Milda Aulia-BAB 3-Dikonversi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 29

UNIVERSITAS GUNADARMA

FAKULTAS ILMU
KOMUNIKASI

Penulisan Ilmiah

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM @abouttng


TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI FOLLOWERS
Nama : Milda Aulia
NPM 13819711
Jurusan : Ilmu Komunikasi
J
Pembimbing : Drs. Eko Hartanto MM., S.I.Kom

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam


Mencapai Gelar Sarjana Sastra Satu (S1)

KARAWACI
2021
1.1 Latar Belakang Masalah
B BI
A PENDAHULUAN
Komunikasi merupakan aktivitas sosial manusia. Komunikasi sangat penting dalam
kehidupan manusia sebab manusia tidak bisa hidup tanpa komunikasi. Hal ini di karenakan
manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Melalui
komunikasi manusia dapat saling berhubungan dalam kehidupan sehari-hari dan dimanapun
manusia itu berada. Interaksi sosial merupakan syarat terjadinya aktivitas sosial. Dalam
melakukan interaksi terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu kontak sosial dan
komunikasi sosial. (Soraya, 2019).
Komunikasi sangat berperan bagi kehidupan bermasyarakat dan juga berperan dalam
kehidupan berorganisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik di dalam suatu organiasi
maka dapat berjalan dengan lancar dan berhasil. Oleh karena itu, komunikasi di harapkan
harus berjalan efektif sesuai dengan tujuan organisasi yang di rencanakan. Dengan
berkomunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan
sehari-hari, di tempat kerja atau pun di lingkungan masyarakat (Tambunan, 2018).
Teknologi informasi di era globalisasi sangat berkembang pesat di dalam kehidupan
masyarakat. Penggunaan fasilitas dalam berkomunikasi semakin canggih sehingga dapat
menyampaikan peluang bagi setia individu untuk mengakses infromasi sesuai keinginan
setiap individu serta dapat berkomunikasi dengan praktis dan mudah tanpa memikirkan
waktu.
Perkembangan teknologi pada zaman saat ini yang semakin canggih dapat memberikan
suatu perubahan yang besar dalam komunikasi yang di lakukan oleh masyarakat modern.
Komunikasi tidak hanya dilakukan secara tatap muka (untuk dua orang atau lebih), namun
juga dapat di lakukan melalui media seperti media sosial. Melalui media seperti komputer,
laptop, handphone. Melalui media tersebut kita dapat mengakses berbagai situs jejaring
sosial, seperti Instagram, twitter, line dan sebagainya. Komunikasi akan terjadi ketika
pengguna media sosial tersebut menyampaikan pesan melalui fitur yang sudah di sediakan
dalam aplikasi tersebut dan diterima oleh penerima pesan, kemudian akan terjadinya interaksi
ketika pesan yang disampaikan di respon oleh penerima pesan.
Internet merupakan teknologi masa kini yang mempunyai peran sangat penting di era
globalisasi. Segala kebutuhan yang kita perlukan internet mempunyai jaringan data yang
mendunia, seseorang bisa mengakses dengan bebas didalam internet sesuai keinginannya.
Dengan adanya internet segala hal mudah dilakukan, misalnya mencari berbagai macam
informasi dapat kita temukan di internet dalam segala bidang. Internet sangat dibutuhkan di
dalam bidang bisnis,pekerjaan,pendidikan. (Krispantoro, 2012). Sehingga dapat disimpulkan
Internet memungkinkan satu individu untuk terhubung dengan satu atau lebih individu
lainnya baik untuk berkomunikasi, menerima serta menyebarkan informasi.
Media sosial merupakan website yang ditujukan untuk menjalin pertemanan dan
sosialisasi di internet. Media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial.
Media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi
dialog interaktif (Nasrullah, 2015). Media sosial dalam jurnal (Andreani, 2013) menyebutkan
bahwa media sosial adalah media yang didesain untuk memudahkan interaksi sosial yang
bersifat interaktif atau dua arah. Media sosial berbasis pada teknologi internet yang
mengubah pola penyebaran informasi dari yang sebelumnya bersifat satu ke banyak audiens,
banyak audiens kebanyak audiens.
Saat ini media sosial merupakan salah satu media yang tersedia untuk khalayak. Media
sosial memilki peran bagi penggunanya, sebagai media yang dapat mengirim pesan dengan
orang yang jauh atau pun menerima pesan dari orang lain. Dengan menggunakan sosial
media dapat menambah wawasan dan pengetahuan. Terdapat banyak plaftform media sosial
yang ada di internet seperti, facebook, twitter, dan Instagram. Dalam penggunaan media
sosial memilki fungsi yang bukan hanya sekedar mempermudah penggunanya untuk
berinteraksi, tapi saat ini media sosial juga memilki peran yang berfungsi sebagai wadah
untuk mencari infromasi dalam segala bidang. Dengan segala kemudahaannya serta fitur
yang diberikan media sosial ini sangat efektif bagi pengguna dalam mencari infromasi
sebagai pemuas kebutuhannya. Media sosial juga menawarkan cara yang lebih cepat untuk
publik berpartisipasi dalam pertukaran informasi melalui internet. Semakin meningkatnya
pertumbuhan penggunaan media sosial di indonesia, maka ini menjadi kesempatan baik bagi
pihak pihak media untuk ikut terjun dalam media sosial sebagai media penyedia informasi
(Dwiani,Prihantoro, 2020).
Sesuai dengan perkembangannya, kini jejaring sosial tidak hanya digunakan untuk
menampilkan sosok penggunanya agar dikenal orang banyak tetapi juga menjadi media
promosi. Banyak organisasi atau kelompok memanfaatkannya untuk menjalankan fungsi
komunikasi, misalnya menjalin hubungan dengan target audiens (Hestya, 2013). Aktivitas
promosi yang dilakukan melalui jejaring sosial ini di sebut dengan internet marketing, yaitu
aktivitas pemasaran apapun yang dilakukan secara online menggunakan teknologi internet
(Jones, Malczyk & Beneke, 2011)
Potensi jejaring sosial yang sifatnya low cost high impact akan menjadi media yang
efektif untuk mempromosikan sebuah produk atau informasi dengan menjangkau khalayak
luas (Maryati, 2016). Jejering sosial yang menjadi media promosi paling sukses adalah
Instagram. Konten Instagram yang lebih visual membuat banyak instansi memanfaatkannya
sebagai media dalam mempromosikan produk, menyebarluaskan informasi baik politik,
kuliner, wisata, budaya, dan kegiatan lainnya, selain itu pengguna seperti perusahaan, musisi
dan komunitas juga dapat menggunakannya untuk memperkenalkan karyanya kepada public
atau pasar yang luas dengan lebih mudah dan biaya rendah (Ahmad, Nursih & Praceka, 2014)
Dizaman globalisasi seperti sekarang ini, media sosial telah menjadi peran yang penting
bagi khalayak banyak. Hampir semua kalangan masyarakat pasti memiliki sosial media.
Begitu juga dengan para komunitas, mereka membuat beberapa akun sosial media supaya
masyarakat dapat mengakses dan mengetahui informasi tentang komunitas tersebut dengan
mudah dan efektif. Salah satunya adalah AboutTNG, mereka menjadikan media sosial
sebagai wadah promosi, sharing, dan banyak hal lain yang bermanfaat untuk warga
Kota/Kabupaten/Selatan Tangerang.
Sekarang ini banyak akun Instagram yang berisi konten memberikan informasi, salah
satunya adalah @abouttng. @abooutng adalah akun Instagram berbasis konten informasi
yang disertai gambar dan video mengenai seputar wilayah Tangerang. Dengan adanya akun
Instagram ini, masyarakat dapat infromasi apapun yang sedang terjadi di Tangerang dengan
mudah. Banyaknya followers di dalam salah satu akun Instagram dapat mempengaruhi
followers lainnya untuk mempercayai akun tersebut.
Penggagas komunitas AboutTNG yaitu Erwin Setiawan mengungkapkan bahwa
komunitas ini didirikan karena pada kenyataannya anak muda di Tangerang tidak banyak
mengenal hal- hal yang berkaitan dengan kotanya sendiri. Dalam akun Instagram @abouttng
akun ini memposting seluruh rangkaian program-program, event, kuliner, berita ter-update di
wilayah Tangerang dan tempat wisata terbaru ataupun bersejarah. Selain itu dengan adanya
komunitas
ini diharapkan dapat membantu pemerintah kota Tangerang untuk mempromosikan kota
Tangerang kepada masyarakat luas melalui media sosial (Permassanty & Mutiani, 2018).
Kebutuhan akan sebuah informasi menjadi penting agar tidak terjadi kesenjangan
pengetahuan dalam diri seseorang baik itu dalam melakukan pekerjaan, memecahkan
masalah hingga mencari hiburan. Dengan aplikasi Instagram, seseorang akan dapat dengan
mudah untuk menyampaikan informasi kepada followers melalui unggahannya sendiri.
Seseorang juga bisa mendapatkan informasi dari unggahan akun Instagram orang lain.
Dengan menyampaikan informasi, sesama pengguna Instagram dapat menjalin ikatan,
banyak juga orang yang menggunakan Instagram untuk menampilkan atau menunjukkan
identitasnya kepada orang lain dengan cara mengekspos dirinya sendiri atau kesehariannya.
Selain itu terdapat juga beberapa pengguna Instagram yang hanya mengunggah foto dan
video hanya untuk sekedar hiburan (Tutisari, 2019).
Dalam menjalani kehidupannya masyarakat memilki kebutuhan. Kebutuhan ini tentunya
bermacam-macam jenisnya. Setiap individu akan memiliki kebutuhan hidup yang berbeda-
beda. Kebutuhan individu demi kelangsungan hidupnya, seperti individu membutuhkan
makanan dan minuman agar tidak kelaparan dan haus. Salah satu kebutuhan hidup yang
penting bagi individu adalah kebutuhan informasi. Setiap individu tentu membutuhkan
informasi dalam kehidupan sehari-harinya. Informasi dibutuhkan sebagai pemenuhan
kebutuhan, hiburan, pembelajaran, atau pengambilan sebuah keputusan. Informasi juga
dibutuhkan sebagai pembenaran atau menilai suatu kejadian situasi di masa depan dan juga
dapat menambah wawasan dan pengetahuan.
Menurut penelitian terdahulu dari jurnal yang berjudul “Pengeruh Penggunaan Media
Sosial Instagram Terhadap Gaya Hidup Mahasiswa” yang di tulis oleh Soraya, A. (2019).
Didapat kesimpulan, dari penelitian tersebut bahwa penggunaan Instagram berpengaruh
terhadap gaya hidup Mahasiswa Universitas Sumateran Utara. Dikarenakan mahasiswa
Universitas Sumatera Utara sering menjadikan Instagram sebagai referensi untuk melihat
fashion-fashion terbaru.
Serta penelitian terdahulu dari jurnal yang berjudul “ Pengaruh Penggunaan Media
Instagram @najwashihab Dan Terpaan Informmasi Terhadap Pembentukan Sikap Followers
Dalam Menghadapi Covid-19” yang ditulis oleh Dwiani, S. R., & Prihantoro, E. (2020).
Penelitian ini menggunakan teori Uses & Gratificaton untuk melihat pengaruh dari akun
@najwashihab terhadap pembentukan sikap followers-nya. Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa Penggunaan media sosial dan Terpaan informasi disaat ini berpengaruh sangat besar
terhadap Pembentukan Sikap, hal ini juga sejalan dengan teori uses and gratifications yang
memiliki asumsi bahwa, pengguna media memainkan peran aktif dalam memilih dan
menggunakan media. Pengguna media berusaha memenuhi kebutuhan mereka. Sehingga
menggunakan media dan bagaimana informasi dari media tersebut akan berdampak pada
dirinya, tidak terkecuali seperti dalam menghadapi Covid-19.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti “pengaruh
penggunaan sosial media Instagram @abouttng terhadap kebutuhan pemenuhan informasi
followers.”
1.2 Rumusan Masalah
Seberapa besar pengaruh media sosial Instagram @abouttng terhadap pemenuhan
kebutuhan informasi followers?

