Tugas EBN Agung Candra W

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 38

TUGAS EVIDENCE BASED NURSING (EBN)

EFEKTIVITAS PEMBERIAN IKAN GABUS UNTUK PENYEMBUHAN


LUKA PADA PASIEN POST OPERASI BERDASARKAN EVIDENCE
BASED NURSING (EBN)

Oleh:
Agung Candra Wicaksana (NIM: 2114301098)

POLTEKKES TANJUNGKARANG KEMENKES RI


JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
2021
1

A. Judul
“Efektivitas Pemberian Ikan Gabus Terhadap Penyembuhan Luka Pada Pasien
Post Operasi Berdasarkan Evidence Based Nursing (EBN)”.

B. Latar Belakang
Tidak sampai abad ke dua puluh, bidang operasi berkembang sebagai
ilmu bedah. Penatalaksanaan bedah dilakukan karena adakalanya untuk
merawat pasien dalam kondisi yang sulit dan tidak dimungkinkan untuk
mengelolanya dengan obat saja, maka dokter harus melakukannya dengan
tindakan operasi. Tindakan operasi merupakan suatu jenis tindakan pengobatan
dengan berbagai macam tujuan tersendiri misalnya untuk diagnotik, ablatife,
paliatif, rekonstruktif, konstruktif, dan lain sebagainya, dimana tindakan
tersebut dilakukan dengan prosedur invasif yaitu membuka bagian tubuh yang
akan ditangani. Tindakan ini akan menyisakan sayatan atau luka insisi yang
dihasilkan dari tindakan operasi tersebut (Perry & Potter, 2012).
Berdasarkan data WHO (Word Health Organisasion) bahwa tindakan
bedah telah menjadi komponen penting dari perawatan kesehatan di seluruh
dunia. Diperkirakan setiap tahun ada 230 juta tindakan bedah dilakukan di
seluruh dunia. Sementara di Indonesia menunjukan bahwa tindakan operasi
menempati urutan ke-11 dari 50 pola penyakit di Indonesia dengan persentase
12,8% dan diperkirakan 32% diantaranya merupakan bedah mayor [ CITATION
Suh20 \l 1033 ].
Data tindakan operasi di Provinsi Lampung tahun 2017 menyebutkan
dari sembilan rumah sakit umum daerah di Provinsi Lampung, diperoleh
bahwa pelaksanaan tindakan operasi dalam satu tahun sebanyak 6.678
tindakan, dengan jumlah tertinggi di RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung
sebanyak yaitu sebasnyak 2,467 (36,51%) tindakan, kemudian di RSUD Jend.
Ahmad Yani Metro menempati posisi kedua tertinggi sebanyak 1.297 (19,1%)
tindakan [ CITATION Ina17 \l 1033 ].
Proses penyembuhan luka merupakan suatu hal yang sangat penting
dalam pelaksanaan pembedahan. Luka merupakan terputusnya kontinuitas
suatu jaringan oleh karena adanya cidera pada proses pembedahan. Jenis luka
insisi pada pasien post operasi merupakan luka akut atau luka yang baru
2

terjadi dan penyembuhannya sesuai periode waktu yang diharapkan sesuai


konsep penyembuhan luka. Luka dikatakan sembuh apabila telah tercipta
kontinuitas lapisan kulit serta adanya kekuatan jaringan tanpa/ dengan parut
yang melakukan fungsi/ aktivitas normal. Secara fisiologis pada dasarnya luka
dapat sembuh dengan sendirinya biasanya kurang lebih sekitar 10 hari, namun
adakalanya penyembuhan luka berlangsung lama [ CITATION Mag15 \l 1033 ]
Dampak dari penyembuhan luka yang berlangsung lama yaitu akan
memperpanjang waktu hari rawat pasien. Sejalan dengan lama penyembuhan
luka yang melalui beberapa fase penyembuhan, banyak elemen yang
menentukan seberapa cepat penyembuhan tersebut terjadi. Lamanya proses
penyembuhan luka ini dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor
[ CITATION Sme12 \l 1033 ]. Faktor yang mempengaruhi lama penyembuhan luka
antara lain meliputi faktor umum yaitu usia, asupan nutrisi (konsumsi ikan),
penurunan vaskularisasi, penyakit penyerta, obesitas, dan pengobatan. Selain
itu terdapat juga faktor lokal diantaranya yaitu manajemen perawatan luka,
hidrasi, adanya benda asing, serta infeksi, dan lain sebagainya [ CITATION
Mag15 \l 1033 ].
Asupan nutrisi terutama protein sangat penting bagi penyembuhan luka.
Protein memiliki fungsi penting bagi tubuh antara lain berfungsi untuk
pertumbuhan serta pemeliharaan jaringan. Pada saat proses penyembuhan luka,
kebutuhan asupan protein ini akan meningkat. Sumber asupan protein dapat
berasal dari bahan pangan nabati ataupun hewani. Nilai kandungan protein
hewani lebih tinggi dari pada protein yang berasal dari bahan nabati. Bahan
makanan hewani yang merupakan sumber protein antara lain yaitu ikan, susu,
telur, daging, unggas dan kerang. Nilai protein yang terkandung dalam ikan
dinilai cukup tinggi yaitu hingga mencapai 17% [ CITATION Sul12 \l 1033 ].
Ikan gabus merupakan salah satu jenis ikan yang memiliki kandungan
protein (albumin) yang lebih baik dari telur ataupun jenis ikan lainnya.
Albumin ikan gabus terbukti dapat mempercepat penyembuhan luka hingga
30% dari rerata, yaitu 10 hari menjadi 7 hari. Manfaat ekstrak ikan gabus
sebagai pengganti serum albumin yang biasanya digunakan untuk
penyembuhan luka pasca operasi [ CITATION Sup18 \l 1033 ]. Selain sumber
3

protein, ikan gabus juga merupakan sumber mineral antara lain zink, tembaga,
dan zat besi. Mineral berfungsi sebagai pendukung proses sintesis jaringan
sehingga juga ikut berperan dalam proses penyembuhan luka [ CITATION
Kus18 \l 1033 ].
Protein dan mineral yang terkandung pada ikan gabus memiliki fungsi
penting dalam proses penyembuhan luka. Menurut Potter & Perry (2012),
protein berperan dalam proses pembentukan kolagen, angiogenesis,
fibroflasias, dan remodeling luka. Proses fisiologis penyembuhan luka
bergantung pada ketersediaan protein, vitamin dan mineral. Dalam proses ini
mulai dibutuhkan kolagen yang terbentuk oleh asam amino protein yang
berasal dari makanan. Sintesis kolagen ini juga melibatkan vitamin c dan
mineral. Dengan adanya asupan protein dan mineral yang tinggi dari ikan
gabus maka proses penyembuhan luka akan menjadi lebih cepat.
Perawat dalam melakukan asuhan keperawatan yang berkualitas tentunya
harus mengetahui intervensi apa yang tepat digunakan untuk pasien post
operasi yang mengalami masalah gangguan intregritas kulit/ jaringan yeng
berhubungan dengan faktor mekanis yaitu luka operasi. Untuk itu diperlukan
penerapan Evidence Based Nursing (EBN) untuk memberikan data pada
perawat praktisi berdasarkan bukti ilmiah agar dapat memberikan perawatan
secara efektif dengan menggunakan hasil penelitian yang terbaik,
menyelesaikan masalah yang ada di tempat pemberian pelayanan terhadap
pasien, mencapai kesempurnaan dalam pemberian asuhan keperawatan dan
jaminan standar kualitas dan untuk memicu adanya inovasi (Grinspun, Virani
& Bajnok, 2001/2002, dalam Hapsari, 2019).
Untuk itu penulis melakukan telaah jurnal tentang efektivitas pemberian
ikan gabus terhadap penyembuhan luka pada pasien post operasi berdasarkan
Evidence Based Nursing (EBN).

C. Permasalahan
Langkah pertama dalam menerapkan evidence based nursing diawali
dengan clinical question, yaitu pertanyaan klinik yang fokus pada pasien dan
orientasi pada masalah. Analaisis pada evidance ini menggunakan analisis
PICOT (Patient Problem, Intervention, Compare and Outcome dan Time
4

frame (batas waktu)). Berdasarkan latar belakang kasus diatas maka


perumusan masalah ke dalam pertanyaan klinik dengan format PICO/ PICOT
dapat dilihat pada penjabaran sebagai berikut:
P (Patient Problem), yaitu pasien post operasi
I (Intervention), yaitu intervensi pemberian ikan gabus
C (Compare), yaitu tidak diberi ikan gabus
O (Outcome), yaitu penyembuhan luka
T (Time frame), yaitu priode 2017 s.d 2021
Jenis pertanyaan klinik dalam penerapan EBN ini adalah intervention,
yaitu “Bagaimanakah efektivitas pemberian ikan gabus terhadap penyembuhan
luka pada pasien post operasi?”

