Stukeb

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ai Nurpida

NIM : 2281200019

Kelas : 3B

STUDI KEBANTENAN PERTEMUAN 9

1. Banten
Banten merupakan provinsi yang berdiri berdasarkan Undang – Undang Nomor
23 Tahun 2000 secara administratif, terbagi atas 4 Kabupaten dan 4 Kota yaitu :
Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang,
Kota Serang, Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang dan Kota Cilegon, dengan luas
9.160,70 Km2. Letak geografis Provinsi Banten pada batas Astronomi 105º1'11² -
106º7'12² BT dan 5º7'50² - 7º1'1² LS, dengan jumlah penduduk sebesar 12.548.986
Jiwa.Letak di Ujung Barat Pulau Jawa memposisikan Banten sebagai pintu gerbang Pulau
Jawa dan Sumatera dan berbatasan langsung dengan wilayah DKI Jakarta sebagai Ibu
Kota Negara. Posisi geostrategis ini tentunya menyebabkan Banten sebagai penghubung
utama jalur perdagangan Sumatera – Jawa bahkan sebagai bagian dari sirkulasi
perdagangan Asia dan Internasional serta sebagai lokasi aglomerasi perekonomian dan
permukiman yang potensial. Batas wilayah sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa,
sebelah Barat dengan Selat Sunda, serta di bagian Selatan berbatasan dengan Samudera
Hindia, sehingga wilayah ini mempunyai sumber daya laut yang potensial.

Wilayah Provinsi Banten berkisar pada ketinggian 0 – 1.000 m dpl. Secara umum
kondisi topografi wilayah Provinsi Banten merupakan dataran rendah yang berkisar
antara 0 – 200 m dpl yang terletak di daerah Kota Cilegon, Kota Tangerang, Kabupaten
Pandeglang, dan sebagian besar Kabupaten Serang. Adapun daerah Lebak Tengah dan
sebagian kecil Kabupaten Pandeglang memiliki ketinggian berkisar 201 – 2.000 m dpl
dan daerah Lebak Timur memiliki ketinggian 501 – 2.000 m dpl yang terdapat di Puncak
Gunung Sanggabuana dan Gunung Halimun.Kondisi topografi suatu wilayah berkaitan
dengan bentuk raut permukaan wilayah atau morfologi. Morfologi wilayah Banten
secara umum terbagi menjadi tiga kelompok yaitu morfologi dataran, perbukitan landai-
sedang (bergelombang rendah-sedang) dan perbukitan terjal.
Morfologi Dataran Rendah umumnya terdapat di daerah bagian utara dan sebagian
selatan. Wilayah dataran merupakan wilayah yang mempunyai ketinggian kurang dari 50
meter dpl (di atas permukaan laut) sampai wilayah pantai yang mempunyai ketinggian 0
– 1 m dpl. Morfologi Perbukitan Bergelombang Rendah - Sedang sebagian besar
menempati daerah bagian tengah wilayah studi. Wilayah perbukitan terletak pada
wilayah yang mempunyai ketinggian minimum 50 m dpl. Di bagian utara Kota Cilegon
terdapat wilayah puncak Gunung Gede yang memiliki ketingian maksimum 553 m dpl,
sedangkan perbukitan di Kabupaten Serang terdapat wilayah selatan Kecamatan Mancak
dan Waringin Kurung dan di Kabupaten Pandeglang wilayah perbukitan berada di
selatan. Di Kabupaten Lebak terdapat perbukitan di timur berbatasan dengan Bogor dan
Sukabumi dengan karakteristik litologi ditempati oleh satuan litologi sedimen tua yang
terintrusi oleh batuan beku dalam seperti batuan beku granit, granodiorit, diorit dan
andesit. Biasanya pada daerah sekitar terobosaan batuan beku tersebut terjadi suatu
proses remineralisasi yang mengandung nilai sangat ekonomis seperti cebakan bijih
timah dan tembaga.