1.3 Tujuan Penelitian


Untuk mengetahui bagaimana pengaruh akun Instagram @abouttng dalam memenuhi
kebutuhan informasi para followers-nya.

1.4 Batasan Masalah


Guna menghindari ruang lingkup yang terlalu luas, maka peneliti membatasi
permasalahan dalam penelitian “Pengaruh Penggunaan Media Sosial Instagram
@abouttng Terhadap Kebutuhan Pemenuhan Informasi Followers” pada Mahasiswa
Gunadarma Karawaci yang menggunakan media sosial instagram dan mengikuti akun
instagram @abouttng untuk pemenuhan kebutuhan informasi.

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian sebagai berikut:
1.Manfaat Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan
ilmu pengetahuan. Dalam memenuhi kebutuhan informasi lewat media sosial.

2.Manfaat Akademis, sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran bagi para
pengkaji masalah ilmu komunikasi. Dan sebagai bahan pengembangan yang di
peroleh peneliti selama menjalankan perkuliahan di jurusan ilmu komunikasi
Universitas Gunadarma.

1.6 Metode Penelitian


Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitaif.
Menurut Bambang (2014), penelitian deskriptif diartikan sebagai penelitian yang
dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau
fenomena. Sedangkan kuantitatif adalah penyajian sebuah analisis dari fenomena yang
disusun dengan data kuantitatif, serta dapat membuat ketetapan pengukurannya dengan
menggunakan Teknik analisis statistik.
Untuk mengupulkan data, peneliti menggunakan beberapa Teknik yaitu: dengan
menyebarkan kuesioner dan observasi dari berbagai literatur seperti laporan, jurnal, buku,
dan publikasi ilmiah lainnya.

1.7 Sistematika Penulisan


BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, serta sistemaatika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini berisi tentang landasan konseptual, landasan teori, penelitian terdahulu,
dan konsep kerangka pemikiran untuk penelitian ini
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini menguraikan tentang objek penelitian, pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini (kuantitatif), dan metode pengumpulan data dengan kuesioner.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menguraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan terakit masalah
atau fenomena yang diajukan.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan dari hasil yang diperoleh dari penelitian dan saran atas
hasil penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Konseptual
2.1.1 Komunikasi

2.1.1.1 Pengertian Komunikasi


Menurut (Soraya, 2019) Komunikasi merupakan suatu hal yang mendasar dalam
kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial senatiasa ingin berhubungan dengan manusia
lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang
terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu berkomunikasi. Dalam
hidup bermasyarakat, orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain maka dia
akan merasa terisolasi oleh masyarakat. Pengaruh keterisolasian ini akan menimbulkan
depresi mental yang pada akhirnya membawa orang kehilangan keseimbangan jiwa.

Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian
pesan dan orang yang menerima pesan. Komunikasi atau communication berasal dari bahasa
latin “communis”. Communis atau dalam bahasa inggrisnya “commun” yang artinya sama.
Apabila kita berkomunikasi ini berarti bahwa kita dalam keadaan berusaha untuk
menimbulkan persamaan. Komunikasi merupakan salah satu yang kompleks bagi kehidupan
manusia. Manusia mempengaruhi komunikasi yang dilakukannya dengan manusia lain, baik
yang sudah dikenal maupun yang tidak dikenal sama sekali. Komunikasi merupakan salah
satu yang kompleks bagi kehidupan manusia. Manusia mempengaruhi komunikasi yang
dilakukannya dengan manusia lain, baik yang sudah dikenal maupun yang tidak dikenal sama
sekali. Komunikasi mempunyai makna pemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukaran
pikiran, atau hubungan.

