Buku Pedoman Sop Neurologik
Buku Pedoman Sop Neurologik
Buku Pedoman Sop Neurologik
NEUROLOGIK
ELEKTROENSEFALOGRAFI
PENGERTIAN : EEG adalah alat elektromedik yang digunakan untuk merekam aktivitas Ustrik
otak, melalui tengkorak yang utuh
TUJUAN: Untuk mengetahui ada tidaknya abnormalitas fungsi maupun struktur lapisan
otak
bagian luar
KEBIJAKAN : Prosedur pelayanan ditetapkan oleh pimpinan RS dengan melibatkan SMF
dalam penyusunan, evaluasi dan tindak lanjut
INDIKASI
1. Pasien dengan kemungkinan epilepsi
2. Pasien yang diduga menderita kejang
3. Pasien dengan penurunan kesadaran/ koma
4. Mengevaluasi efek serebral pada penyakit metabolik sistemik
5. Mengevaluasi tidur (sleep study)
6. Memonitor aktifitas serebal pada pasien dalam narkose umum
PESIAPAN PENDERITA :
1. Penderita dan keluarga pendeita diberi penjelasan tentang
maksud
pemeriksaan
2. Pendeita datang dalam keadaan kulit kepala bersih (rambut
sudah
dicuci pagi hainya dan jangan diolesi minyak rambut).
3. Penderita anak-anak yang tidak kooperatif mendapat Chlorpromazine
1 mg/kg BB peroral minimal 1 mg/kg BB/IM atau peroral.
PROSEDUR
1. Memberitahu pasien mengenai apa yang akan dilakukan, dan
juga
memberi pengertian bahwa rekaman ini adalah untuk
merekam aktifitas listrik otak
2. Minta pasien agar kooperatif dan menuruti permintaan teknisi saat
rekaman agar menghasilkan rekaman yang baik
3. Terangkan pada pasien aktivasi apa saja yang akan
dilakukan selama rekaman (aktivasi standar: membuka dan
menutup mata, hiperventilasi, stimulasi fotik, mental aktivasi,
tidur)
4. Tanyakan mengenai bentuk kejang/aura yang mendahului
kejang, minta pasien untuk memberi tahu bila sensasi ini
timbul pada saat direkam
5. Ajarkan pasien melakukan HV dengan baik (pada anak dapat
dipakai
simulasi dengan meniup kertas)
6. Mengukur kepala pasien menggunakan sistim 10 -20
7. Bersihkan kepala dengan 'scrubbing gel' atau alkohol
8. Posisi pasien dapat duduk/berbaring(anak dapat dipangku orang
tuanya)
9. Lama rekaman minimal 20 - 30 menit
10. Buat suasana agar pasien merasa tenang dan tidak tegang
ELEKTROENSEFALOGRAFI
Kriteria tenaga
1. Tehnisi EEG yang terampil mengukur dan trampil menggunakan alat
EEG
2. Electroencephalographer
Tempat
1. Tenang, bebas dari polusi suara
2. Sejuk agar tidak menyebabkan pasien berkeringat
3. Lampu diruangan dapat diredupkan pada saat pasien tidur/ akan
tidur
ELEKTROMIOGRAFI (EMG)
PROSEDUR
a. Persiapan Alat EMG :
1. Periksa semua kabel penghubung, dan perhatikan hubungan
kabel-kabel dengan mesin EMG
2. Ground untuk mesin terpasang dengan baik sebelum mesin
dihidupkan
3. Persiapan elektroda-elektroda. Elektroda jarum harus disterilkan
dahulu sebelum digunakan.
