POCT Glukosa

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 23

28-Oct-20

POCT Glukosa
dr. Freddy Ciptono, Sp.PK
FK Untar
2020

POCT
• Point-of-Care Testing (POCT) adalah pengujian
laboratorium yang dilakukan di dekat tempat
pasien dirawat. POCT juga dapat disebut
sebagai “near patient testing,” “bedside
testing,” POCT, or POC
• Jenis sampel yang dapat dianalisis:
Whole blood, plasma, sampel urin, dan swab
langsung dari daerah yang terinfeksi, air liur dan
cairan tubuh lainnya

1
28-Oct-20

POCT
• POCT dapat dilakukan di samping tempat tidur, di
unit perawatan intensif atau ruang darurat, atau
dalam pengaturan rawat jalan seperti klinik,
kantor dokter, rumah jompo, ICU, atau rumah
pasien sendiri.
• Digunakan oleh tenaga kesehatan, para klinisi dan
non klinisi yang berkompeten → perlu pelatihan
penggunaan, prosedur berkualitas dan
bagaimana menjaga peralatan dengan baik.

TESTS PERFORMED AT THE POINT OF CARE


• Glucose meters
• Multiple chemistry panels (arterial blood gases, electrolytes, and blood urea
nitrogen, lemak, asam urat)
• Hb, Ht
• Urinalysis
• Fecal Occult blood
• Coagulation studies (ACT, PT, aPTT, INR)
• Rapid bacterial strips (Streptococcus Grup A, H. pylori)
• Rapid virus strips (Respiratory Syncytal Virus, Influenza A dan B,
Mononukleosis, Dengue, HIV)
• Malaria
• Glycated HbA1c, Keton
• Cardiac Biomarkers (Troponin, BNP)
• Hormone, Pregnancy testing
• Drug abuse
• Non blood skin reflectance - bilirubin
• Electrocardiography
• Panel Multipel Test
Contoh: I-STAT Instrumen dapat mengukur nilai gas darah dan elektrolit serta
BUN, glukosa, Hgb dan Hct, dan Nilai ACT

2
28-Oct-20

Laboratory Accreditation Program POINT-OF-CARE TESTING CHECKLIST 2007.


College of American Pathologists

3
28-Oct-20

Keuntungan POCT
• Penurunan Turn Around Time (TAT)
untuk hasil tes → Intervensi/manajemen medis lebih
cepat
• Situasi gawat darurat
• Penurunan volume spesimen & reagensia
• Pengurangan transportasi spesimen ke lab utama
• Pengukuran menggunakanan analyzer menurun
• Reduction of pre-analytical errors
• Reduce paper
• Prosedur sederhana (kemudahan penggunaan)
• Monitoring di rumah

Kelemahan POCT
• Akurasi? Kualitas hasil
• Biaya lebih mahal? Kadaluarsa strip, overutilization
dan pelatihan
• Analytical errors meningkat
• Peraturan yang sama yang berlaku untuk pengujian
laboratorium yang dilakukan di laboratorium :
a. akreditasi,
b. mekanisme penagihan,
c. Dokumentasi
d. kontrol kualitas (QC)
e. manajemen persediaan

4
28-Oct-20

Presisi dan akurasi

• Accuracy
measures what it is supposed to measure
• Precision
repeated determinations (analyses) on the same sample give similar
results.
• Sensitivity = true positive rate (TPR)
• Specificity = true negative rate (TNR)
• False negative rate (FNR)
type II errors, failure to reject a false null hypothesis (the null
hypothesis being that the sample is negative)
• False positive rate (FPR)
type I errors, the rejection of a true null hypothesis (the null
hypothesis being that the sample is negative)
• coefficient of variation (CV)
divide the standard deviation by the mean and multiply by 100.
(expressed as a percentage)