2.1.1.2 Komunikasi Massa


Pada dasarnya, komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (cetak dan
elektronik). Massa dalam arti komunikasi massa lebih menunjukan pada penerima pesan yang
berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain, massa yang dalam sikap dan perilakunya
berkaitan dengan peran media massa. Oleh karena itu, massa disini menunjukan kepada
khalayak, audience, penonton, pemirsa, atau pembaca.

Definisi komunikasi massa yang dikemukakan para ahli sangat beragam, masing-
masing memberikan penekanan yang berbeba pada definisnya. Salah satu komunikasi massa
yang dikemukakan oleh para ahli yaitu komunikasi massa menurut Brittner (Romli, 2016)
bahwa komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada
sejumlah orang banyak (massa communication is messages communicated through a mass
medium to a large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa
komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi, sekalipun komunikasi itu
disampaikan kepada khalayak banyak, seperti rapat yang dilakukan di lapangan luas yang
dihadiri oleh ribuan atau puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu
bukan komunikasi massa. Media komunikasi yan termasuk media massa adalah radio siaran
dan televisi keduanya dikenal sebagai media elektronik, sedangakn surat kabar dan majalah
keduanya dikenal dengan media cetak.

2.1.1.3 Fungsi Komunikasi


1. Fungsi Komunikasi Sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial bahwa komunikasi penting dalam
membangun konsep diri seseorang untuk kelangsungan hidup, memperoleh kebahagian,
terhindar dari tekanan lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan menjalin kerja sama
dengan orang lain. Melalui komunikasi kita dapat bekerja sama dengan anggota masyarakat
untuk mencapai tujuan bersama.

2. Fungsi Komunikasi Ekspresif


Komunikasi ekspresif dapat dilakukan baik sendirian atau kelompok. Komunikasi
ekspresif tidak bertujuan untuk mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh
komunikasi tersebut menjadi instrument untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi)
kita. Perasaan-perassan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal.
Perasaan saying, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, marah dan benci dapat
disampaikan lewat kata-kata, terutama lewat perilaku nonverbal. Salah satu contohnya seperti
seorang ibu menunjukan rasa kasih sayangnya dengan membelai kepala anaknya.

3. Fungsi Komunikasi Ritual


Erat kaitannyaa dengan komunikasi ekspresif, namun biasanya dilakukan seacara
kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan
sepanjang hidup, yang disebut para Antropolog sebagai riset of passages, mulai dari upacara
kelahiran, sunatan, ulang tahun (pemotongan kue dan menyanyikan lagu happy birthday),
pertunangan (tukar cincin dan melamar), pernikahan (ijab-qabul,sungkeman kepada orang tua
dan sebagainya), hingga upacara kematian. Dalam acara-acara tersebut orang mengucapkan
kata-kata atau menampilkan perilaku tertentu yang bersifat simbolik.
4. Komunikasi Instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai tujuan umum yaitu menginformasikan,
mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, dan mengubah perilaku atau
mengerakan tindakan, dan juga menghibur. Maka dapat disimpulkan bahwa semua tujuan
tersebut dapat disebut membujuk (bersifat persuasif). Komunikasi yang berfungsi
memberitahukan atau menerangkan (to inform) mengandung muatan persuasif dalam arti
bahwa pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi
yang disampaikan akurat dan layak diketahui.

2.1.1.4 Model Komunikasi

Teori komunikasi Harold Lasswell merupakan teori komunikasi awal (1948).


Lasswell menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan proses komunikasi adalah
menjawab pertanyaan : Who, Says What, In Which Channel, To Whom, With What Effect
(Siapa Mengatakan Apa Melalui Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Efek Apa).

Who Communicator Says What Massage In Which Channel To Whom Receiver With What Effect
Medium Effect

Gambar 2.1
Model Komunikasi Lasswell
Sumber: Oktafalia, M.M., Janny, R., & Andreas, W. Jurnal Pengabdian dan Kewirausahaan;
Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Pengabdian dan Kewirausahaan

Model Lasswell sering diterapkan dalam proses komunikasi massa. Model ini
mengisyaratkan bahwa lebih dari satu saluran dapat membawa pesan (in which channel). Dari
model ini dapat dilakukan penelitian pada setiap unsur komunikasi. Jadi dapat disimpulkan
bahwa komunikasi adalah pesan yang disampaikan kepada komunikan (penerima) dari
komunikator (sumber) melalui salura-saluran tertentu baik secara langsung atau tidak
langsung dengan maksud memberikan dampak (effect) kepada komunikan sesuai dengan
yang diinginkan komunikator. Berikut adalah 5 unsur who, says what, in which channel, to
whom, with what effect.
1. Who (siapa/sumber)
Who dapat diartikan sebagai sumber atau komunikator yaitu, pelaku atau pihak
yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi dan juga yang memulai suatu
komunikasi. Pihak tersebut bisa seorang individu, kelompok, organisasi, maupun
suatu negara sebagai komunikator.
2. Says what (pesan)
Says menjelaskan apa yang akan disampaikan atau dikomunikasikan kepada
komunikan (penerima), dari komunikator (sumber) atau isi informasi. Pesan juga
dapat berisi sebuah informasi, konsep, nilai dan lainnya yang disampaikan
komunikator dalam bentuk bahasa yang verbal maupun nonverbal.
3. In which channel (saluran/media)
Suatu alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator (sumber) kepada
komunikan (penerima) baik secara langsung (tatap muka) maupun tidak langsung
(melalu media elektronik/cetak) seperti berbicara, gerakan badan, sentuhan, kontak
mata, radio, televisi, dan lainnya.
4. To whom (siapa/penerima)
Maksud dari to whom ini adalah seseorang yang menerima pesan dari
komunikasi bisa berupa suatu kelompok, individu, organisasi, atau suatu negara yang
menerima pesan dari sumber.
5. With what effect
Efek merupakan pengaruh yang ditimbulkan dari proses komunikasi yang
berlangsung, misalnya adanya perubahan persepsi komunikan terhadap suatu masalah,
atau merubah sikap dan perilaku komunikan.

2.1.1.5 Proses Komunikasi


Berdasarkan jenisnya, Menurut (Effendy, 2011) komunikasi dibagi menjadi dua jenis
antara lain :
1. Komunikasi primer, yaitu proses penyampaian pikiran atau perasaan kepada orang
lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang dalam
komunikasi ini adalah bahasa, gestur, isyarat, gambar, warna, dan lambang lainnya
yang dapat menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan.

2. Komunikasi sekunder, yaitu proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang
lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah lambang
sebagai media pertama. Media yang digunakan dalam proses ini adalah surat, telepon,
surat kabar, majalah, radio, televisi, internet, dan sebagainya.
Proses Komunikasi

sender Encoding Massage Decoding Receiver

Media

Noise

Feedback Response

Gambar 2.2
Model Komunikasi menurut Philip Khotler

1. Sender adalah komunikator sebagai pihak yang merumuskan dan menyampaikan


pesan kepada seorang atau sejumlah orang
2. Encoding adalah (penyadian) proses pengalihan pikiran dalam bentuk lambang yang
memuat makna yang dimaksudkan komunikator
3. Massage adalah pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang
disampaikan oleh komunikator
4. Media adalah saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator ke
komunikan
5. Decoding adalah proses saat komunikator menyampaikan makna pada lambang yang
ditetapkan oleh komunikan
6. Receiver adalah komunikan yang menerima pesan dari komunikator
7. Response adalah tanggapan atau seperangkat reaksi yang dilakukan oleh komunikan
setelah menerima pesan dari komunikator
8. Feedback adalah umpan balik yang diterima komunikator dari komunikan
9. Noise adalah sebuah gangguan yang tidak direncanakan namun terjadi selama proses
komunikasi dan menyebabkan komunikan menerima pesan berbeda dari komunikator.