4. Siapkanalat-alatyangdigunakan: kapas,alkohol, pasta elektroda,
abrasive,pita pengukur,tinta penanda,plester
perekat,buku pencatat,dll.
b. Persiapan Pendeita :
1. Penerangan sejelas-jelasnya kepada penderita tentang prosedur
pemeriksaan
2. Pada tiap penderita sebelum dikerjakan EMG harus diperiksa
lebih dahulu.
a. Anamnesis yang cermat tentang riwayat penyakitnya.
b. Pemeriksaan neurologis yang diteliti
c. Pemeiksaan x-ray foto atau laboratorium (kalau ada)
3. Lepaskan pakaian pendeita sehingga otot yang akan dipeiksa
terlihat dengan jelas.
4. Alat-alat dari logam sebaiknya dilepas (arloji, cincin, dll).
ELEKTROMIOGRAFI (EMG)
Cara kerja
1. Hubungkan kabel daya yang tersedia ke soket sumber arus AC
dengan instrumen dan colokkan kabel ke dalam outlet AC.
2. Tekan tombol ON pada monitor
3. Tekan tombol MENU untuk memanggil layer menu.
4. Pilihlah menu yang diinginkan dari table menu di bagian atas
layer (NCV1 MCV, NCV2 MCV, H-RFLX, F wave)
5. Tekan tombol MONITOR lalu tombol Stim/Sweep
6. Bersihkan kotoran dan minyak di kulit dengan alkohol, usap
dengan tissue / skinpure.
7. Berikan jelly pada elektroda
8. Eratkan elektroda dengan kulit menggunakan plester / hipafix.
9. Letakkan elektroda referens dan elektroda aktif.
10 Letakkan ground antara elektroda aktif dan elektroda
stimulasi.
11 Letakkan elektrostimulasi dengan posisi katode berhadapan
dengan elektroda aktif
12. Intensitas dinaikkan pelan-pelan sampai amplitude tidak
bertambah kemudian dinaikkan lagi 20-25%.
13 Jika sudah didapatkan stimulasi supramaksimal, lalu ukur jarak
antara elektroda referens dan elektroda aktif.
14 Ukur jarak antara elektroda aktif dan saraf yang dipeiksa
(elektroda stimulasi).
15 Tekan angka pada keyboard untuk mengetik nilai yang didapat
pada pengukuran.
16. Tekan tombol ANALYSIS
17. Tekan tombol STORE
18. Untuk mencetak, tekan tombol RECORD
LUMBAL PUNGSI
KONTRAINDIKASI :
1. Tekanan intrakkranial meningkat (funduskopi : papiledema(+))
2. Bila diduga ada tumor intrakranial -> terutama di fossa posterior
3. Kontraindikasi relatif bila ada luka / infeksio di tempat LP
PROSEDUR :
1. Baringkan miring sisi kiri, bawa sedekat mungkin ke sisi kanan tempat
tidur.
2. Posisikan penderita seolah mencium lututnya
3. Punggung berada pada posisi vertikal
4. Desinfeksi daerah punggung bawah berpusat di tempat yang telah
ditandai sebagai tempat melakukan LP celah vertebra L3-4
atau ditandai sebagai tempat melakukan LP (celah vertebra L3-4
atau L4-5) lakukan penusukan jarum spinal mengarah ke umbilicus.
5. Sampai terasa sensasi seperti menembus kertas, cabut
mandren, bila LCS keluar periksa aspek, warna, kecepatan
tetesan, lakukan Quickenstedt test dengan menekan kedua vena
jugularis.
6. Ambil tabung Nonne dan Pandy lalu teteskan LCS ke dalamnya dan
dinilai, ambil tabung steril dan diisi dengan LCS untuk diperiksa ke Lab. (jumlah sel, glukosa,
protein, hitung jenis leukosit)
7. Cabut jarum spinal lalu tutup dengan kasa steril lubang bekas LP.
MIELOGRAFI
KONTRA INDIKASI :
Ada infeksi dalam kanalis atau dalam likuor, antara lain
meningitis, mielitis.
Hipersensitif terhadap bahan kontras.