D. Telaah Kritis Hasil Penelitian/ Literatur Review


1. Konsep Dasar
a. Penyembuhan Luka
1) Definisi
Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena
adanya cidera atau proses pembedahan. Luka merupakan terganggunya
integritas normal dari kulit dan jaringan dibawahnya, yang terjadi
secara tiba-tiba atau disengaja, tertutup atau terbuka, bersih atau
terkontaminasi, superficial atau dalam [ CITATION Mag15 \l 1033 ].
Luka adalah rusaknya kontinuitas dari beberapa struktur dan fungsi
anatomis pada kulit normal yang disebabkan oleh proses patologis yang
berasal dari internal maupun eksternal yang mengenai organ
tertentu[ CITATION Pot \l 1033 ].

2) Etiologi
a) Luka insisi (incised wounds), terjadi karena teriris oleh instrumen
yang tajam. Misal akibat pembedahan.
b) Luka memar (contusion wound), terjadi akibat benturan oleh suatu
tekanan dan dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak,
perdarahan dan bengkak.
5

c) Luka lecet (abraded wound), terjadi akibat kulitbergesekan dengan


benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam.
d) Luka tusuk (punctured wound), terjadi akibat adanya benda, seperti
peluru atau pisau yang masuk ke dalam kulit dengan diameter yang
kecil.
e) Luka gores (lacerated wound), terjadi akibat benda yang tajam
seperti oleh kaca atau oleh kawat.
f) Luka tembus (penetrating wound). yaitu luka yang menembus organ
tubuh biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil
tetapi pada bagian ujung biasanya lukanya akan melebar.
g) Luka bakar (burn wound), yaitu luka yang diakibatkan oleh paparan
panas, misal api, bahan kirnia, minyak panas, air panas dan lain-lain.
h) Luka gigitan hewan, disebabkan karena adanya gigitan dari hewan
liar atau hewan peliharaan. Luka gigitan dapat hanya berupa luka
tusuk kecil atau luka compang camping luas yang berat [ CITATION
Mag15 \l 1033 ].

3) Jenis Luka
a) Menurut tingkat kontaminasi terhadap luka
(1)Clean Wounds (Luka bersih), yaitu luka bedah tak terinfeksi.
Luka bersih biasanya menghasilkan luka yang tertutup.
(2)Cleen-contsmined Wounds (Luka bersih terkontaminasi).
(3)Conlamined Wounds (Luka terkontaminasi).
(4)Dirty or Infected Wounds (Luka kotor atau infeksi), yaitu
terdapatnya mikroorganisme pada luka.

b) Berdasarkan penampilan luka


(1)Nekrotik (hitam), eschar yang mengeras dan nekrotik, bisa kering
atau lembab.
(2)Sioughy (kuning), jaringan mati yang fibrous.
(3)Terinfeksi (kehijauan), adanya tanda-tanda klinis infeksi (nyeri,
bengkak, panas, kemerahan) dan peningkatan eksudat.
6

(4)Epitalisasi (pink), terjadi epitelisasi proses pertumbuhan jaringan


baru.
(5)Granulasi (merah), tumbuhnya jaringan baru yang kaya akan
pembuluh darah dalam tahap ini luka riskan terkena gesekan,
karena akan mudah perdarahan.
c) Berdasarkan sifatnya
1. Luka akut
Luka yang baru terjadi dan pada penyembuhannya sesuai periode
waktu yang diharapkan atau sesuai konsep penyembuhan luka
akut, dengan kategori :
a) Luka akut pembedahan : insisi, eksisi dan skin graft.
b) Luka bukan pembedahan : luka bakar, abrasi, laserasi, injuri
pada lapisan kulit superficial.

2. Luka kronis
Luka yang proses penyembuhannya mengalami keterlambatan
atau bahkan kegagalan [ CITATION Mag15 \l 1033 ].

4) Proses Penyembuhan Luka


Proses penyembuhan luka bersifat dinamis dengan tujuan akhir
pemulihan fungsi dan integritas jaringan. Proses penyembuhan luka
dapat dibagi menjadi tiga fase, antara lain:
a) Fase peradangan (Inflamasi)
Fase peradangan atau inflamasi merupakan reaksi tubuh
terhadap luka yang dimulai setelah beberapa menit dan berlangsur
selama sekitar tiga hari setelah cedera. Respon terhadap peradangan
ini sangat penting terhadap proses penyembuhan luka, terlalu sedikit
inflamasi yang terjadi akan menyebabkan fase inflamasi berlangsung
lama dan proses perbaikan menjadi lama. Terlalu banyak inflamasi
juga dapat memperpanjang penyembuhan karena sel yang tiba pada
luka akan bersaing untuk mendapatkan nutrisi yang memadai
[ CITATION Pot \l 1033 ]. Pada luka operasi fase ini berlangsung
sampai hari ke 3. Batang lekosit banyak yang rusak / rapuh. Sel-sel
7

darah baru berkembang menjadi penyembuh dimana serabut-serabut


bening digunakan sebagai kerangka [ CITATION Pad12 \l 1033 ].

b) Fase regenerasi (Proliferasi)


Fase proliferasi (tahapan pertumbuhan sel) , fase kedua dalam
proses penyembuhan, memerlukan waktu 3-20 hari. Fase regenerasi
merupakan fase pengisian luka dengan jaringan granulasi yang baru
dan menutup bagian atas luka dengan epitelisasi [ CITATION Pot \l
1033 ]. Pada luka operasi fase ini berlangsung dari hari ke 3 sampai
hari ke 14. Pengisian oleh kolagen, seluruh pinggiran sel epitel
timbul sempurna dalam 1 minggu. Jaringan baru tumbuh dengan
kuat dan kemerahan [ CITATION Pad12 \l 1033 ].

c) Fase remodeling (Maturasi)


Maturasi merupakan tahap terakhir proses peyembuhan luka.
Jaringan parut kolagen terus melakukan reorganisasi dan akan
menguat setelah beberapa bulan. Luka yang telah sembuh biasanya
tidak memiliki daya elastisitas yang sama dengan jaringan yang
digantikannya [ CITATION Pot \l 1033 ].Pada luka operasi fase ini
berlangsung dari sekitar 2 sampai 10 minggu. Kolagen terus-
menerus ditimbun, timbul jarlngan-jarihgan baru dan otot dapat
digunakan kembali. Pada tahap terakhir, penyembuhan akan
menyusut dan mengkerut [ CITATION Pad12 \l 1033 ].

5) Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka


a) Faktor umum
(1)Usia
Penyembuhannya bayi lebih cepat daripada orang tua.
Penurunan fungsi hati pada lanjut usia dapat mengganggu sintesis
dari faktor pembekuan darah.

(2)Nutrisi
8

Asupan nutrisi yang adekuat sangat penting mengingat


penyembuhan luka memerlukan diit kaya protein, karbohidrat,
lemak, vitamin C dan A dan mineral seperti Fe, Zinc. Beberapa
mitos misalnya tidak boleh makan ikan dan telur akan
memperlambat kesembuhan luka. Konsumsi ikan atau telur justru
akan mempercepat penyembuhan luka sebab merupakan sumber
protein yang baik untuk proses penyembuhan luka.

(3)Penurunan vaskularisasi
Pembuluh darah vena dan arteri: Sirkulasi (hipovolemia) dan
Oksigenasi. Aliran darah dapat terganggu pada orang yang
menderita gangguan pembuluh darah perifer, hipertensi atau
diabetes rnillitus. Oksigenasi jaringan menurun, kurangnya
sirkulasi dan oksigenasi akan mengakibatkan vasokonstriksi dan
menurunnya ketersediaan oksigen dan nutrisi untuk penyembuhan
luka.

(4)Penyakit penyerta
Penyakit penyerta seperti kencing manis, gagal jantung, gagal
ginjal, serosis hati dan lain-lain, bisa menghambat proses
penyembuhan luka mulai terhambatnya oksigenasi, vaskularisasi,
sekresi insulin hingga terjadi penurunan protein dan kalori tubuh.

(5)Obesitas
Kegemukan, kelebihan jaringan lemak: vaskularisasi tidak
optimal, fiksasi pada fase epitelisasi kurang kuat akibat terlalu
banyak lemak (mudah sobek).

(6)Pengobatan
Kortiko steroid dan chemotherapy dapat memperlambat proses
penyembuhan luka. Radiotherapy juga dapat merusak jaringan
sehat.
9

b) Faktor lokal
(1)Manajemen perawatan luka
Menajemen perawatan luka yang baik dapat meminimalkan
infeksi, menjaga kebersihan luka. Balutan yang tepat dapat
mempercepat penyembuhan luka dan mencegah infeksi.

(2)Hidrasi
Dehidrasi pada luka berakibat jaringan tidak sehat. Jaringan
mudah rusak, seperti kulit kering yang mudah pecah-pecah.

(3)Benda asing
Kotoran/serpihan debu, atau benang jahitan > 3 minggu
(kecuali yang bisa diserap tubuh) dapat memperlambat
penyembuhan luka. Benang kassa/kapas/tissue, dan benda-benda
asing tidak boleh ada diluka karena dapat memperlambat
penyembuhan luka.

(4)Infeksi
Perkembangbiakan kuman yang tidak terkontrol akan
menyebabkan infeksi dan mempepanjang waktu penyembuhan
luka.

(5)Temperatur
Perhatikan konsep lembab seimbang. Tidak terlalu basah dan
tidak terlalu kering.