2. Serang
Kota Serang merupakan kota yang dibentuk pada tahun 2007 menurut UU
Nomor32 Tahun 2007 tentang pembentukan Kota Serang. Kota Serang
dengandiberlakukannya otonomi daerah diharapkan dapat mempercepat
pembangunanpotensi serta menjadi kota yang mandiri. Disamping kebijakan tersebut
tentumenjadikan Kota Serang mengalami pertumbuhan dan perkembangan
sebagaikonsekuensi dari proses pemekaran wilayah menjadi kota serta ibukota
ProvinsiBanten. Hal tersebut juga memicu pergeseran dari wilayah pedesaan
menujuwilayah perkotaan. Oleh karena itu, penting untuk dilakukan penelitian
mengenaiperkembangan Kota Serang dengan tujuan dari penelitian ini adalah
untukmengkaji perkembangan Kota Serang sebagai kawasan perkotaan. Sasaran
daripenelitian ini adalah 1) terkajinya perkembangan Kota Serang sebagai
kawasanperkotaan ditinjau berdasarkan aspek fisik, 2) terkajinya perkembangan
KotaSerang sebagai kawasan perkotaan ditinjau berdasarkan aspek sosial, 3)
terkajinyaperkembangan Kota Serang sebagai kawasan perkotaan ditinjau
berdasarkanaspek ekonomi. Dalam menjawab perkembangan Kota Serang maka
metodependekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif.Hasil dari penelitian ini didapati bahwa perkembangan Kota Serang dari
tahun2008 sampai 2014 mengalami peningkatan cukup signifikan yaitu sebesar 111%dari
total luas lahan terbangun pada tahun 2008, hal tersebut dikarenakan
terdapatpembangunan berbagai fasilitas perkotaan dan pemerintahan dari tahun
2008sampai 2014 untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang tinggal yang tinggal
diKota Serang. Walaupun mengalami perkembangan yang cukup signifikan, KotaSerang
belum dapat dikatakan sebagai kawasan perkotaan karena luas lahan untuklahan tidak
terbangun dan lahan agraris masih mendominasi dari keseluruhanlahan di Kota Serang.
Selain itu, perkembangan Kota Serang masih terbilanglambat dan tidak seperti yang
diprediksikan pada RTRW Kota Serang Tahun2008-2028 yaitu 12.791,60 hektar pada
tahun 2028, karena berdasarkan dataperkembangan luas lahan terbangun pada tahun
2008-2014, rata-rata pertumbuhanlahan terbangun hanya 2% per-tahun, hal ini berarti
peruntukan luas lahanterbangun akan tercapai di tahun 2038 atau 10 tahun kemudian dari
tahun yangdirencanakan. Pada kondisi sosial di Kota Serang menunjukkan bahwa pada
kurunwaktu 2008 sampai 2014 Kota Serang belum termasuk kota yang padat
pendudukdilihat dari kepadatan penduduk yang hanya sebesar 24 jiwa/hektar.
Disampingitu, dilihat dari perekonomian Kota Serang dari tahun 2008-2013 telah
terjadiperkembangan perekonomian dimana pada tahun 2008 kontribusi perekonomiandi
sektor primer 9,62% dan sektor tersier sebesar 63,51%. Sementara itu, di tahun2013
kontribusi perekonomian di Kota Serang pada sektor primer sebesar 8,86%dan sektor
tersier sebesar 64,05%. Berdasarkan kondisi perekonomian tersebuttelah terjadi
penurunan di sektor primer.
3. Cilegon
Cilegon mempunyai wilayah yang relatif landai di daerah tengah dan pesisir barat
hingga timur kota, tetapi di wilayah utara cilegon topografi menjadi berlereng sebab
berbatasan langsung gunung batur, sedangkan di wilayah selatan topografi menjadi
sedikit berbukit-bukit terutama wilayah yang berbatasan langsung dengan Disktrik
Mancak.Kota ini mempunyai wilayah strategis yang berkomunikasi langsung dengan
selat sunda, dan terhubung dengan jalan tol Jakarta - Merak. Selain itu rencana
pembangunan Jembatan Selat Sunda yang nantinya akan terkoneksi dengan jalan lingkar
selatan Kota Cilegon menambah tingkat konektivitas Kota ini dengan daerah lain di
semakin kurangnya.