PERSIAPAN PENDERITA :
1. Klinis mempunyai indikasi untuk myelografi
2. telah dilakukan LPsebelumnya (minimal 7 - 10 hari yang lalu) tidak
selalu bila kasus cito operasi bila langsung
3. Ada tanda-tanda gangguan aliran liquor
4. Fungsi ginjal baik, tak ada kontra indikasi LP.
5. Beri pengertian pada keluarga dan/atau penderita
6. harus dijelaskan maksudnya kepada keluarga dan/atau penderita,
resiko bahayanya dan bahwa ini bukan operasi.
7. perlu persetujuan tindakan medik (informed consent) dai keluarga
dan/atau penderita
8. Konsul ke Bagian Radiologi, minta kesediaan serta tanggal dan
jamnya.
9. Myelografi dilaksanakan di ruang radiologi
10. Dilakukan oleh dokter spesialis/residen dengan bimbingan
spesialis dibantu oleh radiolog/radiografer.
11. Alat dan obat emergensi harus disiapkan.
MIELOGRAFI
PROSEDUR
1. Sebelum pemeriksaan penderita diberi lugol 3 kali 10 tetes selama 3
hari berturut-turut atau dengan sensitiviti test kontras yang
hendak dipakai di test di daerah volar dengan pengenceran
1:10 sebanyak 1cc
2. Bila tidak ada reaksi alergi pemeriksaan myelografi dapat
dilakukan.
3. Setelah penderita, ruangan radiologi dan alat siap, penderita
dibaringkan dengan letak kepala tergantung pada letak lesi (pada
lesi tinggi torakal/servikal -> kepala di ujung meja yang dapat
dimiringkan paling rendah, sebaliknya pada lesi
rendah) Dilakukan LP seperti biasa, jaga sterilitas.
Setelah LP berhasil , likuor dikeluarkan sebanyak berapa banyak
kontras yang hendak dimasukkan kemudian kontras dimasukkan
(iopamirolultravistlomnipaque) yang telah disiapkan dibuka.
Masukkan kontras 10 - 20 cc dengan spuit 20 cc
(Lumbal 10 cc,
torakal 15 cc, servikal 20 cc) dengan pemompaan terfiksir
Tarik mandrin dan ditutup dengan kasa steril
Selanjutnya dilakukan fluoroskopi dan foto sambil mengubah posisi/
sudut meja sesuai keperluan.
9. Setelah pemeiksaan dilakukan pasien harus berbaring selama 24
jam.
TES PERSPIRASI
PROSEDUR
1. Penderita sepatutnya diberitahu dan diberi penjelasan tentang
pemeriksaan yang akan dilakukan.
2. Pagi-pagi + Vt - 1 jam sebelum pemeiksaan -> beri tablet aspirin/
asetosal.
TES PERSPIRASI
HASIL :
Normal (terjadi pengeluaran keringat), ada perubahan warna.
Interpretasi = dikaitkan dengan gejala-gejala klinik yang lain.
TRANS CRANIAL DOPPLER
PROSEDUR
1, Colokkan kabel listrik alat TCD pada sumber listrik yang tersedi
adengan voltase sekitar 220 volt yang memiliki stabilizer (UPS), sistem
grounding di bawah 0,5 ohm
2. Hidupkan alat TCD dengan menekan tombol ON (POWER) pada hard
disk, monitor, printer.
3. Gerakan kursor ke "Name" lalu ketik nama pasien memakai key
board
4. Tekan "ENTER"
5. Ketik nomor register memakai keyboard
TRANS CRANIAL DOPPLER
6. Tekan "ENTER"
7. Klik kursor - atau + tampak gambar satu kotak dengan garis datar di
tengah
8. Tampak pula indikator power, gain, signal, gate, vessel, range,
depth, dsb
9. Atur power ke angka 100, gate 11,8 ,gain 30, signal 30 range 100
dengan menekan kursor - untuk menurunkan ke nilai rendah
atau menekan kursor + untuk menaikkan angka-angka sesuai
kebutuhan.