(6)Tekanan
Gesekan dan pergeseran balutan serta lipatan berlebihan
dapat merusak jaringan yang sehat, dan mengganggu proses
epitelisasi dan granulasi [ CITATION Mag15 \l 1033 ].
10

b. Ikan Gabus
1) Definisi
Ikan gabus adalah ikan air tawar yang merupakan ikan asli
Kalimantan dan Sumatra dengan nama latin Channa striata. Ikan
gabus memiliki kepala yang berukuran agak besar dan agak gepeng
mirip ular sehingga dinamai snakehead, tubuh berbentuk bulat dan
gilig panjang seperti peluru kendali atau torpedo. Ikan gabus dikenal
dengan nama lain (nama daerah) seperti ikan aruan, haruan (Melayu
dan Banjar), kocolan (Betawi),serta bayong, bogo, licingan, kutuk
(Jawa) [ CITATION Kus18 \l 1033 ].
Ikan gabus merupakan ikan darat yang berukuran cukup besar,
dapat tumbuh hingga mencapai panjang 1 meter. Berkepala besar agak
gepeng mirip kepala ular (sehingga dinamai snakehead), dengan sisik-
sisik besar di atas kepala. Masyarakat masih memiliki kesan bahwa
makan ikan gabus sama halnya memakan ular. Memang, penampilan
ikan gabus/ kutuk mirip ular. Ikan gabus ini mengandung albumin
hingga 6,2 persen dengan kandungan asam amino esensial dan asam
amino non esensial yang lengkap dan berguna dalam penyembuhan
luka. Ikan gabus mengandung albumin yang lebih baik dari albumin
telur. Fish albumin ikan gabus terbukti dapat mempercepat
penyembuhan luka hingga 30 % (dari rerata 10 hari menjadi 7 hari)
[ CITATION Sup18 \l 1033 ].
Gambar 1.1
Ikan Gabus (Channa striata)

(Sumber: Kusmini, 2018).


11

2) Kandungan Gizi Ikan Gabus


Kandungan gizi ikan gabus tidak kalah dengan ikan air tawar
popular lainnya seperti ikan mas dan bandeng. Keunggulan ikan gabus
adalah kandungan proteinnya yang rata-rata lebih lebih tinggi dari ikan
lainnya seperti ikan mas dan lele. Kandungan protein ikan gabus juga
lebih tinggi dari sumber protein lain seperti telur, daging ayam, maupun
daging sapi. Keunggulan lainnya yaitu nilai cerna protein ikan gabus
cukup tinggi yaitu mencapai lebih dari 90% [ CITATION Kus18 \l 1033 ].
Kandungan ikan gabus per 100 gram terdiri dari:
Tabel 1.1
Kandungan Ikan Gabus Per 100 Gram
Kandungan Gizi Ikan Gabus
Air 69
Kalori (kal) 74
Protein (g) 25,2
Lemak (g) 1,7
Karbohidrat (g) 0
Kalsium (mg) 6,2
Posfor (mg) 176
Fe (mg) 0,9
Vit A (SI) 150
Vit B 1 (mg) 0,04
Vit C (mg) 0
BDD (%) 64
(Sumber: Suprayitno, 2018).

3) Manfaat Ikan Gabus


Ikan gabus memiliki manfaat karena kandungan albuminnya yang
tinggi. Berikut ini manfaat dari ikan gabus bagi kesehatan antara lain:
a) Untuk mempercepat penyembuhan luka
Ikan gabus menjadi salah satu pangan alternative dibidang
kesehatan. Ikan gabus bermanfaat sebagai asupan untuk
mempercepat penyembuhan bagi pasien yang mengalami luka
operasi atau pasca persalinan. Sebab ikan gabus diketahui memiliki
kandungan albumin dengan protein lengkap disbanding jenis ikan
lainnya. Albumin merupakan protein didalam plasma yang berungsi
dalam pembentukan jaringan sel baru, sehingga dapat dimanfaatkan
untuk mempercepat pemulihan jaringan sel pada proses
penyembuhan luka [ CITATION Sup18 \l 1033 ].
12

b) Untuk menyembuhkan penyakit hati


Ikan gabus mengandung albumin yang dapat menyembuhkan
penyakit kanker hati [ CITATION Sup18 \l 1033 ].

c) Meningkatkan kadar albumin serum


Ikan gabus bermanfaat dalam meningkatkan kadar albumin
dalam darah. Hasil penelitian menunjukan albumin pasien meningkat
tajam setelah beberapa kali mengkonsumsi ikan gabus. Pemberian 2
Kg ikan gabus dapat meningkatka kadar albumin rendah (1,8 g/dL)
menjadi normal [ CITATION Kus18 \l 1033 ].

d) Membantu pemulihan berbagai penyakit


Ikan gabus memiliki keunggulan diantaranya kaya akan
nutrisi.Kandungan albuminnya yang tinggi berperan dalam
penyembuhan pasca operasi, peningkatan gizi dan kesehatan, serta
membantu pemulihan berbagai macam penyakit seperti sirosis hati,
ginjal, tuberculosis paru, hingga HIV/ AIDS [ CITATION Kus18 \l
1033 ].

4) Mekanisme Ikan Gabus Dalam Mempengaruhi Penyembuhan Luka


Ikan gabus (Canna striata) sangat kaya akan sumber albumin,
salah satu jenis protein penting yang diperlukan tubuh manusia setiap
hari. Sumber albumin ikan gabus sangat baik digunakan bagi
penyembuhan luka pasca operasi maupun luka bakar. Daging ikan
gabus memiliki kandungan albumin yang berpotensi menggantikan
serum albumin yang harganya mencapai Rp 1,3 juta per milliliter.
Serum albumin tersebut merupakan jenis protein, terbanyak di dalam
plasma yang mencapai kadar 60%. Albumin bermanfaat untuk
pembentukan jaringan sel baru. Di dalam ilmu kedokteran, albumin ini
dimanfaatkan untuk mempercepat pemulihan jaringan sel tubuh yang
terbelah, misalnya karena operasi atau pembedahan. Pemberian daging
ikan gabus atau ekstrak proteinnya telah dicobakan untuk
13

meningkatkan kadar albumin dalam darah dan membantu proses


penyembuhan luka [ CITATION Sup18 \l 1033 ]
Peran utama albumin di dalam tubuh sangat penting, yaitu
membantu pembentukkan jaringan sel baru. Tanpa albumin, sel-sel
didalam tubuh akansulit beregenerasi sehingga cepat mati dan tidak
berkembang. Albumin juga berperan penting dalam proses
penyembuhan luka. Di dalam ilmu kedokteran, albumin biasa
dimanfaatkan untuk mempercepat pemulihan jaringan sel tubuh,
misalnya karena operasi atau pembedahan. Itulah sebabnya pasien
pasca operasi atau pasca bersalin sangat dianjurkan mengonsumsi ikan
gabus dengan harapan dapat membantu proses penyembuhan luka
[ CITATION Kus18 \l 1033 ].
Mekanisme protein (albumin) dalam proses penyembuhan luka
yaitu protein berperan dalam proses pembentukan kolagen,
angiogenesis, fibroflasias, dan remodeling luka. Proses fisiologis
penyembuhan luka bergantung pada ketersediaan protein, vitamin dan
mineral. Dimulai dari fase inflamasi dimana terjadi proses fagositosis
serta pembentukan matrik fibrin yang kemudian membentuk kerangka
perbaikan sel, dalam proses ini mulai dibutuhkan kolagen yang
terbentuk oleh asam amino protein yang berasal dari makanan.
Sintesis kolagen ini juga melibatkan vitamin c dan mineral. Kolagen
akan berperan dalam pembentukan jaringan parut. Kemudian proses
dilanjutkan kefase proliferatif yang memiliki aktivitas utama yaitu
pembentukan pembuluh darah baru (angiogenesis), mengisi luka
(penggantian jaringan) dan membentuk kembali permukaan luka
melalui epitelisasi. Fibroblas berperan penting dalam proses ini,
dimana fibrosiflasis ini juga membutuhkan kolagen yang berasal dari
protein. Kekurangan asupan protein akan mengganggu proses
penyembuhan pada tahap ini. Fase dilanjutkan ke fase remodeling,
dimana proses maturasi jaringan luka yang terbentuk dari jaringan
parut kolagen akan akan meningkatkan kekuatannya hingga luka
kembali normal [ CITATION Pot \l 1033 ].
14

Gambar 1.2
Mekanisme Konsumsi Ikan Gabus Dalam Penyembuhan Luka

Ikan Gabus/
kapsul chana

Protein
Vitamin C Mineral

Kolagen

Fibroblas
Fase inflamasi

Pembentukan matrik fibrin

Pembentukan kerangka perbaikan sel

Fase proliferatif

Angiogenesis, penggantian jaringan, epitelisasi

Fase remodeling

Pematangan jaringan Luka sembuh

(Sumber: Suprayitno (2018), Potter & Perry (2012))