Kota Cilegon mempunyai iklim tropis dengan suhu rata-rata 22 °C-33 °C, curah
hujan maksimum terjadi pada bulan Desember-Februari dan minimum pada bulan Juli-
September. Menurut klasifikasi iklim Koppen, pada awalnya iklim di Kota Cilegon
termasuk dalam Iklim Hutan Basah Tropis tetapi semakin dengan pesatnya
perkembangan Kota Cilegon banyak tutupan Hijau di Kota ini menjadi sangat susut
sehingga mengubah jenis tutupan permukaan di wilayah Kota Cilegon.
Di Kota Cilegon berkelebihan perumahan yang berbasis rumah dinas. Hal ini
dikarenakan di Kota Cilegon terdapat berkelebihan perusahaan yang membutuhkan
banyak karyawan. Permukiman di Kota Cilegon diurus oleh bermacam developer. Selain
itu terdapat pula permukiman khusus bagi kaum ekspatriat. Permukiman kaum ekspatriat
barat (Meksiko, Australia, Amerika Serikat dan Perancis) terdapat di Daerah Bonakarta,
sedangkan permukiman kaum ekspatriat timur (terutama orang Korea dan Jepang) berada
di suatu cluster di Pondok Cilegon Indah. Sedangkan permukiman bagi warga Krakatau
Steel terdapat di Komplek Perumahan Karyawan Krakatau Steel (Rumah Dinas), Propelat
(Rumah Dinas), Bukit Baja Sejahtera, Palm Hills, dan Komplek Perumahan Krakatau
Grogol Selain itu terdapat pula permukiman seperti Istana Cilegon, Pondok Cilegon
Indah dan bermacam jenis cluster komplek perumahan lainnya.
4. Tangerang
Kota Tangerang sebagian besar berada pada ketinggian 10-30 mdpl, alias secara
keseluruhan wilayahnya berada di dataran rendah. Bagian utara kota ini (meliputi
sebagian besar Kecamatan Benda) memiliki ketinggian rata-rata 10 mdpl, sedangkan
bagian selatan Kota Tangerang mempunyai ketinggian 30 mdpl. Selanjutnya, Kota
Tangerang mempunyai tingkat kemiringan tanah 0-3% dan sebagian kecil (yaitu di
bagian selatan kota) kemiringan tanahnya antara 3%–8% berada di Parung Serab,
Paninggilan dan Cipadu Jaya.
Berdasarkan garis lintang, Kota Tangerang berada pada wilayah Iklim Tropis dan
menurut klasifikasi Iklim Koppen sebagian besar wilayah Kota Tangerang termasuk
kategori Am yaitu kategori iklim muson tropis. Curah hujan yang tinggi di Kota
Tangerang biasanya terjadi sejak awal bulan Desember hingga bulan Maret dengan curah
hujan bulanan di atas 200 mm per bulan dan curah hujan yang rendah biasanya terjadi
dari bulan Juni hingga bulan September dengan curah hujan bulanan kurang dari 100 mm
per bulan. Curah hujan tahunan wilayah Kota Tangerang berkisar antara 1000–2000
milimeter per tahun dengan bulan terbasah yaitu bulan Januari dan bulan terkering yaitu
bulan Agustus dan rata-rata hari hujan di wilayah Tangerang adalah 120 hingga 180 hari
hujan per tahunnya. Suhu udara di Kota Tangerang per tahunnya berkisar antara 23°–
34°C. Tingkat kelembapan nisbi per tahun di kota ini bervariasi antara 76%–85%.
Kabupaten Tangerang berada pada wilayah dataran rendah dan data-ran tinggi.
Dataran rendah sebagian besar be-rada di wilayah utara yaitu Kecamatan Te-luknaga,
Mauk, Kemiri, Sukadiri, Kresek, Kron-jo, Pakuhaji, dan Sepatan. Sedangkan dataran
tinggi berada di wilayah bagian tengah ke arah selatan. Secara administratif, Kabupaten
Ta ngerang terdiri dari 29 kecamatan, 28 ke-lurahan dan 246 desa.