2.1.2 Teori Uses and Gratifaction


Uses and Gratification Theory (penggunaan dan kepuasaan) menjadi salah satu teori
yang terkenal dalam studi komunikasi massa. Teori ini mengajukan gagasan bahwa
perbedaan individu menyebabkan pengguna mencari, menggunakan, dan memberi tanggapan
terhadap isi
media secara berbeda-beda yang disebabkan faktor sosial dan psikologis yang berbeda pada
setiap individu. Menurut jurnal (Soraya, 2019) dalam buku (Surip, 2011) Teori ini
diperkenalkan oleh oleh Herbert Blumer dan Elihu Katz pada tahun 1947 dalam bukunya The
Uses on Mass Communication : Current Perspectives on Grativication Research. Teori ini
mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan
menggunakan suatu media. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang
paling baik di dalam usaha untuk memenuhi kebutuhannya. Artinya, Uses and Gratification
mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai alternatif untuk memenuhi kebutuhannya.

Menurut Elihu Katz dan Herbert Blumer, teori ini meneliti asal mula kebutuhan secara
psikologis dan sosial yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-
sumber lain. Hal ini yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan atau keterlibatan
pada kegiatan lain dan menimbulkan pemenuhan dan akibat-akibat lain.

Perspektif ini memilki pandangan bahwa perilaku audiens dibimbing oleh pencapaian
tujuan dan kebutuhan tertentu. Dalam jurnal (Soraya, 2019) dalam buku (Surip, 2011)
menyatakan bahwa teori uses and gratification secara tidak langsung menyatakan bahwa
pesan adalaah apa yang dibutuhkan khalayak, bukan yang dimaksudkan oleh pengirim.
Menurutnya, teori uses and gratification merupakan suatu teori yang menyatakan bahwa para
anggoto khalayak memilki kebutuhan atau dorongan tertentu yang bisa dipenuhi dengan
menggunakan sumber-sumber media dan non media.

Blumer dan Katz, menjelaskan mengenai beberapa asumsi dasar dari teori Uses and
Gratification yaitu:
1. Khalayak dianggap aktif, artinya Sebagian oenting dari penggunaan media massa
diasumsikan mempunyai tujuan
2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuas
keebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak
3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan
kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhinya media lebih luas.
4. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui kosumsi media amat bergantung kepada
perilaku khalayak yang bersangkutan.
5. Tujuan pemilihan media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota
khalayak. Artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan
dan motif pada situasi tertentu.
6. Penilaian tentang arti cultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti
lebih dahulu orientasi khalayak.
1.2.3 New Media
Era informasi merupakan sebuah era yang mana media komunikasi telah menjadi
pusat dari hampir semua yang kita lakukan. Alat untuk pengiriman, transmisi, dan menerima
informasi selalu menempati tempat penting salam aktivitas manusia. Teknologi komunikasi
memiliki dampak luas terhadap kehidupan pribadi dan professional, kelompok, organisasi,
dan masyarakat seluruh dunia. Media baru muncul hampir setiap aspek kegiatan sosial dan
professional pada saat ini. Dalam industry hiburan berbagai preangkat sepeti, televisi kabel,
telekomunikasi, video game, layanan internet, rekaman dan pemutar ulang, telah sangat
memperluas dan memperbanyak tempat rekreasi bagi kita dalam (Hardyanti, 2017) dalam
buku (Ruben, 2014).
Sebutan new media atau di kenal dengan media baru, merupakan pengistilah untuk
menggambarkan karakteristik media yang berbeda dari yang telah ada selama ini. Media
seperti televisi, radio, majalah, koran digolongkan jadi media lama/old media, dan media
internet yang mengandung muatan interaktif digolongkan sebagai media baru/new media.
Sehingga pengistilah ini bukanlah berarti kemudian media lama menjadi hilang digantikan
media baru, namun ini merupakan pengistilah untuk menggambarkaan karakteristik yang
muncul saja dalam jurnal (Pupung, 2013) dalam buku (Watie, 2011).
Media baru (new media) yang dibahasa disini adalah berbagai perangkat teknologi
komunikasi yang berbagai ciri yang samaa yang mana selain baru dimungkinkan dengan
digitalisasi dan ketersediannya yang luas untuk penggunaan pribadi sebagai alat komunikasi.
Rossler (McQuail, 2011) mengatakan secara umum, media baru telah disambut (termasuk
media lama) dengan ketertarikan yang kuat, positif, dan bahkan pengharapan serta pemikiran
yang bersifat eforia, serta perkiraan yang berlebihan mengenai signifikasi mereka. Media
baru atau new media merupakan media yang menggunakan internet, media online berbasis
teknologi, berkarakter fleksibel, berpotensi interaktif dan dapat berfungsi secara private
maupun secara publik dalam jurnal (Riyanto, 2017) dalam buku (Mondry, 2008).

2.1.4 Media Sosial


2.1.4.1 Pengertian Media Sosial
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan
mudah berpartisipasi dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan
dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling
umum digunakaan oleh masyarakat diseluruh dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa media
sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial dan media sosial menggunakan
teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog imteraktif (Cahyono,
2016)
2.1.4.2 Jenis-Jenis Media Sosial
Andreas M. Kaplan dan Michael Haenlein (2010) membagi berbagai jenis media
sosial ke dalam 6 (enam) jenis yaitu:
1. Collaborative projects memungkinkan adanya kerjasama dalam pembuatan konten
yang dilakukan oleh beberapa pengguna secara simultan, misalnya Wikipedia.
Beberapa situs jenis ini mengizinkan penggunanya melakukan penambahan,
menghilangkan, atau mengubah konten.
2. Blogs merupakan salah satu bentuk media sosial yang paling awal yang tumbuh
sebagai web pribadi. Pengguna lebih bebas dalam mengekspresikan sesuatu di blog
seperti mengkritik suatu hal. Jenis blog yang sangat popular adalah blog berbasis teks.
3. Content communities memilki tujuan utama untuk berbagi konten media diantara para
pengguna, termasuk didalamnya adalah teks, video, dan foto. Para pengguna tidak
perlu membuat halam profil pribadi.
4. Social networking sites memungkinkan para pengguna terhubung dengan
menciptakan inforfacebook, informasi dan untuk mengirim surat elektronik serta
pesan instan. Profil pada umumnya berisi foto, video, blogs dan lain sebagainya.
5. Virtual games worlds merupakan platform yang mereplikasi lingkungan ke dalam
bentuk tiga dimensi yang membuat para pengguna tampil dalam bentuk avatar pribadi
dan berinteraksi berdasarkan aturan-aturan permainan.
6. Virtual social worlds memungkinkan para inhabitan untuk memilih perilaku secara
bebas untuk hidup dalam bentuk avatar dalam dunia virtual yang sama dengan
kehidupan nyata.