15

2. Analisis Jurnal
Analisis data yang gunakan pada literature review ini yaitu simplified
approach. Simplified approach merupakan analisa data dengan cara
melakukan kompilasi dari setiap artikel yang didapat dan menyederhanakan
setiap temuan. Setelah penulis merumuskan masalah ke dalam pertanyaan
klinik, maka langkah selanjutnya yaitu melakukan telaah kritis dengan
langkah pertama antara lain mencari dan mengumpulkan bukti-bukti atau
artikel penelitian/ jurnal yang paling relevan dengan rumusan PICOT. Kata
kunci untuk mencari bukti-bukti merupakan kata-kata yang ada dalam
PICOT yang telah disusun sebelumnya.
Strategi pencarian literatur pada evidance ini menggunakan kata kunci
tunggal atau gabungan dari post operasi, ikan gabus, dan penyembuhan
luka. Jurnal yang ditelusuri dalam bahasa indonesia/Inggris dengan artikel
yang digunakan difokuskan pada artikel original empirical research atau
artikel penelitian yang berisi hasil dari pengamatan aktual atau eksperimen
dimana terdapat abstrak, pendahuluan, metode, hasil, dan diskusi, serta
batasan waktu 5 tahun terahir. Untuk itu penulis menetapkan kriteria sebagai
berikut:
Kriteria inklusi untuk menentukan kriteria bahan literature review¸
yaitu:
a. Artikel desain penelitian randomised controlled trials (RCT);
b. Artikel penelitian eksperimen, cross sectional, atau sudi kasus.
c. Artikel asli dari sumber utama (primary source);
d. Artikel penelitian yang terbit tahun 2017 sampai tahun 2021;
Adapun data eksklusi adalah:
a. Artikel diterbitkan diatas 5 tahun terakhir/ sebelum tahun 2017;
b. Artikel hanya memuat bagian abstrak atau sebagian part of text;
c. Penelitian pada hewan.
Selain itu penulis merujuk pertimbangan etik yaitu yaitu avoiding
duplication publication (menghindari publikasi duplikasi), avoiding
plagiarism (menghindari plagiarisme), transparency (transparansi), dan
ensuring accurary (memastikan keakuratan).
16

Pencarian artikel menggunakan beberapa sumber dari database yang


tersedia pada elibrary dan e-resources Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia melalui mesin pencarian google scholar/ google cedikia.
Total artikel yang diperolah pada awal pencarian sesuai dengan kata
kunci yang telah ditetapkan yaitu 489 artikel. Keseluruhan artikel yang
diperoleh terdapat artikel penelitian yang menggunakan RCT dan penelitian
eksperimental, cross sectional atau studi kasus (masuk ke kriteria inklusi),
berjumlah 25 artikel. Sedangkan artikel yang tidak relevan, diterbitkan
diatas 5 tahun terakhir, memuat bagian abstrak atau sebagian part of text dan
penelitian pada hewan (masuk kriteria eksklusi) berjumlah 464 artikel.
Berdasarkan temuan artikel-artikel yang sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan, kemudian dipilih untuk dijadikan bahan rujukan dan beberapa
artikel lainnya sebagai pendukung. Artikel tersebut adalah sebagai berikut:
17

Tabel 1.2 Telaah Jurnal Penelitian


No. Peneliti Tahu Judul Penelitian Variabel Metode Hasil Penelitian
n
1. Yuli Suryanti 2019 The Effect of Snakehead Fish snakehead fish True-experiment Hasil penelitian menunjukkan bahwa
(Channa Striata) Extract on extract, blood design with post- pemberian ekstrak ikan gabus 700 mg 2x1
Blood Leukocyte Number leukocyte number, test only control selama 7 hari pada pasien post operasi sectio
and Cesarean Section cesarean section group design caesarea berpengaruh terhadap perbaikan
Wound Healing wound healing jumlah leukosit darah dengan nilai p-value
0,003 dan ekstrak ikan gabus berpengaruh
terhadap status penyembuhan luka dengan p-
value 0,000[ CITATION Sur191 \l 1033 ].
2. Nik Amin 2018 Snakehead Consumption Channa striatus Randomized Pasien yang diobati dengan semprotan
Sahid Enhances Wound Healing? spray, pain, wound Controlled Trial Channa striatus menunjukkan hasil yang
From Tradition to Modern healing lebih baik dalam hal rasa sakit kontrol
Clinical Practice: A dibandingkan dengan plasebo. Selama
Prospective Randomized analisis menggunakan ANOVA ukuran
Controlled Trial berulang, ada perbedaan yang signifikan dari
nyeri pasien skor berdasarkan VAPS antara
semprotan Channa striatus dan plasebo (F-
stat (df) = 4,80 (2), p-value = 0,010). Untuk
hasil kosmetik itu menunjukkan hasil yang
lebih baik pada kelompok semprotan Channa
striatus untuk semua sistem 3-skor, VACS,
(F-stat (df) = 2,68 (2) , p-value <0,001), WES
(F-stat (df) = 3,09 (2), p-value = 0,048), dan
VSS (F-stat (df) = 1,72 (2) , p-value = 0,011).
Kesimpulan. Studi kami menyarankan bahwa
aplikasi semprotan ekstrak Channa striatus
pada luka bersih telah menunjukkan hasil
skor nyeri dan hasil kosmetik yang lebih baik
18

secara signifikan pada minggu 2, minggu 4,


dan minggu 6 dibandingkan dengan plasebo.
[ CITATION Sah18 \l 1033 ].
3. Rohadi M 2019 The Effect of Snakehead Fish Snakehead Fish Quasi- Ditemukan bahwa pra-operasi dan kadar
Rosyidi (Channa striata) Extract (Channa striata) Experimental albumin serum pasca operasi tidak memiliki
Capsule to the Albumin Extract Capsule, method perbedaan bermakna (nilai signifikansi
Serum Level of Post- Albumin Serum 0,115). Kadar albumin pra operasi dan pasca
operative Neurosurgery Level perawatan memiliki perbedaan yang
Patients signifikan (signifikansi) (p-value= 0,003).
Namun, kadar albumin pasca operasi dan
pasca perawatan memiliki signifikan
perbedaan (p-value= 0,001). Penelitian ini
penting karena beberapa alasan, antara lain:
terapi pada pasien dengan masa pra operasi
atau pemulihan setelah operasi. Ikan gabus
bisa meningkatkan kadar albumin serum pada
pasien setelah operasi [ CITATION Ros19 \l 1033
].
4. Tetty Junita 2020 Penyembuhan luka post Konsumsi ikan Quasi Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar
Purba operasi sectio caesarea gabus, (Channa experiment kelompok intervensi mengalami kesembuhan
dengan konsumsi ikan gabus striata) luka cepat sebanyak 14 orang (82,4%) serta
(Channa striata) di Rumah Penyembuhan luka kelompok kontrol mengalami kesembuhan
Sakit Grandmed Lubuk post operasi sectio luka lambat sebanyak 13 orang (76,5%).
Pakam Deli Serdang caesarea Hasil uji statistik menunjukkan p
value=0,002 <α=0,05, maka H0 ditolak yaitu
terdapat pengaruh pemberian ikan gabus
terhadap proses penyembuhan luka post
operasi sectio caesarea. Kesimpulannya
konsumsi ikan gabus dapat mempercepat
penyembuhan luka post operasi sectio
19

caesarea[ CITATION Pur20 \l 1033 ].


5. Ni Wayan 2020 Pengaruh pemberian Kombinasi Ikan Experiment Hasil penelitian menunjukkan dari 38
Rahayu kombiasi ikan gabus dan Gabus dan Putih dengan jenis responden yang diberikan konsumsi
Ningtyas putih telur terhadap Telur, kesembuhan rancangan kombinasi dari ikan gabus dan putih telur
kesembuhan luka post luka Laparatomi Nonequivalent mulai hari ke - 1 sampai hari ke – 5
operasi laparatomi Control Group didapatkan nilai signifikan p: 0,000; yang
Design artinya terdapat pengaruh kombinasi
pemberian ikan gabus dan putih telur
terhadap kesembuhan luka post operasi
laparatomi [ CITATION Nin20 \l 1033 ].
6. Dian Zuiatna 2021 Perbandingan pemberian Pemberian ikan Quasieksperimen Rata-rata penyembuhan luka post SC sebesar
ikan gabus dan telur ayam gabus, pemberian t dengan 13,60 dan standar deviasi 1,183 dengan
terhadap penyembuhan luka telur ayam, post test only two intervensi ikan gabus, rata-rata penyembuhan
pasca bedah post sectio penyembuhan luka group design. pada luka SC pada kelompok intervensi telur
ceaserea post sectio ceaserea ayam sebesar 9,00 dengan standar deviasi
1,309. Hasil uji statistik dengan independent
sample T test diperoleh nilai p 0,000 < 0,05
yang menunjukkan ada perbedaan yang
signifikan terhadap penyembuhan luka ibu
post partum pasca SC dengan pemberian ikan
gabus dan telur ayam [ CITATION Zui21 \l
1033 ].
20

7. Rika Aldesta 2019 Pengaruh ikan gabus Konsumsi ikan Quasy Hasil penelitian menunjukan penyembuhan
terhadap penyembuhan luka gabus, Experiment luka perineum pada semua anggota kelompok
perineum pada ibu post penyembuhan luka dengan Non eksperimen dan tidak terdapat penyembuhan
partum di puskesmas sungai perineum equivalent pada semua kelompok kontrol pada saat
piring tahun 2019 control group dilakukan observasi pada hari ke 8. Dapat
disimpulkan terdapat pengaruh signifikan
mengkonsumsi Ikan Gabus Terhadap
Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Post
Partum.
[ CITATION Ald20 \l 1033 ].