5
28-Oct-20

POCT
• Teknologi baru yang menarik
• Bukan pemeriksaan pengganti

POCT Glukosa
• Pertama kali diperkenalkan di rumah sakit pada tahun 1986.
• Digunakan untuk pemantauan pasien dengan hiperglikemia,
bukan untuk diagnosis diabetes mellitus.
→ Pemantauan Glukosa Darah Mandiri (PGDM)
• Untuk penyesuaian manajemen tatalaksana terapi untuk
mencapai target kadar glukosa darah, dan pada saat diperlukan
deteksi segera kadar glukosa sangat rendah ataupun sangat
tinggi terutama pada ICU dan IGD.
• ADA → Impresisi alat POCT glukosa harus memiliki CV <5%.
• ISO 15197 (Sect. 7.4.1) specifies that the minimum acceptable
accuracy criteria based on medical requirements to be no less
than 95% of the result to fall within ± 15 mg/dL for ranges of <75
mg/dL and within ± 20% at glucose concentration ≥ 75 mg/dL.
• Hasil pemantauan dengan cara reagen kering perlu dibandingkan
dengan cara konvensional secara berkala

6
28-Oct-20

SMBG = Self-Monitoring of Blood Glucose


PGDM = Pemantauan Glukosa Darah Mandiri

Rekomendasi IDF:
• Reduksi risiko komplikasi
• Identifikasi hipoglikemia
• Edukasi
Rekomendasi ADA:
• Evaluasi respon terapi
• Menilai pencapaian target glikemik
• Prevensi hipoglikemia
• Adjustment dari 3 pilar terapi :
– Obat / medikasi
– Nutrisi / MNT = Medical Nutrition Therapy
– Aktivitas fisik

Sasaran Pengedalian DM
Parameter Sasaran
IMT (kg/m2) 18,5 - < 23
Tekanan darah sistolik (mmHg) < 140
Tekanan darah diastolik (mmHg) <90
Glukosa darah preprandial kapiler 80-130
(mg/dl)
Glukosa darah 1-2 jam PP kapiler <180
(mg/dl)
HbA1c (%) < 7 (atau individual)
Kolesterol LDL (mg/dl) <100
(<70 bila risiko KV sangat tinggi)
Kolesterol HDL (mg/dl) Laki-laki: >40; Perempuan: >50
Trigliserida (mg/dl) <150

7
28-Oct-20

PGDM terutama dianjurkan pada:

• Pasien dengan pengobatan suntik insulin beberapa kali perhari


atau pada pengguna obat pemacu sekresi insulin.
• Penyandang DM yang direncanakan mendapat terapi insulin
• Penyandang DM dengan terapi insulin dengan keadaan sebagai
berikut:
o Pasien dengan A1C yang tidak mencapai target setelah terapi
o Wanita yang merencanakan hamil
o Wanita hamil dengan hiperglikemia
o Kejadian hipoglikemia berulang

PGDM
• Pasien dengan kendali buruk/tidak stabil dilakukan tes
setiap hari
• Pasien dengan kendali baik/stabil sebaiknya tes tetap
dilakukan secara rutin. Pemantauan dapat lebih jarang
(minggu sampai bulan) apabila pasien terkontrol baik
secara konsisten
• Pemantauan glukosa darah pada pasien yang mendapat
terapi insulin, ditujukan juga untuk penyesuaian dosis
insulin dan memantau timbulnya hipoglikemia
• Tes lebih sering dilakukan pada pasien yang melakukan
aktivitas tinggi, pada keadaan krisis, atau pada pasien
yang sulit mencapai target terapi (selalu tinggi, atau
sering mengalami hipoglikemia), juga pada saat
perubahan dosis terapi.

8
28-Oct-20

PGDM

• Waktu pemeriksaan PGDM bervariasi tergantung


pada tujuan pemeriksaan. Waktu yang dianjurkan:
o sebelum makan
o 2 jam setelah makan (untuk menilai ekskursi
glukosa)
o sebelum tidur malam (untuk menilai risiko
hipoglikemia) → rekomendasi ADA jam 22.00
o di antara siklus tidur (untuk menilai adanya
hipoglikemia nokturnal yang kadang tanpa gejala)
o ketika mengalami gejala seperti hypoglycemic
spells

