Penerapan Budaya Literasi Finansial Sebagai Upaya Peningkatan Kecerdasan Dalam Mengelola Keuangan Bagi Generasi Muda

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

PENERAPAN BUDAYA LITERASI FINANSIAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN

KECERDASAN DALAM MENGELOLA KEUANGAN BAGI GENERASI MUDA

Oleh:
Achmad Fadhil Raihandi
Rahayu Wijaya
[email protected]
[email protected]
Universitas Brawijaya

Abstrak: Generasi muda merupakan bagian dari masyarakat yang mana individu di
dalamnya belum memiliki kematangan mengenai beberapa aspek yang menyangkut
kehidupan termasuk keuangan. Kebiasaan gaya hidup yang lebih mementingkan sikap
hedonisme dan konsumtif bermanifestasi pada kurangnya kesadaran diri akan pentingnya
mengelola keuangan serta persiapan akan finansial di masa depan. Berbagai riset telah
dilakukan menunjukkan persentase tingkat kesadaran milenial akan persiapan dan pengelolaan
keuangan di masa depan yang masih rendah. Pengelolaan keuangan yang rendah juga disertai
dengan rendahnya tingkat literasi finansial oleh generasi muda. Literasi keuangan yang masa
kini menjadi program penting di berbagai negara, seharusnya lebih ditingkatkan lagi
mengingat literasi keuangan merupakan kebutuhan dasar bagi individu untuk menambah
wawasan agar terhindar dari masalah keuangan. Kondisi yang cukup serius ini wajib dibenahi
untuk meningkatkan kecerdasan mengelola keuangan dan inklusi keuangan.

Kata Kunci: generasi muda, literasi finansial, mengelola keuangan

PENDAHULUAN
Generasi milenial hingga generasi literasi sebesar 32,1%. Hal itu menunjukan
Z memiliki kecenderungan untuk membeli minimnya persiapan dan kemampuan
suatu produk yang terkesan elegan dan mengelola keuangan. Di antara kalangan
bernilai mahal. Meskipun mereka harus milenial tersebut, hanya 10,7% dari
mengeluarkan sejumlah uang yang sangat pendapatan yang dialokasikan untuk
banyak, hal ini mereka lakukan dengan tabungan. Lalu hanya 35,1% milenial yang
dasar ego dan juga untuk menumbuhkan memiliki rumah sendiri. Sedangkan, 51,1%
rasa percaya diri. Tidak ada pertimbangan pendapatan milenial habis untuk kehidupan
yang mereka pikirkan sebelum membeli bulanan.
barang-barang mewah tersebut. Secara lebih rinci, literasi keuangan
Kebanyakan orang yang memiliki merupakan suatu rangkaian proses atau
kecenderungan seperti itu, tidak diimbangi kegiatan guna meningkatkan pengetahuan
dengan kondisi ekonomi, baik dari (knowledge), keterampilan (skill), dan
keluarga atau individu itu sendiri. keyakinan (confidence) konsumen maupun
Otoritas Jasa Keuangan (2019) masyarakat agar mereka mampu mengelola
melansir berdasarkan riset yang telah keuangan dengan lebih baik. Dilansir dari
dilakukan sebelumnya, kalangan milenial berita harian kompas.com, di era yang
usia 18-25 tahun hanya memiliki tingkat serba canggih saat ini milenial ternyata