8. Weni Tri 2019 Perbedaan efektivitas Pemberian putih Pre eksperimen Hasil uji Mann Whitney diperoleh Z= -2,626;
Purnani pemberian putih telur dan telur, pemberian dengan one-shot ρ=0,009 berarti terdapat perbedaan
ikan gabus terhadap ikan case study. efektivitas pemberian putih telur dan ikan
penyembuhan luka perineum gabus,penyembuhan gabus terhadap penyembuhan luka perineum
ibu nifas luka perineum [ CITATION Pur19 \l 1033 ].

9. Rafilah 2018 Pemberian suplementasi zinc Ektrak ikan gabus, Deskriptif Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses
Intiyani dan ekstrak ikan gabus untuk suplementasi zinc, analitik dengan penyembuhan luka perineum dri 5 partisipan
mempercepat penyembuhan luka perineum pendekatan studi menunjukkan bahwa 2 partisipan sembuh
luka perineum kasus dengan kategori cepat (pada hari ke 6) dan 3
partisipan sembuh dengan kategori
penyembuhan luka normal (pada hari ke 7).
Dengan demikian pemberian suplemen zinc
dan ekstrak ikan gabus dapat
direkomendasikan untuk mempercepat
penyembuhan luka perineum ibu post partum
[ CITATION Int18 \l 1033 ].
21

10. Dili 2018 Pengaruh ekstrak ikan gabus Pengaruh ekstrak Pre test and post Pemberian ekstrak ikan gabus pada pasien
Parliastina (Channa striata) terhadap ikan gabus (Channa test control post operasi laparotomi mengalami
kadar albumin dan striata), kadar group design peningkatan kadar albumin dengan rata-rata
penyembuhan luka pada albumin dan while post-test 0,59 gr/dl, pemberian ekstrak ikan gabus
pasien post operasi penyembuhan luka berpengaruh terhadap kadar albumin pada
laparatomi (Studi di RSUD kelompok intervensi dan kontrol (p-
Brigjend H. Hasan Basry value=0,000).
Kota Kandangan). [ CITATION Par18 \l 1033 ].

11. Ade 2020 Pengaruh pemberian ikan Pemberian ikan Quasy Pemberian ikan gabus rebus pada kelompok
Nurhikmah gabus terhadap penyembuhan gabus terhadap Experiment perlakuan   minimal 1 kali sehari dalam
luka sectio caesarea pada ibu penyembuhan luka design  yang waktu 7 hari dengan berat ikan gabus lebih
pospartum di wilayah kerja sectio caesarea bersifat Post test kurang 250 gr, pengukuran tingkat kecepatan
Puskesmas Ciasem Subang With Control kesembuhan luka. terdapat pengaruh yang
Tahun 2020. Group signifikan (p<0,05) pemberian ikan gabus
rebus terhadap penyembuhan luka sectio
caesarea antara kelompok perlakuan dengan
kelompok kontrol di Wilayah Kerja
Puskesmas Ciasem Tahun 2020. Hasil uji
statistik di dapatkan skor percepatan luka SC
kelompok perlakuan hari ke 7 rata-rata adalah
2,25; sedangkan pada kelompok kontrol rata-
rata adalah 3,69; maka dapat disimpulkan
terdapat  perbedaan lama proses percepatan
luka pada kelompok yang diberi perlakuan
ikan gabus dengan  kelompok control
[ CITATION Nur20 \l 1033 ].
22

12. Dita Selvianti 2020 Pengaruh mengkonsumsi Konsumsi abon Quasi Rata –rata waktu penyembuhan luka
abon ikan gabus untuk ikan gabus, eksperimental kelompok kasus 4,73 hari, , Sedangkan pada
mempercepat penyembuhan penyembuhan luka Nonequivalent kelompok kontrol rata rata waktu
luka perineum pada ibu nifas Control Group penyembuhan luka 6,68 hari. Uji statistic
menggunakan independent simple T-Test
diperoleh nilai ρ value =0,000 < 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa abon ikan gabus
berpengaruh terhadap penyembuhan luka
[ CITATION Sel21 \l 1033 ].
13. Lastri Mei 2020 Pemberian abon ikan gabus Pemberian abon Deskriptif dengan Hasil penelitian pemberian abon ikan gabus
Winarni (Channa Striata) terhadap ikan gabus (Channa pendekatan untuk ibu dengan luka post SC didapatkan
proses penyembuhan luka Striata), crossectional hasil sebagai berikut, pada hari ketiga 100%
post SC di RSIA BS penyembuhan luka kelompok intervensi mengalami proses
Tangerang post SC penyembuhan luka post SC dengan baik
dibandingkan dengan kelompok kontrol
dengan 60% responden mengalami proses
penyembuhan luka kurang baik, sedangkan
pada hari ketujuh kelompok kontrol dan
kelompok intervensi mengalami proses
penyembuhan luka 100% baik. Dilakukan
analisis bivariat didapatkan nilai p-value
sebesar 0.003 < nilai p tabel, yang
disimpulkan terdapat hubungan pemberian
abon ikan gabus (Channa Striata) pada
proses penyembuhan luka post SC Hari
ketiga [ CITATION Win20 \l 1033 ].
14. Otniel Wendy 2019 Pengaruh pemberian ekstrak Pemberian ekstrak Double blind Pemberian ekstrak ikan gabus dan teripang
Wahono ikan gabus dan teripang ikan gabus dan randomized secara bermakna meningkatkan kadar PDGF
terhadap kadar platelet teripang, kadar control trial pada kelompok perlakuan (K2) dibandingkan
derived growth factor pasien platelet derived dengan kontrol (K1) dengan nilai p < 0> .
23

pasca operasi growth factor Hasil peneitian menunjukkan bahwa ekstrak


pasien pasca operasi ikan gabus dan teripang dapat meningkatkan
kadar PDGF secara bermakna pada pasien
pasca operasi pada hari ke empat [ CITATION
Wah20 \l 1033 ].
15. Leo Saputra 2020 Pengaruh ekstrak ikan gabus Pemberian ekstrak Pretest-posttest Terdapat perbedaan yang signifikan dari
(Channa striata) terhadap ikan gabus (Channa with control perbandingan skor VAS baseline dengan hari
penyembuhan striata) terhadap group ketiga pada kedua kelompok (P<0.05).
stomatitis aftosa rekuren penyembuhan Kelompok ekstrak ikan gabus menunjukkan
pada mahasiswi PSKG FK stomatitis aftosa pengurangan rasa nyeri yang signifikan
UNSRI rekuren dibandingkan kelompok akuades (P<0.05).
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa penggunaan ekstrak ikan
gabus (Channa striata) dapat mempercepat
durasi penyembuhan SAR dan dapat
mengurangi rasa nyeri dari SAR
[ CITATION Sap20 \l 1033 ].
16. Suci Mega 2020 Ekstrak ikan gabus terhadap Ekstrak ikan gabus, Quasi Hasil didapatkan terdapat perbedaan
Sari luka perineum penyembuhan luka eksperimen penyembuhan luka perineum ibu post partum
perineum dengan dengan p-value=0,000 atau <0.05. Pemberian
rancangan Post penambahan ekstrak ikan gabus lebih efektif
Test Only terhadap penyembuhan luka perineum ibu
Control Group postpartum dibanding dengan yang tidak
Design diberikan[ CITATION Sar20 \l 1033 ].
17. Naning K 2020 Sediaan nanopartikel kitosan Formulasi Dan Uji Eksperimental Aktivitas albumin nanopartikel kitosan
Utami ekstrak ikan gabus (Channa Aktivitas Emulgel ekstrak ikan haruan terhadap penyembuhan
striata) dan uji aktivitas Minyak Ikan Gabus, luka pasca pencabutan gigi lebih cepat
albumin terhadap Penyembuhan Luka dibandingkan dengan yang tanpa perlakuan
penyembuhan luka pasca Bakar [ CITATION Uta20 \l 1033 ].
pencabutan gigi
24