Faktor Pra Analitik, Analitik, dan Pasca Analitik yang


Dapat Mempengaruhi Hasil POCT Glukosa
Pra analitik
• Sistolik > 80 mmHg. Hipotensi → pengalihan aliran darah dari sirkulasi
perifer ke organ-organ pen ng → darah kapiler mayoritas cairan
inters sial dengan darah kapiler yang sedikit → kadar glukosa rendah
palsu.
Analitik
• Akurasi alat POCT glukosa dipengaruhi faktor alat (terutama strip
pemeriksaan), faktor fisik, faktor pasien, dan faktor farmakologis
(interfensi dengan obat yang diterima pasien).
• Interferensi obat terutama pada metode glucose oxidase (misal
dopamin menghambat GOD).
• Interferensi obat pada metode GDH-PQQ → obat yang mengandung
maltosa (icodextrin, imunoglobulin intravena) → tinggi palsu
Post analitik
• Mayoritas kesalahan input hasil

9
28-Oct-20

KAPILER vs VENA
Fasting
Kapiler > Vena 2-5 mg/dL
Post prandial
Kapiler > Vena 20-25%

WHOLE BLOOD vs PLASMA GLUCOSE

o Water Content : - Plasma = 93 %


- RBC + Plasma 84 %
o Plasma/WB water content : 93/84 = > 11%
o Blood glucose WB < 11 % ( Hct = 45% )

Keadaan atau Pengobatan Pasien yang Dapat


Mempengaruhi Akurasi Alat POCT Glukosa
• Hematokrit
Ht ↑ (>70%) → rendah palsu; Ht ↓ (<20%) → tinggi palsu.
peningkatan Ht (jumlah eritrosit) → mempengaruhi difusi plasma
melalui lapisan strip pemeriksaan. Kadar glukosa plasma lebih tinggi
dibandingkan kadar glukosa pada whole blood sekitar 12% pada
keadaan hematokrit normal. Hematokrit 20-47% tidak memberikan
perbedaan bermakna.
• Hipotensi
perbedaan bermakna antara pemeriksaan kadar glukosa plasma
dengan darah kapiler.
• Status oksigenasi
Tekanan oksigen yang tinggi pada pasien dengan terapi oksigen (pO2
>100 mmHg) → hasil rendah palsu (penurunan glukosa mencapai
15%) khususnya pada alat POCT dengan metode glucose oxidase.

10
28-Oct-20

Keadaan atau Pengobatan Pasien yang Dapat


Mempengaruhi Akurasi Alat POCT Glukosa

• Obat acetaminophen dan vitamin C


pada metode glucose oxidase → hasil rendah palsu. Dosis terapi
tidak menyebabkan interferensi bermakna.
• pH darah asam
pH < 6.95 dapat menyebabkan hasil rendah palsu terutama pada
metode glucose oxidase.
• Hipertrigliseridemia
volume relatif plasma darah berkurang (dengan keberadaan
trigliserida yang tinggi) → rendah palsu.
• Hiperuricemia
Asam urat mengoksidasi elektroda → hasil tinggi palsu. Kadar
asam urat >20mg/dL → kesalahan analitik bermakna.

11
28-Oct-20

Kesalahan Teknis yang Dapat Mempengaruhi Hasil


Pemeriksaan POCT Glukosa
• Tidak membersihkan jari pasien sebelum pemeriksaan.
Peningkatan hasil pemeriksaan glukosa oleh karena cairan buah-buahan
atau gula pada permukaan jari pasien.
Penurunan hasil pemeriksaan glukosa oleh karena permukaan jari pasien
basah sehingga terjadi pengenceran.
• Tekanan pada jari pasien (milking)
Menyebabkan hemolisis dan atau terjadi perubahan komposisi darah
(kontaminasi dengan cairan jaringan)
• Penusukan dilakukan sebelum alkohol kering
Hemolisis sehingga hasil pengukuran glukosa tinggi palsu.
• Tidak membersihkan tetes darah pertama dengan kapas
Darah tetes pertama mengandung banyak cairan jaringan, sehingga terjadi
pengenceran yang dapat menyebabkan hasil glukosa menjadi rendah
palsu.
• Kesalahan operasional alat: Kode lot strip yang tidak sesuai, strip glukosa
yang rusak, strip glukosa yang kadaluarsa akan menyebabkan kerusakan
enzim dan mediator yang terdapat pada strip pemeriksaan.