Jurnal ekonomi dan keuangan, Vol.1 Universitas Brawijaya 1


memiliki literasi keuangan yang rendah kaitkan dengan kemampuan mengenai
yaitu hanya berkisar 38%. Rendahnya literasi finansial dari korban.
tingkat literasi finansial disebabkan oleh Akan timbul banyak permasalahan
beberapa faktor. Misalnya pengetahuan yang diakibatkan kurangnya kecakapan
mengenai manfaat investasi di masa depan, dalam literasi finansial. Permasalahan yang
konsep bunga investasi dan kebiasaan timbul berpotensi mengancam kesehatan
milenial yang cenderung lebih senang mental hingga memakan korban jiwa.
menghabiskan uang untuk liburan dan Maka dari itu, untuk mengatasi masalah
bersenang-senang namun enggan untuk tersebut perlu dilakukan pemahaman
mengelola aset yang mereka miliki. mengenai literasi finansial sedini mungkin.
Dalam hal mengelola keuangan Bahkan, sebisa mungkin pemerintah
dengan baik, kecakapan mengenai literasi membuat program literasi finansial dan
finansial merupakan salah satu kunci memasukkan ke dalam kurikulum
penting dan krusial untuk membangun pola pembelajaran. Melalui program tersebut
pikir masyarakat agar membuat keputusan diharapkan para pelajar memahami konsep
keuangan dengan tepat. Pada saat ini dasar dari literasi finansial.
persentase indeks inklusi keuangan Menelaah kembali berdasarkan
indonesia dilaporkan sudah mencapai uraian singkat di atas, artikel ini
target Strategi Nasional Keuangan Inklusif difokuskan mengenai bagaimana
(SNKI) yaitu sebesar 76,19%. Namun pada penerapan budaya literasi finansial sebagai
kenyataannya, kondisi tersebut belum bisa upaya peningkatan kecerdasan mengelola
dikatakan ideal karena jika dilihat dari keuangan bagi generasi muda. Adapun
indeks literasi keuangan baru mencapai tujuan utama dari penulisan artikel ini
38% belum melampaui indeks standar adalah bagaimana penerapan budaya
yaitu 50%. literasi finansial dalam upaya
Kebiasaan membeli suatu produk meningkatkan kecerdasan mengelola
yang bersifat jangka pendek tanpa keuangan bagi generasi muda.
mempertimbangkan manfaatnya serta
kurangnya kemampuan dalam KECERDASAN MENGELOLA
memanfaatkan aset yang dimiliki KEUANGAN
merupakan dampak dari rendahnya Uang merupakan salah satu
kecakapan mengenai literasi finansial. instrumen terpenting untuk menjalani
Maka dari itu, pemahaman mengenai kehidupan. Keberadaan uang dinilai sangat
literasi finansial wajib ditanamkan kepada penting dalam kehidupan sehari-hari
generasi muda. karena dengan uang seseorang dapat
Contoh kasus di daerah Malang, memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya.
pemuda berinisial MEM (20) warga desa Perihal uang hal yang menjadi titik
Ampeldento, Kecamatan Pakis, Kabupaten perhatian tidak melulu tentang bagaimana
Malang, mengakhiri hidupnya dikarenakan cara mendapatkan uang melainkan
stres terlilit utang pinjaman online. Dari bagaimana cara mengelola keuangan
informasi yang didapat, sebelum peristiwa dengan baik dan benar.
terjadi korban sering mengeluh sedang Pengelolaan keuangan di era yang
butuh uang untuk membayar pinjaman serba canggih ini dirasa sangat penting
online tersebut. Peristiwa ini bisa kita bagi masyarakat. Edukasi mengenai

Jurnal ekonomi dan keuangan, Vol.1 Universitas Brawijaya 2


kecerdasan mengelola keuangan penting dari kebiasaan konsumtif yang mereka
untuk disadari bukan hanya bagi orang dapatkan juga di lingkungan sekitarnya.
dewasa yang sudah memiliki gaji tetapi Tanpa disadari orang dewasa menjadi
untuk generasi muda yang nantinya akan contoh bagi generasi muda dalam
bekerja dan memiliki keuangan pribadi memberikan teladan yang kurang baik
untuk dikelola. Penilaian masyarakat sehingga mereka mengikuti lifestyle dan
mengenai tingkat kesejahteraan individu perilaku yang salah (Gunawan et al., 2018)
dinilai dari seberapa besar pendapatannya. Generasi muda harus dibimbing
Semakin tinggi tingkat pendapatan dalam pemberian pendidikan mengenai
seseorang maka masyarakat cenderung keuangan. Tentunya pembelajaran
menilai individu tersebut sejahtera. Namun terpenting yang harus dikenalkan bagi
nyatanya tingkat pendapatan yang tinggi generasi muda adalah pendidikan tentang
tanpa diiringi dengan pengelolaan bagaimana mengelola keuangan dengan
keuangan yang cerdas maka tidak akan cara yang bijak agar sesuai dengan
menghasilkan kehidupan yang sejahtera kebutuhan yang diperlukan. edukasi
pula (Putra, 2013). keuangan ini semestinya harus dimulai
Cerdas dalam mengelola keuangan sejak usia dini agar menghasilkan generasi
merupakan hal yang sulit untuk dilakukan muda yang cakap akan pentingnya
terutama bagi generasi muda yang mengelola keuangan. Jika berkaca terhadap
cenderung berpikir jangka pendek akan kebiasaan masyarakat di indonesia,
pentingnya pengelolaan keuangan yang penerapan edukasi keuangan baik di
baik. Berbagai studi mengenai perilaku lingkungan keluarga hingga universitas
masyarakat dalam mengelola keuangan masih sedikit atau jarang ditemukan. Hal
menghasilkan data bahwa dalam tersebut didukung dengan adanya budaya
mengelola keuangan pribadi berkaitan sungkan di masyarakat ketika
dengan perilaku pola konsumtif, pola membicarakan perihal uang, dan anggapan
belanja, dan keputusan mereka bahwa anak-anak belum cukup pantas
menggunakan uangnya untuk membeli untuk membicarakan uang. Pandangan
segala bentuk aset tidak berharga, membeli tersebut bermanifestasi terhadap
suatu barang tanpa melakukan pengetahuan keuangan yang dimiliki
perencanaan, mengeluarkan uang untuk hal generasi muda menjadi terbatas.
yang tidak bermanfaat, sikap hedonisme, Membatasi kebiasaan konsumtif
lifestyle yang boros, serta menjaga gengsi yang dilakukan generasi muda, perlu
demi pengakuan sebuah status sosial. pembiasaan diri untuk melakukan self
Dalam hal tersebut generasi muda control dalam mengelola keuangan pribadi.
yang dalam masa mencari jati diri Self control tersebut dapat dilakukan
cenderung tidak sadar bahwa mereka telah dengan menerapkan sikap hati-hati dalam
terbawa arus perilaku hedonisme. Mereka menggunakan uang, membiasakan diri
hanya mementingkan gengsi untuk untuk tidak membeli barang yang tidak
mendapatkan pengakuan dari lingkungan bermanfaat secara spontan, melakukan
sekitarnya tidak memikirkan untuk berbagai pertimbangan yang matang dalam
memiliki sikap cerdas dalam mengelola membuat keputusan yang menyangkut
keuangan. Kesadaran yang rendah dalam mengenai keuangan. Sikap self control
mengelola keuangan bisa mereka dapatkan akan membawa generasi muda untuk lebih