Keadaan iklim didasarkan pada penelitian di BMKG, Stasiun Geofisika Klas III
Budiarto, Curug , yaitu berupa data temperatur (suhu) udara, kelembaban udara dan
intensitas matahari , curah hujan dan rata-rata kecepatan angin. Temperatur udara rata-
rata berkisar an-tara 21,5 – 34,1 0C, temperatur maksimum tertinggi pada Bulan Oktober
dan Desember yaitu 35,4 0C dan temperatur minimum teren-dah pada bulan Agustus
yaitu 20,2 0C. Rata-rata kelembaban udara dan intensitas matahari sekitar 79,9% dan
54,5%. Keadaan curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan Juni dan November yaitu 17
mm, sedangkan rata-rata curah hujan dalam setahun adalah 10,9 mm. Hari hujan tertinggi
pada Bulan Januari dengan hari hujan sebanyak 24 hari dan terendah pada Bulan Agustus
sebanyak 3 hari. Rata-rata kecepatan angin dalam setahun adalah 3,5 km/jam dengan
kecepatan maksimum 24 km/jam
5. Kota Tangerang Selatan
Kota Tangerang Selatan terletak di bagian timur Provinsi Banten pada koordinat
106”38’ – 106”47’ Bujur Timur dan 06”13’30” – 06”22’30” Lintang Selatan yang secara
administratif terdiri dari 7 (tujuh) kecamatan dan 54 (lima puluh empat) kelurahan.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota
Tangerang Selatan di Provinsi Banten, luas wilayah Kota Tangerang Selatan adalah
seluas 147,19 Km2 atau 14.719 Ha dengan batas wilayah sebagai berikut :
 Sebelah utara berbatasan dengan Kota Tangerang
 Sebelah timur berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta
 Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor & Kota Depok
 Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang. Wilayah Kota Tangerang
Selatan di antaranya dilintasi oleh Kali Angke, Kali Pesanggarahan dan Sungai Cisadane
sebagai batas administrasi kota di sebelah barat. Letak geografis Kota Tangerang Selatan
yang berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta pada sebelah utara dan timur memberikan
peluang Kota Tangerang Selatan sebagai salah satu kota strategis di sekitar ibukota
Negara. Selain itu juga merupakan daerah yang memiliki posisi strategis dari sisi
ekonomi karena menjadi daerah yang secara geografis menghubungkan wilayah Provinsi
Banten dengan Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Banten dengan Provinsi Jawa Barat.
Sebagian besar wilayah Kota Tangerang Selatan merupakan dataran rendah
danmemiliki topografi yang relatif datar dengankemiringantanah rata- rata 0–3%,
sedangkan ketinggian wilayah antara 0–25 m dpl. Untuk kemiringan garis besar terbagi
dari 2 (dua) bagian, yaitu: Kemiringan antara 0–3% meliputi: Kecamatan Ciputat,
Kecamatan Ciputat Timur, Kecamatan Pamulang, Kecamatan Serpong dan Kecamatan
Serpong Utara dan Kemiringan antara 3–8% meliputi : Kecamatan Pondok Aren dan
Kecamatan Setu. Sedangkan ketinggian wilayah Kota Tangerang Selatan berada di antra
14,8- 29,88 diatas permukaan laut (DPL).
Kota Tangerang Selatan merupakan daerah yang relatif datar. Beberapa
kecamatan memiliki lahan yang bergelombang, seperti diperbatasan antara Kecamatan
Setu dan Kecamatan Pamulang serta sebagian di Kecamatan Ciputat Timur. Kondisi
geologi Kota Tangerang Selatan umumnya adalah batuan alluvium, yang terdiri dari
batuan lempung, lanau, pasir, kerikil, kerakal dan bongkah. Dilihat dari sebaran jenis
tanahnya, pada umumnya di Kota Tangerang Selatan berupa asosiasi latosol merah dan
latosol coklat kemerahan yang secara umum cocok untuk pertanian/ perkebunan.
Meskipun demikian, dalam kenyataannya makin banyak yang berubah penggunaannya
untuk kegiatan lainnya yang bersifat non-pertanian. Untuk sebagian wilayah seperti
Kecamatan Serpong dan Kecamatan Setu, jenis tanah ada yang mengandung pasir
khususnya untuk wilayah yang dekat dengan Sungai Cisadane.