Factors Influencing Accuracy of Test Results


User‐based Problems

1. Darah kapiler/wb tidak cukup


2. Test strip tidak penuh masuk ke alat
3. Test strip/kontrol pada suhu ekstrim
4. Test strip tidak tertutup rapat

Kesalahan POCT  analitik  


Kesalahan cor laboratorium  pra analitik  

12
28-Oct-20

• Kesalahan terbesar pd POCT: kesalahan operator;


 pelatihan, QC, kalibrasi

• QC → PMI & PME

Units of glucose measurement in blood/plasma

• mmol/l → molaritas
• mg/dl → dimensi berat

• Berat molekul glukosa C6H12O6 adalah 180 →


1 mmol/L ekuivalen dengan 18 mg/dL glukosa

13
28-Oct-20

GlucoDr TM
• Reagen (per 100 strip): flavin adenine dinucleotide (FAD)-dependent
glucose dehydrogenases (FADGDHs) 100 unit, Potassium ferricyanide
7,8 mg
• Metode deteksi: amperometry
• Sampel: darah kapiler atau vena
• Volume sampel: 0,5ul
• Batas pengukuran: 20-900 mg/dL (tanda Hi dan Lo)
• Pengkodean strip: otomatis
• Prinsip pemeriksaan: berdasarkan pengukuran arus listrik yang
dihasilkan oleh reaksi antara glukosa darah dengan reagen pada strip.
Glukosa pada sampel bereaksi dengan glukosa oksidase dan potassium
ferrisianida menghasilkan potassium ferosianida. Oksidasi potassium
ferosianida menghasilkan arus listrik yang proporsional dengan
konsentrasi glukosa dan dikonversi oleh meter sesuai dengan algoritma
yang terprogram sehingga ditampilkan sebagai konsentrasi glukosa
yang sesuai (ekuivalen).

β-D-Glucose + potassium ferricyanide → gluconic acid +


potassium ferrocyanide

Potassium ferrocyanice potassium ferricyanide + e-


GDH

14
28-Oct-20

POCT method:

1. GDH (glucose-dehydrogenase)-PQQ:
pyroloquinolinequinone
2. GDH (glucose-dehydrogenase)-NAD:
nicotinamid-adenin dinucleotide
3. GDH (glucose-dehydrogenase)-FAD: flavin
adenine dinucleotide
4. Glucose oxidase
5. Glucose hexokinase

Methods: photometric &


amperometric

15
28-Oct-20

.
GDH-PQQ can not differentiate glucose –
maltose – galactose – xylose

Medical products:
- intra venous immunoglobulin
- Oral xylose
- Peritoneal dialysis
Contain: - maltose
- galactose
- xylose

Pedoman umum pemilihan alat

• Memiliki ketepatan dan ketelitian yang tinggi,


bagaimana bila dibandingkan dengan pemeriksaan
konvensional di lab?
• Batas deteksi jelas
• Pengoperasian alat mudah dan praktis (tidak
complicated)
• Aman dioperasikan
• Ketersedian teknisi dari alat yang bersangkutan
• Tersedia suku cadang yang mudah diperoleh
• Mempunyai fasilitas pelayanan purna jual yang
memadai

16
28-Oct-20

PEMELIHARAAN
Dibantu oleh vendor secara rutin.
1. Sesuai dengan petunjuk manufaktur, setiap
bulan
2. Lakukan perawatan dengan membersihkan bodi
alat dengan Tisue yang dibasahi larutan chlorine
1 %.
3. Kalibrasi
4. Cek lampu / batere
5. Tempat pembacaan sampel

• Perhatikan rentang pengukuran pada alat POCT.


Berbeda merk, berbeda juga kemampuan
pengukurannya.
• Jangan lakukan pemeriksaan ketika meter atau
strip sedang terekspos matahari langsung.
• Medan elektromagnetik kuat bisa mengganggu
kerja POCT. Jangan gunakan POCT di dekatnya.
• Sama seperti barang elektronik lain, POCT pun
memiliki umur tersendiri, tapi rata-rata bisa
sampai 3 tahun. Yang penting penggunaannya
bersih&rapi, penyimpanannya baik (tidak di
tempat yg terlalu panas atau terlalu lembab),
serta rutin dilakukan QC.