2.1.5 Instagram
Media sosial Instagram adalah suatu alat penyampaian pesan (aplikasi) untuk bisa
berkomunikasi dengan khalayak secara luas dengan saling berbagi foto atau video, yang
didalamnya juga terdapat fitur – fitur lain seperti DM (direct message), comment, like, dan
lain sebagainya. Satu fitur yang unik di Instagram adalah memotong foto menjadi bentuk
persegi, sehingga terlihat seperti hasul kamera Kodak instamatic dan Polaroid. Hal ini
berbeda dengan rasio aspek 4:3 yang umum digunakan oleh kamera pada peranti bergerak.
Instagram berasal dari kata “insta” berasal dari kata “instan”. Seperti kamera Polaroid
yang pada masanya lebih dikenal dengan sebutan “foto instan”. Instagram juga dapat
menampilkan foto-foto secara instan, seperti Polaroid didalam tampilannya. Sedangkan untuk
kata “gram” berasal dari kata “telegram” yang cara kerjanya untuk mengirimkan informasi
kepada orang lain dengan cepat. Sama halnya dengan Instagram yang dapat mengunggah foto
dengan menggunakan jaringan internet, sehingga informasi yang ingin disampaikan dapat
diditerima dengan cepat. Oleh karena itu Instagram merupakan lakuran dari kata instan dan
telegram.
Berikut fitur-fitur Instagram pada saat ini:
1. Pengikut (Followers) dan Mengikuti (Following) yaitu Sistem sosial di dalam
instagram adalah dengan menjadi pengikut akun pengguna lainnya, demikian pula
sebaliknya dengan memiliki pengikut instagram. Dengan demikian komunikasi antara
sesama pengguna Instagram sendiri dapat terjalin dengan memberikan tanda suka dan
juga mengomentari foto atau video yang telah diunggah oleh pengguna lainnya.
2. Mengunggah Foto/Video yaitu kegunaan utama dari Instagram adalah sebagai tempat
untuk mengunggah dan berbagi foto atau video kepada pengguna lainnya. Di
Instagram,
pengguna hanya dapat berbagi maksimal 10 file foto atau video dalam sekali
unggahan. Untuk video sendiri, video hanya dapat diunggah dengan batas waktu
maksimal 1 menit. Sebelum mengunggah foto atau video, para pengguna juga dapat
memasukkan judul atau keterangan mengenai foto tersebut sesuai dengan apa yang
ada di pikiran para pengguna.
3. Kamera foto yang telah diambil melalui aplikasi Instagram dapat disimpan.
Penggunaan kamera melalui instagram juga dapat langsung menggunakan efek-efek
yang ada, untuk mengatur pewarnaan foto yang dikehendaki oleh sang pengguna.
4. Efek (Filter) pada versi awalnya, Instagram memiliki efek-efek yang dapat digunakan
oleh para pengguna pada saat mereka hendak menyunting sebuah foto. Di dalam
pengaplikasian efek, pengguna juga dapat sekaligus menyunting foto seperti mengatur
kecerahan, kontras, warna, dll.
5. Label foto (Hashtag) Sebuah label di dalam Instagram adalah sebuah kode yang
memudahkan para pengguna untuk mencari foto tersebut dengan menggunakan kata
kunci. Dengan demikian para pengguna memberikan label pada sebuah foto, maka
foto tersebut dapat lebih mudah untuk ditemukan. Label itu sendiri dapat digunakan di
dalam segala bentuk komunikasi yang bersangkutan dengan foto itu sendiri.
6. Tanda suka fitur ini berfungsi sebagai penanda bahwa pengguna lain menyukai foto
yang telah diunggah. Jumlah pengikut juga menjadi salah satu unsur yang penting
untuk mebuat foto menjadi terkenal. Bila foto tersebut terkenal, maka secara langsung
foto tersebut masuk kedalam halaman popular
7. Peraturan Instagram Ada beberapa peraturan yang tersedia dalam Instagram agar
pengguna tidak mengunggah foto yang tidak sesuai dengan peraturan. Seperti
pelarangan untuk mengunggah foto-foto yang berbau pornografi, dan juga
mengunggah foto pengguna lain tanpa meminta izin terlebih dahulu. Bila ada salah
satu foto dari akun yang terlihat sama oleh pengguna lain, maka pengguna tersebut
memiliki hak untuk menandai foto tersebut dengan bendera atau melaporkannya
kepada pihak Instagram.

2.1.6 Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian
sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian
yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis tidak menemukan penelitian dengan
judul yang sama seperti judul penelitian penulis. Namun penulis mengangkat beberapa
penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis.
Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal terkait dengan penelitian
yang dilakukan penulis

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

PERBEDAAN
NO JUDUL NAMA METODE HASIL DENGAN
PENELITIAN PENELITI PENELITIAN
ANDA
1 PENGARUH Helen, kuantitaif Dalam penelitian tersebut, Penelitian yang
PENGGUNAAN Farid terdapat pengguna media di lakukan oleh
SOSIAL MEDIA Rusdi yang aktif dalam Rusdi, F.,&
AKUN (2018) menerima informasi yang Helen (2018).
INSTAGRAM di berikan oleh akun Objek
@JKTINFO @jktinfo kepada para digunakan oleh
TERHADAP followersnya. Hasil yg di penulis berbeda
PEMENUHAN berikan juga berdampak dengan jurnal
KEBUTUHAN positif karena menurut tersebut.
INFORMASI mereka akun @jktinfo
FOLLOWERS. sumber yang baik di media
sosial Instagram.
New media merupakan
jenis media yang
menggunakan teknologi.
Salah satu bentuk contoh
new media yaitu
Instagram.
2 EFEKTIVITAS Afifatul Deskriptif Terdapat bahwa informasi Dalam
AKUN Laili, kuantitatif yang diberikan oleh akun penelitian yang
INSTAGRAM Garnis instagram @jakpostimages ditulis oleh
@JAKPOSTIMAGES Dewi sudah tersampaikan Laili, A.,
DALAM Rahmawati, kepada followers dengan Rahmawati, G.
PEMENUHAN Lizha sangat baik. Serta D., & Dzalila, L.
KEBUTUHAN Dzalila Terdapat pengaruh dari (2021). Teori
INFORMASI (2021). efektivitas akun Instagram yang digunakan
FOLLOWERS. @jakpostimages terhadap berbeda dengan
pemenuhan kebutuhan penelitian yang
informasi followers, di lakukan
artinya akun instagram penulis. Karena
@jakpostimages penulis
menunjukkan bahwa menggunakan
sudah efektif terhadap teori uses and
pemenuhan kebutuhan gratification dan
followers. teori new media.
3 PENGARUH MEDIA Desi Aspika Kuantitatif Penikmat media lebih aktif Dalam
SOSIAL Rossza dalam mengkonsumsi penelitian yang
INSTAGRAM (2020) media untuk mendapatkan ditulis oleh
@halodoc informasi yang bermanfaat Rossza,
TERHADAP baginya. Pada saat ini A.D.(2020)
PEMENUHAN pilihan media sudah bahwa dalam
KEBUTUHAN semakin banyak sehingga penelitian ini
INFORMASI kita dapat memilih media ingin memenuhi
KESEHATAN mana yang memiliki kebutuhan
FOLLOWERS konten sesuai dengan Kesehatan para
kebutuhan. pengikutnya.
Sedangkan
dalam penlitian
yang dilakukan
penulis ingin
mengetahui
seberapa
pengaruhnya
Instagram
@abouttng
terhadap
pemenuhan
kebutuhan
infromasi di
wilayah
Tangerang.
4 PENGARUH Ade Soraya Korelasional Terdapat pemirsa di Dalam
PENGGUNAAN (2019) kuantitatif anggap sebagai individu penelitian yang
MEDIA SOSIAL yang aktif dan memiliki ditulis oleh
INSTAGRAM tujuan, serta juga Soraya,
TERHADAP GAYA bertanggung jawab A.(2019).
HIDUP memilih media untuk Bahwa pada
MAHASISWA. memenuhi kebutuhan dan penelitian
(Studi Korelasional tahu bagai mana cara tersebut ingin
Kuantitatif tentang memenuhinya. Berkaitan mengetahui
Pengaruh Penggunaan dengan hal ini Mahasiswa bagaimana
Media Sosial Universitas Sumatera pengaruh sosial
Instagram Terhadap Utara di anggap sebagai media Instagram
Gaya Hidup individu yang aktif terhadap gaya
Mahasiswa menggunakan Instagram hidup
Universitas Sumatera dan memiliki tujuan untuk mahasiswanya.
Utara). memenuhi gaya hidup Sedangkan pada
yang mereka lihat melalui penelitian yang
Instagram. dilakukan
penulis ingin
mengetahui
pengaruh dari
pengguna sosial
media yang
mengikuti
@abouttng
terhadap
pemenuhan
kebutuhan
informasi.
5 PENGARUH Syahnidar Kuantitatif Hasil penelitian ini Dalam
PENGGUNAAN Rahma paradigma menunjukan bahwa penelitian yang
MEDIA Dwiani, positivisme Penggunaan media sosial ditulis oleh
INSTAGRAM Edy dan Terpaan informasi Prihantoro, E.,
@najwashihab DAN Prihantoro disaat ini berpengaruh & Dwiani, R.S.
TERPAAN (2020) sangat besar terhadap (2020). Bahwa
INFORMASI Pembentukan Sikap, hal penelitian
TERHADAP ini juga sejalan dengan tersebut meneliti
PEMBENTUKAN teori uses and pengaruh dari
SIKAP gratifications yang sosial media dan
FOLLOWERS memiliki asumsi bahwa, terpaan
DALAM pengguna media informasi
MENGHADAPI memainkan peran aktif terhadap
COVID-19. dalam memilih dan pembentukan
menggunakan media. sikap dalam
Pengguna media berusaha menghadapi
memenuhi kebutuhan covid-19 pada
mereka. Sehingga followers akun
menggunakan media dan @najwashihab.
bagaimana informasi dari Sedangkan pada
media tersebut akan penelitian yang
berdampak pada dirinya, di lakukan
tidak terkecuali seperti penulis untuk
dalam menghadapi Covid- melihat
19. pengaruh dari
sosial media
Instagram
@abouttng
terhadap
kebutuhan
pemenuhan
informasi
followers.

