Karya Tulis Sejarah
Karya Tulis Sejarah
Karya Tulis Sejarah
Guru pembimbing :
Disusun oleh:
XII MIPA 1
SMAN 4 BUKITTINGGI
BUKITINGGI
Shalawat dan salam tak lupa pula saya panjatkan atas junjung kepada Nabi
besar Muhammad SAW. yang telah membawa kita ke alam yang penuh ilmu
pengetahuan seperti sekarang.
Dengan dibuatnya karya tulis ini yang dibawah bimbingan ibu Trisna
Wahyunu S.Pd, terimakasih kepada ibu guru pembimbing mapel Sejarah
Indonesia di kelas saya,maka sudah menjadi tugas akhir saya dalam pelajaran
Sejarah Indonesia. Semoga karya tulis ini dapat membantu pembaca untuk
mengetahui sedikit banyak lebih dalam sejarang tentang terbentuknya Benteng
Fort De Kock.
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………… 4
C. Tujuan....................................................................................... 4
D. Manfaat..................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .............................................................................
B. Saran .......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Siapa yang tidak mengenal Benteng For De Kock? Semuanya pasti tau bukan
walau hanya mendengar namanya saja. Sebab salah satu Benteng pertahanan
colonial Belanda yang berdiri di Kota Bukittinggi ini tidak hanya sebagai Benteng
tu nan angker atau buruk begitu saja. Benteng Fort De Kock ini selalu dijaga
keindahannya, kebersihanannya dan penampilannya.
Kenapa demikian? Karna Benrteng ini sekarang menjdi salah satu tempat
wisata bersejarah di Kota Bukittinggi yang tentunya banyak dikunjungi wisatawan
dari manapun. Banyak wisatawan datang ke Bukittinggi dan tidak lupa mampir ke
Benteng Fort De Kock dan mengabadikan momen dengan berfoto di sana.
Disekitar benteng ini juga terdapat beberapa sangkar unggas karna lokasi
benteng ini yang bertautan dengan Kebun Binatang Kinantan yang dihubungkan
dengan Jembatan Limpapeh. Juga terdapat beberapa tempat duduk,ayunan, ada
meriam kuno di keempat sisinya serta juga ada wahana permainan. Jadi kalau ke
Bukittinggi jangan lupa mampir ke Benteng Fort De Kock yaa.
Tidak hanya itu, nama Benteng Fort De Kock juga dipakai sebagai salah satu
nama Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan di Bukittinggi yang kini telah menjadi salah
satu Universitas, yaitu Universitas Benteng Fort De Kock. Sama dengan
universitas lainnya, Universitas Fort De Kock juga memiliki beberapa fakultas
dan jurusan yang banyak diminati dan punya keketatan serta daya saing yang
tinggi. Sejak berubah menjadi Universitas, beberapa fakultas di Fort De Kock
yang tidak berhubungan dengan kesehatan sudah mulai beranjak bagus dengan
akreditasi nya yang sudah Bagus.
B. RUMUSAN MASALAH
Pada makalah ini terdapat beberapa rumusan masalah yang akan dibahas serta
disajikan. Diantaranya:
C. TUJUAN PENULISAN
Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas akhir pelajaran Sejarah sebagai ganti
ditiadakannya ujian sekolah pada mata pelajaran ini. Serta tujuan penulis memilih
Benteng Fort De Kock agar lebih mengetahui sejarah benteng ini, tidak hanya
sekedar berkunjung menikmati wi-fi gratis, tetapi juga mengingat sejarahnya
hingga kita bisa turut menjaga benteng itu guna menghormati para Pahlawan yang
dulu pernah berjuang di Benteng itu.
D. MANFAAT PENULISAN
Dengan adanya rumusan masalah diatas, maka ada pula manfaat dari beberapa
rumusan tersebut yang akan dibahas di makalah ini. Tentunya manfaat ini
berupa jawaban dari beberapa rumusan yang dipertanyakan diatas. Beberapa
manfaat dari rumusan tersebut adalah:
B. SEJARAH BERDIRINYA
Benteng Fort de Kock didirikan sekitar tahun 1826 oleh seorang kapten
bernama Johan Heinrich Conrad Bauer. Saat itu ia menjadi pemimpin salah satu
satuan pasukan tentara Hindia-Belanda di wilayah pedalaman Sumatera Barat.
Nama tempat itu dibuat oleh Bauer atas penghargaan kepada Hendrik Merkus
Baron de Kock. Dia waktu itu menjabat sebagai Letnan Gubernur Jenderal
Hindia-Belanda dan sekaligus menjadi Komandan Militer. Pada saat Perang
Paderi tahun 1803-1838 terjadi pertikaian antara kaum adat yang masih
melakukan adat lama dengan Kaum Paderi yang percaya kepada syariat Islam.
Dua benteng yang mereka bangun adalah benteng Fort de Kock di Bukittinggi
dan Fort van der Capellen di Batusangkar. Tetapi ternyata hubungan kaum adat
dan Hindia-Belanda tersebut tidak berjalan baik. Kaum adat pun merasa dirugikan
karena kerajaan pagaruyung menjadi runtuh.
Hampir seluruh bangunan di sana hancur dan tidak tersisa. Pemandangan yang
tersisa hanya sisa-sisa parit yang pernah ada di sana.
Di atas wilayah benteng ini, saat ini bediri sebuah bangunan yang bercat
putih. Bangunan ini digunakan pengunjung untuk melihat pemandangan sekeliling
Kota Bukittinggi. Bangunan bercat putih itu juga sering difoto oleh pengunjung
jika datang ke sana. Karena bangunan asli dari benteng Fort de Kock sudah
hancur dan tidak ada lagi.
Bangunan benteng dilengkapi meriam kecil di keempat sudutnya. Gedung
dibangun untuk menahan serangan kaum pribumi pada Perang Paderi yang
dipimpin Tuanku Imam Bonjol pada 1825. Benteng ini menjadi cikal bakal
penguasaan dan perluasan kekuasan Belanda di Bukittinggi, Agam dan Pasaman.
Terdapat jeruji-jeruji yang membatasi gerak sejumlah binatang yang ada di sana,
di antaranya Harimau Sumatra (Phantera tigris sumatrae). Jeruji di kebun binatang
ini diambil dari jeruji bekas penjara militer Belanda. Banyak sejarah terkandung
dalam lokasi wisata di sana.
Bangunan setinggi 20m ini dulunya diberi cat berarna putih dan hijau, hingga
saat ini juga berwarna putih dan hijau. Hanya saja lebih rapi,bersih dan terawat.
Untuk dapat berkunjung ke Benteng Fort De Kock ini harus membayar
tiket masuk, untuk harganya terbagi bebeapa bagian diantaranya untuk dewasa
diatas 12tahun Rp.25.000,- dan untuk anak-anak diatas 3tahun sampai 12tahun
membayar Rp.20.000,- . Untuk masuk kedalam tidak membayar karcis melainkan
menggunakan kartu Brizzy atau E-Money BRI. Seluruh temoat wisata di
Bukittinggi sudah menggunakan kartu ini. Bagi yang tidak mempunyai kartu
Brizzy ini dikenakan biaya tambahan Rp.20.000,- di luar harga tiket. Karna untuk
masuk ke Benteng ini tidak hanya ada satu wisata, melainkan juga bertautan
dengan Kebun Binatang Kinantan yang dihubungkan dengan jembatan Limpapeh.