17
28-Oct-20

BAGIAN 3

Sampling Kapiler

Tempat pengambilan darah kapiler & vena pd


pasien pediatrik.
Kondisi Heel-prick Finger-prick
• Umur Lahir – 1 tahun > 1 tahun
• Berat badan 3 – 10 kg > 10 kg
• Posisi lanset Medial/lateral Bagian tepi lengkung membulat ujung
plantar pedis jari, tegak lurus sidik jari
• Jari yang dibolehkan -- Jari 2, 3, 4

PEMILIHAN PANJANG LANCET


• Panjang bervariasi tergantung produsen (dari 0,85 mm untuk neonatus
sampai dengan 2,2 mm)
• Untuk jari, kedalaman tidak melampaui 2,4 mm, jadi digunakan lanset
2,2 mm (>8thn-dewasa)
• Anak 6 bulan - <8 tahun: 1,5 mm
• Tumit → Tidak melampaui 2,4 mm
• Neonatus prematur -> lancet 0,85 mm

18
28-Oct-20

• CLSI merekomendasikan pungsi kapiler orang


dewasa dan anak-anak lebih dari 1 tahun di
ujung jari tengah atau jari manis (distal
phalanx) tangan yang tidak dominan (jari pada
tangan yang tidak dominan lebih jarang
terbentuk kalus).

Tempat pengambilan spesimen darah kapiler


yang tepat

19
28-Oct-20

• Untuk meningkatkan sirkulasi darah, jari dihangatkan


dengan alat bantu hangat, seperti handuk hangat
selama 3 menit sebelum pengambilan
• Lokasi pungsi kapiler adalah daerah hangat, warna
kulit normal, hindari daerah yang memiliki sedikit
jaringan lunak, daerah yang banyak memiliki ujung
saraf dan vaskuler, daerah yang dekat dengan tulang,
daerah yang mengalami infeksi, sianotik, edema,
terdapat luka, ruam, memar, kalus dan jaringan
parut.
• Hindari ibu jari (dan telunjuk) karena calluses, dan
jari kelingking karena jaringan lebih tipis

Ulnar
bursa
Radial
bursa

20
28-Oct-20

memegang jari pasien dengan ibu jari dan telunjuk


dengan erat.

• Untuk menghindari
penusukkan pada tulang,
area yang paling aman untuk
pungsi pada tumit adalah
pada permukaan plantar
tumit sebelah medial dari
garis imaginer yang ditarik
dari pertengahan ibu jari ke
tumit atau sebelah lateral
dari garis imaginer yang
ditarik dari antara jari
keempat dan kelima ke tumit

21
28-Oct-20

KESEHATAN & KEAMANAN KERJA


1. Semua waste disposal seperti cairan tubuh /
darah, jarum, reagen harus dibuang pada
tempat khusus safety container
2. Menggunakan APD (sarung tangan) dan cuci
tangan
3. Menggunakan lancet disposable tanpa pena
coblos mis. Accu-Chek Safe-T-Pro Uno
→ mencegah infeksi nosokomial / kontaminasi
hasil )

HAL-HAL PENTING
• POCT harus selalu diposisikan sbg supplement, bukan
menggantikan peran laboratorium sentral, krn dynamic
range POCT lebih rendah drpd alat2 lab sentral
• POCT Glukosa dipergunakan sebagai monitoring
• QC harus merupakan bagian penting yg tidak
terpisahkan bagi alat POCT, Lab sentral sbg Gold
standard
• Hasil yang meragukan pada POCT harus konfirmasi
dengan pengulangan sampling dan pemeriksaan
• Bila hasil pengulangan tetap meragukan, harus di rujuk
ke lab untuk konfirmasi.
• Harus ada training dan pelatihan petugas/pengguna,
evaluasi kompetensi, peforma QC

22
28-Oct-20

TERIMA KASIH

23

Anda mungkin juga menyukai