10. Arahkan kursor ke vessel lalu tekan tombol + atau - sehingga akan
muncul nama-nama pembuluh darah secara berturut-turut
RMCA, RBIFURC, RACA, RCPA, RPA, RTICA, ROA, RICA, RVA, LMCA,
LBIFURC, LACA, LCPA, LPCA, LTICA, LOA, LVA, disesuaikan dengan
pembuluh darah mana yang akan diperiksa.
11. Berikan penjelasan kepada pasien tentang apa yang akan dilakukan
bahwa pemeriksaan ini tidak berbahaya,tidak sakit,
menggunakan gelombang suara, probe ditempelkan di kepala,
kelopak mata, serta leher, hanya perlu kooperatif, tenang
agar pemeriksaan berjalan lancar
12. Selama pemeriksaan pasien dapat berbaring terlentang atau duduk,
sebaiknya terlentang agar pasien merasa relaks
13. Pilih probe yang 2 MHz, lalu olesi jelly pada ujungnya
14. Probe yang telah diolesi jelly lalu ditempelkan pada kepala sesuai
dengan pembuluh darah yang akan diperiksa
15. Untuk memeiksa RMCA, RBIFURC, RACA, RPCA probe ditempelkan
pada jendela insonansi temporal kanan
16. Untuk memeriksa LMCA, LBIFURC, LACA, LPCA probe ditempelkan
pada temporal kiri
TRANS CRANIAL DOPPLER
TEMPAT : Klinik
NEUROPSIKOLOGI
Global Deppression Scale
KONTRAINDIKASI
1. Gangguan kesadaran
2. Pendidikan kurang dai 3 tahun
3. Gangguan indera penglihatan/
pendengaran
4. Afasia berat
TEMPAT : Klinik
NEUROPSIKOLOGI
Neuro Psychiatric Inventory
KONTRAINDIKASI:
1. Gangguan kesadaran
2. Tidak tersedianya pengasuh
TEMPAT : Klinik
NEUROPSIKOLOGI
Trial Making Tes A
dan B
TEMPAT : Klinik
NEUROPSIKOLOGI
Clinical Dementia Rating
INDIKASI
1. Distonia Lokal
■ Blefarospasme
■ Distonia oromandibular, fasial, lingual
■ Distonia laringeal
■ Writer's cramp
■ Distonia lain
2. Gerakan Involunter lain
■ Tremor
■ Mioklonik Palatal
■ Hemifasial spasme
■ Tick
3. Lain-lain
■ Strabismus,
nistagmus, miokimia, 1. Pemakaian lama
bruxism,stuttering, 2. Hati-hati pada:
r ■ Myasthenia Gravis
i ■ Sindrome Labert-Eaton
g ■ Penyakit motor neuron
i 3. Jangan diberikan bersama antibiotik lain
d
i
t
a
s
,
n
y
e
r
i
S
p
a
s
t
i
s
i
t
a
s
■ Back spasm
■ Spastic bladder
■ Akalasia
■ Pelvirectal spasm
■ Hiperhidrosis
■ Kosmetik
K
O
N
T
R
A
I
N
D
I
K
A
S
I
INJEKSI TOKSIN BOTULINUM (BOTOX)
PERSIAPAN
1. Harus disimpan dalam lemari pendingin (suhu 2-8° C) sampai
akan digunakan.
2. Saat akan digunakan perlu diencerkan dengan NaCl 0,9% steril.
3. Saat mencampur pelarut, tidak boleh tergesa-gesa sehingga
timbul gelembung udara atau dikocok secara kasar. Larutan
yang dihasilkan harus merupakan larutan yang bening dan tidak
ada yang menggumpal.
4. Setelah selesai digunakan, maka harus disimpan dalam lemari
es (bukan freezer) dan digunakan dalam waktu 4 jam sejak
dilarutkan.
5. Kadar obat per cc, tergantung jumlah pelarut (setiap botol 100
unit).
