LP RPK
LP RPK
LP RPK
Bagan 1.1
Rentang Respon Marah
3. Penilaian Stressor
Menjelaskan bahwa gejala skizofrenia berkembang berdasarkan hubungan antar
stres dalam pengalaman seseorang dan toleransi terhadap ambang stres, ini
merupakan model yang penting dalam mengintegrasikan faktor budaya biologis,
psikologis, dan sosial (Stuart, 2015). Respon perilaku kekerasan merupakan
hasil dari respon emosional, fisiologis, dan analisis seorang tentang situasi stres.
Respon perilaku individu mempunyai empat fase dalam menghadapi stres
menurut (Satrio, 2015) yaitu:
1) Perilaku yang mengubah lingkungan stres atau memungkinkan individu
untuk melarikan diri.
2) Perilaku individu yang memungkinkan untuk dapat mengubah keadaan.
3) Perilaku intrapsikis berfungsi untuk mempertahankan rangsangan
emosional yang tidak menyenangkan.
4) Perilaku intrapsikis membantu untuk berdamai dengan masalah dan gejala
sisa dengan penyesuaian internal.
4. Mekanisme Koping
Pada fase aktif psikosis klien menggunakan beberapa mekanisme pertahanan
diri dalam upaya untuk melindungi diri dari pengalaman menakutkan yang
disebabkan oleh penyakit meraka. Pada klien dalam penyesuaian postpsychotic
proses aktip mengunakan mekanisme koping adaptif, ini sudah termasuk
kongnitif, emosional, interpersonal, fisiologis, dan spiritual merupakan strategi
penanggulangan yang berfungsi sebagai dasar dalam penyusunan intervensi
keperawatan (Stuart, 2016). Perawat perlu mengidentifikasi mekanisme koping
klien sehingga dapat membantu klien untuk mengembangkan mekanisme
koping yang konstruktif dalam mengekspresikan marahnya. Mekanisme koping
yang umum digunakan adalah mekanisme pertahanan ego seperti
“Displacement”, sublimasi, proyeksi, represi dan reaksi formasi (Dermawan,
2013).
1) Displacement merupakan perasan yang tertekan biasanya bermusuhan,
pada obyek yang tidak begitu berbahaya seperti pada mulanya yang
membangkitkan emosi, contohnya anak yang berusia 4 tahun marah karena
baru saja mendapatkan hukuman dari ibunya, dan da akan bermain perang-
perangan dengan temannya (Damaiyanti, 2012).
2) Sublimasi adalah menerima suatu sasaran pengganti yang mulia artinya di
mata masyarakat suatu dorongan yang mengalami hambatan penyalurannya
secara normal, contohnya seoraang yang sedang marah melampiaskan
kemarahannya pada obyek lain seperti meremas adonan kue, meninju
tembok, dan sebagainya, tujuannya untuk mengurangi ketegangan akibat
rasa marah (Damaiyanti, 2012).
3) Proyeksi adalah orang lain mengenai kesukarannya atau keinginan yang
tidak baik, contohnya seorang wanita muda yang menyangkal bahwa dia
mempunyai perasan seksual terhadap rekan kerjanya, malah berbalik
menuduh bahwa temannya tersebut mencoba merayu, mencumbunya
(Muhith, 2015).
4) Resepsi yaitu mencegah pikiran yang menyakitkan atau yang
membahayakan masuk dalam alam sadar. Misalnya seorang anak yang
yang sangat membenci pada orang tuanya yang tidak disukainya (Muhith,
2015).
5) Reaksi formasi merupakan mencegah keinginan yang berbahaya bila
diekpresikan dengan melebih-lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan
dan mengunakan sebagi rintangan , contohnya orang yang tertarik pada
teman suaminya, akan memperlakukan orang tersebut dengan kasar
(Damaiyanti, 2012).
5. Sumber Koping
Psikosis atau skizofrenia adalah penyakit yang sangat menakutkan dan
menjengkelkan yang perlu penyesuaian baik klien maupun kelurga, proses
dalam penyesuaian pasca psikotik terdiri dari dionansi kongnitif (psikosis aktif),
pencapaian wawasan, stabilitas dalam semua aspek kehidupan, dan bergerak
dalam semua aspek prestasi atau tujuan pendidikan. Proses multifase
penyesuaian berlangsung 3-6 tahun (Satrio, 2015).