2.1.7 Kerangka Pemikiran


Gambar 2.3
Kerangka Pemikrian

Pengaruh Penggunaan Media Sosial Instagram @abouttng


Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Followers.

Metodologi Penelitian Kuantitatif

Uses and Gratification Theory

Variable Independen (X) Variable Dependen (Y)


Penggunaan Media Sosial Instagram Kebutuhan Informasi Guha (Syafrill, 2004)
(Yusuf, 2009) Current need approach
Kebutuhan Kognitif Everyday need approach
Kebutuhan Afektik Exhaustic need approach
Kebutuhan Pribadi Catching-up need approach
Kebutuhan Sosial Intergratif
2.1.8 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban dugaan sementara dalam masalah suatu penelitian. Hal ini
dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan paada teori yang
relevan belum didasarkan pada data-data ditemukan pada waktu pengumpulan data oleh.
Hipotesis adalah jawaban sementara dalam rumusan penelitian. Hal ini dikatakan
sementara karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada teori yang relavan. Belum
di dasarkan pada data-data yang ditemukan pada waktu pengumpulan data oleh penulis dalam
jurnal Soraya (Sugiyono, 2013:93). Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho: Tidak ada pengaruh penggunaan media sosial Instagram terhadap pemenuhan kebutuhan
informasi followers.
Ha: Terdapat pengaruh penggunaan media sosial Instagram terhaadap pemenuhan kebutuhan
informasi followers.
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian dan Subjek Penelitian


Objek penelitian adalah suatu variabel yang dijadikan bahan penelitian oleh peneliti.
Dalam objek penelitian, peneliti meneliti secara mendalam kegiatan orang-orang tertentu
pada suatu tempat (Sugiyono, 2019). Dalam penelitian ini objek yang dijadikan bahan
penelitian adalah akun Instagram @abouttng
Subjek penelitian dapat berupa orang, tempat, atau benda dimana objek (variabel)
melekat yang dijadikan sasaan untuk dapat diteliti. Dalam penelitian ini yang dijadikan
subjek penelitian adalah followers akun Instagram @abouttng

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan terhadap pengunjung Website FemaleDaily.com yang pernah
mengakses Website tersebut. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner online
yaitu Google Form. Waktu penelitian dilakukan dari bulan Oktober 2021 sampai dengan
Januari tahun 2021. Peneliti melakukan penelitian tentang pengaruh media sosial Instagram
@abouttng terhadap pemenuhan kebutuhan informasi followers.

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-
benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-peristiwa yang
dijadikan sumber data yang memiliki karakteristik tertentu didalam suatu penelitian. Menurut
Sugiyono (Sugiyono, 2019), populasi adalah suatu wilayah generalisasi yang terdiri dari
objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat peneliti simpulkan bahwa populasi merupakan
suatu keseluruhan objek yang dijadikan pengamatan dalam penelitian ini. Oleh sebab itu,
populasi dalam penelitian ini, melibatkan para followers akun Instagram @abouttng.
Menurut Burhan Bungin dalam buku yang berjudul Metodologi Penelitian Kuantitatif
(2018:109) populasi dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Populasi terbatas atau terhingga, yakni sumber data yang jelas batas-
batasnya secara kuantitatif karena memiliki karakteristik yang terbatas.
Populasi tak terbatas atau populasi tak terhingga, yakni sumber data yang tidak dapat
ditentukan batas-batasnya, sehingga tidak dinyatakan dalam bentuk jumlah secara kuantitatif.
3.3.2 Sampel
Sampel secara sederhana dapat dikatakan adalah sebagian populasi yang terpilih dan
mewakili populasi tersebut, maksud dari sebagian yang mewakili merujuk kepada semua ciri
populasi dengan jumlah yang terbatas untuk setiap karakteristiknya (Yusuf, 2013).
Sedangkan menurut Sugiyono (Sugiyono, 2019), sampel adalah bagian dari jumlah
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Penelitian ini dalam penarikan sampelnya
menggunakan kategori sampel non probabilitas dengan teknik purposive sampling.
Teknik purposive sampling adalah suatu teknik pengambilan sampel yang didasari
oleh tujuan dari penelitian dengan memiliki kriteria khusus yang sudah ditentukan. Dalam
penelitian ini yang menjadi sampel harus sesuai dengan kriteria, seperti yang sudah
dijelaskan dalam batas masalah yaitu followers akun Instagram @abouttng.

3.4 Metode Penelitian


3.4.1 Pendekatan Penelitian
Berdasarkan pada permasalahan yang diteliti, pendekatan yang digunakan dalam
peneltian ini adalah pendekatan kuantitatif. Kuantitatif adalah suatu metode penelitian yang
menggunakan data penelitian yang menggunakan data penelitian berupa statistik, dengann
tujuan menguji hipotesis yang telah diterapkan. Penelitian kuantitatif pada umumnya
dilakukan pada sampel yang diambil random, sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat
digenaralisasikan pada populasi dimana sampel tersebut diambil.
Penelitian menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif karena penelitian ini dilakukan
untuk meneliti mengenai pengaruh penggunaan media sosial Instagram terhadap pemenuhan
kebutuhan informasi followers.
3.4.2 Paradigma Penelitian
Paradigma adalah sebuah cara untuk memecahkan masalah, menjelaskan apa yang
dianggap penting dan apa yang dianggap masuk akal (Manzilati, 2017). Paradigma dapat
dikatakan juga sebagai cara pandang mengenai suatu hal denga beberapa dasar tertentu.
Panggunaan paradigma yang berbeda memunculkan penafsiran yang berbeda pula mengenai
sesuatu. Hal ini disebabkan oleh karena setiap paridgma memiliki asumsi dasar yang
berbeda- beda menurut Neuman dalam (Manzilati, 2017) paradigma adalah kerangka berfikir
mengenai teori dan fenomena yang memiliki asumsi dasar, desain penelitian, konsep, isu
utama dan beberapa metode untuk menjawab pertanyaan dari penelitian.
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah positivisme. Paradigma positivisme
merupakan suatu gejala yang dapat diklasifikasikan, untuk menemukan atau memperoleh
konfirmasi tentang hubungan sebab akibat yang biasa dipergunakan untuk memprediksi pola-
pola umum suatu gejala sosial atau aktivitas manusia, dalam penelitian kuantitatif atau
positivistik, yang dilandasi pada suatu asumsi bahwa gejala itu dapat diklasifikasikan, dan
hubungan gejala bersifat kausal (sebab-akibat) (Sugiyono, 2019). Maka peneliti dapat
melakukan penelitian dengan memfokuskan kepada beberapa variabel saja. Pola hubungan
antara variabel yang akan diteliti tersebut selanjutnya disebut sebagai paradigma penelitian.

