campimeti
5. Byerrum screen
NEURO OFTALMOLOGI KLINIK

6. Ischihara chart
7. Lampu sorot mobile

8. Amsler Grid
9. Midriasil St miotikum
10. OKN

PERSIAPAN PENDERITA
Tak perlu ada persiapan pre pemeriksaan hanya penjelasan apa
yang akan dilakukan

PROSEDUR
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Tanda Vital
3. Pemeriksaan Status Generalis
4. Pemeriksaan Status Neurologis
5. Pemeriksaan Status Neuro Oftalmologi

KRITERIATENAGA
Konsultan Neuro Oftalmologi (akreditasi PERDOSSI)

TEMPAT
Poli / Lab Neuro Oftalmologi

Anda mungkin juga menyukai