Jurnal ekonomi dan keuangan, Vol.1 Universitas Brawijaya 3


berhemat dan cerdas dalam mengelola berinvestasi harus mengetahui dan
keuangan yang dimiliki, selain itu mereka memahami instrumen-instrumen yang akan
akan menyadari pentingnya pengaturan dipakai. Tidak hanya investasi, bentuk lain
keuangan yang nantinya akan bermanfaat dari perencanaan keuangan yang jelas
di masa depan. adalah mampu untuk membentuk dan
Mengelola keuangan dengan mempertahankan anggaran yang seimbang.
menerapkan batasan diri atau self control Generasi muda nantinya dapat
akan efektif bila dilaksanakan dengan mengalokasikan pendapatan atau aset yang
peningkatan motivasi diri terhadap dimiliki dan digunakan pada proporsi yang
perencanaan keuangan. Sebagai bagian seimbang. Dengan alokasi dana secara
dari perencanaan keuangan, hendaknya seimbang, maka nantinya apabila
menempatkan beberapa aspek prioritas dihadapkan suatu keadaan darurat yang
dalam keuangan. Pertama, menyisihkan mengharuskan untuk mengeluarkan dana,
pendapatan untuk investasi masa depan. generasi muda sudah memiliki dana
Kedua, mengatur pengeluaran berdasarkan darurat untuk keperluan tersebut.
skala prioritas. Ketiga, menyadari untuk Melalui perencanaan keuangan
berhati-hati terhadap hutang. Keempat, yang lebih baik, generasi muda mampu
memisahkan keuangan untuk dana asuransi membuat keputusan yang lebih terdidik
jiwa, kesehatan, dan kerugian. tentang hipotek, kartu kredit, dan cara
menangani hutang. Berbekal keterampilan
BUDAYA LITERASI FINANSIAL tersebut, maka generasi muda akan mampu
Di saat generasi muda memiliki membuat rencana finansial dan terbebas
kecakapan dalam mengelola keuangan, dari hutang yang mengikat. Hal itu yang
pastinya akan diikuti dengan menjadi tujuan dari penanaman literasi
kebermanfaatannya juga. Akan banyak finansial.
kemudahan yang didapat di saat Kita ketahui bahwa banyak
menghadapi berbagai macam problema generasi muda yang masih belum
keuangan. Manfaat yang akan dirasakan memahami arti penting dari melek
adalah mampu untuk membuat suatu finansial. Hal ini merupakan suatu
perencanaan keuangan secara jelas. Hal ini problema yang harus ditemukan jalan
akan terlihat saat generasi muda mampu keluarnya. Solusi yang bisa diterapkan
untuk menyisihkan sebagian pendapatan adalah dengan cara menanamkan literasi
yang dimiliki dan mengalokasikan dana finansial sedini mungkin, mulai dari
tersebut untuk keperluan investasi. lingkungan keluarga hingga lingkungan
Berinvestasi memudahkan dalam membuat sekolah. Keluarga merupakan agen
perencanaan keuangan karena dengan sosialisasi primer. Keluarga memiliki
berinvestasi, pendapatan yang dimiliki peranan penting dalam menanamkan
akan dialokasikan untuk keperluan literasi finansial.
investasi pada setiap bulannya. Penanaman literasi finansial dapat
Melalui investasi juga dapat dilakukan melalui pendidikan. Pemerintah
menghasilkan pemasukan tambahan di melalui Kementerian Pendidikan dan
samping gaji dari profesi utama, bahkan Kebudayaan dapat membuat suatu program
bisa memberikan nominal yang lebih mengenai literasi finansial dan
besar. Akan tetapi, tentunya pada saat memasukkan program tersebut ke dalam