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Koping individu tidak efektif
2. Harga diri rendah (HDR)
3. Risiko perilaku kekerasan (AMUK)
E. RENCANA KEPERAWATAN
Rencana keperawatan adalah suatu rangkaian kegiatan penentuan langkah-langkah
pemecahan masalah dan prioritasnya, perumusan tujuan, rencana tindakan dan
penilaian asuhan keperawatan pada pasien/klien berdasarkan analisis data dan diagnosa
keperawatan (Kemenkes, 2017).
Tabel 2.1
Rencana Keperawatan
Diagnosa
Sp/Kemampuan Klien Sp/Kemampuan Keluarga
Keperawatan
Resiko perilaku SP 1: SP 1:
kekerasan - Identifikasi penyebab - Diskusikan masalah yang
tanda dan gejala, PK dirasakan dalam merawat
yang dilakukan, akibat pasien
Pk - Jelaskan pengertian, tanda
- Jelaskan cara mengontrol dan gejala dan proses
PK, fisik, obat, verbal terjadinya PK (gunakan
spiritual. booklet)
- Latihan cara mengontrol - Latih satu cara merawat PK
PK jelaskan scera fisik: dengan melakukan kegiatan
tarik nafas dalam dan fisik : tarik nafas dalam dan
pukul kasur atau bantal pukul kasur atau bantal
- Masukan pada jadwal - Anjurkan membantu pasien
kegiatan untuk latihan sesuai jadwal dan
Fisik memberikan pujian
SP 2 : SP 2 :
- Evaluasi kegiatan - Evaluasi kegiatan keluarga
latihan fisik, beri pujian dalam merawat atau melatih
- Latih cara mengontrol pasien fisik, beri pujian
PK dengan obat - Jelaskan 6 benar cara
(jelaskan 6 benar :jenis, memberikan obat.
guna, dosis, frekuensi, - Latih cara mmberikan atau
cara, kontinuitas minum membimbing minum obat
obat) - Anjurkan membantu pasien
- Masukan pada jadwal sesuai jadwal dan beri
kagiatan untuk latihan pujian
fisik dan minum obat
SP 3 : SP 3 :
- Evaluasi kegiatan latihan - Evaluasi kegiatan keluarga
fisik dan obat, beri dalam merawat atau melatih
pujian pasien fisik dan
- Latih cra mengontrol memberikan obat, beri
PK secara verbal (3 cara pujian
yaitu, mengungkapkan, - Latih cara membimbing
meminta, menolak cara bicara yang baik
dengan benar) - Latih cara membimbing
- Masukan pada jadwal kegiatan spiritual.
kegiatan untuk latihan - Anjurkan membantu pasien
fisik, minum obat dan sesuai jadwal dan memberi
verbal pujian
SP 4 : SP 4 :
- Evaluasi kegiatan latihan - Evaluasi kegiatan keluarga
fisik dan obat, verbal, dalam merawat atau melatih
berikan pujian pasien fisik, memberikan
- Latih cara mengontrol obat, latihan bicara yang
spritul (2 kegiatan) baik dan kegiatan spiritual,
- Masukan pada jadwal beri pujian
kegiatan untuk latihan - Jelaskan follow up ke RSJ
fisik, minum obat, verbal atau PKM,tanda kambuh,
dan spiritual rujukan
- Anjurkan membantu pasien
sesuai jadwal dan
memberikan pujian
DAFTAR PUSTAKA
Dalami, dkk. (2014). Asukan keperawatan klien dengan gangguan jiwa. Jakarta:TIM
Damaiyanti, M. (2012). Asuhan keperawatan jiwa. Bandung: PT Refika Andika.
Satrio,K.L. (2015). Buku ajaran keperawatan jiwa lampung : Pusat Penelitian dan Penerbit
LP2M Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Stuart, G.W. (2016). Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi Indonesia
Pertama. Elsevier singapore.