18. Nurqalbi 2020 Pengaruh mengkonsumsi Konsumsi ikan Quasi experiment Responden yang mengkonsumsi ekstrak ikan
Sampara ikan gabus terhadap gabus, dengan gabus sebagian besar memiliki tingkat
penyembuhan luka perineum penyembuhan luka pendekatan non penyembuhan luka perineum yang baik
pada ibu nifas equivalent sebanyak 10 orang (50,0%). Responden yang
control group tidak mengkonsumsi ekstrak ikan gabus
design sebagian besar memiliki tingkat
penyembuhan luka perineun sedang sebanyak
13 orang (65,0%). Uji statistic menggunakan
independent simple T-Test diperoleh nilai ρ
value =0,012 < 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa ektrak ikan gabus berpengaruh
terhadap penyembuhan luka perineum pada
ibu nifas [ CITATION Sam20 \l 1033 ].
19. Firlianty 2019 Pemanfaatan residu daging Pemanfaatan residu Case study Albumin ikan gabus memiliki kualitas jauh
ikan gabus (channa striata) daging ikan gabus lebih baik dari albumin telur yang biasa
untuk pembuatan cookies (channa striata) digunakan dalam penyembuhan pasien pasca
makanan balita di kecamatan untuk pembuatan bedah. Ikan gabus sendiri, mengandung 6,2%
bukit batu kota palangkaraya cookies albumin dan 0,001741% Zn dengan asam
amino esensial yaitu treonin, valin, metionin,
isoleusin, leusin, fenilalanin, lisin, histidin,
dan arginin, serta asam amino non-esensial
seperti asam aspartat, serin, asam glutamat,
glisin, alanin, sistein, tiroksin, hidroksilisin,
amonia, hidroksiprolin dan prolin [ CITATION
Fir19 \l 1033 ].
20. Restian Rony 2020 Penetapan kadar protein Penetapan kadar Studi Kasus Hasil dari penelitian ini kadar protein
Saragi sediaan salep fase air ekstrak protein sediaan menunjukan nilai rata-rata kadar protein
ikan gabus (Channa striata) salep fase air 5.722 untuk salep tunggal dan 5.742 untuk
dan madu kelulut (Trigona ekstrak ikan gabus salep kombinasi. Hasil menunjukan bahwa
Sp.) dengan metode Kjeldahl. (Channa striata) salep ikan gabus (Channa striata) dan madu
25

dan madu kelulut kelulut (Trigona Sp.) memliki selisih kadar


(Trigona Sp.) protein sebesar 0.02% lebih tinggi pada salep
ekstrak ikan gabus dengan madu kelulut.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa madu
tidak mempengaruhi kadar protein secara
signifikan didalam salep ikan gabus[ CITATION
Sar201 \l 1033 ].
21. Hananto 2018 Pengaruh Pemberian Extract Extract Ikan Gabus Double blind Terjadi peningkatan kadar albumin yang
Ikan Gabus dan Teripang dan Teripang, randomized lebih tinggi pada kelompok perlakuan, namun
terhadap Infiltrasi Sel Mast, Infiltrasi Sel Mast, control trial tidak bermakna secara statistik (p=0,835).
Kadar Il-6, dan Albumin Kadar Il-6, dan Selain itu, terjadi penurunan kadar IL-6 yang
pada Luka Bakar dan Luka Albumin lebih besar pada kelompok perlakuan
Operasi (Doctoral meskipun tidak bermakna secara statistik
dissertation, UNS (Sebelas (p=0,056). Demikian juga penurunan
Maret University)) infiltrasi sel mast sesudah perlakuan lebih
tinggi pada kelompok perlakuan, namun tidak
bermakna secara statistik (p=0,526). 
Kesimpulan : Pemberian ekstrak ikan gabus
dan teripang meningkatkan kadar albumin
dan menurunkan kadar IL-6 dan infiltrasi sel
mast pada pasien luka bakar atau paska
laparotomi meskipun tidak bermakna secara
statistik. [ CITATION Han18 \l 1033 ]
22. Sri Herlina 2019 Hubungan persepsi Persepsi, Cross sectional Hasil distrbusi frekuensi persepsi tentang
penderita kanker serviks pemanfaatan ikan kanker dipahami dengan baik sebesar 87,5%,
terhadap pemahaman gabus sedangkan pemahaman tentang pemanfaatan
tentang pemanfaatan jus jus ikan gabus sebagai nutrisi bagi penderita
ikan gabus kanker masih rendah yaitu sebesar 12,5%.
Berdasarkan hasil uji analisis data
disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan
26

antara persepsi penderita kanker terhadap


pemanfaatan jus ikan gabus (p>0,05).
Pemanfaatan ikan gabus sebagai terapi nutrisi
suportif dapat mempercepat proses
penyembuhan para penderita kanker yang
menjalani perawatan paliatifnya sebagai
upaya peningkatan kualitas hidup pasien
[ CITATION Her19 \l 1033 ].
23. Putri 2020 Analisis nilai tambah ikan Teknik pembuatan Metode survey Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
Hardianti gabus (Channa striata) albumin ikan gabus, teknis pembuatan albumin meliputi:
Pertiwi sebagai bahan baku albumin menghitung biaya, pencucian, pemotongan, penimbangan,
(studi kasus UD. Berkat penerimaan, pengukusan, pengemasan dan pemberian
Sejahtera) pendapatan, label, penyimpanan, pemasaran. Analisis
keuntungan dan finansial meliputi: peneriman
nilai tambah dalam Rp18.000.000,00/bulan, pendapatan
pembuatan albumin Rp10.987.308,00/bulan, dan keuntungan
ikan gabus Rp9.607.308,00/bulan nilai tambah per bahan
baku Rp227.487,00/bulan, nilai tambah netto
Rp13.587.308,00/bulan, nilai tambah Bruto
Rp13.649.200,00/bulan. Permasalahan yang
dihadapi terkait ketersediaan ikan gabus yang
tidak konsisten, sarana produksi tidak
mendukung, promosi kurang aktif dan tidak
ada pengelolaan keuangan [ CITATION Per20 \l
1033 ].
24. Fajar Trio 2020 Inovasi penerapan pemberian Penerapan Studi Kasus Implementasi Keperawatan yang penulis
Mulyanto kapsul ikan gabus terhadap pemberian kapsul lakukan selama tujuh kali pertemuan dalam
penderita ulkus diabetes ikan gabus rentang waktu 14 hari perawatan selama 2
melitus tipe II hari sekali menunjukkan proses kesembuhan
luka. Kerusakan integritas kulit membaik
27

menggunakan teknik perawatan luka yang


benar dan tepat yakni lembab dan
menggunakan inovasi pemberian kapsul ikan
gabus[ CITATION Mul20 \l 1033 ].

25. Sulfitri 2020 Perbandingan Kadar Waktu perebusan Eksprimental Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar
Albumin Ikan Gabus 10,15, dan 20 albumim yang hilang selama 10 menit
(Channa striata) dari Proses menit, Kadar perebusan lebih kecil dibandingkan waktu
Perebusan dan Pengukusan albumin lainnya, yaitu 62 mg/10g dan albumin yang
dengan Menggunakan Uji tertinggal 164 mg/10g. Hasil serupa juga
Biuret diperoleh pada waktu pengukusan 10 menit
yang menghasilkan kadar albumin tertinggal
dalam daging ikan 167 mg/10g dan yang
hilang 59 mg/10g. Kadar albumin yang
hilang atau terlarut air selama proses
pengukusan lebih sedikit dibandingkan
dengan proses perebusan, sehinnga
pengukusan lebih efisien daripada perebusan
pada pengolahan ikan gabus [ CITATION
Sul20 \l 1033 ].
28

3. Pembahasan
Secara total, literature review ini terdiri dari 25 jurnal. Berdasarkan
jurnal tersebut, melaporkan bahwa intervensi pemberian ikan gabus
(Channa striata)dapat membantu dalam proses penyembuhan luka. Luka
merupakan rusaknya kontinuitas dari beberapa struktur dan fungsi anatomis
pada kulit normal yang disebabkan oleh proses patologis yang berasal dari
internal maupun eksternal yang mengenai organ tertentu. [ CITATION Pot \l
1033 ]. Proses penyembuhan luka dipengaruhi oleh asupan nutrisi. Asupan
nutrisi yang adekuat sangat penting mengingat penyembuhan luka
memerlukan diit kaya protein, karbohidrat, lemak, vitamin C dan A dan
mineral seperti Fe, Zinc. Beberapa mitos justru tidak boleh makan ikan dan
telur akan memperlambat kesembuhan luka. Namun pada kenyataannya
mengkonsumsi ikan atau telur justru akan mempercepat penyembuhan luka
sebab merupakan sumber protein yang baik untuk proses penyembuhan luka
[ CITATION Mag15 \l 1033 ].
Beberapa jurnal yang direview tersebut diatas, terdapat 20 jurnal
menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh ikan gabus terhadap penyembuhan
luka. Penyembuhan luka akan berkembang ke kondisi yang lebih baik bila
perawatan luka dengan baik disertai dengan penambahan nutrisi yang
berasal dari protein ikan gabus. Seperti hasil penelitian Purba (2020),
menunjukkan sebagian besar kelompok intervensi yaitu kelompok yang
mengkonsumsi ikan gabus dan diberi perawatan luka akan mengalami
kesembuhan luka lebih cepat yaitu sebanyak 82,4%. Sedangkan kelompok
kontrol yang hanya diberi perawatan luka saja mengalami kesembuhan luka
lebih lambat sebanyak 76,5%. Hasil uji statistik juga menunjukkan, adanya
pengaruh pemberian ikan gabus terhadap proses penyembuhan luka post
operasi (p value=0,002 <α=0,05).
Albumin ikan gabus terbukti dapat mempercepat penyembuhan luka
hingga 30% dari rerata, yaitu 10 hari menjadi 7 hari. Manfaat ikan gabus
sebagai pengganti serum albumin yang biasanya digunakan untuk
penyembuhan luka pasca operasi. Albumin merupakan protein didalam
plasma yang berungsi dalam pembentukan jaringan sel baru, sehingga dapat
29