6. Kabupaten Lebak
Secara geografis wilayah Kabupaten Lebak berada pada 105 25′ – 106 30 BT dan 6 18′ –
7 00′ LS. Bagian utara kabupaten ini berupa dataran rendah, sedang di bagian selatan
merupakan pegunungan, dengan puncaknya Gunung Halimun di ujung tenggara, yakni di
perbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi. Sungai Ciujung mengalir
ke arah utara, merupakan sungai terpanjang di Banten. Kabupaten Lebak secara topografi
memiliki 3 (tiga) karakteristik ketinggian dari
permukaan laut, yaitu :
a. 0 – 200 meter, untuk wilayah sepanjang pantai selatan.
b. 201 – 500 meter, untuk wilayah Lebak Tengah
c. 501 – 1000 meter, untuk wilayah Lebak Timur dengan puncaknya yaitu Gunung
Sanggabuana dan Gunung Halimun
Ketinggian dari permukaan laut setiap Ibukota Kecamatan di Kabupaten Lebak sangat
beragam, yang tertinggi adalah Kecamatan Muncang dan Sobang (260 meter), yang
terendah Kecamatan Bayah dan Cihara (3 meter)
7. Kabupaten Pandeglang
Bentuk Topografi wilayah Kabupaten Pandeglang di daerah Tengah dan Selatan
pada umumnya merupakan dataran dengan ketinggian gunung-gunungnya relatif rendah,
sedangkan daerah Utara sekitar 14,93 % dari luas Kabupaten Pandeglang merupakan
dataran tinggi. Dataran di Kabupaten Pandeglang sebagian besar merupakan dataran
rendah yakni di daerah bagian tengah dan selatan, dengan variasi ketinggian antara 0 –
1.778 meter di atas permukaan laut (dpl) dengan luas sekitar 85,07% dari luas wilayah
Kabupaten. Secara umum perbedaan ketinggian di Kabupaten Pandeglang cukup tajam,
dengan titik tertinggi 1.778 m diatas permukaan laut (dpl) yang terdapat di Puncak
Gunung Karang pada daerah bagian utara dan titik terendah terletak didaerah pantai
dengan ketinggian 0 m dpl. Daerah pegunungan pada umumnya mempunyai ketinggian ±
400 m dpl, dataran rendah bukan pantai pada umumnya memiliki ketinggian rata- rata 30
m dpl dan daerah dataran rendah pantai pada umumnya mempunyai ketinggian rata-rata 3
m dpl. Kemiringan tanah di Kabupaten Pandeglang bervariasi antara 0 – 45 %; dengan
alokasi 0- 15 % areal pedataran sekitar Pantai Selatan dan pantai Selat Sunda; alokasi 15
– 25 % areal berbukit lokasi tersebar; dan alokasi 25 – 45 % areal bergunung pada bagian
Tengah dan Utara.
Secara geologi wilayah Kab. Pandeglang termasuk ke dalam Zona Bogor yang
mana merupakan jalur perbukitan. Berdasarkan sudut geologinya Kabupaten Pandeglang
memiliki beberapa jenis bebatuan diantaranya;
a) Alluvium terdapat di daerah gunung dan pinggiran pantai;
b) Undiefierentiated (bahan erupsi gunung berapi), terdapat di daerah bagian utara
tepatnya di daerah Kecamatan Labuan, Jiput, Cikedal, Cisata, Saketi, Mandalawangi,
Cimanuk, Cipeucang, Menes, Banjar , Kaduhejo, Pandeglang, Karang Tanjung dan
Cadasari;
c) Diocena, terdapat di daerah bagian barat, yaitu di Kecamatan Cimanggu dan Cigeulis;
d) Piocena sedimen, di bagian selatan di daerah Kecamatan Bojong, Munjul, Cikeusik,
Cigeulis, Cibaliung, dan Cimanggu;
e) Miocene Lemistone, disekitar Kecamatan Cimanggu bagian utara;
f) Mineral deposit, yang terbagi atas beberapa mineral, yakni :
 Belerang dan sumber air panas di Kecamatan Banjar;
 Kapur/karang darat dan laut di Kecamatan Labuan, Cigeulis, Cimanggu, Cibaliung,
Cikeusik, dan Cadasari;
 Serat batu gift, terdapat di Kecamatan Cigeulis.

Anda mungkin juga menyukai