Jumlah pelarut unit BOTOX
yang ditambahkan per0,1 cc
1 cc 10u
2 cc 5u
4 cc 2.5 u
8cc 1.25 u
INJEKSI TOKSIN BOTULINUM (BOTOX)
TEKNIK TINDAKAN
1. Pasien pada posisi supine atau duduk.
2. Asepsis daerah injeksi dengan kapas alkohol 70%.
3. Menggunakan jarum tuberkulin (1 cc) # 27-30 pada otot kecil di
fasial dan leher, jarum yang lebih besar # 24, digunakan
untuk otot yang lebih besar.
4. Bila ada, EMG dapat digunakan untuk deteksi dan sekaligus
menyuntikkan botox ke otot tersebut.
KOMPLIKASI
1. Pada penyuntikan otot daerah wajah, dapat menyebabkan
ptosis, perdarahan subkonjunktiva dan melukai kornea.
2. Pada penyuntikan otot daerah leher, dapat menyebabkan
disfagia.
3. Pada penyuntikan otot daerah ekstremitas, dapat menyebabkan
kelemahan temporer.
POLISOMNOGRAFI
OVERVIEW
INDIKASI
Circadian rhythm disorders
Narcolepsy
Idiopathic hypersomnia
Sleep apnea syndrome
POLISOMNOGRAFI
KONTRAINDIKASI
Tidak ada
TEKNIK TINDAKAN
• Persiapan pasien : pasien diminta mempertahankan ritme sleep-
wake reguler, menghindari obat tidur, menghindari
alkohol, menghindari obat stimulan termasuk obat-
obatan untuk narkolepsi, menghindari aktifitas yang
melelahkan pada hari pemeriksaan PSG
Memberi tahu pasien mengenai apa yang akan dilakukan
dan memberi pengertian secara garis besar tentang
pemeriksaan dan tujuan pemeriksaan.
POLISOMNOGRAFI
KRITERIA TENAGA
• Teknisi Polisomnografi
• Spesialis Saraf
• Spesialis Saraf Konsultan Sleep Disorder
TEMPAT
Laboratorium Sleep : ruang tidur yang sunyi yang dilengkapi
dengan video monitor dengan cahaya redup atau infra
red, instrumen perekam, Multi Channel Polygraph yang
mampu merekam ECG, EOG, EMG dengan monotoring
respirasi, ECG, rekaman tekanan oeshopageal,
oksigenasi darah, pH dan temperatur rektal
INTUBASI ENDOTRAKEAL
INDIKASI
1. Proteksi jalan nafas.
2. Menanggulangi obstruksi jalan nafas.
3. Sarana untuk melakukan terapi oksigen termasuk mesin pernafasan.
4. Gagal nafas.
5. Syok.
6. Terapi hiperventilasi pada peninggian tekanan intrakranial.
7. Mengurangi beban otot pernafasan.
8. Sebagai sarana untuk pembersihan jalan nafas.
KONTRA INDIKASI
Tidak ada.
BAHAN
1. Sarung tangan, masker dan pelindung mata untuk operator.
2. Laringoskop
3. Pipa endotrakeal dengan berbagai ukuran
4. Jelly pelumas yang mudah larut dalam air.
5. Obat anestesi topikal.
6. Stylet.
7. Konektor yang sesuai dengan ukuran pipa endotrakeal
8. Suction.
9. Sumber oksigen.
10. Ambu bag.
11. Forseps Magil.
TEKNIK
Persiapan:
INTUBASI ENDOTRAKEAL
CARA KERJA
1. Operator berdiri di posisi kepala tempat tidur, ketinggian tempat
tidur diatur sesuai dengan posisi yang cocok dengan
operator. Kepala tempat tidur dalam posisi datar atau
sedikit ditinggikan disesuaikan dengan kenyamanan
operator.
2. Apabila tidak ada dugaan trauma servikal, tempatkan bantal
tipis kecil di occiput, leher dalam posisi ekstensi.