3.5 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua teknik
pengumpulan data, yaitu :
1. Studi Pustaka
Metode pengumpulan data yang diambil dari buku, literature, jurnal, dan sumber lainnya
yang memiliki keterkaitan dan hubungan dengan permasalahan yang peneliti teliti untuk
menambah beberapa data yang perlu dijelaskan dan akan digunakan sebagai landasan teori
sebagai pendukung teoritis dalam permasalahan yang peneliti angkat.
2. Metode Survei
Metode survei yang digunakan pada penelitian ini diperoleh secara langsung dari sumber
data, dimana informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner online
yaitu Google Form. Dalam survei proses pengumpulan data dan analisis data sosial bersifat
sangat mendetail melalui kuesioner sebagai instrument utama untuk mendapatkan informasi
dari sejumlah responden yang diasumsikan mewakili populasi secara spesifik.

3.6 Sumber Data


Pada penelitian ini peneliti membagi sumber data menjadi dua bagian, yaitu :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber yang diteliti dan dicatat
untuk pertama kalinya. Data primer pada penelitian ini adalah kuesioner, dimana kuesioner
disebarkan secara online menggunakan Google Form yang dibagikan bersifat tertutup dimana
hanya orang tertentu yang mendapatkan link kuesioner tersebut yang bisa mengisi kuesioner,
selanjutnya tugas responden memilih satu kemungkinan-kemungkinan jawaban yang tersedia.
Cara menjawab sudah diarahkan dan kemungkinan jawaban juga sudah ditetapkan. Peneliti
memperoleh data ini dengan menyebarkan data pertanyaan atau kuesioner secara langsung
kepada responden yang telah ditentukan yaitu followers dari akun Instagram @abouttng
2. Data Sekunder
Data sekunder pada penelitian ini diperoleh melalui buku, literature, internet, serta jurnal
dan penelitian-sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian.

3.7 Identifikasi Operasional Variabel


Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu sebagai berikut :
a. Variabel bebas (Independent variable) adalah memberikan efek atau hasil terhadap
variabel terikat dalam suatu hipotesis kausal (sebab akibat). Variabel ini juga disebut
sebagai variabel X yang mempengaruhi variabel terikat. Pada penelitian ini yang
menjadi variable bebas yaitu, penggunaan media sosial Instagram @abouttng dengan
menggunakan teori uses and gratification.
b. Variabel terikat (Dependent variable) adalah variabel yang datang sementara setelah
variabel bebas dan sebelum variabel terikat serta melalui jalur hubungan sosial.
Variabel ini juga disebut sebagai variabel Y. Pada penelitian ini yang menjadi
variabel terikat yaitu, pemenuhan kebutuhan informasi followers.

3.8 Definisi Operasional Variabel


Definisi operasional merupakan suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk
mengukur variabel-variabel. Adapun yang menjadi definisi operasional dalam penelitian ini
sebagai berikut :
Tabel 3.1
Variabel Dimensi Indikator Skala
Variabel X : Kebutuhan Kognitif
Penggunaan Media Penggunaan Kebutuhan Afektif
Sosial Instagram Media Likert
Kebutuhan Pribadi
@abouttng Sosial
Kebutuhan Sosial Intergratif

Current need approach (pendekatan


Variabel Y :
kebutuhan informasi mutakhir)
Pemenuhan Kebutuhan
Everyday need approach Likert
Kebutuhan Informasi Informasi
(pendekatan kebutuhan informasi rutin)
Followers
Exhaustic need approach
(pendekatan kebutuhan informasi
mendal2w am)
Catching-up need approach
(pendekatan kebutuhan informasi
sekilas)
Sumber: olahan penulis

3.9 Pengukuran Instrument Penelitian


Teknik pengukuran instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
likert, skala pengukuran ini berguna untuk menghindari terjadi variable yang akan diukur
untuk menghindari terjadi kesalahan-kesalahan dalam penentuan analisis data dan langkah-
langkah penelitian selanjutnya. Untuk mengetahui hasil pengukuran jawaban responden pada
penelitian ini menggunakan instrument penelitian berupa penyebaran kuesioner secara online
melalui Goggle Form. Peneliti menggunakan metode skala likert dimana responden hanya
dapat memberikan persetujuan atau ketidaksetujuannya terhadap pertanyaan yang disediakan.
Skor skala likert dapat dilihat pada table berikut ini:

Tabel 3.2 Skala Likert

Pernyataan Simbol Skor

Sangat Setuju SS 4
Setuju S 3
Tidak Setuju TS 2
Sangat Tidak Setuju STS 1

(Sumber: Taluke, 2019)

Penelitian ini menggunakan skala likert sebagai alat pengukuran dalam penelitian.
Skala likert berguna untuk mengukur sikap, persepsi, dan pendapat individu dalam dimensi
atau fenomena sosial yang sama. Pada skala likert responden hanya memberikan respon
persetujuan atau ketidaksetujuannya terhadap butir soal yang diajukan. Skala likert pada
dasarnya memiliki 5 pilihan yaitu sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, dan sangat tidak
setuju. Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan 4 skala likert yaitu sangat setuju,
setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju, menurut Sugiyono (Sugiyono, 2019) untuk
mempermudah responden dalam memilih jawaban dalam kuesioner, pilihan jawaban netral
(N)
dihilangkan untuk menghidari Error of center tendecy yang dimana responden cenderung
melakukan penilaian yang bersifat rata-rata atau netral sebab itu akan menyulitkan dalam
melakukan analisis. Nilai skala likert yang digunakan adalah 4 sampai 1 dan penyebaran
kuesioner dilakukan dengan sampel followers dari akun Instagram @abouttng.

3.10 Metode Pengolahan Data


Dalam penelitian kuantitatif teknik pengolahan data merupakan kegiatan setelah data
dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Langkah selanjutnya setelah data
yang diperlukan terkumpul yaitu dengan menganalisis data dengan menggunakan software
SPSS dengan windows 10.

3.11 Metode Analisis Data


Analisis data adalah suatu kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber
data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan
variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji
hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2019).

3.12 Uji Validitas


Pengujian validitas data dilakukan untuk menguji data yang telah di dapat setelah
penelitian merupakan data yang valid atau tidak dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner)
dengan menggunakan bantuan program SPPS. Validitas mengacu pada seberapa jauh suatu
ukuran empiris cukup menggambarkan arti sebenarnya dari konsep yang tengah diteliti.
Validitas menjelaskan suatu ukuran yang secara tepat dapat menggambarkan konsep yang
ingin diukur (Morissan, 2012).
Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Uji
Validitas dilakukan dengan melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor indicator
dengan skor variable. Dengan pengambilan keputusan valid atau tidak valid sebuah item
kuesioner dengan membandingkan r hitung > r table dapat dari rumus statistika yang sudah
tersedia dengan angka probabilitas 1% atau 5%. Syarat instrument yang baik adalah
instrument tersebut harus valid. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukut
apa yang hendak di ukur. Suatu alat ukur yang mempunyai validitasnya tinggi akan
mempunyai varian kesalahan yang kecil, sehingga data yang terkumpul merupakan data yang
dapat di percaya.