dimanfaatkan untuk mempercepat pemulihan jaringan sel pada proses


penyembuhan luka [ CITATION Sup18 \l 1033 ].
Kandungan albumin ikan gabus, sudah terbukti sangat tinggi, pada
beberapa jurnal yang direview mambuktikan tingginya kadar albumin ikan
gabus yang sangat membantu dalam proses penyembuhan luka. Seperti
penelitian Parliastina (2019), bahwa pemberian ekstrak ikan gabus pada
pasien post operasi mengalami peningkatan kadar albumin dengan rata-rata
0,59 gr/dl, pemberian ekstrak ikan gabus berpengaruh terhadap kadar
albumin pada kelompok intervensi dan kontrol (p-value=0,000).Selain itu,
penelitian Rosyidi (2019), bahwa kadar albumin pra operasi dan pasca
perawatan memiliki perbedaan yang signifikan (signifikansi) (p-value=
0,003). Namun, kadar albumin pasca operasi dan pasca perawatan memiliki
signifikan perbedaan (p-value= 0,001). Oleh karena itu terapi pemberian
ikan gabus dapat diberikan pada pasien dengan masa pra operasi atau
pemulihan setelah operasi. Pembeian ikan gabus tersebut bisa meningkatkan
kadar albumin serum pada pasien setelah operasi.
Terbukti juga bahwa albumin ikan gabus lebih tinggi dibandingkan
dengan yang berasal dari bahan makanan lain. Menurut Suprayitno (2018),
Ikan gabus merupakan salah satu jenis ikan yang memiliki kandungan
protein (albumin) yang lebih baik dari telur ataupun jenis ikan lainnya. Hasil
penelitian Firlianty (2019), menyebutkan bahwa albumin ikan gabus
memiliki kualitas jauh lebih baik dari albumin telur yang biasa digunakan
dalam penyembuhan pasien pasca bedah. Ikan gabus sendiri, mengandung
6,2% albumin dan 0,001741% Zn dengan asam amino esensial yaitu treonin,
valin, metionin, isoleusin, leusin, fenilalanin, lisin, histidin, dan arginin,
serta asam amino non-esensial seperti asam aspartat, serin, asam glutamat,
glisin, alanin, sistein, tiroksin, hidroksilisin, amonia, hidroksiprolin dan
prolin.
Selain mempercepat granulasi, albumin ikan gabus juga terbukti dapat
menyembuhkan luka tanpa ada infeksi pada luka. Hal ini terkait dengan
pengaruhnya terhadap jumlah sel mast dan kadar IL6 yang menurun selama
proses penyembuhan, yang mengartikan proses penyembuhan luka berjalan
30

lebih cepat pada kelompok yang diberi ikan gabus tanpa meninggalkan
tanda infeksi atau peradangan dibandingkan dengan kelompok yang tidak
diberi ikan gabus. Dimana hasil penelitian Hananto (2018), menyebutkan
terjadi peningkatan kadar albumin yang lebih tinggi pada kelompok
perlakuan. Selain itu, terjadi penurunan kadar IL-6 yang lebih besar pada
kelompok perlakuan. Demikian juga penurunan infiltrasi sel mast sesudah
perlakuan lebih tinggi pada kelompok perlakuan.
Tindakan pemberian ikan gabus ini sudah terbukti lebih efektif melalui
berbagai penelitian (EBN). Namun juga perawat harus memperhatikan cara
pengolahannya. Berdasarkan beberapa jurnal yang telah disajikan diatas,
ikan gabus dapat digunakan dalam berbagai cara, diantaranya dapat
dikonsumsi dengan dikukus, direbus, di buat abon, bahkan dapat juga
digunakan sebagai terapi topical. Sebagai terapi topical, ikan gabus ternyata
juga efektif dalam memperceat penyembuhan luka. Berdasarkan penelitian
Utami (2020), aktivitas albumin nanopartikel kitosan ekstrak ikan haruan/
ikan gabus dalam sediaan emulgel minyak ikan gabus yang diberikan
secara topical terhadap penyembuhan luka lebih cepat dibandingkan dengan
yang tanpa perlakuan. Selain itu, untuk sediaan ikan gabus dengan cara
dikukus terbukti lebih efektif dibandngkan dengan direbus. Hasil penelitian
Sulfitri (2020), menyebutkan baha kadar albumin yang hilang atau terlarut
air selama proses pengukusan lebih sedikit dibandingkan dengan proses
perebusan, sehinnga pengukusan lebih efisien daripada perebusan pada
pengolahan ikan gabus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar
albumim yang hilang selama 10 menit perebusan lebih kecil dibandingkan
waktu lainnya, yaitu 62 mg/10g dan albumin yang tertinggal 164 mg/10g.
Hasil serupa juga diperoleh pada waktu pengukusan 10 menit yang
menghasilkan kadar albumin tertinggal dalam daging ikan 167 mg/10g dan
yang hilang 59 mg/10g.
Berdasarkan beberapa analisis jurna diatas dapat disimpulkan bahwa
pada kondisi pasca operasi, dimana terdapat luka atau trauma, tubuh akan
memerlukan asupan protein dalam jumlah yang lebih banyak untuk
membantu proses penyembuhan. Jika hanya dengan perawatan luka saja
31

memang luka post operasi dapat sembuh dengan sendirinya, namun hal
tersebut memerlukan waktu yang lebih lama jika dibandingkan dengan yang
mendapatkan asupan protein, seperti hasil penelitian ini dimana tanda-tanda
penyembuhan luka meningkat lebih cepat pada kelompok yang
mendapatkan asupan protein dari ekstrak ikan gabus. Sehingga pemberian
ekstrak ikan gabus pada pasien post operasi perlu dilakukan atau diterapkan
oleh perawat klinisi mengingat hal tersebut ssangat bermanfaat karena dapat
mempercepat proses penyembuhan luka.

E. Praktik Evidence Based Nursing


a. Rencana Penerapan
Setelah seluruh hasil studi dan literature yang mendukung dianalisis
dan disintesis, tahap selanjutnya adalah melakukan uji coba
intervensi/prosedur baru. Berikut ini beberapa kegiatan dalam tahap uji
coba EBN di lapangan:
1. Menentukan tujuan
2. Mengumpulkan data dasar
3. Membuat desain/petunjuk penerapan EBN
4. Mengimplementasikan EBN pada unit percontohan
5. Melakukan evaluasi proses dan evaluasi hasil
6. Memodifikasi pedoman yang ada di lahan praktik

b. Kemungkinan Hambatan dan Pemecahan Masalah


Hambatan yang dijumpai dalam penggunaan evidence based nursing
antara lain terkait karakteristik penelitian, perawat, organisasi, profesi, dan
pasien, yaitu:
1. Karakteristik penelitian (intervensi)
Penelitian yang dilakukan oleh perawat terkait penggunaan ikan
gabus terkadang belum tentu dapat diterapkan dalam praktek di Ruang
Perawatan sehari-hari. Hal ini terkait dengan ketersediaan bahan baku
atau penerapan SOP pengolahan ikan gabus yang tidak praktis.
Sehingga untuk pemecahan masalah tersebut jika ingin menerapkan
intervensi ini hendaknya dapat memilih jenis olahan ikan gabus seperti
32

abon ikan gabus sehingga mudah dan praktis. Selain itu praktisi perawat
juga dapat menggunakan ekstrak kapsul ikan gabus yang banyak dijual
di Apotek.

2. Karakteristik perawat
Masih banyak perawat yang belum mengetahui cara menerapkan
EBN, mengkritisi hasil penelitian sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan klinis termasuk penggunaan ikan gabus yang telah terbukti
bai untuk penyembuhan luka. Selain itu, adanya resistensi terhadap
perubahan sering kali dijumpai di praktik keperawatan, karena sudah
nyaman dengan cara yang lama sehingga tidak mau menerima
pembaharuan. Sehingga untuk pemecahan masalah tersebut hendaknya
perlu dukungan dari instansi tempat kerja dalam melakukan pelatihan,
pembuatan SOP, dan sosialisasi terkait pelaksanaan intervensi.

3. Karakteristik organisasi/tempat kerja


Suasana tempat kerja terkadang kurang mendukung adanya
penggunaan hasil penelitian termasuk tentang efektivitas ikan gabus
terhadap penyembuhan luka. Terlebih lagi bila tidak ada SOP di tempat
kerja. Sehingga untuk pemecahan masalah tersebut hendaknya perawat
klinisi dapat menjadikan hasil penelitian sebagai bahan promosi
kesehatan kepada pasien yang mengalami luka post operasi untuk
mengkonsumsi ikan gabus.