Jurnal ekonomi dan keuangan, Vol.1 Universitas Brawijaya 4


kurikulum pendidikan. Program tersebut keluarga dan lingkungan sekolah memiliki
dapat diterapkan sejak tingkat dasar hingga peranan penting dalam proses penanaman
tingkat menengah. Program pemerintah ini literasi finansial. Penanaman literasi
memiliki peranan penting dalam finansial dapat dilakukan melalui
penanaman literasi finansial bagi generasi pendidikan. Pemerintah melalui
muda karena lingkungan sekolah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
merupakan agen sosialisasi sekunder. dapat membuat suatu program mengenai
Melalui program tersebut diharapkan literasi finansial dan memasukkan program
generasi muda sudah memahami arti tersebut ke dalam kurikulum pendidikan.
penting dari literasi finansial sedini
mungkin. DAFTAR PUSTAKA

PENUTUP (Hobsbawm, 2007; Yushita, 2017; Sadri,


Kecerdasan dalam mengelola 2019; Sumiarni, 2019)Hobsbawm,
keuangan merupakan hal penting bagi E. (2007) ‘No 主観的健康感を中
心とした在宅高齢者における 健
generasi muda. Dalam beberapa kasus,
康関連指標に関する共分散構造
generasi muda cenderung berpikir jangka
分 析 Title’, Revista Brasileira de
pendek dengan mengedepankan sifat
Ergonomia, 9(2), p. 10.
konsumtif, hedonisme, dan gengsi demi
pengakuan status sosial. Hal tersebut Sadri, M. (2019) ‘Pemberdayaan Siswa
didasari oleh kesadaran yang rendah dalam Melalui Edukasi Keuangan Sejak
mengelola keuangan. Dini Sebagai Upaya Pembentukan
Generasi muda memerlukan Karakter Cerdas Mengelola Uang’,
bimbingan mengenai pengelolaan Proseding Seminar Nasional
keuangan. Generasi muda memerlukan Kewirausahaan, 1(1), pp. 290–295.
edukasi agar tercipta self control dalam
pengelolaan keuangan pribadi. Penerapan Sumiarni, L. (2019) ‘Perilaku Self-Control
pengelolaan keuangan dengan self control dalam Mengelola Keuangan Pribadi
akan membuat generasi muda paham (Berdasarkan Theory Of Planned
mengenai perencanaan keuangan dengan Behavior dan Conscientiousness) di
penempatan aspek-aspek prioritas. STIKes Merangin’, Ekonomis:
Budaya literasi finansial perlu Journal of Economics and
ditanamkan kepada generasi muda. Business, 3(2), p. 105. doi:
Generasi muda akan merasakan manfaat 10.33087/ekonomis.v3i2.69.
pada saat memiliki kecakapan dalam
mengelola keuangan. Banyak kemudahan Yushita, A. N. (2017) ‘Pentingnya Literasi
yang didapat pada saat menghadapi Keuangan Bagi Pengelolaan
masalah keuangan. Manfaat yang sangat Keuangan Pribadi’, Nominal,
terasa adalah mampu membuat suatu Barometer Riset Akuntansi dan
perencanaan keuangan secara jelas. Manajemen, 6(1). doi:
Melek finansial memiliki arti 10.21831/nominal.v6i1.14330.
penting bagi generasi muda. Maka dari itu,
https://finansial.bisnis.com/read/20201202/
penanaman literasi finansial perlu
55/1325605/literasi-keuangan-
dilakukan sedini mungkin. Lingkungan

Jurnal ekonomi dan keuangan, Vol.1 Universitas Brawijaya 5


kaum-milenial-masih-rendah-ini- cara-memulai-investasi

Jurnal ekonomi dan keuangan, Vol.1 Universitas Brawijaya 6

Anda mungkin juga menyukai