Apabila ada dugaan trauma servikal langkah tersebut
tidak boleh dikerjakan, dan stabilisasi leher harus
dilakukan dengan bantuan asisten dan bagian depan
cervical collar dibuka.
3. Pegang laringoskop dengan tangan kii.
4. Lakukan penekanan krikoid (dapat dengan bantuan asisten), dan
dipertahankan sampai pipa endotrakeal terpasang dan balon
fiksasi (cuff) dikembangkan.
Buka mulut dengan teknik posisi silang jari-jari tangan
kanan (cross-finger) yaitu jempol tangan kanan
diletakkan pada ujung gigi depan bawah dan jari
telunjuk pada ujung gigi depan atas. Mulut dibuka
dengan menggerakkan jari2 tangan seperti gerakan
menggunting (reverse scissor) dan selanjutnya
laringoskop
dimasukkan kedalam mulut pasien.
INTUBASI ENDOTRAKEAL
KRITERIA TENAGA
Dokter atau petugas kesehatan lain yang terlatih.
TEMPAT
1. Unit gawat darurat.
2. ICU/HCU.
3. Lokasi terjadinya gagal nafas yang memerlukan tindakan intubasi
segera.
PENENTUAN MATI BATANG OTAK (MBO)
Pengertian :
Mati batang otak adalah suatu keadaan yang ditandai oleh
menghilangnya fungsi batang otak berupa:
1. Tidak terdapat sikap tubuh yang abnormal (dekortikasi atau
deserebrasi).
2. Tidak teradapat sentakan epileptik.
3. Tidak terdapat refleks-refleks batang otak.
4. Tidak terdapat nafas spontan.
Kriteria tenaga :
Sekurang-kurangnya3 (tiga) orang dokter yang kompeten (2 orang
dokter diantaranya adalah1 dokter spesialis anestesiologi /intensivist
dan 1 dokter spesialis saraf.
Tempat :
Ruang ICU atau HCU
NEURO OFTALMOLOGI KLINIK
PENGERTIAN
Bidang Neuroopthalmologi adalah cabang ilmu Neurologi yang
mendalami gejala klinis yang timbul akibat lesi dan kerusakan
anatomik / fungsional dari jaras-jaras visual mulai retina sampai
ke pusat visual beserta asosiasinya. Selain itu dikaji juga
manifestasi klinik spesifik mobilisasi okular dalam kaitannya
dengan penyakit neurologik
TUJUAN
Memberikan keterangan pada ahli saraf untuk mengenai
1. gangguan visus karena kelainan neurologi struktural/fungsional
2. gangguan mobilitas okular karena penyakit neurologik struktural/
fungsional
3. memberikan saran-saran tindakan-tindakan lanjutan untuk me-
negakkan diagnosa atau memberikan saran-saran pengobatan
INDIKASI
Pemeriksaan dilakukan pada pasien yang mengeluhkan tanda-
tanda kelainan gerakan okuler / bola mata dan gangguan visual
/penglihatan, hipertensi dan diabetes.
KONTRAINDIKASI : -
PERSIAPAN ALAT
1. Oftalmoskop
2. Snellen card
3. Campimetri (Goldmann)
4. Optional digital campimeti
5. Byerrum screen
NEURO OFTALMOLOGI KLINIK
6. Ischihara chart
7. Lampu sorot mobile
8. Amsler Grid
9. Midriasil St miotikum
10. OKN
PERSIAPAN PENDERITA
Tak perlu ada persiapan pre pemeriksaan hanya penjelasan apa
yang akan dilakukan
PROSEDUR
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Tanda Vital
3. Pemeriksaan Status Generalis
4. Pemeriksaan Status Neurologis
5. Pemeriksaan Status Neuro Oftalmologi
KRITERIATENAGA
Konsultan Neuro Oftalmologi (akreditasi PERDOSSI)
TEMPAT
Poli / Lab Neuro Oftalmologi