4. Karakteristik profesi keperawatan


Masih adanya kesulitan untuk menggabungkan antara perawat
klinisi dan perawat peneliti untuk berinteraksi dan berkolaborasi terkait
hasil penelitian. Selain itu, semangat untuk melakukan penelitian
perawat klinisi juga masih rendah. Sehingga pemecahan masalah
tersebut sebaiknya dari organisasi profesi perlu memotivasi perawat
klinisi untuk melakukan penelitian setidaknya membaca hasil penelitian
dengan mengadakan seminar-seminar terkait evidace based nursing.
33

5. Karakteristik pasien
Terkadang dari pasien sendiri kurang atau tidak mau menerima
hasil penelitian dengan berbagai alasan, terlebih lagi jika pasien harus
mengeluarkan cost yang tidak sedikit walaupun hal tersebut terkait
kesembuhannya. Pemecahan masalah yang dapat diakukan ialah dengan
melakukan informed concent dan menjelaskan dengan seksama tentang
intervensi sehingga pasien mau menerima intervensi hasil dari
penelitian yang akan dilakukan terhadap dirinya.

c. Hasil Yang Diharapkan


Salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk mempercepat
menyembuhkan luka post opeasi berdasarkan analisis jurnal yaitu dengan
menggunakan ikan gabus baik dikonsumsi langsung, ekstrak, ataupun seara
topikal. Tindakan ini sudah terbukti lebih efektif dibandingkan dengan
tindakan-tindakan alternatif lainnya melalui berbagai penelitian (EBN).
Perawatan luka pasca operasi menggunakan intervensi pemberian ikan
gabus merupakan salah satu tindakan mandiri perawat yang memungkinkan
untuk dilakukan oleh perawat tanpa harus menunggu instruksi dari profesi
lain. Tindakan ini relative mudah untuk dilakukan oleh perawat dengan
segala jenjang pendidikan, karena pada dasarnya penggunaan terapi
pemberian ikan gabus ini tidak sulit untuk dipelajari dan diaplikasikan
kepada pasien.
34

F. Daftar Pustaka

Aldesta, R. (2020). Pengaruh Ikan Gabus Terhadap Penyembuhan Luka Perineum


Pada Ibu Post Partum Di Puskesmas Sungai Piring Tahun 2019. Medikes
(Media Informasi Kesehatan),Vol. 7, No. 1, Mei 2020, 133-142.

Firlianty. (2019). Pemanfaatan Residu Daging Ikan Gabus (channa striata) untuk
Pembuatan Cookies Makanan Balita Di Kecamatan Bukit Batu Kota
Palangkaraya . Jurnal Pengabdi April 2019, vol. 2 no. 1 , 117-123.

Hananto, A. Z. A. (2018). Pengaruh Pemberian Extract Ikan Gabus dan Teripang


terhadap Infiltrasi Sel Mast, Kadar Il-6, dan Albumin pada Luka Bakar
dan Luka Operasi. Doctoral dissertation, UNS (Sebelas Maret University).

Herlina , S. (2019). Hubungan Persepsi Penderita Kanker Serviks Terhadap


Pemahaman Tentang Pemanfaatan Jus Ikan Gabus . eJKI, vol. 8, no. 1,
Maret 2019, 9-19.

Inayati, A. (2017). Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Peningkatan Tekanan


Darah. Wacana Kesehatan Vol.1, No.1,Juli 2017, 163-168.

Intiyani, R. (2018). Pemberian Suplementasi Zinc Dan Ekstrak Ikan Gabus Untuk
Mempercepat Penyembuhan Luka Perineum. Jurnal URECOL vol. 8, no.
1, April 2018, 571-578.

Kusmini, I. I. (2018). Budidaya Ikan Gabus. Jakarta Timur: Penebar Swadaya.

Maghfuri, A. (2015). Keterampilan Dasar Perawatan Luka Bagi Pemula. Jakarta:


Trans Info Media.

Mulyanto , F. T. (2020). Inovasi Penerapan Pemberian Kapsul Ikan Gabus


Terhadap Penderita Ulkus Diabetes Melitus Tipe II . Doctoral
dissertation, Diploma, Universitas Muhammadiyah Magelang.

Ningtyas , N. R. (2020). Pengaruh Pemberian Kombiasi Ikan Gabus Dan Putih


Telur Terhadap Kesembuhan Luka Post Operasi Laparatomi. Jurnal
Borneo Cendekia, vol. 4, vo.1 Maret 2020, 108-113.

Nurhikmah, A. (2020). Pengaruh Pemberian Ikan Gabus Terhadap Penyembuhan


Luka Sectio Caesarea Pada Ibu Pospartum di Wilayah Kerja Puskesmas
Ciasem Subang Tahun 2020. Jurnal Syntax Idea, vol 2, no 8. Agustus
2020, 302-314.

Padila. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha


Medika.
35

Parliastina, D. (2018). Pengaruh Ekstrak Ikan Gabus (Channa Striata) Terhadap


Kadar Albumin Dan Penyembuhan Luka Pada Pasien Post Operasi
Laparatomi (Studi di RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kota Kandangan).
Repository Poltekkes Semarang, 1-8.

Pertiwi, P. H. (2020). Analisis nilai tambah ikan gabus (Channa striata) sebagai
bahan baku albumin (studi kasus UD. Berkat Sejahtera) . Doctoral
dissertation, Universitas Islam Kalimantan MAB, 1-8.

Potter, P. A., & Perry, A. G. (2012). Fundamental of Nursing, Buku 3, Edisi 7.


Jakarta: EGC.

Purba , T. J. (2020). Percepatan Penyembuhan luka Post Operasi Sectio Caesarea


Dengan Konsumsi Ikan Gabus (Channa striata) di Rumah Sakit Grandmed
Lubuk Pakam Deli Serdang. Jurnal Doppler, vol. 4, no 2 Tahun 2020, 55-
60.

Purnani, W. T. (2019). Perbedaan Efektivitas Pemberian Putih Telur Dan Ikan


Gabus Terhadap Penyembuhan Luka Perineum Ibu Nifas. JPH RECODE,
Vol. 2, no. 2. Maret 2019, 138-145.

Rosyidi , R. M. (2019). The Effect of Snakehead Fish (Channa striata) Extract


Capsule to the Albumin Serum Level of Post-operative Neurosurgery
Patients. Biomedical & Pharmacology Journal, vol. 12, no. 2, June 2019,
893-899.

Sahid, N. A. (2018). Snakehead Consumption Enhances Wound Healing? From


Tradition to Modern Clinical Practice: A Prospective Randomized
Controlled Trial . Evidence-Based Complementary and Alternative
Medicine vol.1, no.1. June 2018, 1-9.

Sampara, N. (2020). Pengaruh Mengkonsumsi Ikan Gabus Terhadap


Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas. Seminar Nasional
Kesehatan Masyarakat Tahun 2020 (pp. 138-146). Jakarta: Publict Healt
UPNYJ.

Saputra, L. (2020). Pengaruh Ekstrak Ikan Gabus (Channa striata) Terhadap


Penyembuhan Stomatitis Aftosa Rekuren Pada Mahasiswi PSKG FK
UNSRI. Cakradonya Dent J; vol. 11, no. 2, 98-103.

Saragi, R. R. (2020). Restian Rony Saragi Penetapan Kadar Protein Sediaan Salep
Fase Air Ekstrak Ikan Gabus (Channa Striata) Dan Madu Kelulut (Trigona
Sp.) dengan Metode Kjeldahl. Jurnal Tanjungpura University, Pontianak.
No. 1, vol. 1., 2-8.
36

Sari , S. M. (2020). Ekstrak ikan gabus terhadap luka perineum. Jurnal Medika
Malahayati, Volume 4, Nomor 4, Oktober 2020, 305-311.

Selvianti, D. (2021). Pengaruh Mengkonsumsi Abon Ikan Gabus Untuk


Mempercepat Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas. Jurnal
Basurek Volume 6 No. 1 Juni 2021 , 25-29.

Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
EGC: Jakarta.

Suhadi, & Pratiwi, A. (2020). Pengaruh Hipnosis Lima Jari Terhadap Tingkat
Kecemasan Pasien. Jurnal Health Sainsb Vol. 1, No. 5, November 2020, 1-
12.

Sulfitri. (2020). Perbandingan Kadar Albumin Ikan Gabus (Channa striata) dari
Proses Perebusan dan Pengukusan dengan Menggunakan Uji Biuret.
KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, vol. 6, no. 1, Juli 2020, 67-73.

Sulistyaningsih, H. (2012). Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta:


Graha Ilmu.

Suprayitno, E. (2018). Misteri Ikan Gabus. Malang : UB Press.

Suryanti , Y. (2019). The Effect of Snakehead Fish (Channa Striata) Extract on


Blood Leukocyte Number and Cesarean Section Wound Healing.
International Conference on Science and Education and Technology
(ISET 2019) vol. 443, 596-598.

Utami , N. K. (2020). Sediaan Nanopartikel Kitosan Ekstrak Ikan Gabus (Channa


Striata) Dan Uji Aktivitas Albumin Terhadap Penyembuhan Luka Pasca
Pencabutan Gigi. Jurnal Skala Kesehatan vol.11, no.1, Januari 2020, 12-
20.

Wahono , O. W. (2020). Pengaruh Pemberian Ekstrak Ikan Gabus Dan Teripang


Terhadap Kadar Platelet Derived Growth Factor Pasien Pasca Operasi.
Diglib Unsemar, 1-8.

Winarni , L. M. (2020). Pemberian Abon Ikan Gabus (Channa Striata) Terhadap


Proses Penyembuhan Luka Post SC di RSIA BS Tangerang. Jurnal
Kesehatan STIKES Banten, vol. 8,no. 1, Januari 2020, 29-35.

Zuiatna, D. (2021). Pengaruh Pemberian Kombiasi Ikan Gabus Dan Putih Telur
Terhadap Kesembuhan Luka Post Operasi Laparatomi. Jurnal Maternitas
Kebidanan, Vol 6, No. 1, April 2021, 14-24
37

Anda mungkin juga menyukai