3.13 Uji Realibilitas


Menurut Sugiyono (Sugiyono, 2019) sebuah penelitian yang reliabel yaitu apabila
terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda atau berguna untuk menunjukkan sampai
mana suatu hasil pengukuran relative dinyatakan konsisten, benar-benar tepat dan akurat
apabila pengukuran dilakukan dua kali atau lebih. Dengan demikian reliabilitas pada
dasarnya adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.
Pengujian reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan internal konsistensi dengan
menggunakan teknik Alpha Cronbach yaitu perhitungan yang dilakukan dengan menghitung
rata-rata interkorelasi diantara butir-butir pertanyaan dalam kuesioner.
Untuk menginterpretasikan tingkat reliabilitas instrument dapat ditentukan
berdasarkan kriteria besarnya korelasi yang disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 3. 1 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha


Nilai Alpha Tingkat Reliabilitas
0,00 – 0,199 Kurang Reliabel
> 0,20 - 0,399 Agak Reliabel
> 0,40 - 0,599 Cukup Reliabel
> 0,60 - 0,799 Reliabel
> 0,80 - 1,000 Sangat Reliabel
(Sumber : Sugiyono, 2019)
Ketentuan dalam mengukuran reliabilitas juga perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut :
1. Jika nilai alpha Cronbach > 0,60 maka item variabel tersebut dinyatakan reliable.
2. Jika nilai alpha Cronbach < 0,60 maka item variabel tersebut dinyatakan tidak
reliable.
3.14 Uji Normalitas
Uji normalitas memiliki tujuan untuk melihat apakah dalam model regresi ini variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan
tidak hanya pada masing-masing variabel tetapi hanya pada nilai residualnya saja. Menurut
Widarjono (Duli, 2019: 114) hal ini tidak dilarang tetapi model regresi perlu normalitas yang
ada pada nilai residualnya tidak hanya pada masing-masing variabel penelitian.

Uji normalitas pada penelitia ini menggunakan uji Kolmogrov Smirnov karena menurut
Dahlan (Dahlan, 2008) uji Kolmogrov Smirnov biasa digunakan untuk sampel yang lebih dari
50 atau sampel yang lebih besar. Perhitungan uji normalitas dengan perhitungan Kolmogorov
Sminov.

3.15 Koefisien Determinasi (r2)


Koefisien determinasi dilambangkan dengan r² dan dinyatakan hasilnya dalam
persentase (%). Koefisien determinasi memiliki tujuan untuk mengukur kesesuaian regresi
linier dengan melakukan pengukuran kontribusi yang diberikan oleh variabel independen (X)
terhadap naik atau turunnya variabel dependen (Y). Dapat dikatakan bahwa variabel Y dapat
dijelaskan oleh variabel x sebesar r²% dan untuk sisanya dapat dijelaskan dengan variabel
lainnya. Variabel Y lainnya atau sisanya dapat dipengaruhi oleh faktor lain yang juga
mempengaruhi y dan termasuk kedalam kesalahan pengganggu.
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui persentase pengaruh yang terjadi
dari variabel bebas terhadap variabel tidak bebas dengan asumsi pertama, jika nilai r² nya
semakin mendekati angka 1, maka model tersebut baik dan tingkat kedekatan variabel
independen dan dependen semakin dekat. Kedua, jika semakin menjauhi angka 1, maka
hubungan antara variabel independen dan dependen semakin menjauh.
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui hubungan antara variabel X dan variabel Y,
maka untuk menentukan keeratan hubungan atau melihat seberapa besar nilai korelasinya
dapat dilihat pada tabel interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:
Tabel 3. 2 Interpretasi Koefisien Korelasi
Nilai Alpha Tingkat Reliabilitas
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 - 0,399 Rendah
0,40 - 0,599 Cukup
0,60 - 0,799 Kuat
0,80 - 1,000 Sangat Kuat

3.16 Analisis Linear Sederhana


Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk untuk memrediksi atau menguji
pengaruh suatu variable bebas atau variable independent terhadap variable terikat. Pada
analisis regresi linear sederhana ini, sebelumnya akan dicari persamaan regresi linear yang di
rumuskan sebagai berikut:

Ý = a + bX

Ý = ROA
α = Konstanta
X = NPF
b = Koefisien regresi
Rujukan
Rossza, D. A. (2020). Pengaruh Media Sosial Instagram @halodoc Terhadap Pemenuhan
Kebutuhan Informasi Kesehatan Followers. JOM FISIP Vol. 7 : Edisi I Januari –
Juni 2020, 1-11.
Laili, A., Rahmawati, G. D., & Dzalila, L. (2021). Efektivitas Akun Instagram@
JAKPOSTIMAGES dalam Pemenuhan Kebutuhan Informasi Followers. JISIP: Jurnal
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 10(2), 101-109.
Soraya, A. (2019). Pengaruh Penggunaan Media Sosial Instagram Terhadap Gaya
Hidup Mahasiswa (Studi Korelasional Kuantitatif Tentang Pengaruh Penggunaan Media
Sosial Instagram Terhadap Gaya Hidup Mahasiswa Universitas Sumatera Utara).
Utari, M., & Rumyeni, R. (2017). Pengaruh media sosial Instagram Akun@
princessyahrini terhadap gaya hidup hedonis para followersnya (Doctoral dissertation, Riau
University).
Utami, A. S. F., & Baiti, N. (2018). Pengaruh media sosial terhadap perilaku cyberbullying
pada kalangan remaja. Cakrawala-Jurnal Humaniora, 18(2), 257-262.
Pibriana, D., & Ricoida, D. I. (2017). Analisis pengaruh penggunaan internet terhadap minat
belajar mahasiswa (studi kasus: perguruan tinggi di Kota Palembang). JATISI (Jurnal
Teknik Informatika dan Sistem Informasi), 3(2), 104-115.
Simamora, P. R. T. (2019). PENGARUH MEDIA INTERNET TERHADAP PRESTASI
SISWA-SISWI DI SMA NEGERI 17 MEDAN. Jurnal Darma Agung, 27(1), 894-900.
Helen, H., & Rusdi, F. (2019). Pengaruh Penggunaan Media Sosial Akun Instagram@
Jktinfo Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Followers. Prologia, 2(2), 355-362.
Dwiani, S. R., & Prihantoro, E. (2020). PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA
INSTAGRAM@ najwashihab DAN TERPAAN INFORMASI TERHADAP
PEMBENTUKAN SIKAP FOLLOWERS DALAM MENGHADAPI COVID19.
Jurnal
Riset Mahasiswa Dakwah dan Komunikasi, 2(3), 127-133.
Hardyanti, W. (2017). Diskrepansi Kepuasan Pembaca Media Online Islam: Studi
Komparatif Kesenjangan Kepuasan Membaca Situs eramuslim. com di Kalangan Dosen dan
Mahasiswa di Malang. Jurnal Sospol, 3(1), 180-201.
Fauzi, F. G. (2019). Efektivitas Layanan Referensi dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi
Pemustaka di Perpustakaan Digital Universitas Negeri Medan.
Fathoni, A. A. (2018). Pengaruh Penggunaan Fitur Instagram Stories dan Interface Design
Instagram Terhadap Kepuasan Menggunakan Instagram Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu
Komunikasi Universitas Gunadarma. Jurnal Ilmu Komunikasi-MediaKom, 2(1).
Veygid, A., Aziz, S. M., & SR, W. S. (2020). Analisis Fitur dalam Aplikasi Instagram
sebagai Media Pembelajaran Online Mata Pelajaran Biologi untuk Siswa Sekolah Menengah
Atas. ALVEOLI: Jurnal Pendidikan Biologi, 1(1), 39-48.
Kusuma, F. A. A., & Irhandayaningsih, A. (2016). Pemanfaatan Jurnal Tercetak dalam
Pemenuhan Kebutuhan Informasi Mahasiswa S-1 Manajemen Angkatan 2012 Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. Jurnal Ilmu Perpustakaan, 5(2), 11-20.
Karunia, H., Ashri, N., & Irwansyah, I. (2021). Fenomena Penggunaan Media Sosial: Studi
Pada Teori Uses and Gratification. Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi Bisnis, 3(1), 92-
104.

Anda mungkin juga menyukai